NABI YESAYA

(The Prophet Isaiah)

 

Dr. W. A. Criswell

 

Yesaya 1:1

2-9-75

 

. . . kami senantiasa menjadi orang yang berhutang kepada saudara-saudara sekalian, para pemain orkestra dan paduan suara, dan khususnya ketika saudara-saudara sekalian menyanyikan sesuatu dari Handel. Dan kamu sekalian akan melihat salah satu dari sekian banyak alasan untuk itu, sikap saya mengarah kepada hal itu, di dalam khotbah pada hari ini. 

 

Kami menyambut saudara-saudara sekalian di dalam kebaktian pagi gereja Baptis Pertama kita, anda yang ikut mendengarkan kami melalui radio dan televisi. Ini adalah Pendeta yang membawakan warta yang diberi judul: Nabi Yesaya, atau seperti yang dikatakan oleh Martin Thorner, I-ZIE-ah, seorang anak laki-laki dari Inggris mengejanya dengan cara Inggris yang baik.

 

Sekali waktu saya pernah memulai dengan kitab Kejadian dan mengkhotbahkan sampai ke ujung dari Kitab Wahyu dalam periode waktu selama tujuh belas tahun dan delapan bulan. Di mana saya berhenti di hari Minggu pagi, saya memulai hari Minggu malam dan demikianlah seterusnya sampai selesainya keseluruhan isi Alkitab. Ketika saya sampai di penghujung Kitab Wahyu, saya pernah ditanya, “Apa yang sekarang akan anda khotbahkan?”

 

Dan saya berkata, “Selama bertahun-tahun, sudah ada di dalam hati saya untuk kembali ke beberapa kitab di dalam Alkitab yang mana telah kita lalui demikian tergesa-gesanya dan begitu singkat dan mempelajarinya secara mendalam dan mempersiapkan khotbah-khotbah dan warta-warta dari pelajaran yang lebih mendalam tersebut.” 

 

Jadi, itulah yang telah saya lakukan sejak saat saya mengkhotbahkan dari dalam Alkitab. Saya telah berkhotbah dari dalam seluruh kitab Daniel, dan ada empat jilid warta yang telah diterbitkan dari pelajaran yang telah saya buat dari dalam kitab Daniel. Dan baru saja, baru-baru ini, saya telah menyelesaikan khotbah melalui epistle-epistel umum: kitab Jakobus, 1 dan 2 Petrus, 1, 2, dan 3 Yohannes, dan Yudas.

 

Akan tetapi impian hati saya yang paling besar sejak bertahun-tahun adalah hari yang akan datang nantinya di mana saya dapat merasakan bahwa saya akan mencoba untuk mencoba untuk berkhotbah melalui kitab Yesaya. Itu merupakan suatu tugas yang menakjubkan. Rasanya seperti sedang berdiri di depan seluruh ciptaan Tuhan, dan apa yang anda lakukan  kecuali berada dalam rasa kagum dan terpesona melihat kepada seluruhnya itu?

 

Para pengkhotbah selalu mencoba hal yang mustahil. Hal itu merupakan sifat alami dari jabatannya. Hal itu merupakan kebutuhan yang telah diberikan kepadanya. Dan ini merupakan contoh yang ada di hadapan kita sekarang. Bagaimana bisa, seseorang dapat menjadi sama dengan begitu besarnya sebuah tugas, begitu tinggi skalanya dan begitu dalam kedalamannya untuk dipahami? Akan tetapi Tuhan Allah telah memanggil kita untuk maksud itu, dan hanya Dia yang dapat membuat kita cukup dan pantas untuk hal tersebut.

 

Ketika kita memulai pelajaran kita mengenai Yesaya – yang mana akan menjadi warta yang pertama dan sebagai warta pendahuluan pagi hari ini – pertama kali kita akan merasa heran, merasa terkejut tentang betapa sedikitnya yang kita ketahui mengenai pria tersebut. Lalu kemudian melihatnya lebih dekat lagi, kita menemukan bahwa dunia ini mengetahui sedikit sekali mengenai apapun juga dari pria yang agung tersebut.

 

Kita memikirkan tentang banyaknya orang yang mengingat Shakespeare, pria jenius yang agung yang pernah dimiliki oleh daerah yang memakai bahasa Inggris. Akan tetapi ketika saudara-saudara  memulai pelajaran saudara-saudara mengenai Shakespeare, saudara-saudara  menyadari bahwa saudara-saudara  bahkan tidak mengetahui bagaimana mengeja namanya. Terdapat perselisihan dan pembahaan serta pertentangan bahkan tentang bagaimana dia mengeja namanya. Ada beberapa sarjana yang hebat yang menyangkal bahwa dia pernah hidup sebelumnya. Ada beberapa dari antara mereka yang menghubungkan dramanya kepada Christopher Marlowe.  Ada orang yang lain lagi yang mengatakan bahwa Francis Bacon-lah yang menuliskannya. Pada kenyataannya kita tidak mengetahui apapun juga mengenai Shakespeare manusia jenius yang agung itu.

 

Kita bahkan mengetahui lebih sedikit lagi tentang Dante, penyair yang tiada bandingannya dalam bahasa Italia dan di dalam negeri Italia. Dan sudah tentu kita sama sekali tidak mengetahui apapun juga tentang penyair dari masa lalu yang bernama Homer – kita bahkan tidak mengetahui kapan dia dilahirkan; kita bahkan tidak mengetahui bagaimana caranya menjalani hidupnya, atau bagaimana dia dapat menuliskan apa yang telah dituliskannya. Bukankah menjadi hal yang mengagumkan dan menakjubkan: bagaimana sedikitnya yang kita ketahui mengenai orang terhebat kita itu? 

 

Demikianlah dengan para nabi itu. Ketika kita melihat ke dalam isi Kitab Suci, kita melihat gambar dan penjelasan serta penyajian dari dari satu karakter yang agung seperti Abraham atau seperti Yakub / Israel atau seperti Yusuf, akan tetapi ketika kita berbicara tentang para nabi – misalnya tentang Amos, Hosea, dan Yesaya kita hampir tidak mengetahui apapun juga mengenai mereka. Pasti ada beberapa alasan untuk itu, dan jawaban itu bisa saja seperti ini: Di dalam pemeliharaan Tuhan Allah yang baik dan di dalam kehendak Tuhan Allah, Tuhan telah menyembunyikan pria itu di dalam kabut. Dia telah menyelubungi sosok dan bentuknya. Dia telah menggambarkan sedikit dari sirkulum serta keadaan sekitarnya dalam rangka supaya suara itu dapat didengarkan. Dan tidak untuk melihat kepada pria yang menyampaikannya. 

 

Demikian Yesaya: Tetapi betapa sedikitnya yang kita ketahui tentang dia tidak biasanya penting, dan hal yang sedikit itu disajikan di dalam warta hari ini. Yang pertama, dia adalah seorang pria yang berasal dari sebuah kota. Dia adalah seorang penduduk kota. Seluruh hidup dijalaninya di dalam kota. Dia lahir di kota itu. Dia bekerja di kota itu. Dia mencintai kota itu. Tugas pelayanannya yang panjang mungkin sekitar lebih dari lima puluh tahun dihabiskannya, dilaluinya, di kota tersebut kemungkinan dari sekitar tahun 750 SM sampai dengan tahun 700 SM. Pendeta Istana Yesaya menyampaikan nubuat-nubuatnya serta pesan-pesannya di dalam kota itu. Figurnya serta referensinya bersama dengan perumpamaan hebatnya yang puitis diambil dari kehidupan di kota.

 

Amos adalah seorang pria yang berasal dari pedesaan. Bau badannya seperti alur yang baru saja di bajak di tanah. Kata-kata kiasannya berasal dari padang dan kawanan ternak. Akan tetapi kata-kata kiasan yang telah kita baca di dalam kitab Yesaya itu diambil dari kehidupan kota. Dia adalah seorang pendeta istana, seorang pelayan kota. Dia merupakan orang yang pertama dalam sebuah barisan panjang para pendeta kota besar yang terkenal. Seorang Yeremia dari Anathoth dan Yerusalem, seorang Paulus dari kota Efesus dan Korintus dan Roma, seorang Ignatius dari kota Antiokia, seorang John Chrysostom dari Konstantinopel, seorang Savonarola dari Florence, seorang John Calvin dari Jenewa, atau seorang John Knox dari Edinburgh, atau seorang Spurgeon dari London, atau seorang Brooks, seorang Phillips Brooks dari kota Boston, atau seorang T. DeWitt Talmage dari kota Brooklyn, atau seorang Dwight L. Moody dari Chicago, atau seorang George W. Truett dari kota Dallas. 

 

Yesaya adalah orang yang pertama dari barisan besar pendeta-pendeta kota yang berpengaruh. Dia adalah seseorang yang berasal dari pengembangan dan kebudayaan yang luar biasa. Dia terlahir sebagai seorang aristokrat, di dalam beban serta di dalam kiasan. Terdapat banyak tradisi yang mengatakan bahwa bapanya, Amoz, (mengeja) A-m-o-z, adalah saudara dari Amazia raja itu, yang mana merupakan bapa dari Uzia raja itu. Di dalam peristiwa itu, Yesaya merupakan sepupu pertama dari raja Uzia. Memungkinkan untuk menjelaskan mengapa, di dalam pasal yang keenam dari nubuat tersebut,ketika dia melihat penglihatan yang agung pada hari-hari kematian Raja Uzia, mengapa pemuda tersebut begitu terpukul dan sangat berduka begitu dalam.

 

Dia berada di dalam sebuah rumah dalam lingkaran pemerintahan yang paling tinggi. Dia memiliki akses yang siap sedia kepada sang raja. Dia mengetahui hal-hal mengenai kependetaan dengan begitu akrab, dan tidak kurang dia terbiasa dengan kehidupan dari kelas atas. Dia bergerak dengan anggun dan pemahaman diantara orang-orang hebat serta berkuasa dan memimpin di negeri itu.

 

Dia bertumbuh pada sebuah zaman yang penuh dengan kekayaan dan kemakmuran. Raja Uzia dari suku Yehuda serta Raja Yerobeam II dari Israel, dari kerajaan utara, membawa rakyat mereka kepada kemuliaan ekonomi dan kemakmuran politis yang tertinggi. Mereka menyamai kekuasaan serta kejayaan kerajaan yang Bersatu di bawah pemerintahan raja Daud dan raja Salomo. Dan, tentu saja, orang-orang yang menyertai kekayaan serta kemakmuran dan kekuatan negeri tersebut, terdapat sifat-sifat kurang baik yang tidak terelakkan yang menyertainya, dan Yesaya hidup untuk menyaksikan kemerosotan serta kemunduran rakyat itu, negara itu.

 

Pada saat saya membaca kitab itu serta melihat pada latar belakang terhadap apa dia hidup, saya memikirkan Amerika. Betapa agungnya Tuhan Allah telah menciptakan bangsa kita. Dengan kekayaan serta kemakmuran yang bagaimana yang telah dikaruniakan-Nya kepada kita, dan meskipun sumber dari kemerosotan kita serta pelacuran dan kekerasan dan pemberontakan yang ada di dalam kekayaan serta kemakmuran kita. Saya meragukan apakah di sana terdapat seorang manusia yang pintar saat sekarang ini kecuali yang hanya memikirkan satu hal saja yang keliru terhadap para pemuda dari generasi kita adalah bahwa mereka tidak pernah mengenal segala sesuatunya kecuali berkelimpahan dan kemakmuran.

 

Demikianlah di zaman dari nabi Yesaya. Dia hidup untuk menyaksikan kemakmuran mereka dirampas dan kemakmuran mereka dipergunakan sebagai makna kebinasaan serta kemerosotan bangsa itu. Sedemikian, Yesaya berjalan berkeliling dengan mengenakan pakaian bulu binatang seperti nabi Elia dan seperti Yohannes Pembaptis, berseru kepada orang banyak untuk kembali kepada Tuhan Allah serta untuk bertobat. Sedemikian, selama tiga tahun lamanya Yesaya berjalan di sepanjang jalanan kota Yerusalem tanpa mengenakan pakaian, kecuali untuk celana dalam. Yaitu, berpakaian layaknya seorang budak – tidak mengenakan kasut, tidak mengenakan pakaian – sehingga dia dapat mempertunjukkan nubuat dari Firman Tuhan tentang datangnya masa pembuangan serta perbudakan.

 

Keluarga kandung Yesaya merupakan satu bagian dari pesannya serta tugas pelayanan kenabian kepada bangsa itu. Dia menyebutkan istrinya sebagai seorang nabi wanita, sungguh suatu tindakan yang menunjukkan rasa kasih sayang. Bukan bahwa wanita itu menyampaikan ramalan dari Tuhan, akan tetapi seperti yang mungkin akan saudara-saudara  katakan, “Ny. Pendeta,” atau “Ny. Pengkhotbah.” Akan tetapi dia menyebutkannya sebagai nabi wanita. 

 

Dan putra-putranya yang telah lahir, dua dari antara putra-putranya dipanggil dengan sebutan pembawa berita akan nubuat yang disampaikannya. Sebagai contoh, putra pertamanya yang bernama Shear-jashub. Yanitu, “Sebuah sisa yang akan kembali.”  Ketika hukuman dari Tuhan Allah dijatuhkan kepada satu bangsa dan suku bangsa, Tuhan Allah akan menyisakan sedikit sisa-sisa. Dan dia memberikan nama kepada putra pertamanya dan membawanya untuk menemui raja Ahaz. Anak laki-laki itu dinamai sebagai sebuah bagian dari suatu nubuat tentang hamba Allah.

 

Dia memiliki satu orang putra lagi. “Dan Tuhan berkata kepadaku, ‘panggillah dia dengan nama Maher-shalal-hashbaz.’” Apa pula yang menjadikan alasan seseorang menamakan anak laki-lakinya dengan nama Maher-shalal-hashbaz. Saya menduga, panggillah dia dengan panggilan singkat “Hash”. Kata itu bermakna “The word means “bergegas menuju mangsa, cepat-cepat ke tanah,” dan itu merupakan nubuat akan kedatangan bangsa Asyur yang bengis dan gegabah yang akan membinasakan Kerajaan Utara dan menghancurkan kota Yehuda, membungkamkan raja Hizkia dan kota Yerusalem karena sifatnya yang buruk dan akan memusnahkan mereka kalau bukan karena adanya syafaat dari orang yang beriman, raja Hizkia yang baik itu. Demikian keluarga dari Yesaya itu sendiri menjadi bagian dari tugas pelayanan kenabian yang dilakukan oleh hamba Tuhan.

 

Bagaimana dia meninggal? Tradisi yang berlaku secara umum bahwa tubuhnya digergaji sampai hancur berkeping-keping. Di dalam kitab Ibrani 11:37, di sana disebutkan seorang saksi-saksi iman yang tubuhnya digergaji. Secara universal, tradisi itu adalah nabi Yesaya. Kitab Mishnah, merupakan bagian dari kitab Yahudi Talmud, mengatakan bahwa nabi Yesaya meninggal sebagai seorang martir. Dia tewas dibunuh oleh Raja Manasse yang jahat. Perkataan Justin Martyr tentang Yesaya telah digergaji hingga badannya menjadi hancur dengan menggunakan sebuah gergaji kayu.

 

Di sekitar tahun 150 M, ada sebuah penyingkapan kaum Yahudi yang diberi judul, “Anggapan Tentang Yesaya,” dan kemartirannya yang mana telah digergaji dalam keadaan berpasangan diceritakan di dalam penyingkapan itu. Adalah tidak kurang diceritakan di dalam kehidupan para nabi yang dituliskan oleh Eusebius. Semua sepanjang tradisi lama kematian dari Yesaya, selalu bahwa kematiannya adalah karena tubuhnya digergaji sampai hancur berkeping-keping oleh raja Manasse yang jahat itu.

 

Terdapat orang kerdil di dalam diri orang itu suatu puisi jenius yang agung, yang terilhami, yang pernah ada di dunia ini. Dibandingkan dengan Yesaya, seorang Homer atau seorang Dante atau seorang Shakespeare. Hampir tidak ada batasan kepada keagungan yang puitis tersebut yang dicapai oleh orang ini ketika dia menyatakan pesan-pesan dari Tuhan Allah Yang Mahakuasa. Dia adalah seorang ahli seni berbicara. Dia merupakan seorang ahli mengenai bahasa. Dia adalah seorang yang ahli berpidato, jauh melebihi seorang Demosthenes. Waktunya dan pidato penutupnya serta penjelasannya dan perumpamaannya yang puitis sungguh indah, begitu menjulang di tempat yang palung tinggi. Dia menggunakan setiap bentuk pidato yang puitis: berbicara dengan menggunakan kata-kata yang yang sama bunyi permulaannya atau aliterasi, dengan memakai perumpamaan, interogasi, dialog, kiasan, persamaan, paramnesia (sebuah permainan kata-kata). Dia menaikkan kemuliaan dari puisi lebih daripada apa yang dapat saudara-saudara  fikirkan tentang apa yang dapat dibawakan pidato seorang manusia. Di dalam sebuah versi Alkitab selain daripada alkitab versi King James, saudara-saudara  akan melihat bahwa kebanyakan nubuatnya berada di dalam ritme, bayangan, perumpamaan, gaya dan bentuk puisi yang indah.

 

Dia memiliki perbendaharaan kata yang sangat kaya jauh melebihi yang pernah dikatakan oleh orang lain dalam Firman Tuhan. Misalnya, di dalam kitab Yehezkiel, di sana terdapat sebanyak 1.535 kata-kata yang berbeda; dari di dalam seluruh kitab Mazmur, ada sebanyak 2.170 kata-kata yang berbada. Akan tetapi di dalam Yesaya sendiri, nabi yang satu itu menggunakan sebanyak 2.186 kata-kata yang berbeda. Bahasanya, bentuk pidatonya, kejeniusannya yang puitis dibangkitkan oleh suatu inspirasi keilahian dan api surgawi.

 

Tidak heran ketika saudara-saudara  mengunjungi Yerusalem ada sebuah monumen yang begitu indah yang diberi nama “Tempat Suci dari Kitab.” Kitab apa? “Tempat Suci dari Kitab.” Ketika saudara-saudara sekalian masuk ke dalam kubah itu dan melihat, kitab yang dimaksud adalah kitab yang dituliskan oleh nabi Yesaya, sebuah perkamen sepanjang empat belas kaki yang dituliskan oleh kaum Essen sekitar tahun 150 SM. Ucapan-ucapan yang membakar, perkataan-perkataan yang begitu indah, kata-kata yang kudus yang diucapkan oleh nabi besar Yesaya

Dia merupakan utusan evangelis dari Perjanjian Lama. Dia adalah rasul Paulusnya Perjanjian Lama. Dia adalah orang yang berdiri sendirian serta menyatakan Injil agung akan kasih karunia dari Anak Allah sebelum adanya Injil itu sendiri. Arti dari namanya adalah, “Tuhan adalah Keselamatan kita.” Motifnya adalah dibenarkan oleh iman, diselamatkan dengan mempercayai Tuhan Allah sendiri, dan pesannya disampaikan di dalam bentuh dan bahasa evangelis yang begitu indah. Seolah-olah nabi Yesaya berdiri di dalam bayangan Anak Allah ketika Dia berjalan melalui wilayah Galilea dan Yudea dan Perea dan pada akhirnya sampai ke bukit Kalpari. Dia adalah manusia tentang hidup serta tugas pelayanan dan pesan-pesan keselamatan dari Tuhan sang Penebus.

 

Jika seorang pendeta berdiri di atas sebuah mimbar untuk memberitakan sebuah khotbah di saat-saat Natal, maka nasnya bisa jadi diambil dari kitab Yesaya: “Lahir dari seorang perawan, yang namanya akan disebut dengan Immanuel, Tuhan bersama kita” Jika seseorang berdiri untuk memberitakan pesannya pada hari Jumat yang baik, hamba yang menderita yang meninggal karena dosa-dosa kita, warta yang disampaikannya boleh jadi diambil dari kitab Yesaya 53:5 “Tetapi Dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, Dia diremukkan oleh karena kejahatan kita, ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita, dan oleh bilur-bilur-Nya kita menjadi sembuh.” Jika pendeta itu menyampaikan ceramahnya pada hari Rabu malam tentang theologi penebusan dosa, dia akan menggunakan perkataan-perkataan kenabian yang agung dari nabi Yesaya sebagai latar belakangnya: “Tuhan Allah akan melihat perubahan jiwanya dan akan merasa puas …”

 

Dan jika seseorang bersaksi di dalamnama Tuhan Allah untuk menyatakan zaman emas yang akan datang nanti, dia dapat menggunakan sebagai latar belakang pesan-pesannya penglihatan nabi Yesaya yang penuh dengan keagungan itu, yang telah melihat langit yang baru dan bumi yang baru, dan yang dibalik makam itu berseru, “Oh maut, di manakah sengatmu? Oh, kuburan, di manakah kemenanganmu?”

   

Dia adalah seorang nabi yang agung dari milenium itu. Dia adalah utusan Mesias dari Perjanjian Lama. Nabi Yesaya, di dalam sosok yang agung, dan di dalam perumpamaan yang puitis, menggambarkan zaman keemasan seribu tahun yang akan datang nanti oleh penyingkapan surgawi. Di dalam ini adalah merupakan hal yang mengagumkan, karena semua kaum filsuf dan penyair telah berbicara mengenai zaman keemasan yang telah berlalu, sejak lama sudah berlalu.

 

Sebagai contoh, Plato, akan menggambarkan zaman keemasan dari umat manusia di dalam bentuk dan di dalam konteks dan di dalam sebuah tempat di sebuah pulau yang bernama Atlantis, yang terletak dibelakang pintu-pintu gerbang Herkules di belakang Selat Gibraltar pada permukaan Samudera Atlantik yang sangat luas itu dan yang mana sekarang telah tenggelam, benua Atlantis. Dan di dalam peradaban serta kehidupan satu suku bangsa yang hidup di benua itu dahulu kala, Plato telah menemukan zaman keemasan umat manusia yang sejal lama telah berlalu itu.

 

Setiap penyair zaman dahulu dari wilayah Romawi – Yunani membicarakan zaman keemasan sebagai suatu waktu akan ketidak bersalahan dan kebahagiaan di dalam kisah umat manusia, di masa yang lalu. Akan tetapi Yesaya menaikkan suaranya, dan di dalam perkataan-perkataan yang diilhami daripada Tuhan Allah di sorga, dia menjelaskan zaman keemasan itu akan datang nantinya. Masa seribu tahun di dalam mana Tuhan Allah akan datang ketika langit akan pecah berkeping-keping, dan Raja Kemuliaan akan memerintah langsung terhadap bumi yang jahat dan pendiam ini, sekarang membersihkan serta mengkuduskan tempat yang indah dan kudus serta penuh dengan kebaikan itu.

 

Dan ketika nabi Yesaya, nabi Tuhan Allah itu, menggambarkan masa seribu tahun yang indah itu, dan zaman keemasan yang akan datang nanti itu, dia berkata bahwa zaman itu akan diwarisi oleh seorang sisa, dan salah satu dari warta-warta yang telah saya persiapkan akan diberi judul, “Pengajaran tentang Sisa.” “Tidak semua akan diselamatkan,” demikian dikatakan oleh Yesaya. “Tidak semua akan sampai kepada pengetahuan akan kebenaran,” demikian dikatakan oleh Yesaya. “Tidak semua akan masuk ke dalam kerajaan itu,” demikian dikatakan oleh Yesaya, “akan tetapi hanya ada beberapa orang.” Beberapa orang akan diselamatkan. Beberapa orang akan kembali pada iman kepercayaan kepada Tuhan. Beberapa orang akan dicabut dari api yang membakar itu, dan sisa-sisa yang kudus itu akan disebut dengan bangsa Tuhan.

 

Yesaya nabi itu mengatakan mereka akan memiliki seorang raja untuk mereka. Dia akan berasal dari garis keturunan Daud. Dia akan datang dari tunas yang keluar dari tunggul Isai. Dia akan lahir dari seorang perawan, demikian dikatakan leh nabi itu. Dia akan dikaruniai dan kepada-Nya diberi kekuasaan serta dipenuhi oleh Roh Kudus daripada Allah, dan Dia akan memerintah di dalam keindahan serta di dalam keadilan dan di dalam kebenaran.

 

Semangat dan perumpamaan tentang kedatangan kerajaan Mesias seribu tahun itu ditemukan di seluruh Firman Tuhan. Ditemukan di dalam evangelium lama di dalam kitab Kejadian, benih dari seorang wanita. Seperti ketika hari berlalu, bangkitnya kemuliannya semakin bertambah terlihat di dalam diri Musa dan di dalam Daud dan di dalam diri Salomo. Akan tetapi hanya ketika kita sampai kepada nabi Yesaya sehingga kita melihat keindahan diri-Nya, kesan dari citra dari kemuliaan-Nya, serta kerajaan agung yang tiada bandingannya itu terhadap mana suatu hari nanti Dia akan berkuasa dan memerintah.

 

Saya akan menutupnya – Apa yang akan saya fikirkan di dalam pikiran saya dan di dalam hati saya? Apa yang akan saya fikirkan tentang nubuat-nubuatan yang penuh keagungan oleh nabi Yesaya ini? Dapatkan saya mempercayainya? Apakah bumi yang tumpul dan pendiam ini akan melihat segala hal yang begitu agung ketika Raja Agung sang Mesias dari pemerintahan seribu tahun akan turun ke bawah? Apakah mata saya akan melihat pada sang Penebus itu? Apakah saya akan bersama-sama berada di dalam kerajaan terakhir dan penghabisan itu? Jika saya berbaring di atas debu tanah, apakah saya akan merasakan gerakan dari suatu kebangkitan, suatu percepatan dari sebuah hidup baru ke dalam keabadian dan kemuliaan juga? Dapatkah hal-hal seperti akan terjadi? Dapatkah peristiwa itu terjadi kepada saudara-saudara sekalian, kepada kita semua? Dapatkah terjadi?

 

Apa yang harus saya lakukan ialah demikian: Nabi yang sama yang mengatakan tentang masa seribu tahun yang penuh dengan keagungan Tuhan kita adalah nabi yang sama yang menggambarkan detik-detik kedatangan-Nya yang pertama kalinya, kelahiran-Nya di dalam kandungan dari seorang perawan, tugas pelayanan-Nya di antara orang yang duduk di dalam kegelapan dan di dalam wilayah maut, kebaikan-Nya untuk menyembuhkan orang-orang yang sakit, di dalam melayani orang-orang yang miskin. Nabi yang sama yang menguraikan dengan jelas penderitaan serta kematian Anak Allah untuk penebusan dosa, seolah-olah dia sendiri berdiri di bukit Kalpari pada saat hari yang mengerikan itu; adalah nabi yang sama yang menjelaskan di dalam istilah yang mengagungkan dan di dalam perincian tertulis tentang kedatangan Tuhan kita yang pertama kalinya. Adalah nabi yang sama yang menggambarkan kedatangan kembali sang Penebus / Mesias yang sama itu, dengan penuh dengan kemuliaan, dalam keajaiban, di dalam kekudusan, di dalam kekuatan serta keindahan.

 

Jika saya dapat percaya bahwa nabi Yesaya menggambarkan kedatangan Tuhan kita untuk yang pertama kalinya 750 tahun sebelum Dia berjalan di atas permukaan bumi ketika Dia menjadi manusia, tidak dapatkah saya juga percaya bahwa nabi yang sama tidak kurang telah melihat oleh ilham keilahian tentang kedatangan kembali, kembalinya Raja yang akan menetapkan kerajaan seribu tahun-Nya di muka bumi ini, dan rakyat-Nya nanti adalah mereka yang mencintai serta menyembah dan percaya kepada Tuhan?

 

Oh, dengan antisipasi apa, dengan optimisme apa seharusnya seorang penganut agama Kristen, seorang anak Allah, mengangkat wajahnya menantikan permulaan dari penebusan kerajaan seribu tahun kita yang terakhir? Ketika kami berkhotbah melalui kitab nabi Yesaya, saudara-saudara  akan selalu menemukan di dalam uraian tentang penghancuran serta keputus-asaan pada hembusan nafas berikutnya ucapannya tentang kemuliaan dari datangnya Tuhan kita.

 

Di tengah-tengah kematian serta penyakit dan kesesatan dan ketidak berdayaan orang yang tidak memiliki pilihan yang lain kecuali menghadapi perbudakan dan pembuangan, pada saat berikutnya dia berbicara, “Terhiburlah engkau, terhiburlah engkau bangsaku. Ya, Katakanlah penghiburan kepada Yerusalem,” dan kemudian akan menggambarkan kemuliaan daripada kerajaan yang telah ditetapkan untuk datang dan mengakuinya, “dan seluruh manusia akan melihatnya bersama-sama.”

 

Anda, saya, kita – dan bahasa yang paling tinggi di dalam mana dia menggambarkan bahwa kerajaan seribu tahun itu dipendam di dalam hati kita dengan janji selamanya. “Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah. Ia akan menghakimi orang-orang lemah dengan keadilan, dan akan menjatuhkan keputusan terhadap orang-orang tertindas di negeri dengan kejujuran. Serigala akan tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring di samping kambing, anak lembu dan anak singa akan makan rumput bersama-sama, ketika mereka tidak akan berbuat jahat atau berlaku busuk di seluruh gunung Allah yang kudus, dan ketika seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan Tuhan, seperti air laut yang menutupi dasarnya. Ketika Allah menciptakan langit yang baru dan dunia yang baru dan Dia akan memerintah yang namanya adalah Tuhan kita yang baik.

 

Oh, bahwa Tuhan Allah akan memberikan kefasihan seorang pendeta kepada saya serta perumpamaan yang membara dari malaikat kerub ketika kita memasuki kekudusan dari penglihatan keilahian yang dibuka untuk kita pemandangan akan kerajaan Allah, apa yang telah dipersiapkan oleh Tuhan Allah kepada kita yang mencintai-Nya.  

 

Waktu kita sudah habis …