PERTOBATAN DI RANJANG KEMATIAN

Dr. W. A. Criswell

 

Yesaya 55:6

05-23-76

 

           

Ini adalah pendeta yang menyampaikan warta yang diberi judul dengan: Pertobatan di Ranjang Kematian. Di dalam pemberitaan kami melalui Kitab Yesaya, kita sudah berada di dalam pasal yang 55. Dan kita semua mengambil Alkitab kita masing-masing dan marilah kita baca bersama-sama dengan nyaring ke tujuh ayatnya yang pertama.

 

Kitab Yesaya, pasal yang ke 55, ayat 1-7. Dan jika melalui siaran radio dan televisi, saudara-saudara berkesempatan mengambil Alkitab saudara-saudara dan membukanya dari kitab dari nabi Yesaya, lakukanlah demikian, dan di manapun saudara-saudara berada, bacalah dengan suara yang nyaring bersama-sama dengan kami. Kitab Yesaya, pasal yang ke 55, ayat 1-7. Sekarang, kita semua membacanya dengan suara yang nyaring bersama-sama: 

           

Ayo, hai semua orang yang haus, marilah dan minumlah air, dan hai orang yang tidak mempunyai uang, marilah! Terimalah gandum tanpa uang pembeli dan makanlah, juga anggur dan susu tanpa bayaran!

Mengapakah kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti, dan upah jerih payahmu untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan? Dengarkanlah Aku maka kamu akan memakan yang baik dan kamu akan menikmati sajian yang paling lezat. 

Sendengkanlah telingamu dan datanglah kepada-Ku; dengarkanlah, maka kamu akan hidup! Aku hendak mengikat perjanjian abadi dengan kamu, menurut kasih setia yang teguh, yang Ku-janjikan kepada Daud.

Sesungguhnya, Aku telah menetapkan dia menjadi saksi bagi bangsa-bangsa, menjadi seorang raja dan pemerintah bagi suku-suku bangsa;

Sesungguhnya, engkau akan memanggil bangsa yang tidak kaukenal, dan bangsa yang tidak mengenal engkau akan berlari kepadamu, oleh karena Tuhan, Allahmu, dan karena Yang Mahakudus, Allah Israel yang mengagungkan engkau.

Carilah Tuhan selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat!

Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada Tuhan, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya.

           

Dan nas bacaannya berada di dalam ayat yang ke enam: “Carilah Tuhan selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat!”

 

Latar belakang dari permohonan itu sangatlah jelas. Mungkin ada suatu waktu ketika seseorang tidak dapat menemukan Tuhan Allah, ketika segala sesuatunya sudah terlambat. Dia sudah berlalu bersama-sama dengan pintu kasih karunia yang terbuka untuk selama-lamanya. Kapakah hal itu dapat terjadi? Dan hal itu telah membawa pokok dari warta malam hari ini: Pertobatan Di Kasur Kematian atau Agama Kepercayaan Sebagai Lubang Perlindungan ke dalam hati saya.

 

Iblis memiliki sesuatu yang selalu dibisikkannya di dalam hati seorang manusia, dan hal itu berlangsung sama tanpa terkecuali, “Anda memiliki waktu yang banyak. Mereka sedang mencoba untuk merepotkanmu. Jangan berikan hatimu kepada Yesus malam hari ini, atau saat ini juga, atau hari ini juga. Batalkanlah, suatu hari saja, lain kali saja. Anda memiliki banyak dan banyak sekali waktu untuk itu.”

          

“Ini adalah urusan Allah,” Demikianlah kata Iblis, “boleh terjadi di lain hari, dilain jam, atau mungkin di lain tahun. Mungkindi akhir dari umur hidup, akan tetapi bukan sekarang, lakukanlah di musim yang lebih menyenangkan lainnya.”

 

Itulah yang dilakukan oleh Feliks. Didalam pasal yang ke dua puluh empat dari Kitab Para Rasul ketika dikatakan di dalamnya: “Tetapi ketika Paulus berbicara tentang kebenaran, penguasaan diri dan penghakiman yang akan datang, Feliks menjadi takut dan berkata: “Cukuplah dahulu dan pergilah sekarang; apabila ada kesempatan baik aku akan menyuruh memanggil engkau.”

 

Tidak sekarang, tidak besok. Di lain hari saja, di lain waktu saja. Iblis-iblis itu berbisik di dalam hati setiap orang. Ada sesuatu hal yang lain yang selalu dibisikkan Iblis ke dalam hati setiap manusia. Yaitu, demikian: “Mengapa harus melewatkan segala kegembiraan dan sukacita dan kesenangan dunia ini? Kamu sekalian telah menolak semuanya itu ketika kamu menjadi seorang pengikut Kristen. Jika kamu hendak menolaknya, lakukanlah di akhir hidupmu, akan tetapi sekarang ini juga, nikmatilah semua nikmatnya dosa untuk semusim. Janganlah berikan hatimu bagi Yesus. Mungkin di atas ranjang kematianmu, masih ada waktu yang akan diberikan, dan di antara sekarang dengan kemudian itu, kamu boleh menikmati selurh kesenangan dunia. Mungkin suatu hari nanti, kamu boleh memberikan hatimu kepada Yesus. Menerima Tuhan sebagai Juru Selamatmu di lain waktu, tetapi tidak sekarang.”

 

            Iblis selalu berbisik di dalam hati seorang manusia. Sekarang Tuhan Allah memiliki sesuatu untuk dikatakan kepada saudara-saudara sekalian yang sedang mendengarkan suara sirena dari Iblis itu. Tuhan Allah memiliki sesuatu untuk dikatakan mengenai pertobatan di ranjang kematian. Dan kita berpaling kembali kepada firman Tuhan dan kita akan mendengarkan tentangh apa yang difirmankan oleh Tuhan Allah.

 

Yang pertama, tak seorang manusiapun yang memiliki suatu rumah mayat di hari esok. Kita tidak mengetahui apa yang dapat diberikan oleh hari esok. Mungkin saya tidak mendapatkannya. Mungkin saya tidak memilikinya. Mungkin saya tidak hidup untk melihatnya. Tuhan Allah berfirman, “Apakah engkau tidak mengetahui bahwa hidupmu bagaikan uap air? Hidup bagaikan awan. Muncul untuk waktu yang singkat, lalu kemudian menghilang. Karena tidak seorangpun mengetahui apa yang dapat diberikan oleh hari esok.” Hidup itu tidak diketahui manusia secara mutlak – setiap saat dari setiap hari esok apapun. Hal tersebut disembunyikan dari kedua mata kita, dan Tuhan Allah tidak pernah menjanjikan apapun bagi kita suatu hari yang jauh melebihi saat di dalam mana saya hidup sekarang.

 

Ada suatu kisah mengenai seorang ahli kitab Talmud yang sudah tua. Seorang pemuda pergi menemui rabbi itu dan berkata, “Rabbi, berapa lama saya boleh menangguhkan pertobatan saya, dan menjadi diselamatkan?”

 

Dan rabbi tua itu menjawab, “Nak, engkau boleh menangguhkannya sampai pada hari kematianmu.”

 

Lalu kemudian pemuda itu menjawab, “Tapi, Rabbi, kapankah saat kematianku itu akan datang?”

 

Dan kemudian Rabbi tua itu menjawab, “Maka kemudian engkau harus bertobat sekarang juga dan menjadi benar dengan Allah sekarang juga.”

 

Demikian juga dengan kita. Kita tidak tahu apa yang akan dibawakan oleh suatu hari esok kepada kita. Sudah beberapa hari sejak salah seorang dari anggota-anggota pekerja kita yang paling baik dan paling berdedikasi meninggalkan pintu tepat di sebelah sana, berjalan hanya satu langkah keluar. Di jalanan di mana dia berjalan di sisi jalan yang benar, berjalan di sisi yang sayunya lagi, dihantam oleh sebuah mobil berat, dan saat itu nyawanya terasa sudah pergi meninggalkan dia.

 

Kita tidak mengetahuinya. Sekarang saya telah mengetahuinya. Saya mendapatkan saat ini. Sekarang saya dapat memutuskan bagi Tuhan Allah. Saya dapat meminta kepada Tuhan untuk mengampuni dosa-dosa saya, sekarang juga. Saya daoat diselamatkan sekarang juga. Akan tetapi kepada saya tidak ada dijanjikan mengenai hari esok. “Carilah Tuhan selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat!” Karena akan datang hari ketika sudah terlambat bagi saya untuk mencari Tuhan Allah.

 

Hal yang kedua yang difirmankan Allah kepada kita: Tuhan Allah berfirman kepada kita bahwa Iblis memperdayai kita ketika dia meyakinkan kita bahwa kita bersenang-senang di dalam dunia keduniawian, kecuali ketika kita menolak seluruh kesukaan dan sukacita apabila kita menjadi seorang pengikut Kristus. Khusunya dia senantiasa berbisik kepada para pemuda dan pemudi. 

 

            “Janganlah menjadi seorang pengikut Kristus. Jangan berikan hatimu kepada Yesus. Jika engkau melakukannya, engkau akan melewatkan semua kesukaan dan kesenangan hidup.”

 

Itulah yang dikatakan oleh Iblis itu. Akan tetapi Tuhan Allah berfirman: “Aku datang sehingga mereka boleh mendapatkan hidup dan menerimanya dengan berkelimpahan.” Tuhan Allah berkata hidup yang penuh serta hidup yang berkecukupan, kegembiraan hidup, berada di dalam Kristus. Berada di dalam Allah. Bukan berada di dalam dunia ini.

 

Saya pernah mendengar tentang seorang pria yang berdiri untuk memberikan kesaksian. Dan pra itu berkata, “Ketika saya menjadi seorang pengikut Kristus, saya menyerahkan banyak hal. 

 

Maka pria itu memberikan kesaksian, “Saya telah menyerahkan banyak hal untuk menjadi seorang pengikut Kristus.”

 

Lalu pria itu menyebutkan beberapa dari hal-hal yang telah ditinggalkannya. “Saya telah meninggalkan acara meminum minuman keras.” Katanya, “Saya tidak lagi saya terperosok ke dalam keadaan yang membaut saya gelap mata atau membuat saya merasa takut terhadap halusinasi atau saya merasakan rasa sakit yang berat dan gelap akibat terlalu banyak minum minuman keras. Saya sudah meninggalkannya ketika saya menjadi seorang pengikut Kristus.”

 

Lalu kemudian dia berkata, “Ketika saya menjadi seorang pengikut Kristus, saya telah meninggalkan cara-cara ketika saya menghancurkan seisi rumah saya dan membawa serta mengarahkan anak-anak saya ke neraka. Saya sudah meninggalkannya ketika saya menjadi seorang pengikut Kristus.” Lalu kemudian dia menambahkan, “Ketika saya menjadi seorang pengikut Kristus, saya telah meninggalkan perilaku mempertaruhkan gaji saya dan meninggalkan keluarga saya berada di dalam keadaan serba kekurangan, serba memerlukan, di dalam kemiskinan. Saya sudah meninggalkannya ketika saya menjadi seorang pengikut Kristus.”

 

Dia berkata, “Saya telah menyerahkan banyak hal untuk menjadi seorang pengikut Kristus. Saya telah meninggalkan mulut saya yang kotor dan curang dan saya telah meninggalkan pikiran saya yang kotor dan jahat. Saya sudah meninggalkannya ketika saya menjadi seorang pengikut Kristus.”

 

            Dan dia berkata, “Ketika saya menjadi seorang pengikut Kristus, saya telah meninggalkan cara-cara menyia-nyiakan hidup saya serta menyianyiakan gaji saya dan hidup di dalam hutang dan hidup di dalam belenggu yang mengekang saya kepada dosa dan dunia.”

 

            Dia berkata, “Saya telah meninggalkan semuanya itu ketika saya menjadi seorang pengikut Kristus.”

 

“Sekarang,” katanya, “Saya telah dibebaskan dari belenggu-belenggu saya. Daya sudah bebas dari perbudakan saya, dan saya merdeka di dalam Yesus Kristus.”

 

            “Demikian banyak harga yang harus saya bayar,” katanya. “Banyak yang telah saya tinggalkan,” katanya, “untuk menjadi seorang pengikut Kristus.”

 

            Bukankah itu merupakan suatu kebenaran, kesaksian dari pria itu? Apa yang saudara-saudara sekalian tinggalkan di dunia ini untuk menjadi anak-anak Allah? Saudara-saudara sekalian tinggalkan airmata dan keputusasaan dan kesuraman dan dosa-dosa, bersama-sama dengan segala yang kotor dan kumuh dan segala belenggu dan perbudakannya serta kegelapan dan keatiannya itu, dan saudara-saudara sekalian berjalan dengan bebas ke dalam kasih karunia dari pada Tuhan Allah.

 

Demikianlah yang telah difirmankan Allah. Itulah apa yang telah dijanjikan oleh Tuhan Allah dan kita semua yang telah menerima Yesus sebagai Juru Selamat kita telah menemukan kebenaran-Nya yang sempurna. “Aku datang sehingga mereka boleh mendapatkan hidup dan menerimanya dengan berkelimpahan.”

 

Apa yang telah difirmankan Allah mengenai orang-orang yang telah menangguhkan pertobatannya dan menangguhkan penerimaannya akan Kristus sampai di ranjang kematiannya dengan penuh harapan? Apa yang telah difirmankan oleh Tuhan Allah mengenai hal itu? 

 

            Tuhan Allah berfirman bahwa seluruh hidup kita adalah kepunyaan Kristus. Semuanya. Salah seorang penulis itu bertanya kepada-Nya dengan mengatakan, “Yang manakah yang menjadi Perintah yang agung itu?”

 

Dan Tuhan menjawab, Yesus menjawab dia dengan mengatakan, “Perintah yang pertama dari seluruhnya adalah demikian: Dengarkanlah, hai Israel, Tuhan Allahmu adalah satu Tuhan dan engkau harus mengasihi Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap hidupmu. Ini adalah perintah yang pertama dan yang agung.”

 

Tidak hanya sepotong-potong saja. Tidak hanya di akhirnya saja. Tidak hanya di kulit luarnya saja. Akan tetapi segenap kekuatan dari pikiran kita, dari hati kita, dan dari hidup kita. Semuanya adalah kepunyaan Tuhan Allah.

 

Pada hari-hari bertahun-tahun yang lalu, kepada saya telah diperkenalkan dengan sebuah kisah di tempat duduk kota di mana saya melayani sebagai seorang pemuda. Ada seorang pria di sana yang memiliki seorang isteri cantik jelita yang masih berusia muda bersama-sama dengan dua orang anak gadis kecil yang menawan. Dia mulai masuk ke dalam dosa dan masuk ke dalam dunia, dan dia meninggalkan isterinya dengan kedua anak gadis kecilnya itu.

 

Wanita itu pergi ke batas kota, menyewa sebuah rumah gubuk yang kecil dan menerima pekerjaan mencuci serta menghidupi dirinya sendiri bersama-sama dengan kedua anak gadisnya yang cantik jelita itu. Kedua anak gadis itu tumbuh menjadi dewasa dan wanita itu memberikan mereka pelajaran yang terbaik yang dapat diberikannya. Dan wanita itu menempatken mereka berdua di bawah pengawasan seorang guru musik dan mereka mendapatkan pelajaran tentang seni lukis yang begitu indah. Mereka tumbuh berkembang menjadi wanita-wanita muda yang menawan.

 

            Dan apakah saudara-saudara tahu bahwa ketika bertahn-tahun berlalu, dan kedua anak gadis itu telah dibesarkan, dan wanita itu telah menghamba demi mereka dan bekerja mati-matian demi mereka berdua – apakah saudara-saudara tahu bahwa setelah bertahun-tahun berlalu, suaminya kembali pulang ke rumah? Pria itu mengetuk pintu rumah mereka dan sang istri mendatangi pintu rumah mereka untuk membukakan pintu itu dan melihat pria itu berdiri di sana – pada mulanya, wanita itu tidak mengenalinya. Lalu kemudian – dia mengenalinya, pria ini adalah suaminya. Pria itu sudah berpenyakitan dan hidupnya sudah berantakan dan hancur berkeping-keping dan sebagian besar sudah binasa, berakhlak buruk dan hancur di dunia ini. Dan sekarang, pria itu sudah pulang kembali ke rumah, dan memohon supaya istrinya mau mempersilahkannya masuk ke dalam rumahnya.

 

            Yang membuat semua penduduk terkejut, wanita itu melakukannya. Wanita itu membukakan pintu rumahnya. Wanita itu mempersilahkannya masuk, dan wanita itu kemudian merawat dia sampai akhirnya pria itu meninggal. Ini merupakan hal yang luar biasa mengagumkan baginya untuk dilakukan. Saudara-saudara tidak akan dapat berbuat lain kecuali menghormati seorang wanita yang mau membukakan pintu kepada seorang pria seperti itu dan merawat dia sampai kemudian dia meninggal dunia.

 

            Akan tetapi saya bertanya-tanya, apabila ada seseorang yang berada di sini malam hari ini juga di antara kerumunan massa ini atau siapa saja yang sedang mendengarkan melalui siaran radio atau yang sedang menyaksikan acara ini melalui siaran televisi – saya bertanya-tanya apakah ada seseorang di mana saja berada yang mau bersaksi dan mengatakan bahwa pria itu telah melakukan suatu perbuatan yang mulia. Ada sesuatu yang berada di dalam diri kita masing-masing yang mengatakan bahwa pria itu telah melakukan suatu perbuatan yang bersifat pengecut. Bahwa pria itu adalah sampah bumi ini. Perbuatan itu adalah perbuatan yang paling murahan dan yang paling kotor yang dapat dilakukan oleh seorang pria.

 

            Apakah saudara-saudara sekalian merencanakan untuk melakukannya? Memberikan hidupmu kepada Iblis dan kepada dosa serta kepada kejahatan dan kepada dunia, dan kemudian sampai pada akhir perjalanannya dan terlempar di kaki Tuhan Allah laksana sekam dan tempurung?

           

            Tolong beritahu saya, tidakkah ada terdapat sesuatu di dalam diri saudara-saudara sekalian yang mengatakan kekuatan dari kehidupan seorang manusia, pemikirannya yang paling baik dan yang paling tinggi, semua yang ada di dalam dirinya itu adalah kepunyaan Tuhan Allah? Dan manusia yang bermahkotakan matahari, seharusnya memberikan hatinya serta hidupnya kepada Tuhan Allah di dalam kekuatan dari hari-harinya, serta melayani Yuhan di sepanjang tahun dari hidupnya.

 

“Ini adalah perintah yang pertama dan yang agung,” demikian Yesus berkata. “Engkau akan mengasihi Tuhan Allahmu dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap hdupmu.” Kita adalah bagian dari kekuatan Tuhan Allah. 

Satu hal lain lagi yang dikatakan Tuhan mengenai pertobatan di ranjang kematian. Yaitu demikian: pengaturan karakter. Itu merupakan cara membuat menjadi keras. Di dalam kitab Penghotbah pasalnya yang ke sebelas, Alkitab berkata: “Bila pohon tumbang ke selatan atau ke utara, di tempat pohon itu jatuh, di situ ia tinggal terletak.”

 

Ketika seorang manusia telah menjalani hidup di dalam suatu cara yang tertentu, entah bagaimana karakterpun menjadi dikeraskan, mengkristal, ditetapkan. Itulah sebabnya mengapa begitu sedikit orang di sepanjang tahun, selama berabad-abad, yang telah berubah keyakinan, seperti hampir hampa. Jumlah orang yang sudah tua yang datang kepada Tuhan, sangat sedikit jumlahnya, hampir-hampir tidak dapat dinamai. Mengapa?

 

            Suatu ketika, saya memanjatkan permohonan dengan seorang yang sudah tua yang sedang menhadapi kematian yang sudah tidak terrelakkan lagi itu, dan jawabannya kepada saya adalah demikian, “Biar bagaimanapun, saya tidak percaya.” Dan dia meninggal dalam keadaan tidak kercaya. Ketika seseorang mengatakan tidak dan tidak dan tidak dan tidak bagi Roh Allah, pada akhirnya menjadi suatu penjelmaan dari suatu penyangkalan. Dia menjadi seorang yang penuh dengan kata-kata “tidak”.

 

            Ada seorang dokter Inggris yang terkenal, yang telah mempelajari beratus-ratus kasus pertobatan di ranjang kematoan. Dia membuat catatan mengenai semuanya di sepanjang tahun prakteknya. Orang-orang yang telah hidup di luar Tuhan Allah, lalu kemudian bertobat menghadapi kematian dan kemudian telah menerima Kristus sebagai Juru Selamat mereka agar supaya mereka boleh naik ke sorga dan selamat dari neraka ketika mereka meninggal dunia. Dia telah membuat ratusan catatan dari ratusan kasus.

 

Dan dia membuat catatan dari kasus-kasus tersebut di mana orang-orang tersebut disembuhkan. Dan apakah saudara-saudara tahu apa yang telah dituliskan oleh dokter tersebut? Dia melaporkan bahwa di dalam pengamatan sepanjang hidup dan bekerja serta menyaksikan ratusan pertobatan di ranjang kematian, dari orang-orang yang telah disembuhkan dan menjadi hidup kembali, dia mengatakan hanya satu dari orang-orang yang berjumalh ratusan itu, hanya satu yang tetap mempertahankan iman kepercayaannya.

 

Demikianlah pengalaman saya. Di kota ini ada seorang pria yang memiliki suatu usaha yang sangat terkenal. Dan saya pergi mengunjunginya di rumah sakit. Dan dia berkata kepada saya, “para dokter itu mengatakan bahwa secara pasti saya akan mati. Maukah anda berlutut di sini, di samping saya ini dan memberitahu Tuhan Allah bahwa apabila Dia akan memberikan hidup kepada saya, apabila Dia mau mengampuni hidup saya, Aku akan melayani Dia di sepanjang sisa hidup saya? Bahwa anda akan melihat saya pada setiap kebaktian di gereja anda. Saya akan menjadi seorang hamba Allah yang setia seandainya Dia mau membiarkan saya tetap hidup, apabila Dia mau mengampuni nyawa sata. Tolong beritahukan hal tersebut kepada Tuhan Allah.”

 

Lalu saya berlutut di sampingnya sembari memegang kedua tangannya, saya memberitahukan Tuhan Allah mengenai dia bahwa apabila Tuhan mau mengampuni nyawanya sehingga dia boleh melayani Tuhan di sepanjang sisa hidupnya. Dan kemudian dia berkata, “Amin.” Apakah saudara-saudara tahu, bahwa Tuhan Allah mendengarkan doa tersebut? Tuhan Allah telah memberkati pria tersebut. Tuhan telah menyuruhnya bangkit. Tuhan Allah telah memberikan kekuatan serta kesehatan dan umur yang panjang kepadanya.

 

Dan yang membuat saya terkejut, tidak satu kalipun saya pernah melihat dia di dalam kongregasi. Tidak satu kalipun yang saya ketahui bahwa dia memang benar-benar pernah perduli untuk sekedar datang, kurang lebih untuk memberikan hatinya dan hidupnya di dalam pelayanan bagi Yesus. Belum lama ini saya telah mengebumikan dia. Dia meninggal di luar dari keyakinan. Dia mati tanpa Allah dan tanpa pengharapan.

 

Ada waktu bagi seseorang untuk diselamatkan. Yaitu sekarang juga. Ini merupakan beban yang berat dari nas bacaan yang agung tersebut. “Carilah Tuhan selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat!

 

“Di dalam kekuatan hidupku, dengan pemikiran benak saya yang terbaik, aku memilih Yesus. Dan inilah aku datang, Tuhan, dan inilah aku.”