UNDANGAN ALLAH YANG TERAKHIR

(GOD’S LAST INVITATION)

 

Dr. W. A. Criswell

 

04-10-64

Wahyu 22:16

 

            Mari kita membuka Alkitab kita di dalam halaman terakhir dari Alkitab, Wahyu pasal 22. Kita akan mulai berkhotbah dan membaca bagian ini dari ayat 16. Kami mengucapkan selamat datang bagi anda semua yang sedang mendengarkan ibadah ini melalui siaran radio, anda sedang bergabung dalam ibadah dari Gereja First Baptist Dallas.

            Dan ini adalah pendeta yang sedang menyampaikan khotbah sore yang berjudul: Khotbah Favorit Saya. Dari ribuan khotbah yang telah saya sampaikan selama tujuh belas tahun ini, saya pikir semuanya merupakan khotbah favorit saya. Dan ini adalah salah satu di antaranya. 

            Yang berjudul: Undangan Allah yang Terakhir. Atau yang berjudul: Semuanya Cuma-Cuma. Atau berjudul: Wahyu 22:17—dan itu adalah teks kita.  Dan kita akan membaca konteksnya secara bersama-sama. Wahyu pasal 22 di mulai dari ayat enam belas hingga ayat yang terakhir dari Alkitab. Mari kita membacanya dengan nyaring secara bersama-sama. 

            "Aku, Yesus, telah mengutus malaikat-Ku untuk memberi kesaksian tentang semuanya ini kepadamu bagi jemaat-jemaat. Aku adalah tunas, yaitu keturunan Daud, bintang timur yang gilang-gemilang."

Roh dan pengantin perempuan itu berkata: "Marilah!" Dan barangsiapa yang mendengarnya, hendaklah ia berkata: "Marilah!" Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma!

Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini: "Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini.

Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini."

Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman: "Ya, Aku datang segera!" Amin, datanglah, Tuhan Yesus!

Kasih karunia Tuhan Yesus menyertai kamu sekalian! Amin.

            Dan teks kita, Undangan Allah Yang Terakhir: Roh dan pengantin perempuan itu berkata: "Marilah!" Dan barangsiapa yang mendengarnya, hendaklah ia berkata: "Marilah!" Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma!

            Roh Allah berseru kepada seseorang untuk datang; datang kepada Yesus. Dan pengantin wanita Kristus, jemaatNya, berseru kepada seseorang untuk datang; datang kepada Yesus.

            Dan barangsiapa yang mendengarnya, seseorang yang berlalu, seorang pengembara, biarlah dia mengulang refrain yang mulia itu: Marilah, datang kepada Yesus. Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang; datang kepada Yesus.

            Tuhan kita berkata: Barangsiapa yang minum air kehidupan ini akan haus lagi. Jika kamu telah minum air kehidupan ini dan haus, hendaklah ia datang; datang kepada Yesus.

            Bobby Burns menulis: 

Kesenangan sama seperti bunga tumbuh dan berkembang

Engkau memetik bunganya

Kembangnya akan layu kemudian

Atau seperti salju yang jatuh

Di atas sungai

Yang putih untuk sejenak

Lalu lenyap selamanya

Atau seperti lintasan cahaya borealis

Yang menghilang lenyap seketika

Menuju tempat mereka

Atau seperti pelangi

Dalam bentuk yang sangat indah

Yang menghilang di tengah-tengah badai. 

            Barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang; datang kepada Yesus. Dan barangsiapa yang mau hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma. 

            Hal itu seolah-olah sama seperti ketika Allah melihat ke bawah dari dalam sorga atas anak cucu Adam yang lama dan berkata kepada rasul Yohanes: ‘Yohanes, sebelum kitab ini dimateraikan dan Wahyu ditutup selamanya, buatlag sebuah undangan yang terakhir.” 

            Jika seseorang mau, jika dia mau diselamatkan, untuk menjadi seorang Kristen, Aku akan menulis namanya di dalam kitab kehidupan Anak Domba, dan Aku akan memelihara dia sampai selama-lamanya, ho thelon. Yohanes, tuliskanlah hal itu.

            Jika seseorang ingin diselamatkan, Aku akan menyelamatkannya dan Aku akan memeliharanya selamanya. Dan pada suatu hari dia akan berjalan di atas jalan emas dan tinggal di kotaKu yang indah, jika dia ingin diselamatkan. 

            Sebab, anda tahu, ketika Allah melihat ke bawah dari sorga atas keturunan manusia Adam yang lama, dan Dia mendapati mereka jahat, keji dan busuk.

            Tuhan telah berkata kepada orang tua kita yang pertama, “Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi satu pohon Aku sediakan untuk diriKu sendiri.”    

            Dan mereka berkata, “Tidak. kami tidak akan mentaati larangan itu.” Dan mereka melanggar perintah Allah dan mengambil buah terlarang itu, dan mereka mati.

            Dan Tuhan Allah dari dalam sorga melihat ke bawah, dan anak-anak dari Adam yang lama sangat jahat dan keji. Dan Tuhan Allah berkata, “Kalau begitu, Aku akan menyelamatkan anak cucu dari manusia Adam yang lama.”

            Dan Tuhan Allah mengambil lempeng-lempeng batu dan Dia menulis sepuluh perintah dengan jarinya dan Dia menyampaikannya kepada anak-anak Adam yang lama, dan berkata, “Lakukanlah hal ini, dan engkau akan hidup.”

            Dan anak-anak dari manusia Adam yang lama berkata, “Tidak, kami tidak akan melakukan hal ini.” Dan mereka melanggar seluruh perintah Allah.

            Dan Tuhan Allah melihat ke bawah dari dalam sorga melihat atas anak-anak manusia Adam yang lama, mereka sangat jahat dan keji. Dan Tuhan Allah berkata, “Kalau begitu Aku akan menyelamatkan anak cucu dari manusia Adam yang lama. Aku akan mengutus nabi-nabiKu.”

            Dan nabi-nabi Tuhan Yehova datang dan berkhotbah serta berkata, “Bertobatlah, sebab mengapa engkau harus mati?”

            Dan anak-anak manusia Adam yang lama berkata, “Tidak, kami tidak akan bertobat.” Dan beberapa nabi-nabi Allah mereka masukkan ke dalam api yang menyala-nyala dan beberapa dari nabi-nabi Allah mereka masukkan ke goa singa dan beberapa nabi-nabi Allah mereka gergaji.

            Dan Tuhan Allah dari dalam sorga melihat ke bawah atas anak-anak manusia Adam yang lama, dan Dia berkata, “Kalau begitu, Aku akan membuat mereka selamat. Aku akan mengutus utusanKu sebelum Aku.”

            Dan utusan Allah, yaitu pembuka jalan dari Raja Kemuliaan datang dan berkhotbah serta berseru, “Bertobatlah kami, sebab kerajaan Allah sudah dekat.”

            Dan anak-anak manusia Adam yang lama berkata, ‘Tidak. Kami tidak akan bertobat.” Dan mereka mengambil utusan Allah itu dan memotong kepalanya, dan dia mati di dalam darahnya sendiri. 

            Dan Tuhan Allah dari dalam sorga melihat ke bawah, atas kejahatan dari anak-anak dari Adam yang lama dan Dia berkata, “Tetapi mereka akan menghormati AnakKu.”  Dan Tuhan Yesus datang dari dalam kemuliaan, dan anak-anak manusia Adam yang lama menjatuhkan tangan yang kejam ke atasNya, menarik Dia keluar dari kota mereka, dan di antara langit dan bumi, meninggikan Dia, dan memakukanNya ke atas sebuah pohon. Dan Dia mati dalam kehinaan dan di dalam penderitaan serta di dalam darahNya sendiri.

            Dan Tuhan Allah dari dalam sorga melihat ke bawah atas kejahatan dan kekejian serta keburukan dari anak-anak manusia Adam yang lama, dan Dia berkata, “Kalau begitu, Aku akan melakukan hal itu supaya mereka dapat selamat. Aku akan mengutus kepaada mereka rasul-rasulKu dan para penginjilKu.”

            Dan rasul-rasul serta misionaris-misionaris Tuhan datang dan berkhotbah serta berkata, “Jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya di dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.” 

            Tetapi anak-anak dari manusia Adam yang lama berkata, “Tidak.  Kami tidak akan percaya di dalam hati kami, atau pun mengaku kepada Tuhan dengan mulut kami.” Dan mereka mengambil rasul-rasul Allah dan beberapa dari mereka dipenggal kepalanyaa. Dan beberapa dari mereka diasingkan ke pulau yang terpencil hingga mati kekurangan dan kelaparan. Dan beberapa dari mereka dilemparkan ke dalam minyak panas yang mendidih. Dan beberapa dari mereka disalibkaan seperti Tuhan mereka.

            Dan Tuhan Allah Yehova dari dalam sorga akhirnya melihat ke bawah atas kejahatan dan kekejian serta keburukan dari anak-anak manusia Adam yang lama, dan berkata, “Kalau begitu, Aku akan melakukan itu supaya mereka dapat selamat. Yohanes, sebelum kitab itu ditutup dan sebelum Wahyu dimateraikan, engkau tuliskanlah di dalam kitabKu itu, ho thelon

            “Barangsiapa mau, Aku akan menyelamatkannya. Jika dia tidak mau memelihara perintah-perintahKu, jika dia tidak mendengarkan nabi-nabiKu, jika dia tidak memperhatikan utusanKu dan mereka tidak bertobat atau suara dan panggilan rasul-rasulKu, maka Yohanes, tuliskanlah di sana, ho thelon

            “Barangsiapa mau untuk menjadi Kristen, Aku akan menyelamatkannya,” kata Tuhan Allah. “Aku akan mengampuni dosa-dosanya, dan Aku akan menulis namaNya di dalam kitab kehidupan Anak Domba dan memelihara dia selamanya.”

            Sebab anda tahu, saya percaya bahwa kitab ini diinspirasikan, kata demi kata, suku kata demi suku kata. Saya percaya Roh Kudus Allah menulis salah satu undangan yang terakhir ini, dan Roh Kudus berkata kepada rasul Yohanes ketika dia menulis dengan penanya, “Yohanes, jangan engkau tuliskan di sana Ho pisteuon, barangsiapa percaya hendaklah ia datang.

            “Yohanes, janganlah engkau menuliskan di sana, Ho lambanon, barangsiapa menerima hendaklah dia datang. Jangan engkau tuliskan di sana, Ho ginoskon, barangsiapa yang mengerti hendaklah ia datang. Jangan engkau tuliskan di sana, Ho philon, barangsiapa mengasihi, hendaklah ia datang. Jangan engkau tuliskan di sana, Ho paschon, barangsiapa merasakan hendaklah ia datang.

            “Tetapi, Yohanes, di dalam undangan yang terakhir ini, tuliskanlah Ho thelon, barangsiapa mau, hendaklah ia datang,” kata Tuhan, “dan Aku akan mengampuni dosa-dosanya. Aku akan membasuhnya dan membuatnya putih. Aku akan menuliskan namanya di dalam kitab kehidupan, dan Aku akan menyelamatkan dan memeliharanya selamanya.”

            Lalu, hal itu sama seperti ini. Ketika saya masih muda, yang mulai berkhotbah, saya sedang mengadakan kebaktian kebangunan rohani di bawah sebuah kemah yang besar—sebuah kemah terbuka di Central West Texas. 

            Dan pada suatu hari di sabtu malam, setelah saya berkhotbah dengan seluruh kemampuan saya dan mereka menyanyikan himne undangan dan saya berseru kepada orang-orang yang berdosa untuk datang kepada Yesus, tidak ada satu jiwa pun yang datang, tidak ada satu jiwa pun yang bergerak. Lalu saya berpaling kepada penyanyi, dan saya berkata, “Sekarang, tunggu sebentar.” Dan saya membuat sebuah dalil.

            Saya berkata, “Jika ada seseorang di sini, di dalam kumpulan orang banyak ini, pada malam hari ini. Jika ada seseorang di sini yang mau datang menelusuri lorong itu dan berkata, ‘Pengkhotbah, saya mau Yesus menyelamatkan saya,” dan meminta Allah menyelamatkan dia, dan jika dia tidak diselamatkan, saya tidak akan berkhotbah lagi. Saya akan menutup Alkitab saya. Saya akan berhenti melayani, dan saya tidak akan berkhotbah lagi.

            “Sekarang, singer, mainkan lagunya,” Saya berkata, “dan maukah seseorang  mengambil dalil saya itu?”

            Lalu, penyanyi mulai menyanyikan himne undangan itu lagu, dan ada seorang  yang kena cacar di yang berada di luar, di pinggir dari kemah itu datang ke dalam dan berjalan dengan kaki yang bengkok, dengan tangan yang terentang, maju ke depan, dan dia berkata, “Pendeta, saya akan menerima dalil anda itu.”  

            Saya berkata, “Baiklah. Sekarang anda semua boleh duduk.”

            Lalu, mereka semua duduk. Dan saya berkata, “Kita akan berlutut, dan kita akan memohon kepada Allah untuk menyelamatkan anda, dan anda mintalah supaya Dia menyelamatkan anda. Dan Allah akan menyelamatkan anda sama seperti yang dikatakan dalam Alkitab.” 

            Dia berkata, “Baiklah.” 

            Dan saya berkata, “Sekarang, apakah anda mau supaya Allah menyelamatkan anda?”

            “Ya.” 

            “Dan maksud anda, dengan seluruh hati anda?” 

            “Ya,” katanya.

            “Baiklah,” saya berkata, “Mari kita berlutut dan meminta kepadaNya.” 

            Lalu kami berlutut, dan saya menundukkan kepala saya, dan saya berdoa. “Ya, Allah selamatkanlah orang ini dan selamatkanlah dia sekarang.”

Kemudian, saya berkata kepada William, “Bill, sekarang, tundukkanlah kepala anda dan anda mintalah Allah untuk menyelamatkan anda.”

            Lalu, dia menundukkan kepalanya, dan memanjatkan doa terbaik yang dia ketahui. Dan ketika dia selesai berdoa, saya mengulurkan tangan saya. Saya berkata, “Bill, jika Allah telah menyelamatkan anda, peganglah tangan saya.” 

            Dia melihat saya dan dengan tidak terlalu elegan, dia membalas, dia berkata, “Saya bersumpah Pendeta, tidak ada apa pun yang terjadi kepada saya. Saya sama seperti sebelumnya.”

            “Baiklah,” saya berkata, “Bill, kita akan mencobanya kembali.” 

            “Baiklah,” katanya.

            Kemudian saya menundukkan kepala saya, dan saya berkata. “Ya, Allah, selamatkanlah orang muda ini. Selamatkanlah dia sekarang.” 

            Dan saya berkata kepada Bill, “Bill, sekarang, anda berdoalah.”

            Lalu, dia menundukkan kepalanya dan dia menyampaikan doanya yang kedua, yang terbaik yang dapat dia lakukan. Dan ketika dia selesai, saya mengulurkan tangan saya, dan saya berkata, “Bill, jika Allah telah menyelamatkan anda, peganglah tangan saya.”

            Dia berkata, “Pendeta, tidak ada apa pun yang terjadi kepada saya. Saya tetap sama seperti sebelumnya.” 

            “Baiklah,” saya berkata, “Bill, kita akan mencobanya sekali lagi.” 

            “Baiklah,” dia berkata.

            Lalu, saya menundukkan kepala saya, “Ya, Tuhan, Engkau tahu apa yang saya sampaikan malam ini. Setiap orang yang datang kemari dan meminta kepadaMu untuk menyelamatkan mereka dan jika mereka tidak diselamatkan, saya tidak akan pernah berkhotbah lagi. Sekarang, ya Tuhan, selamatkanlah bocah ini dan selamatkanlah dia sekarang.” Dan saya berkata, “Bill, anda mintalah dengan sungguh-sungguh kepadaNya.”

            ”Oh,” dia berkata, “Saya akan bersungguh-sungguh.” 

            Kemudian, dia menundukkan kepalanya dan memanjatkan doa yang ketiga. Dan ketika dia selesai, saya mengulurkan tangan saya, dan saya berkata, “Bill, jika Allah telah menyelamatkan anda, peganglah tangan saya.”

            Dia melihat saya, dan dia berkata, “Pendeta, tidak ada apapun yang terjadi kepada saya. Saya tetap saja seperti seperti sebelumnya.”

            Lalu, saya tidak dapat tinggal di sana semalaman. Lalu, saya menaikkan doa penutup, dan setiap orang pulang ke rumah. Kemudian saya naik mobil dan pergi ke rumah peternakan di mana saya tinggal selama masa kebaktian kebangunan rohani itu.         Dan ketika kami semua berkumpul di dalam mobil itu, mereka berpikir bahwa itu merupakan hal terlucu yang pernah mereka lihat di dalam hidup mereka. Dan mereka mulai dan mempermainkan saya tentang hal itu. Mereka berkata, “Pendeta, apakah anda tahu, apa yang anda lakukan malam ini? Anda berkata jika seseorang datang ke depan dan meminta Allah menyelamatkan mereka dan mau menjadi orang Kristen, jika seseorang itu tidak diselamatkan, anda akan menutup Alkitab anda, dan anda tidak akan pernah berkhotbah lagi.”

            Mereka pikir bahwa itu merupakan hal terlucu yang pernah terjadi di dalam hidup mereka. Lalu, saya merasa ingin mati. Rasanya saya ingin mati. Dan ketika mereka mendapati bahwa saya menganggap hal itu sangat serius, tidak seorang pun yang mengeluarkan suara. Semuanya diam. Anda dapat mendengar lalat berdengung di kaleng susu. Anda dapat mendengar rumput sedang tumbuh, semuanya diam dan hening. 

            Lalu, ketika kami semua tiba di rumah peternakan itu, saya memisahkan diri saya, pergi ke ruangan saya, menutup pintu dan berlutut di samping tempat tidur, dan saya berkata, “Tuhan, ini adalah akhir bagi saya. Ini adalah akhir bagi saya. Saya hanya baru saja memulai pelayanan saya dan kemudian berakhir. Ini adalah akhir bagi saya. 

            “Saya tidak mengerti Tuhan, karena saya membaca di dalam Alkitab, di mana di situ disebutkan: Mintalah dan kamu akan menerima; carilah maka kamu akan menemukan; dan barangsiapa mau, hendaklah ia datang. Saya tidak mengerti Tuhan. Dan inilah akhir bagi saya.”

            Dan saya pergi tidur, bergulung dan terombang-ambing semalam suntuk. Bangun pada pagi hari, hari Tuhan, kemudian berpakaian, pergi bersama dengan keluarga ke kemah itu. Saya tidak memiliki ide untuk melakukan apa pun atau berkata-kata atau kemana harus berpaling. 

            Dan ketika mobil sampai di kemah itu dan berhenti, saya membuka pintu dan menjejakkan satu kaki saya ke atas tanah.

            Dan ketika saya melakukannya, saya mendengar sebuah suara nyaring dari atas jalan sekuat yang dia mampu, “Pendeta. Pendeta.”

            Dan saya berpaling untuk melihat orang yang memanggil saya, dan itu adalah anak yang kena cacar itu dengan kaki yang bengkok berlari menghampiri saya secepat yang dia bisa.

            Dan ketika dia menghampiri saya, dia merengkuh leher saya, dan dia berkata, “Pendeta, tebak ada apa?”

            Saya berkata, “Bill, ada apa?” 

            Dia berkata, “Saya telah selamat. Saya telah diselamatkan.”

            Saya berkata, “Bill, kapankah kamu diselamatkan?”

            Dia berkata, “Pendeta, tadi malam dalam perjalanan pulang, Allah telah daatang ke dalaam jiwa saya. Dan saya telah diselamatkan. Saya telah diselamatkan.”

            Saudara, anda tidak pernah mendengar teriakan itu di dalam hidup anda. Anda tidak pernah merasakan kebahagiaan seperti itu di dalam sejarah kemuliaan. Dan ketika kami memiliki sebuah  kuorum yang berkumpul di bawah kemah itu, saya memanggil dia ke pertemuan itu.

            Kami mengambil anak muda itu atas pengakuan imannya. Saya membaptiskan dia, di sebuah kolam kecil di samping kemah itu dan membiarkan dia mengeringkan dirinya sementara saya berkhotbah dalam ibadah hari minggu pagi paada pukul sebelas. Betapa merupakan sebuah hal yang mulia.    

            Dan saya tidak membuat undangan seperti seperti hal itu lagi. Saya tidak lagi menyampaikan dalil seperti itu lagi. Tetapi saya beritahukan kepada anda mengapa, karena sekarang, saya tidak lagi memiliki iman seperti ketika saya berusia tujuh belas tahun. Dunia telah menebalkan perasaan saya dan mengeraskan saya. Tetapi pada masa itu, Tuhan tampak sangat dekat, dan saya merasakan Allah akan bergerak.

            Kemudian, sejak saat itu, saya telah melanjutkan sekolah dan saya telah mempelajari banyak hal. Dan ketika saya telah belajar dan ketika saya telah melakukan studi, saya mendapati bahwa injil yang telah saya khotbahkan ketika saya berumur tujuh belas tahun dan undangan yang saya sampaikan malam itu adalah khotbah yang paling benar dan yang terbaik menurut Firman Allah, yang dapat dikhotbahkan oleh seseorang. Dan saya akan menunjukkan kepada anda mengapa. Dan itu adalah khotbah pada malam ini.

            Anda tahu, ada seseorang yang hidup di dalam saya. Anda tidak melihat saya yang sesungguhnya. Anda hanya melihat rumah yang terbuat dari debu tanah dan tanah liat. Anda hanya melihat rumah yang saya tinggali. Dan saya melihat anda melalui dua jendela mata saya. Tetapi di sana ada saya—di sana ada seseorang, yang tinggal di dalam rumah ini.

            Saya percaya, saya dapat melakukannya dengan lebih baik dengan berkata seperti ini. Ada seorang pria itu tua yang bernama Pease, dan Pease meninggal dunia. Dan ketika dia meninggal, mereka menulis sebuah tulisan di atas batu nisannya. Dan isinya seperti ini:

Di sini terbaring tubuh,

Dari pria tua Pease,

Di bawah bunga-bunga aster

Dan pohon-pohon.

Tetapi Pease tidak ada di sini,

Hanya kelopak,

Karena Pease telah keluar dari cangkang

Dan pergi kepada Allah.

 

            Itu yang saya maksudkan. Itu yang saya maksudkan. Di dalam diri saya, hidup “Aku” yang sesungguhnya. Lalu “Aku” itu adalah saya yang sesungguhnya itu yang hidup di dalam rumah ini terdiri dari tiga bagian yang utama. Ada tiga komponen yang membuat “Aku” yang tinggal di dalam rumah ini.

            Yang pertama adalah pikiran saya. Dan yang kedua, emosi saya dan yang ketika, kehendak saya. Ada pengetahuan saya dan perasaan saya serta kehendak saya.

            Lalu ketiga bagian itu membentuk saya yang sesungguhnya yang tinggal di dalam rumah saya ini. Lalu dimanakah tempat keselamatan? 

            Apakah saya diselamatkan di dalam pikiran saya? Apakah saya diselamatkan di dalam kepala saya? Apakah saya diselamatkan di dalam pengetahuan saya? Apakah saya diselamatkan karena saya pintar atau pendidikan saya atau tingkat akademik saya atau pemahaman saya atau karena saya memiliki gelar sarjana? Apakah saya diselamatkan karena saya memiliki hal-hal yang bersifat intelektual? 

            Oh, betapa saya berharap saya dapat melakukan hal itu. Maka kita dapat mendidik dunia dan seluruh dunia akan selamat. Tetapi di dalam pengalaman saya, saya justru menemukan hal yang sebaliknya. Seseorang yang semakin terpelajar justru semakin sesat, dan kadang-kadang semakin keras dan semakin sukar untuk menjangkau dia kepada Kristus.

            Sebuah contoh yang baik terletak di dalam bangsa memiliki kebudayaan dan pendidikan serta intelektual yang tinggi dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain serta ras manusia yang pernah hidup. Kita tidak pernah memiliki sebuah bangsa dan sebuah ras yang memiliki kecerdasan dan pendidikan serta intelektual yang sangat tinggi selain dari  pada Nazi Jerman, dan kita juga tidak pernah memiliki sebuah bangsa yang sangat kejam dan bengis serta sangat jahat selain dari pada Nazi Jerman.

            Anda boleh membuktikan hal itu dengan berjalan melalui kamp konsentrasi di Dachau atau Buchenwald dan melihat bagaimana mereka menggunakan manusia untuk percobaan di dalam perang. 

            Sukar untuk dibicarakan noda-noda darah yang membasahi tangan-tangan dari Nazi Jerman, dan akan tetapi mereka adalah bangsa yang paling terpelajar dan yang paling berbudaya serta yang paling cerdas dari semua bangsa-bangsa dan ras manusia yang pernah hidup.

            Saya hanya ingin menyampaikan bahwa anda tidak diselamatkan di dalam kepala anda. Anda tidak diselamatkan di dalam pikiran anda. Anda tidak diselamatkan di dalam pengetahuan anda. Anda tidak diselamatkan dengan menjadi semakin cerdas atau semakin terpelajar semakin terdidik atau semakin memiliki tingkat akademik yang lebih tinggi. Anda tidak diselamatkan karena anda telah bersekolah. Anda tidak diselamatkan di dalam pikiran anda. 

            Lalu, kalau begitu, Pendeta, saya tahu persis di mana kita diselamatkan. Saya tahu secara persis di mana letak keselamatan itu. Kita diselamatkan di dalam emosi kita. Kita diselamatkan dalam perasaan kita. Saya telah selamat karena saya merasa bahwa saya telah selamat.

            Sebenarnya saya berharap demikian. Dan kebanyakan orang memiliki keyakinan seperti itu. Tetapi, emosi tidak lebih selain dari pada sebuah hal yang bersamaan dan sebuah tambahan dan sebuah kesimpulan  dari semua perubahan anatomi di dalam tubuh kita. 

            Ketika saya pergi ke sekolah, saya diajarkan tentang teori James Longi tentang emosi. Dan jika hal itu tidak benar, anda tidak dapat membuktikan bahwa hal itu tidak benar. Teori James Longi tentang emosi adalah seperti ini: bahwa emosi bukanlah apa-apa selain dari pada sebuah sajian terakhir dari semua perubahan anatomi di dalam tubuh anda.    

            Letakkan mereka bersama-sama dan itu adalah sebuah emosi. Itu adalah sebuah perasaan. Itu adalah sebuah hal fisik. Sebuah emosi dapat dibuat seperti grafik, dan emosi anda dapat dibuat menjadi grafik. Dan jika anda normal, emosi anda naik dan turun, naik dan turun.

            Dan jika anda normal, mereka dapat dibuat menjadi grafik. Ada waktu tertentu dalam sebulan di mana emosi anda bangkit. Dan ada waktu tertentu dalam sebulan di mana emosi anda turun. Dan jika anda normal, mereka akan turun naik. Seluruh emosi sama seperti itu.

            Jika anda turun sepanjang waktu, anda menderita melankolia. Jika anda naik sepanjang waktu, anda adalah sebuah  igit. Tetapi jika anda normal, maka anda akan turun naik. Dan semua emosi sama seperti itu.

            Kasih adalah sebuah emosi dan dapat dibuat menjadi sebuah grafik. Ia turun naik. Ia ke atas dan ke bawah. Kadang-kadang seorang pria sangat mengasihi istrinya sehingga dia dapat memakannya, dan hari berikutnya dia berharap telah melakukan hal itu.

            Dan hal itu sangat normal. Sangat normal sekali. Seluruh emosi kita naik turun, dan dapat dibuat menjadi grafik.

            Emosi rohani tidak berbeda. Ia bangkit dan anda dapat berseru tentang seluruh kemuliaan Allah. Dan kemudian ia turun, anda sangat gelap dan kecewa sehingga anda tidak dapat mendengar orang lain berdoa. Itu sangat normal.

            Saya telah mendengar dari sebuah kesaksian dalam ibadah dan seorang wanita tua yang kudus berdiri, Allah memberkati dia, dan dia berkata, “Pendeta, kadang-kadang cawan saya penuh dan melimpah, dan kadang-kadang cawan saya kering. Berdoalah untukku.” Dan dia duduk. 

            Dan orang kudus yang kedua berdiri di sampingnya, dan dia berkata, “Pendeta, itu, pengalaman saya justru berbeda.” Dia berkata, “Saya telah diselamatkan tiga puluh tiga tahun yang lalu.” Dan dia berkata, “Tiga puluh tiga tahun yang lalu, cawan saya penuh sepertiga.” Dan dia berkata, “Dan setelah tiga puluh tiga tahun, cawan saya masih tetap penuh sepertiga. Dan cawan saya masih tetap penuh sepertiga pada malam hari ini.” Dan dia duduk. 

            Dan ketika dia telah duduk, orang kudus ketiga berdiri di sampingnya dan menunjuk kepadanya, dan berkata, “Ya, tuan, dan saya bertaruh dengan segala yang kumiliki, cawan anda memperoleh ekor yang bergoyang di dalamnya.” Itu hanya hanyalah contoh.

            Seluruh emosi naik dan turun. Dan emosi rohani tidak berbeda dengan yang lain. Dan saudaraku, jika anda mengikat emosi anda kepada perasaan anda, mereka akan menarik anda ke dalam kematian.

            Suatu hari anda akan merasa anda sudah selamat. Anda mungkin akan berkata, “Saudara, saya telah memperolehnya. Saya lahir kembali. Saya adalah orang Kristen. Saya dekat dan menuju kepada kemuliaan.” Dan hari berikutnya anda akan berkata, “Anda tahu, saya telah salah. Saya belum sungguh-sungguh diselamatkan. Saya belum sungguh-sungguh dilahir barukan. Saya tidak mengenal Tuhan. Saya belum dilahirkan kembali.” Itu karena perasaan naik dan turun.

            Saya menyukai lagu dari Negro tua itu. 

Kadang-kadang aku naik,

Dan memang demikian.

kadang-kadang aku turun,

Dan memang demikian.

Tetapi jiwaku tetap

Aku terikat oleh sorga.

Anda tahu, orang Kristen sama seperti air raksa di dalam sebuah thermometer. ia akan naik dan turun, tetapi tetap dalam thermometer. Saya tidak diselamatkan oleh perasaan saya. Saya tidak diselamatkan dalam emosi saya. Kalau begitu, jika saya tidak diselamatkan di dalam kepala saya, di dalam kecerdasan saya, di dalam pengetahuan saya, di dalam perasaan saya, lalu dimanakah saya di manakah saya diselamatkan? Di manakah tempat dari keselamatan? 

Saudaraku, hal tepat seperti yang disampaikan Allah. Allah berkata, tempat keselamatan adalah di dalam kemauan kita, di dalam kehendak kita. Hal itu berada di dalam sebuah keputusan dan komitmen yang kita buat. Ho thelon:  Barangsiapa mau, hendaklah ia datang. Hendaklah ia datang. Hal itu berada dalam sebuah keputusan yang saya buat kepada Allah. Di sanalah saya diselamatkan.

 

 

Alih Bahasa: Wisma Pandia, Th.M