ADAKAH ALLAH TELAH MENOLAK UMATNYA?

(HATH GOD CAST AWAY HIS PEOPLE?) 

Dr. W. A. Criswell

Wahyu 4:2

01-28-62

 

Kami mengucapkan selamat datang bagi anda semua yang sedang mendengarkan ibadah ini melalui siaran radio atau yang menyaksikannya melalui siaran televisi, anda sedang bergabung bersama dengan kami dalam ibadah dari Gereja First Baptist Dallas. Saya adalah pendeta yang sedang menyampaikan khotbah pukul tujuh pagi, khotbah yang berjudul, Apakah Allah Telah Menolak UmatNya? Ini adalah sebuah khotbah yang berhubungan dengan pertobatan Israel. Bagian kedua dari khotbah yang telah kita mulai dari Hari Tuhan sebelumnya. Setelah bertahun-tahun, enam belas tahun lebih, kita telah berkhotbah melalui kitab-kitab dalam Alkitab, dan sekarang selama lebih dari satu tahun, kita telah tiba di kitab yang klimaks, kitab bagian terakhir yaitu Kitab Wahyu.

Di dalam seri khotbah kita melalui Kitab Wahyu, kita telah tiba di pasal 4, yang ditandai sebagai sebuah bagian terakhir—bagian lain dari Pewahyuan Tuhan kita. Dimulai dari pasal 4, Allah memberikan garis besar kepada kita tentang kesudahan zaman dan akhir dari zaman ini. Dalam permulaan pasal 4, sang pelihat, Rasul Yohanes, diangkat ke sorga dan di sana dia melihat takhta Yang Mahatinggi. Dan ketika melihat takhta itu dan Dia yang duduk diatasnya, hal pertama yang dia lihat dari semua adalah suatu pelangi yang melingkupi takhta itu gilang gemilang dari setiap sisi.

Kedalaman dan tanda kerohanian dari cahaya pelangi itu adalah untuk mengingatkan kita sebelum hukuman Allah dijatuhkan, bahwa Tuhan Allah kita adalah Allah yang memegang teguh janjiNya. Pelangi adalah sebuah tanda dari kesetiaan Allah terhadap janjiNya. Hal itu memberikan kita sebuah kesempatan di dalam minggu yang lalu untuk berbicara tentang kovenan Allah dan kesetiaan Allah terhadap janji itu. Kovenan utama di dalam Alkitab adalah kovenan Abraham. Dan kita telah berkata bahwa pengingat dalam Kitab Suci, di mulai dari pasal 12 di dalam Kitab Kejadian, tidak lain dari pada sebuah pekerjaan yang besar dalam waktu dan di dalam sejarah dari kovenan Abraham itu. Ketika kita tiba di dalam Kitab Wahyu pasal empat, jemaat tidak terlihat lagi. Tidak terlihat hingga dia datang di akhir masa, dalam Wahyu pasal sembilan belas. Tidak hingga dia datang sebagai mempelai Kristus di dalam kemenangan dan di dalam kemuliaan, disitulah jemaat terlihat kembali. Di akhir pasal tiga, gereja diubah. Diangkat. Dibawa ke dalam sorga. Dan permulaan pasal empat, kepemimpinan rohani dan tujuan elektif Allah di dunia diberikan kepada Israel. Dan di akhir masa kesusahan besar, yang penuh darah, yang dahsyat, yang penuh kemurkaan, yang belum pernah dilihat dunia sebelumnya, dan di akhir dari masa kesusahan besar itu, Israel akan melihat Mesias mereka dan seluruh Israel akan dibebaskan, akan diselamatkan.  

Sekarang, khotbah pada pagi hari ini adalah sebuah eksposisi dari Kitab Roma pasal sebelas, yang mengikuti tujuan elektif Allah bagi umatNya, dan jika anda suka untuk mengikutinya, anda dapat melakukannya dengan mudah. Jika anda melihat ke dalam surat Paulus kepada jemaat Roma pasal 11. Ini adalah pasal yang merupakan sebuah diskusi tentang masalah ketidakpercayaan Israel dan sebuah nubuatan tentang pemulihan mereka di masa depan, kelepasan dan keselamatan mereka di masa depan. Sesautu telah terjadi bagi Israel? Apakah itu. Sesuatu telah dimohon untuk keturunan Abraham. Apakah itu? Bukannya malah menjadi penginjil dunia, pemimpin rohani dari dunia ini kepada Allah, sebaliknya Israel telah jatuh ke dalam sebuah kehilangan yang tragis dan menyedihkan—menjauh dari Tuhan Allah Mesias dan pemberitaan kabar baik tentang keselamatan di dalam Dia. Apa yang telah terjadi pada Israel? Di dalam Kitab Roma pasal pasal sebelas ayat dua puluh lima, Paulus berkata bahwa apa yang telah terjadi adalah sebuah   porosis, sebuah porosis.  Itu adalah terminologi medis. Hippokrates, bapa medis menggunakan kata porosis untuk menggambarkan penutup dari sebuah perasaan. Di dalam Roma 11:25, penerjemah dari Alkitab 1611 menerjemahkan kata itu dengan “kebutaan”—kebutaan telah terjadi pada orang Israel—porosis, tidak berperasaan, keras. Kata itu digunakan dalam dua tempat lain di dalam Perjanjian Baru. Di dalam Markus pasal tiga dan di dalam Efesus pasal empat. Kata yang sama di bagian itu diterjemahkan dengan “kekerasan.’ Ada sebuah frasa yang digunakan dalam kedua tempat itu, yaitu “hati.” Kekerasan hati. Tetapi di dalam bagian porosis tidak memasukkan frasa “hati.” Saya menduga alasan penerjemah menggunakan kata “kebutaan” untuk menerjemahkannya karena mengikuti bagian yang ditulis Paulus dalam 2 Korintus 3:14-15. Dalam membicarakan Israel, dia berkata bahwa pikiran mereka telah menjadi—dan ini adalah bentuk kata kerja porosis—Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul (KJV menerjemahkannya dengan “buta”), sebab sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka…. Bahkan sampai pada hari ini, setiap kali mereka membaca kitab Musa, ada selubung yang menutupi hati mereka” [2 Korintus 3:14, 15].  Ada sebuah kebutaan tentang pemahaman dari jiwa yang telah terjadi kepada Israel dan ketika mereka membaca Kitab Suci Perjanjian Baru, ada sebuah selaput di atas mata mereka dan selubung di dalam hati mereka.

Sekarang, kebutaan rohani telah menjadi karakteristik dari Bangsa-bangsa lain dan orang Israel sepanjang sejarah. Kebanyakan bangsa-bangsa lain pada hari ini tidak diselamatkan. Mereka bukanlah orang-orang Kristen. Dan tentu saja, secara praktis seluruh Israel di luar batas dan kovenan dari Tuhan kita Kristus. Tetapi hal ini jatuh menimpa Israel secara terpisah dan jauh; itu merupakan sebuah hal yang tidak biasa. Sebegitu jauh, Paulus menyebutkan dalam ayat dua puluh lima sebagai sebuah  musterion, “sebuah rahasia,” sebuah hal yang tidak dapat dilihat hingga hal itu digenapi di dalam kehendak elektif Allah. Ada sebuah kebutaan,  Israel telah dikenal dalam masa-masa kemuliaan mereka, ketika mereka menganiaya nabi-nabi mereka dan ketika mereka menolak utusan Allah, tetapi tidak ada sebuah hukuman Allah yang dijatuhkan atas Israel seperti yang dikenal sekarang ini. Karena inilah hukuman yang telah menimpa keturunan Abraham atas penolakan mereka terhadap Tuhan Mesias mereka. “Lihatlah,” kata Kristus, “rumahmu ini akan menjadi sunyi dan ditinggalkan” (Matius 23:38); dan sejak saat itu sampai hari ini, mereka telah mengembara dan menjadi pendatang di belahan dunia ini. Dalam banyak bagian, mereka dibuang, dibenci, ditolak dan dianiaya, yaitu umat Allah ini, dan anak-anak dari bapa-bapa patriakh. Ada sebuah kebutaan, sebuah kedegilan yang menimpa Israel. 

Sekarang perkataan Paulus dalam pasal 11, ada dua hal. Yang pertama, kebutaan itu tidaklah total buta. Dan yang kedua, kebutaan itu tidak bersifat permanen. Yang pertama kebutaan itu tidak bersifat total. Dan dia berkata, saat dia memulai pasal ini,  “Adakah Allah mungkin telah menolak umat-Nya? Sekali-kali tidak!” [Romans 11:1].  Yang pertama kebutaan itu tidak bersifat total. Dan dia menggunakan tiga hal untuk mendemontrasikan hal itu. Yang pertama, dia berkata dalam ayat 1: “Karena aku sendiripun orang Israel, dari keturunan Abraham, dari suku Benyamin” [Roma 11:1]—dan aku adalah pemberita Injil dari anugerah Anak Allah. Jadi kebutaan yang meliputi orang Isreal tidaklah bersifat total. Paulus berkata demikaian karena dia adalah orang Kristen. Dan rasul-rasul pertama seluruhnya merupakan orang Yahudi, yang merupakan pemberita dan bentara yang menyampaikan berita baik dari Allah di dalam Kristus Yesus. Dan seluruh Perjanjian Baru ditulis oleh orang-orang Israel yang merupakan umat Allah. Jadi kebutaan itu tidak bersifat total, Paulus berkata karena aku adalah seorang Israel dan seorang pemberiata dari Injil Anak Allah.

Kemudian, demostrasinya yang kedua yang menunjukkan bahwa kebutaan itu tidak bersifat total: Dia menyampaikan sebuah contoh, peristiwa kehidupan nabi yang ada di dalam Perjanjian Lama.  “Ataukah kamu tidak tahu, apa yang dikatakan Kitab Suci tentang Elia, waktu ia mengadukan Israel kepada Allah?” [Roma 11:2].  Elia berada di dalam keputusasaan, bersujud di hadapan Allah dan berharap untuk mati.  Karena, kata Elia, hanya aku seorang dirilah yang tersisa.  Tuhan, nabi-nabi-Mu telah mereka bunuh, mezbah-mezbah-Mu telah mereka runtuhkan.  Dan tidak ada seorang pun di Israel yang memanggil nama Allah selain aku. Hanya aku yang tersisa. Dan Tuhan Allah berkata kepada Elia, Elia, kamu tidak menyadarinya, sekarang ini, Aku masih meninggalkan tujuh ribu orang bagi-Ku, yang tidak pernah sujud menyembah Baal atau pun mencium tangannya.  Da yang lain, kata Allah, dari anak-anak Abraham ini yang telah diselamatkan, dari yang kamu bayangkan, dari yang kamu ketahui. Dan di dalam pelayanan saya sendiri di dalam jemaat ini, saya telah bekerja selama bertahun-tahun di samping para pemimpin kita yang saleh dan tidak mengetahui hingga masa belakangan ini bahwa mereka adalah orang-orang Yahudi Kristen. Melalui jemaat ini, anda akan menemukan orang-orang kudus yang merupakan anak-anak Abraham yang ada bersama dengan kita di dalam jemaat ini. Tuhan berkata bahwa ada banyak orang yang selamat, lebih dari pada yang kamu bayangkan.

Kemudian hal yang ketiga, yang disampaikan Paulus tentang Isreal: mereka tidak buta sepenuhnya. Hanya sebagian dari mereka. Dia berkata di dalam ayat 5: “Demikian juga pada waktu ini—dan hal itu berbicara tentang kita pada hari ini—ada tinggal suatu sisa, menurut pilihan kasih karunia” [Roma 11:5].  Ayat 7: “Israel tidak memperoleh apa yang dikejarnya, tetapi orang-orang yang terpilih telah memperolehnya. Dan orang-orang yang lain telah tegar hatinya” [Roma 11:7].  Ada suatu sisa dari Israel sepanjang zaman dan sepanjang setiap generasi yang bersinar dan berpijar bagi Allah.

Bolehkah saya mengambil salah satu segi dari orang-orang Israel yang memiliki pengharapan dan ketaatan serta komitmen kepada Kristus?—hanya satu segi dari hal itu. Setiap perpustakaan yang terbaik dari pendeta, setiap orang dari mereka di dunia ini akan memiliki buku-buku ini. Dan saya akan menunjukkan beberapa di antaranya agar anda menemukan bahwa di atas rak-rak saya, ada buku-buku yang ditulis oleh sarjana-sarjana Israel yang saleh dan kudus. Ini adalah salah satunya; yaitu karya dari Alfred Edersheim yang berjudul  Life and Times of Jesus, the Messiah.  Itu merupakan menara dari seluruh pembelajaran tentang kehidupan Tuhan kita, ada banyak literatur yang menulis tentang hal itu, tetapi yang terbesar ditulis oleh seorang Kristen Yahudi, yaitu Alfred Edersheim.  Salah satu buku lainnya yang ada di sini, yaitu sebuah buku yang ditulis oleh Adolph Safer, yang berjudul, Lectures on the Epistle to the Hebrews—salah satu kontribusi yang terbaik bagi literatur Kristen yang pernah ditulis oleh Yahudi Kristen yang saleh. Contoh lainnya adalah bagian dalam sejarah gereja, karya yang monumental dari August Neander.  Tidak ada mahasiswa sejarah gereja yang tidak mengenal August Neander. Dia adalah salah satu Kristen Yahudi yang terkemuka.  Jika ada orang-orang Kristen Cina di tempat ini, anda tentu akan mengenal Samuel Cherish gavotte. Saya memanggilnya Sam Smith—Samuel Cheris Gavotte.  Dia menerjemahkan seluruh Alkitab ke dalam bahasa Mandarin. Dan dia membuka Firman Allah kepada lebih dari dua ratus juta orang-orang Cina, dia adalah seorang Kristen Yahudi yang terkemuka. Dalam ibadah awal pada pagi hari ini kita memiliki sekitar lima belas atas dua belas keluarga misionaris dari Barzil yang mengunjungi gereja kita, beberapa dari mereka sedang pergi ke Houston untuk mengambil sebuah kapal untuk pergi ke Republik Amerika Latin. Ketika saya masih kecil, salah satu misionaris yang hebat yang sering saya dengan adalah Solomon Ginsberg, yang menulis The Wandering Jew in Brazil.  Seorang misionaris Kristen yang terkemuka dari Baptis Selatan yang berasal dari keluarga Israel. Dan minggu yang lalu, saya telah berkata bahwa saya memiliki sebuah salinan yang otentik dari Perjanjian Baru, sebuah terjemahan baru yang ditulis oleh Hugh Schonfield, yang merupakan seorang Kristen Yahudi. 

Jadi, hal pertama yang dikatakan oleh Paulus, bahwa kebutaan yang meliputi orang Israel hanya sebagian. Tidak seluruhnya. Setiap generasi dan sepanjang masa, ada keturunan Abraham yang mengasihi Tuhan kita Yesus, yang hidupnya dan doanya dan ketaatannya dicurahkan di hadapan takhta anugerahNya. 

Kemudian hal yang kedua yang disampaikan Paulus tentang Israel adalah hal ini; kebutaan itu tidak hanya bersifat sebagian, tetapi juga kebutaan itu tidak permanen. Suatu hari orang-orang Israel akan dikumpulkan kembali, suatu hari orang Israel akan kembali menjadi sebuah bangsa yang besar; dan pada suatu hari mereka akan memandang Tuhan mereka dan menerima Yesus sebagai Mesias dan raja yang benar dan yang telah dijanjikan; dan pada suatu hari Israel akan selamat. Itu adalah hal yang disampaikan oleh Rasul Paulus ketika dia mengutip nabi Yesaya dan mendiskusikannya dalam ayat 25, 26, dan seterusnya dalam Roma pasal sebelas. Mari kita melihatnya:

Sebab, saudara-saudara, supaya kamu jangan menganggap dirimu pandai, aku mau agar kamu mengetahui rahasia ini: Sebagian dari Israel telah menjadi tegar sampai jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain telah masuk.” Dan ketika jumlah dari bangsa-bangsa lain telah penuh, maka kemudian “seluruh Israel akan diselamatkan. seperti ada tertulis: dari Sion akan datang Penebus, ia akan menyingkirkan segala kefasikan dari pada Yakub. Dan inilah perjanjianKu dengan mereka, apabila Aku akan menghapuskan dosa mereka. Mengenai Injil mereka adalah seteru Allah karena kamu, tetapi mengenai pilihan mereka adalah kekasih Allah oleh karena nenek moyang. Sebab Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilanNya. [Roma 11:25-29]. 

 

Sekarang, jika kita memiliki waktu seharian, kita dapat mengambil setiap suku kata dan melihatnya. Mari kita mengikuti bagian ini hingga kita menutup khotbah ini sampai tengah hari. Ada sebuah kebutaan bagi bangsa Israel sampai achri ou to pleroma, ton ethnon.  Ada sebuah kebutaan di dalam hati orang Israel dan sebuah selubung dalam pemahaman mereka sampai sebuah masa tertentu, sampai sebuah peristiwa besar. Sekarang, kata “sampai” dalam bahasa Yunani sama seperti bahas kita.  Achri—itu adalah sebuah bentuk waktu, dan hal itu adalah bentuk pertama dari sebuah klausa adverbial. Kita menyatakan hal itu setiap kali kita mengadakan Perjamuan Tuhan. Setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, engkau menunjukkan kematian Tuhan, kamu mendemostrasikan dan mendramatisasikan kematian Tuhan achri hou elthe, “sampai Dia datang.”  Sama seperti yang disampaikan Sayer, “Sebuah frasa adverbial terhadap terminus ad quem,” “sampai akhir.”  Dan dibaliknya, itu adalah sesuatu yang lain. Hal itu berbeda. 

Saya ingin mengambil sebuah waktu di sini untuk menunjukkan kepada anda bagaimana manusia dengan praduga awal akan mengambil Firman Allah yang jelas dan menjatuhkannya dengan sengaja, dan mengubahnya untuk menyesuaikannya dengan gagasan mereka. Ini adalah salah satu contoh yang baik yang pernah anda temukan. Martin Luther berkata bahwa orang Yahudi merupakan anak-anak Iblis dan mereka tidak dapat bertobat. Dan John Calvin, salah satu penafsir terkemuka sepanjang masa memiliki keyakinan yang sama tentang orang Yahudi. Dan John Calvin, ketika dia tiba untuk menerjemahkan bagian yang ada di sana dan menafsirkannya, Joh Calvin dengan dugaan yang ada di dalam pikirannya, berpendapat bahwa Israel akan dibuang selamanya dan mereka tidak memiliki masa depan dengan Allah, mengambil dengan terang-terangan keterangan waktu dari—achri—dan dia menerjemahkannya dengan “ agar supaya.” Jadi dia menerjemahkan kalimat itu dengan kalimat, “Kebutaan terjadi pada Israel agar supaya jumlah bangsa-bangsa lain menjadi penuh.” Sering terjadi seperti itu, manusia menyusun pikirannya dengan apa yang dia pikirkan, kemudian dia pergi ke Firman Tuhan dan dia mengubah makna yang jelas dari Kitab Suci agar hal itu sesuai dengan praduga awalnya.

Betapa jauh lebih baik untuk mengambil Firman Allah dan membiarkan Allah menyampaikan apa yang ingin Allah sampaikan? Dan lihatlah kedaulatan Allah yang luar biasa ketika Dia mengerjakan tujuannya yang sempurna, yang bagi saya mungkin sangat menakjubkan, yang bagi saya mungkin diselimuti misteri, yang bagi saya mungkin terlihat mustahil, akan tetapi semua hal itu mungkin di dalam kedaulatan dan tujuan elektif Allah. Dan bagian saya adalah melihatnya dengan rasa takjub dan di dalam kemuliaan dan memuji Tuhan atas anugerah yang Dia tunjukkan kepada saya. Jadi, ini adalah sebuah contoph tentang hal itu. Ketika saya melihat Israel pada hari ini, pergi ke sana dan mengunjungi negara yang baru lahir itu, ketika saya mengunjungi sinagog, ketika saya berbicara dengan mereka, untuk banyak bagian, itu adalah sebuah nubuatan yang menakjubkan bahwa masa akan tiba ketika pengkhotbah Kristen anda adalah rabbi dan penginjil ke seluruh dunia ini adalah keturunan Abaraham dan orang-orang yang menyerahkan seluruh hidup mereka kepada Tuhan adalah orang-orang Israel. Dan hal itu disampaikan dalam Alkitab. Dan saya sedang menantikan hari kemuliaan dan kejayaan ketika selubung itu disingkirkan dari dalam hati mereka dan ketika mata mereka memandang Tuhan Mesias, dan ketika mereka berdoa dan berkobar-kobar bagi Yesus, sama seperti yang dilakukan oleh Paulus; tepat seperti yang dilakukan oleh Yohanes; sama seperti yang dilakukan oleh Simon Petrus. Sekarang, ada sebuah kebutaan bagi Israel hingga waktu tertentu, sampai jumlah bangsa-bangsa yang lain telah penuh.

Sekarang, kita membutuhkan waktu tambahan. Ada dua frasa yang kelihatannya sama tetapi mereka tidak sama. Di dalam Lukas 21:24, Tuhan kita berkata, “Yerusalem  akan diinjak-injak oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, sampai genaplah zaman bangsa-bangsa itu”—masa dari bangsa-bangsa lain. Hal itu dimulai dari penghancuran Yerusalem oleh Nebukadnezar dan penawanan ke pembuangan. Sejak saat itu hingga sekarang, Yerusalem telah berada di bawah pijakan tumit dari bangsa-bangsa lain—masa dari bangsa-bangsa lain. Dan masa dari bangsa-bangsa lain bermula dari penawanan Israel ke pembungan sampai Yesus akan datang kembali, itu adalah masa dari bangsa-bangsa lain. Itu adalah masa Yerusalem berada di tangan bangsa-bangsa lain.

Sekarang di dalam Roma pasal 11 ayat 25 anda memiliki pernyataan, “sampai jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain telah masuk”— pleroma dari bangsa-bangsa lain. Itu merujuk kepada zaman anugerah; ini adalah dispensasi kasih Allah di dalam Kristus Yesus, perpanjangan dari kepemimpinan dan berkat bagi kita, yaitu bangsa-bangsa lain—pleroma dari Allah; pleroma dari bangsa-bangsa lain; kepenuhan dari anugerah Allah bagi kita sejak saat Pentakosta. Ketika murid-murid bertanya kepada Tuhan, “Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?” (Kisah Rasul 1:6). Tuhan berkata, Tidak. “Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditentukan Bapa sendiri menurut kuasaNya” (Kisah rasul 1:7). Karena kepemimpinan dari  pemberitaan kabar baik dari kerajaan Allah telah diambil dari Israel dan diberikan kepada bangsa-bangsa lain yang akan menghasilkan buah. Jadi, kepemimpinan itu telah diambil dari bangsa Yahudi ketika mereka menyalibkan Tuhan kita. Dan ketika hari Pentakosta datang dan berlanjut hingga hari ini, sampai pleroma dari bangsa-bangsa lain, sampai jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain, zaman dari dispensasi ini, dari anugerah Roh Kudus, kepemimpinan itu menjadi hak preogratif dari bangsa-bangsa lain. Dan itu berakhir ketika gereja diangkat ke dalam kemuliaan, ketika ia diangkat ke sorga, ketika kita diubah dan diangkat ke takhta Allah. Ini adalah kepenuhan dari bangsa-bangsa lain. Dan ketika hal itu terjadi, ketika bangsa-bangsa lain yang terakhir menelusuri lorong bangku itu, ketika orang terakhir yang telah ditulis Allah di dalam Kitab Kehidupan, ketika dia menyerahkan hatinya kepada Yesus, maka hal itu akan berakhir. Ini adalah masa dari kesudahan zaman, itu adalah pengangkatan, itu adalah saat Allah mengambil umatNya dari dunia ini—sampai jumlah dari bangsa-bangsa yang lain telah penuh. 

Dan kemudian ada sebuah sebuah pergantian yang besar di dalam tujuan elektif Allah, pertukaran kepemimpinan orang Kristen di dunia ini. Sejak saat itu, kerajaan dan kepemimpinan dan pelayanan akan diberikan kembali kepada Israel. Dan juga seluruh Israel akan diselamatkan. Seluruh Israel, itu adalah posisi dan kontradiksi dari sebagian Israel. Dia akan berputar seluruhnya. Sekarang ini, hanya sebagian Israel yang diselamatkan. Tetapi kebanyakan Israel mengalami kebutaan. Dan itu adalah para pemberontak dari orang-orang yang berada di bagian  orang-orang yang dibuang dari kerajaan dan kesabaran Yesus. Itu akan menjadi sebuah diametris yang sebaliknya.

Sekarang dalam masa yang tersisa, saya akan meringkaskan  hal-hal yang akan digenapi. Di sini Paulus mengutip tiga hal yang akan terjadi pada masa itu. “Dari Sion akan datang Penebus” [Roma 11:26]—Tuhan Yesus akan datang. Yang kedua, “akan menyingkirkan segala kefasikan dari pada Yakub” [Roma 11:26].  Dia akan memberikan hati yang baru dan ketaatan yang baru untuk mengasihi. Dan yang ketiga, “Dan inilah perjanjianKu dengan mereka, apabila Aku akan menghapuskan dosa mereka” [Romans 11:27].  Semua janji yang telah Kubuat, akan Kupegang dengan setia, firman Tuhan Allah. Tidak akan ada yang akan jatuh ke tanah. Semuanya kan Kegenapi, janji yang telah Kubuat bagi Israel. Dan itu adalah ketiga hal itu. Jadi hal-hal ini akan terjadi. Pertobatan Israel bukan sebuah proses, tetapi dalam satu peristiwa. Itu akan terjadi seperti yang disampaikan dalam Yesaya 66:8, yang berkata, “Suatu bangsa dilahirkan dalam satu hari,”—tepat seperti itu. Yang pertama dari semua, berdasarkan nabi-nabi, berdasarkan Alkitab, Israel akan dikumpulkan kembali di tanah kelahiran mereka. Dan kemudian Tuhan akan menampakkan diri kepada mereka. Dan di dalam ratapan, mereka akan menerima Tuhan Mesias mereka sebagaimana kita memberikan hati kita di dalam iman dan ketaatan dan kasih kepada Dia sekarang ini. 

Sekarang, ketika kita tiba di Kitab Wahyu, untuk melihat bagimana hal itu dikerjakan, ada sesuatu di dalamnya yang membuat kita berhenti. Dan kita mempelajarinya bahwa di dalamnya ada dua langkah. Ada dua hal yang terjadi ketika Israel berpaling kepada Yesus. Sebagai contoh, ketika anda membaca Wahyu, dimulai dari ayat empat hingga seterusnya, nampak jelas bahwa bangsa-bangsa Yahudi berada di dalam ketidakpercayaan sama seperti bangsa-bangsa lain. Di dalam Kitab Wahyu pasal tiga belas, bangsa Yahudi dan bangsa-bangsa lain menyembah dua binatang itu, nabi palsu dan mesias palsu. Nampak jelas hal itu benar. Lalu, bagaimanakah Allah akan menyingkirkan ketidakpercayaan mereka itu? Dan bagaimanakah caranya Israel akan diselamatkan? Jadi, hal itu berada dalam dua bagian. Yang pertama, saya telah meminta anda untuk membacanya pada pagi hari ini. Di dalam bagian pertama, pada permulaan waktu yang anda sebut sebagai kesusahan besar—bagian pertama dari hal itu, adalah pengangkatan jemaat. Pengangkatan umat Allah nampak jelas membuat sebuah pengaruh yang luar biasa bagi orang-orang Yahudi yang secara sungguh-sungguh mencari Mesias mereka dan melakukan kehendak Allah. Dan di antara orang Yahudi ini, jumlahnya sekitar seratus empat puluh empat ribu orang. Dan setidaknya anda berpikir bahwa mereka sedang berbicara tentang hal-hal ini dalam bentuk umum dan tidak spesifik, dia menyebutkan kedua belas suku itu. Dia memberi daftar atas hal itu. Dua belas ribu dan dua belas ribu dan dua belas ribu—dan ini adalah pemimpin-pemimpin Yahudi yang berkobar seperti api.  Anda membaca tentang mereka di dalam Wahyu pasal empat belas, penginjil Yahudi ini berkhotbah, berseru dan memberitakan Injil. Dan anda tidak akan pernah membaca di dalam sejarah, bahwa dalam masa kesusahan besar, ada yang berpaling kepada Allah  dan membayarnya dengan penderitaan dan hidup serta mati martir.  Dan anda tidak akan pernah membaca dalam sejarah tentang bagaimana nyala api Allah berkobar atas  144.000 orang penginjil Yahudi. Itu adalah bagian pertama dari hal itu—kepemimpinan dan pembangunan kerajaan Yesus di dunia diletakkan di tangan orang Yahudi dan kebutaan mereka telah disingkirkan.

Sekarang, secara ringkas kita akan melihat bagian yang terakhir: berdasarkan Kitab Daniel pasal sembilan, bangsa Yahudi akan membangun kembali bait mereka. Dan mereka akan melaksanakan kembali institusi mereka. Mereka akan mengikuti kembali Sistem Musa dalam Perjanjian Lama. Jangan pernah anda berpikir bahwa Israel sangat kecil sehingga mereka dapat didorong ke dalam laut. Suatu hari Israel akan memiliki negeri itu. Suatu hari Israel akan memiliki Yerusalem. Suatu hari, berdasarkan nabi-nabi dan berdasarkan Perjanjian Baru dan berdasarkan Alkitab, kepada Israel akan diberikan tanah suci palestina. Dan mereka akan kembali ke negeri itu dalam ketidakpercayaan sama seperti yang anda lihat sekarang ini—dengan sebuah selubung di dalam hati mereka dan kebutaan dalam pemahaman mereka. Mereka akan kembali ke Palestina. Dan di dalam gelombang anti semit yang liar biasa ini, sama seperti masa Nazi Hitler, para penganiaya mengirim orang-orang Yahudi dengan jumlah ratusan ribu orang. Pada hari yang mengerikan itu, gelombang anti semit seperti sebuah pasang besar di dunia ini, mereka akan kembali ke Palestina berjumlah jutaan orang. Dan mereka kembali dalam ketidakpercayaan. Pada masa itu antikristus, manusia durhaka, yang datang sebagai diktator dunia, dan sebagai seorang tiran sepanjang waktu, yang menjanjikan damai, akan membuat perjanjian Israel itu. Dan mereka akan memiliki bangsa mereka dan mereka akan memiliki tanah kelahiran mereka; dan mereka akan membangun bait Salomo di atas gunung Moria dan mereka akan melaksanakan kembali ritual Musa. Dan tepat ditengah-tengah masa kesusahan besar itu—ditengah-tengah tujuh tahun itu—tiran yang besar itu, yang menampilkan dirinya sebagai manusia pembawa damai akan mengingkari perjanjiannya dengan Israel dan itu akan menjadi sebuah tanda bahwa penganiayaan yang sangat mengerikan akan akan melanda bangsa Semit.

Dan di tengah-tengah masa itu, terjadi penganiayaan yang sukar untuk dilukiskan yang mengepung negeri kecil itu, sampai pada ketika tiba dalam Wahyu pasal sembilan belas dan anda tiba dalam Kitab Zakharia pasal dua belas. Dan pada hari itu, Tuhan akan menampakkan diri kepada Israel, sama seperti Dia menampakkan diri kepada saudaraNya Yakobus dan sama seperti ketika Dia menampakkan diri kepada Saulus di jalan ke Damsyik. Dan selama tiga setengah tahun, penganiayaan yang mengerikan terjadi di Palestina terhadap orang-orang Yahudi—saya sering takjub akan hal itu—dan Tuhan kita hidup selama tiga setengah tahun di Galilea dan Yehuda. Dan setiap hari dan setiap menit dan setiap bulan mereka menolak Tuhan mereka selama Dia hidup di dunia ini. Dan selama tiga tahun setengah yang sama, selama empat puluh dua bulan yang sama, dan selama seribu dua ratus enam puluh hari yang sama, periode waktu yang sama, mereka hidup dalam penderitaan, dalam rasa sakit yang hebat dan dalam darah, dalam masa yang disebut Alkitab sebagai  he megale he thlipsis, Kesusahan Besar. Dan di akhir dari masa itu, muncullah di Bukit Sion “dari Sion akan datang Penebus, ia akan menyingkirkan segala kefasikan, dan mereka akan memandang kepada dia yang telah mereka tikam, dan akan meratapi dia seperti orang yang meratapi anak tunggal, dan akan menangisi dia dengan pedih seperti orang menangisi anak sulung.  Biarkan saya membaca hal it di dalam Kitab Zakharia. Dan kemudian saya akan menutup khotbah ini:

Aku akan mencurahkan roh pengasihan dan roh permohonan atas keluarga Daud dan atas penduduk Yerusalem, dan mereka akan memandang kepada dia yang telah mereka tikam, dan akan meratapi dia seperti orang yang meratapi anak tunggal, dan akan menangisi dia dengan pedih seperti orang menangisi anak sulung. 

Pada waktu itu ratapan di Yerusalem akan sama besarnya dengan ratapan atas Hadad-Rimon di Lembah Megido. [Zakharia 12:10,11]. 

Pada waktu itu akan terbuka suatu sumber bagi keluarga Daud dan bagi penduduk Yerusalem untuk membasuh dosa dan kecemaran….

tetapi masing-masing akan berkata: Aku ini bukan seorang nabi, melainkan seorang pengusaha tanah, sebab tanah adalah harta kepunyaanku sejak kecil.

Dan apabila ada orang bertanya kepadanya: Bekas luka apakah yang ada pada badanmu ini?, lalu ia akan menjawab: Itulah luka yang kudapat di rumah sahabat-sahabatku!" [Zakharia 13:1-6]. 

Pada waktu itu kaki-Nya akan berjejak di bukit Zaitun yang terletak di depan Yerusalem di sebelah timur….

Lalu Tuhan, Allahku, akan datang, dan semua orang kudus bersama-sama Dia….

Maka Tuhan akan menjadi Raja atas seluruh bumi; pada waktu itu Tuhan adalah satu-satunya dan nama-Nya satu-satunya. [Zakharia14:4-9]. 

 

Demikianlah yang disampaikan oleh sang nabi, dan demikian juga Paulus mengutipnya ketika dia memandang ke depan, ke hari yang mulia itu, sama seperti ketika Dia menampakkan diri Yakobus saudaranya dan memenangkannya. Dan sama seperti ketika Dia menampakkan diri kepada Paulus di jalan menuju Damsyik, demikian juga Tuhan akan menampakkan diri ke Palestina dimana mereka telah berkumpul bersama-sama dalam ketidakpercayaan. Dan mereka akan memandang Dia dan mereka akan meratap atas dosa mereka,  atas penolakan mereka dan ketidakpercayaan mereka, dan sebuah bangsa akanb lahir dalam satu hari; dan Israel akan menerima Tuhan Mesias mereka dan itu adalah millennium. Saya berharap saya dapat memiliki waktu untuk mengikuti Paulus dalam pasal sebelas Kitab Roma, di mana dia berkata, “Sebab jika penolakan mereka berarti perdamaian bagi dunia, dapatkah penerimaan mereka mempunyai arti lain dari pada hidup dari antara orang mati?” [Roma 11:15].  Oh, luar biasa, pekerjaan Allah di dalam sejarah! Dan seandainya hal ini dilihat oleh mata, maka hati ini akan bersukacita. Oh, betapa luar biasa hal-hal yang telah disediakan oleh Allah bagi umatNya yang mengasihi Dia!

Sekarang, ketika kita menyanyikan lagu undangan kita, jika seseorang dari anda ingin menyerahkan hatinya kepada Yesus, seseorang yang ingin bergabung dengan jemaat ini, mari datanglah. Apakah ada sebuah keluarga yang ingin datang? Adakah seseorang yang mau datang? Katakanlah, “Pendeta, ini istri saya dan anak-anak saya, pada hari ini, kami datang semuanya.” Adakah ada anak kecil yang mau datang? Ketika Allah telah membuka pintu, menyampaikan firman dan memimpin anda di jalan itu. Mari datanglah. Buatlah keputusan itu pada hari ini. Jika anda berada di atas balkon, di sana ada sebuah tangga di bagian sisinya yang disediakan saat anda datang ke depan. Bagi anda yang berada di lantai bawah, telusurilah salah satu lorong bangku ini dan maju ke depan. Pendeta, inilah saya dan saya datang segera. Lakukanlah sekarang. Ketika Roh memimpin anda di jalan itu dan ketika kita memandang dalam iman dan di dalam pengharapan kepada Yesus. Datanglah, ketika kita berdiri dan menyanyikan lagu undangan kita.

 

Alih bahasa: Wisma Pandia, ThM