TUJUH KITAB YANG MATERAIKAN

(THE SEVEN-SEALED BOOK)

 

Dr. W. A. Criswell

 

Wahyu 5:1-14

02-25-62

 

           Kami mengucapkan selamat datang bagi anda semua yang sedang mendengarkan ibadah ini melalui siaran radio, anda sedang bergabung dalam ibadah dari Gereja First Baptist Dallas. Saya adalah pendeta yang sedang menyampaikan khotbah pada pukul sebelas pagi, khotbah yang berjudul: Tujuh Materai Kitab. Di dalam seri khotbah kita melalui kitab-kitab dalam Alkitab, setelah lebih dari enam belas tahun, sekarang kita telah tiba di bagian yang terakhir, bagian klimaks dari Alkitab, yaitu Kitab Wahyu. Dan di dalam seri khotbah kita melalui Kitab Wahyu, kita telah tiba di pasal 5. Dan jika anda ingin mengikuti khotbah pada pagi hari ini, anda dapat dengan mudah melakukannya dengan berpaling ke dalam kitab yang terakhir dalam pasal 5. Dan teks kita adalah seperti ini:

Maka aku melihat di tangan kanan Dia yang duduk di atas takhta itu, sebuah gulungan kitab, yang ditulisi sebelah dalam dan sebelah luarnya dan dimeterai dengan tujuh meterai. Dan aku melihat seorang malaikat yang gagah, yang berseru dengan suara nyaring, katanya: "Siapakah yang layak membuka gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya?" Tetapi tidak ada seorangpun yang di sorga atau yang di bumi atau yang di bawah bumi, yang dapat membuka gulungan kitab itu atau yang dapat melihat sebelah dalamnya. Maka menangislah aku dengan amat sedihnya, karena tidak ada seorangpun yang dianggap layak untuk membuka gulungan kitab itu ataupun melihat sebelah dalamnya. Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: "Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya." Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi. Lalu datanglah Anak Domba itu dan menerima gulungan kitab itu dari tangan Dia yang duduk di atas takhta itu. Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus. Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa. Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi."

 

            Saya berharap bahwa kita tetap dapat duduk di sini dan saya akan menyampaikan khotbah yang telah saya bagi menjadi tiga bagian: Yang pertama, pada hari ini kita akan berbicara mengenai kitab yang dimateraikan; dan minggu depan kita akan berbicara tentang kelayakan Anak Domba dan minggu selanjutnya kita akan berbicara tentang nyanyian penebusan. Tidak ada sebuah cara lain untuk menyajikan pasal ini kecuali ketika kita melihatnya dalam maknanya secara keseluruhan, dalam signifikasi dan seluruh kepentingannya. Tetapi saya tidak dapat melakukan hal itu seluruhnya dalam waktu yang sangat sempit ini dan meringkaskannya dalam satu khotbah. Jadi, kita akan membaginya menjadi tiga bagian dan kita akan memulainya pada pagi hari ini. Dan minggu depan kita akan melanjutkannnya. Dan minggu depannya lagi kita akan membahas tentang pujian penebusan, apa yang mereka nyanyikan, doksologi, pujian, lagu kemuliaan yang diberikan kepada Kristus Tuhan di sorga.

            Kemudian pasal 4 dan pasal lima merupakan satu kesatuan bersama di dalam Kitab Wahyu. Memang ada sebuah pembagian di tengah-tengahnya. Akan tetapi pembagian itu tidak membagi makna dan kesatuan dari kedua pasal ini. Mereka berdiri bersama-sama, dan merupakan satu kesatuan. Pasal 5 ayat pertama dimulai dengan kata “maka” dan itu berarti bahwa bagian ini menjadi bagian dari pasal sebelumnya. Pasal 4 dan 5 merupakan tulisan tentang pemandangan dari penglihatan Yohanes di dalam kemuliaan. Dia melihat takhta Allah, dia melihat kerub Tuhan, dia melihat dua puluh empat tua-tua (umat tebusan Allah), dan ketika dia melihat dengan rasa takjub dan keheranan, seluruh sorga bergerak dengan pemandangan peristiwa yang sedang datang, sebuah perkembangan dari signifikasi yang luas yang bersifat sorgawi dan kepentingan yang kekal.    

            Dan ketika pemandangan itu tergenapi, lihat, hal itu sangat bertolak belakang dari apa yang dapat kita pikirkan. Karena pemandangan itu, berkembang dan membawa ke dalam fokus yang sangat penting, kepada gulungan yang dibentangkan. “Maka aku melihat di tangan kanan Dia yang duduk di atas takhta itu, sebuah gulungan kitab, yang ditulisi sebelah dalam dan sebelah luarnya dan dimeterai dengan tujuh meterai.” Di tangan kanan Allah terdapat sebuah gulungan kitab, sebuah gulungan yang tidak dapat seorang pun yang dapat mengambilnya, atau dapat membukanya dan membacanya dan melaksanakan mandat dan tujuannya.   

            Ada beberapa kitab di dalam Wahyu. Ada Kitab Kehidupan, sebuah daftar nama dari orang-orang yang telah ditebus oleh darah Anak Domba. Ada kitab lainnya: Kitab Perbuatan, di mana Allah menulis segala perbuatan yang telah dilakukan manusia selama hidupnya. Di dalam Wahyu pasal sepuluh, ada Kitab Kesaksian, yang diberikan kepada Yohanes, yang dengan itu, dia berbicara dalam nubuatan terhadap mansia dan bangsa-bangsa. Tetapi kitab ini sangat berbeda dan terpisah dari yang lain. Kitab ini unik.

            Kitab ini dan ketika kita menggunakan kata “kitab” kita merujuk seolah-olah kitab itu berada pada masa lalu. Orang-orang Kristen mengambil gulungan, kitab, gulungan, memotongnya dan mengikat bagian belakangnya itu bersama-sama. Disebut dengan sebuah kodeks. Dan itulah yang anda ketahui tentang sebuah kitab. Akhirnya muncullah kitab seperti yang kita miliki sekarang ini, sebuah kitab seperti yang saya pegang di tangan saya, sebuah buku seperti yang anda pikirkan dalam masa modern. Kitab itu telah ditemukan oleh pengkhotbah Kristen yang pertama dan para martir dan para misionaris dan para penginjil, ketika mereka mengambil gulungan dan berkhotbah kepada orang-orang, menunjukkan kepada mereka isi Kitab Suci bahwa Yesus adalah Kristus, Anak Allah. Tetapi butuh banyak waktu untuk  menggulung sebuah gulungan, jadi orang-orang Kristen memotongnya, mereka memotong gulungan itu ke dalam kolom-kolom dan mereka meletakkan kolom itu bersama-sama. Mereka kemudian mengikat bagian belakangnya dan itu disebut dengan sebuah kodeks. Dan anda menyebut jenis itu dengan sebuah kitab. Hal itulah yang telah dilakukan agar saksi-saksi Kristen dan orang-orang Kristen dapat dengan mudah berpaling ke dalam sebuah tempat di dalam Alkitab agar mereka dapat menunjukkan Firman Allah kepada orang banyak, Anak Allah dan Juruselamat kita. Kemudian gulungan lama itu disebut dalam Alkitab sebagai sebuah kitab. 

            Sebuah gulungan. Dan gulungan yang dilihat Yohanes itu dimateraikan dengan tujuh materai. Gulungan itu sungguh termateraikan. “Katesphragismenon sphragisin hepta:”  Anda tidak dapat menulis kata yang lebih kuat dari kata itu. Gulungan itu dimateraikan dengan rapat oleh tujuh materai.

            Sekarang, hal yang dilihat Yohanes adalah hal ini: Di sana ada sebuah gulungan kitab. Sebuah bagian tertentu dari gukungan itu telah dimateraikan. Kemudian digulung lagi dan dimateraikan, kemudian digulung lagi dan dimateraikan, demikianlah hingga materai yang keenam dan materai yang ketujuh memateraikan seluruh gulungan itu. Kemudian ketika materai itu dibuka, anda harus kembali ke cara yang lain. Ketika materai pertama di buka sebuah bagian lain dan tetap terikat dan anda tidak dapat membacanya. Kemudian ketika akan membuka materai kedua, bagaian yang lain dari gulungan itu tetap terikat dan anda tidak dapat membacanya. Dan demikian seterusnya hingga ketujuh materai itu dibuka, dan seluruh gulungan itu terbuka dan dapat dibaca.

            Kemudian ada sebuah arti di dalam kitab itu. Dalam faktanya, ketika kita akan melihat di dalam pendahuluan khotbah ini, ini adalah yang paling penting dan yang paling vital dan yang paling berarti dari seluruh pemandangan yang kita lihat dan yang dilukiskan dalam Kitab Wahyu.

            Jadi, apakah makna dari kitab itu? Ada beberapa usulan dan keyakinan  yang sangat baik mengenai arti dari gulungan itu, yang berada di tangan kanan Allah.  Sebagai contoh ada beberapa orang yang mengusulkan dan memiliki keyakinan bahwa gulungan itu merepresentasikan pelantikan dari jabatan Kristus Tuhan untuk memegang kedaulatan dan pemerintahan di atas bumi. Dan itu adalah sebuah usulan yang baik. Tuhan kita berkata dalam Matius    28:18: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.” 

            Dan kitab ini merepresentasikan pelantikan jabatan dari Kristus Tuhan kita dengan kuasa yang telah diberikan Allah kepadaNya  baik di sorga maupun di bumi. Itu adalah sebuah usulan yang baik. Kemudian ada usulan yang lain. Yang berkata bahwa kitab itu merepresentasikan nasehat dan ketetapan yang kekal dari Tuhan Allah Yang Mahatinggi, tujuan utamaNya di dunia ini. Dan alasan kitab itu ditulisi sebelah dalam dan sebelah luarnya, karena ketetapan Allah yang besar itu sangat penting dan mereka sangat signifikan dan jumlahnya sangat banyak di dalam lembaran-lembaran itu. Dan pada peristiwa itu, ketika materai itu dibuka, kitab yang terbuka itu merepresentasikan tujuan Allah yang tidak terbayangkan, ketetapan yang tidak dipahami dan tidak dapat dilaksanakan di sorga. Kemudian kitab itu dibuka, materainya dibuka, akan merepresentasikan ketetapan dan tujuan Allah itu menjadi diketahui dan dilaksanakan serta diwujudkan di dalam dunia. Dan itu adalah sebuah usul yang baik.  

            Kemudian ada usulan lainnya dari apa yang mungkin dimaksudkan oleh Alkitab, dan itu merupakan usulan yang sangat baik sekali. Di dalam pasal terakhir dan kata-kata nubuatan terakhir dari Daniel:

Ada pun aku, memang kudengar dari hal itu, tetapi tidak memahaminya, lalu kutanya: “Tuanku, apakah akhir dari segala hal ini?” Tetapi Ia menjawab: Pergilah Daniel, sebab firman ini akan tinggal tersembunyi dan termaterai sampai akhir zaman.

 

Di sana ada kata “sphragizo” yang merupakan kata yang sama, seperti yang diterjemahkan di dalam septuaginta, Alkitab Perjanjian Lama dalam bahasa Yunani, yang digunakan oleh orang-orang Kristen. Itu adalah kata yang sama yang anda temukan di dalam Kitab Wahyu pasal lima. Kitab yang dimateraikan, yaitu, katesphragismenon, sebuah partisipel sempurna dalam bentuk lampau (a perfect past participle), dimateraikan. Dan itu adalah kata yang sama; dimateraikan sampai akhir zaman tiba. Dan materai kitab itu dibuka dan tujuan Allah diperlihatkan dan dilaksanakan di dunia. Itu juga merupakan usulan yang sangat baik.

            Kemudian ketika saya mempertimbangkan beberapa usulan itu dan membaca Alkitab dan mempelajarinya dan menggunakan kemampuan terbaik saya untuk memahami makna dari hal-hal ini, dan inilah makna dari kitab itu bagi saya. Sebagaimana saya berusaha untuk menyajikannya kepada anda, bolehkan saya menunjukkan empat hal-hal yang menjadi signifikasi tentang hal itu? Yang pertama, kita itu merupakan kitab yang membawa ke dalam pemandangan sorgawi, pemandangan tentang Anak Allah, Raja Kemuliaan, Penebus dari seluruh ciptaan dan arsitektur yang agung dari peristiwa yang mengikutinya  yaitu penciptaan langit baru dan bumi yang baru. Itu merupakan sebuah hal yang sangat signifikan. Kitab itu membawa ke dalam pemandangan sorga tentang Raja Kemuliaan dan Penulis agung dari ciptaan yang baru.

            Hal yang kedua tentang kitab itu: Kitab itu, ketika Penebus agung datang untuk menerima kitab itu, dan Yohanes berpaling untuk melihatNya, Dia datang dalam karakter anak domba yang telah disembelih, seekor anak domba dengan leher yang telah terpotong di atas sebuah altar pengorbanan, dari anak domba dengan darah yang tercurah ke atas tanah. Karakter dari Pribadi yang datang, Anak Allah tanpa tanding, adalah karakter dari seseorang yang datang, ketika Dia muncul untuk mengambil kitab itu, Dia muncul seperti Anak Domba yang telah dikorbankan.  

            Hal yang ketiga tentang kitab itu; ketika seorang Pribadi datang untuk mengambil kitab itu, Dia datang dalam sebuah karakter dan dari sebuah karya yang mana seluruh ciptaan telah menyusut dalam ketidaklayakan dan ketidakmampuan. Tidak ada seorang pun, baik di sorga maupun di bumi layak dan mampu untuk mengambil kitab itu. Jadi Pribadi yang datang untuk mengambil kitab itu dari tangan Allah, datang dalam sebuah karakter dan karya yang berada di atas dan melampaui seluruh ciptaan yang telah berada di dalam ketidaklayakan dan ketidakmampuan.    

Hal yang keempat tentang kitab itu: Ketika Kitab itu diambil oleh tangan Dia yang merupakan Penebus yang agung dari seluruh dunia maka seluruh ciptaan tersungkur ke dalam nyanyian pujian. Dan itu akan menjadi khotbah saya yang ketiga: Doksologi dan nyanyian pujian dan kemuliaan yang dipersembahkan kepada Allah. Bagaimana mereka menyanyikannya di dalam sorga.

           Ketika kitab itu diambil, dan ketika Anak Domba memegangnya di dalam tanganNya maka seluruh kumpulan orang yang ada di atas dan di bawah bumi serta seluruh ciptaan yang hidup menyanyikan pujian kemulian bagi Anak Domba, itu adalah pujian dan doksologi serta penghormatan dan penyembahan—dan semaunya adalah kata-kata penyembahan.  “Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.” 

            Kemudian, dengan meletakkannya bersama-sama, saya mengetahui hal ini: Bahwa yang utama dan yang paling pokok dan yang menjadi acuan dari kitab ini bertalian dengan penepusan alam semesta yang telah diciptakan Allah; segala sesuatu yang ada di dalamnya; dunia ini dan dunia dari ciptaan.

            Kitab itu adalah sebuah kitab penebusan. Itu adalah kitab yang membeli kembali kepada Allah, alam semesta yang telah hancur, yang telah dikutuk dan menjadi reruntuhan. Kitab itu adalah kitab penghukuman Allah terhadap mahluk asing dan perampas kuasa yang sekarang telah dikutuk, dihancurkan dan ditaklukkan. Dan kitab itu adalah kitab yang membuang keluar para perampas dan pembinasa. Kitab itu adalah kitab yang membuang Setan, naga, maut, alam maut dan dosa ke dalam neraka. Dan kitab itu adalah kitab penebusan dari seluruh kepemilikan Allah.    

            Sekarang kita telah mengerti lebih jauh dari apa yang sering kita pikirkan, kita telah mengerti makna dari kata “penebusan.” Ketika kita merujuk kitab yang ada di tangan Allah itu sebagai kitab penebusan. Ketika kita menggunakan kata “penebusan” pikiran kita kembali kepada pengorbanan Tuhan kita. Itu adalah tindakan penebusan, ketika Dia menebus kita kepada Allah oleh darahNya sendiri.

            Hal itu benar. Akar utama dan dasar yang pokok dari seluruh penebusan terletak di dalam tindakan pengorbanan Kristus. Tetapi kata “penebusan” merujuk kepada hal yang lebih jauh dari itu. Kata penebusan beranjak dari dalam maknanya sepanjang tahun-tahun sejarah, sepanjang jutaan abad dari ciptaan. Dan semuanya masuk di lama kisah Allah pada masa lalu, seluruh dispensasi pada masa lalu; seluruh teofani Allah di masa lalu—masa kedatangan  Tuhan ke dunia ini, zaman sekarang ini, zaman anugerah dan zaman gereja. Semuanya termasuk ke dalam kata penebusan itu. Dan juga termasuk kesudahan yang akan datang.  

            Kata penebusan itu juga termasuk dispensasi yang akan datang. Hal itu juga meliputi teofany yang agung dari Tuhan yang akan diberikan kepada manusia. Dan hal itu meliputi kedatangan Tuhan yang mulia dan hal-hal yang lebih signifikan yang telah ditempa dengan menakjubkan melalui tangan penebusan Tuhan Allah Mesias, yaitu Kristus. 

            Berkata dari penebusan telah menguduskan dan menyucikan bumi ini sepanjang generasi. Itu adalah tujuan penebusan Allah di dalam Kristus tidak sungguh membuat Adam mati; melepaskan ras itu dan menahan dunia ini dari kebinasaan. Penebusan dari kasih dan anugerah Kristus melingkupi dunia ini sebagai sebuah rantai emas yang mengikatnya ke dalam hati Allah.

            Tetapi betapa pun besarnya lautan dan samudera dan kemurahan Allah pada masa lalu dan sekarang, semuanya belum layak untuk dibandingkan dengan hal-hal mulia yang telah disediakan Allah bagi ciptaan dan bagi kita di masa depan. Ada sebuah masa depan di dalam kata penebusan itu termasuk akhir dari keputusan dan ketetapan elktif Allah bagi alam semesta ini. Ini hanya sebuah contoh, saya ingin mengajak anda untuk membaca dalam Injil Lukas pasal dua puluh satu.

            Di dalam diskusi tentang akhir zaman Tuhan kita berkata:

Apabila semuanya itu mulai terjadi. Bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat.

 

Ada sebuah masa depan di dalam kata “penebusan.” Hal itu terletak di atas dasar utama dari pengorbanan Tuhan kita. Hal itu ditemukan di dalam penebusan Tuhan kita. Tetapi hal itu menjangkau hingga tujuan utama Allah untuk seluruh mahluk ciptaan. Dan ketika akhir zaman tiba, yang kita bicarakan dalam Kitab Wahyu, dan “Apabila semuanya itu mulai terjadi. Bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat.”  

            Ada sebuah keselamatan untuk masa depan kita, jauh lebih mulia dari apa yang kita ketahui pada masa lalu atau dari apa yang dapat kita alami pada sekarang ini. Paulus berkata berkenaan dengan hal itu, sama seperti dia memuliakan salib Kristus, Paulus berkata di dalam 1 Korintus 15:19:

Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan kepada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia.

 

            Ada sebuah masa depan melampaui dari hal yang kita ketahui sekarang ini atau apa yang telah kita ketahui pada masa lalu. Di dalam Kitab Efesus pasal pertama, Paulus berkata: “Allah telah memateraikan kita dengan Roh Kudus…” Tetapi, dia berkata, “Itu adalah jaminan  bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita miliki Allah.”

            Betapa banyak pun kita mengetahui atau mengalaminya pada saat sekarang ini, itu hanya bagian kecil  dari seluruh hal-hal yang besar yang akan kita peroleh pada masa akhir dari seluruh penebusan kepemilikan Allah, yang terletak di masa depan. Kata “penebusan” itu termasuk seluruh tujuan dan pilihan elktif serta ketetapan Allah bagi seluruh ciptaanNya. 

            Sekarang ini, warisan itu menjadi milik orang lain. Ada seorang perampas yang memilikinya. Ada seorang penyeludup, seorang pengganggu, seorang mahluk asing yang telah mengutuk dunia Allah. Dunia ini sesungguhnya bukan miliknya tetapi milik kita. Dunia ini diciptakan untuk Adam dan menjadi milik keturunan Adam. Ras Adam memiliki hak yang penuh atasnya. Dan pada suatu hari, Allah akan menebusnya kembali, akan mengambilnya kembali, memiliki seluruhnya dan Dia akan melemparkan penyeludup dan pengacau itu. Dan kisah tentang bagaimana hal itu akan dilakukan disingkapkan  dalam kitab yang materainya dibuka, satu demi satu.   

            Kemudian, berdasarkan Firman Allah, bolehkah saya  menyampaikannya ke dalam hati kita, seperti apakah kitab itu dan bagaimana hal itu merefleksikan dengan sempurna kebiasaan dan budaya dari orang Yahudi kuno ketika anda membaca Alkitab?

Maka aku melihat di tangan kanan Dia yang duduk di atas takhta itu, sebuah gulungan kitab, yang ditulisi sebelah dalam dan sebelah luarnya dan dimeterai dengan tujuh meterai.  

 

Tujuh materai dalam kita itu mewakili sebuah penebusan dari  warisan. Itulah makna yang ada di dalam Firman Allah. Anda tahu, berdasarkan kebiasaan dan budaya dari Yahudi kuno dan berdasarkan tulisan dari Hukum Musa,  tanah dan kepemilikan seorang Yahudi, atau seorang Ibrani, di tanah Allah, di Palestina, tidak dapat dijual atau diberikan selamanya. Selamanya hal itu akan menjadi milik keluarga itu dan di dalam rumah tangga itu.

            Di dalam Firman Allah, anda membaca tentang tahun Yobel—setelah tujuh kali tujuh tahun, empat puluh sembilan tahun maka tahun yang kelima puluh adalah tahun Yobel—dan ketika tahun Yobel tiba, sangkakala dibunyikan dan setiap orang akan memperoleh hak kepemilikannya kembali. “Dalam tahun Yobel itu kamu harus masing-masing pulang ke tanah miliknya” (Imamat 25:13).

            Jadi pada tahun kelima puluh setiap orang akan diberikan kembali warisan yang menjadi milik ayahnya. Sekarang, jika berada di antara kedua tahun Yobel itu, hal yang dilakukan berkenaan dengan tanah itu adalah seperti ini:

Tanah jangan dijual mutlak, karena Akulah pemilik tanah itu, sedang kamu adalah orang asing dan pendatang bagi-Ku. Di seluruh tanah milikmu haruslah kamu memberi hak menebus tanah. Apabila saudaramu jatuh miskin, sehingga harus menjual sebagian dari miliknya, maka seorang kaumnya yang berhak menebus, yakni kaumnya yang terdekat harus datang dan menebus yang telah dijual saudaranya itu.

 

            Anda memiliki sebuah contoh dari hal itu yang terdapat di dalam Kitab Rut pasal empat. Boas seorang kerabat, seorang kerabat penebus, Boas menebus kembali warisan yang hilang dari Naomi dan Mahlon, suami Rut yang telah meninggal. Dan bagaimana mereka melakukannya, hal itu disampaikan dengan indah di dalam kisah Rut. Kisah Rut adalah kisah dari penebusan itu. Bagaimana seorang goel, seorang kerabat penebus membawa kembali  warisan itu yang telah dijual oleh suami Naomi dan putranya. 

           Kemudian ketika saya berpaling kedalam Kitab Yeremia pasal tiga puluh dua, saya membaca bagaimana Yeremia membawa kembali warisan dari pamannya.  

Lalu aku mengambil surat pembelian yang berisi syarat dan ketetapan itu, baik yang dimeteraikan maupun salinannya yang terbukaDi depan mereka aku memerintahkan kepada Barukh, kataku:

Beginilah firman Tuhan semesta alam, Allah Israel: Ambillah surat-surat ini, baik surat pembelian yang dimeteraikan itu maupun salinan yang terbuka ini, taruhlah semuanya itu dalam bejana tanah, supaya dapat tahan lama. Sebab beginilah firman Tuhan semesta alam, Allah Israel: Rumah, ladang dan kebun anggur akan dibeli pula di negeri ini!

 

            Sekarang, mari kita mengaplikasikannya kepada kitab yang dimateraikan ini: Berdasarkan adat dan kebiasan orang Ibrani kuno, ketika sebuah warisan telah digadaikan karena tekanan atau kemiskinan, sebuah keluarga harus menyerahkan warisan ayah mereka, mereka menulis dua gulungan. Salah satu gulungan itu adalah untuk menceritakan alasan mengapa warisan itu dijual. Dan gulungan itu dimateraikan. Dan saya berpikir—ini hanya dugaan saya karena saya tidak menemukannya di dalam Alkitab—saya berpikir alasan dari mengapa gulungan itu dimateraikan karena keluarga itu tidak ingin orang lain membaca mengapa mereka memiliki tekanan dan menjadi miskin serta penderitaan yang datang yang memaksa mereka untuk menyerahkan warisan dari ayah mereka. Jadi hal itu dituliskan dalam sebuah gulungan, dalam sebuah kitab dan dimateraikan. Dan itu adalah sebuah tanda dari warisan ini, penyerahan dari warisan itu. Kemudian gulungan yang lain ditulis berdasarkan adat dan kebiasaan; gulungan yang lain ditulis dan dibiarkan terbuka dan setiap orang dapat melihatnya. Dan di dalam gulungan itu ditulis bentuk dari penebusannya, jika seorang goel muncul, dan legal. Dengan hak yang dimunculkan itu, dan ini merupakan bentuk penebusan, dia dapat menebusnya kembali, dan kemudian tanda tangan para saksi.  

           Kemudian seiring dengan waktu, mereka tidak lagi membuat dua gulungan. Mereka hanya menggunakan satu gulungan. Dan di bagian dalam gulungan itu dituliskan alasan, alasan yang rahasia, alasan yang mendukakan mengapa tanah itu dijual. Dan kemudian digulung serta dimateraikan. Dan di bagian luarnya di tulis bentuk dari penebusan dan nama-nama para saksi.  

            Dan itu adalah kitab yang anda miliki di dalam tangan Allah ini. Itu itu adalah sebuah tanda dari warisan ciptaan Allah. Dan sekarang warisan itu telah menjadi milik seseorang yang lain. Dan pengganggu itu, penyusup itu, makhluk asing itu, seorang musuh mengambilnya dan mengutuknya serta menghancurkannya. Allah tidak pernah membuat Adam untuk mati. “maut adalah sebuah musuh,” kata Allah, “dan seorang penyusup.” Allah tidak pernah menjadikan bumi untuk mengeluh dan untuk mengalami penderitaan, rasa nyeri dan rasa sakit, di mana hewan-hewan saling memakan satu sama lain, dimana dunia  dikutuk dengan padang gurun, matahari yang panas dan angina yang dingin. Allah tidak pernah memaksudkan dunia ini untuk mandi di dalam darah dan air mata. Seorang musuh telah melakukannya, kata Tuhan, seorang penyusup. Dan tanda dari warisan itu berada di tangan Allah. Ini adalah alat-alat, perlengkapan, belenggu dari warisan yang telah hilang. Dan kesempurnaan dari warisan itu, dan beban hipotik yang mengerikan yang ada di atasnya, ditandai dengan tujuh materai—ada tujuh materainya. Kita telah kehilangan semuanya secara bersama-sama. Ras Adam telah kehilangan warisannya secara bersama-sama.   

            Pembukaan dari ketujuh materai itu, sebagaimana anda akan menemukannya ketika kita mengikuti Kitab Wahyu ini, pembukaan dari ketujuh materai itu adalah  pemberian dan pemulihan kembali dari ciptaan itu kepada Allah dan ras Adam. Dan pembukaan ketujuh materai itu adalah pengembalian dan pemulihan kembali warisan itu kepada ras Adam. Kemudian penyegelan dan pemateraian dengan tujuh materai merepresentasikan kepemilikan yang luas yang terletak di atas warisan Adam. Hal itu telah hilang. Dan benar-benar telah hilang dari kita.

           Kemudian ini adalah kisah penebusan. Dan kitab itu merepresentasikan penjualan dari warisan kita yang telah hilang. Dan hal itu teletak di dalam tangan Allah yang memiliki kuasa di sorga dan di bumi, dan siapakah yang layak untuk mengambil kitab itu dan membeli kembali warisan yang hilang itu? Siapakah yang layak? Dan itu akan menjadi khotbah kita pada minggu yang akan datang: kelayakan Anak Domba.  

            Sekarang, bolehkan saya menyimpulkan khotbah ini dengan sebuah perkataan berkenaan dengan warisan yang telah hilang itu. Apa yang direpresentasikan oleh kitab itu: warisan yang telah hilang. Yang ditulis di sebelah dalam dan disebelah luar. Tulisan di dalamnya adalah kisah bagaimana kita telah kehilangannya, tekanan dan penderitaan dan rasa sakit dan air mata serta sedu sedan yang membuat kita kehilangan warisan orang tua kita. Menunggu seorang kerabat penebus untuk membeli kita kembali kepada Allah.

            Jadi, apa yang direpresentasikan kitab itu sehubungan dengan warisan yang hilang itu. Kitab itu merepresentasikan seluruh ciptaan Allah; semuanya; segala sesuatu yang anda lihat; segala sesuatu yang dapat dilihat oleh mata anda pada malam hari; segala sesuatu yang anda baca; segala sesuatu yang dialami oleh hati anda—seluruh dunia di sekitar kita; seluruh ciptaan Allah. Semuanya telah terhilang bagi kita.

            Adam telah dikutuk dengan kematian. “Pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.” Dan menjadi kepala ras, di dalam dia, seluruh manusia mengalami kematian. Dan kita mengalami kematian. Kita tinggal dalam tetesan hitam itu.  Kutukan yang jatuh ke atas Adam, telah jatuh kepada kita. Adam telah dikutuk. Dia telah kehilangan keindahan dan kemuliaan jiwanya. Dia telah kehilangan dari pikiran dan karakternya. Dia telah kehilangan mekanisme sorgawi yang mulia di dalam tubuhnya. Dan dia menjadi sebuah mangsa bagi segala sesuatu yang jahat, setiap angin kekerasan, setiap wabah penyakit dan kematian. Dan usia tua serta kepikunan, semuanya jatuh ke atas Adam dan ke atas kita.

            Kediaman yang kita tinggali telah dikutuk. Pikiran yang kita pikirkan telah dikutuk. Hati yang dapat merasakan seluruh pandangan Allah telah dihancurkan. Kutukan jatuh atas Adam: Tanah telah dikutuk. “Karena engkau,” kata Tuhan, “tanah menjadi terkutuk.”  Semuanya yang ada di tanah ini telah menjadi mandul dan tandus, telah dukutuk karena Adam. Dan kerajaan tumbuhan telah dikutuk. “Semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkan bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu,” firman Allah. Dunia tumbuh-tumbuhan telah kehilangan keindahan dan kemuliaannya. Dan dunia binatang telah dikutuk. Dan Allah berkata kepada ular itu, “Terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kau makan seumur hidupmu.”

            Adam, telah dikutuk: Tanah dikutuk, seluruh dunia tumbuhan dikutuk dan seluruh binatang yang hidup dikutuk. Semuanya dikutuk—warisan kita telah hilang—bintang-bintang dikutuk. Planet-planet dikutuk. Seluruh ciptaan Allah, telah hilang dan menjadi milik penyusup. Hilang kepada seorang pengacau. Hilang dan menjadi milik Setan, naga, ular, dan seorang musuh. Dan dia berkuasa di dalamnya. Dan kematian kelihatan sebagai  penguasa tertinggi. Dan alam maut nampaknya tidak pernah puas.

            Dan bumi tampaknya selamanya berlangsung dalam musim panas yang melepuh dan dingin yang membeku pada musim dingin. Tetapi di sana ada sebuah ketetapan Allah dan di sana ada sebuah tujuan Allah untuk menebus seluruh kepemilikan itu. Bukankah itu yang saya sampaikan?  Bukankah itu yang telah saya baca? “Allah telah memateraikan kita dengan Roh Kudus, dan itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya.”  

            Hanya sesaat lagi kita menunggu. Hanya sesaat lagi kita berada di dalam penderitaan dan air mata sekarang ini. Hanya untuk sesaat di dalam kematian. Hanya untuk sesaat di dalam selubung air mata ini. Tetapi akan datang sebuah waktu, akan datang sebuah masa ketika Allah di dalam Kristus akan menebus, seluruh kepemilikan ini. Dan itu adalah kisah dari kitab kecil itu. Bagaimana Allah akan menebusnya. Bagaimana Allah akan melemparkan penyusup itu. Dan Allah akan membawa kembali kepada Adam, warisan yang telah hilang. Bagaimana Allah akan membawa kembali kepadanya. Itu adalah kisah dari pembukaan materai itu.   

            Dan ketika materai itu dibuka, dan musuh yang terakhir telah dilemparkan ke dalam neraka, dan maut serta alam maut dan nabi palsu dan binatang palsu serta iblis, semuanya akan dilemparkan. Dan Allah telah menebus bagi diriNya sendiri dan memberikan kepada ras Adam warisan yang hilang, yang telah disediakan olehNya untuk mereka ketika dunia ini diciptakan.

            Saya tidak memiliki waktu untuk menjelaskan semuanya. Tetapi jika saya dapat, kita akan mengambil kitab itu dan kita akan menjelaskan apa yang disampaikan Allah tentang penebusan dari warisan kita yang telah hilang. Saya hanya akan menyebutkannya saja, hingga waktu kita berakhir? Bolehkah saya menyebutkannya? Dia akan menebus tubuh kita. Kita tahu bahwa di dalam tubuh ini, di dalam kemah yang akan diangkat ini, kita akan memiliki kediaman Allah yang tidak dibuat oleh tangan, tetapi tubuh sorgawi yang kekal. Penebusan tubuh kita: ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam keserupaan kemulianNya—penebusan dari tubuh kita. Kita akan memiliki sebuah kediaman yang baru, sebuah tubuh yang baru. Orang buta dapat melihat dan orang lumpuh dapat berjalan. Dan hati yang hancur akan dipulihkan. Dan yang lemah akan menjadi kuat—penebusan tubuh kita.

            Yang kedua, akan ada sebuah penebusan atas bumi ini. Sebuah bagian di dalam kitab: “Dan padang gurun akan mekar seperti bunga mawar.” Dan tempat yang paling lemah akan menjadi taman firdaus. Seluruh bumi akan ditebus. Kutuk akan diambil dari lapisan tanah. Tumbuh-tumbuhan di bumi ini akan ditebus. Saya memiliki pasal untuk dibaca tentang hal itu. Ketika Tuhan akan menyingkirkan kutukan dari ladang-ladang dan rumput padang serta bunga, maka seluruh tumbuhan akan ditebus. 

            Dan binatang ciptaan akan ditebus dan saya memiliki pasal yang dapat dibaca tentang hal itu. Seluruh mahluk hidup akan ditebus kepada Allah. Serigala akan tinggal bersama domba. Dan macan tutul  akan berbaring di samping kambing. Anak lembu dan anak singa akan makan rumput bersama-sama. Dan tidak akan ada lagi hewan karnivora hewan buas dan hewan liar, dengan kutukan yang telah ditempatkan penyusup itu di hatinya. Tetapi anak lembu dan anak singa akan makan rumput bersama-sama, dan seorang anak kecil akan menggiringnya. Lembu dan beruang akan sama-sama makan rumput dan anaknya akan sama-sama berbaring, sedang singa akan makan jerami seperti lembu. Anak yang menyusu akan bermain-main dekat liang ular tedung dan anak yang cerai susu akan mengulurkan tangannya ke sarang ular beludak. Tidak akan ada kerusakan di seluruh gunung kudus Allah, sebab bumi akan dipenuhi dengan pengetahuan dan kemuliaan dari kehadiran Allah, seperti air  yang menutupi lautan

            Dan akhirnya, penebusan dari seluruh ciptaan, seperti tulisan Paulus yang luar biasa yang terdapat di dalam Kitab Roma pasal 8:

Karena seluruh makhluk telah ditaklukkan kepada kesia-siaan bukan oleh kehendaknya sendiri, tetapi oleh kehendak Dia, yang telah menaklukkannya. Tetapi dalam pengharapan karena makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan dan masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah.

 

Menantikan penebusan anak-anak Allah: Tetapi ketika hal itu datang, seluruh ciptaan akan ditebus untuk Allah. Dan bagaimanakah hal itu terjadi, semuanya terdapat dalam buku yang ada di tangan Allah.

            Dan siapakah yang dapat menebusnya? Dan siapakah yang dapat membeli kita kembali? Dan siapakah yang akan memperbaharui kita? Dan siapakah yang dapat menciptakan langit baru dan bumi yang baru? Dan yang layak untuk itu adalah Anak Domba. Dan semoga Allah menguduskan khotbah Tuhan pada minggu yang akan datang ketika kita berbicara tentang singa dari Yehuda yang akan melemparkan penyusup itu. Dan ketika Yesus berpaling untuk melihat, “Lihatlah Anak Domba Allah yang menghapus dosa isi dunia.” 

            Ah, siapakah yang mengajarkan hal-hal ini? Saya belum pernah melihatnya sebelumnya. Saya belum pernah mendengarnya sebelumnya. Tetapi di sana mereka tertulis dengan besar di dalam lembaran yang terbuka: Ketika Allah akan memberikan kita mata rohani untuk melihat; dan telinga rohani untuk mendengar dan sebuah hati rohani untuk memuji dan mengasihi serta merespon. Allah menguduskan kata-kata ini bagi jiwa-jiwa kita.

            Sekarang ketika kita menyanyikan lagu undangan kita, jika ada seseorang dari anda yang berada di lantai bawah ini atau yang berada di atas balkon, mari datanglah dan serahkan hati anda kepada Yesus? Ketika kita menyanyikan lagu ini, jika ada sebuah keluarga mau datang ke depan, marilah dan katakan, “Pendeta, ini istri saya dan inilah anak-anak kami; kami semua datang pada hari ini.”

Dan ketika Roh Kudus akan memimpin dan ketika Allah mengarahkan, dan ketika Tuhan menekankan seruan itu ke dalam hati anda, maukah anda datang? Marilah, ketika kita menyanyikan lagu ini, pada baris yang pertama dan bait yang pertama anda boleh maju ke depan. Dan bagi anda yang berada di atas balkon ada sebuah tangga untuk turun dan bagi anda yang berada di lantai bawah ini, telusurilah salah satu lorong bangku ini. Datanglah sekarang. “Pendeta, inilah saya, saya mengulurkan tangan ini kepada anda sebagai tanda bahwa saya telah menyerahkan hati saya kepada Allah.” Lakukanlah, ketika kita berdiri dan menyanyikan lagu undangan kita.

 

 

Alih bahasa: Wisma Pandia, ThM