BUNYI SANGKAKALA YANG TERAKHIR

(THE SOUNDING OF THE LAST TRUMPET)

 

Dr. W. A. Criswell

 

Wahyu 11:14-19

14-10-62

 

           Kami mengucapkan selamat datang bagi anda semua yang sedang mendengarkan ibadah ini melalui siaran radio, anda sedang bergabung dalam ibadah dari Gereja First Baptist Dallas. Saya adalah pendeta yang sedang menyampaikan khotbah pada pukul sebelas pagi, khotbah yang berjudul, Bunyi Sangkakala Yang Terakhir. Setelah bertahun-tahun berkhotbah melalui kitab-kitab di dalam Alkitab, kita telah tiba di Kitab Wahyu, kitab yang terakhir dan yang klimaks. Di dalam seri khotbah kita melalui Kitab Wahyu, kita telah sampai di pasal 11 dan minggu yang lalu kita telah berhenti di ayat 13; dan minggu ini, kita akan mulai dari ayat empat belas hingga ayat yang terakhir. Jika anda ingin membuka Alkitab anda, anda akan lebih mudah mengikuti khotbah yang merupakan eksposisi dari bagian yang terdapat di dalam Wahyu 11:14-19.

 

Celaka yang kedua sudah lewat: lihatlah, celaka yang ketiga segera menyusul.

Lalu malaikat yang ketujuh meniup sangkakalanya, dan terdengarlah suara-suara nyaring di dalam sorga, katanya: "Pemerintahan atas dunia dipegang oleh Tuhan kita dan Dia yang diurapi-Nya, dan Ia akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya."

Dan kedua puluh empat tua-tua, yang duduk di hadapan Allah di atas takhta mereka, tersungkur dan menyembah Allah,

Sambil berkata: "Kami mengucap syukur kepada-Mu, ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa, yang ada dan yang sudah ada, karena Engkau telah memangku kuasa-Mu yang besar dan telah mulai memerintah sebagai raja Dan semua bangsa telah marah, tetapi amarah-Mu telah datang dan saat bagi orang-orang mati untuk dihakimi dan untuk memberi upah kepada hamba-hamba-Mu, nabi-nabi dan orang-orang kudus dan kepada mereka yang takut akan nama-Mu, kepada orang-orang kecil dan orang-orang besar dan untuk membinasakan barangsiapa yang membinasakan bumi." Maka terbukalah Bait Suci Allah yang di sorga, dan kelihatanlah tabut perjanjian-Nya di dalam Bait Suci itu dan terjadilah kilat dan deru guruh dan gempa bumi dan hujan es lebat. [Wahyu 11:12-19]. 

 

Ini adalah sebuah sinopsis proleptic dari karya akhir Allah di bumi. Ini adalah masa klimatik yang besar dari seluruh tujuan elektif Allah yang tidak dapat dielakkan dan yang tidak bisa diacuhkan. Di dalam pasal sepuluh, pasal sebelumnya, Yohanes melihat penglihatan dari malaikat yang diselubungi awan, turun dari sorga dan ia menginjakkan kaki kanannya di atas laut dan kaki kirinya di atas bumi, dia mengangkat tangannya ke atas langit dan bersumpah demi Allah yang hidup sampai selama-lamanya, bahwa tidak akan ada lagi penundaan: “Tetapi pada waktu bunyi sangkakala dari malaikat yang ketujuh, yaitu apabila ia meniup sangkakalanya, maka akan genaplah keputusan rahasia Allah—di bumi” [Wahyu 10:7].  Oleh karena itu tiupan dari ketujuh sangkakala itu bukanlah sebuah ledakan yang melengking dengan sesaat dan kemudian selesai. Tetapi selanjutnya,  “Pada waktu bunyi sangkakala dari malaikat yang ketujuh, yaitu apabila ia meniup sangkakalanya, maka akan genaplah keputusan rahasia Allah.”  Jadi ini adalah meliputi sebuah periode waktu—hari dari suara dari ketujuh malaikat. Dan ketika kita melihat ke dalam Wahyu, dalam penyingkapan itu, kita belajar, kita melihat bahwa malaikat ketujuh dan seluruh reaksi sebab akibat yang mengikuti sesudahnya merupakan seluruh program dan hukuman Allah hingga akhir dan penebusan yang sempurna, hingga penciptaan dari langit dan bumi yang baru.

Pasal 12 hingga 22 tidak lain dari pada sebuah gambaran yang jelas dari  sesuatu yang telah mengambil tempat di dalam bentuk sinoptik dari pasal yang telah kit abaca. Pasal 12-22 merupakan sebuah exergasia dari seluruh ringkasan yang kita lihat di dalam pembacaan tentang bunyi sangkakala dari malaikat ketujuh yang terakhir ini. Jadi pasal ini adalah menjangkau lebih dari apa yang di sampaikan di dalam pasal yang menjadi teks kita. Mutu dari tuian dari bumi; pencurahan dari tujuh cawan murka dan penghukuman Allah; perang terakhir Harmagedon; penampakan pribadi Yesus Kristus dan pendirian kerajaanNya di bumi;pengadilan takhta putih yang terakhir, penciptaan langit dan bumi yang baru, dan rumah kita yang terakhir di dalam bumi yang diciptakan kembali: semua hal-hal ini di dalam keajaiban mereka yang mulia, yang penuh rahmat, yang bagus sekali, dan proporsi yang luar biasa, semuanya ini tercakup di dalam  hari dari suara malaikat ketujuh yang terakhir ini.

Sekarang kita akan mengambil teks dan mengikuti sesuai dengan apa yang tertulis di dalam Alkitab: “Lalu malaikat yang ketujuh meniup sangkakalanya, dan terdengarlah suara-suara nyaring di sorga  …” [ Wahyu 11:15].  Dan ketika kita berpaling ke dalam pasal selanjutnya, seberapa sering hal itu dinyatakan secara berulang-ulang?” “Dan aku mendengar suatu suara dari sorga yang berkata …”  “Dan sebuah suara yang nyaring keluar dari Bait Suci yang memberitahukan …”  “Dan di sana ada suara …”  Sebagai contoh, di dalam pasal empat belas ayat dua: “Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik” [Wahyu 14:2].  Dan kemudian mereka menyanyikan suatu nyanyian  kemenangan dan kejayaan bagi Allah. Di dalam pasal yang sama, di sana ada sebuah suara malaikat yang berseru tentang kejatuhan Babel, Babel yang besar. Di dalam pasal yang sama, di sana ada sebuah suara malaikat dari Bait Suci yang berseru kepada Tuhan dari tuaian: “Ayunkanlah sabit-Mu itu dan tuailah, karena sudah tiba saatnya untuk menuai; sebab tuaian di bumi sudah masak” [Wahyu 14:15].  Ketika anda berpaling ke dalam pasal enam belas, sebagai contoh, di sana terdengar suara yang nyaring dari dalam bait Suci kepada ketujuh malaikat, “Pergilah dan tumpahkanlah ketujuh cawan murka Allah itu ke atas bumi.” Mereka berjumlah tujuh. Di dalam pasal yang sama, ada sebuah suara yang berseru, “Sudah terlaksana. Maka memancarlah kilat dan menderulah bunyi guruh dan terjadi gempa bumi yang dahsyat yang belum pernah terjadi di bumi sejak manusia ada.”  

Jadi kita sedang masuk ke dalam penderitaan, rasa sakit di bumi, erangannya, rasa sakitnya dan penghukumannya di tangan Allah yang sangat marah dan murka. Ketika saya membaca dan mendengarkan khotbah yang lembut dan mudah ini, saya tidak tahu dari mana mereka berasal. Karena Wahyu Allah di dalam Kitab ini dari sejak awalnya hingga akhir selalu ada pemberitahuan bahwa di sana hari yang besar dan final di mana Allah akan berurusan dengan dunia ini, ketika hukumanNya dijatuhkan atas dosa dan ketidakpercayaan dan penolakan serta ketidak benaran. “Sebab,” seperti yang disampaikan oleh penulis Kitab Ibrani, “Ngeri benar kalau jatuh ke dalam tangan Allah yang hidup” (Ibrani 10:31). “Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan” (Ibrani 12:29), dan “sebab debu jerami akan dibakarNya dalam api yang tidak terpadamkan” (Matius 3:12). Semua hal-hal ini ada di dalam Firman dan Wahyu Allah. Manusia-manusia di dalam jubah yang lembut dan di dalam kursi filsafat dan di dalam mimbar yang disemir berusaha untuk berbicara kesenangan dan ketenangan dan lemut serta ahl-hal yang senyap ktika Allah berkata bahwa di sana ada guruh dan kilat dan penghukuman serta apa yang tak terpadamkan! Ah, semoga mereka dapat diperingatkan dan mendengar seluruh nasehat Allah!

Lalu malaikat yang ketujuh meniup sangkakalanya, dan terdengarlah suara-suara nyaring di dalam sorga, yang memberitahukan penghukuman dan kejayaan bagi Yang Mahatinggi dan suara yang nyaring itu berkata, “Pemerintahan atas dunia—berbentuk tunggal seperti yang dituliskan oleh Yohanes —he basileia, kerajaan, kedaulatan atas dunia ini—akan menjadi,  egeneto (bentuk tunggal)—Akan menjadi kerajaan Tuhan Kita dan Yang DiurapiNya, dan Ia akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya” (Wahyu 11:15). Bukankah itu sebuah konsepsi yang luar biasa? Ketika kita membayangkan dunia ini, kita menggandakan kerajaan-kerajaan, di sini, di sini dan di sini dan di atas peta dan di atas bola bumi, mereka ada di sekitarnya. Tetapi ketika Allah melihatnya dari sudut pandang kekekalan dan dari sorga, ada sebuah kerajaan di dunia ini, dan hal itu dipegang oleh seorang penguasa. Dan anda akan bertemu secara berulang-ulang dengan hal itu di dalam Kitab Suci. ini bukanlah konsep tunggal yang hanya terdapat di sini, hal itu ada di sepanjang seluruh Firman Allah. Ketika Setan membawa Yesus ke puncah gunung yang tinggi dan menunjukkan kepadaNya seluruh kerajaan dunia dan kemuliannya, Setan berkata, “Semuanya ini akan kuberikan kepadaMu jika Engkau bersujud dan menyembah aku” (Matius 4:9). Seluruh kemuliaan dari semua kerajaan-kerajaan dunia, Setan menawarkannya kepada Kristus. Dan jika Setan tidak memilikinya itu bukan sebuah pencobaan. Bagaimana itu akan menjadi sebuah pencobaan kepada Yesus jika hal itu tidak ditawarkan Setan? Setan berkata di dalam pikirannya, “Ini adalah milikku dan semuanya taat kepadaMu, jika Engkau bersujud dan menyembah aku.”  

Di dalam surat Korintus yang kedua, pasal empat ayat yang keempat, Paulus berkata bahwa allah dari dunia ini adalah Setan. Dan ketika anda membaca Alkitab ini, anda akan menemukan gambaran dari pemerintahan ini di dalam bentuk yang ganas dan pembunuh serta binatang liar. Itu adalah seragam sepanjang Kitab Suci. Saya mengambil salah satu contoh di dalam pasal tujuh dari nubuatan Daniel. Dia melihat empat binatang keluar dari dalam laut, ini adalah kegelisahan dari umat manusia.  “Yang pertama rupanya seperti seekor singa, dan mempunyai sayap burung rajawali…. Dan tampak ada seekor binatang yang lain, yang kedua, rupanya seperti beruang; ia berdiri pada sisinya yang sebelah, dan tiga tulang rusuk masih ada di dalam mulutnya di antara giginya…. Kemudian aku melihat, tampak seekor binatang yang lain, rupanya seperti macan tutul; ada empat sayap burung pada punggungnya, lagipula binatang itu berkepala empat….. Kemudian aku melihat dalam penglihatan malam itu, tampak seekor binatang yang keempat, yang menakutkan dan mendahsyatkan, dan ia sangat kuat. Ia bergigi besar dari besi; ia melahap dan meremukkan, dan sisanya diinjak-injaknya dengan kakinya; ia berbeda dengan segala binatang yang terdahulu; lagipula ia bertanduk sepuluh.” [Daniel 7:4-7].  Tetapi Allah di dalam kebenaranNya dan di dalam kekudusanNya, dari sorga ketiga, dari langit yang paling atas—ketika Allah melihat ke bawah dunia ini, ada sebuah pemerintahan di sini, ada sebuah kerajaan di sini, dan itu adalah kerajaan dari kematian dan kegelapan. Tetapi ketika Allah melihat ke dunia ini, di sini ada kuburan yang luas. Seluruh planet ini tidak lain dari pada sebuah tempat untuk menguburkan umat Allah di dalamnya. Dibuat dalam gambar dan rupa dari Tuhan Allah Yang Mahatinggi, dibuat dalam keserupaan Tuhan, dan kemudian penuh dengan kematian dan dikuburkan di dalam dunia ini. Dan di sana aja kejahatan dan kegelapan dan ketidakbenaran dan kekerasan serta pembunuhan di mana-mana. Dan bagaimana pun sebuah kerajaan berevolusi, revolusinya tetap sama seperti sebelumnya. Rejim revolusi di Soviet pada hari ini sama kejinya dan jahatnya seperti pada masa Tsar. Dan rejim revolusi di Cina Merah sama berdarahnya dan mengerikan serta menakutkan seperti dinasti-dinasti sebelumnya. Betapapun seorang yang sakit berpaling dari tempat tidurnya, dia tetap mengalami rasa sakit dan penderitaan yang sama, dimana pun dia ditempatkan.

Itu adalah gambaran yang jelas dari Allah tentang bumi ini dan dunia ini. Di sana ada sebuah kerajaan dan dipimpin oleh penguasa-penguasa angkasa dan penguasa kegelapan. Tetapi Allah berkata bahwa hal itu tidak akan berlangsung selamanya—tidak selamanya dosa akan berkuasa di bumi ini. Dan tidak selamanya Setan akan berkuasa tanpa tertandingi. Dan tidak selamanya alam maut akan akan membuka tangannya untuk menerima umatKu. Dan tidak selamanya mereka akan menggali bumi ini untuk menguburkan anak-anakKu di dalam tanah. Akan datang sebuah hari, kata Tuhan Allah, ketida maut tidak akan ada lagi dan dosa tidak akan ada lagi. Dan Setan tidak akan ada lagi. Akan ada sebuah hari ketika semua ini akan dilemparkan keluar, kata suara nyaring yang berasal dari sorga ini, kerajaan, pemerintahan, kekuasaan dan ortoritas—“Pemerintahan atas dunia dipegang oleh Tuhan kita dan Dia yang diurapi-Nya, dan Ia akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.” [Whayu 11:15].  Betapa merupakan sebuah pengumuman yang luar biasa! Sebuah pemberitahuan yang sangat mulia! 

Dan apa yang terjadi sesudahnya adalah sesuai dengan kata-kata mulia yang penuh kemenangan itu. Dan ketika suara yang nyaring dari dalam sorga membuat pemberitahuan itu—pada hari bunyi sangkakala yang ketujuh, kerajaan-kerajaan dari dunia ini akan menjadi kerajaan Tuhan kita dan Yang DiurapiNya. Ketika dia membuat pemberitahuan yang penuh kemenangan itu, kedua puluh empat tua-tua—mereka mewakili kita, mereka adalah orang-orang yang telah dibangkitkan Allah di dalam tubuh yang kekal, yang telah diangkat, diubah di dalan sorga—dua puluh empat tua-tua yang duduk di hadapan Allah di atas takhta mereka, tersungkur dan menundukkan wajah mereka dan menyembah Allah. Ini adalah satu-satunya tempat di dalam Alkitab di mana anda akan menemukan “dan mereka menundukkan wajah mereka” (Wahyu 11:16). Di dalam Wahyu pasal lima, sebagai contoh, kedua puluh empat tua-tua ini—orang-orang kudus Allah, anak-anak kebangkitan—mereka tersungkur di hadapan Allah dan menyembah Dia (Wahyu 5:5). Tetapi di dalam pengumuman yang luar biasa itu dan dalam perkataan sorgawi itu, mereka menundukkan wajah mereka  dan berkata—mereka menyampaikan doa ucapan syukur mereka—“Kami bersyukur kepadaMu, ya Tuhan, Allah, [pantokrator] Yang Mahakuasa—kami mengucap syukur kepadaMu, ya Tuhan Allah Yang Mahakuasa,  yang ada dan yang sudah ada…” (Wahyu 11:17). 

Bukankah itu sangat luar biasa, bahwa anda dan saya akan hidup untuk melihat suatu hari seperti itu? Ketika Tuhan Allah di dalam hadiratNya, di dalam penampakan pribadi, secara nyata akan berada di sini dan kita akan memandangNya? Sukar rasanya untuk dipercayai bahwa mata yang fana ini akan melihat Allah dan bahwa dunia yang diam dan tumpul ini akan bergetar terhadap cahaya dan kemuliaan dan kehadiran Yang Mahakuasa. Tetapi itu telah menjadi iman di dalam Alkitab sejak permulaannya. “Ya,” kata Ayub, “Juga sesudah kulit tubuhku sangat rusak, tanpa daging pun aku akan berusaha melihat Allah. Yang aku sendiri akan melihat memihak kepadaku; mataku sendiri menyaksikanNya dan bukan orang lain” [Ayub 19:26, 27]—bukan orang lain yang akan memberitahukan kepadaku tentang Dia. Kita, ciptaan yang terbuat dari debu tanah, cacing dari dunia ini, yang bergerak ke arah kuburan—kita akan hidup pada waktu itu dan melihat Allah, kehadiran dari Tuhan Allah Yang Mahakuasa. 

“Engkau telah memangku kuasa-Mu yang besar dan telah mulai memerintah sebagai raja Dan semua bangsa telah marah, tetapi amarah-Mu telah datang” [Wahyu 11:17, 18].  Lihatlah ke dalam bentuk tensisnya—“dan semua bangsa telah marah.”  Kebiadaban dan penuh dengan kejahatan dan dosa dan kekerasan serta perang. Dan jika mereka tidak berada di dalam peperangan, mereka sedang bersiap-siap untuk perang, mengasah pedang mereka, menajamkan alat-alat penghancur mereka. “Amarah-Mu telah datang dan saat bagi orang-orang mati untuk dihakimi” [Wahyu 11:18].  Ketika seseorang mati, dia belum mengalami kematian yang sesungguhnya. Bahkan orang yang kahat ini akan dibangkitkan di penghakiman yang terakhir di takhta putih. Dan mereka akan berdiri dan Allah akan menghakimi mereka menurut perbuatan mereka dan akan mengirim mereka ke dalam kegelapan dan penghukuman yang kekal. Oh, Allah! Ya Allah!  “Tetapi amarah-Mu telah datang dan saat bagi orang-orang mati untuk dihakimi dan untuk memberi upah kepada hamba-hamba-Mu, nabi-nabi dan orang-orang kudus dan kepada mereka yang takut akan nama-Mu,” [Wahyu 11:18].

Ada sebuah gambaran lain di sepanjang Firman Allah—permulaan hikmat adalah gemetar di hadapan Allah, takut akan Tuhan. Sebuah penghormatan yang penuh dengan ketakjuban oleh seseorang yang berdiri di hadapan Allah. Saya ingin membuat sebuah tanda kutip di sini untuk menyampaikan bahwa mengapa saya tidak suka  di dalam lagu atau di dalam doa seseorang yang seakan-akan akrab dengan Tuhan. Oh, ketika sorga lebih tinggi dari bumi, demikian juga Allah berada di atas setiap manusia. Dan tempat bagi seorang manusia yang fana yang sekarat dan yang yang terbuat dalam debu tanah adalah seseorang yang penuh dengan perhormatan yang takjub dan takut serta gemetar. “Sesungguhnya,” kata Abraham, “Sesungguhnya aku telah memberanikan diri berkata kepada Tuhan, walaupun aku debu dan abu.” [Kejadian 18:27].  Siapakah aku, ya Tuhan Allah, untuk datang ke dalam hadiratMu dan memanggil namaMu? Rasa takjub dan penghormatan yang dimiliki oleh anak-anak Allah, yang takut akan namaMu. Dan kita tidak akan melakukannya dengan sia-sia, bukankah begitu? Kita tidak akan menyumpah dengan hal itu, bukankah begitu? Itu adalah nama Allah yang kudus dan “Jangan menyebut nama Tuhan Allahmu dengan sembarangan, sebab Tuhan akan memandang bersalah orang yang menyebut namaNya dengan sembarangan” (Keluaran 20:7)—“mereka yang takut akan namaMu” (Wahyu 11:18).

Dan masanya datang, dan malaikat ketujuh, ketika dia meniup sangkakala, itu adalah saat Allah memberikan upah bagi hamba-hambaNya, nabi-nabi, orang-orang kudus dan orang-orang yang gentar di hadapan hadiratMu. Bukankah itu sangat mulia? Lihat, tidak ada upah bagi umat Allah, sekarang ini, yang masih hidup di dunia ini. Itulah sebabnya, saya telah meminta anda untuk membaca Kitab Ibrani pasal sebelas. Saya menduka, jemaat banyak yang heran di dalam ibadah 8:15 kenapa saya meminta mereka untuk membaca pasal itu, karena saya tidak pernah mencapai bagian ini di dalam khotbah saya. Saya tidak sampai di bagian ini. Saya tidak pernah dapat menjangkau apa yang ingin saya sampaikan seluruhnya dalam khotbah di ibadah pukul 8:15 pagi. (Ah, suatu hari, terpujilah Tuhan, kita akan mendapat sebuah planet bagi diri kita dan kita akan membuat sebuah pengumuman: Pedeta dari Gereja First Baptist Dallas akan berkhotbah selama seribu tahun. Dan ia tidak akan memiliki sebuah interupsi dan tidak akan ada sesuatu yang dapat menghentikan dia. Dia akan berkhotbah selama seribu tahun dan akan menjadi sesuatu yang menarik untuk melihat seberapa banyak kawanan domba saya akan akan hadir di sana). Lihatlah hal ini. Allah berkata bahwa di bawah sini, kita tidak akan mendapatkan upah kita. Dan kitab sejarah menyampaikan hal yang sama. Bagaimana dunia memperlakukan umat Tuhan. Beberapa dari mereka dibakar di tumpukan kayu api; beberpa dari mereka disalibkan terbalik; beberapa dari mereka dilemparkan ke dalam minyak yang mendidih; beberapa dari mereka dihina dan ditolak. Bukankah sangat aneh bagiamana hal-hal ini datang?

Beberapa hari yang lalu, saya telah bertemu dan berbicara dengan dua orang muda. Salah satu yang berada di angkatan perang berkata, “Saya telah menyerahkan sikap keterpisahan dari kekristenan saya, karena saya tidak dapat naik jabatan di dalan angkatan bersenjata,” katanya, “saya seharusnya tidak boleh minum minuman keras tapi saya akan minum minuman keras. Dan kami menyediakan  minuman keras di rumah kami.” Bukankah itu sangat aneh? Bukankah itu sangat asing? Jadi seseorang tidak dapat naik jabatan di dalam angkatan bersenjata, dia tidak dapat menjadi petugas yang lebih tinggi jika tidak minum minuman keras dan menyediakan minuman keras. Tidakkah anda tahu bahwa Allah melihat ke bawah Amerika yang kita kasihi ini, apakah kita hidup atau mati? Yang kedua, saya bertemu dengan orang muda yang berada di Departemen Luar Negeri. Orang muda itu berkata kepada saya, “Anda tidak dapat naik jabatan di Departemen Luar Negeri, anda tidak dapat naik jabatan dalam Duta Besar Jasa Penasehat pemerintah Amerika Serikat kecuali anda menyediakan minuman keras dan minum minuman keras.” Dan tidakkah anda tahu bahwa apakah Allah akan menyukai untuk memelihara Amerika dan faktor-faktor yang menjadi takdir bagi kita dengan hal-hal itu? Apakah Allah berkata: Mereka adalah umatKu yang kukasihi dan aku akan meletakkan tanganKu disekeliling mereka untuk melindungi dan memelihara mereka? Oh, Tuhan melihat ke bawah dari sorga dan berkata, “Aku memiliki sebuah hari pembalasan. Beberpa hal benar dan beberapa hal salah. Dan semuanya berlangsung dengan keadaan bahwa seseorang tidak dapat membedakan untuk melakukan makanah yang baik atau manakah yang salah.”  Mereka mungkin berada di zona abu-abu dalam pandangan kita, tetapi tidak di dalam pandangan Allah. Itu adalah hitam atau putih. Dan Allah menghakimi berdasarkan kebenaran atau kesalahan. Dan takdir bangsa kita tidak terletak di dalam kekuatan angkatan darat kita atau angkatan laut kita atau angkatan udara kita atau prestasi atomik kita, tetapi terletak di dalam pilihan elektif Allah Yang Mahatinggi yang akan menghakimi bangsa-bangsa yang sama seperti debu di dalam neraca timbangan. Oh, bagaimanakah hati anda gemetar.

Dan hari itu akan datang ketika upah itu akan diberikan kepada hamba-hamba Allah dan para nabi dan orang-orang kudus dan “dan mereka yang takut akan namaMu” (Wahyu 11:18). Bukan sekarang, dan bukan di sini. Ketidaksamaan dalam hidup ini akan berakhir. Akan berada di sana. Tuhan berkata, “Sesungguhnya aku datang segera  dan Aku akan membawa upahKu” (Wahyu 22:12). Dan Paulus berkata, “Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan, bema Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat” [2 Korintus 5:10].  Ketika masa itu datang, kemudian Paulus akan menerima “mahkota kebenaran, yang” dia katakan bahwa Allah telah menyediakannya juga kepada “mereka semua yang merindukan kedatanganNya” (2 Timotius 4:8). Pada hari itu, Musa akan  menerima balasan terhadap apa yang dia nantikan ketika dia memilih untuk menderita bersama dengan umat Allah dari pada menikmati kesenangan dosa yang hanya untuk sesaat. Dan pada hari itu Daniel akan berdiri  di tempat terbaiknya. Dan pada masa itu rasul-rasul akan duduk di atas takhta yang telah disediakan bagi mereka. Dan pada masa itu, semua orang yang mengasihi Tuhan, yang telah meninggalkan rumah mereka atau negeri mereka atau saudara-saudara mereka akan menerima ribuan kali lipat dan kehidupan yang kekal. Bukan di sini tetapi di sana. Di dalam dunia ini kita mengalami penderitaan, dan kita memiliki konflik dan rasa sakit serta peperangan di dalam hati kita. Dan dunia ini begitu banyak menentang kehidupan yang saleh dan taat serta kudus. Tetapi di sana akan Allah akan memiliki yang menjadi milikNya. Dan Allah akan memahkotai dan memberikan upah kepada orang-orang yang berjalan di jalanNya dan yang mengasihi namaNya dan melakukan pelayanan yang sederhana bagi Tuhan kita yang mulia.

Dan di dalam bagian akhir, “dan untuk membinasakan barangsiapa yang membinasakan bumi” (Wahyu 11:18). Ada gambaran lain di dalam seluruh Firman Allah. Sebagai contoh, Tuhan kita berkata di dalam perumpamaan tentang gandum dan lalang: “Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya. Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi.” [Matius 13:41, 42].  Dan hal yang sama dapat anda temukan di dalam 2 Petrus dalam pasalnya yang terakhir. Di sana dia berkata, “bumi yang sekarang terpelihara dari api dan disimpan untuk hari penghakiman dan kebinasaan orang-orang fasik. ” [2 Petrus 3:7].  Selalu seperti itu. Membinasakan orang-orang yang membinasakan bumi. Dan di dalam pasal selanjutnya, di sana ada Binatang dan di sana ada Nabi Palsu dan di sana ada Naga, Setan itu sendiri, yang akan dilemparkan ke dalam lautan api yang menyala-nyala. Allah memurnikan bumi ini, membinasakan mereka yang membinasakan bumi.

Kemudian lagi, agar umat Allah tidak ketakutan di dalam peperangan dan ketakutan dan di dalam hari yang mengerikan itu, maka di sana ada sebuah penglihatan bagi kita: “Maka terbukalah Bait Suci Allah yang di sorga, dan kelihatanlah tabut perjanjian-Nya di dalam Bait Suci itu” [Wahyu 11:19].  Di dalam kilat dan di dalam deru guruh dan di dalam suara yang nyaring dan di dalam gempa bumi dan hujan es lebat—kata “besar” ditambahkan di sana karena ketajaman dan tusukan dan hukuman Allah yang tiba-tiba. Tetapi anda jangan takut dan jangan menjadi patah semangat karena, “Terbukalah Bait Suci Allah yang di sorga, dan kelihatanlah tabut perjanjian-Nya di dalam Bait Suci itu.” Tabut perjanjian—di dalam  peti emas, janji Allah—semuanya ada di situ.  Dan tidak ada satu pun yang akan jatuh ke tanah. Tidak ada satu pun yang akan gagal. Setiap firman Allah telah disampaikan dan setiap janji Allah yang telah dibuat akan dipegangnya denga setia. Dan di tengah-tengah penghukumanNya  dan pencurahan murkaNya, di sana terlihat sebuah Bait Suci Allah di sorga, dan di dalamnya terdapat tabut perjanjianNya—tabut kovenanNya. Tabut dari hal-hal yang telah Dia sampaikan kepada kita, Aku akan memelihara engkau selamanya: “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau” (Ibrani 13:5).” Dan apabila Aku telah pergi, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempatKu” (Yohanes 14:3). “Jika seseorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa” (1 Yohanes 2:1) Dan “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” [1 Yohanes 1:9].  Dan saya memiliki sebuah rumah sorgawi bagi anda: “jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia.” [2 Korintus 5:1].  “Maka terbukalah Bait Suci Allah yang di sorga, dan kelihatanlah tabut perjanjian-Nya di dalam Bait Suci itu” [Wahyu 11:19].  Semua ini adalah janjiNya bagi kita dan mereka tidak pernah gagal. Mereka tidak pernah gagal.

Waktu kita telah habis dan kita telah berhenti mengudara. Hanya bagi anda yang berada di sini, jika ada seseorang yang ingin menyerahkan hatinya kepada Yesus atau yang ingin menggabungkan diri ke dalam persekutuan jemaat ini. Saat kita menyanyikan lagu undangan ini, dan sementara kita menunggu di hadapan Tuhan, maukah anda melakukannya pada hari ini? Bagi anda yang berada di atas balkon, ada sebuah tangga di bagian depan dan belakang serta kedua sisinya. Anda dipersilahkan untuk datang. Bagi anda yang berada di barisan terakhir dari atas balkon itu, mari datanglah. Katakan, “Pendeta, kami sekeluarga akan datang pada hari ini.” Atau hanya seseorang dari anda atau sebuah pasasangan, mari datanglah. Ada masa untuk berpisah tetapi saat ini buatlah keputusan itu. Di dalam waktu anugerah dan di dalam permohonan ini, ketika Roh Kudus berbicara ke dalam hati anda dan pintu itu terbuka dengan lebar untuk masuk ke dalam, mari datanglah. Datanglah dan menjadi selamat. Datanglah dan biarkan Allah menulis nama anda di dalam Kitab Kehidupan. Datanglah dan biarkan Allah membasuh dosa-dosa anda. Datanglah dan bersukacita di dalam keselamatan kita yang besar. Datanglah dan berbaris bersama dengan kami di jalan yang menuju kerajaan sorgawi. Kita akan menyanyikan lagu ini: “Ketika sangkakala Allah berbunyi, dan tidak akan ada lagi waktu,” ketika mereka memanggil daftar gulungan itu, aku akan berada di sana.” Dan ketika kita menyanyikan lagu ini, buatlah keputusan itu sekarang. Lakukanlah. Saat kita berdiri dan menyanyikan lagu.

 

Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.