BAGI MEREKA YANG MENGASIHI ALLAH

Dr. W. A. Criswell

 

Yesaya 64:4

08-01-76

 

 

Semoga Tuahn memberkati hati saudara-saudara sekalian ketika saudara-saudara mendengarkan penjelasan yang lebih mendalam akan firman Tuhan pada hari ini. Di dalam pemberitaan kami melalui kitab nabi Yesaya, kita telah sampai pada pasal yang ke 64. Dan nas bacaannya terdapat pada Yesaya 64, dari ayatnya yang ke 4, dan konteksnya dimulai dari ayatnya yang pertama. Itu merupakan bagian dari sebuah doa yang mulia yang dipanjatkan oleh nabi itu:

 

Sekiranya Engkau mengoyakkan langit dan Engkau turun, sehingga gunung-gunung goyang di hadapan-Mu – seperti api yang membuat ranggas menyala-nyala dan seperti api membuat air mendidih – untuk membuat nama-Mu dikenal oleh lawan-lawan-Mu, sehingga bangsa-bangsa gemetar di hadapan-Mu, karena Engkau melakukan kedahsyatan yang tidak kami harapkan, seperti tidak pernah didengar orang sejak dahulu kala, Engkau turun, sehingga gunung-gunung goyang di hadapan-Mu. 

 

Demikianlah suatu gambaran tentang Tuhan di atas gunung Sinai ketika berada di tengah-tengah api dan guruh dan petir dan gempa bumi yang besar, Tuhan Allah memberikan kesepuluh Perintah Allah kepada Musa. Dan dia memanjatkan doa sehingga Tuhan Allah mau melakukan seperti itu lagi, bahwa Dia akan mengoyakkan langit dan turun ke bawah. “Ketika Engkau melakukan kedahsyatan yang tidak kami harapkan dan gunung-gunung goyang di hadapan-Mu.”

 

Sekarang, nas tersebut: “Seperti tidak pernah didengar orang sejak dahulu kala. Tidak ada telinga yang mendengar, dan tidak ada mata yang melihat seorang allah yang bertindak bagi orang yang menanti-nantikan dia; hanya Engkau yang berbuat demikian.” Mata kita tidak pernah melihat, telinga kita tidak pernah mendengar, hati kita tidak pernah membayangkan apa yang telah dipersiapkan oleh Tuhan Allah bagi mereka yang menanti-nantikan Dia.

 

Yang pertama, saya telah memilih empat kemutlakan yang tidak terbantahkan yang kita lihat sendiri – yang dapat dikonfirmasikan oleh apa yang kita ketahui di muka bumi ini. Ini adalah hal-hal yang kita lihat. Dan ini adalah hal-hal yang oleh indera kita, dengan sentuhan, atau dengan rasa, atau melalui mata, atau dengan pendengaran sehingga kita mendapatkan ketegasan sebagai hal yang benar-benar kenyataan.

 

Yang pertama: keberadaan merupakan suatu kemutlakan yang tidak terbantahkan. Saya tahu diri saya. Saya tahu saudara-saudara sekalian. Dan saya tahu bahwa bersama-sama kita hidup di dalam sebuah alam semesta yang diciptakan – sebuah kenyataan mutlak yang tidak terelakkan. Ketika membaca tentang kehidupan dari Thomas Carlisle, suatu waktu dia sedang berseru tentang seorang filsuf wanita yang menolak semua kebenaran kecuali satu. Dia berkata, “Saya menerima satu hal. Alam semesta.” Dan Thomas Carlisle berseru, “Egad, dia punya yang lebih baik!” ini merupakan suatu kenyataan yang tidak terbantahkan bahwa memang benar, dan kita memang berada di dalam satu alam semesta. Bersama-samanya turut juga kebenaran secara matematis, kebenaran secara astronomis, kebenaran secara kimia, kebenaran secara fisika, kebenaran secara biologis, kebenaran tentang apa yang dapat dibuktikan oleh setiap jenisnya. Ini adalah sesuatu yang kita ketahui dan kedua mata kita bersama-sama dengan indera kita menegaskan kenyataan akan alam semesta.

 

Kebenaran mutlak yang tidak terbantahkan yang lain adalah bahwa planet bumi di atas mana kita tinggal ini bersifat unik dari seluruh ciptaan Tuhan Allah yang lainnya. Bumi ini terpisah dari yang lainnya. Tidak ada sesuatu apapun yang seperti bumi ini. Sangat menarik untuk melihat banyak orang yang mencoba untuk mencari kehidupan di planet lainnya, dan sekarang yang menjadi berita-berita utama, penelitian di planet Mars. Semua yang dapat saya amati adalah demikian: bahwa jika mereka menemukan adanya kehidupan di planet Mars, mereka harus mendefiniskan ulang apa arti dari kehidupan. Bayangkanlah kehidupan tanpa adanya udara, tanpa adanya lapisan atmosfir, tanpa adanya air, mereka harus mendefinisikan kembali arti dari kata tersebut. Planet Mars itu seperti layaknya bulan; sama seperti ribuan bahkan jutaan planet lainnya – hampa dan tandus.

 

Akan tetapi planet ini diciptakan terpisah dan berbeda dari antara semua lingkungan dan planet-planet serta bintang-bintang dari keseluruhan hasil penciptaan, untuk alasan yang tidak lain dan tidak bukan daripada karena Yesus tinggal di sini. Yesus dilahirkan di sini. Anak Allah itu mati di sini. Dunia inilah dan planet bumi inilah yang menelan darah penebusan-Nya. Dari permukaan bumi inilah Dia diangkat kembali ke sorga. Dan ke bumi inilah suatu hari nanti dengan penuh kemenangan Dia akan kembali. Hal itu merupakan suatu kenyataan yang tidak terbantahkan lagi – mutlak – bahwa bumi ini terpisah dan jauh dari semua lapisan yang ada di alam semesta ini.

 

Kemutlakan tak terbantahkan yang ketiga adalah: kematian yang universal. Tidak mungkin dapat menyelamatkan diri darinya di setiap bidang keberadaan atau penciptaan. Di zaman-zaman kegelapan dari masa lalu yang berbau mistik ketika mereka berkumpul di sebuah aula perjamuan yang besar, seorang pemimpin akan meletakkan sebuah tengkorang yang menyeringai yang dipertunjukkan secara mencolok, sehingga mereka boleh mengingat mortalitas mereka dan mereka tidak pernah terjatuh ke dalam suatu optimisme yang mudah.

 

Kematian selalu menunggu setiap mahluk ciptaan. Bahkan bintang-bintangpun hancur. Ada beberapa planet dan bekas-bekas dari bintang-bintang yang sekarang sudah mati untuk selama-lamanya, bara yang dingin. Dan suatu hari nanti, bintang kita, matahari kita akan menghanguskan dirinya sendiri dan seluruh alam semesta yang tercipta akan terjatuh ke dalam ketandusan dan kegelapan akan berada di sekelilingnya. Segala sesuatu yang kita ketahui, setiap keberadaan yang dapat saya lihat, akan menghadapi suatu kesimpulan yang tidak terelakkan lagi, yang tidak dapat diubah lagi, dan itu adalah kematian. Dan kematian bersifat universal.

 

Kemutlakan yang tidak terbantahkan lagi yang keempat adalah kepekaan moral terhadap seluruh umat manusia, tanpa adanya pengecualian di dalamnya. Tidak ada keluarga, tidak ada suku bangsa, tidak ada bangsa, tidak ada negara yang begitu rendah, begitu hina, akan tetapi bahwa mereka memiliki suatu aturan moral akan apa yang benar dan apa yang salah. Mungkin aneh bagi kita apa yang mereka fikir benar dan apa yang mereka fikir salah, tetapi tidak ada suku maupun keluarga yang tidak memiliki kepekaan moral tersebut.

 

Saya ingat membaca kisah hidup dari Charles Darwin pada saat dia berkeliling dunia dengan menaiki kapal Beagle. Dan dia sampai ke ujung Amerika Selatan ke sebuah pedesaan yang dinamakan Tierra Del Fuego; dan dia menuliskan bahwa dia telah menemukan di ujung negara itu, satu suku yang begitu hina, sehingga mereka tidak memiliki suatu kepekaan moral apapun. Dan dia berkata, “Saya telah menemukan rantai yang hilang antara hewan dengan manusia. Karena orang-orang yang ada di Tierra Del Fuego ini hidup tanpa adanya kepekaan. Mereka adalah hewan.”

 

Beberapa dari antara orang-orang Kristen di Inggris membaca tulisan tersebut, dan mereka mengirimkan para misionaris ke daerah Tierra Del Fuego itu dan dengan segera mereka mulai melaporkan bahwa orang-orang di Tierra Del Fuego sudah memiliki budi pekerti yang tinggi di dalam hidup mereka, dan sudah berbudi pekerti di dalam kelakuan mereka. Mereka telah dimenangkan untuk Kristus dan sekarang mereka sudah menjadi murid-murid Tuhan. Dan ketika Charles Darwin mengetahuinya, dia sendiri menjadi seorang langganan dan seorang penyumbang yang setia kepada masyarakat misionaris gereja di kota London, Inggris, yang mengirimkan misionaris-misionaris itu. Tidak ada orang di dunia ini yang pernah hidup atau akan hidup yang tidak memiliki roh akan ketajaman moran di dalamnya.

 

Saya telah menyebutkan empat kemutlakan yang tidak terbantahkan. Ini adalah hal-hal yang kita lihat dengan mata kita sendiri. Dan kita dapat membuktikannya dengan indera kita. Akan tetapi di sana ada dunia yang lain dan dimensi yang lain. Seperti yang dituliskan oleh Aristoteles mengenai hal itu, ketika dia menuliskan buku-bukunya mengenai fisika, dia menambahkan buku yang lain yang berjudul metafisika. Metafisisi – yaitu, hal-hal yang diluar ilmu fisika.

 

Ada dunia yang tidak tampak yang tidak dapat disentuh oleh indera. Sebagai contoh, saya dapat memeriksa otak, akan tetapi saya tidak dapat memeriksa pikiran. Kita dapat mengukur impuls dari sistem syaraf, akan tetapi kita tidak dapat mengukur pemikiran. Kita dapat membedah satu mayat di dalam ilmu anatomi, akan tetapi saudara-saudara tidak dapat membedah satu jiwa. Saudara-saudara sekalian dapat menguji dan mengelompokkan organ-organ dari kerangka fisik, akan tetapi saudara-saudara tidak akan pernah menemukan atau mengelompokkan keyakinan. Ada dunia lain yang berada di luar indera fisik kita, dan hal itu tidak berkaitan dengan indera fisik kita.

 

Seperti satu keping uang perak yang sama sekali tidak sama dengan roti yang dapat dibelinya; seperti satu kata yang sama sekali tidak seperti gagasan yang dimaksudkan oleh kata itu sendiri; jadi tidak ada hubungan antara fisika dari dunia ini dan dunia dimensional diluar yang tidak kelihatan itu – akan tetapi tidak berkurang nyatanya. Misalnya, rasul Paulus, di dalam mengutip ayat ini yang tertulis di dalam kitab Yesaya 64, dari ayatnya yang ke 4 mengatakan hal itu seperti ini: “Tetapi seperti yang tertulis, mata tidak pernah melihat dan telingapun tidak pernah mendengar dan hatipun tidak pernah membayangkan hal-hal yang telah dipersiapkan Tuhan Allah bagi mereka yang mengasihi Dia.” Dan sudah ribuan kali – ribuan kali – saudara-saudara pernah mendengar ayat itu dilulang-ulang, dikutip dan selalu berhenti di sini. Mata yang belum pernah melihat, telinga yang belum pernah mendengar, hati yang belum pernah membayangkan hal-hal surgawi yang luarbiasa yang telah dipersiapkan oleh Tuhan Allah bagi mereka yang mengasihi Dia. 

 

Akan tetapi itu bukan konteksnya di sini. Berhenti di sana berarti berhenti di tengah-tengah apa yang telah dikatakan oleh rasul itu. Ayat yang berikutnya mengatakan: “Akan tetapi – tetapi Tuhan Allah telah menyatakannya kepada kita melalui Roh-Nya. Karena Roh itu mencari hal-hal yang paling dalam dari Tuhan Allah.” Ada kenyataan-kenyataan yang mengagumkan yang pernah diketahui oleh kelima panca indera kita, yaitu penglihatan, pendengaran, perasaan,dan yang lainnya, akan tetapi rasul itu mengakui bahwa semuanya itu telah disingkapkan kepada kita oleh Roh Kudus dari Allah. " Karena Roh itu mencari hal-hal yang paling dalam dari Tuhan Allah,” dan membuka semuanya kepada hati kita dan kepada saudara-saudara sekalian.

 

Nah, seperti saya telah menyebutkan empat kemutlakan yang tidak terbantahkan yang telah kita pelajari dan dapat kita buktikan dengan indera-indera fisik kita, sekarang saya akan menyebutkan empat hal-hal agung yang telah disingkapkan kepada kita oleh Roh Kudus; hal-hal yang tidak akan pernah tahu dengan menggunakan indera-indera fisik kita, kecuali Tuhan Allah sendiri yang telah menyingkapkannya kepada kita.

 

Yang pertama: bahwa saya – bahwa kita – telah diciptakan di dalam bentuk dan gambar Allah untuk kemuliaan Tuhan. Saya bukanlah sekumpulan hewan yang secara kebetulan saja dan hidup saya bukanlah merupakan sebuah molekul yang terjadi secara kebetulan yang terjadi selama perkembangan umat manusia, akan tetapi saya adalah seorang manusia ciptaan Allah. Dibentuk oleh tangan-tangan Yang Mahakuasa, dibuat mirip dengan Dia, dan di dalam gambaran-Nya karena suatu rencana panggilan Allah, tugas dari Allah yang tidak terbatas.

 

Sungguh suatu penyingkapan yang luar biasa dari Tuhan Allah yang telah dilakukan untuk kita seperti yang tertulis di dalam kitab Kejadian pasal yang pertama dan yang kedua. Kita bukanlah suatu kebetulan saja. Kita bukanlah suatu produk dari kebutaan kekuatan tidak langsung. Akan tetapi kita adalah ciptaan tangan-tangan Tuhan Allah, yang ditetapkan di sini di muka bumi ini karena sebuah rencana, untuk kemuliaan dari Tuhan kita. Saya tidak tahu hal apa lagi yanglebih merendahkan daripada mengajarkan bahwa kita ini tidak ada apa-apanya kecuali hasil buta dari kekuatan yang mana kekuatan itu sendiri adalah buta dan tidak secara langung. Dan saya tidak mengetahui hal apalagi yang lebih mulia daripada mengajarkan bahwa kita terbuat dengan kemiripan serta di dalam gambaran Tuhan Allah dan kita diatur untuk berada di sini, kita semuanya, dengan sebuah rencana dan tujuan pikiran Allah yang tidak terbatas.

 

Betapa hinanya, betapa tercelanya, betapa mengalahkan diri sendirinya pengajaran bahwa kita ini tidak ada apa-apanya kecuali suatu pertemuan acak dari atom-atom serta molekul-molekul yang secara kebetulan terjadi dan bertemu bersama, dan secara kebetulan jita sampai ke tempat di mana kita sekarang berada. Betapa hinanya! Dapatkah saudara-saudara membayangkan seorang malaikat – seorang malaikat dari sorga, seorang malaikat yang berdiri di hadapan Tuhan Allah – dapatkan saudara-saudara membayangkan seorang malaikat dari sorga yang telah dipaksa menjadi seekor laba-laba berwarna hitam, atau seekor kalajengking, atau seekor ular berbisa, atau seekor ular derik, atau seekor kalajengking? Diturunkan derajatnya – dan bagaimana malaikat itu harus merasakan dimana dia harus dipaksakan untuk menerima postur yang seperti itu! Saya akan berfikir apabila malaikat itu dapat, dia pasti sudah bunuh diri.

 

Dapatkah saudara-saudara bayangkan seekor rajawali besar yang terbang membubung tinggi di langit yang biru dan binatang itu telah dihipnotis dan dibujuk untuk percaya bahwa rajawali itu adalah seekor cacing yang berlendir? Rajawali itu adalah seekor cacing dan seekor cacing yang berlendirlah rajawali itu. Rajawali itu tidak akan pernah lagi mengepakkan sayap-sayapnya yang besar dan terbang menjulang ke langit. Rajawali itu telah dihipnotis, dia telah diyakinkan dan sekarang rajawali itu berfikir dan percaya bahwa dia adalah seekor cacing.

 

Demikianlah persisnya apa yang begitu banyak dilakukan oleh pengajaran modern kepada para pemuda kita di sekolah-sekolah dan di universitas-universitas saat ini. Kepada mereka telah diajarkan bahwa mereka adalah sekelompok hewan. Tidak ada tujuan, tidak ada rencana; tidak ada kemiripan dengan Allah; bahwa kita adalah hasil dari produksi acak evolusi dari saat kita masih berbentuk buih berwarna hijau; lalu kemudian mungkin seekor amuba atau paramesium, kemudian mungkin seekor berudu atau seekor katak, kemudian mungkin seekor ikan atau seekor binatang berkantung; kemudian mungkin seekor monyet dan seekor gorila, dan akhirnya, kita menjadi seorang manusia. Sungguh sebuah doktrin yang menhina! Dan ketika orang-orang muda ini mendapatkan pengajaran bahwa mereka adalah sekelompok hewan, kemudian kita kelihatannya seperti terkejut ketika mereka bertingkah laku seperti hewan.

 

Salah satu penyingkapan Tuhan Allah adalah: Kita diciptakan dengan kemiripan dengan Dia, dengan meniru gambaran-Nya. Dan tidak ada lagi yang lebih mulia dan begitu meninggikan seperti penyingkapan akan Roh Kudusdari yang terdalam dari pada Tuhan Allah yang telah dityunjukkan kepada kita – memberitahukan kita – darimana asal kita, mengapa kita diciptakan, dan rencana serta tujuan agung yang telah dibuat oleh Tuhan Allah kepada kita.

 

Kemarin, berdirilah di depan saya anak gadis yang begitu cantik dari salah seorang Diaken kita yang terbaik, dan disampingnya, berdiri juga seorang pemuda Kristen yang ganteng. Dan ketika saya menikahkan pasangan itu, saya berkata, “Pada mulanya, ketika Allah menciptakan manusia yang pertama, dan menempatkan dia di taman Eden, Dia berkata, ‘Tidak baik baginya untuk hidup sendirian.’ DanDia menciptakan baginya seorang istri, ciptaan terakhir yang sempurna, seorang wanita. Dan di taman paradiso Eden itu, Tuhan Allah menyucikan serta mengkuduskan tempat tinggal kita yang pertama.” Betapa mulianya, betapa menggembirakannya, penyingkapan dari Roh Allah! Ketika Tuhan berniat supaya kita dapat memuncak – supaya bisa seperti Dia, diciptakan dengan kemiripan-Nya, dengan meniru gambaran-Nya. Kita harus bergegas.

 

Hal kedua yang dinyatakan oleh Roh Kudus kepada kita: yaitu penjelmaan Tuhan Allah di dalam Kristus Yesus Tuhan kita. Penjelmaan itu adalah Tuhan Allah yang begitu mengasihi kita. Penjelmaan itu adalah Tuhan Allah yang di dalam kasih karunia penebusan datang untuk berkorban bagi kita. Penjelmaan itu adalah Tuhan Allah yang membersihkan semua dosa kita dengan darah di kayu salib. Penjelmaan itu adalah Tuhan Allah yang yang akan membangkitkan kita dari antara orang yang sudah mati dan penjelmaan itu adalah Tuhan Allah yang yang menempatkan kita di sisi sebelah kanan kemuliaan yang begitu tinggi. Yesus ini adalah Tuhan Allah dalam perwujudan seorang manusia. 

 

Ini merupakan suatu penyingkapan yangdatang dari Roh Kudus. Karena tak seorangpun manusia dapat mempelajari hal itu atau mengetahui hal itu atau mempercayai hal itu atau menerima hal itu darinya; pastilah datang dari Roh Allah. Hal itu merupakan penyingkapan dari Tuhan untuk kita, pengungkapan – apokalupsis – pernyataan Yesus Kristus kepada kita. Seperti yang tertulis di dalam kitab Injil Yohannes pasal yang keenam belas, Tuhan berkata: “Roh Kudus tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri melainkan akan mengatakan ucapan-ucapan-Ku dan menunjukkannya kepadamu.” Ketika kita memuliakan Roh Kudus Allah, kita melakukan kebalikan dari yang tertulis itu, karena Roh Kudus dari Allah memuliakan Tuhan Yesus, Dia senantiasa mengatakan ucapan-ucapan Tuhan Yesus.

 

Seperti yang tertulis di dalam kitab Yohannes pasal yang keenam, Tuhan berkata: “Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku.” Ini merupakan satu penyingkapan dari Tuhan Allah kepada kita; bahwa Yesus adalah Kristus, Anak Allah, penjelmaan dari Tuhan Allah dan bahwa di dalam Dia, kita akan mendapatkan pengampunan dosa serta pengharapan akan sorga. Nah, saudara-saudara akan berfikir bahwa hal itu akan menjadi suatu hal yang tidak beralasan dan merupakan suatu hal yang begitu irasionil sehingga tidak dapat diterima dan tidak dapat dipercaya, bahwa Tuhan Allah akan menjadi manusia dan mati di dalam kasih karunia-Nya serta cinta kasih-Nya kepada kita.

 

Akan tetapi sama besarnya dengan penyingkapan itu, hal itu sudah diterima oleh pemikiran-pemikiran terbesar sepanjang masa. Di antara orang-orang Yahudi, seluruh penulis pertama dari kitab Perjanjian Baru, semua orang-orang Kristen yang pertama-tama adalah orang-orang Yahudi. Dan berabad-abad lamanya sejak saat itu, biografi Kristus yang paling terkenal dan kisah kehidupan Kristus yang paling termashyur yang pernah dituliskan oleh Alfred Edersheim, seorang Yahudi Kristen. Tidak ada musik yang lebih indah daripada yang dimainkan oleh Felix Mendelssohn, seorang Yahudi Kristen. Begitu juga dengan arsitek kerajaan yang paling hebat daripada Benjamin Disraeli yang didirikan di bawah pemerintahan Ratu Elizabeth kerajaan Inggris Raya yang terkenal sampai kemana-mana, seorang Yahudi Kristen.

 

Kita juga tidak kekurangan daftar panjang dari negarawan termasyhur seperti: Cromwell, Churchill, Gladstone; dan di Amerika terdapat Washington dan Abraham Lincoln, para pemeluk Agama Kristen yang berbakti dan rendah hati. Kita juga tidak kekurangan ketika membicarakan tentang kaum jenius di bidang kesusasteraan yang terhebat sepanjang masa: Shakespeare, Milton, Tennyson, dan Browning, orang-orang Kristen rendah hati dan penuh pengabdian.

 

Ketika Strauss, seorang rasionalis berkebangsaan Jerman menuliskan bukunya yang berjudul Life of Christ – Kehidupan Kristus, yang mengurangi keilahian Tuhan kita, sebagai jawaban, Robert Browning menuliskan bukunya yang berjudul Death in the Desert – Kematian di Padang Pasir; buku ini merupakan sebuah puisi dari – untuk menjadi suatu pengakuan – sebuah puisi tentang kematian dari rasul besar yang kudus, rasul Yohannes. Dan keseluruhan isi puisi tersebut merupakan suatu perlawanan yang tidak ada bandingannya akan iman kepercayaan serta keilahian dari Tuhan kita. Orang-orang ini mengasihi Yesus di dalam keyakinannya.

 

Apa yang dapat saya katakan mengenai ilmuwan-ilmuan besar di dunia ini? Diperlukan berjam-jam lamanya untuk menceritakannya – menceritakan tentang Keppler orang Jerman itu, atronom yang hebat itu, atau menceritakan tentang Louis Pasteur orang Perancis ahli kimia serta ilmu bakteriologi itu, atau Sir Isaac Newton dari Inggris, seorang ahli matematika dan filsuf yang luar biasa itu. Mereka adalah orang-orang hebat yang tiada bandingannya di antara para intelektual yang ada sepanjang masa dan mereka semuanya – dan banyak lagi yang seperti mereka – merupakan pengikut Anak Domba yang rendah hati. Sungguh ajaib, akan tetapi Tuhan Allah telah menyingkapkan mereka kepada kita oleh Roh yang mencari hal-hal yang terdalam dari Tuhan Allah.

 

Yang ketiga: keajaiban akan suatu kelahiran baru. Dapatkah seekor macan tutul mengganti bintik-bintik di tubuhnya? Dapatkah orang-orang Ethiopia mengganti kulit mereka? Dapatkah seseorang yang telah menyerahkan hidupnya kepada dosa dapat bertingkah laku serta bersifat seperti layaknya orang-orang yang kudus? Dapatkah seseorang yang tidak mengenal dasar yang lain daripada kekeliruan atau kekerasan menjadi seorang anak sorgawi yang rendah hati?

 

Mujizat akan kelahiran baru: apa yang dapat dilakukan Tuhan Allah di dalam hati manusia – merubah manusia itu. Dia menjadi suatui ciptaan yang baru. “Barangsiapa yang ada di dalam Kristus Yesus, dia adalah manusia ciptaan yang baru. Hal-hal yang lama sudah berlalu, segala sesuatunya menjadi baru.”

 

Mengapa belum lama sejak seseorang yang terlibat di dalam sesuatu tindakan serta konspirasi yang mendalam di dalam kehidupan politik Amerika berdiri di atas mimbar ini dan berkata bahwa dia telah menundukkan kepalanya dan menangis di hadapan Tuhan Allah, serta meminta supaya Kristus mengampuni dia, dan dia berdiri sebagai seorang pengikut Kristus yang lahir baru kembali. Chuck Colson, saudara-saudara telah mendengarnya berbicara, dia mengatakannya persis di tempat ini.

 

Hari Jumat, saya telah menguburkan istri dari seorang jemaat gereja ini yang setia. Pria itu telah membawakan sebuah puisi kepada saya yang telah diberikannya kepada istrinya pada saat hari ulatng tahun pernikahan mereka yang ke tiga puluh lima. Dan di dalamnya, dia menunjukkan sebuah kata ungkapan yang pendek: “Dia telah membawa jasmaniku bukan untuk membuat kedai minuman akan tetapi sebuah bait suci.” Dia berkata, “Saya ingin supaya anda melihatnya.” Dia berkata, “Saya sedang berada dalam perjalanan pulang. Saya mulai sering mengunjungi bar serta kedai minuman.” Dan dia berkata, “Istriku telah memenangkan saya untuk Yesus. Saya tidak akan pernah cukup berterima kasih kepadanya.” Dan hidupnya menjadi sangat indah dan perilakunya menjadi penuh dengan kebaikan dan sempurna sejak saat itu. Hal itu merupakan sebuah mujizat. Hal itu merupakan sebuah mujizat, kekuasaan Tuhan Allah merubah seorang manusia. Dia adalah seorang ciptaan yang baru, dilakukan oleh kuasa untuk pembaharuan oleh Roh Kudus yang menyatakan kemampuan Yesus yang Mahakuasa kepada kita.

 

Saya harus mengakhirinya. Satu hal lagi, yang keempat: yaitu, sebuah kerajaan yang akan datang. Kitab Yesaya 42:4 menyatakan, “Ia sendiri tidak akan menjadi pudar dan tidak akan patah terkulai, sampai Ia menegakkan hukum di bumi.” Ketika saudara-saudara membaca berita-berita utama ini dan ketika saudara-saudara menatap kepada kebobrokan akhlak manusia, dapatkah hal itu terjadi? Dapatkah terjadi bahwa di sana akan terdapat sebuah kerajaan kemuliaan serta keadilan dan sorgawi di muka bumi ini?

 

Saya tidak dapat melihatnya dengan mata saya, begitu juga saya tidak dapat memahaminya di dalam hati saya ketika saya melihat kepada dunia kita yang sekarang ini. Akan tetapi dengan mata iman di dalam penyingkapan dari Roh Kudus dari pada Allah, saya dapat melihatnya dan dan mempercayainya serta mengelu-elukannya. Selamat datang, Tuhan Yesus, datanglah! Allah telah menyatakan kepada kita bahwa akan ada sebuah kerajaan seribu tahun di muka bumi ini, dimuka bumi ini, di mana kita sekarang tinggal di dalamnya. Apakah saudara-saudara ingat tentang kisah yang ada di dalam pasal yang terakhir dari kitab Kejadian yang mengakhiri hidup Yusuf?

 

Yusuf meninggal dunia dan mereka membalsem dia dan memasukkan dia ke dalam sebuah peti mayat di tanah Mesir, akan tetapi sebelum Yusuf meninggal dunia, dia telah mengumpulkan saudara-saudara kandungnya di sekelilingnya dan berkata: “Saudara-saudaraku, Tuhan Allah pasti akan mengunjungi kamu. Tuhan Allah tidak akan melupakan kamu. Tuhan Allah pasti akan memperhatikan kamu. Dan ketika Dia mengunjungi kamu,” dia menyuruh mereka bersumpah bahwa mereka akan membawa tulang-belulangnya dari sana.

 

Dan ketika Tuhan Allah membebaskan Israel, mereka juga membawa serta tulang belulang saudara mereka Yusuf bersama-sama dengan mereka. Dan mereka menguburkannya di tanah yang dijanjikan itu, di tanah Kanaan. Di tanah yang subur di Kanaan itu, tersembunyi debu yang subur - Yusuf. Dan pada saat tiupan sangkakala, pada hari yang terakhir itu, dia akan bangkit kembali di dalam kerajaan seribu tahun itu dan turut serta sebagai pewaris bagiannya di hadapan Raja Agung yang akan datang itu.

 

Dan apa yang telah dikatakan oleh Tuhan Allah tentang Yusuf di dalam Kitab Suci itu, Dia mengatakan hal yang sama tentang diri saudara-saudara sekalian di dalam Kitab yang sama. Saudara-saudaraku, rasul Paulus menuliskan oleh pengungkapan Roh, “Daging dan darah tidak dapat memiliki kerajaan Allah, begitu juga kejahatan tidak dapat mewarisi kejahatan. Akan tetapi aku akan menunjukkan sebuah musterion kepadamu,” sebuah rahasia besar yang disimpan oleh Tuhan Allah di dalam hati-Nya sehingga tidak seorang manusiapun akan pernah mengetahuinya sampai Dia menyatakannya kepada rasul-rasul-Nya yang kudus.

  

“Aku akan menunjukkan sebuah musterion kepadamu.” Kita tidak boleh tertidur, akan tetapi kita semua akan berubah dalam sesaat, dalam sekejapan mata, pada saat tiupan sangkakala yang terakhir. Karena sangkakala itu akan berbunyi dan orang-orang yang mati akan dibangkitkan kembali dalam keadaan tidak berubah dan kita semua akan berubah. Dan kemudian akan terjadi ucapan yang telah tertulis: Kematian....” Dan kita menyinggungnya sebagai suatu kemutlakan yang tidak terbantahkan, kematian itu bersifat universal. “Dan kemudian akan terjadi ucapan yang telah tertulis: Kematian ditelan di dalam kemenangan.”

 

Ini merupakan janji Allah. Ini merupakan penyingkapan oleh Roh Kudus yang memberikan hal-hal terdalam Tuhan kepada kita. Ada satu kerajaan yang mau datang. Kerajaan seribu tahun dari Tuhan kita Yang hidup dan di dalam kerajaan itu, kita semua akan mendapatkan bagian: Yusuf bersama-sama dengan saudara-saudaranya, Abraham, Ishak, dan Yakub, serta orang-orang terpilih Allah, dan kita yang telah melihat di dalam iman kepercayaan kepada Tuhan Yesus. Oh, hari yang penuh dengan berkat! Oh, Pengharapan yang berharga! Oh, hari esok gemilang yang penuh dengan kemuliaan!