Daftar Isi

 

WAKTU TUHAN ADALAH SEKARANG

(GOD’S TIME IS NOW)

 

Oleh Dr. W. A. Criswell

Diterjemahkan Made Sutomo, MA

 

Kisah Para Rasul 24:25

03-04-79

 

            Kami bersukacita untuk menyambut saudara yang jumlahnya ribuan orang yang tidak terhitung, untuk menyediakan waktu bersama kami lewat radio dan televisi.  Siaran ini dipancarkan dari gereja First Baptist di Dallas.  Sebagai seorang gembala sidang, saya ingin memberi semangat kepada umat Tuhan untuk datang bersama para anak muda dalam kebaktian yang luar biasa malam ini.  Setiap malam, selama 14 hari Minggu, kebaktian kami disponsori oleh devisi dari gereja yang berbeda.  Dan mereka akan memilih sebuah khotbah yang mereka ingin Pendeta sampaikan.

            Minggu malam berikutnya akan disponsori oleh teman-teman yang tidak dikenal.  Dan mereka memilih khotbah: “Kemanakah Kita Pergi Ketika Kita Meninggal?” Itu akan menjadi tema Minggu malam berikutnya.  Malam ini, kebaktian disponsori oleh devisi yunior.  Dan khotbah yang dipilih adalah doktrin keyakinan: “Diselamatkan Selamanya.”  Jika kita diselamatkan, Tuhan ingin kita tidak jatuh dari jalan itu.  Kita akan sampai di sorga.  “Diselamatkan Selamanya.” Ini adalah pesan kami malam ini.

            Kami sedang memulai salah satu pelayanan yang paling dikasihi yang saya dapat pikirkan.  Kemarin, hari Sabtu, pada pukul 10, devisi anak muda kami mengetuk pintu rumah-rumah di suatu bagian dari kota.  Dan sekarang pada jam 11:15, yakni sekarang ini, devisi dewasa muda sedang berkumpul di bawah auditorium di mana mereka berkumpul dan mereka bersama para orang dewasa, akan keluar di suatu bagian kota dan akan mengetuk pintu dari setiap rumah untuk bersaksi tentang Tuhan.           

 

Kemarin, ada sekitar 70 dari kita yang keluar.  Kami mengetuk pintu 2100 rumah. Dan kami menemukan 365 orang yang tertarik akan pesan yang kami sampaikan tentang Tuhan yang kami kasihi.  Saya ingin bisa pergi bersama grup ini pada jam 11:15, tapi Tuhan mau saya ada di sini.  Dan mereka akan melakukan pekerjaan yang baik di sana.  Program ini akan berlanjut selama berhari-hari hingga tahun-tahun yang akan datang. Dan kita semua, selagi ada kesempatan, mau mengambil bagian dalam hal ini.  Ada berkat yang Tuhan berikan kepada kita di dalam kesaksian pribadi, sebuah undangan yang melampaui segalanya yang Tuhan dapat tempatkan pada jiwa kita.

            Anda sedang mendengar dari gembala gereja First Baptis Dallas menyampaikan pesan dipagi ini yang berjudul: Waktu Tuhan Adalah Sekarang.  Ini adalah bagian yang ketiga dan yang terkahir dari tiga-kerangka khotbah-khotbah yang telah disampaikan di dalam Kitab Kisah Para Rasul 24:24-25:

 

Dan setelah beberapa hari datanglah Feliks bersama-sama dengan isterinya Drusila, seorang Yahudi; ia menyuruh memanggil Paulus, lalu mendengar dari padanya tentang kepercayaan kepada Yesus Kristus.  Tetapi ketika Paulus berbicara tentang kebenaran, penguasaan diri dan penghakiman yang akan datang, Feliks menjadi takut dan berkata: “Cukuplah dahulu dan pergilah sekarang; apabila ada kesempatan baik, aku akan menyuruh memanggil engkau.”

 

            Khotbah pertama berjudul: “Kata-kata Yang Paling Tragis di Alkitab.”  “Apabila Ada Kesempatan Baik, Aku Akan.” Khotbah yang kedua berjudul: “Besok Sudah Terlambat.”  Dan khotbah hari ini berjudul: Waktu Tuhan adalah Sekarang. Ketika Musa dipanggil Tuhan untuk pergi ke Mesir untuk menyelamatkan umatNya, Musa berkata kepada Tuhan, “Apabila aku pergi ke sana dan mengatakan bahwa Tuhan yang mengutus aku dan mereka bertanya kepadaku siapa namaMu, apa yang harus kujawab?”

            Dan Tuhan berkata, “Katakan kepada mereka bahwa namaKu adalah Yahweh, Aku adalah Aku.  Katakan kepada mereka Akulah yang mengutus engkau.”

            Nama Tuhan berarti sekarang.  Nama Tuhan hadir.  Tuhan melihat segala waktu dan sepanjang sejarah sekarang ini – bukan masa lalu, bukan masa depan, selalu sekarang.  Dia melihat akhir dari awal.  Segalanya sepanjang tahun dan beratus-ratus tahun dan ribuan tahun ada di depan mataNya.  Dia melihatnya sebagai satu hal besar yang lengkap atau utuh, sekarang.

            Sewaktu masih remaja saya duduk di bagian bawah Stadium Soldier di Chicago, melihat parade Hari Buruh yang panjang dan bersambung memasuki stadium.  Seperti Anda ketahui, bentuk barisan itu huruf U dan pada akhir dari parade yang panjang itu datanglah Barisan Band satu demi satu, sekelompok demi sekelompok.  Dan sewaktu saya duduk dan mengawasi mereka masuk stadium, di sana, dari sudut yang pandang di tempat yang lebih tinggi, saya dapat melihat parade secara keseluruhan dari Michigan Avenue sampai memasuki stadium.  Dan saya melihat mereka bergerak secara satu bagian dari awal sampai akhir.

           

            Kami berada di stadium itu dan menurut kami, kejadian-kejadian itu terjadi satu hari satu saat, saat demi saat pada satu waktu.  Peristiwa-peristiwa datang di hadapan kami satu per satu.  Tetapi Tuhan, dalam kebesaranNya, dari sudut pandang yang tinggi, Dia melihat semua proses sejarah manusia bergerak sebagai satu bagian.  Dia melihat semuanya – akhir, awal, Alfa dan Omega.  Bagi Dia semuanya adalah sekarang.

            Ada suatu perasaan dimana kita seperti Tuhan dalam hal itu. Kita hanya memiliki sekarang.  Dan kita ada di masa sekarang.  Kita tidak mempunyai hari esok; itu hilang selamanya.  Kita tidak mempunyai jaminan atau janji atas hutang di hari esok.  Kita hanya punya waktu sekarang, saat ini.  Perbedaan kita dengan Tuhan adalah bahwa waktu kita hanya satu detik, singkat, dengan cepat berlalu, sedang waktu sekarang Tuhan adalah kekal, selama-lamanya.   Perbedaan kita dengan Tuhan adalah bahwa kita terbatas, dan kehadiran kita sekarang begitu singkat, sedangkan sekarangnya Tuhan tidak terbatas, tanpa akhir, berlanjut, selama-lamanya.

            Tapi hidup kita selalu di masa sekarang.  Tidak ada (hari kemarin), itu telah berlalu selamanya.  Tidak ada hari esok, hari itu belum tiba, dan kita tidak ada janji untuk itu.  Hidup kita ada di saat ini.  Rasul Yakobus, saudara Tuhan, adalah seorang gembala sidang gereja di Yerusalem, menulis sebagai berikut: “Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: “Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung”, sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok.  Apakah arti hidupmu?  Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.”

 

            Kehidupan kita, pekerjaan kita, kesempatan kita, hari anugrah kita, pintu yang terbuka untuk kita adalah sejenak.  Kita juga hidup di saat ini dan kita tidak punya kepastian akan hari esok. Dan itu membawa kita kepada tanggung jawab yang paling berat yang saya dapat pikirkan.  Satu keprihatinan kita adalah tentang anak-anak kita.  Kita memiliki mereka hanya sejenak, hanya seketika.  Dan pada masa sekarang ini, saat ini, selama mereka masih sensitif, selama mereka masih responsif, mereka dapat kita dibentuk. 

            Tapi kemudian, bila mereka memasuki masa kedewasaan, mereka bisa mengeraskan hati.  Dan bila mereka berada dalam masa mengeraskan hati, maka mereka akan sulit untuk dirubah atau dimenangkan.  Ada sebuah syair yang terkenal, “Seperti Ranting Dibengkokkan.”  Ketika engkau melihat sebuah pohon yang diputar, dibengkokokkan atau berkenyal-kenyal, ada saatnya itu diletakkan demikian.  Itu bertumbuh sedemikian rupa dan bisa dibentuk dengan cara lain.  Tapi sekarang, dalam waktu yang telah berlalu, pohon itu mengeras dan tidak dapat dirubah, demikianlah  halnya kehidupan kita.

            Saya melihat orang dewasa yang mustahil untuk dijangkau, tapi kita bisa berbicara kepada mereka, bersaksi kepada mereka.  Sendainya mereka masih anak-anak, hati mereka akan lebih lunak dan responsif.  Waktu kita dengan anak-anak kita adalah sekarang, dan satu saat kesempatan itu bisa hilang selamanya.  Saya melihat anak-anak di pantai bermain pasir.  Dan pasir itu mengalir di antara jari-jari mereka.  Pasir itu disaring lewat jari-jari mereka. Dan sewaktu saya melihat hal itu, saya berpikir anak itu sama seperti pasir itu.  Begitu mudah anak-anak itu mengalir lewat jari-jari kita dan akhirnya mereka berada diluar panggilan Tuhan untuk selamanya.  Jika kita ingin memenangkan pria dan wanita, waktu untuk melakukannya adalah selagi mereka anak-anak.  Lalu mereka memberikan diri mereka kepada Tuhan bukan hanya memberi jiwa tapi juga hidup mereka.  Seperti doanya Gene Green, betapa baik dan betapa indahnya jika seorang anak memberikan hatinya kepada Kristus, lalu sisa-sisa hidupnya akan dijalankan sesuai dengan jalan Tuhan.

            Waktu Tuhan adalah sekarang untuk anak-anak kita. Waktu Tuhan adalah sekarang untuk teman-teman kita, untuk pekerja-pekerja kita, untuk rekan-rekan kita.  Bagi mereka yang tinggal dekat dengan kita, para tetangga kita, waktu Tuhan adalah sekarang.  Berapa banyak kita perlu mengingatkan bahwa hari ini adalah hari Tuhan untuk kita bersaksi dan untuk mengundang mereka?  Kita begitu sering lupa akan tujuan akhir mereka.  Tapi inilah waktu Tuhan untuk kita dan untuk mereka.

            Beberapa tahun yang lalu, saya menjadi bagian tim pembicara ke semua bagian di negara bagian Texas.  Semuanya dikumpulkan oleh sekretaris eksekutif dari Konvensi Baptist.  Ada 3 atau 4 dari kami yang pergi dari satu tempat ke tempat lain di negara bagian itu.  Semua hadirin dikumpulkan dalam satu pertemuan.  Dan tujuannya adalah untuk meningkatkan kepekaan gereja-gereja dan umat Baptist terhadap Amanat Agung dari Tuhan kita tentang memenangkan jiwa, penginjilan, dukungan dan pembangunan umat beriman.

            Salah seorang dalam tim itu adalah seorang anggota awam  yang berasal dari sebuah kota dari negara bagian lain.  Saya dan dia berada dalam satu kamar.  Ketika kami pergi dari satu tempat ke tempat lain, dari pertemuan ke pertemuan lain, saya selalu tergerak oleh kesaksian anggota awam itu.  Dia paling berdedikasi.  Dia bersemangat besar.  Dia berkomitmen sekali.  Dan itu menggerakkan hati saya setiap kali saya mendengarkan dia berbicara.

            Suatu malam ketika pertemuan telah selesai, di dalam ruangan saya bertanya kepada dia, “Anda berasal dari mana, dan bagaimana Anda bisa bersaksi seperti yang Anda lakuakan itu?”  Sepertinya saya terjebak ke dalam satu bujukan yang keliru, bahwa seorang pengkhotbahlah yang bersaksi untuk Tuhan; bahwa pengkhotbahlah yang memberikan hidupnya di sini untuk Yesus; bahwa pengkhotbahlah yang menuangkan hidupnya untuk panggilan itu.  Tetapi seorang awam  sibuk dengan tugas-tugas lain dalam kehidupan.  Namun ternyata, orang awam itu sangat berdedikasi.

            Ketika saya bertanya kepadanya, “Darimana asalmu, dan bagaimana bisa sampai melakukan hal ini?”  Ia menjawab, “Suatu hari diperusahaan saya, saya memanggil ke kantor seseorang yang telah bekerja untuk saya selama 25 tahun.  Dan saya berkata kepada dia, “Kamu sebaiknya mulai berproduksi atau kamu akan dikeluarkan.  Saya tidak akan membiarkan cara yang tidak produktif yang kamu kerjakan untuk perusahaan ini.  Sekarang kamu perlu memutuskan apa yang kamu perlu lakukan.  Dan jika kamu tidak mengikuti, maka kamu akan saya keluarkan.  Jadi, kamu mau melakukan ini atau yang lainnya.  Kamu tidak akan tinggal di sini, jika kamu tidak berubah.’ Orang itu berkata, ‘Tuan Clarence, saya mengerti.  Saya telah lalai dan saya mengetahuinya.  Dan saya perlu melakukannya dengan lebih baik lagi.’

            Dua hari kemudian, orang awam ini berkata, “Saya telah pergi ke kantor pagi-pagi. Saya ingin sebuah mesin hitungan dan saya pergi ke kantor mencari mesin hitungan.  Dan ketika saya pergi ke kantor, dan ketika saya membuka pintu, saya menemukan tubuhnya terlentang dilantai dengan genangan darah, dan sebuah pistol di tangannya.  Kemudian, di meja di bawah kunci mobil ada sebuah catatan. Bunyinya, ‘Anda akan menemukan mobil yang diparkir di jalan di samping gedung.  Saya meletakkan beban yang saya bawa 25 tahun yang lalu.  Tolong beritahu keluarga saya.’

            “Hari itu,” seorang awam, sekretaris saya, seorang wanita Kristen, telah berkata kepada saya, “Bapak Clarence, apakah Jim seorang Kristen? Apa dia telah diselamatkan?’ Waktu itu saya menjawab bahwa saya tidak tahu dan saya tidak pernah menanyakan dia.  Dan beberapa kali waktu itu, sekretaris saya menyinggungnya. Tapi saya kurang begitu memperhatikan.  Akhirnya saya sangat menyesal, dan setelah itu saya hanya bisa berkta, ‘Seandainya saya tahu, bahwa dia benar di hadapan Allah, bahwa dia telah diselamatkan, bahwa dia seorang Kristen, mungkin tragedi itu bisa dihindari.”

            Selanjutnya bapak Clrence berkata, “Hal ini memberatkan jiwa saya.  Hanya setelah dua hari ketika saya memanggil dia masuk, dan berkata kepadanya, ‘Kamu akan bekerja dengan benar atau kamu keluar.  Kamu akan berhasil atau kamu akan diberhentikan.” Tapi saya seharusnya bertanya kepada dia, ‘Apa yang telah menjadi beban di hatimu? Bolehkah kami mendoakannya? Bisakah saya menolongmu? Apa ada yang saya dapat lakukan? Apa jawaban Tuhan yang bisa saya berikan dalam kebutuhan hidupmu?’ Saya tidak berbicara tentang Tuhan dan Yesus, saya merobek dia dan mengancam pekerjaannya.”

            Lalu ia menambahkan lagi dengan berkata kepada saya, “bapak pengkhotbah, saya tidak dapat menghitung berapa kali saya bangun pada malam hari, melihat orang itu dalam lumuran darah dan mendengar pertanyaan dari sekretaris saya: ‘Tuan Clarence, apakah dia selamat atau tidak? Apa dia orang Kristen atau bukan?’  Dan saya berkata, ‘Saya tidak pernah berbicara dengan dia.  Saya tidak pernah tanya dia.’”

            Kejadian itu benar-benar merubah hidupnya, dan berkata, “Sejak saat itu dan dari kejadian itu, saya mengkhususkan hidup saya bagi Tuhan. Yang saya lakukan sekarang ini, saya mencoba memanfaatkan waktu.  Saya mencoba menebus waktu saya, saya ingin berbuat sesuatu.”

            Itu adalah satu sikap yang benar untuk kita semua.  Hanya dengan sebuah sapaan dan sedikit usaha untuk mengucapkan sesuatu kepada orang lain tentang Yesus, sesuatu yang baik tentang Tuhan kita.  Kita perlu menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang sederhana, seperti: “Apakah Anda mengenal Dia? Pernahkah Anda berjumpa dengan Dia? Ketika Anda menghadapi pergumulan hidup, apakah Anda  bertanya kepada Tuhan bagaimana melalui itu semua? Kami ingin memperkenalkan kepada Anda.” Satu hal yang paling indah di dunia adalah mengikuti Tuhan Yesus. Dan lagi, hari-hari dan tahun-tahun berlalu dan untuk itu betapa pentingnya kita menggunakan kesempatan untuk bersaksi kepada mereka yang kita kenal, kepada mereka yang bekerja dengan kita, kepada mereka yang tinggal dengan kita.

 

 

Di suatu sudut kota saya mempunyai seorang teman.

di kota besar yang tiada batas.

Dan dia hilang, seorang yang kuat.

tapi dia hilang dan saya selalu punya rencana

untuk berbicara tentang kasih Tuhan,

Kristus datang dari sorga,

Dia mati di kayu salib untuk menebus

hutang orang-orang berdosa. Saya berpikir tiap hari,

“Bagaimanapun juga saya harus menyampaikan isi hati saya kepada Jim.

Besok, saya akan bicara kepada dia.”

Besok datang dan kesibukan menyerbu

menyita hari saya dengan segala kesibukan

hari berlalu dan lagi saya berjanji,

“Besok saya akan berbicara kepada Jim bagaimanapun juga.”

Temanku hilang. Dia tidak tahu.

Bahaya yang dia pertaruhkan. Dia tidak harus pergi

bertahun-tahun seperti ini dan ia meninggal

saya beritahu dia betapa saya ingin melihat dia

supaya ia memberi hatinya kepada Kristus.

Bertobat, percaya dan memulai hidup baru.

Tapi besok datang dan besok berlalu.

dan jarak di antara kita makin bertambah,

di sebuah sudut, berjauhan.

“Ada telegram tuan.” “Jim meninggal hari ini.”

Selagi saya menunda tibalah suatu akhir.

Jim kehilangan jiwanya dan Kristus kehilangan seorang teman.

 

            Waktu Tuhan adalah sekarang.  Izinkan saya berbicara tentang Yesus sekarang. Ijinkan saya memberi undangan itu sekarang.  Izinkan saya mengundang Tuhan sekarang.  Ijinkan saya bersaksi, berkata apa arti Yesus bagi saya.  Sekali lagi saya tegaskan, “Waktu Tuhan adalah sekarang!” Bukan hanya buat anak-anak kita yang tumbuh dengan cepat menjadi dewasa, dan bukan hanya untuk teman-teman, tetapi juga bagi gereja kita supaya kita menggunakan kesempatan untuk bersaksi.

            Rasul Paulus berkata dengan beremosi: “Kami tahu apa artinya takut akan Tuhan, karena itu kami berusaha meyakinkan orang… Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus menasihati kamu supaya kamu jangan membuat menjadi sia-sia kasih karunia Allah, yang telah kamu terima.  Sebab Allah berfirman: “Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau.  Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu; sesungguhnya, hari  ini adalah hari penyelamatan itu.”  Waktu Tuhan adah sekarang.

            Selagi di masa terakhir di SMU di Amarillo, saya bekerja di J.I. Case di sebuah perusahaan mesin penuai.  Di musim panas, mesin untuk menuai itu tidak pernah berhenti.  Selama 24 jam sehari mereka menuai di ladang yang begitu luas, yakni sejauh mata dapat memandang.  Para menuai dengan menggunakan mesin yang besar tidak pernah berhenti, karena memang saat itu merupakan masa menuai.

            Dan hal yang sama, menurut saya, saya berdiri sejauh mata memandang dari ujung ke ujung bahwa ladang telah matang untuk dituai. Tetapi sayang sekali para pekerjanya sedikit sekali. Dan Tuhan berkata dalam Injil Matius 9, “Berdoalah supaya Tuhan mengutus pekerja-pekerja untuk tuaian itu.”

            Dari situlah tumbuhnya komitment di gereja kami.  Kemarin pagi, saya pergi ke gereja pada jam 10 pagi bersama grup anak muda dan divisi remaja. Dan setelah diberi instruksi, mereka berkata, “Anak ini pergi besertamu.” Lalu saya berjabatan tangan dengan teman kecil saya, Phil Schmidt, cucu dari penginjil dan pengajar besar, Frank Weedon.  Lalu, setelah mulai, seorang anak kecil juga ikut dengan kita.

            Lalu saya berkata, “Siapa kamu?”

            Phil berkata, “Ini adalah teman saya. Namanya Tim.”

            Lalu saya berpaling kepada Tim dan saya berkata, “Jadi, apa kamu akan ikut

kita?”

            Ia menjawab, “Ya.”

            Baik, kata saya, “Tim, apakah kamu berjemaat di suatu gereja?”

            “Tidak.”

            “Apa kamu pergi ke gereja?”

            “Tidak.”

            Baik, saya berkata, “Apakah ayahmu pergi ke suatu gereja?”

            “Tidak.”

            “Ibumu?”

            “Tidak.”

            “Apakah kamu punya saudara laki-laki atau perempuan?”

            “Ya, saya punya bersaudara dua orang”

            “Mereka ke gereja?”

            “Tidak.”

 

            Baik, saya berkata, “Pertama-tama, Tim, kita akan duduk di sini dulu, dan sesudah itu kita akan mengisi kartu mengenai data-data orang tuamu: nama ayahmu, nama ibumu dan nama kedua saudaramu.  Ketika menyodorkan kartu itu, saya akhirnya berkata, “Tolong tuliskan nama-nama mereka disini.”

            Lalu kami memilih tugas kami di suatu bagian di kota Dallas.  Kami mengetuk setiap pintu, dan saya akan membuka topi saya setiap pintu dibukakan.  Di topi kami ada logo dengan tulisan “Gereja Baptis pertama.” Saya menganjurkan agar mereka merubah warna logo itu.  Warna-warna dari akademi kami adalah merah dan putih.  Dan saya tidak inigin warna hijau dan putih, siapa tahu ada orang-orang lain di sana menggunakan warna-warna seperti itu.

            Demikianlah usaha kami, dan setiap kali kami mengetuk pintu rumah, saya senantiasa membuka topi saya.  Kemudia saya akan berkata, “Nama saya WA Criswell. Dan saya dari gereja Baptis di Dallas. Dan kami disini untuk tahu bagaimana kabar kalian.  Apa kalian ke gereja?  Dan kami ingin berkenalan dengan kalian.”

            Setelah sekian banyak rumah kami masuki, saya agak kaget karena dua pertiga dari mereka berkata, “Saya tahu Anda.  Saya lihat Anda di televisi, saya mendengar Anda  berkhotbah.  Ya, saya tahu Anda.”  Dan satu dari mereka berkata, “Saya melihat Anda tadi malam.”  Saya berkata dalam hati, “Benarkah itu?”  Apakah yang saya harus lakukan sekarang?”  Lalu saya mohon kepada Tuhan untuk menolong saya. Dan seorang ibu di rumah itu selanjutnya berkata, “Anda berbicara tentang pornografi, dan saya percaya setiap kata yang Anda ucapkan.”

            Berjalan di jalan, mengetuk setiap pintu dan menemukan tanggapan yang baik. Namun demikian, beberapa dari antara mereka tentu saja tidak tertarik. Beberapa dari mereka sudah aktif di gereja-gereja lain.  Tapi secara keseluruhan, sepertiga dari mereka berkata, “Kami tidak ke gereja.  Dan kami tidak mendidik anak-anak kami di dalam Tuhan.”

            Salah seorang dari para pria yang kami kunjungi berkata, “Tidak, saya tidak ke gereja. Saya belum lama di sini dan tidak mengenal orang-orang.  Dan saya tidak tahu kemana harus pergi.”  Kepada orang tersebut saya berkata, “Baik, kalau begitu, apa Anda sendiri disini?”

            “Tidak,” kata dia, “Saya tinggal dengan istri.”

            Saya bertanya lagi, “Apa Anda punya anak-anak?”

            “Ya,”katanya,”kami punya dua orang putri”

            Baik, saya berkata kepada dia,”Maukah Anda berkenalan dengan seseorang?”

            Dia berkata, “Saya mau.”

            “Maukah engkau ke gereja?”

            Dia juga berkata, “Saya mau.”

            Akhirnya saya berkata kepadanya, “Anda baru saja menemukan tempat dan Anda juga baru saja menemukan teman-teman terkasih di dunia.”

            Setelah mengambil nama, alamat, nomor telepon dan nama istrinya dan nama kedua putrinya, saya berdoa sejenak.  Tiba-tiba saya mempunyai firasat.  Saya merasa bahwa di rumah itu ada beban, yakni mereka memerlukan Tuhan.  Dan setelah itu saya bertanya, “Bolehkah saya berdoa?”  Bapak itu menjawab dengan berkata, “Tentu saja, dan hal itu akan memberkati hati saya jika Anda mendoakan kami.”

            Demikianlah saudara-sauara, sebagaimana biasanya, akan ada orang-orang seperti itu.  Dan jika ada yang menghina Anda, ingatlah bahwa Tuhan kita sendiri juga dihina. Mereka mememnuhi wajahNya dengan air ludah.  Saya belum pernah diperlakukan seperti itu.  Mereka mencabut janggutNya, menampar pipiNya dan berkata kepada Dia, “Sebutkan nama saya. Siapa yang menampar-Mu?”

            Dengan hanya sedikit hinaan atau bantingan pintu di hadapan kita, semuanya itu tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan penghinaan yang diterima Tuhan kita. Kita tidak lebih baik dari Dia.  Tetapi, upah yang manis akan ada di sana bersama dengan orang-orang yang percaya kepadaNya dan yang melayani Dia dengan setia.  Tetapi sekarang ini, tuaian siap untuk dituai dan para pekerja sedikit.

Oh Tuhan, kami menemukan diri kami. Dan kami menemukan pekerjaan kami. Dan kami akan melihat apa yang Tuhan kerjakan selagi kami membawa berkas-berkas dengan riang gembira.  Waktu Tuhan adalah sekarang. Panen itu sekarang.  Tuaian itu sekarang. Dan ini adalah masa sekarang yang luar biasa buat gereja kami.

            Saya mempunyai cerita lain lagi.  Waktu Tuhan adalah sekarang untuk umat yang meresponi, di jemaat ini.  Saya punya pengertian yang khusus untuk hal itu.  Salah satu ayat yang paling aneh dalam Alkitab adalah di 1 Tawarikh 12:32.  Ayat ini berbunyi: “Dari bani Isakhar orang-orang yang mempunyai pengertian tentang saat-saat yang baik, sehingga mereka mengetahui apa yang harus diperbuat orang Israel.” Bukankah ini ayat yang indah? “Turunan Isakhar adalah orang-orang yang mengerti saat-saat yang baik untuk mengetahui apa yang orang Israel harus perbuat.

            Ada satu ayat yang berbunyi: “Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit…  Ada waktu untuk menuai dan ada waktu untuk menabut… Ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun.”  Dan Tuhan kita berkata dalam Matius 16, “Karena langit merah dan redup kamu berkata: Hari buruk.  Rupa langit kamu tahu membedakannya tetapi tanda-tanda zaman tidak.?”

            Tidak ada seorang pun di dunia ini yang tahu jawaban dari permasalahan nasional dan internasional kita.  Tidak ada pernah ada waktu dalam sejarah dari ras manusia di mana manusia lebih terjepit daripada hari ini.  Disetiap saat ada ketakutan.  Ada konfrontasi yang kejam tentang Rusia di Kamboja dan Cina di Vietnam.  Mereka mempunyai empat ribu mil garis perbatasan.  Dan keduanya mempunyai senjata nuklir.  Ada konfrontasi yang tidak habis-habisnya di Timur Tengah.  Apakah arti semuanya ini?  Seperti hidup dengan todongan senjata di kepala Anda.  Dan tidak ada seorang ekonomis di Amerika yang dapat memperkirakan masa depan dari ekonomi di negara ini.

            Saya pernah berbincang-bincang kepada seorang pedagang di Pasar Perdagangan Dunia yang berkata kepada saya bahwa segala aktifitas [ekonomi] dan perdagangan telah ditaklukkan.  Apa artinya ini? Tidak seorang pun tahu.  Tidak seorangpun punya jawaban – baik para pemerintah, para ekonomis, para pedagang, tidak seorangpun tahu.  Lalu, Anda mungkin berkata kepada saya, “Pendeta, bukankah ini tanda bagi kita untuk bersembunyi, untuk menjadi takut, dan menjadi ciut? 

            Sekarang saya bersyukur kepada Tuhan, bahwa tahun-tahun pertama dalam pelayanan saya, dan bertahun-tahun hidup saya, berada di masa Depresi Besar. Saya memulai pelayanan penggembalaan di bulan Oktober, tahun 1928. Pada bulan Oktober tahun itu, pada hari Jumat ada kejatuhan dahsyat di bursa saham dan ekonomi Amerika, dan keadaan itu  berlangsung selam bertahun-tahun.  Itu adalah masa permulaan pelayanan saya.

            Setelah saya menengok kembali, saya mengucap syukur kepada Tuhan bahwa itu mulai di dalam hari-hari yang tidak mengenakkan dan menakutkan, maka inilah yang saya pelajari:  Di saat ketakutan dan …, saat ketidak-tahuan dan menakutkan bahwa kita perlu mengkhotbahkan Injil dari Anak Allah.  Kristus memiliki jawaban untuk semua orang dan Tuhan dapat menuntun kita melewati segala kegelapan dan segala ujian ke dalam solusi dan kemenangan akhir dan segalanya.

            Dan itu adalah pintu terbuka yang megah, mulia dan menggembirakan yang Tuhan sediakan buat kita.  Ini bukan waktunya untuk melarikan diri, atau bersembunyi atau menjadi ciut.  Ini waktunya untuk maju, memberitakan, dan menyatakan berkat dari jawaban-jawaban mulia yang kita miliki dari Tuhan Yesus. Waktunya Tuhan adalah sekarang.

            Sebagai penutup, saya akan menceritakan satu kisah lama. Ada seorang jeneral yang sedang kalah perang dan dia memanggil seorang anak tukang pukul drumnya dan berkata kepadanya, “Nak, naik ke atas dan bunyikan tanda mundur.” Tetapi anak itu menjawab, “Tuan, saya tidak tahu membunyikan tanda mundur. Saya tidak pernah diajari.  Tapi saya tahu membunyikan tanda berbaris maju bahkan sampai membuat orang-orang mati jatuh berjajar.”

            Dan anak itu membunyikan irama maju, dan mereka memenangkan pertempuran itu.  Itulah yang kita perlukan. Ini bukan waktunya untuk takut, atau melarikan diri, atau menjadi ciut atau untuk membuat rencana-rencana kecil.  Ini hari terbesar kita.  Ini adalah saat yang gemilang.  Ini adalah waktu terbaik kita untuk menyebarkan injil Yesus Kristus, Anak Allah, Penyelamat dunia.  Dan kita ada di dalamnya.  Terpujilah namaNya!  Ia berdiri di samping kita, mengarahkan kita dan memimpin kita.  O Tuhan, jadikan waktu ini waktu-Mu, waktu Tuhan, waktu yang paling mulia yang pernah kami ketahui.  Waktu Tuhan adalah sekarang.