KERAJAAN SERIBU TAHUN YANG GEMILANG

Dr. W. A. Criswell

 

Yesaya 65:17-25

08-05-84

 

 

Dan mengangkat jiwa saudara-saudara ke sorga. Dan menyambut saudara-saudara sekalian yang turut mengikuti saat ini bersama-sama dengan kami melalui siaran radio dan televisi.

 

Ini adalah Gereja Baptis Pertama di kota Dallas dan ini adalah Pendeta yang menyampaikan warta yang berjudul: Seribu Tahun Yang Gemilang, Hari Esok Yang Penuh Dengan Kemuliaan. 

 

Warta ini merupakan sebuah penjelasan yang lebih terperinci dari bagian yang terakhir dari pasal yang ke enam puluh lima dari kitab Yesaya. Dan apabila saudara-saudara ingin membuka pasal itu, saudara-saudara dapat mengikuti pengarahannya. Kitab Yesaya, pasal yang ke 65. 

 

            Dan kita akan mulai membacanya mulai dari ayat yang ke 17 sampai dengan akhir dari pasal tersebut. Kitab Yesaya, pasal yang ke 65, dimulai dari ayatnya yang ke 17: 

 

“Sebab sesungguhnya, Aku menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru; hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, dan tidak akan timbul lagi dalam hati,

Tetapi bergiranglah dan bersorak-sorak untuk selama-lamanya atas apa yang Kuciptakan, sebab sesungguhnya, Aku menciptakan Yerusalem penuh sorak-sorak dan penduduknya penuh kegirangan.

Aku akan bersorak-sorak karena Yerusalem, dan bergirang karena umat-Ku; di dalamnya tidak akan kedengaran lagi bunyi tangisan dan bunyi erang pun tidak.

Di situ tidak akan ada lagi bayi yang hanya hidup beberapa hari atau orang tua yang tidak mencapai umur suntuk, sebab siapa yang mati pada umur seratus tahun masih akan dianggap muda, dan siapa yang tidak mencapai umur seratus tahun akan dianggap kena kutuk.

Mereka akan mendirikan rumah-rumah dan mendiaminya juga; mereka akan menanami kebun-kebun anggur dan memakan buahnya juga.

Mereka tidak akan mendirikan sesuatu, supaya orang lain mendiaminya, dan mereka tidak akan menanam sesuatu, supaya orang lain memakan buahnya; sebab umur umat-Ku akan sepanjang umur pohon, dan orang-orang pilihan-Ku akan menikmati pekerjaan tangan mereka.

Mereka tidak akan bersusah-susah dengan percuma dan tidak akan melahirkan anak yang akan mati mendadak, sebab mereka itu keturunan orang-orang yang diberkati TUHAN, dan anak cucu mereka ada beserta mereka.

Maka sebelum mereka memanggil, Aku sudah menjawabnya; ketika mereka sedang berbicara, Aku sudah mendengarnya.

Serigala dan anak domba akan bersama-sama makan rumput, singa akan memakan jerami seperti lembu dan ular akan hidup dari debu. Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk di segenap gunung-Ku yang kudus,” firman Tuhan

 

Hari esok yang gemilang, kerajaan seribu tahun yang penuh dengan keagungan. Sudah menjadi ciri khas para nabi serta rasul-rasul dan umat Tuhan bahwa mereka melihat ke depan dan ke atas dan maju ke depan dan keluar menuju ke saat yang lebih menyenangkan. Apabila semuanya itu berasal dari Allah dan apabila seseorang berbicara untuk Tuhan, pesannya selalu mengenai yang di atas, mengenai optimisme, mengenai datangnya kemenangan dan kejayaan.

 

Demikianlah perbedaan antara nabi Allah dan semua tukang tenung dan kaum filsuf dan tukang sihir dari zaman yang terdahulu, dari zaman yang penuh dengan kefasikan. Bagi mereka, zaman keemasan telah berlalu dan para pahlawan mereka hidup di zaman dahulu. Ciri khas dari perilaku para penyembaha berhala di abad pertengahan adalah orang-orang Yunani. Kaum filsuf dari Yunani dan para guru Yunani melihat ke arah belakang kepada zaman keemasan mereka yang termasyhur. Para pahlawan mereka hidup di zaman dahulu.

 

Bahkan benua Atlantiknya Plato, sebuah pulau benua yang dilukiskan sebagai salah satu kemuliaan dan keindahan dan kedamaian serta kemenangan - bahkan benua Atlantiknya Plato merupakan sebuah pulau benua yang berada di luar Tiang-tiang Hercules, di luar pintu gerbang Gibraltar dan sudah tenggelam ke dasar laut.

 

Mimpi-mimpi mereka telah lama digenapi dan zaman keemasan mereka adalah hari yang telah berlalu. Kebalikannya ditemukan di dalam Alkitab serta di dalam firman Tuhan. Kapanpun nabi berbicara, kapanpun para rasul berkhotbah, kapanpun Alkitab membukakan penyingkapan itu, semuanya selalu mengarah kepada suatu masa depan yang lebih menyenangkan. Zaman yang agung itu belum datang. Dan mereka hidup di dalam pengharapan yang tidak mati serta optimisme yang tidak berkesudahan.

 

Kitab Kejadian diakhiri dengan kematian Yusuf. Dan Alkitab mengatakan bahwa Yusuf menyuruh saudara-saudaranya, orang-orang sesama bangsa Israelnya, untuk bersumpah, dan menyuruh mereka untuk bersumpah bahwa mereka akan membawa tulang belulangnya kembali ke tanah Kanaan, negeri yang dijanjikan itu. Karena, demikian kata Yusuf, “Tuhan Allah pasti akan memperhatikanmu. Akan ada satu hari yang agung untuk umat-Nya.” 

 

Ketika Musa berhadapan dengan keputusan Allah yang terakhir itu, bahwa dia akan mati sendirian di dataran Moab, dan Tuhan menguburkan dia di dalam satu maka yang tidak pernah diketahui oleh manusia, Musa berkata kepada bangsanya, “Tuhan Allah akan meninggikan seorang nabi yang seperti aku. Dan kepada-Nya orang-orang akan berkumpul dan kepada-Nyalah engkau akan mendengarkan. Allah memiliki seorang nabi yang lebih mulia yang akan ditinggikan daripada aku. Pahlawan yang agung itu akan datang.”

 

Demikian juga yang terjadi di dalam kehidupan nabi Yeremia, yang melihat bangsanya telah dihancurkan dan dibawa ke dalam perbudakan. Bangsa itu telah diruntuhkan, ibu kotanya telah ditimbun oleh lapisan tanah yang paling atas. Akan tetapi nabi Yeremia mengirimkan pesan kepada orang-orang yang terbuang di Babel dengan mengatakan, “Setelah tujuh puluh tahun, Tuhan Allah pasti akan mengunjungimu. Akan datang suatu hari yang lebih besar. Angkatlah hatimu, angkatlah kepalamu. Zaman keemasan berada di hadapan kita.”

 

Demikian juga yang terjadi di dalam kehidupan rasul Yohannes yang hidup diluar penghancuran kota Yerusalem pada tahun 70 M, yang dilakukan oleh serdadu kekaisaran Romawi. Di atas kota yang terbuang itu, dia melihat Yerusalem yang baru yang turun dari langit diberikan oleh Tuhan Allah, dipersiapkan layaknya seorang pengantin wanita yang dihiasi untuk suaminya. Senantiasa dikatakan di dalam Kitab Suci bahwa zaman keemasan itu akan datang nanti.

 

Pahlawan-pahlawan kita akan muncul di masa yang akan datang. Ada sebuah era luar biasa di dalam kasih karunia Allah. Bergembiralah. Hiduplah di dalam kejayaan serta kemenangan.

 

Sekarang, ada alasan mengapa para rasul dan para nabi serta umat Allah selalu berbicara di dalam waktu yang akan datang serta mengenai kemenangan serta kejayaan yang diberikan di hadapan kita.

 

            Dia berkata, “Hari ini dan zaman ini serta kemuliaan ini akan berkunjung ke atas kita karena Allah melakukannya, bukan perbuatan manusia, karena itu merupakan pekerjaan dari Tuhan Allah.” 

 

Lihatlah pada kata ganti orangnya ketika dia memulai nubuat luar biasa tentang langit yang baru dan bumi yang baru:

 

“Sebab sesungguhnya, Aku menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru; Tetapi bergiranglah dan bersorak-sorak untuk selama-lamanya atas apa yang Kuciptakan, sebab sesungguhnya, Aku menciptakan Yerusalem penuh sorak-sorak dan penduduknya penuh kegirangan.

Aku akan bersorak-sorak karena Yerusalem, dan bergirang karena umat-Ku.” 

 

Tuhan Allah yang telah melakukannya, bukan manusia. Semuanya adalah hasil ciptaan Allah. Di dalam kitab Wahyu, apabila saudara-saudara mengikuti pengarahannya, di dalam pasal yang pertama terdapat Tuhan Yesus penebus kita yang telah dipermuliakan, bangkit serta diangkat.

 

            Di dalam pasal yang kedua dan yang ketiga, keadaan jemaat Allah, ketujuh jemaat yang ada di dalam sejarah gereja. Lalu kemudian, di dalam pasal yang keempat, kegirangan bangsa Tuhan yang ada di sorga, dan gereja menghilang.

 

            Lalu kemudian dari pasal yang kelima sampai dengan pasal yang kesembilan belas, keseluruhannya merupakan hukuman penyiksaan. Dan kemudian di dalam pasal yang ke 19, Tuhan datang dan Iblis diikat selama seribu tahun lamanya – seribu tahun yang gemilang. Senantiasa Tuhan Allah yang melakukannya. Tangan kanan Tuhan membuatnya menjadi kenyataan dan kebenaran.

 

Hal itu begitu berbeda dari jalan mana saya bertumbuh menjadi dewasa. Ketika saya masih muda dan masih bersekolah, semua pemberita yang telah saya dengarkan dan semua guru yang saya miliki adalah orang-orang yang yang percaya akan keadaan setelah seribu tahun. Mereka percaya bahwa mereka akan memberitakan kerajaan Allah di dalamnya. Mereka akan menciptakan ulang dunia ini. Akan ada suatu masyarakan yang baru, sebuah tatanan baru, sebuah sistem ekonomi yang baru, sebuah kehidupan politik yang baru, sebgau negara baru – akan ada sebuah kerajaan seribu tahun yang gemilang, dengan usaha-usaha dari manusia.

 

Hal itu menjadi semakin aneh bagi saya di hadapan apa yang dikatakan oleh Allah melalui rasul Paulus. Dia berkata, “Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya sendiri,  iri hati, mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menadi pemfitnah, mereka akan memberontak dan tidak tahu berterima kasih, tanpa kasih sayang yang alami, perusak ketenangan, pendakwa-pendakwa palsu, tidak memiliki pengawasan diri, garang, tidak suka yang baik, secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Suka mengkhianat, angkuh, lebih menuruti hawa nafsu daripada menuruti Allah, yang walaupun selalu ingin diajar namun tidak pernah dapat mengenal kebenaran, orang-orang jahat dan penipu akan bertambah jahat, mereka menyesatkan dan disesatkan” – bukankah kedengarannya seperti kerajaan seribu tahun bagi saudara-saudara sekalian? Bukankah kedengarannya seperti sesuatu yang akan kita biarkan terjadi? Kapankah dikatakan oleh Tuhan Allah di sini bahwa akhir zaman akan menjadi begitu tragis jauh melampaui segala penjelasan yang ada? Kita tidak membawanya masuk. Kita tidak mampu, kita tidak memiliki kemampuan untuk hal itu.

 

Salah satu pengamatan yang dapat dilakukan oleh setiap orang di dalam sejarah umat manusia adalah: ada jauh lebih banyak orang-orang yang tersesat, ada jauh lebih banyak orang-orang fasik, ada jauh lebih banyak orang-orang yang menyembah berhala, ada jauh lebih banyak orang-orang yang tidak percaya, ada jauh lebih banyak orang-orang yang tersesat di dunia saat sekarang ini daripada sebelumnya. Dan setelah dua ribu tahun sejarah agama Kristen, semuanya menjadi semakin tersesat. Semakin fasik. Semakin garang. Semakin dipenuhi dengan peperangan serta rumor mengenai peperangan serta kekhawatiran akan peperangan serta dipenuhi dengan para teroris dan pertumpahan darah – seluruh dunia berada di dalam cengkeraman kejahatan dan dosa dan kekejaman serta kematian.

 

            Baiklah, kemudian, harapan apa yang saudara-saudara miliki? Kita memiliki pengharapan dari Injil. Kita mendapatkan pengharapan dari pemilihan, panggilan dan kuasa penyelamatan pilihan dari Tuhan Allah. Di dalam surat kepada Timotius yang kedua yang sama dari mana saya baru saja bacakan, dia berbicara tentang mereka yang memberikan tanggapan terhadap Injil dan mereka yang menantikan kemunculan-Nya. Selalu akan ada sisa-sisa orang yang begitu mencintai Tuhan Allah, yang melayani Tuhan Allah. Dan hal itu merupakan optimisme yang besar serta kepercayaan yang besar dan pengharapan yang besar di dalam hati orang-orang yang memberitakan Injil.

 

Tidak semua orang akan menjawab, tidak semua orang yang mau bertobat, tidak semua orang mau memberikan hatinya kepada Yesus. Tidak semua orang mau menerima Tuhan, akan tetapi beberapa orang mau melakukannya, selalu ada beberapa orang yang mau melakukannya. Saya tidak dapat menahan untuk mengingat sesuatu di dalam kehidupan Spurgeon. Spurgeon adalah seorang penganut paham Calvin. Spurgeon percaya dengan kedaulatan Tuhan Allah. Spurgeon percaya bahwa Tuhan Allah yang menyelamatkan kita dan bukan kita sendiri. Dan seorang pria mendatangi Spurgeon dan berkata, “Apabila saya mempercayainya, saya tidak akan berkhotbah. Saya bahkan tidak akan mencobanya.”

 

Dan Spurgeon menjawab, “Saudaraku, itu hanya kebalikannya. Ketika saya memberitakan Injil, saya mungkin saja tidak dapat memenangkan semua yang mendengarkan saya, akan tetapi Tuhan Allah senantiasa memberikan beberapa oang kepada saya. Selalu ada beberapa orang yang akan diselamatkan. Akan selalu ada beberapa orang yang mau berpaling.”

 

Kemarin, saya sedang berbincang-bincang dengan orang itu, orang China yang memimpin kapel orang-orang China kita, dan ketika saya berdiri bersama-sama dengan dia dan kami sedang berbincang-bincang bersama, dia berkata, “Ada begitu banyak orang China yang datang ke kota Dallas ini.”

 

Dan dia berkata, “Mereka begitu sukar untuk digapai. Mereka sedang terlibat dan terpikat dengan sesuatu yang lain.”

 

Tetapi saya berkata kepadanya, “Saudaraku, lihatlah disekelilingmu.” Dia bersama-sama dengan beberapa orang anggota keluarganya yang bediri di sekitar dia. Mereka berada di sini untuk beberapa alasan. Dia sendiri memiliki beberapa orang anggota keluarga di sekitar dia.

 

Saya berkata, “Dengar, mungkin sulit, dan mungkin agak sukar, dan orang-orang China yang datang ke kota Dallas mungkin saja sedang terikat dengan sesuatu yang lain, akan tetapi Tuhan Allah senantiasa memberikan beberapa orang kepadamu. Senantiasa. Selalu.”

 

Adalah kehadiran serta kuasa dan kasih karunia dari kedaulatan Allah yang menjanjikan suatu kemenangan yang penghabisan kepada kita. Mereka yang mencintai kemunculan-Nya.

Ini bukan hanya suatu kepercayaan yang luar biasa yang telah diletakkan Tuhan Allah di dalam hati kita, bahwa Dia akan melakukan campur tangan di dalam sejarah umat manusia, dan Dia akan menganugerahkan zaman baru yang menyenangkan ini kepada kita, akan tetapi juga, Dia mengatakan bahwa di bumi ini akan ada orang-orang yang bersorak-sorak. Dia akan menciptakan Yerusalem yang baru dan mengisi kota itu dengan kegembiraan serta sukacita.

 

Ada sebuah kerajaan untuk Tuhan kita, dan akan ada sebuah ibukota untuk kerajaan tersebut. Dan akan ada seorang Raja yang duduk sebagai Tuhan serta berdaulat atas seluruh alam semesta Allah. Demikianlah kerajaan seribu tahun itu, ketika Yesus datang.

 

Nah, itu merupakah hal yang luar biasa. Ketika saya memikirkan tentang kerajaan Tuhan kita itu, di dalam sejarah saya melihat tiga pergerakan besar yang dipandu oleh tangan Allah. Yang pertama, selalu ada di dalam sejarah, sesuatu yang mengarah ke atas di dalamnya, sesuatu gerakan yang bergerak lebih tinggi di dalamnya. Selalu hadir. Demikianlah  tangan Tuhan di tengah-tengah umat-Nya.

 

Sebagai contoh, Dia akan berkata kepada kita, “Angkatlah kepalamu, bersoraklah, hari penebusanmu sudah dekat.” Selalu ada gerakan ke atas di dalam kasih karunia kedaulatan Tuhan Allah di dalam sejarah umat manusia. Ada sebuah panggilan untuk orang-orang kudus yang telah mati dan mereka akan dibangkitkan dari kubur mereka. Demikianlah Tuhan Allah.

 

Juga terdapat sebuah susulan yang dilakukan oleh umat Allah yang berdiam dan tetap tinggal sampai datangnya Yesus – selalu ada sesuatu yang mengarah ke atas di dalamnya. Sebuah panggilan terhadap orang-orang kudus yang telah mati untuk keluar dari kubur mereka. Suatu penyusulan dari bangsa Tuhan di dalam kegirangan, kebangkitan kembali dan kegirangan – ke atas, selalu ke atas.

 

Dan bangsa kita yang melihat di dalam keyakinan serta kepercayaan kepada Tuhan Yesus memiliki kanaikan itu di dalam diri mereka. Hal itu merupakan satu bagian, satu karakteristik dari hati seorang pengikut Kristus dan iman kepercayaan Kristen serta kehidupan orang-orang Kristen. Selalu ada gerakan ke arah atas di dalamnya.

 

Saya boleh saya meninggal, jika Dia diam, maka saya akan mati. Akan tetapi itu Cuma merupakan suatu pembukaan saja untuk masuk ke dalam sorga. Itu hanyalah cara Allah membawa saya keluar dari gedung kejahatan dan dari daging dan darah serta dosa dan kematian dan menaikkan saya untuk masuk ke dalam kemuliaan. Selalu ada gerakan menuju ke atas di tengah-tengah umat Allah.

 

Kebalikannya adalah benar. Pergerakan yang kedua yang saya lihat di dalam tangan Allah dalam sejarah umat manusia. Selalu ada arah menuju ke bawah di dalamnya – selalu ada penurunan di dalamnya. Manusia yang sudah tersesat, manusia yang bukan seorang pengikut Kristus, tidak diselamatkan, dia melihat ke bawah, senantiasa melihat ke bawah. Dia tidak memiliki jalan yang lain untuk dilihat kecuali ke arah bawah. Dia melihat ke bawah, ke dalam kubur. Dia melihat ke dalam kematian di bawah sana. Dia melihat ke bawah, ke arah kegelapan tengah malam.

 

Semua pengharapannya berada di dalam dunia ini. Semua harta karunnya berada di sini. Dan dia meninggalkannya dan dia tidak memiliki apapun untuk dilihat ke arah depan kecuali kepada kematian dan kegelapan serta malam dan ke arah bawah.

 

Ada tempat yang berada di bawah di dunia ini. Ada kekalahan total dan neraka. Ada kutukan dan pengasingan. Ada tempat di bawah di dalam kehidupan ini. Dan apabila saudara-saudara tinggal di tengah-tengah orang banyak, atau dikenali diantara orang-orang yang tersesat, itulah hidup mereka. Itulah ujung yang penghabisan dari tempat yang di bawah, di dalam kegelapan. Hanya itu yang perlu mereka cari.

 

Ada gerakan besar lainnya dari tangan Allah di dalam sejarah umat manusia, yang telah dinyatakan kepada kita di dalam Kitab Suci. Ada suatu gerakan maju ke depan di dalamnya. Ada suatu gerakan berbaris ke depan di dalamnya. Dan hal itu digambarkan kepada kita di dalam firman Tuhan sebagai jalan masuk kita, hukuman besar terhadap orang banyak sebagai jalan masuk kita ke dalam kerajaan seribu tahun itu.

 

Tidak seorangpun orang-orang tersesat yang masuk ke dalam kerajaan seribu tahun Tuhan kita. Tidak seorangpun. Semua yang memasuki kerajaan seribu tahun yang gemilang itu adalah orang-orang yang telah diselamatkan. Dan hal itu tentu saja berarti akan ada hukuman bagi bangsa Israel, bangsa Tuhan itu. Jika kita memiliki waktu serta kesempatan, kita akan membaca Kitab Suci berkaitan dengan hukuman terhadap bangsa Tuhan, bangsa Israel itu, bangsa pilihan-Nya itu.

 

Seperti yang tertulis di dalam kitab Zakharia pasal yang ke tiga belas, dari ayatnya yang ke 8 dan yang ke 9:  

 

“Maka di seluruh negeri; demikianlah firman Tuhan, dua pertiga daripadanya akan dilenyapkan, mati binasa, tetapi sepertiga dari padanya akan tinggal hidup. Aku akan menaruh yang sepertiga itu dalam api dan akan memurnikan mereka seperti orang memurnikan perak. Aku akan menguji mereka, seperti orang menguji emas. Mereka akan memanggil nama-Ku, dan Aku akan menjawab mereka. Aku akan berkata: Mereka adalah umat-Ku dan mereka akan menjawab: “Tuhan adalah Allahku!”

 

Dan hukuman besar terhadap bangsa Israel digambarkan di dalam kitab Yehezkiel pasal yang ke 20, dari ayatnya yang ke 33-38 dan kitab Yehezkiel pasal yang ke 36, dari ayatnya yang ke 24-38. Pada penghujung waktu itu, ketika Tuhan Allah mempersiapkan kerajaan seribu tahun-Nya bagi kita, di penghujung waktu itu, akan ada sebuah hukuman bagi bangsa Israel dan sepertiga dari mereka akan masuk ke dalam hari esok gemilang yang menyenangkan, yang telah dipersiapkan Tuhan Allah bagi bangsa-Nya itu. Dua pertiga dari padanya akan dilenyapkan, mereka tidak akan diselamatkan. Akan tetapi sepertiga daripadanya akan masuk.

 

Sekarang, hal yang sama benarnya dengan penghormatan yang sama terhadap orang-orang yang bukan orang Yahudi di dunia. Seperti yang tertulis di dalam kitab Matius pasal yang ke dua puluh lima, dikatakan di sana, dinyatakan di sana, disingkapkan kepada kita, penglihatan akan seorang Hakim Yang Agung, yaitu Tuhan Yesus, yang bersemayam di atas tahta kemuliaan-Nya. Dan di hadapan-Nya berkumpul segenap bangsa yang ada di muka bumi ini.

 

Dan Dia akan memisahkan mereka sama seperti seorang gembala yang memisahkan domba dari kambing. Dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya, mereka yang telah menerima Tuhan melalui pemberitaan Injil. Dan yang berada di sebelah kiri-Nya adalah mereka yang telah menolak tawaran kasih karunia dan mereka ini akan pergi ke neraka dan hukuman yang tidak berkesudahan serta pengasingan dan kegelapan dan kematian.

 

Dan mereka yang berada di sebelah kanan-Nya akan memasuki kerajaan Tuhan kita yang penuh dengan berkat. Demikianlah program besar Allah yang telah ditetapkan-Nya di hadapan seluruh dunia, di hadapan bangsa Israel serta segenap bangsa lain yang ada di dunia ini.

 

            Dia menjelaskannya di dalam bagian ayat yang luar biasa di dalam kitab Yesaya, dia menjelaskan karakteristik dari kerajaan seribu tahun itu. Ada empat hal di dalam bagian ayat ini yang menjelaskan kemuliaan dari zaman keemasan itu.

 

            Yang apertama adalah, “Di dalamnya tidak akan kedengaran lagi bunyi tangisan dan bunyi erang pun tidak.” Kitab Wahyu membicarakan hal tersebut seperti ini: “Maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu.”

 

Tidak akan ada lagi isak tangsi. Tidak akan ada lagi hati yang pilu. Tidak akan ada lagi kesedihan semangat, tidak akan ada lagi kesepian, tidak akan ada lagi kekecewaan dan keputusasaan.

 

            Pagi hari ini, saat kebaktian pukul 08.15 pagi, ada satu keluarga yang datang kemari. Mereka berlutut di sana dan mereka menjeritkan keluh kesah yang ada di dalam hati mereka keluar. Yang disakiti oleh seorang putra di dalam keluarga itu. Suara isak tangis dan suara erangan – semuanya itu akan berlalu, karena disebabkan oleh Iblis. Iblis mengawasi pekerjaan kerajaan Allah. Iblis membajak kita di bawah sini. Iblis menghancurkan kita. Iblis menyakiti hati kita. Iblis membuat kita menderita. Iblis menghancur leburkan jiwa kita ke dalam debu di atas tanah. Suara orang-orang yang menangis dan suara orang-orang yang mengerang.

 

Saya memikirkan tentang Paradise Lost – Surga yang hilang karangan Milton. Puisi itu dimulai dengan: 

 

Dari ketidakpatuhan manusia yang pertama

Dan buah dari pohon yang terlarang itu

Yang rasa mematikannya membawa maut

Ke dalam dunia dan semua kesengsaraan kita. 

 

Segera, segera jiwamu menjawab, “Saya tahu apa yang dibicarakannya.” Dan ketika suara itu berbicara tentang isak tangis dan erangan, kita semua mengetahui tentang apa yang dibicarakannya. Ada kepiluan hati di dalam setiap kehidupan. Ada linangan air mata di dalam setiap kisah.

 

            Saya percaya saya dapat menuliskan setiap kisah dari setiap kehidupan dalam linangan air mata serta di dalam penderitaan dan di dalam kekecewaan.

 

Tidak seorangpun dari antaar kita yang tidak mengalami kepiluan hati dan penderitaan hati serta penderitaan hidup itu. Semuanya itu akan berlalu. Tidak akan ada lagi orang yang akan mengerang di dalam kepiluan hati dan tidak akan ada lagi yang menangis karena penderitaan yang menghimpit di dalam hidup ini.

 

Lihatlah kembali.

“Di situ tidak akan ada lagi bayi yang hanya hidup beberapa hari atau orang tua yang tidak mencapai umur suntuk, sebab siapa yang mati pada umur seratus tahun masih akan dianggap muda, dan siapa yang tidak mencapai umur seratus tahun akan dianggap kena kutuk; sebab umur umat-Ku akan sepanjang umur pohon, dan orang-orang pilihan-Ku akan menikmati pekerjaan tangan mereka

 

Bukan rencana Allah membawa maut ke dalam dunia ini. Kematian adalah penyelundup. Kematian adalah pengacau. Dan Tuhan berfirman kepada orang tua kita yang pertama, “Di hari kamu memakannya, engkau pasti akan mati.”

 

            Bukankah itu merupakan sesuatu yang luar biasa bahwa tidak seorangpun dari antara orang-orang zaman dahulu itu yang pernah hidup sampai dengan umur seribu tahun? Seribu tahun adalah satu hari di dalam penanggalan Allah. Adam berumur samapi dengan sembilan ratus tiga puluh tahun. Methusala hidup sampai dengan usianya yang ke sembilan ratus enam puluh sembilan tahun. Akan tetapi tidak seorangpun yang hidup dengan usia yang mencapai seribu tahun.

 

Di zaman kerajaan seribu tahun, mereka semua akan hidup sampai dengan usia seribu tahun. Semuanya akan seperti itu. Dan satu-satunya yang akan mati akan seperti seorang anak kecil yang mencapai umur seratus tahun dan memberontak terhadap Tuhan Allah dan kehilangan hidupnya dan mati.

 

Akan tetapi umat Tuhan akan berumur seperti sebatang pohon, akan berumur sepanjang umur pohon. Seribu tahun lamanya. Saya hanya tidak dapat membayangkan hal-hal yang penuh dengan kemuliaan itu.

 

“Dan orang-orang pilihan-Ku akan menikmati pekerjaan tangan mereka.” Satu kehidupan yang begitu indah dengan suatu perpanjangan umur yang mencapai seribu tahun lamanya.

 

Dan lihatlah kembali, “Serigala dan anak domba akan bersama-sama makan rumput, singa akan memakan jerami seperti lembu dan ular akan hidup dari debu.” 

 

Bumi akan begitu suburnya, begitu produktifnya dan begitu banyak menghasilkan sehingga ular itu, yang tidak lagi menghancurkan itu, bahwa ular itu akan menemukan makanannya dan menyerapnya bahkan hidup dari debu.

 

Seperti yang tertulis di dalam kitab Roma pasal yang ke delapan dikatakan bahwa sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasakan sakit – semua mengalaminya.

 

Kerajaan binatang berjuang dan dikutuk. Ketika saya masih kecil di peternakan, saya biasa melihat sapi yang baru lahir serta binatang-binatang lainnya yang lahir. Dan bukan hanya wanita saja yang merasa sakit menderita ketika melahirkan, seluruh kerajaan binatang juga mengalami hal yang serupa. Semua mengalaminya. Dan tentu saja, semua kita sama menghadapi pergantian yang sama serta keberuntungan yang sama dari kehidupan apakah seekor binatang atau apakah sebagai manusia.

 

Dan semuanya itu merupakan buah dari kutukan tersebut. Seluruh dunia telah dikutuk. Seluruh dunia telah terjatuh. Kerajaan sayur mayur juga telah jatuh. Kerajaan hewan juga sudah jatuh, sama seperti kehidupan manusia yang terjatuh. Semuanya terjatuh ke dalam kutuk.

 

Akan tetapi sama tertentunya di sana merupakan suatu kutikan yang bersifat universal, juga akan ada berkat yang bersifat universal. Kita akan dilepaskan dari kutuk itu. Kerajaan sayur mayur juga akan dilepaskan. Kerajaan hewan juga akan dilepaskan.Dan tentu saja, kehidupan manusia juga akan dilepaskan. Hari itu akan menjadi hari menyenangkan yang penuh dengan kemuliaan.

 

“Dan yang terakhir, tidak akan ada kaum komunis di dalamnya. Tidak ada. Tidak ada sama sekali. Mereka akan mendirikan rumah-rumah dan mendiaminya juga; mereka akan menanami kebun-kebun anggur dan memakan buahnya juga. Mereka tidak akan mendirikan sesuatu, supaya orang lain mendiaminya, dan mereka tidak akan menanam sesuatu, supaya orang lain memakan buahnya.” 

 

Seperti yang dikatakan di dalam kitab Mikha 4:4: “Mereka masing-masing akan duduk di bawah pohon anggurnya dan di bawah pohon aranya.”

 

Kita mendapatkan barang-barang milik kita. Dan kita akan  bekerja serta menikmati buah dari pekerjaan tangan kita. Di dalam satu negeri penganut paham Komunis, pemerintah menerima segala sesuatu yang saudara-saudara miliki. Mereka memiliki segala-galanya Demikianlah paham Komunisme itu, Dan mereka membuangnya dari saudara-saudara dan menggunakannya untuk negara. Dan mereka menyembah kepada negara. Ketika manusia meninggalkan Allah, dia akan memuja sesuatu hal yang lain lagi. Jadi mereka menyembah benda yang mereka ketahui lebih kuat di samping dari Tuhan Allah, jadi mereka memuja negara.

 

Dan negara memiliki segala-galanya dan orang banyak merupakan budak dari pemerintah. Dan segala sesuatu yang mereka miliki, negara akan mengambilnya dari tangan mereka. Tidak ada seorang penganut Komunis di dalam kerajaan seribu tahun. Tidak ada satu orang pun.

 

            Setiap orang akan memiliki pokok anggurnya atau pohon aranya atau usahanya atau tempat tinggalnya atau negerinya dan semua buah pekerjaan mereka, dia akan bersukacita. Demikianlah rencana Tuhan Allah. Demikianlah kehendak Tuhan Allah dan demikianlah kerajaan seribu tahun Allah.

 

            Dan salah satu hal mengagumkan yang lain. “Maka sebelum mereka memanggil, Aku sudah menjawabnya; ketika mereka sedang berbicara, Aku sudah mendengarnya.”