ISRAEL DALAM INGATAN ALLAH

(ISRAEL IN REMEMBRANCE OF GOD)

 

Dr. W. A. Criswell

 

Yesaya 43:1-7

10-31-82

 

 

Maukah saudara-saudara mengetahui sesuatu? Yang baru saja mereka nyanyikan ini adalah sebuah nyanyian tunggal. Dapatkah saudara-saudara lihat foto siapa yang di sudut itu? Tidak dapatkah saudara-saudara lihat itu? Tidak dapatkah saudara-saudara lihat itu? Foto itu terlalu kecil. Baiklah, yang ada di atas itu adalah foto saya. Dan lagu yang baru saja mereka nyanyikan adalah sebuah terjemahan yang telah saya terjemahkan dari pasal yang ke sebelas dari kitab Roma, ayat yang ke 33 sampai dengan ayat yang ke 36. Saudara-saudara tidak tahu bahwa saya mengetahuinya, ya kan? Tepuk tangan yang paling pantas, saya meyakinkan saudara-saudara. Para pemain musik dan anggota paduan suara, anda yang terbaik, anda yang paling hebat, anda yang paling berjaya.

 

Dan bagian ayat sebagai latar belakang warta di pagi hari ini di dalam pasal yang sama yaitu pasal yang ke sebelas di dalam kitab Roma itu, yang baru saja di nyanyikan oleh orang-orang yang di atas sana. Selama bertahun-tahun ini, tahun-tahun memberitakan ajaran-ajaran besar dari Alkitab, banyaknya pesan itu dibagi ke dalam lima belas bagian. Dan bagian di dalam mana kita sedang terikat sekarang, kita sedang terlibat, yang sedang diberitakan kepada kita disebut dengan berithologi. Itu adalah sebuah nama yang saya temukan untuknya. Berith adalah kata dalam bahasa Ibrani untuk perjanjian. Dan berithologi adalah nama yang saya gabungkan bersama-sama untuk menggambarkan pelajaran itu, pengajaran tentang perjanjian-perjanjian Tuhan Allah yang besar, janji-janji Allah kepada bangsa Israel.

 

Dua hari Minggu yang lalu, warta kita berjudul: “Apakah Allah telah menolak Umat-Nya?” Warta itu merupakan permulaan dari pembahasan akan perjanjian-perjanjian di dalam kitab Roma pasal yang ke 9, 10 dan yang ke 11 dari rasul Paulus ini. Minggu yang lalu, warta untuk kita berjudul: “Permasalahan akan Ketidakpercayaan Bangsa Israel.” Hari minggu yang akan datang, warta untuk kita akan berjudul: “Penderitaan dan Kemuliaan Bangsa Israel.” Hari Minggu yang berikutnya, yang mana akan menjadi bagian yang terakhir dari bagian berithologi ini akan diberi judul: “Perdamaian antara bangsa Arab dengan Bangsa Yahudi.” Dan warta untuk hari ini diberi judul: Bangsa Israel Di Dalam Ingatan Allah. 

 

Berbicara dari kitab Roma pasal yang ke sebelas, dimulai dari ayatnya yang ke dua puluh lima: “Sebab, saudara-saudaraku, supaya kamu jangan menganggap dirimu pandai, aku mau agar kamu mengetahui rahasia ini - musterion ini, rahasia Allah ini. Sebagian dari Israel telah menjadi tegar sampai terjadinya pleroma – jumlah yang penuh  - orang terpilih yang terakhir - dari bangsa-bangsa yang lain telah masuk. Dengan jalan demikian seluruh Israel akan diselamatkan, seperti ada tertulis – di dalam kitab Yesaya pasal 59, ayat 20 dan 21 - “Dari Sion akan datang Penebus, Ia akan menyingkirkan segala kefasikan dari pada Yakub. Dan inilah perjanjian-Ku dengan mereka, apabila Aku menghapuskan dosa mereka” – kitab Yesaya 27:9 -  . . . “Sebab Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya.”

 

Tidak ada perubahan, semuanya bersifat kekal, untuk selama-lamanya. Apa yang telah difirmankan oleh Tuhan Allah, akan diperbuat-Nya. Apa yang telah dimaksudkan-Nya, akan dijadikan-Nya – Israel di dalam ingatan Allah. Kelompok kata itu, klausa itu, “Allah mengingat” begitu sering dijumpai di dalam Kitab Suci.

 

Di dalam kitab Kejadian pasal 8 ayat yang pertama: “Maka Allah mengingat Nuh.” Di dalam kitab Kejadian pasal 19, ayat yang ke 29: “Maka Allah ingat kepada Abraham, lalu dikeluarkan-Nyalah Lot dari tengah-tengah tempat yang ditunggangbalikkan itu.” Di dalam kitab Kejadian pasal yang ke 30, dikatakan Allah mengingat akan Rahel, dan ke dalam pelukannya diberikan seorang bayi laki-laki yang akan dinamakan Yusuf. Di dalam kitab 1 Samuel 1, ayatnya yang ke 19, Tuhan Allah mengingat Hana dan Tuhan mengaruniakan seorang bayi laki-laki yang akan dinamakannya dengan Samuel, “diminta dari Tuhan.”

 

Dengan cara yang sama, Tuhan Allah mengingat perjanjian serta janji-janji yang telah diperbuat-Nya kepada bangsa Israel. Di dalam kitab Yesaya 49, dari ayatnya yang ke 13:

Bersorak-sorailah, hai langit, bersorak-sorailah, hai bumi, dan bergembiralah dengan sorak-sorai, hai gunung-gunung! Sebab Tuhan menghibur umat-Nya dan menyayangi orang-orang-Nya yang tertindas.

Sion berkata: :Tuhan telah meninggalkan aku dan Tuhanku telah melupakan aku.”

Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia telah melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau.

Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku; tembok-tembokmu tetap di ruang mata-Ku.”

 

Israel dalam ingatan Allah – di dalam kitab Bilangan pasal yang ke 23 ayat yang ke 19, Musa, pembawa hukum Taurat yang agung itu, berkata, “Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta, bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal, Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya atau berbicara dan tidak menepatinya.” Demikian kisah dari kitab Keluaran dimulai di dalam ingatan Allah. Dalam kitab Keluaran pasal yang ke 2, dari ayatnya yang ke 24: “Allah mendengar mereka mengerang” – karena perhambaan yang mereka alami, karena perbudakan yang mereka alami di tanah Mesir - “Allah mendengar mereka mengerang, lalu Ia mengingat kepada perjanjian-Nya dengan Abraham, dengan Ishak dan dengan Yakub. Maka Allah melihat orang Israel itu, dan Allah memperhatikan mereka.”

 

Di dalam hari penghakiman yang mengerikan itu, ketika orang-orang menari-nari telanjang di sekeliling anak lemu emas itu, dan Tuhan Allah berkata kepada Musa, “Oleh sebab itu, biarkanlah Aku, supaya murka-Ku bangkit terhadap mereka dan Aku akan membinasakan mereka,” Musa berkata kepada Tuhan di dalam kitab Keluaran 32:13: “Ingatlah kepada Abraham, Ishak dan Israel, hamba-hamba-Mu itu, sebab kepada mereka Engkau telah bersumpah demi diri-Mu sendiri dengan berfirman kepada mereka: Aku akan membuat keturunanmu sebanyak bintang di langit, dan seluruh negeri yang telah Kujanjikan ini akan Kuberikan kepada keturunanmu, supaya dimilikinya untuk selama-lamanya.’” Dan Tuhan mengingat perjanjian itu. “Dan menyesallah Tuhan” – Dia berbalik - “karena malapetaka yang dirancangkan-Nya atas umat-Nya.”

 

Di dalam kitab Imamat pasal yang ke 26 ayatnya yang ke 41, Tuhan mengatakannya ketika orang-orang telah tersebar ke negeri musuh-musuhnya oleh karena kejahatan serta ketidak-patuhan mereka, dimulai dari ayat yang ke 42:

 

Maka Aku akan mengingat perjanjian-Ku dengan Yakub; juga perjanjian-Ku dengan Ishak; dan perjanjian-Ku dengan Abrahampun akan Kuingat dan negeri itu akan Kuingat juga.. . . .

Namun demikian, apabila mereka ada di negeri musuh mereka, Aku tidak akan menolak mereka dan tidak akan muak melihat mereka, sehingga Aku membinasakan mereka dan membatalkan perjanjan-Ku dengan mereka, sebab Akulah Tuhan, Allah mereka.

Untuk keselamatan mereka Aku akan mengingat perjanjian dengan orang-orang dahulu yang Kubawa keluar dari tanah Mesir di depan mata bangsa-bangsa lain, supaya Aku menjadi Allah mereka; Akulah Tuhan.

 

Israel dalam ingatan Allah – di dalam Alkitab, ada sebuah perjanjian yang kita sebut dengan perjanjian Palestina. Perjanjian itu terdiri dari dua bagian. Yang pertama dilukiskan di dalam pasal yang ke dua puluh delapan dari kitab Ulangan:

 

Jika engkau mematuhi untuk melakukan dengan setia semua perintah-Nya, maka engkau akan memiliki tanah itu. Akan tetapi jika engkau tidak melakukan dengan setia segala perkataan hukum Taurat, engkau akan diserakkan dan akan dicabut dari negeri itu oleh karena ketidak patuhanmu. Dari pada kamu hanya sedikit orang yang tertinggal, padahal kamu dulu seperti bintang-bintang di langit banyaknya – karena engkau tidak mendengarkan suara Tuhan, Allahmu. Seperti Tuhan bergirang karena kamu untuk berbuat baik kepadamu dan membuat kamu banyak, demikianlah Tuhan akan bergirang karena kamu untuk membinasakan dan memunahkan kamu, dan kamu akan dicabut dari tanah, ke mana engkau pergi untuk mendudukinya. Tuhan akan menyerakkan engkau ke antara segala bangsa dari ujung bumi ke ujung bumi. 

 

Dan selebihnya dari pasal tersebut, Tuhan Allah berfirman kepada bangsa Israel, “Jika engkau mematuhi suara-Ku dan tanah itu menjadi milikmu untuk engkau diami. Di dalam kemakmuran, Aku akan melipatgandakan berkat-Ku ke tengah-tengah kamu. Akan tetapi apabila engkau menjauh dari hukum-Ku, Aku akan mencabut kamu dan menyerakkan engkau ke seluruh penjuru dunia.” Akan tetapi ada bagian lain dari Perjanjian Palestina tersebut, Tuhan Allah yang sama yang mengatakan, “Aku akan mencabut engkau dan menyerakkan engkau ke negeri orang,” juga berkata, “Aku akan mengunjungimu, Aku akan melepaskanmu, dengan setia Aku akan memulihkanmu.”

 

“maka Tuhan, Allahmu” – di dalam kitab Ulangan pasal yang ke 30 - “akan memulihkan keadaanmu dan akan menyayangi engkau. Ia akan mengumpulkan engkau kembali dari segala bangsa, kemana Tuhan, Allahmu, telah menyerakkan engkau. Tuhan, Allahmu, akan membawa engkau masuk ke negeri yang sudah dimiliki nenek moyangmu, dan engkaupun akan memilikinya pula.” 

 

Kepulangan bangsa Israel ke negeri itu sering diulang-ulang di dalam Kitab Suci. Kita akan berada di sini sepanjang hari ini hanya dengan membaca janji-janji serta perjanjian Tuhan Allah yang dengan setia tidak akan berubah, yang dijumpai di dalam kitab Yesaya pasal 11:12, dan di dalam kitab Yeremia pasal yang ke 23, ayat yang ke 3 sampai dengan ayat yang ke 8.

 

Di dalam kitab Yehezkiel pasal yang ke 37, seluruh pemandangan terhadap lembah yang penuh dengan tulang belulang yang sudah kering serta kebangkitan kembali bangsa Israel dari kubur bangsa-bangsa di seluruh dunia di dalam mana mereka telah dikebumikan. Kitab Suci mengatakan bahwa Israel akan dipulihkan sebagai sebuah bangsa di negeri mereka sendiri: kitab Yeremia 16:14-15; kitab Yeremia pasal yang ke 30 ayat 10-11; kitab Yeremia 31:35-36; dan kitab Amos 9:14-15 di antara begitu banyaknya nubuat yang lainnya.

 

Dan bagian dari nubuat ini, juga mulai kita lihat sedang terjadi. Bukan hanya di dalam masa pembuangan ke Babel saja Tuhan Allah mengeluarkan mereka dari negeri mereka, akan tetapi Dia kembali melakukannya di dalam penghukuman pada tahun 70 M, ketika Titus membinasakan Yehuda dan kota Yerusalem. Dan pasar-pasar budak dibanjiri oleh kehadiran tawanan-tawanan Yahudi. Dan hampir selama dua ribu tahun, bangsa itu, orang-orang itu dikuburkan di tengah-tengah berbagai negara, di tengah-tengah penduduk dunia ini. Akan tetapi Tuhan Allah telah berfirman, “Akan tiba suatu hari di mana engkau akan kembali ke negeri itu sebagai suatu bangsa.”

 

Dan pada bulan Mei tahun 1948, kita melihat nubuat itu benar-benar terjadi. Bangsa Israel telah kembali negeri mereka sendiri dan sedang kembali ke negeri mereka sendiri – sekali lagi menjadi suatu bangsa dengan suatu kehidupan politik nasional. Kita senantiasa membaca perihal mereka di dalam setiap surat kabar di dunia ini. Demikianlah kesetiaan Allah kepada perjanjian-perjanjian-Nya serta kepada janji-janji-Nya. Akan tetapi nabi-nabi itu juga mengatakan apa yang bagi saya merupakan suatu perkembangan yang paling mengagumkan di dalam sejarah umat manusia. Ketika bangsa Israel kembali, bangsa itu akan kembali dalam keadaan ingkar, dalam penyangkalan dan bangsa itu akan kembali seperti di dalam tungku api yang menyala-nyala.

 

Bangsa itu akan kembali dalam ketidak-percayaan. Dalam kitab Yehezkiel pasal yang ke 36, dari ayatnya yang ke 24 dan seterusnya:

 

Aku akan menjemput kamu dari antara bangsa-bangsa dan mengumpulkan kamu dari semua negeri dan akan membawa kamu kembali ke tanahmu.

Aku akan – bukan sampai - mencurahkan kepadamu air jernih, yang akan mentahirkan kamu; dari segala kenajisanmu dan dari semua berhala-berhalamu Aku akan mentahirkan kamu.

Kamu akan kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat.

Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya.

Dan kamu akan diam di dalam negeri yang telah Kuberikan kepada nenek moyangmu dan kamu akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allahmu.

 

Menurut nubuat itu, bangsa Israel akan kembali ke tanah itu dalam keadaan tidak percaya. Hanya setelah sampai ke negeri itu bangsa itu bertobat dan satu bangsa lahir di dalam satu hari. Dan di dalam kitab Yehezkiel pasal yang ke 22, nabi itu mengatakan, ketika bangsa itu kembali, bangsa itu kembali di dalam sebuah tungku perapian karena penyangkalan mereka. Jika saudara-saudara tidak percaya bahwa bangsa Israel ada di dalam tungku perapian, bacalah berita-berita utama di setiap surat kabar di setiap negara di dunia ini.

 

Kitab Yehezkiel 22, dimulai dengan ayatnya yang ke 19:

 

Sebab itu beginilah firman Tuhan Allah: “Oleh karena kamu semuanya menjadi sanga, maka sungguh, Aku akan mengumpulkan kamu di tengah-tengah Yerusalem.

Seperti orang mengumpulkan perak, tembaga, besi, timah hitam dan timah putih di dalam peleburan dan mengembus api di bawahnya untuk meleburnya, demikianlah Aku akan mengumpulkan kamu dalam murka-Ku dan amarah-Ku dan menaruh kamu di dalamnya dan melebur kamu.

Aku akan mengumpulkan kamu dalam dan menyemburkan api kemurkaan-Ku kepadamu, sehingga kamu dilebur di dalamnya.

Seperti perak di lebur di dalam peleburan, begitulah kamu di lebur di dalamnya. Dan kamu akan mengetahui, bahwa Aku, Tuhan, yang mencurahkan amarah-Ku atasmu.”

 

Nah, saya mengatakan bahwa nubuat itu merupakan salah satu nubuat yang paling mengagumkan dan nubuat itu merupakan salah satu perkembangan yang paling tidak masuk akal di dalam sejarah umat manusia. Orang-orang Yahudi – hampir-hampir semua mereka – di dalam negara Israel merupakan seorang atheis. Mereka berada di dalam keadaan tidak percaya. Hanya ada persentase yang sangat sedikit dari mereka – segenggam kecil saja – yang ortodoks. Akan tetapi rata-rata mereka – kebanyakan dari orang-orang Yahudi di dalam negara Israel adalah penganut atheis. Sungguh menakjubkan. Demikianlah yang baru saja dikatakan oleh Tuhan Allah. Mereka akan kembali dalam keadaan tidak percaya.

 

Ketika saya mengunjungi Rusia untuk yang pertama kali, ada penugasan terhadap lima orang pendeta kita untuk melawat negeri itu – ditugaskan kepada kami seorang pemandu yang mana sepenuhnya dikendalikan oleh pemerintah dan mereka adalah orang Yahudi, seorang pemuda dan istrinya. Wanita itu bernama Svetlana. Dari antara mereka berdua, wanita itu lebih maju kedepan, lebih bersemangat serta lebih cerewet – banyak berbicara. Saya tidak tahu apakah hal itu merupakan hal yang tidak biasa bagi seorang istri atau tidak, akan tetapi, biar bagaimanapun demikianlah wanita itu adanya.

 

Maka, menghabiskan waktu selama berhari-hari bersama-sama dengan mereka, kami menjadi merasa begitu tertarik kepada mereka karena mereka adalah orang-orang Yahudi, saya berbicara kepada mereka selama berjam-jam lamanya tanpa akhir. Dan mereka merasa tegas serta bangga akan kenyataan bahwa walaupun mereka adalah orang Yahudi, mereka adalah atheis. Mereka adalah penganut paham komunisme; mereka adalah kelompok humanis; mereka adalah kelompok sekuler. Mereka tidak percaya dengan Tuhan Allah.

 

Baiklah, saya bertanya kepada mereka mengenai bapa dan ibu mereka serta mengenai kakek dan nenek mereka. Ya, mereka adalah orang-orang Yahudi yang beriman, akan tetapi mereka berdua tidak demikian. Dan mereka berkata kepada saya, “Kakek dan nenek saya dari kedua belah pihak – kakek dan nenek kami, merupakan jemaat dari sebuah gereja Yahudi, akan tetapi keteka mereka meninggal, tidak akan ada lagi yang menjadi anggota jemaat gereja Yahudi itu dan gereja Yahudi itu akan dihancurkan. Gereja itu akan berhenti untuk ada.” Dan mereka mengatakan hal tersebut tanpa suatu kesedihan yang mendalam. Dan hal itu membuat saya bersedih. Mereka mengatakannya dengan suatu kebanggan yang besar, dengan suka cita penuh dengan kemenangan. Hal itu sulit untuk dipercaya.

 

Ilmuan terbesar abad ke-20 adalah Albert Einstein, seorang Yahudi. Dan Albert Einstein mengatakan, “Saya ingin supaya saudara-saudara mengerti bahwa saya seorang atheis. Dan ketika saya meninggal, saya ingin tubuh saya dikremasi; saya ingin tubuh saya dibakar” – yang mana melanggar tradisi orang-orang Yahudi – “Saya ingin agar supaya tubuh saya dibakar dan saya tidak menginginkan adanya kebaktian pemakaman,” saat peringatan akan kematian. “Dan setelah tubuh saya dibakar, saya ingin supaya abunya disebarkan ke empat mata angin bumi ini.”

 

Dan ketika Albert Einstein meninggal, suatu upacara peringatanpun tidak diadakan. Mereka mengkremasi tubuhnya. Mereka membakar tubuh itu dan menyebarkan abunya ke arah empat mata angin di dunia ini – ilmuan terbesar kita di abad ke-20 ini, seorang Yahudi, seorang penganut paham atheis. Tidak masuk akal. Sungguh menakjubkan. Akan tetapi nabi itu mengatakan bahwa mereka akan kembali sebagai satu bangsa di dalam ketidakpercayaan dan mereka akan kembali di dalam sebuah tungku perapian, di dalam sebuah kemurkaan, di dalam api.

 

Apakah saudara-saudara pernah meyakinkan diri saudara-saudara sekalian bahwa setiap yang mengikut persetujuan di Camp David atau perdamaian yang diprakarsai oleh Sadat akan membawa damai di kawasan Timur Tengah? Tidak akan ada damai di kawasan itu sampai dengan khotbah setelah yang berikutnya. Perdamaian antara orang-orang Arab dengan orang-orang Yahudi – Banyak sekali yang ingin dikatakan oleh Tuhan Allah mengenai orang-orang Arab dan orang-orang Yahudi itu.

 

Sekarang, Kitab Suci mengatakan – Kitab yang dikuduskan Allah mengatakan bahwa ketika bangsa Israel berada di tanah itu, bangsa Israel akan bertobat. Bangsa itu akan diselamatkan, bangsa itu akan berubah; bangsa itu akan dilepaskan. Tuhan Allah akan mengunjungi bangsa itu. Dan nabi Yesaya menyebutkannya dengan seperti satu negara akan lahir dalam satu hari. Yaitu, pertobatan bangsa Israel bukan merupakan suatu proses historis selama berabad-abad, sepanjang zaman lamanya. Akan tetapi hal itu merupakan kesanggupan Allah, suatu campur tangan Allah langsung di dalam cara yang sama dengan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus, jelmaan Tuhan Allah, yang mengunjungi saudara-Nya Yakobus, dan memenangkan dia kepada Tuhan. Yakobus kemudian menjadi seorang pendeta di gereja di kota Yerusalem.

 

Dan Dia mengunjungi saudara-saudara-Nya, semuanya seperti di dalam pasal yang pertama dari kitab Kisah Para Rasul. Semua saudara-saudara Tuhan bersama-sama dengan ibu-Nya, Maria, berada di sana menyembah kepada Tuhan Yesus. Dengan cara yang sama ketika Tuhan menampakkan diri kepada Saulus dari Tarsus dan memenangkannya kepada iman kepercayaan – dengan cara yang ajaib dan menakjubkan, Tuhan akan menampakkan diri kepada bangsa Israel. Dan bangsa itu akan lahir dalam satu hari. Inilahyang dikatakan di dalam pasal yang ke sebelas dari kitab Roma, nas yang pertama-tama telah kita baca tadi. Ketika bangsa-bangsa lain yang terakhir masuk ke dalam lorong itu, ketika peristiwa pleroma, ketika jumlah yang penuh telah masuk, kemudian “seluruh Israel akan diselamatkan, seperti ada tertulis ‘Dari Sion akan datang Penebus, Ia akan menyingkirkan segala kefasikan dari pada Yakub. Dan inilah perjanjian-Ku dengan mereka, apabila Aku menghapuskan dosa mereka. Sebab Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya.’”

 

Nah, salah seorang dari orang-orang yang berfikiran tajam mendatangi saya setelah khotbah yang terakhir ini dan berkata, “Pak Pendeta, apakah ada dua jalan utuk diselamatkan? Apakah Tuhan Allah menyelamatkan kita dalam satu cara dan apakah Dia menyelamatkan orang-orang Israel di dalam cara yang lain?” Apakah keselamatan bangsa Israel berbeda dengan keselamatan kita? Atau apakah mereka akan diselamatkan sebagaimana kita akan diselamatkan? Apakah ada perbedaan di dalam keselamatan kita – cara kita bertobat – dan keselamatan orang-orang Israel – cara mereka bertobat? Oh, kita kembalikepada firman Tuhan. Di sini seseorang akan diselamatkan apakah dia bangsa lain atau apakah dia seorang Yahudi seperti dia.

 

Bagaimana seseorang boleh diselamatkan? Kitab Suci mengakui bahwa hanya ada satu jalan untuk beroleh keselamatan. Melalui seluruh penyingkapan Tuhan Allah, hal itu tidak pernah berubah; hanya ada satu jalan. Di dalam kitab Perjanjian Lama, di dalam kitab Perjanjian Baru, di bawah hukum Taurat, di dalam kasih karunia – tidak menjadi masalah di mana kita berada di dalam lembaran-lembaran Alkitab, kita semuanya akan diselamatkan dengan cara yang sama, tidak ada bedanya. Kita diselamatkan oleh karena pertobatan, dengan cara kembali kepada Tuhan dan oleh karena penerimaan kasih karunia serta belas kasihan Tuhan Allah – dengan menyerahkan diri kita sendiri pada belas kasihan Tuhan Allah. Di dalam pertobatan serta iman, kita semua akan diselamatkan serupa.

 

Nah, dengan setia Kitab Suci menggambarkan pertobatan orang-orang Israel. Ketika akhir zaman tiba, dan penyempurnaan zaman sudah mendekat, dengan tegas dan dengan jelas Kitab Suci menggambarkan pertobatan bangsa Israel. Hal itu akan terjadi sedemikian: di akhir zaman – kitab Zakharia 13 : 8-9:

 

Maka di seluruh negeri, demikianlah firman Tuhan, dua pertiga dari padanya akan dilenyapkan, mati binasa, tetapi sepertiga dari padanya akan tinggal hidup. Aku akan menaruh yang sepertiga itu dalam api dan memurnikan mereka seperti orang memurnikan perak. Aku akan menguji mereka, seperti orang menguji emas. Mereka akan memanggil nama-Ku, dan Aku akan menjawab mereka. Aku akan berkata: Mereka adalah umat-Ku dan mereka akan menjawab: Tuhan adalah Allahku!”

 

Dan Tuhan berfirman melalui nabi Yehezkiel dengan mengatakan:

 

Di sana di negeri bangsa-bangsa lain – seperti Aku berperkara dengan nenek moyangmu di padang gurun tanah Mesir, begitulah Aku akan berperkara dengan kamu, demikianlah firman Tuhan  . . .  Dan Aku akan memisahkan dari tengah-tengahmu orang-orang yang memberontak dan mendurhaka terhadap Aku; Dan bagi mereka yang kembali dan bertobat serta percaya, semuanya ini akan diselamatkan dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah Tuhan.

 

Baiklah, bagaimana cara Tuhan Allah melakukannya? Ketika Dia mengatakan bahwa  “Aku akan mengumpulkan bangsa Israel dan dua pertiga dari antara mereka tidak akan menerima,” mereka tidak akan percaya. Mereka tidak akan kembali; mereka tidak akan bertobat. Dan dua pertiga dari mereka akan diputuskan dan akan mati. “Akan tetapi sepertiga yang tertinggal akan bertobat dan percaya serta akan diselamatkan dan mereka akan mengatakan, ‘Engkau adalah Tuhanku.’ Dan Aku akan mengatakan, ‘Engkau adalah bangsaku.’”

 

Nah, bagaimana cara Tuhan Allah melakukan hal tersebut? Jawabnya, dengan cara yang sama yang dilakukan-Nya kepada kita – dengan cara yang sama dan serupa. Di dalam kitab Zakharia pasal yang ke 12, dimulai dengan ayat yang ke 10:

 

“Aku akan mencurahkan roh pengasihan dan roh permohonan atas keluarga Daud dan atas penduduk Yerusalem, dan mereka akan memandang kepada dia yang telah mereka tikam – dan seseorang akan berkata: Luka apa yang ada di tangan-Mu itu? - dan akan meratapi dia seperti orang meratapi anak tunggal, dan akan menangisi dia dengan pedih seperti orang menangisi anak sulung. Pada waktu itu ratapan – sebuah ratapan yang besar, sebuah penderitaan yang besar, isak tangis yang besar - di Yerusalem akan sama besarnya dengan ratapan di Hadad Rimon, di lembah Megido.

 

Ketika Yosia raja yang baik itu dibunuh oleh Firaun – Neko di dataran Jezreel di lembah Megido, di mana peperangan Harmagedon itu akan berlangsung – di tempat itu Yosia, raja yang baik itu dibunuh, ada suatu ratapan yang besar di kota Yerusalem, suatu keluhan, suatu tangisan, suatu pengakuan yang penuh dengan kepedihan.

 

Negeri itu akan meratap, setiap kaum keluarga tersendiri; kaum keluarga keturunan Daud tersendiri dan istri mereka tersendiri; kaum keluarga keturunan Natan tersendiri dan istri mereka tersendiri; kaum keluarga keturunan Lewi tersendiri dan isteri mereka tersendiri; kaum keluarga Simei tersendiri dan isteri mereka tersendiri; juga segala kaum keluarga yang masih tinggal, setiap kaum keluarga tersendiri dan isteri mereka tersendiri.

 

Saudara-saudara lihat, kita tidak akan pernah diselamatkan oleh gumpalan dan ember yang penuh. Kita diselamatkan secara sekaligus – keluarga keturunan Daud di sebelah sini tersendiri, menangis di hadapan Tuhan; dan keluarga Natan di sebelah sini tersendiri, menangis di hadapan Tuhan; dan keluarga keturunan Lewi serta keluarga keturunan Simei, masing-masing dan bahkan isteri mereka tersendiri – bahkan suami dan isteri juga tidak secara bersama-sama. Dia tidak dapat percaya untuk isterinya. Isterinya tidak dapat percaya untuk suaminya. Dia tidak boleh menyesal untuk isterinya. Isterinya tidak dapat bertobat untuk suaminya. Masing-masing tersendiri – mereka meratap di hadapan Tuhan, setelah melihat Dia, yang telah mereka tikam itu.

 

Nah, apa yang dilakukan oleh Tuhan Allah: “Pada waktu itu” – ini adalah ayat yang berikutnya - “akan terbuka suatu sumber bagi keluarga Daud dan bagi penduduk Yerusalem untuk membasuh dosa dan kecemaran.”

 

Diselamatkan oleh darah Yang telah disalibkan. 

Dan sorak-sorai bagi Bapa, sorak-sorai untuk Anak, 

Dan sorak-sorai untuk Roh Kudus, Tiga Yang Agung di dalam satu. 

Diselamatkan oleh darah Yang telah disalibkan. 

 

Pada waktu itu akan ada suatu sumber yang terbuka bagi yang telah tercemar untuk membasuh dosa-dosa kita. Saya telah berbicara mengenai nubuat di sini tentang bagaimana cara orang-orang Israel diselamatkan. Adalah cara yang sama dan identik dengan cara kita akan diselamatkan.

 

William Cowper – seorang pemuda, datang menemui saya dan berkata, “Apakah nama itu adalah William Cow-per?”

 

“Ya. Memang cara mengejanya adalah Coo-per; anda mengejanya dengan Cow-per.”  William Cow-per - William Cowper menulis tentang sumber tersebut. Apakah saudara-saudara mengingatnya? 

Ada sebuah sumber mata air dipenuhi dengan darah,

Datang dari urat nadi Immanuel.

Dan orang-orang berdosa tenggelam di bawah banjir itu

Kehilangan seluruh noda sara bersalah mereka. 

 

Pada waktu itu, akan ada suatu sumber terbuka di Yerusalem bagi orang-orang yang tercemar sehingga kita boleh dibersihkan dari dosa-dosa kita dan kita boleh diselamatkan.

 

Nah, William Cow-per - William Cowper memiliki seorang sahabat serta seorang rekan yang menyenangkan dan mereka tinggal di Olney, sebuah kota kecil Inggris, mereka tinggal bersama di sebuah rumah – kedua orang itu adalah penyair serta penulis himne Inggris yang luar biasa. Yang lainnya adalah John Newton, yang menuliskan lagu “Amazing grace!” “Kasih karunia yang mengagumkan, begitu indah kedengarannya yang menyelamatkan seorang yang bernasib malang seperti aku.” 

 

John Newton lahir di awal tahun 1700an. Ibunya telah meninggal dunia. Dan dia melangsungkan hidup sebagai sebuah tontonan kemanusiaan yang paling malang yang pernah hidup – John Newton yang tidak berharga, John Newton yang menjijikkan. Dia telah dihina, dia telah dihujat, dia seorang pelarian dari angkatan laut. Mereka telah mendera dia, mereka telah memukuli dia, mereka bahkan menjebloskannya ke dalam penjara. Dan pada akhirnya dia menjual dirinya sebagai seorang budak kepada seorang pedagang budak di benua Afrika.

 

Dan secara ajaib dan mengejutkan serta penuh dengan keagungan dia telah diselamatkan. Bagaimana dia telah diselamatkan – John Newton yang telah menuliskan lagu “Amazing Grace” ini serta yang tinggal di panti asuhan Olney dengan William Cow-per, William Cowper? 

 

Dia menjelaskannya; dia telah menuliskannya: 

 

Aku melihat Seseorang tergantung pada sebuah kayu,

Dalam penderitaan serta darah yang bercucuran. 

Dia memposisikan mata-Nya yang lemah padaku

Ketika aku berdiri di dekat salib-Nya. 

Pasti, takkan pernah sampai nafasku yang terakhir,

Aku dapat melupakan pandangan itu;

Kelihatannya mengisi aku dengan kematian-Nya,

Walau tak sepatah katapun diucapkan-Nya. 

Kata hatiku merasa dan memiliki rasa bersalah,

Dan menenggelamkanku ke dalam keputusasaan. 

Aku melihat dosa-dosaku telah meneteskan darah-Nya,

Dan membantu memakukan Dia di sana. 

Aduh, aku tak tahu apa yang telah kuperbuat

 

Dan sekarang air mataku sia-sia.

Kemanakah jiwaku yang menggigil akan bersembunyi?

Karena aku, Tuhanku telah dibunuh.

Pandangan kedua yang diberikan-Nya yang mana mengatakan:

Aku maafkan semua dengan bebas.

Darah ini untuk pembayaran tebusanmu

Aku mati sehingga engkau boleh hidup.

Oh, bolehkah terjadi pada sebatang kayu

Juru Selamatku mati bagiku?

Hatiku telah dipenuhi,

Jiwaku bergetar untuk memikirkan

Bahwa Dia mati bagiku.

 

Cara yang sama bahwa bangsa Israel telah diselamatkan, mereka akan melihat kepada-Ku yang telah mereka tikam, dan mereka akan meratap di dalam penyesalan seperti seseorang yang akan meratapi seorang anak tunggal. Dan pada waktu itu suatu sumber akan terbuka di Isarel bagi orang-orang yang tercemar. Kita semua diselamatkan dengan cara yang sama. Hanya dengan memandang kepada Yesus.

 

Pada batu nisannya di pemakaman di kota Olney terdapat tulisan: John Newton, pernah menjadi orang fasik dan orang jangak, seorang hamba budak di Afrika, oleh karena kasih dari Tuhan dan Juru Selamat kita Yesus Kristus, ditempatkan, dipulihkan, diampuni serta ditunjuk untuk memberitakan iman kepercayaan yang telah lama diusahakannya untuk dihancurkannya.

 

Dan di atas papan kayu di gereja Olney, dia menempatkan prasasti ini, prasasti itu ada di sana pada hari ini, prasasti itu berada di sana saat ini juga.

 

Di dalam kitab Ulangan 15:15: “Haruslah kau ingat, bahwa engkau pun dahulu budak di tanah Mesir dan engkau ditebus oleh Tuhan, Allahmu.”

 

Saya merasa tertarik dengan hal itu, di usia yang ke 82, masih memberitakan pada usia yang ke 82 tahun, sebuah Alkitab di tangan yang sebelah kanan dan sebuah buku himne di tangan yang lainnya, pemikirannya sudah berkurang, dan kadang kala ketika dia berkhotbah, dia harus diingatkan mengenai hal apa yang sedang dikhotbahkannya itu. Hal yang sangat khas dari seorang pendeta modern, bukankah begitu menurut saudara-saudara?

 

Ketika seseorang mengusulkan dia untuk menghentikan khotbahnya, dia menjawab, “Apa? Apakah si tua orang Afrika penghujat itu harus berhenti sementara dia masih mampu berbicara?” Dan di lain kesempatan dia berkata, “Ingatanku sudah hampir hilang. Akan tetapi aku ingat akan dua hal. Yang pertama bahwa aku adalah seorang pendosa besar dan yang kedua bahwa Kristus adalah seorang Juru Selamat yang Agung.”

 

Inilah pertobatan orang-orang Israel, diselamatkan dengan cara memandang kepada-Nya, Yang telah mereka tikam itu. Dan sebuah sumber akan terbuka untuk membasuh. Di sini diselamatkan, diselamatkan, diselamatkan oleh pandangan yang luar biasa kepada-Nya yang telah mati bagi kita semua. Dan menuangkan darah dari hidup-Nya sehingga kita boleh dibersihkan dan menjadi putih dan bersih.

 

Di sana dengan bangsa Israel, di sini dengan kita semua. Semuanya sama. Diselamatkan dengan cara memandang kepada Yesus.

 

Ada kehidupan bagi yang melihat

Melihat pada Yang telah disalibkan.

Ada kehidupan saat ini juga untuk engkau.

Lalu lihatlah, hai orang-orang yang berdosa, lihatlah pada-Nya

Dan diselamatkan karena Dia

Yang telah dipakukan ke kayu itu.

 

Oh, Tuhan, melihat dan menjadi hidup. Saudara-saudaraku, hidup. Memandang kepada Yesus Kristus dan menjadi hidup. Hal ini telah dicatatkan di dalam kitab-Nya. Haleluya, saudara-saudara hanya perlu memandang dan beroleh hidup.

 

Ketika Musa meninggikan ular tembaga itu di padang gurun, demikianlah manusia harus dinaikkan. Anak Allah yang siapa saja telah memandang kepada-Nya, mengangkat wajahnya ke arah Dia, menggapai lengan -Nya dan kedua tangannya serta hati dan jiwa kepada-Nya, tidak akan boleh sirna akan tetapi memiliki kehidupan yang tidak berkesudahan. Dicuci dan menjadi bersih, memandang dan menjadi hidup, percaya dan akan diselamatkan.

 

Tuhan, Tuhan, kebaikan yang penuh dengan kasih karunia dari Juru Selamat kita yang ajaib. Bolehkah kita berdiri bersama-sama?

 

Tuhan kami –