GEREJA DAN NEGARA

(THE CHURCH AND THE STATE)

 

Dr. W. A. Criswell

 

Yesaya 51:1-2

03-14-76

 

 

Sekali lagi merupakan suatu sukacita yang tertinggi untuk menyambut saudara-saudara sekalian yang ikut berbagi saat ini bersama-sama dengan kami melalui siaran radio dan televisi. Saudara-saudara sekalian sedang mendengarkan kebaktian dari Gereja Baptis Pertama di kota Dallas, dan ini adalah Pendeta yang menyampaikan warta yang berjudul: Pergumulan untuk Kebebasan Beragama, atau Gereja dan Negara Bagian.

 

Di dalam pemberitaan kami melalui kitab nabi Yesaya, kita telah sampai kepada pasal yang ke 51. Dan di dalam pasal yang ke 51 itu, dua ayat yang pertama merupakan sebuah seruan dari nabi tersebut untuk melihat kembali kepada warisan dari bangsa Allah. Bacaan dari Firman itu adalah: “Pandanglah gunung batu yang dari padanya kamu terpahat, dan kepada lobang penggalian batu yang dari padanya kamu tergali. Pandanglah Abraham, bapa leluhurmu, dan Sara yang melahirkan kamu.” 

 

Pada saat saudara-saudara mengikuti sepanjang firman Tuhan, saudara-saudara akan terulang melihat suatu ajakan untuk kembali ke dalam tangan yang baik serta pemeliharaan yang baik dari Tuhan Allah ketika Dia membimbing orang-orang tersebut berabad-abad lamanya. Dan ketika kita melakukannya saat ini, kita sedang mengikuti sebuah pola yang dapat kita temukan di setiap lembaran tulisan kudus itu.

 

Sehubungan dengan tahun perayaan ke seratus ini dan sehubungan dengan nas bacaan ini, dengan peringatan untuk memandang kepada leluhur kita, yang dari padanya kita datang, yang telah melahirkan kita, yang telah meletakkan dasar-dasar iman kepercayaan kita serta negara kita – sehubungan dengan semuanya itu, saya telah mempersiapkan empat buah khotbah. Yang satu pada hari Minggu yang lalu dengan judul Martir Kristen; yang satunya lagi yaitu yang disampaikan pada hari ini yang berjudul adalah, Pergumulan untuk Kebebasan Beragama, atau Gereja dan Negara Bagian; yang satunya lagi akan disampaikan pada hari Minggu yang akan datang, Merdeka Untuk Selama-Lamanya; dan yang keempat, Paham Komunisme dan Kekristenan. Musuh terbesar yang pernah dihadapi oleh iman kepercayaan Kristen adalah yang satu dengan siapa kita bergumul sampai mati saat ini; pesan ini: Pergumulan untuk Kebebasan Beragama, Gereja dan Negara Bagian

 

Mengapa harus pernah bahwa di sana ada suatu penggabungan, suatu sambungan, suatu kecocokan antara gereja dengan negara bagian? Jawabannya sangat sederhana, sangat jelas. Hampir tidak terdapat suatu gerakan di dalam hidup manusia seperti agama itu. Kita bahkan menggunakannya di dalam tatanama umum yang menjelaskan kepada suatu kegairahan yang relijius, atau suatu pengabdian yang relijius, atau suatu kecemburuan yang relijius. Seperti yang dikatakan oleh seorang pengamat pelajar, “Umat manusia itu relijius yang tidak tersembuhkan lagi.”

 

Sekarang, hal itu telah terlihat oleh kaum politisi, oleh para pangenar dan para raja, dan oleh para penuasa dari zaman dahulu kala. Maka mereka mencari cara untuk mempergunakan agama sebagai sebuah sumber untuk mempererat kerajaan dan kekaisaran mereka bersama. Seorang pelawak, seorang fasik yang yang kasar, telah berkata di zaman kekaisaran Romawi kuno: bagi orang banyak semua allah itu adalah benar, bagi kaum filsuf, seluruh allah itu sama palsunya, dan bagi para politisi, semua allah itu sama faedahnya. Saudara-saudara khususnya melihat akan hal itu di zaman kerajaan Romawi kuno. Kekaisaran Romawi mencari cara untuk memateraikan semua dari berbagai propinsinya dan kelompok-kelompok agama bersama-sama di dalam satu pemujaan yang agung terhadap kaisar Romawi. Jabatan kekaisaran menjadi sebuah alat di dalam tangan-tangan kekaisaran tersebut.

 

Semua orang paling sedikit akan memiliki satu agama umum, dan dengan hukum, dengan cara kekerasan, bahkan sampai dengan cara penganiayaan, para pemimpin kekaisaran Romawi meminta supaya semua membungkukkan badan di hadapan patung kaisar Romawi serta meletakkan sejumput kecil kemenyan di dalam bara api yang menyala di depan patung tersebut.

 

Itulah sebabnya mengapa terjadi penyiksaan terhadap orang-orang Kristen; dari semuanya, hal itu tidak serupa dengan kekaisaran Romawi yang palingtoleran serta yang paling baik dalam menangani propinsi-propinsinya, menangani wilayah-wilayah penaklukannya. Mengapa kekaisaran Romawi harus menganiaya orang-orang Kristen adalah suatu hal yang mengherankan. Kekaisaran Romawi sangat gembira menerima semua allah dari seluruh propinsi yang ada serta meletakkan mereka di dalam Pantheon mereka yang besar, gedung antik dari zaman dahulu yang masih tetap dipelihara sampai dengan zaman sekarang; sebuah tempat untuk meletakkan semua allah-allah itu di dalam Pantheon orang-orang Romawi. Akan tetapi pada saat Tuhan Allah, keilahian Yesus diberitakan, mereka menyambut Dia sebagai seorang allah yang lain dan orang-orang Kristen berkata, “Bukan, bukan! Anda tidak boleh meletakkan Yesus di sebelah dari dewa Jupiter, atau di samping dewa Apollo, atau di samping dewa Neptune, atau di samping dewa Venus, atau di samping dewa Adonis, atau di samping dewa Animus, atau di samping dewa Osiris. Hanya ada satu Allah dan hanya ada satu perantara, yaitu Tuhan Yesus. Dan kita mengenal Tuhan Allah melalui Kristus.” Dan karena orang-orang Kristen menolak untuk membungkukkan badan di hadapan patung sang kaisar, orang-orang Kristen disiksa di dalam kekaisaran Romawi.

 

Sekarang, ketika zaman melewati Konstantinus sekitar tahun 300an – Konstantinus merubah keyakinannya menjadi memiliki iman kepercayaan Kristen. Jadi, sedangkan dalam berabad-abad sebelumnya, agama telah menjadi suatu alat negara di dalam aspek-aspek berhala dan penyembahannya, sekarang negara itu telah memakai sebuah agama baru dan sebuah keyakinan baru, yaitu iman kepercayaan Kristen. Dan gereja menjadi sebuah alat dan sebuah pion negara. Dan gereja telah memakai negara untuk menekan mereka untuk mengikuti pola penyembahan serta pendekatannya kepada Tuhan Allah sendiri. Hasilnya adalah kerusakan serta celaka yang sebenar-benarnya.

 

Hampir tidak ada sesuatu hal yang lebih diremehkan di hadapan Tuhan Allah daripada melihat simony di dalam gereja. Saudara-saudara akan menjual suatu keuskupan, atau saudara-saudara akan menjual sebuah topi kardinal, atau orang yang paling berpengaruh dan yang paling kaya akan dipakai untuk melanjutkan pemilihan kepala gereja. Dan dari sebelah dalam, gereja menjadi demikian rusaknya ketika gereja itu menjadi makmur dan menjadi berpihak dengan kekuasaan negara.

 

Sebagai contoh, di dalam pasal yang ke tiga belas dari kitab Matius, Tuhan kita mengatakan kerajaan sorga seperti sebuah benih yang telah ditanam menjadi sebatang pohon yang besar; dan pada cabang-cabangnya, setiap burung yang kotor dan dekil datang untuk bersarang. Lalu kemudian di ayat yang berikutnya Dia mengatakan kerajaan sorga seperti ragi yang diambil seorang perempuan dan mengaduknya ke dalam tiga sukat tepung terigu sampai menyatu seluruhnya. Demikianlah apa yang terjadi kepada iman kepercayaan orang-orang Kristen ketika Konstantinus menjadi berubah keyakinan dan Iman Kristen menjadi gereja negara, dan menjadi iman negara, dan menjadi agama negara. Hal itu menjadi sebuah alat yang perkasa bagi kekaisaran itu untuk memaksa orang-orang dengan ancaman kematian untuk menjadi anggota dari gereja negara. Terikat dengan kekuasaan dan kepemimpinan dari kekisaran secara bersama-sama.

 

Nah, ketika abad dan zaman berlalu, bangkitlah saksi-saksi di dalam setiap angkatan, orang-orang yang memberitakan Injil dari Anak Allah dan yang mengasihi Kitab Suci; yang mencela perserikatan yang keterlaluan seperti gereja dan negara itu, dan karena negara yang memperalat gereja dan gereja memperalat negara untuk memajukan rencana-rencana mereka sendiri. Dan orang banyak itu, bukan hanya berjumlah ribuan saja, akan tetapi jutaan banyaknya, yang telah menyerahkan nyawa mereka di dalam penganiayaan relijius itu diketahui oleh semua pelajar sekolah, ketika saudara-saudara membaca kisah-kisah suram dari lembaran-lembaran sejarah orang-orang Kristen.

 

Dan ketika hari berlalu, bangkitlah seseorang yang secara khusus dan terutama sekali mulai memandu serta memberitakan maksud dari kebebasan beragama dan kemeredekaan beragama, serta pemisahan antara gereja dengan negara. Salah satu dari antara mereka bernama Felix Manz. Ketika suatu kali saya sedang berada di Zurich, saya meminta untuk dibawa kemana Sungan Lamont mengalir melewati gedung dewan. Dan saya berkata, “Biarkanlah saya berdiri di sini sebentar saja.” Saya mengenang hari-hari yang dialami oleh Felix Manz. Dia adalah putra altar di kathedral. Dia adalah seorang terpelajar yang cemerlang dan luar biasa. Akan tetapi karena membaca Alkitab, dia merubah keyakinannya kepada iman kepercayaan yang kita peluk di dalam gereja yang terkasih ini. Dan oleh karena kefasihannya memberitakan di pedalaman sana, di padang sana, di rumah ibunya di sana, dia menjadi ditahan dan dihukum mati dengan cara ditenggelamkan. Dia sangat menyukai lautan, mereka berkata, berikanlah kepadanya air yang banyak. Maka mereka membawa dia melalui jalan-jalan di kota Zurich, terbelenggu dengan rantai dalam keadaan yang memalukan. Ibunya berjalan menyertainya, menghapus air mata putranya itu dan mengautakn semangat putranya untuk tetap memegang teguh kesetiaan sampai ajalnya nanti.

 

Dan di tempat di mana saya ingin berdiri itu, memandang air dari sungai Lamont yang tertuang ke danau Zurich yang berada di sebelah gedung dewan, di tempat itulah mereka menenggelamkan Felix Manz karena iman kepercayaannya, yang dibayar dengan nyawanya.

 

Pada tanggal dua puluh delapan bulan Maret tahun 1928, ada satu kelompok orang yang merupakan anggota dari komuni kita, yang berkumpul di sebuah lapangan di kota Wina. Mereka sedang merayakan ulang tahun yang ke empat ratus dibakarnya Balthasar Hubmaier di tiang pancang. Dia adalah seorang pria yang memberitakan nas bacaan berbahasa Ibrani dan dari nas berbahasa Yunani Injil kebenaran serta kemeredekaan dariAnak Allah serta pemisahan antara gereja dengan negara. Dia memenangkan ribuan jiwa setiap tahunnya, membaptis orang-orang yang bertobat di Bavaria. Dia dikhianati, dipenjarakan, dan dibakar di tiang pancang di kota Wina. Dan tiga hari kemudian, isterinya diikat dan ditenggelamkan di sungai Danube. Dan ketika saya berada di kota Wina, saya berkata, “Maukah anda membawa saya ke tempat di mana Balthasar Hubmaier di bakar di tiang pancang?” Dan saya berdiri di sana untuk mengenang martir agung milik Tuhan Allah itu.

 

Dan kemudian saya berkata, “Maukah anda membawa saya ke tempat di sungai Danube di mana mereka membuang isterinya serta menenggelamkannya di sana karena kesetiaannya kepada firman Tuhan serta kepada suaminya yang pemberita itu?” dan saya berdiri di sana di dalam kenangan yang hening akan wanita yang beriman itu, yang menyerahkan nyawanya karena keyakinannya.

 

Di Inggris, ada dua kongregasi separatis kecil yang terpisah. Salah satu dari mereka memiliki seorang pendeta yang pernama Pendeta John Smyth; S-m-y-t-h. Dan yang lainnya memiliki seorang pekerja beriman di dalam kongregasinya yang bernama William Brewster. Raja Inggris berkata, “Mereka akan menyesuaikan diri dengan gereja negara atau aku akan merusak mereka di negeri ini. Dan kedua kawanan domba itu melarikan diri ke Belanda. Di Belanda, telah diputuskan bahwa kongregasi kecil dari William Brewster akan berangkat menuju negeri yang baru, dan mereka menyeberangi samudra Atlantik yang penuh dengan badai dan mendarat di suatu tempat yang sekarang bernama Plymouth, Massachusetts. Dan kita mengenali kongregasi kecil itu sebagai leluhur peziarah kita. Kawanan domba kecil lainnya, yang dipimpin oleh Pendeta John Smyth, menjadi gereja Baptist dan mereka semua telah dibaptis di Belanda sana. Dan di antara mereka yang telah dibaptis itu adalah Thomas Helwys yang setelah kematian John Smyth telah diminta untuk menjadi gembala dari gereja Baptis yang kecil itu.

 

Kongregasi kecil yang beranggotakan sekitar seratus lima puluh orang anggota jemaat di Belanda itu memutuskan bahwa tidaklah benar bagi mereka untuk menetap di Belanda hanya untuk menghindari penganiayaan dari pihak kerajaan di Inggris. Maka kongregasi gereja Baptis yang kecil itu berangkat melintasi samudera dan kembali ke Inggris. Mereka kembali pada tahun 1611. Dan pada tahun 1612, Thomas Helwys, pendeta dari jemaat kecil itu, menuliskan surat kepada Raja Inggris, dan demikianlah kata-katanya. Saya berharap bahwa saudara-saudara dapat melihatnya. Supaya dapat melihat di dalam pengejaan yang dipergunakannya:

 

Dengarkanlah, wahai raja, dengarkanlah hai raja, dan janganlah menganggap rendah nasehat dari orang-orang malang, dan biarkanlah keluhan mereka sampai ke hadapanmu.

 

Raja adalah seorang manusia yang tidak kekal dan bukan Tuhan, oleh karenanya tidak memiliki kekuasaan terhadap jiwa-jiwa kekal dari rakyatnya, membuat hukum dan peraturan bagi mereka, serta menetapkan Tuhan rohani terhadap mereka. Jika raja memiliki wewenang untuk membuat Tuhan dan Hukum rohaniah, maka dia adalah seorang Allah yang kekal, dan bukan manusia yang tidak kekal.

 

Wahai raja, janganlah terbujuk oleh para penipu untuk berbuat dosa terhadap Tuhan Allah, yang seharusnya engkau patuhi itu, bukan terhadap rakyatmu yang malang …

Kiranya Tuhan menyelamatkan raja,

Thomas Helwys

Dari Spittlefield (di mana mereka tinggal), di dekat London. 

 

Untuk yang pertama kalinya di dalam sejarah kerajaan Inggris bahwa ada seseorang yang begitu berani menceramahi seorang raja dengan kata-kata seperti itu. Pendeta Thomas Helwys itu kemudian ditangkap dan dimasukkan ke dalam sebuah penjara bawah tanah, dan kemudian pendeta itu meninggal dunia di sana setelah bertahun-tahun berada di dalam penjara, pada tahun 1616. 

 

Akan tetapi kebenaran yang agung yang telah diberitakan oleh pendeta itu telah menemukan pemondokan serta perubahan di dalam hati seorang pemuda yang bernama Roger Williams. Dan Roger Williams datang ke Amerika dan di dalam sebuah koloni dia telah mendirikan sebuah gereja negara. Ada sebuah gereja negara di Massachusetts.  Ada sebuah gereja negara bagian do lahan pertanian dan koloni Plymouth. Ada sebuah gereja negara bagian di New Amsterdam, yang sekarang menjadi New York. Ada sebuah gereja negara bagian di wilayah Virginia serta di dalam koloni lainnya. Dan orang ini, Roger Williams ini, yang telah ditobatkan oleh Thomas Helwys, dari kongregasi terpisah yang kecil itu, yang kembali ke Inggris karena mereka tidak ingin melarikan diri dari penganiayaan gereja negara itu - Roger Williams melarikan diri, karena telah dibuang dan menjadi seorang orang yang terusir dari masyarakat, dari koloni New England, dan mendirikan negara bagian yang pertama dengan gereja pertama yang bebas di dalam sejarah dunia. Negara bagian itu, dia menyebutnya dengan Rhode Island, dan ibukotanya adalah Providence. Dan dasar dari piagam agungnya adalah demikian: bahwa setiap orang, di mana saja, dapat berseru kepada Tuhan Allah dengan cara apa saja yang dikehendakinya tanpa gangguan, atau penahanan atau penganiayaan.

 

Kontribusi yang terbesar yang pernah diberikan oleh demokrasi Amerika kepada dunia adalah adanya gereja bebas tersebut, di dalam sebuah neghara bagian yang merdeka. Sekarang kita telah sampai ke masa yang sekarang ini di dalam kehidupan bangsa Amerika. Dan bagaimana tentang negara kita yang tercinta? Dan bagaimana tentang latar belakang keagamaannya serta pondasinya, di atas mana hal itu telah didirikan? Sekarang saya tidak berbicara tentang ribuan orang yang telah menyerahkan nyawa mereka oleh karena iman kepercayaan Kristen mereka di negara kain di dunia ini: di wilayah Arab, seperti di Libanon; di Timur seperti di China, di Eropa, seperti di negara-negara Eropa Timur dan Rusia; seperti Afrika, seperti yang ada di Sudan. Saya tidak menyinggung – saya tidak berbicara sekarang tentang tragedi-tragedi yang telah meliputi saudara-saudara Kristen kita serta iman kepercayaan Kristen kita dalam begitu banyak negara di dunia. Sedikit demi sedikit, dunia yang beas telah diambil alih oleh para penguasa yang totaliter. Saya tidak membicarakannya. Saya lebih berbicara tentang Amerika. Bagaimana sekarang dan bagaimana tentang masa depan dari sebuah gereja yang bebas di dalam sebuah negara bagian yang mebebas di Amerika?

 

Ada hal-hal di kaki langit yang telah saya ligah sedang berkembang yang memberikan kengerian yang menakutkan ke dalam hati saya, baik untuk keyakinan serta bagi masa depan dari negeri kita yang termasyhur. Ang pertama adalah demikian: sekularisme adalah musuh Tuhan Allah dan iman kepercayaan. Kapan saja hal itu menaikkan kepalanya yang buruk itu, hal itu memanterai kekalahan serta bencana bagi bangsa Tuhan. Dan paham sekularisme menjadi semakin disponsori oleh pemerintah Amerika Serikat. Saya melihat hal itu di mana-mana. Saya melihatnya di setiap departemen serta kompartemen dari kehidupan modern dari bangsa Amerika kita. Sebagai contoh, di dalam sistem sekolah kita dan di dalam sistem universitas kita, ada lebih banyak dan lebih banyak lagi diuraikan, bukannya nilai-nilai rohani moral dari iman kepercayaan Kristen, akan tetapi nilai-nilai dunia yang terpisah dari Tuhan Allah serta jauh dari iman kepercayaan Kristen. Semuanya ini diajarkan di dalam sekolah-sekolah dan di dalam universitas-universitas kita. Sebagai contoh, di dalam berapa banyak buku-buku bacaan saudara-saudara akan menemukan hipotesa, teori yang menggelikan tentang pengakaran akan evolusi, bukan sebagai sebuah hipotesa, bukan sebagai sebuah teori, akan tetapi sebagai fakta ilmiah akan pendapat yang dapat dibuktikan? Dan tidak pernah ada sesuatupun yang lebih keliru, atau lebih berprasangka, ata lebih condong di dalam kehidupan manusia daripada hal tersebut – bahwa keseluruhan alam semesta ini hanya terjadi begitu saja, bahwa alam semesta ini membentuk dirinya sendiri, dan bahwa seluruh kehidupan dan akhirnya, orang yang menggantikan citra Tuhan Allah itu tidak ada apa-apanya kecuali suatu pencapaian dari proses buta akan keadaan penantian, dan terjadi secara kebetulan dan evolusi.

 

Bagaimana hal yang begitu menggelikan itu boleh diterima oleh seseorang yang pendidikannya melampui pemahaman saya kecuali akan hal ini: Satu-satunya alternatif yang dapat dikemukakan adalah bahwa Tuhan Allah yang meciptakannya. Dan kita telah diciptakan di dalam citra Tuhan Allah. Dan bahwa tangan Allah yang menciptakan alam semesta yang luar biasa besar dan luas ini. Akan tetapi daripada menerimanya, mereka bahkan menerima hipotesa mustahil yang menggelikan yang mengatakan bahwa sesaga seuatunya ini terjadi begitu saja, dan bahwa manusia itu berevolusi dari satu protoplasma yang menyangkut seluruh dunia binatang yang kita lihat di sekitar kita, dan pada akhirnya kita menjadi seperti yang ada sekarang ini. Itu merupakan sebuah hipotesa belaka dengan tidak adanya That is sheer hypothesis with no kekuatan hostoris atau logis atau fakta ilmiah, meskipun demikian, karena alternatifnya adalah Tuhan Allah, sistem dari sekolah kita mengajarkan evolusi merupakan suatu kenyataan ilmiah yang dapat dibuktikan.

 

Nah, di sana terdapat suatu hal yang bersamaan dan wajar yang selalu mengikutinya. Ketika saudara-saudara mengajar anak-anak kecil bahwa mereka itu adalah hewan, mereka akan bertingkah laku seperti hewan. Dan kita mulai menuai jenis tuaian yang seperti itu di dalam kehidupan sekuler bangsa Amerika. Karena seperti yang saudara-saudara lihat, ketika mereka menyerang pondasi rohani moral yang besar dari keluarga itu, dari kaum pria dan dari isterinya dan dari anak-anaknya, dan ketika mereka membawa pergi kebenaran serta kekeliruan-kekeliruan mendasar yang telah disingkapkan kepada kita di dalam firman Tuhan, kita sedang menuai sebuah tuaian akan perpecahan, akan perceraian, akan bencana, akan hukuman yang meningkat.

 

Dan hal ini diperpanjang oleh negara. And this is furthered by the state. Dari kita telah dipungut pajak untuk mendukung pengajaran yang sedemikian bagi anak-anak kita. Semua hal ini membawa kekuatiran yang besar di dalam hati saya. Sekali lagi, saya melihat di kaki langit suatu peningkatan pengaturan yang dilakukan oleh pemerintah kita untuk memungut pajak dari gereja-gereja kita.

 

Seorang wartawan menelepon saya dan berkata: “Mengapa anda selalu begitu keberatan kepada suatu pemikiran tentang pemungutan pajak terhadap gereja-gereja kita oleh pemerintah?

 

Dan saya menjawab, karena dua hal: yang pertama: kekuatan pajak adalah kekuatan untuk menghancurkan. Dan saudara-saudara sedang melihatnya di beberapa negara besar di Eropa Barat di mana kekuatan pemungutan pajak oleh pemerintah mulai menyapu bersih serta menghancurkan kelas menengah yang besar yang mana merupakan pondasi dari demokrasi. Dan karena kelas menengah itu telah menjadi hancur oleh pajak di beberapa negara bagian barat Eropa, saudara-saudara akan melihat peningkatan perubahan mereka ke arah percobaan-percobaan kaum sosialis yang dengan pasti akan membangkitkan sebuah partai kaum komunis yang kuat. Minggu ini saja saya sudah membaca tentang hal ini dari salah seorang sebagai salah satu pengamat perkembangan dunia politik yang paling tajam di dunia yang mengatakan bahwa di dalam satu tahun, salah satu negara besar di kawasan Eropa Barat akan jatuh ke dalam tangan orang-orang komunis. Lebih dan lebih banyak lagi, saudara-saudara sedang melihat padanya, dan saudara-saudara mulai melihatnya terjadi di Amerika.

 

Dan alasan yang kedua mengapa saya mengkhawatirkan kekuatan dari pemerintah Amerika Serikat serta seluruh pemerintahan daerahnya yang memungut pajak dari gereja-gereja kita adalah demikian: kebanyakan gereja kita ini merupakan gereja yang miskin. “Si miskin, seperti yang mereka katakan di dalam surat kepada raja Inggris itu, “Rakyatmu yang miskin.” Kebanyakan gereja kita adalah gereja-gereja yang sangat miskin. Dan saudara-saudara akan menghadapi suatu hasil yang pasti dari tindakan pemungutan pajak kepada gereja. Saudara-saudara akan menghancurkan untuk selama-lamanya, pencapaian dari kongregasi, karena mereka akan tidak memiliki uang untuk misi-misi mereka, dan mereka tidak akan memiliki untuk pekabaran Injil bagi mereka yang tersesat. Mereka harus mengambil uang mereka dan memberikannya kepada pemerintah untuk tetap berdiri. Dan langkah pertama bagi setiap gereja adalah tetap untuk berdiri. Dan ketika pajak dipungut dari gereja, uang apa yang dapat mereka pergunakan untuk memberitakan Injil ke dunia, mereka harus mengambilnya serta menyerahkannya kepada pemerintah supaya tetap berdiri. Itu merupakan suatu prospek yang menakutkan serta menjadi salah satu yang menambahkan tekanan dan di sisi lain akan meningkatkan penerimaan bagi negara kita.

 

Kekuasaan untuk memungut pajak adalah kekuasaan untuk menghancurkan. Dan hal yang pertama yang akan dihancurkan adalah pencapaian gereja akan sasaran mereka di dalam pemberitaan Injilnya kepada orang-orang yang tersesat serta kepada dunia.

 

Mengapa anda begitu perhatian sekali mengenai hal tentang gereja dan negara di Amerika ini? Saya memiliki keprihatinan besar yang ketiga dan hal itu ada pada anak-anak kita, Anak-anak itu biasanya merupakan milik dari bapa dan ibunya. Dan anak-anak itu biasanya dibesarkan di dalam rumah. Dan anak-anak itu biasanya mendapatkan pelatihan mereka serta pendidikan mereka di tangan bapa dan ibunya. Tidak lagi, tidak lagi. Lebih dan lebih jauh lagi, pemerintah sedang memasuki hidup anak-anak itu, dan ke dalam hidup dari bapa dan ibu yang ada di rumah itu. Dan lebih jauh lagi, pelatihan dari anak-anak itu telah dijauhkan dari tangan-tangan bapa dan ibu mereka, dan telah digantikan oleh tangan-tangan negara dan pemerintah – baru-baru ini, dan dilakukan oleh pengadilan. Hal ini merupakan suatu kesedihan yang tidak masuk akal di dalam kehidupan Amerika yang bebas. Hidup dari seorang anak-anak, telah dikaruniakan oleh Tuhan Allah di rumah. Kehidupan dari anak-anak, menjadi milik dari bapa dan ibu mereka dan pelatihan bagianak-anak tersebut berada di dalam perbuatan-perbuatan baik dari kedua orang tua mereka.

 

Apa yang sedang kita lakukan adalah, kita sedang merobek-robek keluarga kita. Seperti yang dikatakan oleh Hakim Claude Williams kepada saya minggu ini, “Pak Pendeta, untuk beberapa waktu ini, secara tetap kami mengabulkan lebih banyak perceraian di pengadilan kota Dallas daripada izin pernikahan yang kami berikan.” Apa yang akan terjadi kepada orang-orang yang seperti itu? Apa yang akan terjadi kepada sebuah negara yang seperti itu? Apa yang akan terjadi kepada sebuah kota yang seperti itu? Apa yang akan terjadi kepada suatu kebudayaan dan peradaban yang seperti itu? Saudara-saudara tahu apa yang akan terjadi: kehancuran dan kebinasaan yang tidak terelakkan lagi, penyelewengan yang pasti, dan seluruh tragedi yang meliputi orang-orang yang telah melupakan Tuhan Allah.

 

Ada lebih dan lebih banyak lagi saya lihat lengan-lengan panjang pemerintah negara bagian yang memasuki kehidupan dari anak-anak kita. Mereka memilihkan apa yang akan diajarkan kepada anak-anak tersebut. Mereka memilihkan ke sekolah mana mereka akan dikirimkan. Dan secara meningkat, anak-anak itu telah dijauhkan dari pelukan bapa dan ibu mereka dan ditempatkan di dalam genggaman tangan pemerintah.

 

Mel Carter, yang merupakan kepala sekolah dari Akademi Kristen kita, berkata kepada saya, “Pak Pendeta, paling sedikit ada selusin tagihan yang ada sebelum dewan legislatif yang sekarang menyebarkan teror ke dalam hati saya ketika saya memikirkan tentang sekolah Kristen kita, tentang Akademi Kristen kita, serta melatih anak-anak ini di dalam kasih dan pengasuhan serta nasihat Tuhan. Semua ini membawa ketakutan di dalam hati saya.”

 

Saya tidak mengetahui apa jadinya nanti, yang pasti adalah demikian: bahwa pemerintah negara bagian, secara lebih banyak lagi memberitahukan kaum bapa dan ibu bahwa anak-anak itu tidak lagi menjadi kepunyaan saudara-saudara, bahwa anak-anak itu sekarang sudah menjadi milik penmerintah. Dan mereka memilih pendidikan bagi mereka. Dan mereka memilihkan jalan bagi mereka. Dan mereka memilihkan pelatihan untuk mereka, dan mereka emmilih bagaimana serta di mana hal itu semuanya akan dilakukan. Ah, leluhur kita, bapa leluhur kita telah menyerahkan nyawa mereka untuk kemerdekaan dari pemerintahan negara bagian – dari hukum-hukum yang menindas, dari suatu pemerintah yang melakukan suatu penganiayaan. Dan saat ini, kita terjatuh kembali kedalam hal yang lebih buruk lagi. “Pandanglah gunung batu yang dari padanya kamu terpahat, dan kepada lobang penggalian batu yang dari padanya kamu tergali.”

 

Berikanlah sedikit lagi waktu bagi saya. Teror yang sampai ke dalam hati saya di Amerika sebagaimana yang saya lihat adalah apa yang sedang berkembang pada pemandangan situasi politik modern, saya merasakan teror di dalam hati saya bahwa media publik secara berangsur-angsur akan terdorong ke luar, mengabaikan, serta menolak untuk menyetujui pengabaran Injil kepada orang-orang kita. Iman kepercayaan Kristen akan dijauhkan. Ada beberapa kota besar di Amerika, di mana di sana tidak terdapat satu acara relijiuspun di televisi. Tidak satupun. Berjam-jamacara sekuler, acara dari Hollywood, acara mengenai penghiburan dari ribuan hal, akan tetapi tak satu katapun mengenai Tuhan Allah, dan tak satu katapun mengenai iman kepercayaan dan tak satu katapun mengenai Tuhan.

 

Oh Tuhan! Akankah kami hidup untuk melihat satu hari ketika agama itu dipandang sebagai suatu barang warisan yang antik? Sesuatu yang benar-benar dikerjakan dan diperhatikan oleh bapa leluhur kita. Sesuatu yang saya baca di dalam buku-buku sejarah yang dibela mati-matian oleh kaum leluhur kita. Akan tetapi untuk saat ini, semua itu sudah berlalu. Sudah melunak. Tidak lagi disinggung di dalam media publik. Ah, Tuhan, betapa kami membutuhkan sebuah lahir yang baru, sebuah kebangunan, sebuah kebangkitan, sebuah kebangkitan akan pengharapan yang besar kembali serta keyakinan dan komitmen yang telah menuntun hidup kaum leluhur kita di zaman dahulu, yang telah memberikan hidupnya untuk apa yang kita nikmati saat ini, suatu gereja merdeka di dalam sebuah negara yang merdeka, berkat yang telah kita terima dari pada tangan-tangan Tuhan Allah yang penuh dengan kasih karunia melalui mereka. Tuhan,oh Tuhan, tolonglah kami menjaga semuanya itu, untuk tetap meninggikannya serta mengajarkannya tanpa kurang suatu apapun, berkilauan seperti lidah api dari Tuhan Allah ke dalam tangan anak-anak kami! Untuk menuju akhir itu, kami benar-benar mengabdikan diri kami sebagai bangsa Allah dan sebagai suatu jemaat Tuhan.

 

Bolehkah sekarang saya menekankan permohonan dari Kristus ke atas saudara-saudara? Ah, sungguh suatu berkat yang dibawakan-Nya ke dalam hati itu, ke dalam setiap rumah itu, ke dalam kota itu, ke dalam negara itu, ke dalam kehidupan itu. Setiap orang akan menjadi lebih baik karena mengasihi Tuhan Allah. Setiap rumah akan menjadi tempat tinggal yang lebih baik karena mengundang Kristus sebagai tamunya. Dan suatu hari nanti, di saat-saat kesesakan kita yang terbesar, betapa baiknya memiliki Tuhan Allah di dalam Kristus sebagai pengantara kita, sebagai perantara kita, sebagai Juru Selamat kita!

 

Kemarin, saya menyelenggarakan sebuah kebaktian pemakaman, betapa indah untuk berdiri dan mengulangi Mazmur kudus yang dicintai dan yang terbaik itu: “Tuhan adalah gembalaku.” Pagi hari tadi, saya mejuga memimpin sebuah upacara pemakaman bagi salah satu orang pilihan Tuhan di gereja ini. Ketika pada akhirnya hidup itu telah berakhir dan tugas itu telah diselesaikan, apa yang tersisa pada kita adalah apa yang dapat dilakukan oleh Tuhan Allah bagi kita. Pusaka kita, rumah kita di sorga, dunia yang akan datang nanti. Ah, saudara-saudaraku, janganlah katakan tidak kepada Tuhan. Bukakanlah pintu hati saudara-saudara ke arah sorga dan kepada Kristus. Adalah sebuah berkat yang jauh di balik setiap keping uang atau harta yang dapat terbeli.

 

Lakukanlah sekarang juga. Di manapun saudara-saudara berada, baik yang sedang menyaksikan melalui siaran televisi atau yang sedang mendengarkan melalui siaran radio, tundukkanlah kepala saudara-saudara dan katakan, “Tuhan, Engkau boleh memiliki aku. Aku menyerahkan hidupku di dalam pertobatan serta di dalam iman bagiku, berkatilah aku, terimalah aku.” Dan di dalam kerumunan masa di dalam kongregasi pagi hari ini, turunilah salah satu anak tangga itu dan katakan, “Inilah aku, Pak Pendeta, aku telah mengambil keputusan di dalam hatiku. Inilah aku datang, masuk ke dalam salah satu lorong itu, aku menyerahkan tanganku. Aku telah menyerahkan hatiku kepada Tuhan Allah.”

 

Ketika Tuhan yang akan menekankan permohonan itu, jawablah dengan hidupmu, lakukanlah sekarang juga. Datanglah ke mari sekarang juga. Lakukanlah sekarang juga. Semoga para malaikat menyertai engkau pada saat engkau berjalan untuk datang, sembari kita berdiri dan sembari kita bernyanyi.