KITAB UCAPAN ILAHI

(THE BOOK OF BURDENS)

 

Dr. W. A. Criswell

 

Yesaya 21:11

09-28-75

 

 

Saudara-saudara sekalian sedang mengikuti kebaktian Gereja Baptis Pertama di kota Dallas, melalui siaran radio dan televisi. Ini adalah Pendeta yang menyampaikan warta yang berjudul: Kitab Ucapan Illahi atau Ucapan Ilahi dari Frman Tuhan.

 

Di dalam kitab Yesaya melalui mana kita sedang mendengarkan beritanya, terdapat bagian-bagian, terdapat ptongan-potongan di dalamnya. Ada yang dinamakan dengan Kitab Immanuel; ada yang dinamakan Kitab Kesengsaraan, ada yang dinamakan dengan Kitab Penghiburan, ada yang dinamakan Kitab Tanggungan. Dan kepada Kitab Tanggungan inilah, kepada tanggungan akan Firman Tuhan inilah, pada hari ini kita akan tujukan jiwa-jiwa kita.

 

            Kitab Yesaya 13:1 dimulai dengan, “Ucapan Ilahi terhadap Babel.” Kitab Yesaya 15:1 dimulai dengan, “Ucapan Ilahi terhadap Moab.” Kitab Yesaya 17:1 dimulai dengan, “Ucapan Ilahi terhadap Damsyik.” Kitab Yesaya 19:1 dimulai dengan, “Ucapan Ilahi terhadap Mesir.” Kitab Yesaya 21 dimulai dengan, “Ucapan Ilahi terhadap padang guun di tepi laut.” Kitab Yesaya 21:11 dimulai dengan: “Ucapan Ilahi terhadap Duma” – Gunung Seir, Edom. Ayat yang ke 13: “Ucapan Ilahi terhadap Arabia.” Kitab Yesaya 22:1 dimulai dengan: “Ucapan Ilahi terhadap lembah penglihatan” - Yerusalem terlihat di lembah Kidron. Kitab Yesaya 23:1 dimulai dengan: “Ucapan Ilahi terhadap Tirus” – kota maritim yang besar di zaman dahulu. 

 

Lihatlah akan semuanya itu; dengan segera, kita menjadi peka terhadap penyingkapan Tuhan Allah bahwa Dia adalah Tuhan dari segala bangsa di dunia ini. Di dalam pengungkapan pada lembaran-lembaran Kitab Suci, karena semuanya sampai melalui bangsa Israel, kita cenderung berfikir bahwa hati dan kasih karunia Allah terpusat di kota Yerusalem dan dalam suku Yehuda saja. 

 

Tidak, Tuhan Allah yang sama yang membimbing takdir dan menilai masa depan bangsa Israel adalah Tuhan Allah yang sama yang membimbing takdir dan menilai bangsa-bangsa di sunia ini. Ini merupakan pelajaran akan Yunus, yang sukar dipelajari oleh bangsa Israel. Tuhan Allah merasa tertarik dengan kota Yerusalem. Hati-Nya pergi menuju Samaria, akan tetapi tidak kurang tertarik dengan kota Niniwe, ibukota dari kerajaan Asyur yang agung. Ini adalah tujuan Tuhan Allah di dalam Israel sehingga mereka boleh menjadi seorang guru dari dan menjadi misionaris kepada seluruh keluarga dan orang-orang di muka bumi ini.

 

Kitab Keluaran 19 datang terlebih dahulu sebelum kitab Keluaran pasal yang ke 20. Di dalam pasal yang ke dua puluh dari kitab Keluaran, di sana sudah diurutkan bagi kita perintah dan perjanjian Tuhan Allah yang disebut juga dengan Kesepuluh Firman Allah. Ini merupakan sebuah pembukaan, penelanjangan karakter Tuhan Allah, kesepuluh Firman Allah. Semuanya itu dituliskan di dalan Tabut Perjanjian. Perjanjian itu ada di dalam kesepuluh Firman Allah: “Lakukanlah ini dan engkau akan hidup.”

 

            Akan tetapi di dalam pasal yang kesembilan belas dari kitab Keluaran datang sebelum pasal yang ke dua puluh. Dan di dalam pasal yang kesembilan belas kitab Keluaran, Allah berkata kepada bangsa Israel, “Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Inilah semuanya firman yang harus kaulakukan kepada orang Israel.” Sekarang, seorang imam melambangkan seorang manusia kepada Tuhan dan Tuhan kepada manusia. Maka, tujuan pemanggilan terhadap bangsa Israel serta tujuan penyerahan perintah Tuhan itu kepada bangsa Israel adalah bahwa Israel boleh menjadi misionaris serta guru yang baik akan hubungan perjanjian tentang Tuhan Allah kepada seluruh dunia.

 

Oleh karena itu, kita melihat di dalam kitab tanggungan ini yang ditujukan oleh Tuhan Allah kepada segala bangsa di dunia ini. Apakah saudara-saudara kembali melihat oenggunaan kata tanggungan itu? Tanggungan dari Tirus, tanggungan dari Mesir, tanggungan dari Arabia, tanggungan dari Yerusalem – mengapa dipilih kataseperti itu? “Tanggungan” – apakah arti dari kata “tanggungan itu”? Kita melihat sebuah definisi yang baik sekali tentang kata “tanggungan “ itu di dalam bagian ayat yang mana sedang kita pelajari, di dalam kitab Yesaya 22:25. Dengarkanlah firman itu: “Maka pada waktu itu, demikianlah Firman Tuhan semesta alam, gantungan yang dipasang kuat-kuat pada tempat yang kokoh itu tidak akan kuat lagi, sehingga patah dan jatuh, dan segala tanggungannya itu hancur, sebab Tuhan telah mengatakannya.”

 

           Segala tanggungannya itu hancur; akan binasa, sebab Tuhan telah mengatakannya.  Sekarang, kata ‘tanggungan’ di sana adalah kata yang sama yang digunakan untuk menyebutkan perintah Tuhan yang telah disampaikan kepada masing-masing bangsa ini. Tanggungan – dalam bahasa Ibrani disebut juga dengan nasa, yang artinya untuk mengangkat beban yang berat, untk menaikkannya, untuk membawanya ke atas. Dari kata kerja dalam bahasa Ibrani ini, muncul sebuah kata benda, sebuah substantif, yaitu masa.

Dan masa artinya sebuah beban yang diangkat dan dinaikkan. Dan dari perumpamaan itu datanglah pendapat bahwa penyampaian pesan dari Tuhan bersifat penghukuman. Pesan itu memiliki bobot. Pesan itu berat. Pesan itu merupakan sebuah beban, sesuatu untuk ditanggung.

 

Saudara-saudara melihatnya di dalam pesan Tuhan kepada banyak bangsa, contohnya, tanggungan dari Babel. Dengarkanlah Firman Tuhan, perintah dari Tuhan kepada kota kuno yang penuh dengan keagungan itu: “Babel, yang permai di antara kerajaan-kerajaan, perhiasan orang Kasdim yang megah, akan sama seperti Sodom dan Gomora pada waktu Allah menunggangbalikkannya: tidak ada penduduk untuk seterusnya, dan tidak ada penghuni turun-temurun, orang Arab tidak akan berkemah di sana, dan gembala-gembala tidak akan membiarkan hewannya berbaring di sana; tetapi yang akan berbaring di sana ialah binatang gurun.....” Apakah saudara-saudara  pernah terbang di atas negara itu? Negeri itu sama terpencilnya dan sama tandusnya dan sama hampanya seperti padang pasir yang paling terbuang yang menodai wajah bumi ini – demikianlah tanggungan dari ucapan Ilahi.

 

“Tanggungan dari Moab. . . .  Di jalan-jalan orang berlilitkan kain kabung, di atas sotoh dan di tanah-tanah lapang sekaliannya meratap, sedang air mata bercucuran.” 

 

“Tanggungan dari Damsyik. . . . Sebab engkau telah melupakan Allah yang menyelamatkan engkau, dan tidak mengingat gunung batu kekuatanmu, sebab itu sekalipun engkau membuat taman yang permai dan menanaminya dengan cangkokan luar negeri, sekalipun pada hari menanamnya engkau membuatnya tumbuh subur, dan pada pagi mencangkokkannya engkau membuatnya berbunga, namun panen akan segera lenyap pada hari kesakitan dan hari penderitaan yang sangat payah.” – tanggungan dari ucapan Ilahi. 

 

“Tanggungan dari Mesir. . . .  Aku akan menyerahkan orang Mesir ke dalam tangan seorang tuan yang kejam, dan seorang raja yang bengis akan memerintah mereka; demikianlah Firman Tuhan, Tuhan alam semesta.”

 

“Tanggungan dari padang gurun di tepi laut,” yaitu, Elam dan Madai, bumi yang luas turun melalui aliran di mana sungai Efrata mengalir:

 

“Suatu penglihatan yang kejam telah diberitakan kepadaku. . . . Sebab itu pinggangku amat sakit, sakit mulas menimpa aku seperti sakit mulas perempuan yang melahirkan; aku terbungkuk-bungkuk, tidak mendengar lagi, aku terkejut tidak melihat lagi. Hatiku gelisah, kekejutan meliputi aku, malam hari yang selalu kurindukan itu sekarang menggentarkan aku.”

 

Tanggungan dari ucapan Tuhan - “Tanggungan dari Tirus. Merataplah, hai kapal-kapal Tarsis. . . . Sama seperti kabar yang menyangkut tentang Mesir, demikian juga kabar mengenai Tirus.. . . . Apakah ini kotamu yang asalnya dari zaman purbakala? Apakah ini tempat tinggalmu yang beria-ria? Kakinya sendiri yang akan membawanya melawat ke tempat yang jauh untuk merantau ke sana.” 

 

Mudah untuk melihat mengapa ucapan Tuhan akan diistilahkan sebagai tanggungan dari Babel, tanggungan dari Arabia, tanggungan dari Tirus, tanggungan dari Mesir. Kata itu juga menggammbarkan beban perasaan di dalam hati para utusan Tuhan ketika mereka menyampaikan pesan-pesan itu, sebuah beban.

 

            Yeremia nabi itu berseru di dalam pesan yang telah diberikan Tuhan kepadanya yang mengatakan, “Oh, sekiranya kepalaku penuh dengan air, dan mataku jadi pancuran air mata, maka siang malam aku akan menangisi orang-orang putri bangsaku yang terbunuh! ‘Kemudian,’ kataku” - Yeremia menangisc - “‘kemudian, kataku, ‘. . . Aku tidak akan berbicara lagi di dalam namanya.’ Akan tetapi ucapannya telah berada di dalam hatiku seperti api yang menyala yang menutup di dalam tulang-tulangku, dan aku merasa sangat letih dengan tanggungan itu dan aku tidak dapat tinggal.” Ucapan dari nabi itu adalah ucapan yang membakar dan menghanguskan. Itu merupakan sebuah beban dari Tuhan. 

 

Hal yang sama ada di dalam hidup dan panggilan nabi Yehezkiel. Tuhan berfirman kepadanya, “Ambillah kitab ini dan makanlah.” Dan dia mengambil buku itu dan memakannya. Benda itu sudah berada di dalam mulutnya, Firman Tuhan itu, manis seperti madu. Akan tetapi penyampaian pesan itu begitu pahit seperti empedu.

 

Di dalam pasal yang kesepuluh dari kitab Wahyu ada malaikat yang begitu kuat dan perkasa yang turun dari langit, sembari membawa sebuah buku di dalam tangannya. Dia menjejakkan satu kakinya di atas bumi dan kakinya yang lain di atas laut. Dan dia menaikkan tangannya ke arah Tuhan Yang Mahakuasa dan dia bersumpah demi Dia yang hidup sampai selama-lamanya bahwa tidak akan ada lagi penundaan. Yaitu, bahwa kejadian-kejadian nubuatan yang agung ini sekarang akan terjadi, tachu, dengan cepat, segera. Ketika kesudahan zaman itu telah tiba, ketika penyempurnaan zaman yang besar itu muncul, apa yang terjadi akan terjadi dengan cepat, dahsyat, satu per satu.

 

Tuhan mungkin sudah sekian lama menundanya, akan tetapi ketika saat besar itu datang, kejadian itu akan terjadi dengan cepat dan laju; ketika malaikat itu mengangkat tangannya seraya bersumpah bahwa semua ini akan terjadi dengan cepat sekarang juga. Lalu kemudian rasul itu, kepada peramal itu telah dikatakan untuk mengambil kitab itu dari tangannya dan memakannya. Dan Yohannes berkata, “Lalu aku mengambil kitab itu dari tangan malaikat itu, dan memakannya: di dalam mulutku ia terasa manis seperti manu, tetapi sesudah aku memakannya, perutku menjadi pahit rasanya.” Fan kemudian tugas dan perintah sesudahnya itu: “Engkau harus menyampaikan pesan ini kepada banyak bangsa dan kepada banyak orang, dan engkau harus bernubuat lagi kepada semua yang ada di bumi.”

 

            Ini adalah beban dari nubuat itu. Ucapan dari Ilahi yang berat dan menghimpit serta penghukuman. Bukankah itu Tuhan? Kebenaran yang mengerikan di dalam pesan Tuhan tidak pernah ditarik kembali; kebenaran itu tidak pernah ditutup, akan tetapi kebenaran itu senantiasa dinyatakan dan disingkapkan dan tidak disembunyikan.

 

“Firman Tuhan itu tajam dan berkuasa seperti pedang uang bermata dua, yang bahkan menusuk ke jiwa dan roh yang hancur berkeping-keping dan dari sendi-sendi dan dari tulang sumsum dan merupakan suatu alat untuk melihat pemikiran serta keinginan hati;” karena segala sesuatunya terbuka dan yang sebenarnya di mata-Nya yang kepada siapa harus kita lakukan. Firman Tuhan itu adalah suatu tanggungan. Firman Tuhan itu tidak pernah ditarik kembali, yang sebenarnya, bercahaya, tajam, pedang bermata dua, dan selalu seperti itu.

 

Pada mulanya, Tuhan Allah berfirman kepada orang tua kita yang pertama-tama, “Pada saat engkau memakan buah itu, engkau pasti akan mati,” – kebenaran akan perintah penghukuman yang dahsyat dari Allah Yang Mahakuasa.

 

            Mengikuti penyingkapan melalui Kitab Suci sampai pada kitab Wahyu tidak berbeda sama sekali. Tuhan kita berfirman kepada ketujuh jemaat gereja yang melambangkan arah perjalanan dari umat Kristen – Tuhan Allah berfirman, “Kecuali engkau bertobat, kaki dian itu akan diambil dari tengah-tengah kamu.” Tanggungan dari Firman Tuhan – saya tidak dapat memberikan arti kepadanya lebih baik daripada yang telah dilakukan oleh rasul Paulus di dalam pasal yang kesebelas dari kitab Roma. Di sini dia sedang menerangkan tujuan pemilihan Tuhan Allah tentang penghancuran kota Yerusalem dan Bait Suci serta pemusnahan negara Israel dan mengenai Diaspora, penyebaran bangsa ke seluruh dunia itu.

 

Kemudian dia berkata, di dalam kitab Roma 11:22, “Sebab itu perhatikanlah kemurahan Allah dan juga kekerasan-Nya, yaitu kekerasan atas orang-orang yang telah jatuh – kepada bangsa Yehuda - tetapi atas kamu kemurahan-Nya, yaitu jika kamu tetap dalam kemurahan-Nya; jika tidak, kamupun akan dipotong juga.”

 

Dan di sana terdapat sebuah giliran di dalam kedua kata tersebut – kekerasan Allah, apotomia; pemotongan Allah, apokteino, memotong, untuk memotong. Kekerasan, diterjemahkan menjadi apotomia, kekerasan, pemotongan oleh Allah - “jika tidak, kamupun akan dipotong juga.” Ini merupakan pernyataan akan karakter dan kedirian Allah Yang Mahakuasa – kekerasan penghakiman Allah. Kekerasan itu telah diulangi kembali oleh Tuhan kepada orang-orang dari suku Yehuda.

  

Sebagai contoh, di dalam pasal yang ke dua puluh satu dari kitab Lukas: “Akan datang harinya,” demikian firman Tuhan, “ketika tentara-tentara akan meliputi Yerusalem di sekelilingnya.” Dan kemudian dia berkata, “Berdoalah semoga itu tidak terjadi di musim dingin” – di saat dinginnya cuaca. “Dan celakalah ibu-ibu yang sedang hamil,” karena sukar untuk melarikan diri dan apabila dia terbeban dan besar dengan anak, betapa sulit untuknya supaya dia dapat bergerak – kekerasan Allah.

 

            Ada suatu waktu di dalam penghakiman Allah itu, ketika di dalam kekerasan penghakiman Yang Mahakuasa, ketika seluruh ras manusia dibinasakan namun menyelamatkan satu keluarga Nuh – hanya satu.

 

Dalam kekerasan penghakiman Allah, beban dari ucapan Ilahi itu, Samaria telah dimusnahkan untuk selama-lamanya. Ninewe telah dibinasakan untk selama-lamanya. Kerajaan Asyur telah dihancurkan untuk selama-lamanya – kunjungan yang sama terhadap babel, terhadap Tirus, terhadap Sidon, terhadap Sodom, terhadap Gomorrah, terhadap Roma.

 

Tidak ada pelajar yang peka terhadap kisah tentang Umat Kristen yang tidak melihat bahwa sekali-kali Tuhan Allah telah mengirimkan kekuatan penghukuman-Nya. Di dalam kepercayaan saya yang hina, kehadiran musuh gereja yang paling jahat yang pernah dikenal, gerakan paham komunisme merah, tidak lain dan tidak bukan adalah sebuah momok dari tangan Tuhan terhadap kelesuan dan kelalaian serta keduniawian dan bahaya dari gereja Kristen – kekerasan, apotomia, pemutusan kunjungan penghukuman dari Tuhan Allah.

Saya tidak dapat berbuat apapun kecuali gemetar ketika membaca kitab Ibrani. Dengarkanlah kepada si pengarang ketika dia berkata, “Karena adalah hal yang menakutkan untuk terjatuh ke dalam tangan Tuhan Allah yang hidup …… sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan.”

 

Tidak juga campur tangan-campur tangan yang bersifat penghukuman dari Yang Mahakuasa ini bersifat unik atau tidak biasanya atau terbatas. Semuanya itu agak lebih bersifat universal, dapat diterapkan di mana saja. Tidak ada satu potongan atau orang atau waktu atau zaman atau tempat di dalam mana salah satunya dapat luput. Kita semua berada di bawah perintah dan rahmat hukuman dari Yang Mahakuasa di sorga – kita semua. Semua yang dilakukan oleh Tuhan Allah adalah seperti itu. Semuanya bersifat universal.

 

Sebagai contoh, garvitasi-Nya itu – tidak seorangpun di muka bumi ini yang mengetahui apa gerangan gravitasi itu. Mereka juga tidak akan pernah mengetahuinya. Itu merupakan pencerminan dari tangan Tuhan. Gravitasi – saudara-saudara sekalian dapat menemukannya di bumi ini. Saudara-saudara  akan menemukannya di dalam benda kecil yang paling kecil. Jika saya memiliki sebuah peniti dan menjatuhkannya – itu disebut juga dengan gravitasi. Saudara-saudara sekalian akan menemukannya pada bintang-bintang, di lapisan-lapisan atmosfir, pada planet-planet, di bulan, dan di segala tempat di dunia ini. Gravitasi itu universal sebab Tuhan juga demikian.

 

Api, api yang menyala-nyala – apakah api itu berada di dalam panasnya sebuah matahari atau apakah api itu berada di dunia ini atau apakah api itu berada di bintang yang paling jauh sekalipun, api itu sama saja. Api itu bersifat universal – api yang menyala-nyala. Jadi semua keberadaan serta karakter Allah yang telah dinyatakan kepada kita sama seperti itu. Semua bersifat universal. 

 

Maka, hukum-Nya mengenai tuaian, mengenai penaburan dan pemanenan – sebagaimana telah dituliskan oleh rasul Paulus, “janganlah terkecoh, Tuhan tidak memperolok-olok. Apapun yang telah ditaburkan seseorang, itu juga yang akan dituainya.” Tidak ada yang luput. Hukuman Tuhan mengejar kesalahan seseorang seperti Nemesis dari zaman Yunani kuno. Tidak ada yang dapat bersembunyi darinya.

 

Di dalam sebuah desa penggembalaan yang telah dikaruniakan Tuhan kepada saya, di sebuah kota kecil ada sebuah toko obat dan seorang ahli farmasi – satu-satunya toko obat kecil di dalam wilayah pedesaan itu. Ini terjadi di masa pelarangan minuman keras. Dan ahli farmasi tersebut, tukang obat itu, ketika dia menjual obat-obatannya dan seluruh barang yang saudara-saudara  beli dari sebuah toko obat, secara rahasia dia juga menjual wiski-wiski selundupan.

 

            Dan ketika hari berlalu, dia menjadi begitu makmur. Begitu banyak uang yang dihasilkannya, karena orang-orang tidak begitu bersimpati kepada undang-undang pelarangan terhadap minuman keras – kadang kala saya memikirkan kemunafikan bangsa Amerika. Ini merupakan undang-undang daerah itu, dan mereka memaksakan banyak hal kepada bangsa kita yang membuat saya kagum. Mereka tidak pernah mengatakan hal itu di masa pelarangan terhadap minuman keras. Ini merupakan undang-undang dari negeri itu. Apa yang telah mereka lakukan ialah memamerkannya dan menertawakannya dan memperolok-oloknya serta melanggarnya dan pada akhirnya, tentu saja, di masa pemerintahan Franklin Delano Roosevelt, menggesernya keluar dari konstitusi.

 

Hal ini merupakan kemunafikan Amerika modern. Ahli farmasi itu serupa dengannya. Dia tinggal di negara bagian itu – saya sedang menggembalakan di negara bagian yang menghasilkan wiski yang paling banyak di seluruh Amerika. Dan dia menertawakan hal itu dan memperolok-oloknya dan lalu dia menghasilkan begitu banyak uang – sebuah rumah yang indah, lahan pertanian yang besar, seorang pria yang berkecukupan – akan tetapi Tuhan, astaga.

 

Saya berdiri di sampingnya – bukan karena dia merupakan anggota jemaat gereja yang saya gembalakan, karena dia bukan seorang Kristen – akan tetapi saya berdiri di sampingnya dan di hadapannya terbaring anak satu-satunya yang dimilikinya, satu-satunya putra yang dimilikinya – seorang anak laki-laki berparas tampan, oh, masih berusia sekitar dua puluh empat atau dua puluh lima tahun, bertubuh tinggi, langsing, seorang pemuda yang tampan.

 

            Saya berdiri di samping bapanya ketika dia melihat pada wajah anak laki-laki itu, ketika anak laki-laki itu meninggal karena mabuk dan penyakit lever sirhosis, dihancurkan oleh alkohol yang dijual oleh bapanya secara sembunyi-sembunyi. Uang?  Ya. Rumah megah seperti istana? Ya. Lahan subur seluas berhektar-hektar? Ya – akan tetapi hukuman dari Tuhan Allah Yang Mahakuasa – Tuhan. Jangan terkecoh, Dia tidak memperolok-olok. Semuanya dapat diterapkan secara universal.

 

Bukan hanya lebih dari dua hari sejak seorang pria duduk di dalam kelas saya, di samping saya, membenamkan wajahnya di dalam kedua tangannya seperti ini, dan menjerit serta menangis dan meratap. Dosa-dosanya telah mencerai-beraikan rumah-tangganya di hadapannya – menangis, hanya menangis saja yang dilakukannya.

 

Pada suatu ketika ke dalam tangan saya sampailah sepucuk surat. “Bacakanlah,” mereka berkata, “surat itu ditujukan kepada anda.” Surat itu dikirimkan oleh seorang wanita muda yang telah mencabut nyawanya sendiri. Surat itu dibaca dan pada bagian akhirnya ditujukan khususnya untuk saya, langsuing menyebutkan nama saya, meminta saya untuk mengebumikan dia sedemikian rupa di dalam suatu kebaktian. Apa yang terjadi adalah penyakit sifilis. Penyakit kelamin telah mulai menyerang jaringan lunak dari matanya dan dia akan menjadi buta.

 

            Kita memiliki penisilin sebagai sesuatu yang khusus untuk hal yang seperti itu. Apakah saudara-saudara  yakin? Apakah saudara-saudara  benar-benar yakin? Akan tetapi para dokter berkata bahwa penyakit itu telah berubah menjadi kebal dan menjadi keras terhadap antibiotik-antibiotik itu. Dan berikanlah waktu padanya – dan berikan waktu kepadanya. Dan saat sekarang, penyakit kelamin merupakan epidemi di Amerika. Mengapa? Dari tempatnya, para hippi ini mengayunkan tinjunya kepada Tuhan. Dan para pemuda yang beraneka ragam ini mengayunkan tinjunya kepada Tuhan. Kepada Tuhan, ha.

 

Jangan terkecoh, Tuhan Allah tidak mengejek. Apa yang saudara-saudara  taburkan, akan saudara-saudara tuai, baik berada di dalam hati manusia, atau berada di dalam rumah tangga dari seseorang, baik itu berada di gereja di tengah-tengah manusia, atau apakah itu ada di sebuah bangsa. Itulah sebabnya kitab itu disebut juga dengan Kitab tanggungan dari ucapan Ilahi yang ditujukan kepada Moab, kepada Babel, kepada Mesir dan kepada Arabia. 

 

            Kalau tidak karena kasih karunia serta kebaikan dan kemurahan hati Tuhan Allah, kita akan menjadi mahluk ciptaan Tuan yang paling menyedihkan. Apakah saudara-saudara ingat apa yang dikatakan di dalam kitab Mazmur 130, “Jika Engkau, ya Tuhan, mengingat-ingat kesalahan-kesalahan, Tuhan, siapakah yang dapat tahan?” Siapakah yang dapat tahan?

 

Tidak ada seorang yang dapat bertahan di mimbar manapun atau di podium manapun atau berceramah kepada pendengarnya di muka bumi ini dan berkata, “Lihatlah pada orang-orang yang berdosa di sebelah sana dan lihatlah pada yang satu di sana itu dan lihatlah pada yang satu ini,” dan dia sendiri mengangkat dirinya sendiri di dalam kesombongan, di dalam kekebalan.

 

Tuhan, Lord, “Jika Engkau, ya Tuhan, mengingat-ingat kesalahan-kesalahan, Tuhan, siapakah yang dapat tahan?” – orang-orang yang berdosa, orang-orang yang berdosa, orang-orang yang berdosa, orang-orang yang berdosa, seorang pendosa. Tuhan, jika Engkau menghukum kami karena kesalahan-kesalahan kami, Oh Tuhan, siapakah yang dapat tahan? “Sebab sudah tiba hari besar murka-Nya,” demikian dijeritkan di dalam kitab Wahyu pasal yang keenam dari ayatnya yang ke tujuh belas. “Sebab sudah tiba hari besar murka-Nya dan siapakah yang dapat bertahan?” “Jika Engkau, ya Tuhan, mengingat-ingat kesalahan-kesalahan, Tuhan, siapakah yang dapat tahan?” atau ketika murid-murid itu mengatakannya kepada Tuhan Yesus, “Lalu kemudian, siapakah yang dapat diselamatkan?”

 

Ini adalah tangisan pemazmur yang penuh penyesalan: “Datang dari yang paling dalam telah kuserukan kepada-Mu, Oh Tuhan. Tuhan, dengarkanlah suaraku. Biarkanlah telinga-Mu memperhatikan suara dari permohonanku. . . . karena ada pengampunan dengan-Mu sehingga Engkau bisa menjadi gentar” – di belakang, akan dipermuliakan, akan dipuji. “Aku akan menantikan Tuhan, jiwaku akan menunggu; aku akan berharap di dalam Tuhan.”

 

            Di dalam Mazmur yang tidak sempat saya dalami, Juru Selamat itu disebut juga dengan Penebus Yang agung. Dapatkah saya menggantikan kata itu tanpa merubah pengertiannya? Dapatkah saya memakai kata Penghalang Yang agung? Apakah lingkaran kejahatan itu pernah berhenti – dosa dan maut, kejahatan, air mata serta kesengsaraan? Tuhan, apakah itu akan berkelanjutan untuk selamanya? Di sana terdapat seorang penghalang yang agung. 

Tuhan turun ke bumi dari kemuliaan untuk mengadakan campur tangan, untuk mematahkan lingkaran tragis akan hukuman serta maut itu. Dan seperti yang dituliskan oleh rasul Paulus dengan begitu indah, dan mengesankan serta menyelamatkan di dalam kitab 1 Timotius 1:15: “Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya, “Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa,” dan diantara mereka akulah yang paling berdosa.

 

            Pria itu, yang paling berdosa? Tidak. Wanita itu, yang paling berdosa? Tidak. Dia datang ke dunia ini untuk menyelamatkan orang berdosa, dan diantara mereka akulah yang paling berdosa. Campur Tangan yang hebat, Penebus yang Agung – untuk mematahkan hukuman berupa api dan kemarahan dari Tuhan Allah yang mengerikan itu karena dosa-dosa kita sehingga kita boleh memiliki pengharapan di dalam Tuhan Allah.

 

Saudara-saudaraku, lihatlah diselelilingmu, lihatlah di sekitar saudara-saudara. Saudara-saudara sekalian akan menemukan orang yang telah diselamatkan dengan begitu ajaibnya oleh kasih karunia Tuhan Allah semua melalui sidang jemaat yang begitu banyak ini. Saudara-saudara sekalian akan melihat pria dan wanita yang telah menemukan harapan yang baru serta hidup yang baru dan penglihatan yang baru dan hari esok yang baru di dalam berkat Tuhan Allah di dalam hati mereka sendiri dan di dalam rumah tanggamereka sendiri.

 

            Saya tidak tahu tentang gambaran apapun tentang iman kepercayaan Kristen yang lebih baik daripada yang ini: Adalah Iman – adalah Injil, yang membawa kita ke negeri permulaan sekali lagi. Saya tidak perlu mati, saya tidak perlu dihakimi, saya tidak prlu dikutuk. Di dalam Kristus, ada sebuah campur tangan yang agung, ada pemutusan hukuman Tuhan Allah. Dan di dalam kasih, saya dapat diselamatkan. Tangan-tangan yang telah dipakukan ke kayu itu adalah tangan-tangan akan kasih karunia serta kebaikan yang telah dipanjangkan ke seluruh dunia. Dan tangan itu bahkan menjangkau sampai kepada saya.

 

Itulah sebabnya kitab itu akan disebut juga dengan pesan Kristus, Injil - euaggelion, yang secara harfiah diterjemahkan sebagai Kabar Gembira. Berita yang lebih baik yang bagaimana seorang manusia dapat didengarkan daripada bahwa di dalam Kristus kita memiliki hidup yang kekal? Kita mendapatkan pengampunan atas dosa-dosa kita. Kita memiliki tempat tinggal di sorga. Kita memiliki persekutuan dengan Raja yang Agung itu. Kita dapat berkumpul bersama-sama di dalam pujian dan kasih dan penerimaan serta penyembahan dan kemuliaan yang sama kepada Tuhan Allah. 

 

            Ah, keindahan serta penghargaan hati dari mereka yang telah menemukan ikatan yang sama di dalam kasih karunia serta kebaikan yang menyelamatkan dari Yesus Tuhan kita. Dan ini adalah ajakan yang terbuka lebar-lebar.