DUA PULUH EMPAT TUA-TUA
(THE FOUR AND TWENTY ELDERS)
Dr. W. A. Criswell
Wahyu 4:4
02-11-62
Kami mengucapkan selamat datang bagi anda semua yang sedang mendengarkan ibadah ini melalui siaran radio, anda sedang bergabung dalam ibadah dari Gereja First Baptist Dallas. Saya adalah pendeta yang sedang menyampaikan khotbah pukul sebelas pagi, khotbah yang berjudul, Dua Puluh Empat Tua-Tua. Di dalam seri khotbah kita melalui kitab-kitab dalam Alkitab, kita telah sampai ke dalam kitab Wahyu, dan di dalam seri khotbah kita melalui Kitab Wahyu, kita telah tiba di pasal empat. Dan jika anda mau, anda dapat membuka Alkitab anda ke pasal 4, sehingga anda dapat dengan mudah mengikuti khotbah pada pagi hari ini. Wahyu pasal 4:
Kemudian dari pada itu aku melihat: Sesungguhnya, sebuah pintu terbuka di sorga dan suara yang dahulu yang telah kudengar, berkata kepadaku seperti bunyi sangkakala, katanya: Naiklah ke mari dan Aku akan menunjukkan kepadamu apa yang harus terjadi sesudah ini. Segera aku dikuasai oleh Roh dan lihatlah, sebuah takhta terdiri di sorga, dan di takhta itu duduk Seorang. Dan Dia yang duduk di takhta itu nampaknya bagaikan permata yaspis dan permata sardis; dan suatu pelangi melingkungi takhta itu gilang-gemilang bagaikan zamrud rupanya. Dan sekeliling takhta itu ada dua puluh empat takhta, dan di takhta-takhta itu duduk dua puluh empat tua-tua, yang memakai pakaian putih dan mahkota emas di kepala mereka. Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah. Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang. Adapun makhluk yang pertama sama seperti singa, dan makhluk yang kedua sama seperti anak lembu, dan makhluk yang ketiga mempunyai muka seperti muka manusia, dan makhluk yang keempat sama seperti burung nasar yang sedang terbang. Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang." Dan setiap kali makhluk-makhluk itu mempersembahkan puji-pujian, dan hormat dan ucapan syukur kepada Dia, yang duduk di atas takhta itu dan yang hidup sampai selama-lamanya, maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil berkata: "Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan."
Itu adalah isi dari pasal empat dari Kitab Wahyu dan merupakan awal dari bagian akhir atau bagian final yang menggambarkan kepada kita tentang akhir dan kesudahan dari zaman ini. Ini adalah permulaan dari akhir sejarah dunia.
Dua Puluh Empat Tua-Tua: Penglihatan itu dibuka dengan sebuah takhta yang berada di sorga. Kata Yunaninya adalah thronos— sebuah takhta berdiri di sorga—di atasnya duduk Allah Yang Mahatinggi, Yang Ilahi—takhta utama dan sangat agung. Kemudian di sekitar takhta itu terdapat dua puluh empat thronoi, berbentuk jamak. Dan sekeliling takhta itu ada dua puluh empat takhta, dan di takhta-takhta itu duduk dua puluh empat tua-tua. Itu adalah pemandangan yang dilihat Yohanes di dalam kemuliaan di dalam penglihatan yang pertama ini.
Hari minggu yang akan datang, saya akan berbicara tentang kerubim itu. Pagi ini, saya akan berbicara tentang dua puluh empat tua-tua itu. Siapakah mereka? Mereka bukanlah roh-roh. Hal itu akan menjadi sesuatu yang ganjil bagi pikiran kita dan tentu saja akan menjadi hal yang asing bagi Wahyu Allah, karena roh tidak mengenakan pakaian, atau dimahkotai bahkan duduk di atas takhta. Tidak ada sebuah konsep seperti itu di dalam pikiran manusia yang rasional atau pun di dalam Firman Allah. Mereka bukanlah roh-roh.
Kedua puluh empat tua-tua ini bukanlah malaikat. Di dalam gambaran dari orang-orang yang memberikan pujian kepada Allah, mereka selalu terpisah dan digambarkan terpisah dengan sangat jelas. Sebagai contoh, di dalam Wahyu pasal 5:11: “Maka aku melihat dan mendengar suara banyak malaikat sekeliling takhta, makhluk-makhluk dan tua-tua itu; jumlah mereka berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa.”
Mereka bukanlah malaikat. Malaikat tidak pernah dihitung. Kadang-kadang mereka dirujuk sebagai sebuah kumpulan yang berlaksa-laksa. Ibrani 12, berbicara tentang kumpulan beribu-ribu malaikat. Malaikat tidak pernah dihitung. Sedangkan para tua-tua ini dihitung. Jumlah mereka tepat dua puluh empat. Mailakat tidak pernah dimahkotai. Tua-tua ini memakai mahkota. Dan kata Yunani untuk mahkota itu adalah stephanos –stephanos. Ada dua kata Yunani untuk kata mahkota, yang pertama adalah diadema yang merupakan mahkota untuk penguasa, seorang raja. Kemudian kata yang kedua adalah stephanos, yang merupakan mahkota untuk sebuah kemenangan. Itu adalah karangan bunga untuk kesuksesan. Tua-tua ini dimahkotai dan para malaikat tidak pernah dimahkotai.
Kemudian di dalam Tekstus Receptus, manuskrip Yunani sebagai dasar penerjemahan Alkitab versi King James, di situ di dalam pasal lima, tua-tua ini bernyanyi:
Karena Engkau telah disembelih….(Nyanyian bagi Anak Domba Allah). Karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli kami bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa. Dan Engkau telah membuat kami menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan kami akan memerintah sebagai raja di bumi.
Jadi, siapa pun kedua puluh empat tua-tua ini, mereka adalah orang-orang berdosa. Mereka adalah manusia yang berdosa dan mereka telah ditebus di bawah Allah oleh darah Anak Domba. Dan hal yang seperti itu tidak pernah disampaikan berkenaan dengan malaikat.
Lalu, siapakah kedua puluh empat tua-tua ini? Mereka adalah orang-orang kudus Allah. Mereka adalah manusia yang telah ditebus. Mereka adalah milik Allah yang telah ditebus oleh darahNya. Dan mereka ada di sana, duduk di atas takhta mengelilingi takhta sorgawi Allah yang agung. Mereka duduk. Mereka tidak berdiri menanti Tuhan. Tetapi mereka duduk sebagai penasehat dan pembantu Tuhan. Mereka telah menang atas hidup ini dan mereka dimahkotai dengan rangkaian bunga prestasi. Dan mereka telah ditebus dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa di bumi.
Kedua puluh empat tua-tua ini merupakan orang-orang kudus tebusan Allah. Jumlah mereka dua puluh empat orang, dua kali dua belas. Dua belas patriakh dari Israel dan dua belas rasul dari Anak Domba, dan secara bersama-sama mereka membuat kumpulan dari umat tebusan Allah. Jumlah yang sama akan anda temukan di dalam gambaran Yohanes tentang kota yang indah itu, Yerusalem Baru. Di sana ada dua belas gerbang. Dan di atas gerbang itu ada nama-nama dari dua belas suku Israel. Dan di sana ada dua belas batu dasar, batu fondasi. Dan di atasnya tertulis kedua belas nama dari kedua belas rasul Anak Domba. Dua belas tua-tua yang mewakili Israel dan dua belas tua-tua yang mewakili jemaat, kedua puluh empat tua-tua itu duduk di atas takhta di sekeliling takhta Allah. Beberapa dari orang-orang kudus Perjanjian Lama ini telah dibangkitkan dari kematian. Setelah kebangkitan Tuhan kita, mereka menampakkan diri kepada orang-orang di kota suci Yerusalem. Beberapa dari orang-orang kudus dari Perjanjian lama ini telah diangkat; mereka sudah diubahkan seperti Henokh dan Elia. Dan mereka semuanya di gambarkan dalam Alkitab. Seperti yang tertulis dalam Ibrani 12:12-13:
Tetapi kita datang ke Bukit Sion. Dan, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah. Dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga, dan kepada Allah, yang menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna.
Mereka semua berada di hadapan takhta Allah; dua puluh empat tua-tua. Kemudian kedua puluh empat tua-tua itu adalah sebuah simbol gambaran dari semua umat Allah, tanpa ada yang terhilang. Di dalam 1 Tawarikh 24-25, imam-iman Lewi dibagi menjadi dua puluh empat rombongan. Dan mereka semua masuk ke dalam rombongan itu; setiap imam masuk ke dalam dua puluh empat rombongan itu. Di dalam 1 Petrus pasal 2 ayat 9, kita diberitahukan bahwa umat Allah adalah imamat yang rajani. Dan kedua puluh empat dari rombongan imam itu mewakili semua umat Allah. Ada jumlah yang tepat bagi umat Allah. Nama-nama mereka tertulis di dalam Kitab Kehidupan Anak Domba. Ketika yang seseorang yang terhilang masuk ke dalam, ketika nama orang yang terakhir telah diperiksa, maka itu akan menjadi yang terakhir, itu akan menjadi tanda dari kesudahan sejarah.
Umat Allah memiliki jumlah yang tepat. Mereka memiliki sebuah aritmetika tertentu dan denominasi yang sangat jelas. Itu bukanlah sebuah hal dugaan. Hal itu ditehaui Allah. Itu bukanlah sebuah kemungkinan; ada sebuah jumlah yang tepat dari umat Allah di dalam Kitab Allah. Dan hal itu diwakili oleh bilangan yang khusus yaitu dua puluh empat, jumlah yang tepat, termasuk seluruh imam-imam Tuhan.
Jadi, mereka adalah manusia tebusan. Dan dimanakah mereka? Mereka ada di sorga. Dalam bagian awal Kitab Wahyu pasal 4, kita sampai ke dalam sebuah pemandangan yang sangat berbeda. Sebuah peristiwa besar telah berlangsung. Sebuah hal besar telah digenapi. Sebelumnya, di dalam pasal-pasal lainnya, di pasal yang pertama dari Kitab Wahyu, Tuhan terlihat berjalan di antara kaki dian dari jemaat-jemaatNya di dunia.
Tetapi di sana, terlihat Anak Domba di atas takhta BapaNya bersama dengan BapaNya di sorga. Sebelumnya, kita memiliki gambaran yang jelas dari jemaat-jemaat Allahbdi dunia. Tetapi sekarang, kita melihat umat tebusan Allah berada di sorga. Dan sejak saat itu, jemaat selalu berada di dalam sorga. Yang sedang memandang ke hal-hal yang ada di dunia ini.
Jemaat tidak pernah muncul di dunia ini hingga umat Allah datang bersama dengan Kristus di dalam pasal sembilan belas, di akhir kesudahan zaman. Tetapi jemaat, mulai dari pasal empat, selalu bersama dengan Tuhan di dalam sorga. Jadi, sesuatu yang besar telah berlangsung. Itu adalah kata Inggris yang lama untuk pengangkatan, yaitu dibawa pergi, diubahkan. Itu adalah kebangkitan dari orang-orang yang tertidur di dalam Yesus. Itu adalah kumpulan dari umat Tuhan ketika mereka dibawa ke dalam kemuliaan. Dan selanjutnya, jemaat, umat Tuhan, umat tebusan dari Anak Domba memandang ke bawah, ke peristiwa yang sedang berlangsung, kesusahan besar yang sukar untuk dilukiskan yang berasal dari Tuhan, yang mulai digambarkan dalam pasal 4 dari Kitab Wahyu.
Tua-tua ini, kedua puluh empat tua-tua ini, yaitu umat Allah, mereka melihat dan mengamati, hal-hal yang sedang berlangsung di bumi. Mereka berada di sana terlebih dahulu dan kemudian hal-hal ini mengikuti sesudahnya. Mereka berada di sorga ketika mereka melihat Anak Domba mengambil kitab yang dimateraikan di dalam pasal 4 dan pasal 5. Dan mereka memuji Allah dan tersungkur untuk memuji Dia sampai selama-lamanya, ketika Dia menerima kitab itu untuk membuka materainya.
Kedua puluh empat tua-tua itu disebutkan sebanyak dua belas kali dalam waktu yang berbeda di dalam Kitab Wahyu. Kedua puluh empat tua-tua itu berada di tempat mereka ketika mereka melihat peristiwa melihat suatu kumpulan besar dari orang-orang yang keluar dari kesusahan besar, yang mencuci jubah mereka dan membuatnya putih dalam darah Anak Domba dan ketika mereka masuk ke dalam gerbang kemuliaan, orang-orang kudus pada masa kesusahan besar, para martir dari Anak Allah.
Dan kedua puluh empat tua-tua itu berada di tempat mereka. Di dalam Kitab Wahyu pasal sebelas, para malaikat meniup sangkakala dan seluruh kerajaan bumi menjadi kerajaan Tuhan kita dan menjadi milik Kristus. Dan mereka memuliakan Dia, yang berkuasa sampai selama-lamanya. Dan mereka berada di tempat mereka dan posisi mereka di dalam Kitab Wahyu pasal dua puluh empat, 144.000 yang berkumpul mengikuti Tuhan di atas Gunung Sion.
Dan mereka ada di pasal sembilan belas ayat empat di mana mereka disebutkan paling akhir, dan muncul paling akhir, mereka di sana bersukacita atas penaklukan Babel dan kejatuhan sistemnya yang menghujat nama Allah. Dan mereka bersukacita dalam menyanyikan haleluya kepada Tuhan, dalam dunia tanpa akhir. Mereka terlebih dahulu berada di dalam sorga dan kemudian hal-hal yang besar terjadi pada hari kesusahan besar atas dunia.
Sekarang, dalam khotbah saya yang tersisa, saya telah menyiapkan sebuah deskripsi dari apa yang akan terjadi kepada kita, ketika kita diangkat ke dalam kemuliaan. Ada dua peristiwa besar yang sedang berlangsung ketika kita dibangkitkan atau ketika kita masih hidup, kita akan diubah dalam sekejap mata untuk bertemu dengan Tuhan kita dan orang kudusNya. Untuk dibawa ke dalam rumah Bapa di dalam kemuliaan.
Ada dua hal, dua peristiwa besar yang sedang berlangsung ketika Tuhan membawa umatNya ke dalam sorga. Yang pertama adalah hal ini: Kita semua akan berdiri di bema, takhta pengadilan Kristus. Kata Yunani untuk bema adalah sebuah langkah. Sebuah langkah, yang dirujuk kepada langkah berdiri dari hakim yang duduk ketika dia memahkotai seorang pemenang, dan menyebutkan rasnya. Atau ketika dia memberikan upah dari negara dan akhirnya, tentu saja, mengacu kepada sebuah tribun, sebuah tempat duduk hakim.
Sekarang, di dalam Kitab Suci, pewahyuan ini selalu digambarkan, bahwa kita semua pada suatu hari akan berdiri di bema Kristus. Sebagai contoh, di dalam 2 Korintus pasal 5 ayat 10:
Sebab kita semua harus menghadap bema Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan apa yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik atau pun buruk.
Kita semua akan berdiri di depan takhta pengadilan Kristus. Di dalam 1 Korintus pasal tiga, di sana ada gambaran yang terperinci tentang apa yang akan terjadi di takhta pengadilan itu. Ketika anak-anak Allah berdiri di depan bema, takhta pengadilan Kristus, semua pekerjaan kita akan diuji:
Sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu. Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.
Sama seperti seseorang yang telanjang berlari keluar dari sebuah rumah dan segala sesuatu yang dia miliki habis terbakar; tetapi dia sendiri dapat menyelamatkan hidupnya, seperti itulah yang akan terjadi bagi orang-orang yang pekerjaannya binasa di bema Kristus.
Lalu bema Kristus bukanlah sebuah penghakiman untuk memberi keputusan apakah seseorang akan selamat atau dihukum. Penghakiman itu berada di sini. Penghakiman itu berada di tempat ini, di dunia ini. Penghakiman itu berada di depan mimbar ini. Penghakiman itu berada di dalam hati anda, di dalam jiwa anda. Anda akan dihakimi sekarang ini, apakah jiwa anda akan dihukum atau jiwa anda akan diselamatkan. Bagi orang-orang yang menerima Kristus dalam iman, hukuman Allah dijatuhkan atas dosa-dosa kita, hukuman dan murka Allah atas kesalahan kita ditanggungkan kepada Kristus. Orang-orang yang menerima Kristus, hukuman itu tekah dijatuhkan ke atasNya. Dan di dalam penderitaanNya dan di dalam salibNya dan di dalam air mataNya dan di dalam darahNya, Dia membuat penebusan atas dosa-dosa kita. Bagi orang-orang yang menolak kasih karunia dan yang berkata tidak kepada Allah dan kepada Yesus, hukuman itu telah dijatuhkan ke atasnya sekarang ini.
Di sana anda tidak akan terhilang. Anda terhilang pada saat sekarang ini. Di sana anda tidak akan dihukum, anda dihukum saat sekarang ini. Di sana anda tidak akan ke neraka. Anda menuju neraka pada saat ini. Jalan dunia yang sekarang anda jalani tidak memimpin kepada apa pun selain ke dalam kegelapan, kematian dan kekhawatiran, dan hukuman yang menyala-nyala dari Allah bagi orang yang menolak kemurahan dari anugerah. Ada sebuah penghakiman yang sedang berlangsung di dalam hati manusia. Tetapi penghakiman yang ada di sana sangat berbeda. Kita akan diangkat ke dalam kemuliaan, penghakiman ini berhubungan dengan upah yang akan kita terima. Dan kita akan menerima buah dari tangan kita. Dan pekerjaan kita selama kita hidup, itulah yang akan kita terima di takhta penghakiman Kristus.
Lalu, penghakiman itu selalu berlangsung di akhir zaman. penghakiman itu selalu dihubungkan dengan kebangkitan kita dan kedatangan kembali dari Tuhan kita. Pasal yang menjadi tipikal dari hal itu dapat kita temukan di dalam Lukas pasal empat belas ayat empat belas. Ketika Tuhan berkata kepada kita:
Apabila engkau mengadakan perjamuan siang atau perjamuan malam, janganlah engkau mengundang sahabat-sahabatmu atau saudara-saudaramu atau kaum keluargamu atau tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula dan dengan demikian engkau mendapat balasnya. Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta. Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar."
Upah bagi kebaikan yang dilakukan oleh seseorang selama masa hidupnya dan hal itu akan dilakukan di waktu akhir, pada saat kebangkitan. Dan hal itu tentu saja dihubungkan dengan kedatangan Juruselamat kita. Sebagai contoh, Paulus dalam suratnya yang terakhir berkata:
Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, hakim yang adil pada hariNya, tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatanganNya.
Hadiah yang besar tidak diberikan kepada seseorang ketika dia meninggal, tidak pada saat dia meninggalkan dunia ini, tetapi ketika Yesus datang kembali pada saat kebangkitan orang-orang percaya. Sebagai contoh, kita dapat lihat di dalam Wahyu 22:12: “Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upahKu untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya.” Upah kita akan di berikan di akhir zaman. Pada hari kebangkitan. Pada saat Juruselamat kita datang kembali.
Sekarang hal yang kedua: hal itu sangat jelas, mengapa harus seperti itu. Tidak seorang pun yang dapat diberikan upah atas hidupnya ketika dia mati, karena ketika anda meninggal, anda tidak meninggal sepenuhnya. Pengaruh dari hidup anda masih terus berlangsung. Dan akan tetap hidup dan terus hidup hingga Yesus datang kembali. Dan hanya Allah di takhta pengadilan Kristus yang dapat menyingkapkan skema dari pengaruh kehidupan seseorang. Dan membuatnya menjadi satu, sehingga manusia dapat menerima hasil perbuatannya selama dia hidup di dunia.
Seseorang yang melakukan kebaikan, bayangkanlah upah yang tidak terhingga yang akan datang kepada seseorang seperti Rasul Paulus. Seseorang seperti penulis Wahyu ini, yaitu Yohanes atau upah yang besar bagi para pengkhotbah yang hebat pada masa lalu dan orang-orang kudus Allah sepanjang tahun. Hidup mereka tetap hidup dan terus hidup.
Dan kemudian, bayangkanlah upah yang mengerikan yang akan diterima oleh orang yang telah menabur benih kematian dan kehancuran. Bayangkanlah orang-orang yang telah menimbulkan peperangan yang sukar untuk dilukiskan dan menakutkan. Terus Oh, jika seseorang mati ketika dia mati, kebesaran dari upahnya atau kengerian dari upahnya tidak akan begitu besar, tetapi hal itu terus berlangsung secara terus menerus. Dan di akhir zaman, kita muncul di hadapan Allah, umat Tuhan akan berada di bema Kristus, dan di sana kita akan menerima seluruh kebaikan Allah, bagi kita yang telah berusaha melayani Dia dan mengasihi Dia. Dan kemudian di dalam khotbah yang akan datang, Di Penghakiman Takhta Putih, Allah akan memberikan kepada yang jahat, upah yang mengerikan atas apa yang telah mereka tabur di dalam hidup mereka dan pengaruh dari hidup mereka setelah mereka berada di dalam kuburan.
Itu adalah hal pertama yang akan terjadi kepada umat Allah ketika kita masuk sorga—ketika orang-orang mati dibangkitkan; ketika kita semua diubah—kita semua akan segera muncul di depan bema Kristus untuk menerima upah atas perbuatan yang kita lakukan selama kita hidup. Tentu saja, jika seseorang ingin hidup ribuan kali, pikirkanlah apa yang dapat anda lakukan di denominasi Baptis. Untuk memberikan apa yang kita miliki bagi orang-orang kita yang saleh sehingga hal itu dapat dipergunakan oleh Tuhan selamanya hingga Yesus datang kembali untuk memberkati orang lain. Oh, ada ribuan cara yang dapat dilakukan untuk menabur dan menuai dan bekerja untuk Allah—sekarang dan sampai Yesus datang kembali.
Itu adalah hal pertama yang akan terjadi. Kita akan berdiri di depan bema, takhta pengadilan Kristus. Kemudian peristiwa besar yang kedua yang terjadi di sorga. Perkawinan Anak Domba dan perjamuan kawin dari raja yang besar. Dan hal itu memimpin saya kepada ke dua puluh empat tua-tua saya, dan terakhir kali mereka disebutkan dan terakhir kali kata itu digunakan dalam Wahyu.
Peristiwa terbesar yang kedua yang terjadi di sorga adalah perkawinan Anak Domba. Di dalam Wahyu pasal sembilan belas: “Marilah kita bersukacita dan bersorak sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantinNya telah siap sedia. Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus, yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih,” Sebab kain lenan itu adalah dikaiomata – kebaikan – bentuk jamaknya, perbuatan-perbuatan benar, upah di bema itu. Itu adalah linen terbaik, berkilauan dan putih yang merupakan perbuatan dari yang benar dari orang-orang kudus. “Lalu ia berkata kepadaku: Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba. Dan katanya lagi kepadaku: Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah.”
Peristiwa besar yang kedua adalah perkawinan Anak Domba. Karena, “PengantinNya telah siap sedia. Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus, yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih! Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.” Di situ bema Kristus telah selesai. Hari penghakiman terhadap umat Allah telah selesai dan Tuhan telah memberikan upah kita bagi kita. Dan itu adalah hal itu ditunjukkan ketika dikatakan, “PengantinNya telah siap sedia. Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus, yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih! Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.” Allah telah memberikan upah kepada kita, yang di sana sama seperti gambaran dari lenan halus, putih dan murni.
Dan di bema Kristus, umat Allah dipersiapkan untuk perkawinan Anak Domba Allah. Semua kekotoran kita disingkirkan. Semua ketidakbenaran dibuang selamanya. Semua hal yang membuat lumpuh atau luka diubah selamanya. Di bema Kristus, mempelai wanita Kristus dipersiapkan dan siap untuk dipersembahkan kepada Anak Domba Allah.
Sekarang, kita harus menunggu untuk tiba di sorga untuk memperoleh hal-hal ini. Karena kata Yunani yang digunakan di sini untuk perkawinan Anak Domba adalah, elthen ho gamos. Hal itu sudah terjadi. Alkitab tidak pernah meggambarkannya secara detail. Hanya menyampaikannya. Dan kita harus menunggu untuk tiba di sana sehingga kita melihat seperti apakah itu ketika pengantin Allah dipersembahkan kepada Yesus. tetapi di sana ada beberapa hal yang diberitahukan kepada kita tentang perjamuan kawin dan hal itu adalah ini: Ada sebuah gambaran yang sangat berbeda yang dibuat di dalam Firman Allah antara mempelai perempuan yang menikah dengan Anak Domba, yang tidak dijelaskan, di situ hanya disampaikan bahwa hal itu telah terjadi di dalam sorga, pada malam saat Tuhan datang kembali ke dunia.
Tetapi di sana ada sebuah penjelasan tentang tamu-tamu yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba. Mempelai perempuan Kristus adalah jemaat. Bukan Israel. Bukan suatu sisa dari Isreal. Tetapi pengantin perempuan Kristus adalah jemaatNya. Ada sesuatu yang istimewa….
Alih bahasa: Wisma Pandia, ThM