ZAMAN BERKAT

(A CENTURY OF BLESSING)

 

Dr. W. A. Criswell

 

Yesaya 51:1-2

07-28-68

 

 

Saya membacakan salah satu nas kesukaan saya. Nas itu berada did alam kitab Yesaya 51:1-2.  “Dengarkanlah Aku, hai kamu yang mengejar apa yang benar, hai kamu yang mencari Tuhan! Pandanglah gunung batu yang dari padanya kamu terpahat, dan kepada lobang penggalian batu yang dari padanya kamu tergali. Pandanglah Abraham, bapa leluhurmu, dan Sara yang melahirkan kamu.”

 

Ini adalah pencerminan dari sebuah kebiasaan dari nabi-nabi Ibrani yang lama untuk memanggil bangsa mereka kembali kepada suatu kenangan akan leluhur mereka. “Pandanglah gunung batu yang dari padanya kamu terpahat, dan kepada lobang penggalian batu yang dari padanya kamu tergali. Pandanglah Abraham, bapa leluhurmu, dan Sara yang melahirkan kamu.”

 

Dan di dalam warta yang saya sampaikan pagi hari ini, saya ingin supaya saudara-saudara memperhatikan bahwa keduanya disinggung oleh Tuhan Allah di dalam panggilan Tuhan Allah untuk mengingat. “Pandanglah gunung batu . . . pandanglah Abraham bapa leluhurmu . . . pandanglah kepada lobang penggalian batu yang dari padanya kamu tergali . . . kepada Sara yang melahirkan kamu.” Dan hal ini akan muncul ketika warta ini mendapatkan kemajuan – sumbangan Sara yang luar biasa, sebagaimana dengan suaminya, Abraham, terhadap pembangunan kerajaan Allah di dalam hati manusia.

 

Nah, ketika saya melihat kembali dan membaca seluruh isinya dan mengenangkan sendiri di dalam abad berkat ini, saya melihat diri saya diliputi dengan begitu banyak untuk dikatakan dan begitu sedikitnya waktu di dalam mana saya akan mengatakan hal tersebut. Saya harus memilih sesuatu. Saya hanya dapat memilih satu hal saja. Jadi dari menceritakan abad yang telah berlalu, saya telah memilih pembangunan dari gedung gereja kita.

 

Pada tahun 1872 – empat tahun setelah gereja ini telah diorganisir dengan kesebelas anggota jemaatnya – mereka meleakkan pondasi untuk rumah ibadat mereka yang pertama hanya satu blok di bawah Jalan Patterson dari mana sekarang kita berada. Dan Abram Weaver, pendeta dari gereja itu, mengatakan hal ini ketika mereka telah meletakkan pondasi untuk gedung mereka yang baru: “Ini merupakan satu tanggal yang penting di dalam kehidupan Gereja Baptis Pertama kita. Ini merupakan satu hari ketika kita memberitahukan orang-orang di Dallas bahwa Gereja Baptis sudah menetap di sini.” Itu merupakan suatu referensi kepada kesukaran besar yang telah mereka alami di dalam mendirikan serta memelihara suatu kongregasi Baptist yang sehat di dalam menyuburkan komunitas perbatasan kecil yang benama Dallas. 

 

Pendeta Weaver meneruskan: “Ini merupakan satu hari ketika kita akan menunjukkan kepada kota Dallas bahwa kita memiliki akar-akar yang ditanamkan begitu dalam di dalam tanah. Dan hal itu penting untuk hal yang lain juga,” demikianlah kata Pendeta Weaver. “Hari itu merupakan satu hari ketika kita harus menyadari bahwa kaum wanita di gereja kita harus turut serta diperhitungkan, baik oleh kongregasi maupun oleh penduduk kota Dallas. Semangat mereka, keyakinan mereka di dalam diri mereka sendiri, serta keyakinan mereka di dalam Tuhan Allah bertanggung jawab untuk keberadaan kita pada hari ini di tempat ini” – kaum wanita gereja, sangat sedikit wanita yang mengabdi itu. 

 

Dia meneruskan: “Kita semua banyak berhutang kepada Ny. W.L. Williams serta Masyarakat Wanita Industrial-nya.” Itu merupakan permulaan dari Serikat Misionaris Wanita kita yang luas. Weaver meneruskan: “Mereka telah menjadikannya menjadi mungkin bagi kita untuk saat ini memulai pembangunan rumah ibadah gereja Baptis yang pertama kalinya di dalam kota, dan kita dapat melihat mereka membuat gereja ini menjadi suatu kekuatan yang perkasa untuk kebaikan serta untuk Tuhan Allah. Marilah kita memohon Tuhan untuk memberkati pekerjaan kita bagi-Nya, lalu kemudian bekerja.” Dan mereka telah mendirikan rumah itu sendiri.

 

Sekarang, demikianlah jalannya dia menyelesaikan pengabdiannya dari pekerjaannya yang pertama: “Marilah kita memohon Tuhan untuk memberkati pekerjaan kita bagi-Nya, lalu kemudian bekerja.” Dan mereka telah mendirikan rumah Tuhan yang pertama itu.

 

Dan seorang anggota jemaat yang bijaksana menambahkan: “Sejak hari ini, dari mulai masuknya mereka ke dalam gedung baru tersebut, gereja ini telah menjadi sebuah gereja yang aktif dan berkembang.”

 

Maka pada tahun 1872 mereka memulai pembangunannya, dan pada tahun 1873 pekerjaan itu telah rampung. Struktur bangunan yang terbaik di kota Dallas adalah Gereja Baptis Pertama, dan bangunan itu menelan biaya sebesar $ 6.000, suatu jumlah yang sangat tinggi di zaman itu.

 

Kemudian gereja itu berkembang dan berkat dari sorga berada di atasnya. Dan pada tahun 1880an, mereka memulai untuk membicarakan tempat yang lain lagi, membicarakan gedung yang lain lagi. Mereka telah memperbesar tempat itu dan gedung itu. Pada tahun 1890, di bawah kepemimpinan pastoral dari A.M. Sims, mereka telah mendirikan rumah ibadah mereka yang kedua, dan saat ini, gereja itu berada di sini.

 

Jika saudara-saudara pergi ke sebelah luar dari gereja di persimpangan Ervay dan Patterson, saudara-saudara akan melihat sebuah batu penjuru pualam, yang bertuliskan tahun 1890. Dan gedung yang indah itu masih tetap kokoh berdiri, dan kita beribadah di dalamnya. Ini merupakan suatu hal yang paling fenomenal dari segala hal yang saya ketahui dari dalam sejarah gereja. Dengan semua peningkatan yang besar di dalam setiap departemen serta fase kehidupan gereja, kita masih tetap dapat berjalan memasuki pintu gerbang utama itu dan melewati batu penjuru yang bertuliskan tahun 1890 itu.

 

Mereka telah membayarkan uang sejumlah $ 90.940 untuk pembangunannya – kembali, suatu jumlah yang tinggi untuk zaman itu. Dan mereka telah membangun rumah ibadah tersebut. Gedung itu merupakan gedung yang terbaik di wilayah barat daya, dan orang-orang berdatangan dari jauh dan dekat untuk melihat padanya. Pendeta Sims bertahan hanya untuk periode waktu pada saat mereka mendirikan gedung itu saja, dan ketika dia telah membangun struktur bangunan itu, dia merasa pekerjaannya telah selesai, dan dia pergi.

 

Pada tahun 1897, gereja itu memanggil seorang lulusan muda dari Universitas Baylor, George W. Truett, dan pada tahun 1897, tugas pelayanan Dr. Truett yang sangat menakjubkan dan sangat terkenal itu dimulai.

 

Di sini dan sekali lagi, gereja itu terlihat dipenuhi dengan begitu banyak kasau yang dibenamkan ke dalam dinding, jadi, pada tahun 1908, mereka mengambil gedung itu dan menambahkan bagian ini ke gedung tersebut. Mereka mengambil gedung yang berada di persimpangan jalan Patterson dan Ervay itu, dan mereka memperluasnya sampai ke San Jacinto, satu blok ke sana, semuanya, seluruh bagian dari gedung di sana. Dan begitu mengagumkannya hasil karya para arsitek yang telah menciptakan gedung itu, bahwa kelihatannya gedung itu seolah-olah sudah dibuat seperti itu sejak semula, dan sekali lagi, gedung itu dianggap sebagai salah satu tempat peribadatan yang terbaik serta terindah di wilayah selatan, dan orang-orang datangdari jauh dan dari dekat untuk melihatnya. Dan demikianlah gedung itu – bagian depan dari aula ini adalah gedung itu – gedung yangtelah mereka buat pada tahun 1908.

 

Lalu kemudian gereja itu terus berkembang dan berkembang dan berkembang, dan pada tahun 1924, mereka merubuhkan dinding dari gereja ini dan memperluasnya sampai dengan ukuran serta proporsi yang sekarang ini, di dalam mana sekarang saudara-saudara beribadah. Dan pada tahun 1924, mereka telah mendirikan apa yang kita sebut dengan Gedung Truett, gedung pendidikan berlantai tujuh yang berkedudukan di bagian belakang dari tempat peribadatan kita.

 

Pada tahun 1924, blok ini tertutupi oleh aula dan gedung pendidikan Gereja Baptis Pertama ini. Mereka mengambil bagian ke dalam sebuah program pembangunan yang menelan biaya sekitar satu juta dollar, yang mana untuk saat itu merupakan suatu jumlah yang luar biasa tingginya.

 

Dan saya dapat mengingat sebagai seorang anak laki-laki membaca kritikan mengenai Gereja Baptis Pertama di kota Dallas, dan kritikan itu kira-kira seperti ini: “Dengan segala kebutuhan bidang misi, dan dengan segenap panggilan dari kaum miskin, pikirkanlah tentang sebuah gereja yang menghabiskan dana sebesar satu juta dollar hanya untuk satu buah gedung saja. Pikirkanlah akan hal tersebut.”

 

Baiklah, saya memikirkannya, bahkan sebagai seorang anak kecil, dan saya berkata kepada diri saya sendiri, “Saya telah mendengarnya sebelumnya.” Apakah saudara-saudara tahu dari mana saya mendengarnya? Itulah apa yang dikatakan oleh Yudas Iskariot ketika Maria memecahkan kotak pualam itu ke atas kepala-Nya. Mereka berkata, “Mengapa kotakini tidak diambil dan diberikan kepada orang-orang yang msikin itu?”

  

Saya tidak mempermasalahkan apa yang anda lakukan, di sekitar sana akan ada beberapa orang yang berkata, “Mengapa anda membangun gedung itu? Mengapa anda memasang jendela yang begitu indah itu? Mengapa anda membangun menara yang indah itu? Lihatlah kepada orang-orang yang ada di sekitar sini yang menahankan lapar sampai mati? Saudara-saudara selalu membawa serta orang-orang itu bersama-sama dengan saudara-saudara.

 

Saya memiliki seorang diaken yang meninggalkan gereja ini karena beberapa dari para pemuda kita pergi ke sebelah sana dan membuat sebuah kapel kecil yang indah sebagai ruangan kebaktian mereka, dan di sana mereka menyebutnya dengan nama Kapel Criswell. Tempat itu merupakan salah satu tempat yang paling indah yang pernah saya lihat. Saudara-saudara melihat orang-orang seperti itu di sekitar saudara-saudara selama hidup saudara-saudara. Di dalam mereka, ada suatu ciri kelakuan. Mereka mempunyai sebuah mur yang lepas dari mereka.

 

Yang saya katakan, jika kita akan melakukannya bagi Allah, lakukanlah dengan indah. Lakukanlah dengan baik. Lakukanlah dengan sebaik-baiknya yang dapat saudara-saudara lakukan. Saya selalu merasakan hal tersebut. Dan ketika saya ingin memberikan sesuatu kepada-Nya, seharusnya saya tidak mengambilnya dari sesuatu yang tidak saya miliki sama sekali: “Saya memiliki pakaian-pakaian yang sudah lama, saya akan memberikannya kepada Tuhan. Saya memiliki beberapa pasang sepatu yang tidak terpakai lagi, saya akan memberikannya buat Tuhan. Akan tetapi yang paling bagus dan yang terbaik akan saya simpan untuk diri saya sendiri.” Jangan! Seribu kali jangan!

 

Apa yang kita lakukan bagi Tuhan, biarlah dilakukan dengan upaya yang terbaik yang dapat kita lakukan. Dan apabila kita akan mendirikan sebuah bangunan, marilah kita membuatnya layak bagi nama-Nya yang penuh dengan kemuliaan. Jika kita akan menyanyikan sebuah lagu, marilah kita nyanyikan dengan cara yang terbaik yang kita ketahui bagaimana cara menyanyikannya. Jika kita akan memberitakan sebuah khotbah, lakukanlah dengan baik. Jangan buat kami bosan dengan sesuatu yang tidak berujung kepada sesuatu apapun. Jika saudara-saudara akan mengajar di depan sebuah kelas, ajarkanlah pelajaran yang baik. Apapun yang kita lakukan, marilah kita lakukan dengan baik bagi Tuhan. Dan demikianlah sejarah dari gereja ini sejak dari permulaannya.

 

Mereka telah mendirikan sebuah monumen yang bagus sekali di sni, dan setelah bertahun-tahun, hampir tidak kedengaran, dengan suatu pembesaran yang besar dari Gereja Baptis Pertama di kota Dallas ini, kita tetap menggunakan gedung-gedung monumental yang luar biasa itu,yangtelah mereka dirikan bertahun-tahun yang lalu.

 

Pergilah ke luar, dan lihatlah pada batu penjuru itu. Dan tundukkanlah kepala saudara-saudara dan katakan, “Tuhan, kami bersyukur kepada-Mu untuk para pria dan wanita yang mendirikannya dengan luhur di tahun-tahun yang telah lalu itu.”

 

“Pandanglah gunung batu yang dari padanya kamu terpahat, dan kepada lobang penggalian batu yang dari padanya kamu tergali. Pandanglah Abraham, bapa leluhurmu, dan Sara yang melahirkan kamu.”

 

Kemudian, di dalam pemeliharaan yang baik oleh Tuhan Allah serta kedatangan dari pendeta yang sekarang ini, gereja terus berkembang dan bertambah besar di dalam setiap bidang.

 

Saudara-saudara dapat melangsungkan pernikahan di mana saja, bahkan di dalam toko seorang pandai besi atau persimpangan-persimpangan tempat berjualan hamburger. Saudara-saudara dapat melakukannya di mana saja. Saya tahu. Akan tetapi ketika saya sampai ke gereja itu, kita tidak memiliki kapel, dan apa yang dapat kita lakukan adalah baik itu melangsungkan sebuah upacara pernikahan di dalam aula yang berkapasitas tempat duduk sebanyak 3.000 bangku ini atau dengan menggunakan sebuah ruang kelas Sekolah Minggu. Dan saya telah melakukan di seluruh tempat di kota ini, karena orang-orang muda itu menginginkan sebuah kapel kecil yang indah di dalam mana mereka akan menikah, dan mereka telah pergi ke setiap gereja di kota ini. Hampir tidak ada gereja di kota Dallas di dalam mana saya telah memimpin upacara-upacara pernikahan.

 

Maka saya memberitahukan kepada orang-orang terkasih di gereja ini, “Saya sudah lelah melakukannya. Saya ingin menikahkan anak-anak saya, kaum pemuda saya, di dalam gereja kita. Saya menginginkan sebuah kapel. Saya ingin memiliki sebuah kapel.” Saya katakan, “Saya menginginkan sebuah kapel.” Saya katakan, “Saya menginginkan sebuah kapel; Saya menginginkan sebuah kapel; Saya menginginkan sebuah kapel; Saya menginginkan sebuah kapel.”

 

Baiklah, saya telah mengatakannya, dan saya telah mengatakannya sampai pada akhirnya orang-orang mulai berkata, “Saya fikir, kita membutuhkan sebuah kapel; bukankah begitu? Saya fikir, kita membutuhkan sebuah kapel; bukankah begitu?” Dan dan dari sanalah gedung yang diseberang jalan itu datang, sehingga mereka menyebutnya dengan nama Gedung Criswell. Dan itu merupakan hal yang paling sulit untuk saya katakan, akan tetapi dari sanalah datangnya gedung itu.

 

Kita menyeberangi jalan dan membeli tanah di sana, dan kita telah mendirikan dua buah kapel yang indah di dalamnya, dan sekarang kapel itu sudah menjadi tiga buah kapel. Di sanalah kapel kecil yang dinamakan Kapel Criswell yang mampu memuat sekitar delapan puluh atau sembilan puluh orang atau sekitar jumlah itu, sungguh sebuah benda yang indah. Kapel itu berada di lantai keempat. Kemudian di sana ada Kapel Slaughter Memorial yang dapat menampung seratus sembilan puluh dua orang. Lalu kemudian Kapel Embry – kita menyebutnya dengan aula Embry Hall – yang dapat menampung sekitar tujuh ratus orang.

 

Dan Tuhan telah memberkati kita ketika kita memulai program pembangunan yang luar biasa itu. Gedung itu, dengan segala perlengkapannya, menelan biaya sebesar $ 2 juta. Betapa tingginya kenaikan biaya-biaya pembangunan itu! Gedung di seberang jalan itu beserta seluruh perlengkapannya menelan biaya sekitar $ 2 juta.

 

Nah, di dalam waktu yang tersisa, kita akan mengangkat apa yang telah dikatakan oleh Abram Weaver pada tahun 1872 yang lalu itu: “Kita semua berhutang banyak kepada kaum wanita kita. Tanpa mereka, pada hari ini, tidak akan mungkin bagi kita untuk memulai pembangunannya.”

 

Seiring dengan berlalunya waktu, beberapa peristiwa yang fantastis dan menakjubkan dan peristiwa yang luar biasa terjadi pada saya di dalam tugas pelayanan penjemaatan ini, dan pada saat saya mengatakan semuanya, saya hanya bertanya-tanya, “Apakah orang banyak apak percaya akan hal-hal seperti itu?” Mungkin kedengarannya tidak realistis, meskipun demikiian peristiwa itu telah terjadi, dan demikianlah kisahnya.

 

Pada suatu hari di gereja, ketika ruang belajar saya berada di tempat di mana Dr. Truett miliki selama bertahun-tahun – di bagian belakang aula di sini – datanglah seorang wanita yang berlum pernah saya lihat dan belum pernah saya dengar. Dan wanita itu memperkenalkan dirinya: “Nama saya,” katanya, “adalah Ny. Hattie Rankin Moore.”

 

Wanita itu berkata, “Saya menderita sebuah penyakit, dan berbaring saja di tempat tidur, dan saya telah mendengarkan anda melalui siaran radio. Dan saya telah mendengarkan permohonan anda bahwa anda ingin membangun sebuah misi di wilayah barat kota Dallas, dan saya telah datang untuk memberikan uang kepada anda untuk pembangunan misi di bagian barat kota Dallas itu. Saya mendengar bahwa pembangunan itu akan menelan biaya sebesar $ 50.000. Saya sudah datang untuk memberikan uang sebesar $ 50.000 itu kepada anda.”

 

Wanita itu memberikannya di dalam bentuk sebidang tanah di tengah-tengah kota Houston. Saya membujuk para Diaken kita untuk tidak menjual tanah itu. Sekarang, tanah itu persis di depan Gedung Humble Oil di kota Houston, Texas, gedung yang tertinggi di kota Houston. Kita memiliki bidang yang ada di depan gedung itu, dan kita mengumpulkan uang sebesar $ 50.000 dan menyimpan tanah tersebut. Dan kita akan tetap menjaganya kecuali setelah kematian saya para Diaken kita melakukan sesuatu hal yang gila. Kita akan menyimpan tanah itu sampai Yesus datang kembali. Dan dari sanalah datangnya Kapel Truett Memorial kita itu.

 

Dan pada suatu hari, Ny. Hattie Rankin Moore mendatangi saya dan berkata, “saya ingin supaya anda ikut bersama-sama dengan saya ke gedung First National Bank.” Dan kemudian saya pergi bersama-sama dengannya, dan saya duduk di samping pengacaranya, dan wanita itu berkata, “Saya ingin supaya anda mendiktekan kepada pengacara itu apa yang ingin anda lakukan dengan tanah saya.” Maka saya mendiktekan alinea itu di dalam mana dia meninggalkan seluruh tanak miliknya kepada Gereja Baptis Pertama di kota Dallas, dan saya mendiktekannya, mendukung program misionaris kita.

 

Wanita itu memiliki empat orang saudara perempuan, dan tanah itu dulunya untuk mendukung keempat bersaudara itu sampai kemudian mereka dialihkan ke surga. Lalu kemudian semuanya akan sampai kepada Gereja Baptis Pertama kita, dan tanah itu berada di dalam sebuah bak yang besar di Houston, Texas. Dan di dalam tahun-tahun mendatang ini, tiga orang dari kempat bersaudara itu – salah seorang dari antara mereka masih hidup – dan hal itu akan menjadi suatu peringatan kepada wanita yang baik itu untuk selamanya, karena berada di tanah itu, asset-asset yang paling berharga di Texas.

 

Kemudian yang paling fantastis dari semuanya: saya memulai tugas pelayanan saya di sini, dan datanglah menemui saya Minnie Slaughter Veal. Ini terjadi pada tahun 1940an, dan seperti yang saudara-saudara ketahui, dia adalah salah seorang dari empat anak keluarga Slaughter – anak-anak dari Kolonel C.C. Slaughter – yang sudah menjadi anggota jemaat gereja ini sejak mula saya datang. Ada empat mereka. Minnie Slaughter Veal, Ny. George T. Veal, datang dan berkata kepada saya, “Saya sudah mengganti surat wasiat saya. Sampai dengan sekarang, saya telah membagi tanah milik saya di dalam dua dari lembaga kita, akan tetapi saya telah memutuskan untuk membuatnya menjadi tiga bagian hibah, lembaga ini, dan lembaga ini, dan Gereja Baptis Pertama.”

 

Saya merasa takjub. Wanita itu berkata, “Saya benar-benar ingin membantu mendirikan gereja ini.” Salah seorang pimpinan dari lembaga-lembaga itu menjadi sangat marah kepada saya. Dia berfikir bahwa saya sudah berbicara terlebih dahulu kepada Ny. Veal, dan telah membujuk dia untuk mengganti surat wasiatnya. Saya sama sekali tidak mengetahuinya. Saya bahkan tidak mengenal Ny. Minnie Slaughter Veal sedemikian baiknya. Hal itu merupakan sesuatu yang keluar dari lubuk hatinya. Dia berkata, “Saya ingin melakukan ini,” maka dia menempatkan Gereja Baptis Pertama kita sebagai bagian yang ketiga di dalam surat wasiatnya.

 

Nah, ketika kita sedang membangun gedung yang kita sebut dengan Gedung Criswell ini, tanah yang berada di sisi kota kita di seberang jalan Patterson itu sedang dijual. Dulunya gedung itu adalah sebuah gereja, dan mereka telah memutuskan untuk pindah dari sana. Sudah ada tujuh gereja di pusat kota yang pindah sejak saya berada di kota Dallas ini. Dan gereja itu memutuskan untuk pindah, dan asset itu kemudian dijual.

 

Saya mendatangi para Diaken kita dan saya berkata, “Tanah ini sedang dijual. Seharusnya kita mendapatkannya. Jika kita tidak dapat melakukannya, seseorang akan membelinya dan mendirikan sebuah gedung berlantai enam puluh di atasnya, dan kita tidak akan pernah mendapatkannya.” Para Diaken itu berkata, “Pak Pendeta, kita telah meminjam uang lebih dari satu juta dollar untuk gedung yang ini, dan kami tidak berani berhutang lebih banyak lagi.”

 

“Baiklah,” kata saya, “saya mengerti. Hal itu benar. Saya memahaminya. Tidak seharusnya kita berhutang lebih banyak lagi.”

 

Saya sedang berdiri di pinggir sebuah jalan di sana, persis di balik pintu gedung Truett kita yang berada di jalan Patterson melihat-lihat ada tanah tersebut, dan Tuan Souder, direktur pendidikan kita, berdiri di sana, bersisian dengan saya. Dan saya berkata kepada Billy Souder: “Ini merupakan salah satu tragedi seumur hidup. Tanah ini sedang dijual dan jika kita tidak mampu mengambilnya sekarang, kita tidak akan pernah mampu memilikinya, dan kita benar-benar membutuhkannya. Dan saya telah berbicara dengan para Diaken kita mengenai hal tersebut, dan mereka mengatakan bahwa kita sudah diliputi dengan banyak hutang dan tidak seharusnya menambahnya, dan kita tidak dapat membelinya. Oh, sungguh sebuah tragedi!”

 

Dan Tuan Souder berkata kepada saya, “Baiklah, pak Pendeta, mengapa anda tidak meminta saja dari Tuhan Allah?”

  

Saya melihatnya dalam rasa kagum dan terpesona. “Memintanya kepada Tuhan Allah?” kata saya. Baiklah, saya tidak pernah memikirkan hal yang seperti itu. Saya pikir bahwa anda seharusnya memintanya dari para Diaken! Hal itu tidak pernah terjadi pada saya.

 

“Baiklah,” katanya, “mengapa anda tidak mencobanya? Mengapa anda tidak meminta saja dari Tuhan Allah?”

 

Saya berkata, “Billy, Saya percaya saya akan mencobanya.” 

Maka sayaun memanjatkan doa: “Tuhan, Tuhan, tanah yang ada di sana itu . . .”

 

Dan saya mendapatkan satu panggilan telepon. Panggilan dari Ny. Veal. Wanita itu berkata, “Pak Pendeta, saya dengar bahwa anda sedang berlutut memanjatkan doa untuk tanah yang ada di seberang jalan itu.”  

 

Saya berkata, “Benar, Ny. Veal.”

“Baiklah,” katanya, “berapa harganya?”

Saya berkata, “Saya tidak tahu, akan tetapi saya akan mengabari anda dengan segera.”

 

Saya engetahui bahwa kami dapat membelinya dengan harga $ 255.500. Saya menelepon dia dan dia berkata, “Pergilah membeli tanah itu, dan saya akan memberikan uang itu kepada anda.” Dan Ny. Veal memberikan uang sebanyak $ 255.500 untuk membeli tanah yang ada di seberang jalan itu.

 

Lalu kemudian setelah kita membelinya, saya mendapatkan panggilan telepon yang kedua dari Ny. Veal. Dia berkata, “Pak Pendeta, apa yang anda inginkan darinya? Apa yang anda inginkan darinya?”

 

Saya berkata, “Sebuah gereja di pusat kota sudah tercekik lehernya sampai mati gara-gara masalah lalu lintas ini.”

 

Bukan pada hari Minggu, karena tempat parkir di pusat kota itu kosong pada hari Minggu. Kapanpun salah seorang dari orang-orang ini ke luar mendapatkan gereja lain yang di batas kota, mereka berkata, “Alasan mengapa saya tidak mendatangi pusat kota adalah, saya tidak dapat menemukan satu tempat parkir di sana.” Mereka hanya menguikatkan tali saja kepadamu. Anda dapat memarkirkan lima puluh ribu mobil di pusat kota Dallas pada hari Minggu. Tempat parkir di sana lengang. Mereka dituangkan di sini setiap hari daam seminggu, akan tetapi tempat parkir itu kosong pada hari Minggu. Anda dapat memarkirkan ribuan mobil di pusat kota. 

 

Kita tidak memiliki masalah parkir pada hari Minggu. We don’t have a parking problem on Sunday. Hal itu terjadi dalam hari-hari seminggu bahwa gereja di pusat kota sudah mati lemas oleh karena kota itu. Dan anda tidak dapat membangun sebuah gereja hanya pada hari Minggu. Harus didirikan selama tujuh hari dalam satu minggu.

 

Dan saya berkata kepada Ny. Veal, “Saya ingin membangun sebuah gedung perparkiran dan di puncaknya, saya ingin membangun sebuah gedung rekreasi yang indah untuk kaum muda kita.”

 

“Baiklah,” katanya, “Berapa banyak biaya yang diperlukan untuk hal itu?”

“Saya tidak tahu,” kata saya, “Akan tetapi saya akan mengabari anda dengan segera.”

 

Maka saya menghubunginya kembali, dan saya berkata, “Pembangunannya akan menelan biaya sebanyak $ 1.500.000.”

 

Dan Ny. Veal berkata, “Dirikanlah, dan saya akan memberikan uang sebanyak $ 1.500.000 itu kepada anda.”

 

Dan kemudian gedung itu berdiri, dan gereja tidak pernah mengetahui darimana asalnya sejak awal didirikannya. Wanita itu tidak ingin hal itu diketahui, dan gereja tidak pernah menuliskannya.

 

Saya telah mendirikan gedung itu dengan uang yang telah diberikan oleh Ny. Veal kepada saya sebesar $ 1.750.500. Dari sanalah asal gedung tersebut. Salah seorang wanita yang paling murah hati, paling diberkati, berhati paling mulia di dunia ini: Minnie Slaughter Veal. 

 

Dan tentu saja, pada saat kematiannya, tanah miliknya itu telah di bagi dalam tiga bagian, dan sepertiga darinya mengalir untuk mendukung pekerjaan ini. Kita memakai tanah Minnie Slaughter Veal itu di dalam dua cara. Kita menggunakannya untuk mendukung gedung yang telah didirikannya. Kita merasakan bahwa gedung itu seharusnya dijaga dengan begitu indahnya selama mungkin. Dan untuk mendukung gedung itu dan program-programnya, kita bertekun terhadap tanah tersebut.

 

Dan bagian lain dari tanah milik itu kita gunakan untuk mendukung program kesarjanaan di dalam lembaga-lembaga gereja Baptis kita. Orang-orang muda yang sedang mempersiapkan diri untuk pekerjaan Tuhan Allah, kita mencoba untuk menolong mereka untuk bersiap melayani Tuhan di dalam pendidikan mereka.

 

Sekarang waktu saya sudah habis, dan saya baru saja menyentuh sedikit saja dari pokok permasalahan, akan tetapi saya ingin supaya saudara-saudara mengetahui sedikit, dan kita hanya telah mengambil segmen kecil saja darinya hanya sedikit dari kesenangan dan berkat Allah kepada gereja kita.

 

Malam hari ini, saya akan berkhotbah mengenai seratus tahun kedepan. Saya berharap bahwa saudara-saudara sekalian boleh hadir di sini malam hari ini, karena dengan semaksimal mungkin akan saya lakukan, dengan hikmat dari Tuhan Allah yang telah dikaruniakan kepada saya, saya akan melihat ke arah depan. Seperti apa dunia nantinya seratus tahun kemudian? Akan bagaimana nantinya kehidupan ini? Seperti apa nantinya pemerintahan kita? Akan menjadi seperti apa nantinya negara kita? Dan seperti apa harusnya gereja kita nantinya?

 

Dan apabila kita akan bertumbuh dan kita akan menjadi instrumen sorga yang besar di dalam angkatan yang berikutnya ini, sebagaimana tty telah menolong kita untuk berada di dalam angkatan yang lalu, kita memiliki suatu pekerjaan yang luar biasa yang belum kita lakukan. Kita memiliki gedung-gedung yang harus didirikan, dan kita sedang bersiap sedia serta menggulung lengan baju kita serta mengabdikan hidup kita untuk mendirikan gedung-gedung itu.

 

Dan ketika waktu datang dan pergi, ada lebih banyak lagi yang akan saudara-saudara lihat rancangan-rancangan ini terwujud dan disajikan kepada saudara-saudara seperti Gereja Baptis Pertama. Seperti dalam khotbah Dr. Truett yang terkenal, “Angkatlahtopi kepada masa lalu . . .” – memuji Tuhan Allah untuk penglihatan dari kaum leluhur kita – dan tanggalkanlah mantelmu menyambut masa depan – bersiap-siap untuk tugas yang luar biasa yang terhampar di depan.

 

Sekarang, kita tidak seharusnya berdiam terlalu lama di dalam aula ini. Segera kita akan memiliki Sekolah Minggu kita. Pada nada yang pertama dari bait yang pertama, berikanlah hati saudara-saudara sekalian kepada Yesus atau berikanlah hatimu ke dalam persekutuan gereja ini, anda satu keluarga, anda berpasangan, atau anda seorang saja. Sebentar lagi ketikakita berdiri untuk bernyanyi, pada nada yang pertama di bait yang pertama, datang dan berdirilah di samping saya. Lakukanlah sekarang juga, dan Tuhan Allah memberkati saudara-saudara ketika saudara-saudara datang, sembari kita berdiri dan sembari kita bernyanyi.