SEBUAH PINTU YANG TERBUKA DI SORGA

(A DOOR OPENED IN HEAVEN)

 

Dr. W. A. Criswell

 

Wahyu 4:1

12-11-61

 

Kami mengucapkan selamat datang bagi anda semua yang sedang mendengarkan ibadah ini melalui siaran radio, anda sedang bergabung dalam ibadah dari Gereja First Baptist Dallas. Saya adalah pendeta yang sedang menyampaikan khotbah pada pukul sebelas pagi, khotbah yang berjudul: Sebuah Pintu Yang Terbuka Di Sorga. Setelah bertahun-tahun berkhotbah melalui kitab-kitab di dalam Alkitab, kita telah tiba di Kitab Wahyu, yang terakhir dari 66 kitab.  Dan di dalam seri khotbah kita melalui Kitab Wahyu kita telah tiba di pasal empat. Ini adalah bagian yang ketiga dan yang terbesar dari pembagian kitab itu.

Agar kita masuk ke dalam sebuah pemahaman dari pembukaan Wahyu ini tentang masa depan, saya telah memiliki dan mempersiapkan beberapa khotbah agar kita dapat masuk ke dalam penglihatan wahyu yang dimulai dari pasal empat, Khotbah pertama yang telah saya siapkan adalah tentang pengubahan jemaat, Pengangkatan, umat Alah yang dibawa ke sorga. Kemudian khotbah yang berikutnya adalah tentang orang Yahudi: Tujuhan eklektif Allah bagi Israel. Kemudian khotbah selanjutnya adalah makna ganda dari nubuatan.

Saya telah merencanakan untuk menyampaikan khotbah tentang Pengangkatan Jemaat pada pagi hari ini. Dan kemudian mingu berikutnya, saya akan membicarakan tujuan elektif Allah bagi Israel, bagi orang Yahudi. Dan kemudian, minggu selanjutnya tentang makna ganda dari nubuatan.

Tetapi saya mendapati dalam ibadah pukul 8:15, saya hanya dapat menyampaikan setengah khotbah yang telah saya persiapkan untuk saat ini tentang pengubahan jemaat. Jadi, dengan terpaksa, saya membaginya menjadi dua bagian. Bagian yang pertama akan saya sampaikan pada hari ini, dan kemudian minggu pagi berikutnya, saya akan menyampaikan bagian yang kedua. Bagian pertama dari khotbah yang saya sampaikan hari ini adalah fakta tentang pengubahan jemaat dan umat Allah. Dan bagian kedua dari khotbah ini, disampaikan pada minggu berikutnya, yaitu tentang mengapa jemaat tidak melalui Kesusahan Besar.

Sekarang, di dalam Alkitab anda kita telah sampai ke pembagian ketiga dari Kitab Wahyu, yaitu pasal empat ayat satu: 

Kemudian dari pada itu aku melihat: Sesungguhnya, sebuah pintu terbuka di sorga dan suara yang dahulu yang telah kudengar, berkata kepadaku seperti bunyi sangkakala, katanya: Naiklah ke mari dan Aku akan menunjukkan kepadamu apa yang harus terjadi meta tauta… .

Segera saja, ketika saya melihat kata meta tauta, saya tahu bahwa saya berada di dalam salah satu jangka waktu yang menentukan di dalam Wahyu dari Tuhan kita. Sebab anda tahu, Allah sendiri yang memberikan garis besar dari pemandangan tentang masa depan dunia ini. Dan di dalam Wahyu pasal satu ayat sembilan belas, Allah sendiri yang memberikan garis besar kepada kita tentang penglihatan yang ada di dalam wahyu. Dan dia melakukannya di dalam tiga bagian.   

Wahyu 1:19:

Tuliskanlah—tuliskanlah apa yang telah kau lihat—itu adalah bagian pertama—dan tuliskanlah baik yang terjadi sekarang ini—dan itu adalah bagian kedua. Dan, kemudian—tuliskanlah hal-hal yang akan terjadi meta tauta.

 

Anda lihat, ketika saya tiba di Wahyu 4:1 dan saya melihat kata-kata itu, kemudian saya tahu bahwa saya berada di struktur utama dari wahyu. Dan Allah memberikan garis besarnya kepada umatNya.

Kemudian Yohanes dengan setia mengikuti nasehat dari Kristus Tuhan ketika dia menulis Wahyu di bawah tiga pembagian utama itu. Yang pertama, Tuhan berkata kepada Yohanes: “Tuliskanlah hal-hal yang telah kaulihat.” Dan Yohanes menuliskan hal itu. Hal-hal yang telah dia lihat adalah visi yang mulia dari Tuhan kita yang telah bangkit dan yang telah ditinggikan. Jadi, di dalam Wahyu pasal pertama, anda telah memiliki bagian pertama itu, yaitu “apa yang telah dilihat oleh Yohanes.” Dan Dia menulis tentang penglihatan dari kemuliaan dan kekuasaan Tuhan.

Kemudian, Allah berkata kepada Yohanes: “Dan tuliskanlah hal-hal yang terjadi sekarang ini”—dan hal-hal yang terjadi sekarang ini adalah jemaat-jemaat Allah di bumi. Jemaat ini, jemaat-jemaat di masa lalu dan jemaat-jemaat yang akan datang. Pada masa Yohanes, jemaat-jemaat yang ada di sana sama seperti jemaat-jemaat pada hari ini. Pada masa Yohanes, ada jemaat di Efesus. Kemudian di sana ada satu jemaat di Smirna dan di Pergamus. Kemudian ada satu  di Tiatira dan di Sardis. Kemudian ada satu di Filadelfia dan di Laodikia sama seperti jemaat-jemaat pada hari ini. Jadi di dalam kepatuhan terhadap perintah Tuhan Yesus, Yohanes menuliskan “hal-hal yang terjadi sekarang ini,” dan dia menuliskan hal-hal yang berkenaan dengan jemaat-jemaat. Jadi bagian kedua dari Wahyu adalah Wahyu pasal 2 dan 3, ketika Yohanes menuliskan “hal-hal yang terjadi sekarang ini.”

Dan di dalam jangka waktu yang besar dari Wahyu 2 dan 3, anda memiliki lambang dari pekerjaan Tuhan yang besar di dunia ini melalui jemaat-jemaatNya. Dan anda memiliki sebuah gambaran tentang pekerjaan Tuhan dalam jemaat-jemaatNya selama dua ribu tahun. Dan ketujuh jemaat itu mewakili tujuh masa dan tujuh periode di dalam perkembangan dan kehidupan jemaat-jemaat di bumi. Lalu, Yohanes menuliskan hal-hal tentang jemaat-jemaat, “hal-hal yang terjadi sekarang ini.”

Kemudian bagian besar yang ketiga. “Yohanes,” firman Tuhan Allah: “Tuliskanlah hal-hal yang akan terjadi meta tauta.  Kalimat yang anda miliki di dalam terjemahan versi King James adalah “hal-hal yang akan terjadi sesudah ini.” Secara literal kata itu berarti, “sesudah hal-hal dari jemaat-jemaat.”

Yang pertama, tuliskanlah penglihatan utama yang telah engkau lihat, dan Yohanes menuliskannya. Yang kedua, tuliskanlah hal-hal yang terjadi sekarang ini dan dia menuliskan hal-hal tentang jemaat. Kemudian Tuhan Allah berkata kepada Yohanes: Sekarang, tuliskanlah hal-hal yang akan terjadi sesudah jemaat-jemaat ini, ketika jemaat-jemaat tidak akan ada lagi, ketika mereka akan diambil dari bumi, ketika mereka akan diangkat ke dalam kemuliaan—kemudian tuliskanlah hal-hal yang terjadi sesudah jemaat-jemaat.

Kemudian di dalam Kitab Wahyu pasal empat ayat satu, kita tiba di bagian ketiga, bagian terakhir dari penglihatan wahyu dari Allah yang diberikan kepada Kristus dan Yohanes menuliskannya. Sekarang kita telah tiba di dalam Kitab Wahyu, di dalam kesudahan akhir dari seluruh sejarah dan seluruh waktu.

Apakah yang akan terjadi pada akhir zaman? Dan apakah tanda-tanda dari penampakanNya? Dan bagaimanakah hal-hal ini akan datang ke atas dunia ini? Bagaimanakah kisahnya berakhir? Allah menyingkapkannya di dalam Wahyu, di dalam penyingkapan dimulai  dari Kitab Wahyu pasal empat.

Lalu, hal itu disampaikan di sini, dalam Firman Kudus ini:

Kemudian dari pada itu aku melihat: Sesungguhnya, sebuah pintu terbuka di sorga dan suara yang dahulu yang telah kudengar, berkata kepadaku seperti bunyi sangkakala, katanya: Naiklah ke mari dan Aku akan menunjukkan kepadamu apa yang harus terjadi sesudah jemaat-jemaat.

Ini adalah sebuah hal yang tidak biasa, yang akan digenapi. Jemaat telah menjadi pusat utama dan pekerjaan Allah di dunia ini. 

Ketika saya berkhotbah—saya telah berkhotbah setidaknya enam bulan tentang jemaaat-jemaat ini—ketika saya berkhotbah dalam pasal kedua dari Kitab Wahyu, saya sedang berkhotbah tentang jemaat-jemaat Allah. Ketika saya tiba di pasal tiga dari Kitab Wahyu, dan berkhotbah dari pasal tiga, saya berkhotbah tentang jemaat-jemaat Allah. Jemaat telah menjadi pusat dari semua kepentingan Allah di dunia ini: Umat Allah, jemaat-jemaat Allah.

Kemudian, ketika saya tiba di Kitab Wahyu pasal empat, di sana tidak ada lagi jemaat-jemaat. Mereka tidak pernah lagi disebutkan. Dan jika seseorang berkata, “Mereka dibicarakan di bawah simbol Israel,” dengarkanlah saudara, tidak ada dua belas suku di dalam jemaat. Tidak ada orang yang pernah berbicara tentang jemaat di dalam terminologi dari apa yang Allah lakukan dengan Yehuda dan apa yang Allah akan lakukan dengan Lewi, dan apa yang Allah lakukan dengan Simeon, dan apa yang akan Allah lakukan dengan Naftali dan Isakhar. Tidak ada hal yang seperti itu.

Ketika anda tiba di pasal empat dari Kitab Wahyu, jemaat-jemaat telah menghilang. Mereka tidak ada lagi, Mereka tidak lagi dirujuk. Mereka tidak lagi disebut. Akan tetapi, hingga saat ini, pusat dan jantung dari kepentingan dan perhatian Allah telah berada di dalam jemaat-jemaatNya. 

Kemudian di dalam Wahyu pasal empat, mereka menghilang secara tiba-tiba dan tidak pernah lagi dilihat dan tidak pernah disebutkan lagi dalam dunia ini. Dan selanjutnya, di dalam penglihatan Yohanes ini, jemaat muncul dan terlihat berada di dalam sorga, di dalam kemuliaan, di akhir zaman, yaitu di dalam pasal sembilan belas. Dan di sana, dia melihat jemaat bersama dengan pengantin prianya, yaitu Tuhan Yesus Kristus. Dan di sana, dia melihat kedatangan Tuhan yang campur tangan dalam perang Harmagedon, dan tanpa campur tangan Tuhan, dunia ini akan hancur. Dia melihat Kristus Tuhan di dalam kuasa dan kemuliaan serta kemenangan. Dan yang ikut bersama dengan Dia adalah anak-anak kudus dari Kristus Tuhan sendiri.

Bukankah itu merupakan sebuah hal yang luar biasa? Di dalam struktur garis besar Wahyu ini, jemaat hanya terlihat hingga pasal empat dari kitab ini. Kemudian jemaat menghilang dan Yohanes tidak melihatnya lagi hingga akhir zaman, di akhir Kitab Wahyu, ketika dia melihat Tuhannya dalam kemenangan dan kejayaan.

Lalu, bukankah itu merupakan sebuah pertanyaan yang biasa untuk bertanya: Bagaimana jemaat berada di sana? Dan apa yang terjadi pada jemaat, di awal pasal empat dari Kitab Wahyu?

Sesuatu yang luar biasa telah terjadi. Lalu, apa yang telah terjadi adalah sebuah rahasia yang dalam, yang telah tersembunyi di dalam hati Allah sejak awal penciptaan dan telah diberitahukan kepada Rasul Paulus dan para rasul-rasul, dan telah ditulis dalam Firman Allah bagi kita.

Apa yang telah terjadi pada jemaat? Dan apa yang telah menimpa jemaat? Atau apa yang telah mengambil umat Allah itu secara tiba-tiba dan ajaib sehingga mereka menghilang dan tidak terlihat lagi hingga akhir zaman, dan datang di dalam kemuliaan bersama dengan Kristus Tuhan?

Apakah hal yang luar biasa dan yang sukar dipercayai itu? Hal apakah yang telah terjadi pada jemaat? Allah menyingkapkannya di dalam sebuah musterion kepada Paulus dan rasul-rasul. Pasal yang luar biasa dari Firman Alllah adalah 1 Korintus pasal 15, ayat lima puluh satu, Paulus berkata: “Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu  musterion.”  Kata Yunani untuk musterion, diambil ke dalam bahasa Ingris yang diterjemahkan dengan “mystery” dan ke dalam bahasa Indonesia menjadi kata “rahasia.” Bagi kita, sebuah rahasia adalah sebuah  teka teki. Itu adalah sebuah tebakan. Itu adalah hal-hal yang menakjubkan dan membingungkan.  

Tidak ada hal yang seperti itu di dalam Alkitab, dan di dalam konotasi aslinya, bahkan di dalam tulisan-tuliasan dari Heradotus dan Plato dan Aristoteles dan semua penulis Yunani lainnya,  musterion merujuk kepada sebuah hal yang tidak seorang pun tahu hingga hal itu disingkapkan kepadanya. Seperti rahasia besar dari agama Yunani, rahasia esoteris dan semua hal lainnya, anda harus aktif di dalam rahasia itu  agar anda tahu rahasia dari sifat-sifat persaudaraan. 

Kemudian Alkitab menggunakan kata musterion itu dengan makna yang sama yang digunakan dalam seluruh literatur Yunani sekuler. Sebuah musterion adalah sebuah rahasia. Itu adalah sebuah rencana. Itu adalah sebuah tujuan elektif Allah yang tidak pernah kita ketahui, seandainya Allah tidak memilih untuk menyingkapkannya kepada kita.

Kemudian ini adalah sebuah hal yang tidak akan pernah diketahui oleh seseorang. Dia tidak dapat pernah menebaknya. Dia dapat mempelajarinya sepanjang hidupnya tetapi tidak akan pernah menemukannya. Itu adalah sebuah rancangan besar, sebuah kebenaran besar, sebuah tujuan besar dari Allah yang Allah sembunyikan di dalam hatiNya sejak awal. Dan hanya Dia yang menyingkapkannya kepada Paulus dan kepada rasul-rasul: “Sesungguhnya aku menyatakan kepada kamu suatu  musterion.”

Apakah musterion itu?  Kita semuanya tidak akan mati, tetapi kita semuanya akan kekal. Kita semuanya akan dimuliakan. Kita semuanya akan ditinggikan. Kita semuanya akan diubah. Kita semuanya tidak akan mati. Tetapi kita semuanya akan diubah. Dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa, dan kita semuanya akan diubah.

Musterion  yang besar dari Allah adalah hal ini: Bahwa kita semua tidak akan mati. Akan ada sebuah generasi yang akan tetap hidup dan mencintai Allah dan mengharapkan dan menunggu kedatangan Kristus dari sorga. Dan generasi yang masih itu itu pada saat kedatangan Kristus tidak akan mati. Tetapi mereka akan diangkat kepada Tuhan. Mereka akan dibawa kepada Tuhan. Mereka akan diubahkan kepada Tuhan. Dalam sekejap mata, mereka akan kekal dan dimuliakan, ketika yang dapat binasa ini akan mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang fana ini akan mengenakan yang kekal.

Musterion yang besar dari Allah yang disingkapkan kepada Rasul Paulus di sini adalah bahwa beberapa orang dari kita akan tetap hidup. Akan ada sebuah generasi dari orang-orang kudus Allah yang akan tetap hidup pada saat kedatangan Kristus dalam kemuliaan. Dan kita akan diangkat, dibawa ke sorga dalam sekejap mata.

Lalu, bukankah anda menerjemahkannya dengan “dalam sekejap mata.” Dibutuhkan waktu yang sedikmit untuk mengejapkan mata. Saya dapat melihat seseorang mengejapkan matanya. ‘Tetapi dalam sekejap mata,” dari bagian itu merujuk kepada momen yang spontan ketika anda melihat seseorang yang anda kenal dan lebih cepat dari cahaya. lebih cepat dari pada penjelasan, lebih cepat dari pada ungkapan, lebih cepat dari segala sesuatu yang anda bayangkan yang merupakan cahaya pengenalan ke dalam mata seseorang ketika dia melihat seseorang yang dia kenal.

Persis seperti itu: Seketika, secara rahasia, tanpa pengumuman, terjadi secara tiba-tiba seperti pencuri di malam hari, demikianlah Tuhan datang untuk mencuri mutiaraNya dari bumi ini. Mutiara yang berharga yang telah Dia beli dengan darahNya sendiri. Jemaat yang telah Dia tebus dan dibayar dengan hidupNya sendiri. 

Dan Tuhan datang untuk mengambil bagi diriNya sendiri yaitu semua orang yang telah mengasihi Tuhan dan yang menantikan kedatanganNya. Orang-orang mati akan dibangkitkan dan kita semua akan diubah dalam sekejap, di dalam cahaya yang dapat dikenali oleh mata yang Paulus sebut sebagai musterion yang besar dari Allah. Ah, seandainya terjadi pada hari kita, pada waktu kita. Seandainya itu terjadi ketika kita masih hidup.

 

O sukacita! O, kesenangan! Haruskah kita pergi tanpa kematian,

Tanpa sakit, tanpa kesedihan, tanpa ketakutan, tanpa tangisan,

Diangkat bersama dengan Tuhan kita di dalam awan-awan kemuliaan

Ketika Yesus menerima milik kepunyaanNya.

 

Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia, musterion: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah, dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi….. dan kita semua akan diubah.

 

Lalu, darai manakah anda mendapat kata “raptur/pengangkatan” dalam hal itu? Bahasa suka berubah. “Raptur” adalah kata dalam bahasa Inggris lama yang dibangun atas dasar kata Latin yaitu rapere, raptum.  Dan kata Latin rapere, raptum, serta kata dalam bahasa Inggris yang lama yaitu “rapture,” diambil dari kata raptum—kata dalam bahasa Latin yang lama dan kata dalam bahasa Inggris  yang lama yang berarti “mengangkut, menyingkirkan, menangkap dengan cepat.”

Dan bagaimana hal itu menjadi sebuah hal yang memiliki sedikit makna yang berbeda adalah seperti ini: Sebuah pengangkatan bagi kita adalah seseorang yang diangkut dari perasaannya. Ia diangkat melampaui kesadarannya dan di dalam peraasaan yang sangat gembira serta di dalam sukacita yang sukar untuk dilukiskan. Ia digairahkan. Dia melampaui perasaannya dan membawa dirinya ke dalam sebuah sukacita yang sangat besar.

Lalu, hal itu dibangun atas makna dasar yang sama. Pengangkatan jemaat, di dalam makna dasarnya—menyingkirkan, menangkap secara cepat, memindahkan, mengangkat umat Allah dari dunia ini ke dalam kemenangan yang mulia yang telah disedikan Allah bagi orang-orang yang telah meletakkan kepercayaan mereka di dalam Dia. Lalu, ketika kita mengambil musterion ini dan melihatnya dalam Alkitab, hal itu dapat kita lihat dalam gambaran yang diberikan oleh Paulus.

Yaitu yang terdapat dalam I Tesalonika pasal empat ayat 16, 17:

Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit;

Sesudah itu—ini adalah musterion—sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan.

Saya tidak memiliki waktu untuk membahasnya lebih dalam lagi. Musterion yang besar dari Allah itu yang telah disingkapkan Allah bagi kita yang mengasihi Tuhan adalah: bahwa mungkin bagi kita dan pasti bagi sebuah generasi yang dipilih bahwa akan datang sebuah bunyi sangkakala, dan akan ada panggilan dari sorga dan kita akan diubah ke dalam kekalan dalam sekejap mata.

Dan itulah yang anda lihat di dalam Wahyu pasal empat, di dalam struktur garis besar dari Kitab Wahyu. Kita telah tiba di sini, dalam ayat ini, kepada saat ketika Allah mengambil umatNya bagi diriNya sendiri ke dalam kemuliaan: “Sesudah hal-hal ini, sesungguhnya aku melihat sebuah pintu terbuka di sorga.” Dan pintu itu adalah pintu dari kenaikan orang-orang kudus Alllah, sebuah pintu yang terbuka di sorga untuk menerima milikNya, pintu bagi kenaikan umat Allah.

“Dan aku mendengar sebuah bunyi sangkakala.” Bunyi sangkakala itu adalam suara penghulu malaikat. Bunyi sangkakala itu, seperti yang digambarkan Yesus, adalah sebuah pengumpulan orang-orang pilihan Allah, umat Allah dari keempat penjuru bumi. Orang-orang kudus akan mendengarnya dan hidup kembali dan tinggal bersama dengan Kristus dan akan bersifat kekal dan mulia dalam sekejap mata.

“Dan suara itu berkata: Naiklah ke mari.” Dan itu adalah pengangkutan, pengangkatan, menangkap secara cepat, mengambil umat Allah dari bumi ini. “Naiklah kemari.” Itu adalah suara Allah bagi umatNya untuk datang ke dalam kawanan gembala. Di sini kita tidak memiliki kediaman yang tetap. Rumah kita berada dalam kemuliaan. Kita adalah orang-orang asing, pengembara di negeri ini. Kewargaan kita, akhir dari kita berada dalam sisi yang lain dalam pemisahan yang besar itu.

“Naiklah kemari. Naiklah kemari.” Dan itu adalah pengangkutan, pengangkatan, pengambilan umat Tuhan. Dan setelah hal-hal ini, maka selanjutnya diikuti oleh hari-hari yang gelap serta menakutkan dari Masa Kesusahan.

Saya harus menutup khotbah ini. Saya akan berusaha untuk lebih cepat pada minggu yang akan datang. Apakah he thlipsis he megale?  Jangan seorang pun yang berpikir bahwa Tribulasi atau Kesusahan Besar adalah sesuatu yang kita alami pada masa lalu atau masa yang sekarang ini, Alkitab secara jelas mengidentifikasikan hal itu dalam Matius 24:21, dalam Wahyu 7:14: he thlipsis he megale, “kesusahan besar.”  Cara yang paling empati yang dapat diungkapkan dalam bahasa Yunani: kesusahan besar.

Dan di dalam Yesaya pasal tiga belas dan dalam Yoel pasal satu dan pasal dua, dalam 2 Tesalonika 2:2, hal itu disebut dengan “hari murka Tuhan.” Di dalam Yeremia pasal tiga puluh, masa itu disebut dengan “Hari kesusahan bagi Yakub.” Di dalam Daniel pasal dua belas ayat satu, di situ digambarkan sebuah waktu yang sukar dari pencobaan dan penderitaan yang tidak pernah ada dalam sejarah dunia dan yang akan tidak pernah terjadi lagi.

Hal itu digambarkan oleh Tuhan Allah kita, Kristus Tuhan kita di dalam Kitab Matius pasal dua puluh empat, bagaimana mengerikannya hari itu hingga tidak akan ada orang yang selamat kecuali ada campur tangan dari Allah. Kita telah mengenal kesukaran-kesukaran pada masa lalu, kehancuran Yerusalem yang sangat mengerikan, ketika darah menggenangi jalan-jalan, inkuisi Spanyol yang mengerikan, ketika para pengkhotbah kita mati martir dan orang-orang kudus Allah disiksa sampai mati, di dalam Revolusi Prancis yang mengerikan, di dalam kehancuran dan pembinasaan orang-orang Yahudi oleh Hitler di Jerman.

Semua hal ini terjadi pada masa lalu dan sangat mengerikan. Tetapi hal itu tidak pernah bersifat universal. Mereka selalu terisolasi di dalam wilayah ini dan di dalam wilayah itu, di dalam kelompok ini serta dalam kelompok yang lain. Tetapi di dalam Alkitab, dan kita akan melihatnya minggu depan, Tribulasi ini, Masa Kesusahan Besar ini, akan menimpa seluruh dunia.

Sampai sekarang ini telah ada penghukuman atas dosa dan kejahatan manusia, Tetapi ini adalah pencurahan dari hukuman Allah atas dunia ini. Allah tidak akan mengijinkan bumi ini selamanya berlangsung dalam penghujatan dan di dalam ketidakpercayaan dan di dalam dosa dan di dalam kejahatan serta dalam pemberontakan. Suatu hari, Allah berkata, “Sudah cukup dan tidak akan lagi.” Akan ada seorang penghujat terakhir untuk berdiri dan berpidato secara panjang lebar bagi bangsa-bangsa. Karenanya, Allah berkata: Aku lelah dengan pembicaraan mereka. Dan Allah akan campur tangan dan ketika hari itu datang, maka hari itu akan disebut he thlipsis he megale: kesusahan besar.

Dan Tuhan kita telah banyak menyampaikan hal itu. Dan Paulus telah banyak menyampaikan hal itu. Dan semua bagian terakhir dari pembagian wahyu ini merupakan gambaran dari hari Tuhan yang terakhir itu.

Dan sehingga kita dapat mengetahuinya, dan kita dapat menjadi anak-anak terang dan bukan anak-anak yang tinggal dalam kegelapan, Allah telah menulis hal-hal ini bagi kita, sehingga setiap saat, setiap waktu, kita dapat hidup dalam kemenangan sebagai anak-anak Allah, karena masa depan merupakan milik kita oleh janji Allah yang tidak berubah, yang telah bersumpah oleh diriNya sendiri karena tidak ada yang lebih tinggi dari Dia, bahwa untuk kita, nubutan dari Kristus akan berlangsung sampai selama-lamanya, Ya dan Amin.

O, betapa luar biasa menjadi anak Allah dan seorang Kristen yang memiliki iman dan memandang ke depan, ke dalam kemenangan dan kemuliaan serta kejayaan yang telah Allah sediakan bagi umatNya!

Ketika kita menyanyikan lagu undangan kita, seseorang dari anda, serahkanlah hidup anda bagi Tuhan pada pagi hari ini. Datanglah dan ulurkan tangan anda kepada pendeta. “Pendeta, hari ini, saya menyerahkan hidup saya dan jiwa saya kepada Kristus dan inilah saya. Inilah saya. Saya memberikan tangan saya kepada anda sebagai tanda dari fakta bahwa saya telah menyerahkan hati saya bagi Allah.”

Mari, datanglah. Sebuah keluarga dari anda. “Pendeta, ini istri saya dan ini anak-anak kami, kami semua datang pada hari ini.” Maukah anda melakukannya sekarang?

Bagi anda yang berada di atas balkon, ada saatnya untuk bubar. Jika anda berada di barisan yang paling atas, turunlah melalui salah satu tangga yang berada di bagian belakang atau di bagian depan dan di kedua sisi balkon itu. Turunlah dan berjalan melalui salah satu lorong bangku itu. “Saya datang segera, dan inilah saya. Saya akan melakukannya pada hari ini. Saya akan melakukannya sekarang.”

Jika Allah datang, jika Tuhan datang, hati saya akan menjawab seperti yang disampaikan oleh Rasul Yohanes: “Amin, datanglah segera Tuhan Yesus.” Tuhan, bawalah aku dan selamatkanlah aku dan basuhlah aku dari dosa-dosaku dan peliharalah aku dan hadir bersamaku pada suatu hari tanpa salah dan tanpa noda di hadapan takhtaMu.

Tuhan, inilah aku dan aku datang segera. Aku menyimpan jiwaku dan takdirku di dalam pemeliharaanMu dan perlindunganMu. Dan inilah aku dan aku segera datang. Buatlah keputusan itu pada pagi hari ini, saat kita berdiri dan saat kita menyanyikan lagu undangan kita. 

 

 

Alih Bahasa: Wisma Pandia, Th.M.