PENGUSIRAN SETAN DARI SURGA

(THE EXPULSION OF SATAN FROM HEAVEN)

Dr. W. A. Criswell

Wahyu 12:7-12

11-18-62

 

Kami mengucapkan selamat datang bagi anda semua yang sedang mendengarkan ibadah ini melalui siaran radio, anda sedang bergabung dalam ibadah dari Gereja First Baptist Dallas. Saya adalah pendeta yang sedang menyampaikan khotbah pada pukul sebelas pagi, khotbah yang berjudul, Pengusiran Setan dari Sorga. Di dalam seri khotbah kita melalui kitab-kitab di dalam Alkitab, kita telah tiba di kitab yang terakhir dan yang klimaks, yaitu Kitab Wahyu. Di dalam seri khotbah kita melalui Kitab Wahyu, kita telah sampai di pasal 12. Dan di dalam pasal dua belas kita telah berada di ayat tujuh. Dan bacaan kita terdapat di dalam ayat 7 hingga ayat 12.

Maka timbullah peperangan di sorga. Mikhael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu dibantu oleh malaikat-malaikatnya,

Tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di sorga.

Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya.

Dan aku mendengar suara yang nyaring di sorga berkata: "Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya, karena telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara kita, yang mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita.

Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut.

Karena itu bersukacitalah, hai sorga dan hai kamu sekalian yang diam di dalamnya, celakalah kamu, hai bumi dan laut! karena Iblis telah turun kepadamu, dalam geramnya yang dahsyat, karena ia tahu, bahwa waktunya sudah singkat." [Wahyu 12:7-12]. 

 

Hal ini tentu saja merupakan panggung untuk akhir dari kesudahan zaman. setelah peperangan di sorga dan pengusiran Setan, dan dalam sebuah waktu yang singkat, dia dibelenggu dalam jurang maut. Kemudian setelah pengadilan terakhir, dilemparkan ke dalam lautan api sampai selama-lamanya.

“Maka timbullah peperangan di sorga.”  Anda tahu, peperangan di dalam dunia rohani ini—yang tidak terlihat dan berada di atas kita, sejak pemulaan zaman dari ras manusia—telah memikat imajinasi dari penyair kita yang terkemuka, yang dalam bahasa yang hidup dan bahasa gerejawi telah menggambarkan perang antara kebaikan dan kejahatan di dunia spiritual. Itu merupakan jenis yang sama dari sebuah hal ketika anda menemukan di mitologi dan di legenda dalam ras yang lain serta bahasa yang lain—kisah tentang Taman Eden dan Menara Babel. Hal-hal ini membuat sebuah kesan yang tidak dapat luntur atas pikiran manusia, dan dibalik kebenaran dan catatan Firman Allah, mereka tetap hidup di dalam tradisi dan di dalam legenda ras yang lain dan bahasa yang lain. Hal yang sama ditemukan di dalam intuisi dari penyair kita yang terkemuka, yang telah melihat konflik kejahatan dan kebaikan yang berlangsung dibalik kerapuhan manusia kita dan masuk ke dalam dasar dunia spiritual dari dewa-dewa mereka sendiri. Saya menduga salah satu gambaran yang paling dramatis dari kekerasan konflik yang terjadi di sorga ditulis oleh penyair abadi, John Milton di dalam Paradise Lost.  Tidak ada bahasa yang lebih hidup, bahkan kalimat yang agung yang dapat diobandingkan dengan syair yang luar biasa ini, yang menggambrakan peperangan yang ada di sorga. Dia memulai dengan memperkenalkan Setan.

…bercita-cita tinggi

Untuk menempatkan dirinya di atas Panutannya

Dia percaya untuk memiliki kesetaraan dengan Yang Mahatinggi

Jika dia menentang dan dengan tujuan ambisius

Melawan Takhta dan Monarki Allah

Menimbulkan peperangan yang tidak beriman di sorga dan Pertempuran pembuktian…

[John Milton, Paradise Lost, Book I]

…MIKHAEL memberikan perintah

Sangkakala penghulu malaikat; sepanjang sorga yang luas

Berbunyi dan pasukan yang setia berkumpul

HOSANA bagi Yang Mahatinggi: yang berdiri dalam kegemilangan

 Legion yang jahat, dan kurang sedikit seram

Goncangan yang menakutkan: sekarang badai kemarahan bangkit

Dan suara yang ramai seperti yang terdengar di dalam sorga hingga sekarang

Tidak pernah ada, Pasukan dengan baju besi sedang berselisih

Pertempuran yang mengerikan dan roda-roda kemarahan

Dari kereta kesombongan; menimbulkan suara yang gaduh

Dari konflik; di atas kepala berdesingan

Dari nyala anak panah api yang beterbangan

Dan terbang melengkung bahkan Balatentara api

Membunyikan amarah kekuasaan dalam kerusuhan yang bersama-sama

Kedua pertempuran itu  dengan sergapan yang menghancurkan

Dan amukannya tidak dapat dipadamkan;

[John Milton, Paradise Lost, Book VI] 

…Dia, Kuasa Yang Mahatinggi

Langsung melemparkan nyala api dari Langit yang halus

Dengan kerusakan yang mengerikan dan terbakar jatuh …

[John Milton, Paradise Lost, Book I] 

 

Apakah ada bahasa yang seperti itu di bumi? “Dia, Kuasa Yang Mahatinggi langsung melemparkan nyala api dari langit yang halus.” Sebuah ekspresi yang agung. Itu adalah puisi, bukan puisi murahan seperti yang anda sebuat sebagai puisi. Kemudian dia menutupnya dengan penghormatan yang luar biasa terhadap Anak Allah:

Salam, Anak Yang Mahatinggi, pewaris dari kedua dunia,

Memadamkan Setan! Dalam pekerjaanMu yang mulia

Yang sekarang masuk dan mulai menyelamatkan umat manusia.

 [John Milton, Paradise Regained, Book IV] 

Engkau telah mengalahkan dan melemparkan dari sorga

Si jahat yang berusaha merampas takhta BapaMu

Dan menghalangi kontes yang curang  . . . . 

[John Milton, Sumber tidak dikenal] 

Itulah John Milton. 

“Maka timbullah peperangan di sorga …” Dan terjadi pengusiran Setan dari,  “Karena itu bersukacitalah, hai sorga dan hai kamu sekalian yang diam di dalamnya…”  Karena sejak saat itu, Setan harus meminta izin masuk ke dalam hadirat Allah, untuk berjalan keluar masuk dari Putra Kemuliaan. Dan di sini, di Taman Eden, sejak semula Setan telah menjadi penggoda dan perusak kita. Tetapi—“…bersukacitalah, hai sorga dan hai kamu sekalian yang diam di dalamnya …”  Ini adalah permulaan dari pemurnian dan pembersihan seluruh ciptaan Allah. 

Tetapi di sana masih ada sebuah bagian yang tersisa, “…celakalah kamu, hai bumi dan laut! …” Dan apa yang kita baca di sini, di dalam gambaran dari kesudahan zaman, adalah kebenaran rohani dari kisah keluarga manusia  “Celakalah kamu, hai bumi dan laut! karena Iblis telah turun kepadamu, dalam geramnya yang dahsyat. . . .”  Itu adalah ular berkepala tujuh, yang berwarna merah, yang marah, murka dan gusar. Dan dengan pikiran satu kepala Setan tidak cukup, dia memiliki tujuh kepala, kesempurnaan dan kepenuhan dari kelicikan, akal bulus, kebengisan, kekejian dan kejahatan.  Dan dia menyukai kemegahan dan mempertunjukkan kuasa kejahatannya. Dan dia memiliki tujuh mahkota dan tujuh tanduk yang menempatkannya sebagai penguasa bumi, menempatkan dirinya sebagai penguasa dari ciptaan Allah yang telah hancur. Dan itu telah menjadi karakter pemerintahannya sejak semula. Tuhan kita berkata bahwa dia adalah pendusta dan  pembunuh sejak semula. Setiap air mata yang jatuh dan setiap hati yang hancur dan setiap kehidupan yang runtuh adalah pekerjaan Setan itu dan roh-roh jahat. 

Di dalam masa Ayub, di dalam izin Allah, Setan menghancurkan keluarganya, membunuh anak-anaknya dan menempatkan Ayub dalam keputusasaan dan duduk di tengah-tengah abu. Di dalam Kitab Zakaria pasal tiga, nabi Zakharia melihat, “Yosua, imam besar, berdiri di hadapan malaikat Tuhan, dan Setan berdiri di sebelah kanannya untuk mendakwanya” [Zakharia 3:1].  Di dalam Matius pasal 4, dia berusaha untuk menghancurkan Anak Allah sendiri, di dalam pencobaan yang ganas dan hebat serta sulit untuk ditolak. Di dalam Kitab Matius pasal tiga belas, Tuhan kita berkata, “Si jahat merampas Firman Allah yang ditabur dalam hati manusia” (Matius 13:19).  Dia berkata di dalam pasal yang sama itu bahwa musuh yang jahat yang menaburkan benih lalang di antara gandum, adalah Iblis. 

Di dalam penjelasan pelayanan Tuhan kita, Kitab Kisah Rasul berkata: “Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia.” [Kisah Rasul 10:38].  Di dalam Kitab Lukas pasal tiga belas, Tuhan Yesus menunjuk kepada wanita yang bersujud ini dan berkata: “Perempuan ini sudah delapan belas tahun diikat oleh Iblis” [Lukas 13:16].  Yohanes berkata Setan menempatkan di dalam hati Yudas untuk mengkhianati Tuhan [Yohanes 13:27].  Kitab Kisah Rasul di dalam pasal lima berkata bahwa Setan merasuki Ananias dan Safira untuk mendustai Roh Kudus [Kisah Rasul 5:3].  Di dalam 1 Petrus pasal lima, rasul yang hebat itu berkata bahwa Iblis, Setan, “berjalan berkeliling sama seperti singa yang mengaum-ngaum dan mencari orang yang dapat ditelannya” [1 Petrus 5:8].  Dan Setan akhirnya dilemparkan—“Celakalah kamu, hai bumi dan laut! karena Iblis telah turun kepadamu, dalam geramnya yang …” [Wahyu 12:12]. 

Dan akan tetapi, orang-orang kudus mengalahkan dia dan menang serta berjaya atas dia. Bagaimanakah hal itu dapat terjadi? Bukankah itu sangat mengherankan dan sukar untuk dipercayai bahwa manusia yang terbuat dari debu tanah dapat menang atas ular besar yang berkepala tujuh dan dimahkotai dengan tujuh mahkota. Bagaimana? Bagaimana hal itu terjadi? Hal itu bukan karena orang-orang kudus berjumlah sangat banyak. Faktanya, jumlah mereka sangat sedikit. Hal itu bukan karena mereka adalah manusia yang bermartabat dan kaya serta memiliki posisi sosial. Mereka tidak memiliki apa-apa. Juga bukan karena mereka adalah orang-orang yang berpengaruh. Mereka tidak pernah memiliki pengaruh yang cukup untuk dapat keluar dari penjara dan kurungan.  Bukan juga karena mereka dinaungi dan dilindungi oleh lengan tangan mahakuasa dari  Tuhan Yang Maha Kuasa. Di dalam faktanya, yang sangat mengesankan saya, ketika saya membaca kisah dari orang-orang kudus, baik di dalam Alkitab  dan sejarah sekuler—yang mengesankan saya adalah bahwa Allah mengijinkan mereka untuk diberikan menjadi makanan singa dan mereka dilumpuhkan, dan mereka dianiaya dan mereka digergaji dan mereka dipenggal dan mereka diasingkan dan diusir. Anda dapat berdiri di depan gerbang kemuliaan dan melihat anak-anak kudus Allah yang masuk ke dalamnya. Anda akan melihat bahwa mereka dipenuhi dengan luka-luka, korban dari cakar dan taring dari ular itu. Di sana ada sebuah tangisan dan rintihan  yang datang kepada seluruh anak-anak Allah di dalam seluruh generasi. “Aku, manusia celaka! Siapakah yang dapat melepaskan aku dari tubuh maut ini?” [Roma 7:24].  Akan tetapi, rakyat yang lemah ini, manusia yang terbuat dari debu tanah ini, pendosa dunia ini, mereka menang atas ular berkepala tujuh dan Iblis bertanduk tujuh ini dan Iblis bermahkota tujuh ini.

Bagaimana mereka dapat menang? Sebuah hal yang luar biasa. “Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut” [Wahyu 12:11].  Betapa merupakan teks yang luar biasa—dan sungguh merupakan salah satu teks yang paling bermakna dan signifikan dari seluruh firman di dalam Alkitab. Mereka mengalahkan dia—naga besar ini, reptil yang jahat ini, Setan yang bermahkota tujuh ini, wujud kejahatan ini—mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut.  

“Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba …”  Dan apakah arti penting dari perkataan itu yang berasal dari Tuhan? Dan kuasa apakah yang dapat mengalahkan dan dapat menang atas kerajaan Setan yang dapat ditemukan dalam darah pengorbanan Anak Allah? Dengarkanlah! Dengarkanlah! Dengan jiwa anda, dengarkanlah. Ini adalah kebenaran dan wahyu Tuhan. Dengarkanlah.  “Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba.”  Hal itu memberikan mereka akses ke takhta Allah Yang Mahatinggi. Dengan penuh dorongan dan jaminan dan penuh keberanian, mereka dapat menghampiri takhta Yang Mahaberdaulat. “Ya,” kata Paulus, “Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus” [Efesus 2:13].  Di dalam darah Anak Domba, kita memiliki akses yang sempurna ke takhta Allah. Kita dapat memberitahukan Tuhan segala sesuatu tentang konflik yang mengamuk ini, tentang status yang tidak sama dalam pertempuran ini. Dan merupakan pertempuran yang paling tidak sebanding dengan penguasa angkasa yang berada di satu sisinya, yang penghulu malaikat sendiri Mikhael tidak berani untuk menghardik tetapi berkata: “kiranya Tuhan menghardik engkau” (Yudas 9). Akan tetapi dia adalah lawan kita dan kita berperang terhadap dia. Tetapi di dalam kuasa dari Anak Allah dan di dalam hak akses di dalam darah kepada takhta Yang Mahatinggi, kita dipercik dan ditutup oleh darah, kita tidak terkalahkan dan kebal. 

Jiwa yang berada di dalam Yesus, telah bersandar untuk berbaring

Aku tidak pernah dan tidak pernah, melarikan diri kepada musuhnya

Jiwa itu, yang dipikirkan oleh seluruh neraka dan akan berusaha keras untuk menggoncangkannya

Tetapi aku tidak akan pernah, dan tidak akan dan takkan pernah meninggalkannya

[“How Firm a Foundation”]

 

Firman dan janji Allah. Dengan darah kita mendekat, memiliki akses ke takhta Yang Mahatinggi.  “Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak.” 

Hal itu membawa kita ke dalam tempat selanjutnya, berkat Allah yang luar biasa atas penerimaan kita di dalam kemuliaan. Status kita, martabat dari orang berdosa yang telah diselamatkan di dalam sorgawi. Lihat di dalam ayat sebelumnya: “…karena telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara kita, yang mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita” [Wahyu 12:10].  Karena Setan berdiri di hadapan Allah dan berkata: Dengarkanlah dia!—bayangan dari hatinya adalah jahat. Mimpi dari hidupnya adalah keburukan, lihatlah dia! Dan Setan mendakwa umat Allah siang dan malam. Dan di manakah seseorang yang berdiri dan berkata, “Dakwaan ini salah. Aku murni dalam seluruh pikiranku. Hal-hal yang disampaikan oleh Setan tentangku adalah salah. Aku sempurna di dalam seluruh hidupku.”  Tidak ada manusia yang dapat berdiri dan mengakui kesempurnaan itu, tidak semenjak Allah menciptakan Dia di dunia. Karena ketika Setan berkata, “Lihatlah dia! Dia adalah seorang pendosa yang buruk,” setiap manusia menundukkan kepalanya dalam rasa malu dan berkata, “Allah, hal itu benar.” Setiap manusia terhilang di dalam keburukannya dan di dalam dosanya. Dan Setan mendakwa mereka siang dan malam—“Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba,.”  “Darah Yesus Kristus, Anak Allah, menyucikan kita dari pada segala dosa” [1 Yohanes 1: 7].  “Mereka ini adalah orang-orang yang telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba” [Wahyu 12:11].  “Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba.” 

Kita telah menerima penerimaan dan status di sorga karena karena pengorbanan Anak Allah. Sebuah tradisi Talmud di antara orang Yahudi berkata bahwa Setan, musuh lama dari umat Allah, mendakwa Allah siang dan malam kecuali pada hari pendamaian. Dan setiap siang dan setiap malam orang Kristen memandang kepada darah Yesus sebagai sebuah hari pendamaian—“Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba.”  Itu adalah obat bagi kita—sebuah keselamatan kekal, sebuah pembebasan abadi. Israel tidak akan keluar dengan selamat dari Mesir kecuali dengan darah penebusan, darah Anak Domba yang dipercikkan dalam bentuk salib, di ambang atas dan kedua tiang pintu.  Dan di bawah perlindungan warna merah, bendera darah yang berkibar dari Anak Allah, dalam simbol darah paskah anak domba, mereka berbaris keluar dari perbudakan ke tanah perjanjian Allah. Dan demikian juga dengan kita. Dibasuh oleh Pribadi yang tersalib, kita diselamatkan kepada sebuah warisan yang kekal kepada Kristus Tuhan kita yang berkata, “Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya” [Yohanes 10:28].  “Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba.”  Dan itu adalah jaminan bagi kita terhadap warisan kekal itu. “Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimateraikan oleh darahKu—kontrak yang baru, kovenan yang baru” [1 Korintus 11:25]. “Inilah darahKu.” Semua pemberian kovenan Allah merupakan keselamatan bagi mereka yang percaya di dalam Dia, melalui pengorbanan dan kasih penebusan dari Yesus Kristus Tuhan kita. 

“Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka.…”  itu adalah salah satu frasa yang paling kuat dan paling indah di dalam bahasa Yunani—dia ton logon tes marturias, “Dan mereka mengalahkan dia oleh —dia, dengan alasan oleh—ton logon, perkataan,—tes marturias, oleh kemartiran mereka, oleh kesaksian mereka.” “Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka.”  Hal itu berbicara tentang kemartiran Stefanus yang wajahnya bersinar seperti wajah seorang malaikat ketika di dalam apologi yang hebat dan pembelaan imannya, dia melihat Tuhan yang mulia dan berdiri di depan takhta Allah (Kisah Rasul 7). Itu adalah kesaksian iman Paulus dan Silas, yang ketika mereka dipukuli, di masukkan ke dalam penjara yang paling tengah, dibelenggu dalam pasungan yang paling kuat, bernyanyi memuji Allah (Kisah Rasul 16). Bagaimana anda dapat menghentikan seseorang seperti itu? Ketika dia dipukuli, di masukkan ke dalam penjara yang paling dalam dan dibelenggu serta dipasung, dia berdoa dan menyanyikan pujian bagi Allah. Hingga “mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka.…” 

Ini adalah kesaksian dari martir, John Huss, ketika dia berjalan ke tiang pembakaran itu berkata, “Dengan sukacita, aku mengenakan mahkota kehinaan ini demi kasih kepada Dia yang mengenakan mahkota duri.” Dan ketika nyala api itu mulai membesar, dia menyanyikan sebuah lagu, dan berdoa.  Itu adalah kemartiran dan kesaksian dari Yerome, dalam kemartirannya, yang ketika kayu itu ditumpukkan ke belakangnya, untuk menghindarkan dia dari rasa nyeri ketika dia melihatnya, dia berkata kepada orang itu, “Bawa ke depan, tempatkan api itu di hadapanku; jika aku merasa takut, aku tidak akan berada di tempat ini.”  Itu adalah kesaksian dari Felix Mantz, mereka mengarak dia sepanjang jalan Zurich, ibunya yang saleh berjalan di sisinya, mendukung anaknya, pengkhotbah Baptis muda itu untuk tetap setia kepada Kristus, bahkan sampai mati. Dan ketika Sungai Lamont di kota Zurich mengalir ke Danau Zurich, mereka berkata kepada Felix Manz, “Sama seperti dia menyukai air. Jadi mari kita mremberikan air kepadanya.” Dan mereka menenggelamkannya di Sungai Lamont yang mengalir ke Samudera Zurich.  “Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka.…”  Itu adalah perkataan nabi dan para saksi.  Ketika John Bunyan, dipenjara selama dua belas tahun karena dia adalah seorang pengkhotbah Baptis, menyampaikan seruan kepada orang-orang melalui kurungan yang mengurung dan membelenggu dia, “…oleh perkataan kesaksian mereka.” 

Itu merupakan sebuah kesaksian yang sana yang berlaku di dunia pada hari ini. Dan hal itu telah saya saksikan sekitar empat minggu yang lalu ketika saya mengadakan sebuah pertemuan doa dengan sebuah kelompok misionaris penginjilan di Amerika Latin. Dan ketika permintaan doa syafaat dibuat, seorang misionaris bangkit dan berkata, “Di ladang pelayanan saya, salah satu gereja kami dibakar. Ingatlah akan kami.” Dan misionaris lainnya berdiri dan berkata, “Dan di tempat saya bekerja, empat belas rumah orang Kristen yang percaya telah dibakar, ingatlah kami.” Dan misionaris ketiga berdiri dan berkata, “Dan di tempat saya bekerja untuk Kristus, tujuh petobat Kristen kami telah dibunuh.” Ini terjadi dalam beberapa minggu yang terakhir ini.  “Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka—dia ton logon tes marturias, oleh perkataan kesaksian mereka” [Wahyu 12:11]. 

Dan kemudian, agar kita tidak kehilangan rahasia dari sumber kekuatan mereka, Roh Kudus berkata kepada Yohanes, “dan” menambahkan klausa ketiga: “mereka mencurahkan hidup mereka sampai mati— Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut.”  “Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba”—akses kepada kuasa kedaulatan dan janji Allah—“dan oleh perkataan kesaksian mereka—“Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut.”  Ketika kehidupan orang-orang kudus ditempatkan di dalam skala keseimbangan, dia tidak pernah ragu, dia tidak pernah gentar, dia tidak pernah takut. 

 

Aku melihat martir di atas tiang pembakaran

Nyala api tidak dapat menggentarkannya

Bahkan kematian bukanlah sesuatu yang mengerikan bagi jiwanya

Aku bertanya kepadanya, dari manakah kekuatan yang didapatkannya

Dia melihat kejayaan yang dari sorga

Dan jawabannya adalah “Kristus adalah semua.”

 [Sumber tidak dikatahui]

 

“Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut” [Wahyu 12:11].  Mereka merasakan, mereka berpikir, mereka percaya bahwa mereka membawa sebuah harga dan tubuh mereka sama seperti bahwa roh mereka merupakan milik Allah. Saya agak terkejut terhadap kita pada hari ini. Sekolah Minggu kita telah mengalami penurunan sebesar empat ratus orang. Mengapa? Karena ini merupakan sebuah kondisi yang lebih dingin sedikit pada hari Tuhan ini dibandingkan dengan hari Tuhan yang terakhir. Saya heran dengan beberapa orang yang mengaku bahwa mereka mengasihi Yesus, jenis bahan-bahan yang kita hasilkan. Begitu banyak dari kita yang hanya memberi sedikit, ketika hal itu seharusnya menjadi ratusan dolar, kita hanya akan memberikan satu nikel ketika hal itu seharusnya adalah seratus. Dan sedikit kekecewaan yang kecil dapat menghentikan kita, dan setiap kesulitan kecil dapat mengirim kita ke dalam debu tanah, dan sebuah hal kecil yang timbul dapat menipu kita.    “Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut.”  Oh, musuh orang-orang kudus Allah yang ada di seberang kita—di seberang lautan, yang sengit dan kejam serta tidak kenal ampun. Seluruh musuh anak-anak Allah. Dan mereka juga berada di tanah kelahiran, yang tidak kalah kejam dan bengis serta tidak kenal ampun. Dan musuh Kristus di dalam jemaat-jemaat kita sendiri dan di dalam mimbar-mimbar kita: orang-orang ini yang berdiri dalam pengakuan sebagai utusan-utusan dari pengadilan sorgawi dan mereka bernafsu dalam pemikiran yang sesat. Mereka terengah-engah setelah agama yang baru itu. Mereka menghabiskan waktu mereka dalam perkataan yang berputar-putar dan penemuan teori dan penemuan-penemuan ini dan mekanisme manusia dengan sebuah pemikiran bahwa hal itu merupakan doktrin Allah yang benar. Oh, Tuhan, di manakah orang-orang pada hari ini di dalam waktu yang krisis dan kekurangan serta keputusasaan—di manakah manusia Allah dan orang-orang kudus di rumah Tuhan yang taat kepada Juruselamat kita dan menyerahkan nyawa mereka hingga mati? Siapakah yang memateraikan dengan perkataan kemartiran mereka dan orang-orang yang tidak memiliki kepercayaan terhadap yang lain dan yang tidak memiliki jaminan yang lain selain dari pada kepada tangan yang kuat, yang memandang kepada salib Yesus, yang percaya kepada darah Pribadi yang telah disalibkan? Tuhan, apakah Engkau menghitung orang-orang kudusMu? Dan jika engkau menghitung prajuritMu sekarang, dan jika Engkau menyebutkan nama-nama di dalam KitabMu, Oh Allah, berikan jaminan bahwa namaku akan berada di sana. Ingatlah aku Tuhan, di antara orang-orang yang benar di dalam iman, yang percaya di dalam darah Yesus, dan yang mau mencurahkannya ke dalam pelayan ini, yaitu jiwa dan hati serta kehidupan dari seluruh hal yang disampaikan Alkitab atau seperti yang diharapkan.

 

Apakah aku adalah seorang prajurit salib,

Seorang pengikut Anak Domba?

Dan haruskah aku takut

Untuk menjadi milikNya

Atau malu-malu

Berbicara tentang namaNya?

Haruskah aku membawa

Ke atas langit

Ranjang yang bertabur bunga  dari kesenangan,

Sementara orang lain berjuang

Untuk memenangkan hadiah

Dan berlayar melalui

Samudera yang penuh darah?

Tidakkah ada pertempuran lain

Bagiku, untuk harus aku hadapi?

Tidakkah aku harus membendung banjir?

Bukankah ini dunia yang buruk

Bukankah ini dunia yang buruk

Seorang sahabat bagi anugerah,

Yang menolongku kepada Allah?

Sungguh, aku harus bertarung

Seandainya aku berkuasa

Doronganku yang semakin bertambah, Tuhan;

Aku akan bekerja keras

Menahan rasa sakit,

Didukung oleh firmanMu.

 [Isaac Watts, “Am I a Soldier of the Cross?”]

 

“Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut.”  Ini adalah kemenagan dari umat Allah.

Dan ketika kita menyanyikan lagu permohonan kita. Kita akan mengganti lagu undangan kita. Tidak ada sebuah lagu yang paling menggerakkan yang terdapat di dalam buku himne selain dari pada lagu “Haruskah Yesus Memikul Salib Sendirian.” Anda dapat menyanyikan lagu itu keluar dari dalam hati anda. Jika anda membutuhkan sebuah buku, anda dapat melihatnya dalam nomor 428. Dan ketika kita menyanyikan lagu itu, dan sementara kita menyampaikan seruan kita. Seseorang dari anda, berikanlah hati anda kepada Yesus, atau letakkanlah hidup anda ke dalam persekutuan jemaat ini. Atau sebuah keluarga, katakanlah, “Ini isttri saya dan anak-anak saya, kami semua datang pada hari ini.” Ketika kita menyayikan lagu, ketika Roh berbicara di dalam hati anda. Bagi anda yang berada di atas balkon, turunlah melalui salah satu tangga yang ada di bagian belakang atau di bagian depan, dan datanglah. Bagi anda yang berada di lantai bawah, telusurilah salah satu lorong itu. Katakanlah, “Pendeta, inilah saya dan saya datang. Hari ini saya menyerahkan hati saya kepada Yesus. Saya menerima Dia sebagai Juruselamat pibadi saya, dan di sini saya memberi pengakuan atas Dia, di hadapan malaikat dan manusia.” Atau, “Saya menggabungkan diri dengan jemaat ini dengan sebuah surat perjanjian.” Atau anda juga dapat melakukannya dengan sebuah pernyataan, “Saya datang untuk dibaptis sesuai dengan yang dituliskan dalam Alkitab, ‘Dikuburkan bersama dengan Tuhan kita dan dibangkitkan bersama dengan Tuhan kita.” Ketika Roh Allah memimpin anda di jalan anda dan membuka pintu, lakukanlah sekarang. Buatlah keputusan itu sekarang, ketika kita berdiri dan menyanyikan lagu.

 

 

Alih basaha: Wisma Pandia, Th.M.