PENJAGA MALAM

(WATCHMAN OF THE NIGHT)

 

Dr. W. A. Criswell

 

Yesaya 21:11-12

10-12-75

 

 

Di atas sebuah pesawat – ketika saya sedang melawat ke Miami, Florida, mengunjungi Konvensi Gereja Baptis Bagian Selatan kita – dengan menaiki sebuah pesawat terbang, secara tidak sengaja, saya didudukkan di samping seorang pemuda yang paling menyenangkan. Saudara-saudara sekalian tidak dapat bertemu dengan seorang pemuda yang lebih baik lagi daripada pemuda yang satu itu, seorang pemuda yang tidak saya kenal. Ketika saya berkenalan dengan dia, dia memperkenalkan dirinya dan berkata, “Nama saya adalah Steve Davis.” Dan ketika saya berbincang-bincang lebih jauh lagi dengannya, saya jadi tahu bahwa dia adalah seorang gelandang yang bermain untuk tim sepakbola Oklahoma. Dan ketika saya berbincang-bincang lebih jauh lagi dengannya, saya jadi tahu bahwa dia tidak pernah mengalami suatu kekalahanpun di dalam hidupnya. Dia tidak pernah mengalami satu kekalahanpun. Ketika saya menonton kejuaraan sepakbola Cotton Bowl itu kemarin, dia masih dapat mengatakan hal tersebut.

 

Dan ketika saya berbincang-bincang dengan salah seorang dari para pemain dari Oklahoma itu, dia berkata, “Jadi, anda kenal dengan Steve Davis?”

 

Saya katakan, “Ya. Saya duduk di sampingnya sebagai seorang yang tidak dikenal ketika berada di satu pesawat menuju ke Miami, Florida.”

 

Dia berkata, “Apakah anda mengetahui sesuatu? Di sini, kami selalu berfikir mengenai anak muda itu sebagai seorang pemuda dengan sebuah bola di dalam tangannya yang satu dan sebuah Alkitab di tangannya yang lain. Dia adalah seorang Kristen yang luarbiasa.”

  

Maka, di atas pesawat itu saya berkata, “Ketika anda datang ke kota Dallas ini untuk bermain di kejuaraan Cotton Bowl, kami begitu ingin melihat anda di dalam gereja kami.” 

 

Dan apakah anda telah mengumumkan bahwa dia akan datang ke sini nanti malam? Dia akan berada di sini. Dr. Draper yang akan menyampaikan pesan-pesan Injil Tuhan serta permohonan dan anak muda itu akan memberikan kesaksiannya. Dan apabila saudara-saudara sekalian memiliki seseorang yang masih muda di dalam keluarga anda, atau saudara-saudara  yang masih muda di dalam hati saudara-saudara, alangkah sangat baik jika saudara-saudara sekalian mau datang. Saya belum pernah mendengar mengenai dia, akan tetapi orang lain bahwa bagaimana anak muda itu berbicara mengenai Yesus adalah suatu hal yang sungguh luarbiasa. Sering kali, anak-anak muda mendapatkan kesan, bahwa untuk Mencintai Tuhan Allah merupakan sesuatu yang sudah berlalu, mencintai Tuhan Allah itu berasal dari abad pertengahan, akan tetapi hal itu tidak ada di dalam diri generasi kita. Anak muda ini akan memberikan terang bagi Yesus dan kita akan melihat dia malam hari ini dan kita akan mendengarkan dia malam hari ini.

 

Sementara saya berbicara di dalam nada ini, dapatkah saya berkata kepada seluruh petugas dan para guru serta para pemimpin dari Sekolah Minggu kita, hari Selasa malam yang akan datang ini kita akan mengadakan pertemuan pengurus tahunan kita bersama-sama dengan Dr. Estes, bersiap-siap untuk salah satu kemenangan dari antara kemenangan-kemenangan besar  yang akan kita persembahkan kepada Tuhan kita Yang Diurapi itu? Jadi, apabila saudara-saudara  dapat dan hal itu memungkinkan bagi saudara-saudara, hadirlah bersama-sama dengan kami pada pertemuan yang begitu penting itu pada hari Selasa malam di Aula Coleman bersama-sama dengan Dr. Estes.

 

Kami mengundang dan mengajak saudara-saudara sekalian untuk mengikuti kebaktian Gereja Baptis Pertama di kota Dallas bersama-sama dengan kami, melalui siaran radio dan televisi. Ini adalah Pendeta yang menyampaikan warta yang berjudul: Pengawal, masih lama malam ini? Warta ini merupakan sebuah penjelasan yang terperinci dari sebuah bagian ayat dari kitab Yesaya pasal yang ke dua puluh satu, dari ayatnya yang ke 11 dan 12. Kitab Yesaya 21, ayat 11 dan 12:

 

“Ucapan Ilahi terhadap Duma. Ada seorang berseru kepadaku dari Seir: ‘Hai pengawal, masih lama malam ini? Hai pengawal, masih lama malam ini?’

Pengawal itu berkata: ‘Pagi akan datang, tetapi malam juga. Jika kamu mau bertanya, datanglah bertanya sekali lagi!’” 

 

Sebuah peristiwa kebetulan yang tidak disengaja untuk membaca bagian ayat tersebut akan meninggalkan sebuah perasaan tentang teka-teki dan tebak-tebakan dan tidak dimengerti. Akan tetapi mempelajari nas tersebut, dan khususnya kata-katanya yang menggunakan bahasa Ibraninya, akan membentangkan suatu pesan yang bersungguh-sungguh dan bijaksana di hadapan kita.

 

“Ucapan Ilahi terhadap Duma. Ada seorang berseru kepadaku dari Seir.” Gunung Seir, di sini disebut Seir saja, merupakan tempat tinggal dari Esau (nama lain Esau adalah Edom, penulis). Dan bani Edom tinggal di gunung Seir. Ibukota mereka zaman dahulu telah ditemukan dalam waktu-waktu arkeologis baru-baru ini; ibukotanya adalah Petra, salah satu ibukota yang paling ganjil yang dipahat dari batu cadas. Wilayah itu berlokasi di hamparan daerah padang pasir di sebelah selatan Laut Mati. Jadi, daerah itu merupakan negeri dari bani Edom, keturunan dari Esau, yang menangis di dalam penderitaan serta keputusasaan mereka.

 

“Ucapan Ilahi terhadap Duma.” Ini merupakan kata yang mengagumkan. Ucapan Ilahi terhadap Duma, Duma. Kata ini merupakan sebuah anagram. Ketika setiap orang bermain-main dengan anagram, mereka mengambil huruf-huruf dari sebuah kata dan menukarkan tempat mereka di dalam huruf itu juga sehingga menghasilkan kata-kata yang lain atau menambahkan kepada kata-kata tersebut yang sudah terlebih dahulu berada di dalam tabel tersebut. Kata ini merupakan sebuah anagram.

 

Kata yang menggunakan bahasa Ibrani ‘Edom.’ Kata Edom dimulai dengan sebuah huruf aleph. Dan di sini, nabi itu mengambil huruf pertamanya dan menggesernya ke bagian belakang kata tersebut, dan ketika dia selesai melakukannya, darinya, dia telah membuat sebuah kata yang lain. Saudara-saudara mengerti apa yang saya maksud dengan anagram, seperti kata ‘ate’ (makan – bentuk lampau). Dia telah memakan sebuah apel. A-t-e. Ambillah huruf yang pertama "a" dan geserlah ke bagian belakang dan saudara-saudara  akan mendapatkan huruf t-e-a, ‘tea,’(teh), sebuah kata yang lain. Kata ini merupakan sebuah anagram. Nabi itu telah mengambil kata ‘Edom’ dan huruf pertamanya, aleph, digesernya ke bagian belakang. Dan ketika dia telah melakukannya, dia mendapatkan sebuah kata yang baru, ‘dumah.’ Dan dumah adalah kata yang artinya sunyi, kesunyian akan kematian, kesuraman akan kematian.

 

            Sebagai contoh, di dalam kitab Mazmur 94:17, ada disebutkan kata dumah ini: “Jika bukan Tuhan yang menolong aku, nyaris aku diam di tempat sunyi” – di dalam dumah, di dalam kesunyian kubur. Hanya satu kali lagi, di dalam kitab Mazmur pasalnya yang ke 115, ayat yang ke 17: “Bukan orang-orang mati akan memuji-muji Tuhan - di sini, di bumi ini, akan tetapi kita dapat melakukannya - dan bukan semua orang yang turun ke tempat sunyi – ke dumah”, ke dalam kematian yang sunyi.

 

Jadi, nabi itu membuat kata anagram itu untuk membicarakan tentang tanggungan, tentang penderitaan, tentang kesunyian, tentang kematian, tentang dumah.  “Ucapan Ilahi terhadap Duma. Ada seorang berseru kepadaku dari Seir: ‘Hai pengawal, masih lama malam ini? Hai pengawal, masih lama malam ini?” Intensitas seruan dari bani Edom begitu hidup dan diekspresikan secara bersungguh-sungguh di dalam nas berbahasa Ibrani itu.

 

            Ada orang yang berseru kepadaku; ada orang yang memanggil aku. Kalimat itu dalam bentuk waktu sekarang. Dia memanggil di dalam keadaannya yang mendesak serta di dalam keputusasaan; dia memanggil dan memangil dan terus memanggil. Dan pengulangan pertanyaan itu memberikan tekanan terhadap keadaan kegelisahaannya yang mendesak: “Hai pengawal, masih lama malam ini? Hai pengawal, masih lama malam ini?” 

 

Itu merupakan hal yang identik, seruan dari seseorang yang putus asa karena terluka atau kesakitan. Dan di dalam penderitaan akan saat-saat di dalam malam itu berseru, “Berapa lama lagi malam ini akan berlalu?” Dan demikianlah pertanyaan itu dalam bahasa Ibrani. Berapa jauh lagi malam ini berlalu? Berapa lama lagi malam ini berlalu? Apakah fajar akan datang nanti? Pengawal, masih lama malam ini? Masih lama malam ini? Kegelapan yang tidak berkesudahan tidak sanggup ditahankan; tidak dapat ditanggungkan. Pengawal, masih lama malam ini? 

 

            Dan pengawal itu menjawab, “Pagi akan datang.” Dan kita juga dapat menterjemahkannya demikian: “Dan walaupun pagi akan datang, dan walaupun demikian malam juga berlanjut;” dan meskipun demikian malam juga. Kemudian di dalam nas itu ada sesuatu tentang harapan yang banyak sekali. Apabila anda akan kembali lagi, akan berpindah kembali, akan berubah kembali, Aku akan memberikan pesan pengharapan kepada anda. Akan tetapi kalau tidak ada perubahan dan tidak ada pertobatan serta tidak ada peralihan, maka tidak akan ada pengharapan, hanya seseorang yang yang diselimuti malam yang berkelanjutan.

 

Satu hal yang lain lagi di dalam nas itu – alamat tujuan itu ditujukan kepada nabi tersebut. “Ucapan Ilahi terhadap Duma.” Ada orang berseru kepadaku dari Seir, dari Edom, “Hai pengawal, nabi, hamba Allah, masih lama malam ini? Berapa lama lagikah malam ini akan berakhir?” Dan nabi itu menjawab. Apakah tidak ada seorangpun tukang ramal di Edom yang melalui dia bangsa itu dapat mengajukan pertanyaan mereka? Apakah di sana tidak ada para ahli perbintangan? Apakah di sana tidak ada orang-orang bijak itu? Apakah tidak ada peramal di sana?

 

Mengapa mereka mendatangi nabi ini di kota Yerusalem dengan seruan-seruan mereka yang penuh dengan penderitaan? Bukankah itu merupakan peristiwa yang paling aneh mengenai hidup manusia dan mengenai sifat alami manusia? Para ahli ilmu perbintangan, peramal, tukang tenung, ahli-ahli nujum dan orang-orang bijak ini cukup untuk sesaat, untuk waktu yang temporer, ketika banyak hal untuk sebagian besar akan menjadi baik, akan menjadi senang. Akan tetapi di saat-saat penderitaan, kematian, hukuman, siapa yang menginginkan seorang ahli perbintangan atau ahli nujum atau ahli spiritual? Siapakah yang mencari kaum bijaksana akan keduniawian? Siapakah yang menemukan jawaban-jawaban di dalam kebudayaan atau di dalam ilmu pengetahuan atau di dalam tradisi?

 

Apa yang dijeritkan oleh hati dan apa yang dirindukan oleh jiwa adalah: Apakah Tuhan mengatakan sesuatu? Apakah ada sabda dari sorga? Apakah Tuhan Allah dapat berbicara? “Hai pengawal, masih lama malam ini? Hai pengawal, masih lama malam ini?” Bukankah itu merupakan suatu perubahan yang aneh di dalam keberuntungan manusia? Apakah saudara-saudara  ingat salah satu kisah yang memilukan di dalam Perjanjian Lama ketika Ahab – dan saudara-saudara baru saja menyanyikan lagu mengenai dia dan Elia – ketika Ahab berkemas-kemas untuk pergi ke Ramoth-Gilead, dia bertanya kepada Yosafat – raja yang baik Yosafat dari Yehuda, seorang raja yang begitu mengasihi Tuhan Allah – dia meminta Yosafat untuk menggabungkan kekuatan bersama-sama dengan dia melawan benteng orang-orang fasik?

 

            Dan di sekelilingnya telah dikumpulkannya seluruh peramalnya dan semua tukang tenungnya dan seluruh peramalnya dan mereka semua berkata, “Kemenangan! Kejayaan! Pergilah menyerbu ke Ramoth-Gilead. Kota itu akan diserahkan ketanganmu.” Akan tetapi Yosafat, ketika dia melihat kepada seruan universal dari para peramal itu, Yosafat berpaling kepada raja Ahab dan berkata, “Tidak ada lagikah di Samaria, di Israel, tidak ada lagikah satu orang hamba Tuhan yang lain yang dengan perantaraannya kita dapat meminta petunjuk?”

 

Dan Ahab menjawab, “Ya, ya. Namanya adalah Mikha. Tetapi aku membencinya. Aku membenci dia.”

 

Yosafat berkata, “Jangan begitu, jemputlah dia.” Dan Mikha, hamba Tuhan itu berdiri di hadapan raja itu. Dan Mikha menyampaikan pesan Tuhan Allah: “Engkau akan kembali dari pertempuran ini dalam keadaan sudah mati,” demikianlah dikatakan oleh Mikha kepada Ahab.

 

            Di dalam pertempuran itu, seseorang menarik busurnya ke belakang dengan berspekulasi, yaitu tanpa membidik sebelumnya. Dan anak panah itu menemukan sambungan baju zirah raja Ahab dan menusuk sampai ke jantungnya dan darahnya tumpah di atas kereta perangnya. Dan ketika mereka membawa kereta itu kembali ke Jezreel, mereka mencuci kereta itu sampai bersih dan anjing-anjing menjilati darah raja itu sesuai dengan perkataan dari hamba Tuhan itu.

 

Bukankah itu hal yang luar biasa? Para peramal dan ahli-ahli perbintangan serta kaum spiritual dan tukang tenung itu, untuk saat-saat yang gembira dan untuk saat-saat yang baik serta untuk saat-saat yang berkecukupan, kata-kata mereka begitu menarik. Akan tetapi untuk saat-saat yang penuh penderitaan serta kesuraman, pada hari yang sangat dibutuhkan, apakah ada hamba Tuhan di sana? Apakah ada Firman dari Tuhan di sana? Dan apabila Tuhan berbicara, apa yang dikatakan-Nya? “Hai pengawal, masih lama malam ini?

 

Kita memulai dari zaman kita dan dari masa kita. Bangsa-bangsa di dunia mendapatkan malam. Kadang kala kita tunduk dan diyakinkan untuk berfikir bahwa semua hari-hari ini merupakan hari yang tidak biasanya dan hari yang berbeda yang dicatat di dalam Kitab Suci. Tidak, semua itu persis seperti yang kita alami. Di zaman nabi Yesaya, dia mendapat sebuah  pesan untuk bangsa Mesir dan bangsa Moab dan bangsa Libanon dan bangsa Tirus dan bangsa Babel dan bangsa Asyur. Dan untuk saat ini Tuhan Allah yang sama memiliki sebuah pesan terhadap semua bangsa di dunia ini. Dan segala bangsa di dunia saat ini, seperti yang ada di zaman nabi Yesaya, juga memiliki malam.

 

            Pada tahun 1914, ada seorang pria hebat yang beriman dengan jabatan Menteri Luar Negeri kerajaan Inggris; namanya adalah Lord Gray. Dan di dalam suatu sesi dari kabinet yang diperpanjang sepanjang malam, menghasilkan suatu keputusan untuk melakukan perang melawan bangsa Jerman. Dan di saat-saat awal pagi harinya, persis ketika fajar akan mulai untuk memulai siang hari, Lord Gray berjalan keluar dari kantornya dengan salah satu anggota kabinetnya dan ketika dia berdiri di anak tangga, di ujung jalan dia melihat petugas untuk menghidupkan lampu mengeluarkan gas lampu, berjalan di jalanan kota. Dan ketika melihatnya, Lord Gray berpaling kepada rekannya dan berkata, "Lihatlah, lampu-lampu sudah dimatikan." Dan kemudian dia menambahkan, “Terang juga sudah padam di seluruh wilayah Eropa.”

 

“Hai pengawal, masih lama malam ini?” Pagi akan datang dan meskipun demikian, malam juga. Seperti yang saudara-saudara  ketahui, kita telah menang, kekuatan pasukan sekutu telah menang. Mereka berjaya di dalam pertempuran melawan bangsa Jerman antara tahun 1914 dan tahun 1918. Pagi akan datang dan untuk sementara waktu, untuk sementara saja, terdapat suatu optimisme serta bersukacita di muka bumi ini. 

Sebagai contoh, pada saat-saat ketika saya tumbuh menjadi dewasa, saya mendengar seorang pemberita yang berkhotbah, pemimpin besar dari golongan agama kita serta dari umat Kristen. Dan saya duduk di dekat kaki guru kami dan kepada saya telah diajarkan – tanpa adanya penyimpangan – kepada saya telah diajarkan mengenai paham paska millenium. Saya tidak pernah mendengar ajaran yang lainnya lagi, saya juga tidak pernah diajarkan mengenai iman kepercayaan yang lain – paham pasca millenium. Yaitu, dunia ini akan menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. Dan kita akan memberitakan Injil dan membawa masuk kerajaan tersebut. Dan hari itu akan datang ketika tidak akan ada lagi peperangan.Seperti yang telah dikatakan oleh Presiden Woodrow Wilson, “Ini adalah perang untuk menghentikan semua perang. Ini adalah hari demokrasi dan kebebasan.”

 

Dan saya bertumbuh di dalam era optimisme gemilang yang menakjubkan itu – tidak ada peperangan lagi dan tidak ada bahaya kelaparan lagi. Kita akan memberitakan serta merubah dan keseluruhan hari dari fajar milenium itu akan menjadi milik kita untuk kita bagi bersama-sama dengan orang-orang serta bangsa-bangsa di dunia ini.

 

            Pagi akan datang; berarti ada fajar. Dan meskipun demikian, malam juga. Semua bangsa memiliki suatu malam. Saya juga hidup melihat bangkitnya Hitler. Saya juga hidup melihat pasukan besar dari kekuatan sekutu yang diterjunkan untuk melawan benteng-benteng benua Eropa. Saya juga hidup pada saat Hitler telah dihancurkan dan kita mempertukarkan Hitler untuk Stalin. Dan kita memperdagangkan fasisme untuk komunisme. Dan kita menukarkan kebebasan dari penglihatan yang gemilang dari yang belakangan terjadi pada tahun 1919 dan 1920an serta di awal-awal tahun 1930an. Kiyta menukarkan penglihatan itu untuk keputusasaan yang mencengkeram jutaan dan jutaan orang di bumi ini saat ini. Ada sekitar dua miliar orang yang berada di bawah tangan besi paham komunisme pada saat ini juga.

 

Saya baru saja dari Washington, DC. Dalam sebuah pertemuan Aliansi Gereja Baptis Dunia kita dan saya telah memperkirakan, seperti yang telah diketahui oleh beberapa orang dari antara saudara-saudara,suatu tanggung jawab dunia untuk mencari dukungan terhadap aliansi tersebut. Dan alasan untuk itu berada di dalam jerit keputusasaan dari saudara-saudara kita, dari saudara-saudara kita dari Gereja Baptis, yang telah dijatuhkan pada kematian serta dianiaya sampai mengalami penderitaan di dalam negara-negara tersebut di mana nama Tuhan Allah dilarang dan gereja dipaksa untuk dirubuhkan. Satu-satunya hubungan yang kita miliki dengan mereka adalah kelompok ini, Aliansi Dunia.

 

            Dewan Misi Luar Negeri mengirimkan intisari berita mereka yang kecil itu. Saya membaca yang pertama. Artikel yang pertama. Saya hanya menggunting bagian atas dari intisari berita yang kecil itu. “Johannesburg, Afrika Selatan – misionaris Baptis bagian Selatan dari negara Mozambik telah ditarik ke Afrika Selatan. Keseluruhan iklim politik membuatnya menjadi mustahil untuk meneruskan pekerjaan nisionaris kita.” Ini merupakan kesuraman yang menetap di seluruh permukaan bumi.

 

Saya ingin menyanyikan sajak. Akan tetapi yang ini telah mendiamlan lagu saya. Saya membisu melihat kesediah terbesar di dunia ini dan saya menjadi dingin melihat kekeliruan besar yang dilakukan di bumi. Bangsa-bangsa di muka bumi ini memiliki sebuah malam. Ada beberapa negara yang tidak memiliki masa depan dan tidak memiliki takdir – seruan dari Duma, seruan dari Edom, kesunyian kubur. Ada beberapa negara yang tidak memiliki masa depan dan tidak memiliki takdir; Edom merupakan salah satunya.

 

            Di dalam kitab Mazmur pasal yang ke 137 yang begitu indah dikatakan: “Di tepi sungai-sungai Babel, di sanalah kita duduk sambil menangis, apabila kita mengingat Sion. Pada pohon gandarusa di tempat itu kita menggantungkan kecapi kita.” Saudara-saudara  ingat – sekarang, akhir dari ayatnya itu: “Ingatlah, ya Tuhan, kepada bani Edom, yang pada hari pemusnahan Yerusalem mengatakan: “Runtuhkan, runtuhkan sampai ke dasarnya.” Mereka bersuka cita terhadap penghancuran bait suci itu, Bait Suci yang didirikan oleh raja Salomo itu, dan terhadap pemusnahan bangsa Yehuda dan terhadap dibawanya bangsa itu ke dalam pembuangan di Babel. “Hai, putri Babel, yang suka melakukan kekerasan, berbahagialah orang yang membalas kepadamu perbuatan-perbuatan yang kaulakukan kepada kami! Berbahagialah orang yang menangkap dan memecahkan anak-anakmu pada bukit batu!”

 

Ada beberapa negara yang tidak memiliki takdir dan tidak memiliki masa depan. Edom adalah salah satunya. Rusia adalah contohnya yang lain. Saya tidak memiliki waktu yang cukup untuk menjelaskan mengenai nubuat agung dari Yehezkiel itu dengan lebih terperinci lagi, tetapi Rusia tidak memiliki takdir kecuali salah satu penghancuran dan pemusnahan terakhir yang mutlak – hukuman dari Tuhan Allah Yang Mahakuasa; tanggungan dari Duma, tanggungan akan kesunyian dalam kematian.

 

Sekali waktu ilmuwan besar Pascal berkata, “Kesunyian alam semesta itu sungguh menakutkan saya.” Berapa banyak lagi pada waktu Tuhan Allah memalingkan wajah-Nya dan Tuhan Allah menolak untuk menjawab dan satu negara dan satu orang mati di dalam kesuraman dan di dalam malam kematian? Apakah saudara-saudara mengira bahwa Amerika akan hidup? Saya tidak tahu. Pemazmur itu berkata, “Yang jahat akan kembali ke neraka dan segala bangsa yang telah melupakan Tuhan.” Dan secepat kita dapat melupakan, dan secepat kita menolak Firman Tuhan dan nasehat Tuhan yang kudus, Amerika sedang menjauh dari Tuhan Allah.

 

            Siapakah yang memiliki malam? Dosa memiliki satu malam. Dosa memiliki satu malam. Buah dan hasil dari dosa bekerja di dalam setiap jiwa manusia dan di dalam kehidupan setiap manusia. Saudara-saudara sekalian tidak perlu untuk berkeliling untuk menyalahkan di sini dan menghukum di sana. Dosa memiliki satu malamnya sendiri. Dosa bekerja secara pasti dan tidak pandang bulu dan mengerikan di dalam hati setiap manusia. Dosa memiliki satu malam. “Janganlah terkecoh, Tuhan Allah tidak memperolok-olokkan: apapun yang ditabur oleh seseorang maka dia akan menauainya juga.” “Pembalasan adalah kepunyaanku; Aku akan membalaskan, demikianlah Firman Tuhan.” Dan sekali lagi: “Tuhan akan menghakimi bangsa-Nya; karena merupakan hal yang menakutkan untuk jatuh ke dalam tangan Tuhan,” karena Allah kita adalah api yang menghanguskan. Dosa memiliki satu malam.

 

Apakah saudara-saudara  ingat? “Dan Yesus mengambil roti itu dan memberikannya kepada Yudas Iskariot.” Dan “Yudas menerima roti itu lalu segera pergi. Pada waktu itu hari sudah malam.” Pada waktu itu hari sudah malam. Mengapa menambahkan pengamatan yang tak berhubungan itu di dalam catatan? Yohannes, rasul yang dikasihi itu, mengamati Yudas - Pada waktu itu hari sudah malam. Dosa memiliki satu malam. 

 

            Ada satu malam di dalam kehidupan Edom, di dalam kehidupan Esau. Betapa tajamnya kitab Ibrani menggambarkannya ketika sang pengarang mengatakan, Edom, “Esau karena sepotong daging telah menjual hak kesulungannya. . . .  Dan ketika dia akan menerima berkat itu, dia telah ditolak; karena dia tidak menemukan tempat untuk penyesalan walaupun dia mencarinya dengan hati-hati disertai dengan air mata” – Malam hari di Edom dari Esau. 

 

Adam memiliki satu malam. “Jika engkau memakannya, engkau pasti akan mati.” Saya menduga-duga seandainya dia dan Eva mengingatnya ketika mereka berdiri di atas tubuh kaku dan mayat anak mereka, Abel. Dosa memiliki satu malam. Zaman dahulu memiliki satu malam. “Roh-Ku tidak akan selalu bekerja dengan manusia.” Dan Tuhan Allah memusnahkan umat manusia kecuali satu keluarga dari permukaan bumi ini. Israel memiliki satu malam. “Efraim sudah bergabung kepada patung-patung berhalanya. Biarkanlah dia sendiri” – biarkanlah dia sendiri. Dan Samaria telah dibinasakan untuk selama-lamanya. Yerusalem memiliki satu malam. “Lihatlah,” demikian Firman Tuhan kita, “rumahmu sudah ditinggalkan rusak kepadamu.”

 

            Dunia Kristen yang agung memiliki satu malam. Saya sedang berada di Istambul pada tahun 1950 dan di kota Istambul sana mereka sedang mendirikan tugu-tugu yang besar. Salah satunya adalah tugu yang sangat besar, selebar jalan raya, dan bermil-mil panjangnya. Mereka sedang bersiap-siap untuk perayaan 500 tahun kehancuran iman kepercayaan Kristen – dan bangkitnya bulan bintang dari Muhammad. Ketika saudara-saudara  melihat pada gereja terbesar umat Kristen, gereja St. Sophia, di kota Konstantinopel kuno, sekarang bernama Istambul, sebagai ganti tanda salib di sana adalag lambang bulan dan bintang – merayakan peringatan 500 tahun kehancuran iman kepercayaan Kristen. Dan ketika saya berdiri di dalam penderitaan yang tidak teruraikan, hanya melihat kepada bangunan itu, saya ingat ucapan Tuhan: “Kecuali engkau bertobat, Aku akan memindahkan kaki dianmu dari tempatnya, kecuali engkau menyesal.”

 

Dosa memiliki satu malam. Apakah itu benar di sana di Edom, atau di Asyur sana, atau di Samaria sana, atau di Yerusalem sana, atai di Konstantinopel sana, atau di sini, di Amerika ini dan di kota Dallas ini dan di dalam diri kita, dosa memiliki satu malam. Kematian memiliki satu malam.

 

“Dan orang ini merubuhkan gudangnya untuk membangun yang lebih besar,” demikian kata Tuhan Yesus. Dan ketika dia menyelesaikannya, dia melihat akan hasil kerjanya; dia memeriksa kefasihan tangan-tangannya serta kemakmuran dari usahanya, dan dia berkata, “Jiwa, jiwaku, engkau telah berkelakuan baik selamanya. Pimpinlah, sekarang, makan dan minumlah, dan bergembiralah.” Dan malam itu Tuhan berkata, “Engkau bodoh, malam ini” – maut memiliki satu malam - “malam ini jiwamu akan engkau perlukan. Lalu akan menjadi kepunyaan siapakah semua ini? Maka demikianlah orang yang mendiamkan hartanya untuk dirinya sendiri dan bukan memperkaya kepada Tuhan.” 

 

Kematian memiliki satu malam. Kematian itu adalah menakutkan, raksasa yang menakutkan, hantu bagi seseorang yang berada di luar Kristus. Kematian memiliki satu malam. Penghakiman memiliki satu malam. “Menjauhlah dari-Ku; Aku tidak pernah mengenal engkau.” Dan pintu itu akan ditutup. Hari penghakiman memiliki satu malam – tidak, Juru Selamat, tidak, Pengantara, tidak, Penasehat, hanya sendiri di dalam keberadaan dosa-dosa dan penyangkalan kita. Hari penghakiman memiliki satu malam. Nereka memiliki satu malam.

 

            Dan mereka akan dilemparkan ke dalam kegelapan yang terluar. Janganlah saudara-saudara pernah diyakinkan oleh keanggunan, khayalan, omong kosong, kartunis sementara waktu serta tukang cerita dan para pemikir fiksi yang menggambarkan neraka seperti kawan baik, pertemuan dari semua yang akan makan dan minum sertabergembira di dalam penghukuman. Saudara-saudaraku, Alkitab berkata bahwa saudara-saudara  adalah sendirian. Anda sendirian, anda hanya seorang diri saja. Dan saudara-saudara  akan sendirian untuk selama-lamanya – dibuang kepada kegelapan yang paling luar, menangis, meraung-raung, disiksa siang dan malam untuk selama-lamanya.

 

Oh, sungguh sebuah penyingkapan yang keras. Seperti yang saudara-saudara  lihat, terdapat sebuah mode di dalam pemberitaan sama seperti mode di dalam segala hal di dalam hidup. Ada mode di dalam hal berpakaian. Ada mode di dalam hal tatanan rambut. Ada mode di dalam pertelevisian. Ada mode di dalam bidang kehidupan lainnya. Tidak kurang juga ada mode di dalam pemberitaan.

 

            Mode di dalam pemberitaan pada generasi yang terakhir adalah demikian: seseorang berdiri di sana dan dia menyerang tentang kejahatan-kejahatan sosial. “Kita harus melakukan sesuatu,” demikian kata pemberita itu, “mengenai modan dan tenaga kerja. Kita harus melakukan sesuatu,” katanya, “mengenai diskriminasi ras. Kita harus melakukan sesuatu,” katanya, “mengenai perang dan perdamaian. Kita harus melakukan sesuatu mengenai semua komunitas Yahudi ini.” Dan dia menyerang di dalam mimbar berkaitan dengan masalah-masalah ekonomi dan sosial. Demikianlah mode dari mimbar modern yang modern.

 

Nah, yang tidak menjadi mode di dalam mimbar modern, pesan yang tidak populer dari mimbar modern adalah orang itu mau berdiri di balik meja kudus, membaca Kitab Suci, menyampaikan sebuah pesan mengenai neraka dan penghakiman serta hukuman. Apakahaa pernah mendengar tentang sebuah pesan seperti itu dalam beberapa tahun ini? Lihatlah, itu bukanlah sebuah mode, hal itu bukanlah hal yang populer lagi  untuk dilakukan.

Seorang pelawak menjawab dengan kasar, “Ketika kita mendapatkan neraka di dalam mimbar, kita tidak menemukannya di jalanan. Sekarang, kita tidak menemukan neraka di atas mimbar; karena kita telah menemukannya di jalanan.”