IMAN KRISTEN DAN REVOLUSI DUNIA

(THE CHRISTIAN FAITH & WORLD REVOLUTION)

 

Dr. W. A. Criswell

 

Yesaya 28:11

09-18-55

 

 

Sebagaimana hampir semua orang-orang kita ketahui, pendeta itu memberitakan melalui Alkitab, dan telah melakukannya selama sekitar sepuluh tahun lamanya. Akan tetapi sebelum kita memulainya kembali, untuk hari Minggu yang lalu, untuk hari Minggu ini, saya tidak tahu apakah untuk hari Minggu yang akan datang atau tidak, akan tetapi paling tidak untuk hari Minggu yang lalu dan hari Minggu ini, ada beberapa hal yang ingin saya ungkapkan yang muncul dari pengamatan, pendirian serta kepercayaan, ketika saya melihat kepada dunia kita yang modern, dunia yang bergejolak.

 

Sekarang, judul dari warta untuk pagi hari ini adalah, Iman Orang-orang Kristen dan Revolusi Dunia. Dan seandainya saya dapat membaca sebuah bagian kecil dari ayat-ayat Kitab Suci, maka ayat-ayat itu akan berada di dalam kitab Yesaya pasal yang ke dua puluh satu dari ayatnya yang ke sebelas

 

“Ucapan Ilahi terhadap Duma. Ada seorang berseru kepadaku dari Seir: ‘Hai pengawal, masih lama malam ini? Hai pengawal, masih lama malam ini?’

 

Kata dari bahasa Ibrani, dumah, artinyam “sunyi” – kesunyian akan kematian, kesunyian dari kuburan. Dan “Seir” adalah kata lain untuk Edom, negeri yang berada di sebelah selatan Yehuda. Dan Seir, tentu saja, berada di dalam hukuman Tuhan Allah Yang Mahakuasa.

 

Dan malam mereka lama akan berakhir. Dan pada akhirnya, kesunyian malam itu dipecahkan oleh jerit ratapan dari negeri Seir, yang berkata kepada nabi itu, “pengawal, masih lama malam ini?” Secara harfiah, dapat dikatakan, berapa lama lagikah malam ini? pengawal, masih lama malam ini?” Dan jawabannya tidak sama seperti yang akan anda duga sebelumnya.

 

“Pengawal itu berkata: ‘Pagi akan datang, tetapi malam juga. Jika kamu mau bertanya, datanglah bertanya sekali lagi!’”

 

Sebuah penelitian telah dilakukan oleh surat-surat kabar harian kota di zaman kita yang modern ini, seberapa banyak hubungan luar negeri yang telah mereka cetakkan di dalam kolm-kolom mereka. Dan saudara-saudara sekalian akan terkejut atas hasil dari survey tersebut. Mereka menemukan bahwa seluruh surat kabar kita mencetak jumlah yang paling liberal akan berita-berita luar negeri. Akan tetapi mereka juga menemukan sesuatu hal yang lain. Dan itu tidak begitu banyak dibaca. Sebagian besar orang tidak memperdulikan untuk membaca sedemikian banyak berita dari wilayah-wilayah luar negeri di dunia kita ini.

 

Baiklah, sepertinya saya dapat memahaminya. Baiklah, di sana hampir-hampir tidak ada berita dari wilayah lain dari dunia ini – mungkin tidak banyak dari kita sendiri – yang begitu mendorong semangat, atau mengangkat atau menaikkannya. Ketika mereka mencetak berita-berita dari Indochina, maka berita-bertanya akan mengenai huru-hara. Ketika mereka mencetak berita-berita dari India, berita itu akan membuat saudara-saudara  berkelahi secara menggila. Karena semua yang telah kita lakukan untuk India dan atas nama, Nehru dan lawan-lawannya melakukan hampir segala hal kecuali menampar wajah kita.

 

Dan kepada mereka dari kita yang tertarik kepada misi-misi kekristenan, pelarangan-pelarangan dari, meningkat setiap harinya terhadap kegiatan misionaris, yang merupakan hal yang mengerikan dan dan membawa malapetaka.

 

Ketika saudara-saudara  membaca berita-berita mengenai Palestina, mengenai bangsa Arab dan Yahudi, lagi-lagi beritanya mengenai huru-hara. Ada ketegangan antar ras di benua Afrika, memuncak di setiap waktu seperti air yang kembali dari sebuah bendungan yang besar. Ada pertumpahan darah serta revolusi yang terjadi di Maroko. Ada kebangkitan nasionalisme kembali, dan ada kemenangan paham komunisme yang tidak berkesudahan, berkelanjutan dan tidak melelahkan. Demikianlah berita-berita dari dunia saat ini.

 

Nasionalisme adalah sesuatu hal yang sebagian daripadanya baik, akan tetapi paham itu memerlukan suatu kelitan yang jahat. Saudara-saudara sekalian akan menemukan timbulnya kekacauan di sana dan timbulnya kekacauan di sana di seluruh wilayah negeri ini, kelompok-kelompok pengacau yang mengirimkan plakat-plakat serta menyebarkan selebaran-selebaran: “Orang asing, pulanglah. Orang Amerika, pulanglah.”

 

Dan salah satu hal yang paling tragis mengenai nasionalisme itu adalah bahwa hampir senantiasa hal itu diikatkan dengan penciptaan kembali serta kebangkitan kembali agama-agama kuno.

 

Kemanapun saudara-saudara  berkeliling di India, setiap wanita India akan membuat sebuah titik di tengah-tengah kening mereka. Tanda itu bermakna bahwa mereka adalah wanita-wanita India yang setia. Mereka adalah penganut agama Hindu yang setia. Tanda itu artinya bahwa mereka baru saja mengunjungi kuil berhala mereka dan telah membungkukkan badan mereka serta bersembahyang. Dan ketika mereka selesai bersembahyang, ada sebuah panci kecil di sana dan mereka meletakkan telunjuk mereka ke dalam panci itu dan meletakkan titik merah kecil itu di tengah-tengah kening mereka.

 

Dan jauh dari India di mana tanda titik itu masih ada, ketika saudara-saudara  pergi ke Eropa, saudara-saudara  akan menemukan orang-orang India itu di sana, di dalam hotel-hotel di sana itu, dan wanita-wanita Hindu di segala tempat, di dalam hotel-hotel itu, dan wanita-wanita Hidnu itu akan memakai sebuah tanda titik di tengah-tengah kening mereka. Mereka adalah orang-orang India, akan tetapi mereka juga bukan orang-orang Kristen. Dan mereka sama sekali bukan orang-orang Kristen yang begitu bersemangat dan secara aktif dan secara polemik dan antagonis. Mereka adalah kaum nasionalis. Mereka beragama Hindu.

 

Di akhir bulan januari ini, pada hari Tahun Baru, di Jepang, ada sebanyak dua setengah juta warga Jepang yang pergi ke Meiji, sebuah kuil di Tokyo. Dan kebangkitan nasionalisme kembali di Jepang dikenali dengan agama-agama tua, agama Shinto adalah salah satu contohnya – dan yang pasti merupakan anti‑Kristen dan anti‑dunia barat.

 

Salah satu dari orang kita memberhentikan salah satu dari orang Jepang itu dan berkata, “Mengapa anda pergi ke kuil Meiji?” Hal yang sama seperti jika saudara-saudara  pernah mengunjungi Lincoln Memorial, atau ke Washington, Mount Vernon, kecuali tempat itu memiliki suatu gerakan yang relijius kepadanya. “Dan mengapa anda pergi?”

 

Dan jawabannya ialah, “Tuan, saya ini orang jepang. Itu artinya bahwa saya tidak beragama Kristen. Itu artinya bahwa saya tidak berasal dari dunia Barat. Saya adalah orang Jepang. Dan banyak lagi yang seperti sudah seharusnya terjadi, oleh karena itu, saya penganut agama Shinto.”

 

Oh, jalan yang keji dan tragis! Kita begitu diliputi oleh laporan statistik mengenai keanggotaan gereja di Amerika sehingga kita hampir tidak mengetahui kenyataan bahwa sebagai seorang Kristen di dalam sebuah negara Kristen, kita hampir menjadi terisolasi di dunia ini.

 

Kekristenan adalah demikian. Dan bagi saudara-saudara  yang tidak dapat melihat melalui radio, saya sedang menunjuk dengan cepat kearah bawah jauh ke bawah, dengan cepat, bertambah cepat ke arah bawah, demikianlah iman kepercayaan Kristen.

 

Baiklah. Marilah kita lihat hal yang lain yang telah saya singgung sebelumnya. Seumur hidup kita, seumur hidup saya, dan seumur hidup orang-orang yang lebih muda dari saya – seumur hidup kita, datang dari jumlah penduduk, suatu jumlah penduduk dunia yang berjumlah sekitar dua miliar jiwa – agak lebih banyak dari jumlah itu – akan tetapi dari jumlah penduduk dunia yang lebih dari dua miliar jiwa itu, seumur hidup kita yang singkat itu, kita telah melihat bahwa hampir setengah dari dunia ini berada di dalam paham komunisme. Itu merupakan suatu perkembangan yang sangat mengejutkan di dalam sejarah umat manusia. Tidak ada yang menyamainya sejak mula penciptaan. Tidak ada yang serupa dengannya.

 

Berjalan di sekeliling Jerman di mana mereka menghadapi bahaya komunis itu dengan begitu segeranya dan dengan begitu konstannya – sebagian dari negeri mereka berada di dalam lingkaran Sovyet, dan sebagian dai sebelah sini berada di dalam dunia barat yang bebas. Berjalan berkeliling bersama-sama orang-orang itu ketika saya mendapat kesempatan untuk berbicara kepada orang itu, saya berkata, “Anda memiliki suatu partai komunis yang hebat sekali di Jerman Barat ini, bukankah begitu?”

 

“Ya, hal itu benar.” Partai itu bergerak di bawah tanah. Mereka tidak diperbolehkan untuk menyebar secara terbuka, akan tetapi keberadaan mereka sangat banyak di sini, bekerja secara aktif dan semangat yang besar.

 

Dan saya berkata kepada salah seorang pemuda Jerman yang paling cerdas yang dapat saudara-saudara  kunjungi, saya berkata, “Beritahukan kepada saya mengapa dari seluruh orang di dunia ini, orang-orang Jerman akan mau untuk menjadi seorang yang bersimpati kepada Sovyet dan sebagai seorang pengikut paham komunisme.”

 

“Baiklah,” katanya, “hal itu datang dari orang-orang kami yang sedang bekerja.”  Dia mengatakan, “Di negara kami ini, seorang pekerja yang bekerja dengan waktu yang lama, dan selama enam hari dalam seminggu akan menghasilkan uang sebanyak dua puluh dollar dalam seminggu. Sebuah mobil akan membebankan biaya sebesar seribu lima ratus dollar lebih kepadanya. Satu liter bahan bakar akan membebankan biaya kepadanya sebesar satu dollar lima sen dollar lebih.”

 

Semua dari benda-benda ini kita miliki di Amerika, sebuah lemari es, sebuah mobil, semua peralatan yang kita sebutkan membuat hidup kita menjadi mewah, paling sedikit kita katakan bahwa itu merupakan standar hidup kelas atas – semua benda-benda itu saka sekali di luar jangkauan para pekerja Jerman itu, para pekerja yang berjumlah begitu banyak.

 

Nah, bolehkah saya menyimpang sedikit untuk mengatakan bahwa mereka itu kaya dibandingkan kepada beberapa pekerja di bumi ini? Saudara-saudara  dapat mengunjungi hampir di semua tempat di sana, ke negara-negara miskin sana, dan saudara-saudara  akan menemukan, katakanlah, membangun jalan, mereka tidak memiliki mesin-mesin untuk membangun jalan. Mereka akan memecahkan batu-batu besar itu dengan menggunakan pekerjaan tangan, dengan menggunakan peralatan seperti martil dan orang-orang itu akan bekerja selama dua belas jam setiap hari. Dan mereka akan mendapatkan upah sebesar sembilan puluh sen dollar per hari dengan bekerja keras, memecahkan batu-batu yang luar biasa besarnya itu menjadi batu-batu kecil untuk meratakan jalan tersebut. Hanya sembilan puluh sen dollar per hari.

 

Di tengah-tengah orang-orang yang bekerja itu, jiwa komunis, penglihatan yang luar biasa agungnya itu mengenai tatanan dunia baru, zaman yang baru, suatu generasi yang baru, hanya satu bagi mereka – saya dapat membayangkan, saya dapat membayangkan getaran jiwa dari jutaan dan jutaan lagi orang-orang yang tidak berpunya dan ditunda, orang-orang yang tidak mendapatkan apapun di dunia ini. Saya dapat membayangkan bagaimana meraka akan merasakan untuk yang pertama kalinya mereka akan mendengar sebuah himne komunis seperti ini,

 

Bangkitlah, engkau, tahanan dari kelaparan.

Bangkitlah, engkau orang-orang malang dari bumi,

Karena keadilan menyerang penghukuman,

Satu dunia yang baru akan dilahirkan.

Tidak ada lagi tradisi, rantai-rantai yang akan membelenggu kita.

Bangkitlah, engkau budak, tidak lagi yang dipikat.

Bumi akan didirikan pada pondasi-pondasi yang baru.

Kita pernah menjadi hampa. Kita akan menjadi semuanya.

 

[“The Internationale”]

 

Itu adalah sebuah nyanyian komunis. Bulan november yang lalu, di Iran, mereka telah memasukkan sepuluh orang komunis ke dalam penjara. Tiga dari antara mereka telah membelot, akan tetapi, kepada tujuh orang dari antara mereka, telah diberikan pilihan untuk membelot atau akan ditembak, mereka lebih memilih untuk ditembak. Dan ketika fajar menyingsing, mereka memiliki satu permintaan yang terakhir. Mereka bertujuh diminta untuk berbaris sendiri memasuki sebuah ruangan dan ditinggalkan sendirian untuk sesaat. Mereka lalu berbaris menuju ke ruangan tersebut. Pintunya ditutup dan dikunci. Apa yang mereka dengar di luar sana adalah nyanyian dari himne-himne para komunis tersebut – sorak sorai untuk Rusia Merah dan paham komunisme. Pintu itu telah dibuka. Mereka kemudian berbaris menuju ke luar lalu ditembak. Dan itu adalah tanda dari paham komunisme.

 

Anda katakan kepada orang-orang ini – seperti seorang hakim federal yang saya ajak berbicara di kota Delhi, India – anda mengatakan kepadanya, “Biarpun dapat terjadi sehingga negara anda yang begitu besar menjadi komunis, bagaimana bisa?”

 

Dan jawabannya begitu sederhana dan dia akan berkata, Apa yang tidak anda sadari adalah begini, bagi kami, kekuatan Sovyet Rusia adalah sangat mengesankan. Beberapa tahun yang lalu, Negeri para Tsar Rusia menjadi lemah dan mengalami kemunduran, dan orang-orang tanpa tenaga. Akan tetapi, saat ini Soviet Rusia merupakan salah satu pemimpin besar dunia dan mereka berhasil melakukannya di dalam satu generasi. Dan mereka berhasil melakukannya melalui usaha dari paham komunisme.” Dan dia berkata, “Kami merasa begitu terkesan.”

 

Dan ketika saudara-saudara  berdebat dengannya, ketika saudara-saudara  berdebat dengannya, mereka akan senantiasa memiliki jawaban yang abadi, “Akan tetapi Tuhan Allah lupa sekarang ini kita berada pada tahap transisi. Hari kemenangan yang agung itu. Hari kemenangan yang agung, tatanan yang baru yang akan datang, dan sekarang kita masih dalam perjalanan.”

 

Adalah suatu hal yang lucu. Jika dapat, saya akan menyimpang sebelum saya melanjutkan pada hal yang berikutnya. Adalah suatu hal yang lucu, kongres Amerika Serikat memilih, “Barangsiapa yang ingin pergi ke taman paradiso Uni Sovyet, kami akan membelikan tiket untuk sekali perjalanan bagi mereka dan kami akan membayarnya.”

 

Dan mereka mengiklankannya ke seluruh dunia. Belum pernah ada warga negara Amerika Serikat sampai pada saat ini yang telah mengajukan permohonan untuk mendapatkan tiket untuk satu kali perjalanan menuju surga Uni Sovyet itu. Bukankah itu suatu hal yang lucu? Bukankah itu suatu hal yang lucu?

Siapa saja yang berkeinginan untuk pergi ke Rusia, kongres akan membelikan tiket untuk satu kali perjalanan kepada mereka. Satu hal yang pasti, dia tidak akan kembali. Anda pergi ke sana untuk menetap di sana. Tidak seorangpun yang ingin pergi ke sana. Bukankah itu lucu? Warganegara-warganegara Amerika yang telah dicuci otaknya ini yang sekarang ini keluar dari kebiasaan merah di China sana. Bukankah itu lucu? Mereka ingin pulang.

 

Bukankah itu hal yang ganjil? Mengapa mereka tidak menetap di sana di dalam surga negara polisi itu, di dalam perbudakan paham komunisme itu? Tidak, mereka ingin berada di sini. Mereka ingin berada di sini. Mereka sendiri tidak menyukainya, tetapi mereka mencari cara untuk menyelinapkannya ke seluruh dunia.

 

Demikianlah suatu penyimpangan.

 

Izinkanlah saya mengatakan sesuatu mengenai tertatih-tatihnya iman kepercayaan Kristen. Salah satu hal yang mengejutkan dari iman kepercayaan Kristen adalah kelemahannya. Ketiadaan vitalitasnya, ketidakmampuan untuk memenuhi persyaratan terhadap tantangan dunia serta kepatuhan yang diharapkan terhadap upah yang besar dari Yesus Kristus.

 

Nah, karena saya tidak memiliki waktu yang cukup untuk menghafalkan mereka, saudara-saudara  dengarkanlah statistik ini: Afrika memiliki jumlah penduduk total sebanyak dua ratus empat juta jiwa. Data ini benar sampai dengan saat ini. Afrika memiliki jumlah penduduk total sebanyak dua ratus empaty juta jiwa penduduk. Disana tidak lebih dari sembilan juta jiwa orang-orang Kristen Evangelis di seluruh wilayah benua Afrika.

 

Asia Kecil memiliki jumlah penduduk sebanyak enam puluh juta jiwa. Jumlah orang-orang Kristen Evangelis di seluruh wilayah Asia Kecil tidak sampai sebanyak delapan puluh dua ribu jiwa.

 

India memiliki populasi sebanyak sekitar setengah miliar juta jiwa. Di sana tidak lebih dari empat juta orang-orang Kristen Evangelis di seluruh wilayah India.

 

Asia Tenggara memiliki jumlah populasi total sebanyak tujuh puluh tiga juta jiwa. Disana terdapat tidak lebih dari tujuh ratus ribu jiwa orang-orang Kristen Evangelis di seluruh wilayah Asia Tenggara.

 

            Indonesia, Indonesia memiliki populasi sebanyak enem puluh enam juta jiwa. Di sana tidak lebih terdapat dua juta jiwa orang-orang Kristen Evangelis di seluruh wilayah Indonesia.

 

Dengan kata lain, saudara-saudara  dapat mengambil keseluruhan populasi orang-orang Kristen dari benua-benua yang sangat luas di dunia ini di balik lingkaran kecil yang kita tinggali ini, dan apabila mereka akan meninggal, saudara-saudara  tidak akan merindukan mereka. Mereka bagaikan setetes air di dalam seember air. Setelah dua ribu tahun lamanya, dua ribu tahun lamanya kekristenan di muka bumi ini sejak Yesus hidup, kita tetap belum memulai untuk menjamah sekumpulan besar orang di muka bumi ini.

 

Baiklah, Ada sesuatu hal yang lain lagi mengenai iman kepercayaan Kristen.Hal yang lain lagi. Hal itu biasanya mengembangkan – kekristenan, kekristenan yang terorganisir – biasanya berkembang di sepanjang dua garis, garis kanan dan garis kiri. Garis kanan selalu menjaga untuk tetap berada di sebelah kanan, kanan yang ekstrim, otoritas yang ekstrim, totaliter yang ekstrim, konservatif yang ekstrim, selalu menjaga supaya tetap berada di sebelah kanan, sampai akhirnya orang-orang yang memeluk iman kepercayaan Kristen, tidak lagi menjadi hal itu, seorang penganut agama otoritas, agama tang totaliter.

 

Dan mereka merupakan kaum yang paling keji di planet ini – domba yang menerima politik pemerintahan yang diktator dan otoriter karena mereka telah dikondisikan kepada hal itu oleh agama mereka. Di suatu tempat terdapat seorang wali gereja yang memberitahukan mereka apa yang seharusnya mereka lakukan. Di suatu tempat, terdapat sebuah gereja yang memberitahukan mereka apa yang tidak seharusnya mereka lakukan. Dan mereka bertumbuh di dalamnya. Sebagai akibatnya, ketika seorang diktator, seorang fasis datang dan memberitahukan mereka apa yang dapat mereka lakukan serta memberitahukan mereka apa yang tidak boleh mereka lakukan, mereka telah diajar mengenai hal itu selama beberapa generasi dan mereka tidak mengetahui apapun lagi.

 

Sebagai akibatnya, paham komunisme, kediktatoran, tirani, perbudakan mengambil alih orang banyak yang telah dikondisikan selama generasi demi generasi dengan mudah terhadap agama yang otoriter untuk mendengarkan bukan untuk hati mereka sendiri atau karena Firman Tuhan, akan tetapi karena apa yang telah dikatakan oleh wali gereja tersebut atau yang telah dilarangnya.

 

Baiklah. Demikianlah salah satu perkembangan dari iman kepercayaan Kristen. Perkembangan iman kepercayaan Kristenyang lain adalah begini: hal tersebut memiliki suatu kecenderungan untuk mengarah kepada garis kiri, dan terus ke arah kiri, dan menjadi liberal dan terus ke arah liberal sampai pada akhirnya kebusukan dari liberalisme dan modernisme serta kefasikan dan rasionalisme dengan sederhana merusakkan serta mengobral urat-urat iman Injil itu sendiri.

 

Biarkanlah saya mengilustrasikannya sehingga saudara-saudara  tahu apa yang telah saya maksudkan. Ada suatu waktu di dalam generasi kita – di dalam generasi kita – ada suatu waktu ketika Umat Kristen menangisi negara Siam, Thailand. Thailand, Siam, merupakan negara penganut Buddha, tetapi Buddhisme telah merosot selama beratus-ratus tahun lamanya. Itu merupakan sebuah duri, tidak ada yang lain. Hal itu sama sekali tidak pernah membimbing atau membentuk sebuah kehidupan di dalam diri orang banyak. Thailand, Siam. Datanglah ke Thailand, ke dalam negara Siam, misionaris evangelis yang luar biasa. Mereka mulai memberitakan. Mereka mulai untuk mengorganisir gereja-gereja. Mereka mulai untuk membuat pertobatan-pertobatan. Kelihatannya bahwa solah-olah seluruh dunia boleh tersapu bersih ke dalam iman dari Tuhan Yesus Kristus.

 

Lalu kemudian, apa yang telah terjadi? Lalu kemudian, apa yang telah terjadi? Rasionalisme, liberalisme, modernisme mulai menjangkau ke dalam golongan-golongan agama tersebut. Gereja-gereja Baptist, Presbyterian, Methodist - liberalisme, modernisme mulai menjangkau hati dan jiwa oleh para misionaris tersebut.

 

Saya berdiri di kota Bangkok dan mendengarkan kepada dua misionaris dari gereja Baptist Inggris yang bersama-sama memohon dengan Dr. McCall dan saya, yang mengatakan, “Maukah anda mengambil alih harta benda kami? Maukah anda mengambil alih misi kami? Hanya kami berdua yang tersisa, dan kami sudah tua dan sekarat, dan tidak ada satu orangpun yang mau mengemban missi ini setelah kepergian kami. Tolonglah, maukah kamu mengambil alih dan mengemban misi ini?”

 

            Di Jepang ada suatu kebangkitan besar kembali suatu agama, suatu agama kebangunan kembali yang luar biasa. Dan band Kumado itu, bersama-sama dengan Universitas Doshesi bersama-sama dengan para pekabar Injil itu seperti Paul Callamoray, menyisir Jepang ke dalam lintasan dari sebuah negara yang beriman kepercayaan Kristen yang hebat.

 

Dan apa yang terjadi dengannya? Modernisme, liberalisme, rasionalisme masuk ke dalam hidup Universitas itu, masuk ke dalam departemen ilmu agamanya, masuk ke dalam kegiatan misionarisnya, dan semua itu dijatuhkan. Dan di sana tidak terdapat iman untuk diberitakan. Tidak ada yang merasakan arti kematian Kristus. Dia hanyalah orang biasa, walaupun dia orang yang baik dan orang besar. Dan pergerakan misionaris yang luar biasa itu mati ketika dilahirkan.

 

Karl Marx berkata, “Anda bertanya kepada saya mengapa saya menjadi seorang atheist. Saya seorang atheist,” kata Karl Marx, “karena filsuf berkebangsaan Jerman, Ludwig Feuerbach. Dan saya memang seorang atheist,” katanya, “karena dua profesor seminari theologis yaitu David Strauss dan Bruno Baur.”

 

Tidak semua anak-laki-laki yang pergi ke sekolah theologi yang sama sekali mengenal siapa Strauss dan siapa Baur itu dengan menggunakan bahasa rumah tangga.

 

“Baiklah pak Pendeta, masih lamakah malam ini? Masih lamakah malam ini?” Saya diliputi dan tersesat di dalam keputusasaan serta kegelapannya yang tidak tertembuskalau saja bukan karena dua atau tiga hal, dan secara singkat saya akan menyebutkannya sekarang juga.

 

Yang pertama ialah begini: musuh-musuh kita itu menakutkan serta mengerikan. Kemalangan kita pada setiap misi lapangan kelihatannya tidak dapat ditanggulangi lagi. Akan tetapi misionaris Kristen yang pertama-tama yang pergi menjelajah ke luar di bawah panji Kayu Salib, dia akan berhadapan dengan rintangan-rintangan yang kelihatannya tidak dapat ditangguilangi. Dia menghadapi penganiayaan dan kemartiran serta kematian yang tertentu dan tidak terelakkan lagi. Akan tetapi dia tidak merasa terganggu. Dia tidak merasa dilemahkan semangatnya. Dia tidak dicampakkan.

 

Dengarkanlah dia ketika dia berbicara: “Engkau yang berada di Korintus sana, Aku akan melihatmu dalam perjalanan, karena aku percaya untuk menetap sementara bersamamu jika Tuhan mengizinkan. Akan tetapi sekarang ini aku akan menetap di Efesus sampai dengan hari Pentakosta. Karena sebuah pintu yang besar dan mempengaruhi sedang terbuka untukku dan di sana masih banyak musuh.”

 

Bukankah aneh caranya mengatakan itu? “Aku akan menetap di sini di Efesus. Tuhan memiliki banyak orang di kota ini, sebuah pintu yang besar dan mempengaruhi sedang terbuka untukku dan di sana masih banyak musuh.”

 

Pemerintah menentang dia. Orang-orang Yahudi menentang dia. Para pekerja menentang dia. Semua orang menentang dia. Akan tetapi Tuhan bersama-sama dengan dia. Kristus senantiasa bersama-sama dengan dia. Ada begitu banyak musuh, itulah sebabnya. Akan tetapi dia tidak ditundukkan.

 

Itu sudah menjadi iman kepercayaan Kristen di sepanjang abad yang sudah berlalu – ada begitu banyak kesukaran, begitu banyak pengorbanan, begitu banyak penjeraan, begitu banyak yang tidak dapat ditembus. Akan tetapi Tuhan itu hidup, dan Tuhan kembali dengan kemenangan, dan Dia tidak pernah kehilangan setiap perkara, tidak pada akhirnya dan tidak pada penghabisannya.

 

Baiklah, hal yang lain lagi. Ada Roh Kudus dari Allah di dunia ini. Dia berada di kota kita kota Dallas. Dia berada di dalam gereja kita. Dia berada di Afrika sana. Saya dapat merasakan Dia. Dia berada di Palestina sana. Saya merasakan Dia bergerak. Dia berada di daratan China sana. Dia berada di segala tempat di dunia ini, Roh Allah yang bergerak.

 

Dan yang paling bermanfaat serta memberikan keuntungan dan diberkati serta membantu dari seluruh pergerakan dunia adalah ketika bangsa Tuhan Allah, dan orang-orang Kristen, saling mengikatkan diri mereka bersama-sama di dalam doa, di dalam bersyafaat, dan di dalam melakukan permohonan dan ketika roh kebangunan menyelinap melalui mereka dan di dunia ini. Dan hal itu memungkinkan dilakukan oleh setiap generasi, di dalam setiap waktu, di dalam setiap saat, dan sekarang juga, sekarang ini juga.

 

Saya menyalin, memutus, serta menyimpulkan kalimat dari seorang koresponden surat kabar yang beragama Kristen yang pernah berkunjung ke Pekan Raya di Leipzig di Jerman. Tempat itu berada di bagian timur Jerman yang berada di bawah Soviet Rusia. Dan dia melihat bujukan yang mengerikan dari para pemuda Jerman Timur untuk keluar dari gereja dan menuliskan tentang itu secara ekstensif dan dia mengakhiri artikelnya dengan kalimat ini: dia berkata, “Lebih dari yang pernah terjadi, saya merasa yakin bahwa satu-satunya harapan dari bertahan hidup untuk dunia yang bebas adalah bagi kita untuk memulai secara bersungguh-sungguh untuk memenangkan orang banyak kepada Yesus Kristus, untuk menjalankan program pembersihan dan agresif yang akan membakar dari hati yang satu kepada hati yang lainnya.”

 

Saya fikir dia ada benarnya juga. Saya fikir bahwa dia itu benar. Semua kebangunan besar yang ada di dalam rasul Paulus berhasil membelokkan sebuah kekaisaran. Semua pertemuan besar di bawah Savonarola berhasil mengubah Florence. Hari-hari pembersihan besar yang dilakukan oleh John Wesley menyelamatkan Inggris. Bangsa Amerika dibingkai serta dibuat oleh George Whitefield dan Jonathan Edwards. Dan kita sekarang ini merupakan produk dan merupakan anak-anak dari pemberita perintis yang ditekankan jauh melampaui pengunungan Allegheny, datangke Texas, meliputi seluruh negeri Daratan Western ini, lalu kemudian mendirikan gereja-gereja, memberitakan Injil, mengakaj mereka untuk bertobat, membaptis mereka di dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus, lalu mendirikan lembaga kita. Dari sanalah asal kita.

 

Dan Allah tidak berubah, dan roh itu belum ditarik. Masih ada kemungkinan kebangkitan yang tidak terperikan dan yang tidak terbatas di tengah-tengah kita disini, di zaman dahulu, di mana saja, di dalam setiap negara dan tempat-tempat di bawah matahari. Dan sampai pada Allah menarik kembali Roh-Nya dari kita, kita masih memiliki Dia serta kemungkinan akan kembalinya Kristus di dalam kekuasaan-Nya.

 

Dan yang terakhir, yang paling akhir, dan yang teakhir ini adalah sesuatu – jika saudara-saudara  telah begitu banyak mendengarkan saya berkhotbah, yang terakhir ini adalah sesuatu yang akan saudara-saudara nanti-nantikan. Karena saya merasa, saya merasa bahwa kita akan pernah seharusnya merasa malu atau tersipu atau ragu-ragu atau merasa diintimidasi mengenai mempertahankan pengharapan yang kita miliki di dalam Tuhan Yesus Kristus, yang mana di dalam Alkitab ini disebut juga dengan “Pengharapan Yang Diberkati.” Saya merasa bahwa seorang Kristen seharusnya akan merasa malu akan ilmu tentang akhiratnya, akan tetapi seharusnya dia harus menyatakannya dan mengajarkannya dan memberitakannya dengan secara terbuka dan penuh dengan doa serta penuh dengan kesungguhan.

 

Walaupun tubuh ini akan berubah kembali menjadi abu, walaupun demikian selagi masih menjadi manusia aku akan melihat Tuhan, karena aku tahu bahwa Penebusku itu hidup . . . dan di hari yang belakangan itu, Dia akan berdiri tegak di atas bumi yang mana saya melihatnya sendiri.”

 

Walaupun bumi yang disekeliling saya ini akan hancur berkeping-keping dan walaupun semua musuh meliputi saya seperti air bah, meskipun demikian Tuhanku dan Rajaku akan berjaya di waktu yang terakhir dan penghabisan.

 

Tidak ada yang tetap tinggal di atas kereta-Nya. Tidak ada penyangkalan akan kedatangan-Nya. Tidak ada revolusi yang dapat mengelakkan kemenangan-Nya yang terakhir kalinya. Dia tetap sebagai Raja dan suatu hari nanti kekuasaan-Nya sendiri yang agung dan benar akan dibawakan kepada-Nya. Untuk menyatakan bahwa itulah pengharapan orang-orang Kristen dan penghiburan-Nya yang sebenarnya.

Pada tahun 410, 410, pada tahun 410, Alarik,raja dari Visigoth, datang ke Italia dengan pasukannya, menyerbu bangsa yang beradab itu serta merampok kota Roma dan merampasnya. Pada saat itu, tentu saja, pada tahun 410 M, iman kepercayaan Kristen telah menjadi agama yang berdaulat bagi orang-orang itu selama sekitar beratus-ratus tahun lamanya. Dan kota Roma dipenuhi dengan orang-orang Kristen yang takut akan Tuhan. Dan ketika raja Alarik datang bersama dengan pasukan Visgothnya dan menghancurkan kota itu dan merampoknya serta menggagahinya, orang-orang Kristen yang malang itu, karena melihat kota itu, kebudayaan itu dan peradaban itu telah dihancurkan, bahwa selama lima ratus tahun tinggal di kota Roma, melihatnya menyusut dan menghilang perlahan-lahan di bawah kapak-kapak perang Alarik dan pasukan Visigothnya yang mengerikan itu – pada saat itu mereka memiliki seorang pemberita dan anak Tuhan yang luar biasa dan namanya adalah Agustinus. Dan mereka mendatangi Agustinus untuk mendapatkan penghiburan serta untuk mendapatkan pertolongan.

 

            “Augustinus, apa yang harus kami perbuat? Apa yang harus kami percayai? Kemanakah kami harus berpaling? Semuanya sudah hilang dan binasa. Apa yang harus kami perbuat?”

 

Dan pada waktu itulah pemberita agung itu, Augustinus, mengambil alat tulisnya dan menuliskan buku yang termashyur sepanjang zaman itu dan seluruh takdir itu. Dia menuliskan The City of God – Kota Tuhan. “The City of God.”

.

Dan tesis mengenai buku itu adalah demikian: memalingak mata orang-orang itu menjauh dari kota roma yang telah hancur dan membusuk serta sekarat itu, dia mengangkat hati mereka dan mata mereka serta semangat mereka kepada kota kudus yang agung itu, kota Yerusalem yang baru itu, kota yang akan sampai itu, datang turun dari Allah dari langit. Dan bangsanya itu merasa bersemangat kembali dan hati mereka terangkat kembali, dan sekali lagi mereka mulai menyanyikan lagu-lagu tentang kemenangan dan tentang Sion.

 

Demikianlah iman kita. Itulah iman kepercayaan kita. Demikianlah keyakinan kita. Demikianlah kepercayaan kita. Itulah komitmen kitadi dalam nama Tuhan Yesus Kristus yang kudus, sorgawi dan menyelamatkan.

 

Sekarang, kita akan menyanyikan lagu kita. Dan sembari kita menyanyikan lagu ini, sementara kita menyanyikan lagu ini, di manapun di dalam banyaknya orang-orang di tempat terbuka ini, di mana saja, siapa saja, di tempat yang paling jauh dari balkon itu, siapa saja, datang dan turunilah anak-anak tangga itu dan datanglah ke sini sampai ke depan ini dan berdirilah di samping saya.

 

Dan di dalam balkon yang berbentuk ladam kuda ini serta di lantai yang lebih rendah, katakan, “Pada hari ini, pada hari ini juga, aku menyerahkan hatiku kepada kepercayaan akan Tuhan Allah di dalam Kristus Yesus. Di dalam iman, di dalam pertobatan, di dalam kepercayaan yang pasti bahwa Dia akan menyelamatkan kita sekarang dan di dalam kematian serta di dalam takdir, aku meletakkan kepercayaanku di dalam Dia dan raihlah tanganku, pak Pendeta. Ini aku datang.”

Apakah ada sekeluarga dari antara saudara-saudara sekalian yang datang?

“Semua kita, kita yang akan bergabung dengan gereja.”

 

Apakah di sana ada seorang anak kecil? Seperti Tuhan Allah yang akan mengatakan Firman-Nya serta membuat permohonan itu, sementara kita menyanyikan lagu ini dan sementara kami menantikan saudara-saudara  penuh dengan doa pada hari ini juga, maukah saudara-saudara sekalian datang dan mengambil keputusan itu sekarang juga?

 

Sembari kita berdiri dan sembari kita bernyanyi.