APAKAH INI PEPERANGAN HARMAGEDON?

(IS THIS THE BATTLE OF ARMAGEDDON?)

 

Dr. W. A. Criswell

 

Wahyu 16:12-16

 

01-13-91

 

Mari kita membuka Alkitab kita di dalam Kitab Wahyu pasal enam belas, dimulai dari ayat 12. Wahyu 16:12:

Dan malaikat yang keenam menumpahkan cawannya ke atas sungai yang besar, sungai Efrat—di mana Bahdad adalah ibukotanya—lalu keringlah airnya, supaya siaplah jalan bagi raja-raja yang datang dari sebelah timur.

Dan aku melihat dari mulut naga dan dari mulut binatang dan dari mulut nabi palsu itu keluar tiga roh najis yang menyerupai katak.

Itulah roh-roh setan yang mengadakan perbuatan-perbuatan ajaib, dan mereka pergi mendapatkan raja-raja di seluruh dunia, untuk mengumpulkan mereka guna peperangan pada hari besar, yaitu hari Allah Yang Mahakuasa.

"Lihatlah, Aku datang seperti pencuri. Berbahagialah dia, yang berjaga-jaga dan yang memperhatikan pakaiannya, supaya ia jangan berjalan dengan telanjang dan jangan kelihatan kemaluannya."

Lalu ia mengumpulkan mereka di tempat, yang dalam bahasa Ibrani disebut Harmagedon.  [Wahyu 16:12-16]. 

 

Perhatian dunia dalam sepanjang sejarah telah terpusat di Timur Tengah, di wilayah Timur Dekat. Di sana ada akhir dari sejarah. Dan di sana ada klimaks dari serluruh sejarah manusia. Untuk satu alasan—Israel ada di sana. Sebuah tanda dari nabi Allah yang sejati bahwa konfrontasi yang besar di sekitar Israel adalah fakta bahwa orang Yahudi masih ada di sana. Anda tidak pernah melihat seseorang atau mendengar seseorang yang melihat orang Het atau orang Amori atau orang Yebus, atau suku-suku kuno lainnya. Tetapi Allah berkata bahwa orang Yahudi akan tetap berada di sana hingga akhir zaman, dan klimaks dari sejarah akan berhubungan dengan mereka. Itu aadalah alasa pertama mengapa fokus bangsa-bangsa selalu berada di Timur Dekat. Orang Yahudi mungkin diburu, dianiaya, tercerai berai, mereka mungkin ditolak dan dibenci, tetapi mereka tetap ada di bumi ini, seperti yang disampaikan Allah.

Alasan yang kedua, mengapa perhatian bangsa-bangsa terkonsentrasi di Timur Tengah, karena di sana akan ada peperangan terbesar di dalam sejarah manusia—peperangan Harmagedon. Di dalah tahun-tahun terakhir ini, ketika saya sering diundang oleh beberapa presiden untuk datang ke Gedung Putih. Saya  pernah berada dalam sebuah kesempatan dan bertemu dengan Sekretaris Negara, Henry Kissinger.  Dan ketika kami berbicara, tentu saja, sebagian besar dari perbincangan kami berhubungan dengan perang kita di Vietnam pada saat itu. Dan saya bertanya kepadanya—karena Rusia berada di satu sisi dan Cina berada di sisi lainnya, dan kita beserta dengan Sekutu lainnya terlibat di dalamnya—saya bertanya kepadanya, “Apakah anda berpikir bahwa ini akan menjadi sebuah perang besar dan menjadi klimaks dari dunia yang luas ini?” Dan dia menjawab saya, “Tidak, sama sekali tidak.” Lalu, saya berkata, “Anda pikir dimanakah perang yang akan menjadi perang yang mencapai puncaknya? Dan dia berkata, Herry Kissinger berkata kepada saya, “Hal itu akan terjadi di Palestina.” Pengumpulan secara besar-besaran dari bangsa-bangsa akan terjadi di Isreal, demikianlah yang disampaikan oleh Sekretaris Negara kepada saya.   

Ada alasan lain mengapa perhatian bangsa-bangsa terpusat di Timur Tengah. Yaitu terdapat dalam teks yang saya baca: “Dan aku melihat dari mulut naga—itu adalah Setan, musuh Allah—dan dari mulut binatang—itu adalah pemimpin politik—dan dari mulut nabi palsu—itu adalah pemimpin agama yang digunakan pemimpin politik untuk memperluas tujuan politiknya—keluar keluar tiga roh najis yang menyerupai katak.” Sadam Hussein sebelumnya memandang agama dari rakyatnya dengan sikap yang biasa saja. Tetapi sekarang, dia berusaha dengan sikap yang fanatik untuk mengendalikan agama demi kepentingan yang dia inginkan. Alkitab—Kitab Wahyu tanpa pengecualian menggambarkan kepada kita akhir masa dari dunia. Dan tanpa pengecualian, setiap bagian yang utama dalam Kitab Wahyu berakhir dalam sebuah perang dari Tuhan Allah Yang Mahatinggi.  Sebagai contoh, kita dapat melihat dalam pasal sembilan:

. . . Lalu malaikat yang keenam meniup sangkakalanya, dan aku mendengar suatu suara keluar dari keempat tanduk mezbah emas yang di hadapan Allah,

Dan berkata kepada malaikat yang keenam yang memegang sangkakala itu: "Lepaskanlah keempat malaikat yang terikat dekat sungai besar Efrat itu."—di mana Bahdad adalah ibukotanya

Maka dilepaskanlah keempat malaikat yang telah disiapkan bagi jam dan hari, bulan dan tahun untuk membunuh sepertiga dari umat manusia.

Dan jumlah tentara itu ialah duo muriades muriadon—yang diterjemahkan di sini dengan “dua puluh ribu laksa”—pasukan berkuda; aku mendengar jumlah mereka.

 [Wahyu 9:13-16]. 

Saya berpaling ke dalam lembaran-lembaran Kitab Wahyu, ke bagian akhir dari pasal empat belas: “Lalu malaikat itu mengayunkan sabitnya ke atas bumi, dan memotong buah pohon anggur di bumi dan melemparkannya ke dalam kilangan besar, yaitu murka Allah. Dan buah-buah anggur itu dikilang di luar kota dan dari kilangan itu mengalir darah, tingginya sampai ke kekang kuda dan jauhnya dua ratus mil.” [Wahyu 14: 19, 20].  Ini adalah sebuah kutipan dari  Yesaya 63:1-6.  Dari Bozra di Edom hingga Harmagedon—dua ratus mil—di dalam peperangan yang terakhir ini, darah terpercik hingga kekang kuda.

Saya melihat kembali ke dalam pasal enam belas yang baru saja saya baca. “Lalu ia mengumpulkan mereka di tempat, yang dalam bahasa Ibrani disebut Harmagedon” [Wahyu 16:16].  Dan saya berpaling ke dalam pasal tujuh belas ke dalam ayat yang menjadi penutup pasal ini:

Dan kesepuluh tanduk yang telah kaulihat itu serta binatang itu akan membenci pelacur itu dan mereka akan membuat dia menjadi sunyi dan telanjang, dan mereka akan memakan dagingnya dan membakarnya dengan api.

Sebab Allah telah menerangi hati mereka untuk melakukan kehendak-Nya dengan seia sekata dan untuk memberikan pemerintahan mereka kepada binatang itu, ….

Dan perempuan yang telah kaulihat itu, adalah kota besar yang memerintah atas raja-raja di bumi [Wahyu 17:16-18]. 

Dan bagian akhir dari pasal sembilan belas:

Lalu aku melihat seorang malaikat berdiri di dalam matahari dan ia berseru dengan suara nyaring kepada semua burung yang terbang di tengah langit, katanya: "Marilah ke sini dan berkumpullah untuk turut dalam perjamuan Allah, perjamuan yang besar,

Supaya kamu makan daging semua raja dan daging semua panglima dan daging semua pahlawan dan daging semua kuda….

Dan aku melihat binatang itu dan raja-raja di bumi serta tentara-tentara mereka telah berkumpul untuk melakukan peperangan….

Dan semua orang lain dibunuh dengan pedang, yang keluar dari mulut Penunggang kuda itu; dan semua burung kenyang oleh daging mereka.

[Wahyu 19:17-21]. 

Tidak ada pengecualian terhadap hal itu. Sejarah akan menemukan kesudahannya di dalam sebuah perang besar yang terakhir. Lalu bagaimanakah mereka akan berada di sana, di Megido di lembah Esdraelon untuk berperang melawan Allah Yang Mahatinggi—Harmagedon? Hal itu bukan karena kejeniusan dari pemerintahan manusia. Itu bukan karena pemimpin bangsa-bangsa. Itu bukan karena pemimpin-pemimpin perang. Tidak ada kecerdasan di dalam umat manusia yang dapat mengumpulkan pasukan sebesar itu. Pada suatu hari, di atas sungai Efrat dari sebelah timur akan berbaris sebuah pasukan, Allah berkata, jumlah mereka ada dua ratus juta orang. Bagaimanakah pasukan yang sebesar itu dapat berkumpul bersama-sama di tempat itu? Itu bukan karena kecerdasan manusia. Itu dilakukan oleh roh-roh najis sebagai alat penghukuman Tuhan yang keluar dari jurang maut—dari mulut naga dan dari mulut binatang dan dari mulut nabi palsu—ini adalah roh-roh pendusta. Dan mereka berkumpul bersama-sama, dari seluruh pasukan dan angkatan bersenjata yang ada di bumi. Saya akan memberikan sebuah contoh tentang hal itu. Dalam Kitab Raja-raja pasal dua puluh dua, Tuhan Allah bertanya, , “Siapakah yang akan membujuk Ahab untuk maju berperang, supaya ia tewas di Ramot-Gilead?—untuk dibunuh?.... Kemudian tampillah suatu roh, lalu berdiri di hadapan Tuhan. Ia berkata: Aku ini akan membujuknya. Tuhan bertanya kepadanya: Dengan apa? Jawabnya: Aku akan keluar dan menjadi roh dusta dalam mulut semua nabinya. Ia berfirman: Biarlah engkau membujuknya, dan engkau akan berhasil pula. Keluarlah dan perbuatlah demikian!” [1 Raja-raja 22:-20-22].  Itulah sebabnya mengapa jutaan pasukan dari dunia ini akan berkumpul di Megido. Itu terjadi karena sebuah penipuan yang dilakukan oleh roh najis yang berasal dari neraka itu sendiri.

Lalu, bagaimana selanjutnya? Perhatian kita yang secara khusus ditujukan ke Timur Tengah? Tidakkah anda membaca, ketika saya berusaha menekankan apa yang disampaikan oleh Allah? “Dan malaikat yang keenam menumpahkan cawannya ke atas sungai yang besar, sungai Efrat, lalu keringlah airnya, supaya siaplah jalan bagi raja-raja yang datang dari sebelah timur” [Wahyu 16:12].  Saya berpaling kembali ke dalam pasal sembilan: “Lalu malaikat yang keenam meniup sangkakalanya, dan aku mendengar suatu suara keluar dari keempat tanduk mezbah emas yang di hadapan Allah, Dan berkata kepada malaikat yang keenam yang memegang sangkakala itu: ‘Lepaskanlah keempat malaikat yang terikat dekat sungai besar Efrat itu”’ [Wahyu 9:13, 14]. Perhatian kita tidak selamanya di sana. Di Sungai Efrat, di mana Bahdad adalah ibukotanya, dan Sadam Husein adalah pemimpin politiknya. 

Bagaimana dengan Israel? Kita tidak dapat mengalihkan perhatian kita dari Israel. Saya melihat para pengkritik ini, gerakan yang bodoh yang secara membabi buta berbaris di jalanan Dallas, dan di depan Gedung Putih dan di Washington, ibukota negara kita. Dan mereka akan memiliki sebuah tanda yang besar yang berkata, “Tidak ada darah untuk minyak,” seakan-akan berpikir bahwa kita terlibat di dalam konfrontasi ini karena harga minyak yang tinggi. Mereka tidak berpikir. Apa yang terjadi adalah karena hal ini, sangat jelas terlihat. Jika Saddam Husein menaklukkan dunia Arab, hal pertama yang akan terjadi adalah, bahwa konflik itu akan menghancurkan Israel. Bom-bom mereka, pesawat-pesawat mereka, para prajurit mereka, dan ratusan ribu dari pasukan mereka akan menghancurkan Israel dengan sempurna. Dan mereka berbaris di jalan-jalan dan berteriak, “Tidak ada darah untuk minyak.” Itu adalah sisi lain. Kita berada di dalam konfrontasi yang besar itu untuk kehidupan umat Allah. 

Tentu saja, pikiran kita terarah ke Timur Tengah karena keputusan PBB. Dan sekarang, karena keputusan Senat kita dan Dewan Perwakilan kita. Dan kita berkomitmen dengan presiden kita. 

Sebuah pertanyaan: Mengapa kita tidak mengambil sebuah pesawat, atau mungkin dua pesawat, dan dikirim untuk terbang ke atas Irak dan menjatuhkan sebuah bom hydrogen atau sebuah bom atom dan hal itu akan selesai dalam sekejap? Mengapa kita melakukan hal itu? Mengapa kita membutuhkan sebuah pasukan yang besar? Mengapa ribuan pemuda Amerika kita berada di sana? Saya mempelajari jawaban terhadap hal itu dalah sebuah cara yang tidak biasa. Saya telah berada di LA—di Los Angeles, dalam sebuah penerbangan ke Chicago, dan mengganti pesawat ke Detroit. Mengapa? Karena saya akan berbicara sehari penuh di Konvensi Konservatif Baptis Utara. Ketika saya pergi naik pesawat, saya berhenti di pintunya, mereka berkata bahwa pesawat itu penuh dan saya tidak dapat ke sana. Saya melihat pesawat saya penuh dan saya meninggalkan pesawat saya. Dan ketika saya melakukannya, saya tahu bahwa itu adalah sebuah jenis pesawat yang lebih lambat dan saya akan berada selama satu jam di sana sesudah saya mengganti pesawat, dan saya akan kehilangan temu janji di Detroit. Saya sangat gusar. Saya agak marah. Ketika saya naik ke pesawat saya yang ke Chicago, saya bahkan tidak melihat. Di situ ada kursi yang kosong. Kursi yang kedua dari depan. Saya tetap berjalan ke pesawat dan duduk di kursi ini dengan gusar. Ketika akhirnya, saya sudah merasa cukup tenang untuk melihat keadaan sekitarnya, di sana ada seorang colonel. Di sana ada seorang brigadier jendral. Di sana ada seorang pria dengan sebuah bintang di bahunya. Dan kemudian saya melihat orang yang berada di samping saya. Dia memiliki empat bintang di bahunya. Lima bintang, tidak heran mengapa kursi itu kosong. Saya melihat dia dan di sana ada Jendral Omar Bardley, Kepala Staff kita dan pemimpin Angkatan Bersenjata Amerika. Dia memiliki seorang anak laki-laki yang telah meninggal. Anaknya itu merupakan seorang penguji pilot pesawat jet dan baru saja terbunuh. Itulah sebabnya mengapa Omar Bradley berada di sana. Dan ketika dia mengetahui bahwa saya adalah seorang pendeta Baptis, dia mencurahkan isi hatinya kepada saya dengan berurai air mata. Dia berkata bahwa dia memiliki cucu yang harus dia asuh karena anaknya itu telah meninggal. Kemudian, ketika penerbangan terus berlanjut, dia mulai berbicara kepada saya tentang perang Korea dan tentang pemecatan Jendral  Douglas MacArthur dari pimpinan militer. Dan ketika dia berbicara kepada saya tentang dunia yang dia tinggali—dunia perang. Saya berkata kepadanya, “Jenderal, mengapa anda membutuhkan sebuah pasukan? Mengapa anda membutuhkan sebuah infantri? Mengapa anda membutuhkan angkatan bersenjata yang sangat besar ini?  Mengapa anda tidak mengambil pesawat-pesawat ini dan bom atom atom serta bom hidrogen dan meledakkannya di kawasan musuh. Mengapa anda membutuhkan sebuah pasukan?” Dia telah mengeluarkan sebuah kertas yang panjang dan dia telah berperang dalam perang Korea. Dan dia mengambil kertas itu kembali dan berkata, “Saya akan memberikan dua alasan bagi anda terhadap hal itu. Yang pertama, di mana saja anda menaklukkan sebuah wilayah, seseorang harus berada di sana untuk menguasainya dan di sana harus ada polisi, di sana harus ada seorang pemimpin untuk mengontrolnya dan menuntunnya. Anda harus memiliki pasukan jika anda menaklukkan sebuah wilayah.” “Yang kedua,” katanya, “Alasan yang paling besar mengapa anda harus memiliki pasukan adalah karena hal ini: Anda harus memiliki pasukan untuk mendorong yang lain agar berkumpul bersama-sama.” Karena, dia berkata, “Bom atom dan bom hidrogen tidak akan berguna seandainya pasukan bertebaran di atas seluruh daratan. Karena jika anda meledakkan di sini, anda mungkin hanya dapat membunuh sepuluh prajurit. Dan jika anda meledakkan bagian sana, anda mungkin hanya dapat membunuh lima belas prajurit. Dan satu-satunya cara agar sebuah bom atom dapat berguna dengan maksimal dan menguntungkan adalah ketika anda dapat mengkonsentrasikan musuh di suatu tempat sehingga anda dapat menjatuhkan bom itu di sana.” Dan dia berkata, “Agar kita dapat menekan musuh itu untuk berkumpul bersama-sama, anda harus memiliki sebuah pasukan untuk mendesak mereka sehingga anda dapat menjatuhkan bom ke atasnya.” Itulah yang disampaikan oleh Jendral Omar Bardley kepada saya. “Jadi sekalipun kita memiliki pesawat-pesawat ini, atau bom atom, para pemuda ini, dan Allah memberkati memberkati mereka, mereka tetap harus dikirim ke Arab dan Irak dan Timur Tengah. Tidak ada cara lain untuk melakukan sebuah peperangan,” demikianlah yang disampaikan Jendral Bradley kepada saya.

Sekarang di bagian penutup khotbah ini: Apakah ini peperangan Harmageddon? Apakah ini konfrontasi yang terakhir dari Allah Yang Mahatinggi? Saya membaca dari Kitab Wahyu, pasal satu ayat sembilan belas, Tuhan berkata kepada Rasul Yohanes, di ayat sembilan belas: “Karena itu tuliskanlah apa yang telah kaulihat, baik yang terjadi sekarang maupun yang akan terjadi sesudah ini” [Wahyu 1:19].  Ini adalah garis besar Allah dalam Kitab Wahyu. Yang terdiri dari tiga bagian. “Tuliskanlah hal-hal yang telah engkau lihat.”—ini adalah pasal pertama, penglihatan tentang kemuliaan Kristus. “Tuliskanlah hal-hal ini.”— kata ini dalam bentuk sekarang (present tense)—Yohanes hidup dalam masa anugerah. Hal-hal yang sekarang—jemaat-jemaat. Kita berada di zaman ini, dispensasi ini. “Tuliskanlah hal-hal ini.” Dan Yohanes menulis pasal dua dan pasal tiga—ini adalah zaman anugerah, dispensasi ini, masa dari gereja.   Masa ini disatukan, tidak bersekat-sekat,  dan tidak terbagi-bagi. Ini adalah salah satu kisah yang berkelanjutan, catatan tahunan yang kita tinggali. Dan yang ketiga: “Tuliskanlah hal-hal yang akan terjadi sesudah itu (meta tauta),” setelah masa dari jemaat-jemaat, setelah dispensasi anugerah. “Tuliskanlah hal-hal,” yang ketiga, “yang  meta tauta.”  Dan setelah pasal dua dan pasal tiga, saya tiba di pasal empat dan di sana ada meta tautameta tauta—setelah masa anugerah, setelah dispensasi gereja. Dan di dalam pasal empat, Yohanes diangkat ke sorga, sebuah gambaran dari pengangkatan jemaat, dan jemaat menghilang. Jemaat atau gereja tidak terlihat lagi, tidak terdengar lagi. Jemaat berada di atas sana bersama dengaan Allah di batas penghukuman Allah Yang Mahatinggi dan di Perjamuan Kawin Anak Domba. Dan di bawah sini, dari pasal empat hingga pasal sembilan belas, ada   he thlipsis he megale—kesusahan besar. Ketika jemaat diambil dari bumi dan umat Allah diangkat ke sorga, di bawah sini, di dunia ini akan mengalami penghukuman Allah Yang Mahatinggi, sangat hebat dan mengerikan serta sukar untuk dilukiskan. Dan pada masa Kesusahan Besar inilah Perang Harmagedon akan terjadi—bahwa seluruh bangsa-bangsa di bumi akan berkumpul bersama-sama untuk berperang dengan Tuhan Allah Yang Mahatinggi. Dan di dalam Kitab Wahya pasal sembilan belas, di dalam perang itu, di dalam pertempuran itu, Yesus datang dan mendirikan kerajaan millenium di bumi ini. Apakah ini perang Harmagedon? Hal itu tidak mungkin karena anda masih ada di sini. Saya melihat  anda, anda dan anda. Kita masih berada di sini. Sekarang masih zaman anugerah, masa dari jemaat. Kita belum diangkat. Hanya setelah kita menghilang sehingga hukuman Allah yang mengerikan ini, yang ada di dalam Wahyu akan dijatuhkan atas bangsa-bangsa di atas bumi.

Kemudian, hal yang lainnya.  Bolehkah saya menunjukkan sesuatu di tengah-tengah pencurahan hukuman murka yang mengerikan dari Allah Yang Mahatinggi itu? Di dalam pasal enam belas, roh-roh najis berbicara kepada Naga dan Binatang dan Nabi Palsu, dan mereka mengumpulkan seluruh dunia bersama-sama ke dalam pertempuran yang besar pada hari Allah Yang Mahatinggi. Lihat ke dalam ayat selanjutnya: “Lihatlah, Aku datang seperti pencuri. Berbahagialah dia, yang berjaga-jaga dan yang memperhatikan pakaiannya” [Wahyu 16:15]—dan memandang dalam iman dan bertobat dan berpaling padaKu. Bahkan di dalam  hari penghukuman Allah Yang mahatinggi, Yesus berada di sana dengan tangan yang direntangkan dan hatiNya penuh dengan kasih yang besar dan terbuka dengan lebar, mengundang kita untuk masuk ke dalam. Betapa merupakan sebuah kemurahan dan kasih yang sukar untuk dilukiskan dan pemeliharaan dalam bagian Allah. Mengapa harus nmendengarkan suara dari Binatang dan Nabi Palsu dan dari Setan? Mengapa tidak mendengarkan suara Yesus yang berkata, “Datanglah kepadaKu dan menjadi selamat”?

Akhir dari pasal itu: “dan manusia menghujat Allah karena malapetaka hujan es itu, sebab malapetaka itu sangat dahsyat” [Wahyu 16:21].  Mengapa harus berbalik dari kasih dan anugerah dan kemurahan. Dan apa pun yang dapat dilakukan oleh dunia, anda dan saya dapat menerima kasih dan pengampunan dan keselamatan dan anugerah Yesus Tuhan kita, dan kita sedang melakukannya. Dan bagi anda yang telah menyaksikan ibadah ini melalui siaran televisi, maukah anda pada saat ini menyerahkan hati anda kepada Yesus yang mulia?

 

Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.