KUMPULAN ORANG BANYAK YANG DIBASUH OLEH DARAH ANAK DOMBA

(THE BLOOD-WASHED MULTITUDE)

 

Dr. W. A. Criswell

 

Wahyu 7:9-17

06-03-62

 

         Kami mengucapkan selamat datang bagi anda semua yang sedang mendengarkan ibadah ini melalui siaran radio, anda sedang bergabung dalam ibadah dari Gereja First Baptist Dallas. Saya adalah pendeta yang sedang menyampaikan khotbah pada pukul sebelas pagi, khotbah yang berjudul, Kumpulan Orang Banyak Yang Dibasuh Oleh darah Anak Domba. Di dalam seri khotbah kita melalui kitab-kitab dalam Alkitab setelah beberapa tahun, kita telah tiba di bagian kitab yang terakhir, kitab yang klimaks yaitu Kitab Wahyu.

           Dan di dalam seri khotbah kita melalui Kitab Wahyu, kita telah tiba di pasal tujuh. Dan khotbah kita minggu yang lalu di dasarkan atas penglihatan pertama di dalam pasal tujuh, dari ayat pertama hingga ayat delapan.

            Sekarang, khotbah kita pada pagi hari ini membahas tentang penglihatan yang kedua, dari pasal tujuh ayat sembilan hingga ayat tujuh belas. Jika anda mengambil Alkitab anda dan membuka di tempat itu, maka anda akan mudah mengikuti khotbah pada pagi hari ini—Wahyu pasal tujuh dimulai dari ayat sembilan:

Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.

Dan dengan suara nyaring mereka berseru: "Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba!"

Dan semua malaikat berdiri mengelilingi takhta dan tua-tua dan keempat makhluk itu; mereka tersungkur di hadapan takhta itu dan menyembah Allah, sambil berkata: "Amin! puji-pujian dan kemuliaan, dan hikmat dan syukur, dan hormat dan kekuasaan dan kekuatan bagi Allah kita sampai selama-lamanya! Amin!"

Dan seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku: "Siapakah mereka yang memakai jubah putih itu dan dari manakah mereka datang?"

Maka kataku kepadanya: "Tuanku, tuan mengetahuinya." Lalu ia berkata kepadaku: "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.

Karena itu mereka berdiri di hadapan takhta Allah dan melayani Dia siang malam di Bait Suci-Nya. Dan Ia yang duduk di atas takhta itu akan membentangkan kemah-Nya di atas mereka.

Mereka tidak akan menderita lapar dan dahaga lagi, dan matahari atau panas terik tidak akan menimpa mereka lagi.

Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka."

 

Bagian ini sungguh memiliki makna yang sangat dalam, bagian yang menghiburkan serta bagian yang sangat mulai dari seluruh Firman Allah—tetapi pada saat yang sama, bagian ini merupakan salah satu bagian yang sangat sukar. 

            Ada begitu banyak pandangan dan usulan dan teori dan perjelasan sehubungan dengan kumpulan orang banyak ini berdasarkan indentifikasi dari seratus empat puluh empat ribu orang yang dimateraikan dari seluruh suku-suku dari anak-anak Israel.

            Siapakah suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta Allah? Ada beberapa penafsir yang berkata bahwa oerang-orang ini adalah orang yang hidup dalam daging di dunia yang telah diselamatkan karena percaya kepada Kristus.

            Ada orang yang berkata bahwa kumpulan orang banyak itu adalah kumpulan dari roh yang tanpa tubuh—jiwa dari orang yang telah meninggal—yang dilihat Yohanes di dalam sorga, ketika dia melihat jiwa-jiwa yang mati martir dalam materai kelima. Jadi mereka ini adalah jiwa-jiwa, roh tanpa tubuh, dari orang-orang yang telah mati untuk Tuhan di dunia; dan Yohanes melihat mereka sebelum kebangkitan besar yang terakhir.

            Kemudian ada orang lain yang berkata bahwa kumpulan orang banyak ini adalah orang-orang yang telah ditebus oleh Tuhan yang telah dibangkitkan dan dimuliakan dan sekarang abadi di dalam kemuliaan.

            Kemudian ada orang lain yang berkata, bahwa kumpulan orang banyak ini mewakili kekristenan mula-mula ketika berada di dalam penganiayaan dan pencobaan dan mereka keluar dari penderitaan orang-orang Kristen pada abad mula-mula.

            Kemudian ada orang lain yang berkata bahwa kumpulan orang banyak ini mewakili kejayaan iman Kristen di bawah pertobatan Konstantin ketika orang Kristen diberikan kebebasan dan kemenangan dari pertobatan penguasa Roma.

           Kemudian ada ada orang-orang yang berkata bahwa kumpulan orang banyak ini mewakili orang-orang yang ditambahkan ke dalam jemaat, pencapaian yang besar bagi jemaat di dalam abad-abad selanjutnya yang mengikuti pertobatan Kaisar Roma.  

            Kemudian ada orang lain yang berkata bahwa kumpulan orang banyak ini adalah seratus empat puluh empat ribu orang yang telah dimateraikan dalam penglihatan yang pertama. Bagi mereka, seratus empat puluh empat ribu orang itu—dua belas ribu orang dari tiap-tiap suku Israel—mewakili seluruh tebusan Allah. Dan dia melihat mereka dimateraikan dalam penglihatan yang pertama dan sekarang melihat mereka dimuliakan dalam penglihatan yang kedua.

            Kemudian ada orang-orang yang berkata bahwa kumpulan orang banyak ini mewakili jemaat dalam milenium kemuliaan.

            Kemudian, yang terakhir, ada orang-orang yang merohanikannya, yang mengalegoriskannya—terutama kelompok yang mengalegoriskan Kitab Suci—dan mereka berkata bahwa hal itu tidak mewakili apa pun kecuali kejayaan pesan Injil di dunia. Hal itu tidak memiliki signifikan, dan tidak memiliki kaitan dengan bagian itu sendiri kecuali mewakili kejayaan injil di dunia. Jadi, ini adalah beberapa identifikasi dari kumpulan orang banyak ini yang dilihat Yohanes sedang berdiri di hadapan takhta Allah dan Anak Domba.

            Jadi, siapakah mereka? Saya pikir anda memiliki referensi yang sangat berkaitan—sebuah kunci, sebuah keyakinan tentang siapakah mereka—dan hal itu dapat ditemukan dalam kebingungan Yohanes sendiri. “Dan seorang dari antara tua-tua itu berkata kepada Yohanes...”  Yohanes belum menyampaikan tentang apa pun. Tidak ada catatan tentang pembicaraan sebelumnya, akan tetapi “seorang dari antara tua-tua itu berkata kepada Yohanes...” Itu adalah kata kuncinya, dia melihat Yohanes dalam kebingungan dan Yohanes terkejut dan Yohanes heran tentang siapakah kumpulan orang banyak itu. Dan tua-tua itu mengambil tempat dalam bahasa pertanyaan roh Yohanes: 

... Siapakah mereka yang memakai jubah putih itu dan dari manakah mereka datang?"

Dan Yohanes berkata, Tuan, aku tidak tahu. (Aku belum pernah melihat mereka sebelumnya, tidak ada satu pun wajah yang aku kenal dalam kumpulan orang banyak itu. Aku tidak tahu siapakah mereka.)” 

 

 Bukankah itu merupakan sebuah hal yang mengherankan? Karena jika kumpulan orang banyak yang mewakili jemaat—orang-orang yang telah selamat, orang-orang yang telah ditebus oleh Kristus, di zaman ini—maka hal itu tidak akan menimbulkan kebingungan bagi Yohanes. Itulah yang dia harapkan, yaitu untuk melihat orang-orang yang telah ditebus Kristus di dalam sorga.

            Dan dia akan mengenali beberapa di antara mereka sama seperti anda jika anda melihat orang-orang yang telah ditebus oleh Kristus di dalam sorga. Ada begitu banyak wajah yang akan anda kenali. “Di sana ada keluarga saya. Mereka adalah orang-orag saya. Ini adalah sahabat saya.” Ada begitu banyak orang dari mereka yang akan anda kenali. Tetapi Yohanes tidak mengenali satu orang pun dari mereka: “Aku belum pernah melihat mereka. Aku tidak memiliki ide, tentang siapakah mereka.”

            Kebingungan Yohanes—kemudian ada hal lain yang sangat mengherankan bagi pelihat itu. Di akhir pasal tiga, masa gereja telah berakhir, dan jemaat telah menghilang di dalam Kitab Wahyu—tidak pernah lagi disebutkan, tidak pernah lagi dirujuk hingga akhirnya jemaat terlihat bersama dengan Kristus di dalam kemuliaan di akhir dari kesudahan zaman, yaitu di dalam Wahyu pasal sembilan belas.

            Di akhir pasal tiga dan di awal pasal empat, Alkitab berkata bahwa Yohanes diangkat naik ke dalam kemuliaan. Dan ketika dia diangkat ke dalam sorga, dia melihat di sana ada jemaat Kristus, Mempelai Perempuan dari Tuhan kita. Dan dia melihat jemaat duduk di atas takhta, dimahkotai dan dimuliakan—dibangkitkan, memiliki keabadian dan telah diangkat.             

Dia melihat jemaat itu di dalam bentuk dua puluh empat tua-tua. Para tua-tua ini mewakili jemaat dari Allah yang hidup. Dan di akhir dari masa gereja, ketika Yohanes diangkat ke sorga, dia melihat jemaat di sana duduk di atas takhta di hadapan takhta Allah.

            Sekarang dia melihat keduanya di sini. Karena di pasal ketuujuh dari Wahyu ini: di sana ada takhta Allah; dan di sana ada dua puluh empat tua-tua dan di sana ada empat kerub dan di sekitar mereka ada kumpulan malaikat—sama seperti ketika dia melihat jemaat diangkat dalam permulaan pasal empat.

            Dan selain itu, disamping jemaat yang dimuliakan itu, dia melihat—dalam ketakjuban dan keheranan—dia melihat kumpulan orang banyak dari bangsa-bangsa lain yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa di bumi ini, dibasuh dalam jubah putih, dan dengan daun palem di tangan kanan mereka, menyembah dan melayani Allah siang dan malam. Tidak heran jika Yohanes bingung! Dan hal itu juga membingungkan kita. Kumpulan orang banyak ini yang ditambahkan ke yang datang terlebih dahulu ini, konggregasi yang lahir lebih dahulu. Bukan yang sulung—siapakah mereka? Dan dari manakah mereka datang? 

            Ada sebuah perbedaan besar antara kelompok ini dan jemaat, Tua-tua yang duduk di atas takhta. Orang-orang ini tidak memiliki takhta karena mereka berdiri di hadapan takhta. Mereka tidak memiliki mahkota—mereka memiliki daun-daun palem. Dan mereka datang setelah kebangkitan, setelah pengangkatan dan setelah jemaat diangkat ke dalam kemuliaan.

            “Siapakah orang-orang yang memakai jubah putih ini? Dan dari manakah mereka berasal? Dan Yohanes berkata: “Tuan, aku tidak tahu. Aku tidak mengerti. Aku terkejut. Aku heran. Aku merasa takjub.” Kemudian anda memiliki jawaban dari salah satu tua-tua itu: “Mereka ini adalah orang-orang yang  erchomenoi…

[(present linear action)…  anda dapat katakan dalam bahasa Inggris sebagai,  “present tense.”  Tidak ada tenses dalam Bahasa Yunani; hanya ada jenis tindakan.]

            “Mereka adalah,” kata Tua-tua, “yang erchomenoi (Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari…)” Yohanes di dalam sorga, melihat mereka sebagaimana mereka keluar dari Kesusahan Besar (He thlipsis, he megale).

Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.  

 

Mereka adalah orang-orang kudus pada masa kesusahan besar! Mereka adalah orang-orang yang telah diselamatkan Allah di dalam kebaikanNya dan di dalam ingatanNya dan di dalam kasihNya! Mereka adalah orang-orang yang telah diselamatkan Allah di dalam pencobaan besar itu yang akan datang ke dunia ini. Bukankah hal itu merupakan sebuah hal yang sangat mengherankan? Tidak heran jika Yohanes tidak mengetahui siapakah mereka—tidak seorang pun yang pernah tahu atau menduga anugerah seperti itu seandainya bukan karena Wahyu dari Allah sendiri.

            Karena anda dapat melihat, pada masa kesusahan ini tidak hanya merupakan sebuah masa dari hukuman yang universal tetapi itu juga merupakan sebuah masa dari anugerah Allah dan kebaikan Allah dan penyelamatan Allah dan pengampunan Allah. Karena dunia ini, setelah jemaat diangkat, dunia ini semakin diyakinkan dalam tantangan Allah hingga ombak neraka akan menggulungnya sampai selama-lamanya. “Dan asap dari nyala api penyiksaan mereka itu akan naik sampai selama-lamanya.” 

           Tetapi bahkan di dalam hari yang gelap dan tragis itu, “Di dalam murka, Allah mengingat kasih sayang.’ Dan dia memilih keseratus empat puluh empat ribu orang ini. Dia memateraikan mereka, Dia membaptiskan mereka dengan pengurapan kuasa Pentakosta. Dan di dalam hari pencobaan dan yang mengerikan itu, ada orang-orang yang mendengarkan pengkhotbah Kristus di dalam kuasa dan kemuliaan dari Tuhan ketika mereka memproklamasikan pesanNya di dunia. Ada orang-orang bahkan di dalam masa penderitaan dan pencobaan dan penghukuman itu, berpaling ke dalam iman, berpaling kepada Kristus, yaitu mereka, “yang telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.”  

            Daniel, sang nabi, menubuatkan tentang orang-orang kudus pada masa kesusahan besar itu. Dan Simon Petrus menulis tentang mereka dalam roh yang sama dan bahasa yang sama dari nabi Daniel ketika dia melihat orang-orang yang akan diselamatkan pada hari-hari yang terakhir ini.

            Jadi mereka adalah orang-orang yang tertinggal di bumi pada saat kedatangan Tuhan, ketika Dia membawa umatnya bersama dengan Dia ke dalam kemuliaan. Mereka ini adalah orang-orang yang telah ditinggalkan. Karena ketika Tuhan datang untuk umatNya dan jemaatNya diangkat dari dunia, kebanyakan orang-orang di dunia ini penuh dengan orang-orang yang menyangkal, para penghujat, orang-orang yang menolak, dan orang-orang yang tidak percaya. Kebanyakan orag-orang yang menyatakan dirinya sebagai jemaat akan ditinggalkan di dunia ini. Mereka tidak pernah dilahirkan kembali! Mereka belum diselamatkan! Nama mereka tidak tertulis di dalam Kitab Kehidupan Anak Domba!  

            Dan ketika Tuhan datang, akan begitu banyak kejahatan dan kegelapan menyelimuti muka bumi ini, sehingga Kristus sendiri bertanya: “Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?” “Kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan—kalau ada dua orang di atas tempat tidur, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan—kalau ada dua orang yang sedang menggiling tepung, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.” Mereka ini adalah orang-orang yang ditinggalkan di bumi. Mereka berada di antara orang-orang yang menghujat Allah. Mereka adalah orang-orang yang berkata “tidak” kepada Kristus. Mereka berada di antara orang-orang yang tidak lahir baru, yang namanya tidak tertulis di dalam Kitab Kehidupan Anak Domba. Orang-orang ini telah ditinggalkan.”

            Tetapi, oh, betapa merupakan sebuah perubahan! Betapa merupakan sebuah perubahan! Ketika mereka mendengar pemberitaan Injil Anak Allah yang luar biasa, dan ketika para penginjil dan misionaris ini menabur dunia dengan benih Firman Yesus yang mulia, mereka yang merupakan orang-orang yang hidup pada masa pencobaan dan penderitaan itu, akan mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.

            Filsafat mereka, mereka ubah menjadi kesederhaan iman dari Injil—penolakan mereka terhadap Kristus, mereka telah ubah menjadi sebuah keyakinan dari Keilahaian dan Kejuruselamatan Tuhan kita. Mereka dulunya adalah orang-orang berdosa, dan sekarang mereka menjadi orang-orang kudus. Mereka dahulu telah terhilang dan sekarang mereka ditemukan. Mereka dahulu adalah para penolak dan sekarang mereka adalah para penerima! Mereka dahulunya menolak dan menghujat, sekarang mereka adalah pelayan dari Allah yang Mahatinggi!

           Suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka—satu hal lainnya tentang mereka. Mereka berada di sorga. Beberapa penafsir yang membaca bagian ini berpikir bahwa jika mereka dahulu di bumi maka mereka tetap berada di bumi. Saya tidajk dapat memahami sebuah identifikasi seperti itu. Bagi saya, sangat jelas kelompok ini berada di sorga. Saya akan berpikir begitu karena satu hal: Ketika Yohanes diangkat ke sorga, hal pertama yang dia lihat adalah takhta Allah—pada bagian awal Kitab Wahyu pasal empat—ketika Yohanes diangkat ke sorga, hal pertama yang dia lihat adalah takhta Allah: “Dan Dia yang duduk di atas takhta.” Dan kemudian dia melihat dua puluh empat tua-tua yang duduk di atas takhta yang ada di sekitar takhta Allah. Kemudian dia melihat empat kerub. Kemudian dia melihat para malaikat di sekeliling mereka, kumpulan malaikat yang sangat banyak yang menyembah Tuhan kita.              Kemudian di dalam pasal tujuh, di dalam penglihatan ini, Yohanes melihat mereka, hal yang sama. Di sana ada takhta Allah. Di sana ada takhta Anak Domba. Di sana ada para tua-tua. Di sana ada kerub. Dan di sana ada para malaikat. Dan kemudian dia melihat kumpulan orang banyak yang keluar dari Kesusahan Besar. Bagi saya, hal itu berada di sorga. Bahasanya menggambarkan suasana sorgawi. Tata nama yang digambarkan sama seperti pasal dua puluh satu yang menggambarkan kemuliaan Tuhan kita dan berkahNya bagi kita di dalam sorga. Dan di dalam Kitab wahyu pasal lima belas, kelompok ini digambarkan seperti berdiri di atas lautan kaca—semuanya adalah sebuah pemandangan sorgawi. 

            Hal lain yang membuat saya berpikir bahwa mereka ada di sorga: seratus empat puluh empat ribu orang berada di bumi dan mereka dimateraikan oleh Roh Allah; dan mereka dilindungi dan dijaga dari kejahatan dan kematian dengan materai Allah yang ada di atas dahi mereka. Tetapi tidak disebutkan tentang pemateraian dari kumpulan orang banyak ini. Saya menduga karena mereka tidak membutuhkannya lagi, mereka sudah berada di dalam sorga; mereka ada di hadapan takhta Allah. Dan mereka menyembah Tuhan dan melayani Dia di Bait SuciNya dan memanggil namaNya dan mereka memandang wajahNya dan tetap hidup.

            Saya menduga mereka mati martir dalam pencobaan yang mengerikan itu, di masa Kesusahan Besar. Pada masa penderitaan dan hari yang penuh darah itu, mereka ini yang telah menerima kasih Yesus dan yang berseru kepada nama Yesus, mereka mengalami mati martir. Dan Yohanes di dalam sorga, ketika dia melihat mereka dan ketika dia melihat bumi digoncangkan dan ketika dia melihat seratus empat puluh empat ribu orang dimateraikan oleh Roh Allah, dibaptiskan oleh pengurapan Bapa, dia juga melihat dari sorga, di sorga, dia melihat kumpulan orang banyak itu keluar dari darah dan pencobaan dan air mata dan penderitaan dari waktu yang mengerikan itu. Dan dia melihat mereka ketika mereka pulang ke rumah Allah.

            Oh, betapa merupakan sebuah hal yang sangat menakjubkan! Betapa merupakan sebuah kemuliaan yang sukar untuk dilukiskan di dalam sorga—tempat di mana Allah Yang Mahatinggi ada, tempat di mana Anak Domba ada, tempat dimana para tua-tua duduk di atas takhta ada, dimana para malaikat disekeliling kemuliaan menyembah Allah—di dalam sorga, betapa merupakan sebuah hal yang besar untuk berkata tentang seseorang: “Dia berada di sorga.” Lazarus yang berada di pangkuan Abraham jauh lebih diberkati dari pada orang kaya yang sewaktu di bumi penuh dengan kemewahan. “Mereka ini berada di sorga.”

            Hal lainnya tentang mereka adalah saat berada di sorga, mereka berdiri—mereka terhitung di dasarkan atas kepercayaan mereka di dalam Yesus sebagai Juruselamat mereka—mereka berdiri di sana dengan jubah mereka yang telah dibuat putih di dalam darah Anak Domba. Itulah dasar sehingga mereka dapat masuk ke sorga. Hal itu terletak dalam korban yang pengorbanan dan penebusan Kristus yang sempurna.

            “Mereka adalah orang-orang yang keluar dari Kesusahan Besar….Karena itu mereka berdiri di hadapan takhta Allah.” Dan kata “karena itu” sangat empatik. “Dia touto(di atas dasar ini, di atas penilaian ini, karena hal ini) mereka ada di hadapan takhta Allah” Dasar tempat mereka berdiri, dan dasar yang membuat mereka memandang wajah Allah dan tetap hidup, terletak di dalam korban penebusan Yesus Kristus, yang nmembasuh dosa mereka di dalam darah, di dalam pencurahan hidup dari Anak Allah.

           Dan betapa merupakan referensi yang sangat indah: “Dalam jubah putih (tas stolos tas leukos).”  Seberapa efektifkah lukisan itu! Anda, wanita memiliki sebuah kata (s-t-o-l-e) selendang, syal. Jika anda memiliki sejumlah uang, anda dapat membeli sebuah syal Cerpelai yang sangat indah. Putih? Oh, nilainya mungkin sekitar lima puluh ribu dolar. Hanya untuk sebuah syal. Jika anda memiliki sebuah jubah cerpelai putih yang sangat indah, sebuah jas, saya tidak tahu, anda mungkin harus menjadi anggota pemerintahan untuk memiliki sesuatu seperti itu. Itulah lukisan yang terdapat di sini. Kata Yunani stole (s-t-o-l-e), syal, mengaju kepada sebuah jubah yang dipakai di bagian luar, dipakai untuk menunjukkan martabat dan anugerah dan keindahan dan perbedaan.

            Dan ketika frasa itu digunakan: “tas stolos tas leukos”—ketika hal itu dirujuk kepada pakaian, tentu saja maknaya adalah, sebuah pakaian perkawinan yang mewah, berwarna putih menpesona. Oh anda dapat melihatnya. Yang dibasuh oleh darah Allah, putih, murnia, berdiri tanpa noda di hadapan Allah Yang Mahatinggi. Dan dasar dari mereka dapat berdiri karena melihat dengan iman, di dalam pertobatan, di dalam kepercayaan terhadap pengorbanan Anak Domba Allah.

           Kemudian betapa luar biasanya gambaran tentang mereka: dan mereka berdiri di sana, tidak hanya jubah mereka yang berwarna putih murni di dalam kemegahan dan kemuliaan dan keindahan, tetapi mereka berdiri di sana dengan daun-daun palem di tangan mereka. Itu adalah referensi dari Perjanjian Lama terhadap Hari Raya Pondok Daun. Anda membaca salah satu peristiwa yang menggembirakan itu di dalam Kitab Nehemia  dalam kalimat, “Dan di sana ada sebuah sukacita besar.”   

            Hari Raya Pondok Daun—ketika mereka duduk di bawah pondok-pondok dan ketika mereka memegang daun-daun palem—itu adalah sebuah peringatan tentang pembebasan Allah dari perbudakan Mesir. Dan sekarang mereka bebas bagi Allah—dan di Nehemia, juga pembebasan dari pembuangan Babel. Orang-orang yang memegang daun palem ini dibebaskan dari perbudakan dosa dan kematian di dunia ini. Dan mereka bersukacita dan memuji nama Allah dengan daun palem di tangan mereka.  

            “Dan Ia yang duduk di atas takhta itu akan membentangkan kemah-Nya di atas mereka.” Kata Yunani untuk kemah adalah skenoo.   Anugerah Allah dan kasih karunia, dan perlindungan akan dibentangkan atas mereka, akan menutupi mereka.

            Referensi dari hal itu terdapat di Perjanjian Lama dalam kisah anak-anak Israel yang keluar dari tanah Mesir dan kemuliaan, Shekinah Allah ada di atas mereka. Pada siang hari, hal itu tampak seperti sebuah tiang awan; pada malam hari, hal itu tampak seperti tiang api. Tetapi sekalipun pada siang hari dan malam hari mereka di bawah perlindungan, pengembalaan, dan perawatan serta pemeliharaan kasih Allah. Dan Allah Yang Mahatinggi yang duduk di atas takhta itu akan skenoo epi autos (“akan menjadi kemah.” Shekinah kemuliaan Allah akan berada di atas mereka.

Kemudian deskripsi selanjutnya: “Mereka tidak akan menderita lapar dan dahaga lagi, dan matahari atau panas terik tidak akan menimpa mereka lagi.” Seberapa sering anda menemukan kalimat ini di dalam kitab Wahyu. Ini merupakan sebuah penekanan yang kuat dan akan terlihat indah  dalam bahasa Yunani yang menggambarkan pengembalaan dan ingatan Allah serta pemeliharaanNya bagi umatNya.

            Dan kemudian ayat yang terakhir: “Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan.” Dimanakah anda mendengar kalimat itu sebelumnya? Ketika saya masih kecil, dan saya harap demikian juga dengan anda, sama seperti saya, bahwa seseorang yang mengasihi anda akan mengajarkan anda Mazmur pasal dua puluh tiga:

Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.

Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;

 Ia menyegarkan jiwaku……

 

Mungkin semuanya hancur, terukir di dalam dan dibasuh, dan mungkin menjadi kepingan-kepingan—dan penderitaan yang melanda kita seperti sebuah banjir besar dan kekecewaan yang kita alami akan berlalu karena “Ia menyegarkan jiwaku!” Hal yang sama dengan mereka, “Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka.” “Ia menyediakan hidangan bagiku” di dalam rasa laparku, di dalam kehausanku, dan di dalam kekuranganku.  “Dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan.”  

            “Roh dan pengantin perempuan itu berkata: “Marilah!” Dan barang siapa yang mendengarnya, hendaklah ia berkata: “Marilah!” dan barang siapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barang siapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma. . . dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka.”

            Bukan hanya hal ini yang akan saya khotbahkan pada pagi hari ini. Saya memiliki beberapa hal untuk saya khotbahkan. Akan tetapi kita harus berhenti. Bolehkah saya menyampaikan penilaian saya atas bagian ini? Karena khotbah ini ditulis dan dicetak dan dikirim ke seluruh dunia—dalam upaya untuk melengkapi eksegesis khotbah ini—bolehkah saya menunjukkan betapa bagian ini sangat memberkati—kita yang hidup pada masa anugerah ini dan memiliki kesempatan untuk menerima Yesus sekarang ini, dan menjadi sebuah bagian dari pengantin Kristus, yang diwakili oleh para tua-tua yang duduk di atas takhta—ah, kita memiliki kesempatan yang lebih besar dari pada hal ini. Sama besarnya untuk menjadi seorang raja dari pada seorang pelayan, lebih besar untuk duduk di atas takhta dari pada berdiri di hadapannya; lebih besar untuk memiliki sebuah mahkota dari pada sebuah daun palem. 

           Jadi hal itu merupakan kesempatan yang besar bagi kita pada hari untuk datang ke dalam takhta di hadapan Allah sebagai seorang tua-tua, sebagai seorang anggota jemaat. Ini adalah kesempatan bagi kita saat ini. Mereka merindukannya. Mereka terlambat untuk hal itu. Dan mereka jatuh ke dalam penderitaan dan pencobaan dan bermandikan darah dari hukuman yang besar ini. Dan dari penderitaan itu, dan pencobaan itu dan kemartiran itu, mereka dibawa ke sorga untuk berdiri di hadapan Allah. Bukan menjadi sebuah bagian dari tua-tua yang duduk di atas takhta, tidak pernah menjadi sebuah bagian dari Mempelai Kristus; hanya berdiri di sana, yang telah kehilangan masa anugerah yang luar biasa dan kesempatan yang besar.

            Dan itulah yang kita miliki sekarang. Saudara, ini adalah waktu Allah, sekarang inilah waktu peninggian dibuat kepada tubuh Kristus; sekaranglah Allah membuat kita menjadi sebuah bagian dari Mempelai kudus; sekaranglah waktunya di dalam masa anugerah ini—kita memiliki kesempatan yang luar biasa untuk ditambahkan kepadaNya.              Sorga kita, Pemimpin utama kita ada di sorga, Tuhan kita ada di sorga. Sekarang kita memiliki bagian untuk menjadi sebuah bagian dari tubuhNya. Dan pada suatu hari, bersama dengan Tuhan kita, untuk bergabung bersama dengan Dia sampai selama-lamanya di dalam sorga—seorang tua-tua yang duduk di atas takhta. Orang-orang ini telah kehilangan kesempatan itu.

           Jika ada seseoarng yang ingin diselamatkan, jadilah selamat sekarang ini! Jika anda akan memberikan hati anda kepada Kristus, berikanlah hati anda sekarang!  Jika anda bermaksud untuk berjalan di dalam kasih dan kemuliaan dan kehadiran Allah, lakukanlah sekarang! Jika anda bermaksud untuk memberikan tangan anda kepada pendeta dan menyerahkan hati anda kepada Allah, lakukanlah sekarang! Jika anda bermaksud untuk memilih Yesus, pilihlah Dia sekarang, sebab sekarang adalah masa anugerah. Lakukanlah sekarang! Lakukanlah sekarang!

            Ketika kita menyanyikan lagu undangan kita, bagi anda yang berada di atas balkon, atau di lantai bawah ini, datanglah dan katakan, “Pendeta, hanya di dalam iman yang sederhana dan kepercayaan yang sederhana, saya memberikan hati saya dan jiwa saya serta hidup saya bagi Yesus, dan inilah saya.”

 

 

Alih bahasa: Wisma Pandia, ThM