KOTA SORGAWI ALLAH

(THE HEAVENLY CITY OF GOD)

 

Dr. W. A. Criswell

 

Wahyu 21:9-22:5

28-07-63

 

Kami mengucapkan selamat datang bagi anda semua yang sedang mendengarkan ibadah ini melalui siaran radio, anda sedang bergabung dalam ibadah dari Gereja First Baptist Dallas. Saya adalah pendeta yang sedang menyampaikan khotbah pada pukul sebelas pagi, khotbah yang berjudul: Kota Kudus, Kota Sorgawi Allah. Setelah bertahun-tahun berkhotbah melalui kitab-kitab di dalam Alkitab, kita telah tiba di Kitab Wahyu. Dan di dalam seri khotbah kita melalui Kitab Wahyu setelah beberapa tahun ini, kita telah tiba di pasal 21 dan 22. Saya sedang mempersiapkan tiga khotbah, kecuali mereka dipecah dan menjadi berlipat seperti yang kadang-kadang mereka laukan, dan khotbah ini akan menyimpulkan khotbah yang telah berlangsung sekitar delapan belas tahun.  

Minggu pagi berikutnya, khotbah kita akan membahas tentang keilahian dan kemanusiaan Kristus, yaitu di dalan pasal dua puluh dua:

Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir…  . Aku adalah tunas, yaitu keturunan Daud, bintang timur yang gilang-gemilang.

 

Keilahian dan kemanusiaan Tuhan kita: Itu akan menjadi khotbah minggu berikutnya, dengan latar belakang teks dari Wahyu 22:13-16. 

Kemudian khotbah kedua yang saya persiapkan di dasarkan atas Wahyu 22:17—Undangan Allah yang terakhir:

Roh dan pengantin perempuan itu berkata: "Marilah!" Dan barangsiapa yang mendengarnya, hendaklah ia berkata: "Marilah!" Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma.

 

  Itu akan menjadi khotbah yang kedua.

Kemudian khotbah yang ketiga—khotbah terakhir yang akan menutup seri yang sangat panjang ini, yang didasarkan atas Wahyu 22:20:

Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman: "Ya, Aku datang segera!" Amin, datanglah, Tuhan Yesus!

 

 Dan kitab ini ditutup dengan sebuah doa.  

Lalu, khotbah hari ini tentang kota sorgawi Allah yang kudus. Wahyu 21 ayat 9 hingga Wahyu 22 ayat 5. Lima ayat yang pertama dari Wahyu 22 seharusnya bersama dengan Wahyu pasal 21. Di mulai dari Wahyu 22 aya enam anda memiliki epilog. Wahyu ditutup dalam lima ayat yang terakhir dari pasal 22. Penglihatan itu ditutup dan ayat-ayat terakhir merupakan epilog, yang akan menjadi dua khotbah yang saya sedang persiapkan sekarang. 

Sekarang, jika anda mau, anda dapat membuka Alkitab anda. Ini adalah sebuah khotbah eksposisi dari Wahyu 21:9 sampai 22:5. Di dalam penglihatan ini, Yohanes melihat kota kudus, Yerusalem Baru. Dan mula-mula dia menggambarkan kota itu dari bagian luar ketika dia melihatnya turun dari sorga. Kemudian dia menggambarkan bagian dalam ketika seakan-akan dia masuk melalui gerbang kota itu. Sekarang, ini adalah gambaran luar dari kota ini, dari ayat sembilan hingga ayat dua puluh satu:

Maka datanglah dari ketujuh malaikat…. lalu ia berkata kepadaku, katanya: “Marilah ke sini, aku akan menunjukan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba.” Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar tinggi dan ia menunjukan kepadaku kota yang tinggi itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah.

Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.

 

(Saya pikir itu adalah sebuah intan. Semua batu-batu mulia ini yang disebutkan dalam Alkitab ini berasal dari bahasa Yunani dan meletakkannya ke dalam bahasa Inggris. Kita hanya menduga-duga bahwa batu ini adalah jenis seperti ini dan jenis seperti itu. Tetapi batu yaspis, ketika anda melihatnya di dalam bahasa Inggris, batu itu diucapkan dengan kata “jasper”—Saya pikir itu adalah sebuah intan, setiap gambaran yang saya temukan tentang hal itu di dalam Wahyu, persis seperti itu. Kota kudus ini memiliki kemuliaan Allah, dengan cahaya yang dipancarkan oleh sebuah batu mulia. Bahkan seperti sebuah batu yaspis, yang jernih seperti kristal. Apa yang sebut sebagai yaspis, tidaklah sejernih kristal, tetapi sebuah intan jernih seperti kristal, dan batu itu memiliki kemuliaan dari dimana ada Allah di tengah-tengahnya.)

 

Dan temboknya besar lagi tinggi dan pintu gerbangnya dua belas buah; dan di atas pintu-pintu gerbang itu ada dua belas malaikat dan di atasnya tertulis kedua belas nama suku Israel.Di sebelah timur terdapat tiga pintu gerbang dan di sebelah utara tiga pintu gerbang dan di sebelah selatan tiga pintu gerbang dan di sebelah barat tiga pintu gerbang. Dan tembok kota itu mempunyai dua belas batu dasar dan di atasnya tertulis kedua belas nama kedua belas rasul Anak Domba itu. Dan ia, yang berkata-kata dengan aku, mempunyai suatu tongkat pengukur dari emas untuk mengukur kota itu serta pintu-pintu gerbangnya dan temboknya. Kota itu bentuknya empat persegi, panjangnya sama dengan lebarnya. Dan ia mengukur kota itu dengan tongkat itu: dua belas ribu mil; panjangnya dan lebarnya dan tingginya sama.Lalu ia mengukur temboknya: seratus empat puluh empat hasta, menurut ukuran manusia, yang adalah juga ukuran malaikat. (Malaikat menggunakan ukuran manusia, seratus empat puluh empat kubik.) 

Tembok itu terbuat dari permata yaspis; dan kota itu sendiri dari emas tulen, bagaikan kaca murni.

Dan dasar-dasar tembok kota itu dihiasi dengan segala jenis permata. Dasar yang pertama…

 

(Lalu tiap-tiap permata dari dua belas permata ini akan disebutkan namanya. Tiap-tiap batu itu memiliki sebuah nama Yunani. Mereka hanya diambil dari kata Yunani dan mengejanya keluar di dalam alphabet dan mengucapkannya dalam bahasa Inggris.)

 

Dan dasar-dasar tembok kota itu dihiasi dengan segala jenis permata. Dasar yang pertama batu yaspis, dasar yang kedua batu nilam, dasar yang ketiga batu mirah, dasar yang keempat batu zambrud. Dasar yang kelima batu unam, dasar yang keenam batu sardis, dasar yang ketujuh batu ratna cempaka, yang kedelapan batu beril, yang kesembilan batu krisolit, yang kesepuluh batu krisopras,yang kesebelas batu lazuardi dan yang kedua belas batu kecubung. Dan kedua belas pintu gerbang itu adalah dua belas mutiara: setiap pintu gerbang terdiri dari satu mutiara.

 

(Dan sekarang, kita akan masuk ke bagian dalam kota itu. Dia menggambarkannya sebagaimana kota itu turun dari Allah di sorga. Dan di melihatnya, melihat kota itu diukur dan menguraikan kemuliaannya dan cahayanya dan keindahannya dan keajaibannya. Sekarang, dia tiba di gerbangnya dan masuk ke dalam kota itu dan dia menggambarkan seperti apakah di dalamnya.)

 

Dan jalan-jalan kota itu dari emas murni bagaikan kaca bening. Dan aku tidak melihat Bait Suci di dalamnya; sebab Allah, Tuhan Yang Mahakuasa, adalah Bait Sucinya, demikian juga Anak Domba itu. Dan kota itu tidak memerlukan matahari dan bulan untuk menyinarinya, sebab kemuliaan Allah menyinarinya dan Anak Domba itu adalah lampunya. Dan bangsa-bangsa akan berjalan di dalam cahayanya dan raja-raja di bumi membawa kekayaan mereka kepadanya; Dan pintu-pintu gerbangnya tidak akan ditutup pada siang hari, sebab malam tidak akan ada lagi di sana; Dan kekayaan dan hormat bangsa-bangsa akan dibawa kepadanya. Tetapi tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis…..tetapi hanya mereka yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba itu.

Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu. Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang-menyeberang sungai itu, ada pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali; dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa. Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya, dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka. Dan malam tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka, dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.

 

Dan penglihatan itu berakhir. Kemudian kita memiliki sebuah epilog, sebuah dosa, sebuah penegasan, sebuah pengesahan dan Firman Allah yang kudus ditutup. 

Kota kudus Allah yang indah dan bernuansa sorgawi—betapa merupakan sebuah prospek yang cemerlang, yang menggembirakan dan menyenangkan! Dan betapa merupakan sebuah wahyu yang mulia, penglihatan yang dilihat Yohanes ketika dia melihat kota itu turun dari sorga, dari Allah:

Maka datanglah dari ketujuh malaikat…. lalu ia berkata kepadaku, katanya: “Marilah ke sini, aku akan menunjukan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba.

 

Dan ketika dia melihatnya, dia melihat sebuah kota yang besar dan kudus, sebuah Yerusalem Baru kontras dengan yang lama, turun dari sorga, dari Allah. Jadi, itu adalah sebuah kota yang nyata dan sungguh-sungguh. Dan disebut dengan pengantin wanita, mempelai Anak Domba, karena orang-orang yang tinggal di dalamnya, penghuninya, penduduknya. Mempelai Anak Domba, pengantin wanita, tinggal di dalam sebuah kota emas yang indah dan besar yang dibangun dan dibuat oleh Allah.

Mempelai wanita itu adalah jemaat, mempelai Kristus, pengantin Anak Domba. Tetapi di dalam kota itu tidak hanya orang-orang yang telah diselamatkan di dalam persekutuan jemaat Allah, tetapi di kota itu juga ada pengunjung-pengunjungnya dan sahabat-sahabatnya dan orang-orang yang diundang ke dalam perjamuan kawin Anak Domba.

Apakah anda mengingat khotbah dari Wahyu pasal sembilan belas ayat tujuh hingga sembilan?  “Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia. Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap:” Itu adalah Jemaat, mempelai dari Tuhan Yesus yang mulia. Tetapi tidak hanya dia yang berada di sana—jemaat diambil dari sisi Tuhan Yesus, lahir dari penderitaan dan darah Juruselamat kita—tetapi tidak hanya dia yang ada di sana, tetapi di dalam ayat selanjutnya: “Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba.” 

Di sana tidak hanya ada sebuah perkawinan, ketika mempelai wanita dipersembahkan kepada Kristus, tetapi di sana juga ada sebuah perjamuan kawin. Dan di dalam perjamuan kawin itu ada sebuah ucapan syukur yang secara khusus bagi tamu-tamu yang telah diundang. Beberapa sahabat dari mempelai pria itu adalah orang seperti Yohanes Pembaptis, yang tidak pernah menjadi bagian jemaat, yang tidak menjadi bagian dari mempelai Kristus. Mereka telah meninggal didispensasi yang lama. Tetapi jangan pernah seorang pun yang berpikir bahwa berkat yang diberikan mereka berkurang, ada sebuah kebahagiaan khusus bagi mereka: “Berbahagialah mereka”—disamping pengantin yang menikah dengan Anak Domba—“Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba.” 

Lalu, di dalam kota yang indah itu, tidak hanya ada pengantin Kristus, tetapi juga pengunjung dan sahabat-sahabatnya. Dan ada orang-orang yang diundang ke dalam perjamuan kawin itu, semua orang-orang kudus dari dispensasi yang lama dan kovenan yang lama. Bahkan Tuhan kita berkata:

Banyak orang akan datang dari timur dan barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam kerajaan sorga.

 

Jadi ketika kita hidup di dalam kota Allah yang indah itu, kita akan melihat, tidak hanya orang-orang yang telah diselamatkan di dalam masa dan dispensasi yang sekarang ini, mempelai Anak Domba, tetapi juga orang-orang yang telah bertobat dan yang telah selamat, dari masa Habel hingga martir terakhir yang dibunuh oleh Antikritus. Seluruh orang-orang kudus yang telah ditebus Allah akan hidup di dalam kota kudus yang indah itu.

Saya membayangkan hal itu juga dari nama-nama yang tertulis di atasnya. “Dan temboknya besar lagi tinggi dan pintu gerbangnya dua belas buah; dan di atas pintu-pintu gerbang itu ada dua belas malaikat dan di atasnya tertulis kedua belas nama suku Israel.” 

Dan Yesus berkata: “Keselamatan datang dari orang Yahudi.” Allah memberikan kepada mereka pelihat-pelihat Tuhan. Dan nama-nama mereka, kedua belas suku itu mewakili semua orang-orang yang telah diselamatkan di dalam kovenan yang lama, nama-nama mereka tertulis di atas gerbang dari kota sorgawi yang indah itu.

“Dan tembok kota itu mempunyai dua belas batu dasar dan di atasnya tertulis kedua belas nama kedua belas rasul Anak Domba itu.”  Dan di dalam kota itu terdapat orang-orang yang telah diselamatkan pada masa ini dan di dalam dispensasi ini. Saya pikir itu adalah alasan mengapa kedua puluh empat tua-tua ini seringkali dirujuk di dalam Kitab Wahyu—dua puluh empat tua-tua yang terdiri dari dua belas orang dan dua belas orang. Mereka merupakan dua belas tua-tua yang mewakili kovenan yang lama; dan dua belas rasul-rasul yang mewakili orang-orang di kovenan yang baru. Dan kedua puluh empat tua-tua mewakili seluruh umat tebusan Allah sepanjang zaman, dibawa ke dalam sorga, dibangkitkan dari kematian dan diangkat dan dibuah pada saat kedatangan Tuhan dan mereka semua akan hidup di dalam kota sorgawi Allah yang indah itu.

Seseorang yang telah mendengar khotbah minggu pagi yang lalu, ketika saya menggambarkan langit baru dan bumi yang baru, bahwa akan membuatnya kembali, meregenerasikannya, menebusnya, memperbaharuinya kembali, membangunnya kembali di dalam kekudusan dan kemuliaan ketika Dia melakukannya di dalam permulaan, setelah dosa mengutuknya dan menghancurkannya—setelah mendengarkan saya berkhotbah minggu yang lalu ketika saya menggambarkan langit baru dan bumi yang baru dan berbicara tentang kediaman di bumi ini, seseorang berkata, “Saya berpikir bahwa kita akan pergi ke sorga ketika kita meninggal. Saya tidak tahu bahwa kita akan tinggal di dunia ini.”

Sebenarnya kita akan pergi ke sorga ketika kita meninggal. Rumah kita adalah sorga. Rumah kita, kediaman kita, tempat tinggal kita, kediaman kekal kita adalah sorga. Yaitu di dalam kota yang indah, kota sorgawi ini, yang kudus, Yerusalem Baru. Tetapi di dalam waktu Allah dan di dalam masa Allah, di dalam tujuan penebusan Allah adalah untuk membuat sebuah langit baru dan bumi yang baru sehingga kotaNya yang baru dapat turun dan tinggal dan di tempatkan di dalam wilayah bumi yang sama.

Saya pikir, itu adalah makna dari wahyu ini: sebuah sorga di atas kita dan dunia di bawah kita dan sebuah kota sorgawi, rumah kita turun dari sorga, dari Allah. Preposisi dalam bahasa Yunani itu memiliki banyak arti. Dia melihat kota itu, datang “dari Allah,” apo tou theou, “dari Allah,” tetapi ek tou ouranou, “dari sorga.” Itu bukan datang “dari” sorga seakan-akan hal itu sangat dekat, tetapi datang “keluar dari” sorga.

Ketika  kita pergi ke sorga, rumah sorgawi kita adalah kota yang indah itu. Dan itu berasal dari sorga dari Allah. Itulah tempat tujuan kita ketika kita meninggal. Itulah tempat di mana perjamuan kawin itu akan berlangsung, di sorga. Dan Di dalam pemeliharan Allah, pada masa klimaks ini, dari sorga, turunlah kota indah yang luar biasa ini.

Lalu, Yohanes menggambarkannya saat dia melihat kota itu. Dan dia mengukurnya dan memberitahu kita, seperti apakah kelihatannya. Dia berkata bahwa kota itu berbentuk kubus sempurna. Kemudian dia menggambarkan ukurannya dan berbicara tentang warna-warnanya dan simetrinya dan proporsinya serta sisi-sisinya.

Oh, betapa luar biasa dan betapa hebatnya Allah mempersiapkan hal itu, Tuhan kita Yesus sedang mempersiapkan kota itu bagi kita sekarang! Ketika Juruselamat kita pergi, Dia pergi untuk melakukan dua hal ini: Yang pertama, berdoa untuk kita, menjadi pengantara bagi kita, Imam Besar kita yang kudus yang masuk ke dalam ruang mahakudus dan menjadi pengantara bagi kita:

Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka.

 

Kita tidak setara terhadap Setan dan Iblis, diabolos, yang mengontrol dan menjalankan dunia ini. Lebih cepat dari yang dapat saya kenali, lebih cepat dari seseorang yang menarik nafas, tidakkah Setan akan menghancurkan kita jika tidak ada pemeliharaan dari Pengacara kita yang hebat dan Pengantara yang agung di dalam sorga.

Tetapi Yesus tidak hanya masuk ke dalam ruang mahakudus dan membuat pengantara bagi kita, tetapi Dia juga pergi ke sorga untuk mempersiapkan sebuah tempat bagi kita. Dan dalam tahun-tahun ini, dan ratusan tahun ini, tangan Juruselamat kita sedang merancang bangunan yang tidak pernah dibayangkan atau diimpikan  dalam hidup ini. Dia sedang membangun sebuah kota dan sebuah rumah bagi kita di dalam kemuliaan.

Dan ukurannya sangat luar biasa. “Dan ia mengukur kota itu dengan tongkat itu: dua belas ribu stadia”—Di Amerika ukuran itu sama dengan seribu lima ratus mil. Itu adalah sebuah kota yang ukurannya sama dengan sebuah tempat dari Maime hingga Florida. Kota itu sangat luas—di dalam panjangnya dan lebarnya dan tingginya—kota Allah yang sangat luas yang dapat meliputi seluruh Irlandia dan Britania Raya dan seluruh Prancis, seluruh Spanyol, seluruh Jerman, seluruh Austria, seluruh Italia dan setengah Rusia. Ukurannya sekitar seribu lima ratus mil baik panjangnya dan lebarnya dan tingginya—dengan jalan yang bertingkat-tingkat; kota emas dari kemuliaan dan kehadiran Allah. Rumah kita di dalam sorga. Itu adalah ukurannya.   

Dan malaikat itu mengukurnya dengan ukuran manusia. Dia mengukur temboknya yaitu seratus empat puluh hasta, sekitar dua ratus lima puluh kaki tingginya. Dan kota itu berdiri di atas sebuah dasar yang kokoh. Sebagaimana kota itu turun dari sorga, dari Allah dan ditempatkan di atas bumi, ada tembok yang luar biasa dan kubus yang sangat luas di atas dasar yang kokoh, kota itu berada.

Dan hal itu menuntun saya untuk menyampaikan hal yang kedua tentang bagian luar kota itu. Apakah anda memperhatikan bahwa kota itu mempunyai warna-warni yang sangat cemerlang? Allah pasti menyukai warna. Sebagai contoh, apakah anda pernah matahari di saat senja dan warna-warna yang menyala bagaikan api, dan berwarna emas, merah dan merah darah, lalu ada warna oranye, biru dan warna pelangi di saat sunset?

Apakah ada seseorang yang pernah hidup yang dapat memberitahukan kepada kita kegunaan duniawi bagi sebuah sunset? Apakah anda memakannya? Apakah anda membelinya? Apakah anda memperdagangkannya? Dapatkah anda mengolahnya? Dapatkah anda mengairinya? Apakah baiknya sebuah sunset? Hanya ini yang dapat kita sampaikan bahwa Allah menyukai warna yang gemilang dan hal-hal yang indah. Demikian juga dengan kotaNya yang kudus itu.

Saya tidak dapat membayangkan semarak warna warni di dalam kota Allah yang luar biasa itu. Semuanya  disebutkan di sini, intan dan safir, nilam, mirah, zambrud, unam, sardis, ratna cempaka, beril, krisolit, krisopras,  lazuardi dan kecubung. Allah mengambil warna biru langit dari langitNya, Allah mengambil warna pecahan ombak, Allah mengambil zamrud dari hamparan ladang yang menghijau, Dia mengambil kemuliaan musim gugur, Dia mengambil api sunset agustus dan dia mengkristalkannya ke dalam zamrud dan safir dan mutiara serta yaspis. Oh, warna yang sangat indah—Allah dan kota kudusNya.

Dan bentuk simetris dari kota itu: Allah menyukai bentuk. Allah menyukai keindahan. Allah menyukai bagian-bagian. Dan anda juga. Anda tidak menyadarinya. dapatkah anda membayangkan seseorang membuat kolom yang berkelok-kelok, yang membuat lekukan di sebelah sini dan lekukan di sebelah sana atau membuat sekerupnya? Dapatkah anda membayangkannya? Bukankah itu akan merusakkan sesuatu di dalam anda jika anda melihat sebuah kolom seperti itu? Sebuah kolom harus simetris dan memiliki bagian-bagian dan lurus.

Dari manakah anda memperoleh hal itu? Itulah Allah! Itu hanya sebuah bagian kecil dari bayangan Allah di dalam anda. Allah menyukai hal-hal yang indah dan berbentuk simetris dan memiliki bagian-bagian. Itulah sebabnya mengapa hidup TUhan kita begitu sangat mulia. Dia berbentuk simetris dan memiliki bagian-bagian, tanpa kekurangan di dalam seluruh hidupNya dan personalitasNya dan pikiranNya dan hatiNya dan jiwaNya dan afeksiNya, kehendakNya dan hasratNya, fisik kemanusiaan, rumah yang Dia tinggali. Rumah kita di dalam sorga persis seperti itu, indah simetris dan memiliki bagian-bagian yang sebanding. Dan hidup kita juga sama.

Kota kudus Allah. Sekarang kita masuk ke dalam kota itu. Kita masuk ke bagian dalamnya melalui salah satu gerbang yang terbuat dari mutiara. Anda dapat membuat sebuah khotbah tentang mutiara. Masuk melalui penderitaan dan rasa sakit, melalui penebusan, melalui darah dan melalui salib. Mutiara adalah sebuah permata yang dibuat melalui luka sebuah hewan. Tanpa luka, mutiara tidak akan pernah terbentuk. Kita masuk ke dalam sorga melalui gerbang mutiara.

Dan jalan kota itu murni—tanpa noda. Murni seperti emas, seperti kaca yang transparan.

Dan aku tidak melihat Bait Suci di dalamnya; sebab Allah, Tuhan Yang Mahakuasa, adalah Bait Sucinya, demikian juga Anak Domba itu

 

Tidak dibutuhkan sebuah Bait Suci di dalam sorga, karena kota itu sendiri adalah Bait Suci. Allah hadir di sana. Tidak ada Bait Suci—tidak membutuhkan tirai, dan perayaan-perayaan dan upacara-upacara dan mezbah-mezbah dan penebusan dan pertobatan dan kovenan-kovenan dan tabut dan pengantara—tidak membutuhkan hal-hal ini, karena kita akan hidup di hadapan Allah dan akan menyembah secara langsung. Itu akan menjadi Jehovah Shammah, Tuhan hadir. Tidak membutuhkan sebuah bait, karena Allah berada disana, sebagaimana Dia ada di Taman Eden, dan firdaus ini diperbaharui dan diperoleh kembali. Dan Tuhan Allah berada di sana dan kita tidak membutuhkan sebuah Bait Suci. Kita akan melihatnya muka dengan muka.

Dan kota itu tidak memerlukan matahari dan bulan untuk menyinarinya, sebab kemuliaan Allah menyinarinya dan Anak Domba itu adalah lampunya.

 

Kemuliaan Allah adalah Dia, kemuliaan Allah adalah pakaianNya. Berwarna-warni, gabungan dari peleburan keindahan dan warna serta semarak dan hidup yang mengalir dari kehadiranNya. Ketika Musa turun dari gunung Sinai, wajahnya bersinar dengan mulia.  

Di gunung Transfigurasi, wajah Tuhan kita bercahaya melebihi cahaya matahari. Dan ketika Rasul Paulus melihat kemuliaan Yesus di jalan Damsyik, cahaya itu membuat dia jatuh tersungkur dan menjadi buta oleh cahaya kemuliaan Allah di dalam wajah Yesus Kristus.

Ada sebuah keindahan yang melekat dan hidup yang menakjubkan serta penuh kemuliaan di dalam kota itu karena Yesus berada di sana, “Dan Anak Domba itu adalah lampunya.”  Oh, cahaya dan kemuliaan dan pengharapan dan kekuatan yang penuh berkat dari wajahNya yang mulia! Sekali pun di dalam permulaan yang ada di Kejadian hingga kepada doa terakhir yang ada di dalam Wahyu, Dia adalah Yesus yang sama, yang dahulu, sekarang, dan akan datang serta sampai selama-lamanya. Amin. Amin. 

Dan orang-orang yang berjalan di jalan kota itu dan yang tinggal di kota itu adalah orang-orang yang namanya tertulis di dalam Kitab Kehidupan Anak Domba. Dan sekarang dia memiliki sebuah pararel yang luar biasa antara apa yang dia lihat di dalam firdaus Allah, di kota yang indah itu dan dengan apa yang diganbarkan di dalam pasal pertama dan kedua di dalam Kitab Kejadian.

Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal….Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang-menyeberang sungai itu, ada pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali.

 

Air kehidupan dan manna Allah, sebuah sungai yang murni dari air kehidupan: Di Taman Eden ada sebuah sungai yang sangat indah yang memiliki empat cabang yang mengairi taman itu. Dan di sini ada sungai kehidupan. Seperti yang disampaikan Pemazmur, “Ada sebuah sungai yang mengalir yang membuat sukacita di kota Allah.”

Tidak ada hal yang sangat menyejukkan selain dari air yang sangat jernih—yang mengalir dengan indah di kota Allah. Seseorang minum dari sungai itu dan hidup selamanya. Dan di seberang-menyeberang sungai itu, yang ada di tengah-tengah kota itu ada ada pohon-pohon kehidupan. Jangan anda pikir bahwa di sana hanya ada satu pohon kehidupan. Tetapi gambaran yang dapat kita lihat adalah bahwa jalan itu sejajar dengan sungai dan barisan pohon kehidupan. Itu adalah hal yang sama ketika  Longfellow berbicara di dalam ayat pertama dari puisinya yang berjudul “Evangeline.” “Ini adalah hutan mula-mula, cemara yang berbisik dan beracun.” 

Longfellow tidak bermaksud untuk menyampaikan hanya satu pohon cemara yang bebisik dan beracun—hutan mula-mula, cemara yang berbisik dan beracun, itu adalah specimen dari hutan yang besar.

Jadi, Pohon Kehidupan, di dalam jumlah yang banyak, berbaris di sepanjang sungai itu. Dan manna yang ada disitu, makanan dan buah yang ada di situ adalah untuk makanan bagi keabadian orang-orang kudus Allah. Itu berarti anda akan makan di sorga. Kita telah menyampaikan hal itu dengan terang dan jelas. Akan makan di sorga, saya sama sekali tidak keberatan dengan hal itu. Akan makan di sorga: Dua malaikat makan ketika mereka dijamu oleh Abraham. Tuhan kita Yesus makan ketika Dia telah bangkit dari kematian. Dia berkata:

Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur ini atau memecahkan roti, hingga Aku meminum yang baru bersama dengan kamu di dalam kerajaan Bapa.

 

Kita akan berada di perjamuan kawin Anak Domba. Kita akan makan! Ada pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali. Saya ingin tahu seperti apakah rasanya, makanan dari Allah. Oh, persekutuan dan kebahagiaan yang telah dipersiapkan Allah bagi kita! Tetapi kita harus bergegas:  

Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya.

 

Seberapa sering anda mendengar orang-orang berkata, seperti seseorang yang berkata kepada saya minggu yang lalu, “Saya tidak membayangkan bahwa sorga akan menarik—hanya duduk dan duduk dan tanpa melakukan apa pun? Tidak ada keyakinan seperti itu tentang sorga.

Di Taman Eden, sebelum manusia dijadikan, Allah berkata bahwa Dia membutuhkan seseorang untuk mengusahakannya. Dan ketika Dia menciptakan manusia, Dia menempatkan manusia di Taman Eden untuk mengusahakannya dan memeliharanya. Dan dia akan memiliki kekuasaan atas seluruh ciptaan itu. Ada sebuah tugas yang luar biasa dan tanggung-jawab bagi manusia pertama di Taman Eden. 

Dan setiap indikasi yang anda miliki tentang seperti apakah kemuliaan yang akan datang adalah sama seperti itu. Sebagai contoh, di dalam perumpamaan tentang uang mina, ketika Dia memberkati orang yang telah mengusahakan sepuluh uang mina, Dia berkata: “Terimalah kekuasaan atas sepuluh kota.” dan kepada orang yang memiliki lima uang mina itu, Dia berkata, “Karena itu terimalah kekuasaan atas lima kota.”

Ada sebuah pemerintahan yang besar di masa depan, dalam kerajaan Allah di sorga. Ada bangsa-bangsa yang tidak disebutkan di sini. Ada pemerintahan. Ada tugas-tugas. Ada tanggung-jawab. Dan kita semua akan hidup di dalam sebuah peradaban yang luar biasa. Dan setiap orang akan menduduki tempatnya berdasarkan kesetiaannya dan upah di dunia ini dan di dalam hidup ini dan akan melayani Dia.

Dan hal yang paling klimaks dan paling bermakna dari semua ini adalah:

Dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka.

 

Seperti itulah berada di dalam sorga: Untuk memandang wajah Allah, Tuhan kita dan hidup satu sama lain. Itulah sorga! Tempat yang memiliki gerbang mutiara, jalanan emas, tembok intan. tetapi yang paling utama dan yang paling berharga dari semua adalah Tuhan kita dan hidup satu sama lain.

Saya dapat mendengar Tuhan ketika Dia berkata kepada anda: “Di jalan manakah kamu ingin tinggal di dalam kemuliaan dan rumah besar manakah yang kamu inginkan menjadi rumahmu?”

Dan saya dapat mendengar salah satu orang kudus berkata: “Tuhan, jalan mana saja dan rumah mana saja, yang penting jendelanya terbuka ke istana Raja, sehingga aku dapat datang dan pergi.”

Bukankah itu sebuah perasaan yang menghasilkan sebuah nada yang gembira di dalam hati anda? “Setiap jalan Tuhan, setiap rumah Tuhan, asal aku dapat melihat Engkau dan wajahMu yang mulia dan asal kami dapat bersama-sama di dalam sorga.”

Fanny Crosby yang buta  menulis sebuah lagu seberti itu di dalam buku himne anda. Dia memberinya judul: “Juruselamatku, Yang Pertama dari Semua.” Kita sudah jarang menyanyikannya. Tetapi ketika saya masih kecil, kami sering menyanyikannya sepanjang waktu.

 

Ketika tugas hidupku telah selesai, dan aku menyeberangi gelombang pasang yang besar,

Ketika cahaya pagi yang terang benderang akan kulihat;

Aku akan mengenal Penebusku ketika aku tiba di sisi yang lain,

Dan senyumNya akan menjadi yang pertama untuk menyambutku.

Melalui gerbang kota di dalam sebuah jubah putih,

Dia akan menuntunku ke tempat yang air mata tidak akan jatuh lagi;

Di dalam nyanyian sukacita yang bercampur kesenangan;

Tetapi aku rindu untuk melihat Juruselamatku terlebih dahulu dari semua.

 

“Dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.”  Amin.  Amin!  Ini adalah rumah kita di dalam  kemuliaan.

Sekarang, ketika menyanyikan lagu undangan kita, jika ada seseorang dari anda yang ingin menyerahkan hatinya kepada Yesus. Seseorang dari anda yang ingin bergabung ke dalam persekutuan jemaat ini—ketika kita menyanyikan lagu ini dan menyerukan permohonan ini, maukah anda datang sekarang? Bagi anda yang ada di sekitar balkon, seseorang dari anda. Ada sebuah tangga di bagian belakang, bagian depan dan kedua sisi balkon, anda boleh turun melalui tangga itu dan datang ke depan. Dan bagi anda yang berada di kerumunan orang banyak yang berada di lantai bawah ini, telusurilah salah satu lorong bangku itu dan majulah ke depan, katakan: “Pendeta, inilah saya. Saya memberikan tangan ini kepada anda. Di dalam iman dan kepercayaan, saya menyerahkan hati saya kepada Allah.” Atau, “Kami datang ke dalam persekutuan jemaat ini. Ini istri saya; ini anak-anak saya. Kami semua datang.”  

Oh, seseorang dari anda! Ketika Roh Allah membuat seruan, menekankan undangan ke dalam hati anda, lakukanlah sekarang. Buatlah keputusan itu sekarang, saat kita berdiri dan saat kita bernyanyi.

 

 

Alih Bahasa: Wisma Pandia, Th.M