PADA HARI-HARI YANG TERAKHIR

(In the Last Days)

 

Dr. W. A. Criswell

 

03-16-75

Yesaya 2:1-5

 

 

Mendelssohn adalah seorang Yahudi pengikut Kristus. Dan saya berharap dia dapat mendengar paduan suara kita menyanyikan lagu mereka. Mungkin dia mendengarkannya dari kemuliaan.

 

Saya mendapatkan sebuah tugas menyenangkan lagi. Ny. Willie D. Mock, dari 102 Barnes Drive, Apartemen A di Garland, Texas, sedang beribadat bersama-sama dengan kita melalui televisi, tidak dapat menghadiri kebaktian dikarenakan suatu penyakit, begitu mengasihi Tuhan Allah, berdoa untuk kita, berberibadah dengan kita dan berharap untuk dapat menjadi anggota jemaat kita, yang disampaikan melalui surat.

 

Dan jika kamera-kamera itu akan menyetel lensa pada anggota jemaat kita, seluruhnya dari saudara-saudara sekalian merasa begitu gembira untuk menyambut Ny. Mock di dalam persekutuan dari gereja kita dengan pendeta itu, maukah saudara-saudara sekalian mengangkat tangan saudara-saudara? Terima kasih. Dan Tuhan yang baik akan membuat engkau menjadi seorang rekan doa yang menyenangkan bersama-sama dengan kami, Ny. Mock yang terkasih.

 

Kami menyambut saudara-saudara sekalian yang sedang mendengarkan melalui siaran radio dan yang sedang menyaksikan melalui siaran televisi kepada kebaktian dari Gereja Baptis Yang Pertama. Dan ini adalah Pendeta yang menyampaikan warta, diambil dari kitab Yesaya yang diberi judul: PADA HARI-HARI YANG TERAKHIR. 

 

Setelah menyampaikan empat warta mengenai pasal yang pertama dari kitab Yesaya, kita telah sampai kepada pasal yang kedua, di dalam teks bacaan demikian:

 

Firman yang dinyatakan kepada Yesaya bin Amos tentang Yehuda dan Yerusalem.

Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah Tuhan akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung – dan di dalam Kitab Suci, gunung-gunung melambangkan sebuah kerajaan, sebuah negara - dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana.

Dan banyak suku bangsa akan pergi seraya berkata: “Mari, kita naik ke gunung Tuhan, ke rumah Allah Yakub, supaya a mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan Firman Tuhan dari Yerusalem.”

Ia akan menjadi hakim di antara bangsa-bangsa dan akan menjadi wasit bagi banyak bangsa; maka mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak, dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas; bangsa tidak akan lagi belajar perang.

Hai kaum keturunan Yakub, mari kita berjalan di dalam terang Tuhan!

Salah satu warta yang telah saya persiapkan dari ayat yang pertama adalah latar belakang terhadap mana Yesaya telah menyampaikan warta-warta nubuatannya.

 

Dan tanpa sebuah pemahaman dari latar belakang tersebut, kita tidak masuk ke dalam kerendahan arti dari Firman Tuhan yang telah disampaikan melalui dia.

 

Maka dia memulai penglihatan dari Yesaya yang dilihatnya berkaitan dengan Yehuda dan Yerusalem serta hari-hari dari Uzia, Yotam, Ahas, dan Hizkia, raja-raja dari Yehuda.

 

Yesaya tumbuh sebagai seorang pemuda dalam masa pemerintahan raja Uzia, seorang raja yang baik dan pemimpin yang cakap, seorang pria yang mengabdi dengan begitu mengagumkan dan seorang yang jenius. Di bawah dia, perbatasan negeri telah diperluas. Dia memenangkan kembali Pelabuhan Elath di Laut Merah, membangun sebuah angkatan laut dan menangani perdagangan barang-barang dagangan dengan kawasan Timur Jauh.

 

Kebijakan-kebijakannya diberkati oleh Tuhan Allah ketika dia berjalan dalam kerendahan di hadapan Yahwe, Tuhan. Uzia diikuti oleh seorang putra yang membanggakan yang bernama Yotam. Dan Yotam mewarisi kemampuan serta mengikuti kebijakan-kebijakan nasional dari bapanya.

 

Dan di bawah tangan Yotam sama seperti di bawah tangan Uzia, kerajaan itu bendar-benar berkelimpahan. Masyarakat bangsa itu hidup di dalam kemakmuran dan di dalam damai sejahtera. Dan tangan Tuhan bersama-sama dengan mereka.

 

Adalah pada hari-hari di mana Yesaya hidup sebagai seorang pemuda. Danm pada zaman itu dia dipanggil untuk menjadi seorang Utusan Tuhan.

 

Tetapi, di dalam pemeliharaan Tuhan yang aneh dan tidak dapat jelaskan itu, Yotam, diikuti oleh seorang anak laki-laki, putranya, yang dari semua orang merupakan seseorang yang tidak cakap dan tidak layak dan tidak sesuai dan tidak beriman.

 

Yotam (baca Ahas), sebagai seorang pemuda, pemuda yang masih sangat muda, naik tahta dari seorang selir. Dia merupakan anak kecil manja yang cepat marah. Dia. berpengaruh atas kebodohan serta hal-hal yang bersifat gaib dari seorang wanita yang tidak terpelajar. Dan negara itu menjadi hancur.

 

Ketika Yesaya menjelaskannya: Perihal bangsa-Ku, anak-anak adalah penindas mereka. Dan wanita berkuasa atas mereka. Oh, bangsa-Ku, mereka yang kerjanya memasak, mereka yang memimpin kamu menyebabkan kamu mendapatkan kesalahan dan menghancurkan cara jalanmu.

 

Kerajaan Yehuda yang agung dan luar biasa, yang dikenal oleh Yesaya di bawah pemerintahan Uzia dan Yotam, terperosok ke dalam perpecahan, terjatuh ke dalam makam para penderita penyakit kusta.

Seperti yang telah dikatakan oleh nabi itu: “Karena Yerusalem sudah menjadi puing dan Yehuda sudah terjatuh. Lidah mereka dan perbuatan mereka menentang Tuhan untuk menyatakan pemandangan atas kemuliaan-Nya.

 

Sungguh suatu tragedi yang meliputi keseluruhan kota suci dan bangsa yang dikuduskan itu. Membawa kesedihan yang tak terperikan terhadap kesusahan hati dari kepala keluarga yang masih muda itu. Seri semuanya, Yesaya mencintai kota itu dan mengasihi bangsa itu.

 

Dari semuanya dia adalah seorang kepala keluarga yang agung. Betapa Athena diperuntukkan untuk Demosthenes dan betapa Romami diperuntukkan bagi Caesar, betapa Florence diperuntukkan bagi Dante, Yerusalem diperuntukkan bagi Yesaya

 

Dan untuk melihat kota seta bangsa tersebut terjatuh ke dalam perpecahan dan ke dalam kebinasaan dan kehancuran membawa duka cita yang tidak terkatakan di dalam hatinya.

 

Dan dia berkata: Demikian telah dikatakan mereka, dan demikianlah mereka lakukan untuk menyatakan pemandangan kemuliaan daripada Tuhan.

 

Sungguh sebuah ungkapan yang ganjil. Untuk menimbulkan pemandangan akan kemuliaan Tuhan. Saudara-saudara sekalian dapat melihat, nas saya dimulai dengan: Pemandangan yang diperlihatkan kepada Yesaya bin Amos tentang Yehuda dan Yerusalem.

 

Diperlihatkan, bagi kita, kata itu hanyalah suatu bentuk masa lalu yang sederhana dari kata lihat. Tetapi, ketika saudara-saudara  melihat pada kata sebagaimana Yesaya menggunakannya, kata “diperlihatkan,” adalah sebuah kata yang artinya membagi, memotong, dan melihat sampai ke depan dan di belakang.

 

Dan ini merupakan penglihatan yang datang kepada nabi itu ketika didepannya dia melihat eaja Ahas yang lemah dan bimbang dan jahat.

 

Ketika Yesaya berdiri di depan Ahas, mengetahui bahwa Ahas berada di dalam waktu keadaan darurat nasional telah berpaling kepada Tiglath-Pileser, raja yang kejam dan tidak mengenal ampun dari Asyur.

 

Dan tidak kurang dari lima kali, para prajurit yang bengis dan kejam, para pasukan sewaan banteng bersayap Asyur kehilangan kerajaan Yehuda. 

 

Zaman di mana nabi itu hidup di dalam ketakutan terhadap kekuatan yang mengerikan dan dahsyat sdan perusaj itu. Dan di sana dia berdiri di hadapan raja Ahas yang secara rahasia telah mengikat perjanjian dah kemudian sesudahnya mengundang Tiglath-Pileser untuk masuk ke negeri Yehuda. 

 

Yesaya memohon kepada sang raja dengan mengatakan: “Percayalah di dalam Tuhan. Lihatlah kepada Tuhan. Dalam kepulangan dan dalam istirahat dan keheningan dan keyakinan diri akan menjadi kekuatanmu.

 

Dan Ahas tidak mau melakukannya. Dan nabi itu berkata: Demikianlah Firman Tuhan, mintalah suatu pertanda dari Tuhan, Allahmu, biarlah itu sesuatu dari dunia orang mati yang paling bawah atau sesuatu dari tempat tertinggi yang di atas sehingga Allah akan bersama-sama denganmu dan menguatkan engkau dan menganugerahkan kemenangan kepadamu.

 

Tetapi raja lalim yang memiliki sifat munafik dan penakut, yang sudah terlebih dahulu menetapkan hatinya untuk mencari tempat perlindungan kepada Tiglath-Pileser mengatakan: “Aku tidak mau mencobai Tuhan.”

 

Adalah kemudian bahwa Yesaya telah melihat di atas serta di balik ketidak-berdayaan raja itu serta kebimbangan dan mencurigakan, dia melihat sebuah penglihatan tentang kedatangan Tuhan.

 

Seorang perempuan perawan akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki dan ia akan namanya akan dipanggil dengan “Tuhan bersama kita”. Dan di dalam hari-harinya, bangsa itu akan menetap dengan aman dan Yerusalem akan dimuliakan dan Tuhan Allah akan menjadi Raja di seluruh penjuru bumi.

 

Sekarang, nas saya adalah persamaan yang sama dengannya lagi. Melihat kepada Ahas, yang memenuhi kota-kota dengan berhala, yang membawa nabi-nabi aneh dan fasik untuk berdiri di depan altar-altar pemujaan terhadap berhala, yang menutup serta mengunci bait Tuhan Allah, dan yang memberikan anak-anaknya untuk dibakar di dalam api di hadapan dewa Molek. 

 

Yang menaburkan Yerusalem dengan darah dan kehancuran, dan membawa musuh yang menyerbu bangsanya seperti mangsa, yang menyaksikan kejatuhan kota Yerusalem dan Yehuda yang telah dihancurkan, di balik raja dan kerajaan yang telah jatuh, dia melihat penglihatan akan Tuhan Allah pada hari-hari yang terakhir.

 

Ketika Kristus, Raja Kemuliaan akan datang dan menetap di antara manusia, dan gunung baitu Tuhan Allah akan dipermuliakan di atas semua kerajaan di muka bumi ini. Dan semua suku bangsa dari semua umat manusia akan beriring-iringan masuk ke dalamnya.

 

Ketika keluar dari Sion akan ditetapkan hukum, hikmat dan kebenaran dan keadilan dan ketika damai sejahtera serta pengenalan akan Tuhan akan meliputi bumi seperti perairan yang menutipi lautan, demikianlah penglihatan Yesaya, yang telah dilihatnya pada hari-hari yang terakhir.

 

Melihat di atas dan di luar bangsa yang terpecah-belah dan dibinasakan itu menjadi suatu kerajaan yang agung akan keagungan dan keadilan serta kemuliaan Tuhan. 

 

Di dalam suatu cara dan di dalam suatu jalan, apakah saya melakukan hal yang sama pada hari ini. Saya mendapatkan kesusahan di luar setiap cara saya dapat menjelaskannya. Dan rasa takut saya mencengkeram hati saya seperti rasa takut yang belum pernah saya lihat sebelumnya.

 

Negaraku dan bangsaku, dan Amerika kita yang tercinta, ada suatu perpecahan yang sedang terkadi dan ada suatu penghancuran yang sedang terjadi dan ada penghukuman daripada Tuhan Allah yang sedang mulai untuk mengunjungi Amerika yang memanterai kematian dan kehilangan dari negeri kita yang kita cintai.

 

Saya telah menyimpulkannya kepada tiga kata-kata. Yang pertama saya berbicara tentang ekonomi, saya berbicara mengenai kehidupan ekonomi bangsa kita. Saya menggenggam uang pecahan sepuluh dollar di dalam tangan saya.

 

Ketika saya masih muda, ketika saya sedang bertumbuh sebagai seorang laki-laki, ada uang yang mana di bagian belakangnya berwarna kuning, beredar di atengah-tengah orang banyak. Uang itu berwarna kuning di bagian belakangnya, uang sebanyak sepuluh dollar itu dapat dipertukarkan dengan emas.

 

Warna kuning di bagian belakang sertifikat itu adalah suatu sertifikat emas. Ketika saya berbicara kepada seorang pemuda hari ini mengenai sertifikat yang bagian belakangnya berwarna kuning, dia tidak pernah mendengarnya, apalagi melihatnya.

 

Juga ketika saya sedang bertumbuh, ada yang bagian belakangnya berwarna hijau. Bagian belakang yang berwarna hijau itu didukung oleh warna perak. Jadi, itu adalah sertifikat perak. Jika di dalam genggaman tangan saya ada sertifikat yang bagian belakangnya berwarna kuning, warna itu melambangkan banyaknya emas.

 

Jika di dalam genggaman tangan saya ada sertifikat yang bagian belakangnya berwarna hijau, warna itu melambangkan sebuah sertifikat, sebuah permintaan simpanan untuk sedemikian banyak perak.

 

Ketika saya memegang benda itu di dalam tangan saya, benda itu tidak berharga sama sekali dibandingkan selembar kertas dari mana saudara-saudara sekalian boleh menghidupkan api. Kertas itu tidak didukung oleh apapun juga.

 

Kekuatan ekonomi kita yang hebat telah dikuras dan diuapkan sampai mata uang kita tidak di dukung oleh apapun juga.

 

Saya membaca sebuah komik kecil. Seorang bentara datang ke hadapan seorang raja dan berkata, “Yang Mulia, Yang Mulia, kami tidak dapat mencetak uang lebih banyak lagi.”

Dan raja tersebut pingsan. 

Ketika mereka telah membuat raja itu siuman, dia berkata, “Mengapa kalian tidak dapat mencetak uang lagi?”

 

Bentara itu memberitahukan, “Tuan, kita tidak memiliki emas lagi.”

“Oh,” jawab raja itu dengan perasaan lega, “Aku berfikir kalian akan mengatakan bahwa kita tidak memiliki kertas lagi.”

 

Presiden Amerika Serikat mengumumkan kepada seluruh anggota kongres yang terlalu banyak keinginan, anggaran fiskal pemerintahan Amerika Serikat akan kekurangan sebesar $52 miliar dolar selama tahun fiskal yang akan datang ini. Dan para ahli ekonomi mengatakan bahwa jumlah itu akan mendekati sampai dengan $100 miliar di dalam satu tahun.

 

Kita begitu terjepit di dalam membicarakan bahwa satu miliar dollar itu bagi kita hampir tidak berharga sama sekali, dari cara kita berbicara.

 

Dengarkanlah. Ini adalah perbedaan antara satu juta dengan satu miliar. Jika anda memiliki uang pecahan ribuan dollar, masih baru dan kering, dan menyusunnya ke atas, uang pecahan ribuan dollar yang baru, ditumpukkan sampai berjumlah satu juta dollar, tingginya akan menjadi enam inchi.

 

Satu juta dollar tingginya sekitar enam inchi, setumpuk uang pecahan seribu dollar yang baru dan kering.

 

Akan tetapi satu miiliar dollar adalah setumpuk uang pecahan seribu dollar yang masih baru dan kering, seratus dua puluh enam kaki lebih tinggi dari menara Washington. Demikianlah perbedaan antara satu juta dengan satu miliar.

 

Dan pemerintah mengumumkan di dalam tahun ini saja, kita akan berhutsebanyak $52 miliar dan hampir pasti sekitar $100 miliar dollar.

 

Apakah gerangan itu? Itu merupakan percakapan telepon kepada Departemen Keuangan untuk mencetak $52 miliar tambahan, cetaklah.

 

“Oh, tetapi tuan, itu akan menghancurkan mata uang negara. Perbuatan itu akan menghancurkan sistem moneter negara. Perbuatan itu akan menghancurkan kehidupan ekonomi negara. Perbuatan itu akan merampok orang miskin. Perbuatan itu akan merampok uang para pensiunan. Perbuatan itu akan merampok orang-orang jompo. Perbuatan itu akan merampok orang banyak.

 

Pemerintah berkata: Saya katakan cetaklah, maka cetaklah. Dan proses pencetakan itu dilakukan di dalam lingkungan Departemen Keuangan di kota Washington D.C, menggiling kertas-kertas itu, mencetak mereka terus menerus. Dan kehidupan ekonomi dari para pendiri bangsa. 

Saudara-saudara sekalian, dengarkanlah saya. Tidak ada lembaga di dalam sorga Tuhan Allah yang dapat hidup tanpa tanggung jawab secara fiskal.

 

Anda mengatakan: “Saya mencintai istri saya dan saya mencintai rumah tangga saya.” Jika anda tidak mengatasi masalah kebijakan fiskal, pondasi moneter dari rumah tangga saudara, saya tidak perduli berapa banyak anda mencintai wanita itu, rumah tangga anda akan menemui batu karang.

 

Jika ada sebuah bank yang tidak memiliki sebuah kebijakan fiskal yang sehat, maka bank tersebut akan menuju suatu kebangkrutan. Jika terdapat seorang pedagang yang tidak memiliki tanggung jawab fiskal yang baik, dia akan menghadapi dinding yang padat. Dan demikian berlaku kepada pemerintah dan bangsa dari Amerika Serikat.

 

Kita sedang berhadapan dengan bencana ekonomi. Salah satu proporsi yang paling menyeramkan dan mengerikan. Di Amerika, kita memiliki sebuah filosofi yang baru. Hak untuk sebuah uang bantuan bagi pengangguran dari pemerintah. Sekarang, kesejahteraan dipandang sebagai hak.

 

Dan ada beberapa contoh, banyak dari antaranya ada di Amerika, di mana terdapat satu, dua tiga generasi yang menggantungkan hidupnya kepada uang jaminan kesejahteraan.

 

Memohon kepada mereka untuk datang ke sini untuk bekerja. Tidak, jauh lebih mudah untuk hidup menggantungkan diri pada uang jaminan kesejahteraan daripada harus bekerja. Setiap kali selembar uang dicetak, hendaknya uang itu menghadirkan tenaga kerja.

 

Ada sepuluh dollar harga dari tenaga kerja yang telah dituangkan ke dalam negara anda. Dan uang sebanyak sepuluh dollar itu melambangkan sepuluh dollar uang tenaga kerja.

 

Seharusnya, setiap kali selembar uang dicetak, akan melambangkan sesuatu yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk menciptakan kesejahteraan.

 

Dan ketika mereka mencetak uang tanpa tenaga kerja dan tanpa suatu perlambangan dari meningkatnya kesejahteraan negara, saudara-saudara  akan mendapatkan apa yang saudara-saudara  sebut dengan inflasi, yaitu, penghancuran bangsa, pemerintah dan sistem ekonomi yang terakhir.

 

Hari itu akan datang di Amerika ketika ketika saudara-saudara sekalian akan menggunakan kereta sorong yang penuh dengan uang hanya untuk membeli sepotong roti. Akan menjadi tidak berharga dan akan menjadi demikian meningkat seiring dengan setiap hari yang berlalu.

 

Dan tidak seorangpun politikus dari tengah-tengah kita yang kelihatannya memiliki keberanian untuk berdiri dan berkata: “Negara kita sedang menuju kepada suatu bencana. Semoga Tuhan menolong kita.”

 

Tidak, masih jauh lebih mudah untuk mengangkat gagang telepon dan berkata kepada percetakan: Cetak. Cetak. Cetak. Karena saya memiliki banyak orang untuk saya hadapi dan mereka telah memilih saya dan mereka menagih hak akan uang jaminan kesejahteraan itu. Dan hal itu berarti bencana.

 

Nomor dua. Saya melihat dengan keragu-raguan bercampur dengan rasa takut kepada bangsa Amerika kita. Kita telah diduduki dan ditunggangi oleh sebuah gelombang akan kegelapan atas meningkatnya kriminalitas dan kekerasan dan perampokan dan pertumpahan darah.

 

Setiap negara dapat memiliki sebanyak apa kejahatan yang dipilihnya untuk didapatkannya. Saudara-saudara sekalian dapat untuk tidak memilikinya. Atau saudara-saudara sekalian dapat tenggelam seperti sekarang ini, jika anda memilih demikian. Hal itu tergantung kepada negara anda. Mereka memilih berapa banyak kejahatan yang mereka inginkan.

 

Di kota New York, saya dapat mengingat ketika Times Square merupakan sebuah tempat berkumpulnya ribuan penduduk America. Ketika anda sedang memikirkan tentang Amerika, maka anda akan memikirkan tentang Times Square. 

 

Jalan putih yang agung itu, Broadway Theaters, dan orang-orang berkumpul di sana sebanyak ribuan orang sampai pada jam-jam kecil di pagi hari, berjalan tanpa rasa khawatir, berjalan di dalam kemerdekaan serta kebebasan, berjalan di dalam rasa gembira dan kesenangan, berjalan-jalan di Times Square di kota New York. 

 

Pergilah ke Times Square sekarang. Taman itu sudah ditinggalkan. Taman itu sudah kotor. Taman itu sudah kumuh. Taman itu sudah buruk sekarang. Apa yang telah terjadi? Telah ditinggalkan dan diabaikan, tempat itu sudah menjadi tempat berkumpulnya para pembegal dan pembunuh dan perampok dan orang-orang yang kasar.

 

Di sana tempat berkumpulnya para pengedar narkoba, para pemakai narkoba, germo dan PSK, tidak ada yang pergi lagi ke sana. Mereka semua merasa takut, mereka semua merasa cemas. Baru-baru ini salah seorang sahabat saya pindah ke kota New York, dan di dalam perjalanannya menuju ke sekolah, putranya dirampok dan dipukuli. Dan dia pergi melapor ke polisi.

 

Dan polisi tersebut berkata, “Anda tidak memahami kehidupan di kota New York. Anda harus menjaga putra anda supaya selalu bersama dengan persiapan uang untuk dirampok. Dia harus selalu mengantongi uang sebanyak dua atau tiga dollar di dalam sakunya untuk para perampok.

 

Jadi, ketika dia di serang, dia akan memiliki sesuatu untuk diberikan kepada mereka dan mereka tidak akan memukulinya sampai terjatuh karena jika putra anda tidak memiliki uang itu, mereka akan memukulinya.”

 

Dan polisi itu tidak pernah berkata, “Oleh kasih karunia Tuhan Allah, ini sudah cukup. Anda tidak semestinya menemukan kaum remaja anda dipukuli ketika mereka pergi ke sekolah. Hal ini harus dihentikan.”

 

Tidak. Ucapan polisi itu adalah, “Tetaplah membuat anak anda dipasok dengan uang rampok, jadi ketika dia diserang dan dipukuli, dia memiliki uang untuk diberikan kepada para pembegal dan orang-orang yang bengis itu.”

 

Inilah Amerika. Saya pergi mengunjungi Chicago. Di tengah-tengah kekaguman saya, saya melihat sebuah gedung pencakar langit yang tinggi. Saya ingin berbicara dengan seorang pria, lalu saya menelepon dia yang sedang berada di dalam bengunan tersebut. Saya tidak pernah memikirkan hal yang seperti itu. Saya hanya mulai berjalan di tangga berjalan itu.

 

Saya dihentikan oleh seseorang dengan senjata di kedua samping badannya.  “Apa yang sedang anda lakukan?”

 

Saya berkata, “Mengapa, saya akan naik ke atas sana dengan menggunakan elevator ini.”

 

“Apa yang akan anda lakukan? Siapa yang hendak anda temui? Anda tidak dapat melakukan hal itu. Anda tidak boleh naik ke atas sana menggunakan elevator itu.”

 

“Sebuah gedung pencakar langit yang terbuka untuk umum?”

 

“Tidak.”

“Apakah pekerjaan anda?”

 

Maka saya memberitahukan dia. Dia pergi menuju ke sebuah telepon. Dan dia tetap mengawasi saya. Dia pergi ke telepon itu. Dia memanggil ke atas sana ke lantai yang yang dimaksud. Orang ini. Orang yang ada di atas sana yang harus bertemu dengan saya, menjelaskan saya kepadanya.

 

“Baiklah. Suruhlah dia masuk.”

Saya telah melewati penjaga itu. Masuk ke dalam sebuah gedung pencakar langit di tengah-tengah kota Chicago. Menuju sebuah elevator. Tetap tidak dapat menemukan tempatnya.

 

Tidak dapat menemukan satupun pintu yang terbuka: saya mengetuk pintu itu dan menanyakan di manakah perihal itu berada. Setelah pada akhirnya pintu itu dibukakan, kepada saya ditunjukkan jalannya. Mengetuk pintu, terkunci dan dipalang.

Saya masuk ke dalam dan saya berkata, “Apakah anda hidup seperti ini setiap saat? Di balik pintu yang terkunci dan dipalang?”

 

Dia berkata, “Seandainya kami tidak mengunci pintu itu dan menjaganya supaya tetap terkunci, di dalam gedung perkantoran yang vesar ini, kami akan dirampok berkali-kali. Dan kekerasan yang tidak terkatakan, hanya Tuhan yang tahu, And violently exposed, to God only knows, terhadap berapa banyak serangan mengerikan dan menakutkan yang ada.”

 

Hal ini terjadi di Chicago. Ini adalah Amerika yang modern.

 

Mereka berkata, “Maukah anda melihat suasana kota Chicago di malam hari?” Saya berkata, “Ya.” Mereka membawa saya mengunjungi Marshal Field di jantung keramaian itu. Ketika malam hari tiba, tempat itu ditinggalkan. Tidak seorangpun berada di jalanan.

 

Mengapa? Karena mereka merasa takut. Orang-orang pada takut. Semua orang merasakannya. Untuk berada di pusat kota Chicago di dalam jerat malam. Mereka ketakutan. Dan kota itu mati serta ditinggalkan di malam hari. Mereka ketakutan. Kekerasan berkuasa di negeri itu. Apa yang dapat saudara-saudara sekalian temukan adalah sekelompok kios-kios film-film bernilai X serta buku-buku pornografi yang tidak berkesudahan.

 

Di dalam gereja kita, kita memiliki seorang Diaken yang bernama Jack Hamm dan dia menyusun sebuah hari untuk perang salib terhadap pornografi.

 

Dan di kota Dallas, dia akan mengumpulkan majalah-majalah penuh di dalam lengannya. Dan di sini ada majalah dan majalah yang menggambarkan sodomi dengan anak-anak laki-laki yang masih kecil.

 

Maka dia berkata, “Oleh pertolongan Tuhan. Hal ini tidak benar.” Dan mereka membawanya ke pengadilan dan pengadilan naik ke Mahkamah Agung.

 

Dan majalah itu dibentangkan di depan mahkamah agung, mereka melihat pada anak-anak laki-laki itu. Dan mereka melihat pada ana-anak perempuan itu. Dan mereka telah dijadikan sebagai pelacur dengan perbuatan sodomi. Ini pornografi.

 

Dan ke sembilan orang yang ada di mahkamah agung Amerika Serikat itu berkata: “Kami tidak menyadarinya. Kami tidak mengetahuinya. Kami tidak mampu mendefinisikan arti dari pornografi. Kami tidak tahu apa itu. Dan kami menolak untuk melakukan apa saja mengenai hal tersebut.

 

Apa? Lihatlah ini. Anak laki-laki berada dalam posisi sedang disodomi. Demikianlah pornografi itu.

 

Mahkamah Agung Amerika Serikat. Kami tidak tahu. Kami tidak mampu mendefinisikannya.

 

Saya mendengarkan suatu wawancara yang panjang dengan seorang kepala polisi suatu malam sebelum terakhir di salah satu kota besar di Amerika dan mereka menanyainya, orang-orang di kota itu menanyainya, “Mengapa anda tidak mau berbuat sesuatu tentang film-fim X yang ada di sekitar kita? Mengapa anda tidak menutupnya?”

 

Dan polisi itu berkata, “Tuan-tuan, kami sudah sering melakukannya berulang-ulang kali. Kami telah merazia rumah-rumah itu. Kami telah menyita kamera-kamera tersebut. Kami telah menyita proyektor-proyektor itu. Kami telah menyita film-film itu. Kami telah menutupnya.

 

Mereka mengajukannya ke depan pengadilan. Kami belum pernah memenangkan sebuah kasuspun. Kami mendapatkan kegagalan untuk setiap kasusnya. Semuanya.”

 

Mengapa? Karena pengadilan telah menaikkannya lebih tinggi lagi sampai ke Mahkamah Agung. Dan film itu ditunjukkan kepada Mahkamah Agung. Lihatlah pelacur ini, bukan hanya tindakan pelacurannya, akan tetapi pada sdominya, lihatlah. Lihatlah.

 

Dan Mahkamah Agung berkata: “Kami tidak dapat mendefinisikan arti dari pornografi, kami tidak tahu apa itu. Dan Pengadilan menolak untuk membantu dengan membanjirnya gelombang kekumuhan, dan kekotoran, dan nafsu birahi yang menyapu bersih Amerika laksana api.

 

Ketika saya berfikir tentang Mahkamah Agung Amerika Serikat, ketua bersama-sama dengan sembilan hakim lainnya. Saya memikirkan tentang ucapan dari rasul Paulus di dalam Pasal yang ke dua dari Surat Yang ke dua kepada jemaat di Tessalonika yang menggambarkan misteri akan kejahatan serta menggambarkan pekerjaan dari manusia yang penuh dengan dosa.

 

Dengarkanlah: Karena mereka tidak mendapat kasih akan kebenaran, karena hal ini menyebabkan Tuhan Allah akan mengirimkan khayalan yang kuat kepada mereka sehingga mereka akan percaya terhadap sebuah kebohongan. Mereka tidak mengetahuinya. Mereka tidak menyadarinya. Dan negeri itu menderita di dalam suatu banjirnya kekumuhan dan kotoran. Dan naiknya kelimpahan samudera kepadanya.

 

Ini adalah Amerika. Ini adalah sistem peradilannya. Ini adalah kekejaman dari kriminalitas dan perampokan yang telah menyelubungi masyarakat kita. Hidup seperti anjing yang merasa gentar di dalam rasa takut, di dalam kandang dan terkekang.

 

Nomor tiga. Komunisme. Minggu yang lalu, saya mendengarkan seorang senator Amerika Serikat yang mengatakan: Kita telah menyebabkan pertumpahan darah di Indocina dan Asia Tenggara. Semuanya itu merupakan hak kita.

 

Dan tadi malam, saya mendengar seorang senator Amerika Serikat berkata: “Apa yang seharusnya kita lakukan adalah mengundang kembali raja komunis ke Kamboja yang telah diusir ketika dia menyerahkan negaranya kepada kaum komunis.

 

Senator Amerika Serikat ini berkata: Kita harus mengundangnya kembali dan membawa perdamaian serta kemakmuran kepada bangsa itu.

 

Apakah yang akan dikatakan oleh Senator Amerika Serikat itu ketika hal yang sama terjadi kepada bangsa Filipina? 

 

Apakah yang akan dikatakan oleh Senator Amerika Serikat itu ketika hal yang sama terjadi kepada kepulauan di samudera Pasifik?

 

Apakah yang akan dikatakan oleh Senator Amerika Serikat itu ketika hal yang sama terjadi kepada pulau-pulau di kepulauan Karibia? Pasti tidak dengan Kuba?

 

Mengapa, Kuba hanya sembilan puluh mil saja – tidak, tidak dengan Kuba. Sembilan puluh mil saja? Tidak, tidak dengan Kuba. Negara Amerika Serikat telah membantu menyerahkan Kuba kepada Fidel Castro sang Komunis itu.

 

Mengapa, saya dapat mengingatnya seolah-olah peristiwa itu terjadi kemarin ketika Fidel Castro bersantap makan malam dan meminum anggur dan dijamu di seluruh wilayah Amerika, termasuk kota kita sendiri di Houston. Ini adalam Amerika yang modern.

 

Seandainya ada suatu keinginan di dalam diri kita untuk bertahan terhadap gangguan terhadap komunisme, saya belum pernah mampu menemukannya. Saya menduga-duga, apa yang akan terjadi ketika mereka mengambil alih Meksiko dan kita memiliki perbatasan bersama-sama dengan mereka selama ribuan mil lagi?

 

Uni Soviet memiliki nuklir yang cukup untuk memasok tenaga kepada kapal-kapal selam mengarungi samudera Atlantik saat ini juga, di dalam hitungan detik akan memotong garis batas Amerika Serikat untuk apapun juga negara itu hidup: Kapal-kapal tanker minyak, kapal-kapal pengangkut mineral, atau kapal apa saja, semuanya.

 

Bangsa kita hidup di dalam surga orang-orang bodoh. Apakah kita hidup atau mati, saya fikir hal tersebut bukan merupakan keputusan dari pemerintah kita, akan tetapi oleh orang-orang yang ada di istana Kremlin.

 

Ketika mereka memilih, maka demikianlah yang terjadi. Tuhan yang baik, pak pendeta, Allah yang baik, apa yang anda lakukan? Melewatinya, diatasnya, dan dibelakang kehancuran dari kehidupan ekonomi kita, melewati dan melampaui meningkatnya pasang naik kekerasan dan pertumpahan darah serta kriminalitas, dan melewati serta melampaui meningkatnya kemenangan dari dunia komunis, saya melihat kedatangan akan kemuliaan Tuhan.

 

Dia tidak akan pernah mengalami kegagalan. Dan hal-hal berikut ini semata-mata merupakan pertanda dari kedatangan-Nya yang segera akan terjadi.

 

Pengharapanku dibangun tidak kurang 

Dari pada darah dan keadilan Yesus

Aku tidak berani mempercayai jebakan yang paling manis.

Tetapi seutuhnya bersandar kepada nama-Nya.

Pada Kristus, batu karang tempatku berdiri,

Semua negeri lain adalah pasir hisap.

Semua negeri lain adalah pasir hisap.

 

Wah, saudara-saudara  menginginkan sebuah pondasi di atas mana saudara-saudara  akan mendirikan rumah anda, lakukanlah pada Kristus. Jika saudara-saudara sekalian mengninginkan sebuah pondasi di atas mana saudara-saudara  ingin mendirikan hidup saudara-saudara, maka lakukanlah itu pada Kristus. Dan akan kepada Tuhan Allah, jika saudara-saudara  menginginkan sebuah pondasi di atas mana saudara-saudara  akan mendirikan sebuah negara, lakukanlah itu pada Kristus.

 

Dan melewati dan melampaui keputus-asaan serta ketidak-berdayaan dari satu pemerintahan nasional, dan suatu sistem peradilan yang tidak dapat menemukan suatu jawaban terhadap kebutuhan bangsa kita yang mengagumkan, Yesaya menyaksikan kemuliaan Tuhan itu. Dan datangnya kerajaan Kristus Juru Selamat kita.

 

Oh, Tuhan, dalam masa muda seperti sudah tua, dalam kemiskinan seperti di dalam kemakmuran. Di malam hari seperti masih siang hari, kita melihat wajah-Mu Yang Diberkati. Meskipun demikian, datanglah, Yesus Yang Mulia. Yesus Yang Diurapi.

 

Pengharapan kita ada pada-Nya. Waktu kita sudah banyak terpakai dan kita menyanyikan himne permohonan kita, dan sembari kita menyanyikannya, satu keluarga, anda, sepasang dari anda, atau hanya seseorang, saudara-saudara  serahkan hidupmu kepada Yesus.

 

Untuk masuk ke dalam persekutuan dari gereja ini, untuk meminta karunia daripada Tuhan Allah atas hati dan dan rumah dan hidup serta takdir dan untuk setiap esok hari. Maukah saudara-saudara sekalian melakukannya sekarang juga? Maukah saudara-saudara sekalian mengambil keputusan itu sekarang juga?

 

Dan sebentar lagi ketika kita berdiri untuk bernyanyi, berdiri dan turunilah anak-anak tangg itu untuk masuk ke salah satu dari lorong-lorong itu, pada hari ini juga, pak Pendeta, aku menyerahkan hidupku kepada Tuhan Allah.

 

Aku sedang melihat kepada-Nya, percaya di dalam Dia. Dan percaya di dalam-Nya, dan inilah aku. Lakukanlah sekarang juga, saudara-saudara. Datanglah sekarang juga. Sembari kita berdiri dan sembari kita bernyanyi.