SIMBOL DARI BILANGAN-BILANGAN

(THE SYMBOLISM OF NUMBERS)

 

Oleh Dr. W. A. Criswell

 

02-12-61

Wahyu 1:4

 

            Anda sedang mendengarkan ibadah dari Gereja First Baptist Dallas. Dan ini adalah pendeta yang sedang menyampaikan khotbah pagi yang berjudul, “Simbol Dari Bilangan-Bilangan.” Ini adalah bagian kedua dari satu khotbah yang telah disampaikan pada minggu pagi sebelumnya. Dan karena ketidakmampuan untuk menyampaikan seluruhnya dalam satu jam maka khotbah ini dibagi menjadi dua. Dan karena ketidakmampuan dalam menyampaikan seluruhnya selama dua jam, maka khotbah ini akan ditulis. Dibutuhkan waktu seminggu bagi kita untuk dapat membahas seluruh referensi ini. Jadi, saya telah menuliskannya, sehingga kita dapat melakukan yang terbaik untuk menyajikan pikiran dan ide ini secara keseluruhan. Minggu pagi berikutnya, khotbah kita akan didasarkan atas Kitab Wahyu yaitu, “Pujian Yohanes Yang Pertama”: “Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya-- dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya, --bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin.” Itu akan menjadi pada hari Tuhan berikutnya, Kemudian pada hari Tuhan berikutnya kita akan membahas ayat yang selanjutnya: “Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia. Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia. Ya, amin.

            Hari ini, khotbah ini akan didasarkan atas Kitab Wahyu pasal pertama ayat empat. Saya mendengar seseorang dalam sebuah kelompok kecil sedang berbicara pada pagi hari ini dan mereka, “Tahukah anda, pendeta kita sudah berkhotbah selama ini dan baru membahas tiga ayat yang pertama dari Kitab Wahyu?” Kita akan berkhotbah melalui kitab ini setidaknya selama dua tahun. Dan meskipun demikian, kita hanya menyentuh ujung jubahnya saja.

            Sekarang, mari kita lihat di dalam ayat 4, “Dari Yohanes kepada ketujuh jemaat yang di Asia Kecil: Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu…Dari Dia, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, dan dari ketujuh Roh yang ada di hadapanNya.” Dua kali di dalam salam itu digunakan bilanga-bilangan. “Kepada ketujuh jemaat di Asia Kecil.” Ada begitu banyak jemaat-jemaat di Propinsi Asia Roma, selain dari ketujuh jemaat itu, akan tetapi dia menggunakan kata tujuh. Dan dia berbicara tentang “Tujuh Roh Allah.” Siapa yang pernah mendengar tujuh Roh Allah? Hanya satu Roh Kudus Allah. Akan tetapi Yohanes berkata tujuh Roh Allah. Dan dalam seluruh kitab ini anda akan menemukan bilangan-bilangan itu. Ada empat kerubim. Ada dua puluh empat tua-tua. Ada dua binatang, dan dua orang saksi Allah. Ada seratus empat puluh empat orang yang dimateraikan. Ada dua belas gerbang kota, dua belas dasar dan di sana ada dua belas ribu stadia panjang dan lebar serta tinggi kota Yerusalem baru. Ada sebuah bagian—di sepanjang kitab ini, anda akan menemukan bilangan-bilangan ini. Dan tidak hanya di dalam Kitab Wahyu, tetapi anda akan menemukannya dalam jalinan serat yang paling dasar, dan di dalam akar serta di dalam kehangatan Kitab Suci itu sendiri. Sepanjang Alkitab, dari awal hingga akhir, anda akan menemukan bilangan-bilangan ini.     Minggu yang lalu, anda yang berada di sini, telah mendengar pengantar dari khotbah ini. Dan saya berharap bahwa saya memiliki waktu untuk mengulangnya. Di dalam Kitab ciptaan Allah, yang ada di dalam tanganNya, kita menemukan sebuah karakteristik, kita menemukan sebuah kepenulisan yang konsisten di dalam seluruh hal yang dibuat oleh Allah. Dia memiliki sebuah agenda, Dia memiliki sebuah pengaturan awal untuk bilangan-bilangan. Di dalam astrologi yang berada di atas kita, ada urutan bilangan rasio, hukum matematika yang mengatur bulan dan benda-benda angkasa. Allah sama seperti mereka. Dan Dia menyukai keharmonian dan rasio yang mereka tunjukkan dan manifestasikan. Allah menyukai hal itu secara jelas. Jadi, di dalam seluruh dunia yang berada di sekeliling kita, di dalam dunia kimia, dunia fisik, dunia biologi semuanya dapat direduksi ke dalam bilangan dan ke dalam rasio dan fakta-fakta matematika serta faktor-faktor di dalam hukum.

            Karena itu, akan menjadi sebuah hal yang aneh, seandainya Allah telah menulis di dalam Kitab yang lain, dan saya menemukan hukumNya untuk bilangan-bilangan di dunia yang berada di atas kita dan saya tidak menemukannya di dalam dunia Kitab Suci. Akan tetapi, ini adalah sebuah tanda dari kepenulisan dari Yang Mahatinggi, Pencipta yang berdaulat. Apa yang saya temukan di dunia atas dan di dunia sekeliling kita, saya juga menemukannya di dalam dunia Kitab Suci, Kitab Allah ini.

            Minggu yang lalu, kita hanya membahas satu bilangan, yaitu angka tujuh. Dan waktu yang kita miliki hanya cukup untuk membahas angka itu. Tujuh. Sebuah bilangan yang dapat anda temukan sebanyak enam ratus kali lebih yang dicatat dalam Alkitab. Itu adalah bilangan yang sempurna, suci dan kudus. Tujuh dikali dua adaah empat belas. Dan kuadrat dari angka tujuh adalah empat puluh sembilan, dan lima pulu hari. Dan jika dibagi dua, maka dia tidak akan lengkap, yaitu tiga setengah. Kadang-kadang Alkitab akan merujuk   kepada empat puluh dua bulan, tiga setengah tahun, kadang-kadang seribu dua ratus enam puluh hari, tiga setengah tahun, kadang-kadang, masa dan masa serta setengah masa, atau sebuah pembagian waktu, tiga setengah tahun: tujuh dibagi menjadi dua.

            Sekarang, pada pagi hari ini, secara cepat saya, dengan seluruh kemampuan saya, kita akan mengambil bilangan lain yang menjadi bilangan simbolik di dalam Alkitab, bilangan-bilangan yang memiliki makna yang melekat dengan dalam. Mereka merefleksikan pikiran dan kejeniusan Allah. Bilangan-bilangan itu tidaklah berubah-ubah, dan dibuat-buat. Mereka konsisten. Dan ketika Allah menggunakannya, bilangan-bilangan itu tampak jelas, dan digunakan dengan jelas. Karena itu, mari kita mulai. Yang pertama; nomor satu. Bilangan satu adalah kesatuan dan memiliki keberadaan yang independen. Satu, unik, terpisah, sendiri. Unit yang berada di lapisan dalam terus berlangsung dan di dalam Allah segala sesuatu dibuat dari atas. Dan di dalam Allah segala sesuatu terus berlanjut. Semuanya bergantung kepada Allah di dalam keberadaanNya yang mutlak tersembunyi. Satu, berbicara tentang hal yang paling dasar dan kecukupan serta kemahakuasaan. Angka satu berbicara tentang keharmonian dan semua bagian serta atribut-atribut. Berbicara tentang personalitasNya. Berbicara tentang yang utama dan kedaulatan. Ulangan 6:4, “Dengarlah hai orang Israel: Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu esa (satu)!”  Zakharia 14:9: “Maka Tuhan akan menjadi raja atas seluruh bumi; pada waktu itu Tuhan adalah satu-satunya dan namaNya satu-satunya.” Tidakkah anda tahu, itu adalah nama untuk Allah, seperti Yehova, seperti Adonai, seperti Yesus? Satu. Dan namaNya adalah Satu. Markus 12:32: “Dia esa, bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia.” Efesus 4:4-6: “Satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua di dalam semua.” Satu. Simbol dan tanda personalitas, yang unik dan berdaulat, dan Allah yang sendiri dan terpisah. Satu.

            Selanjutnya adalah angka dua. Angka dua di dalam Alkitab adalah sebuah simbol untuk ambisi; untuk pertambahan, untuk peningkatan. Dan hal itu berkaitan dengan kesehatan dan peneguhan serta persekutuan. Di dalam Pengkhotbah 4:9-21, permulaan dari ayat itu adalah: “Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka. Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya.” Dua, peneguhan dan kesaksian.

            Di dalam prosedur parlemen kita, seseorang membuat sebuah usulan dan yang lainnya berdiri dan berkata, ‘Saya mendukung usulan itu.’ Tepat seperti itu, saya meneguhkannya. Dua, peneguhan kesaksian. Ada dua pernyataan, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, kesaksian Allah kepada manusia. Orang kedua—Yohanes 8:17: “Dan di dalam kitab Tauratmu ada tertulis, bahwa kesaksian dua orang adalah sah.” Markus 6:7: “Ia memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua….sehingga mereka dapat meneguhkan kesaksian mereka satu sama lain.” Di dalam Lukas 24:4, ada dua malaikat di depan kubur untuk memberi kesaksian bahwa Tuhan sungguh-sungguh telah bangkit. Di dalam Kisah Rasul 1:10, Di atas Bukit Zaitun, ada dua orang malaikat yang meneguhkan kepada rasul-rasul bahwa Tuhan yang sama akan datang kembali. Di dalam Wahyu 11:3: “Dan Aku akan memberi tugas kepada dua saksiKu (dua pohon zaitun, dua cabang zaitun), supaya mereka bernubuat sambil berkabung , seribu dua ratus enam puluh hari lamanya.” Dan sebagaimana Allah dapat memberi peneguhan, iblis juga dapat memberi peneguhan. Ada dua binatang yang jahat di dalam Kitab Wahyu pasal 13.

            Sekarang, angka tiga. Tiga adalah bilangan ilahi. Tiga adalah Tritunggal Allah. “…..dan baptiskanlah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.” Ketika Patrick datang ke Irlandia untuk memberitakan injil Tuhan Yesus, mereka bertanya, bagaimana mungkin tiga Allah di dalam satu. Dan Patrick berhenti dan memungut sebuah daun semanggi yang berdaun tiga, dan berkata, “Lihat, tiga di dalam satu.” Angka tiga adalah sebuah simbol ilahi, sebuah kesempurnaan dan memenuhi semuanya.

            Ada permulaan, pertengahan dan bagian akhir. Ada langit, daratan dan lautan. Ada pagi, siang dan malam. Ada pengetahuan, tindakan dan pengalaman. Ada tubuh, jiwa dan roh. Ada tinggi lebar dan panjang.

            Atau seperti yang disampaikan dalam Ibrani 13:8, “Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.” Tiga, bilangan Allah. Kejadian 18:1-2: “Kemudian Tuhan menampakkan diri kepada Abraham  dekat pohon terbantin di Mamre….Ketika ia mengangkat mukanya, ia melihat tiga orang berdiri di depannya.” Satu Allah di dalam tiga. Bilangan 6:24-26, ada tiga rangkaian doa orang Israel: “Tuhan memberkati engkau…Tuhan menyinari engkau dengan wajahNya…Tuhan menghadapkan wajahNya kepadamu.” Di dalam Yesaya 6:3 ada tiga rangkaian seruan serafim: “Kudus, kudus, kudus, Tuhan semesta alam….” Di dalam Mazmur 55:18 ada tiga doa harian: Di waktu petang, pagi dan tengah hari aku cemas dan menangis; dan Ia mendengar suaraku.” Dan di dalam Daniel 6:11, “Tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya.” Di dalam Keluaran 29:20 ada pentahbisan imam-imam. Dan di dalam Imamat 14;14 ada pentahiran orang-orang sakit kusta oleh darah pengorbanan dan penebusan. Dan darah itu dibubuhkan pada tiga tempat, pada cuping telinga kanan, padaibu jari tangan kanan dan pada ibu jari kanannya. Tepat seperti itu, seluruh manusia, tiga, ditahbiskan kepada Allah, untuk mendengar firman Allah, untuk melakukan kehendak Allah dan untuk berjalan di jalanNya yang penuh berkat.

            Di dalam Matis 28, pada hari yang ketiga Dia bangkit, Tuhan kita bangkit dari antara orang mati. Di dalam 1 Yohanes 5:8 ada tiga saksi, “Dan ada tiga yang memberi kesaksian di bumi: Roh dan air dan darah dan ketiganya adalah satu.”

            Tiga adalah pemisahan dalam kesatuan. Bentuknya adalah yang paling sederhana dalam geometri, yaitu segitiga sama sisi. Ruang suci, tempat Allah berdiam adalah sebuah kubus, sebuah kubus yang sempurna, panjang, ;lebar dan tinggi yang sama. Di kemah suci, setiap sisinya adalah sepuluh kubik. Di dalam Bait Salomo, ada dua puluh satu kubik tiap sisinya. Dan akhirnya, kota yang akhir, Yerusalem baru, Wahyu 21:15-16, “Dan ia, yang berkata-kata dengan aku, mempunyai suatu tongkat pengukur dari emas untuk mengukur kota itu serta pintu-pintu gerbangnya dan temboknya. Kota itu bentuknya empat persegi, panjangnya sama dengan lebarnya. Dan ia mengukur kota itu dengan tongkat itu: dua belas ribu stadia; panjangnya dan lebarnya dan tingginya sama.” Kemuliaan Allah bersinar di dalamnya, dan kekudusan dan kepenuhan serta kesempurnaan Allah. Tiga, kubus yang sempurna, kota Allah yang sempurna, dan kesempurnaanNya dan umat tebusan. 

            Baiklah, sekarang angka empat. Bilangan empat adalah bilangan dari dunia ciptaan, dari kesempurnaan dunia dan universalitas. Di dalam filsafat timur, angka empat adalah simbol dunia. Ada empat musim: musim semi, musim panas, musim gugur dan musim dingin. Ada empat bagian penjuru mata angin: utara, selatan, timur dan barat. Ada empat fase dari bulan. Ada empat elemen dasar, tanah, udara, api dan air.

            Dan di dalam Kitab Yehezkiel pasal satu ayat yang terakhir, ketika Yehezkiel melihat kerubim, semuanya berjumlah empat, dengan empat muka, empat sayap, empat sisi dan mereka bergerak dalam empat roda. Mereka adalah sebuah perwakilan, mereka adalah simbol dari pemeliharaan Allah dan ciptaan Allah. Dan Di dalam Wahyu 4:6-7, anda membaca empat Zoa, mereka adalah empat serafim, ketika mereka bersujud di hadapan Allah, mereka mewakili karya dari seluruh ciptaan, dari penulis utama dan Pencipta segala sesuatu. Bintang-bintang menyanyikan pujian kepadaNya, alam semesta memberitakan keilahianNya, dan seluruh ciptaan menobatkan Dia kekuasaan, kesalehan, kehormatan, kekuasaan dan kemuliaan serta kuasa sampai selama-lamanya. Itu adalah maksud mereka. Mereka berjumlah empat. Dunia ciptaan Allah, menyembah Allah.

            Dalam Kejadian 2:10 dan seterusnya, sungai Eden memiliki empat bagian. Di dalam Matius 13:19 dan seterusnya, di dalam perumpamaan tentang tanah, ada empat jenis tanah, dan ada empat macam pendengar di dalam umat ciptaan Allah. Di dalam Yeremia 49:36 dan di Yehezkiel 37:9, ada empat angin. Di dalam Wahyu 7:1; “Kemudian dari pada itu aku melihat empat malaikat berdiri pada keempat penjuru bumi dan mereka menahan keempat angin bumi.” Empat adalah bilangan dunia. Di dalam Daniel 2:36 dan 40, ada empat kerajaan dalam mimpi Nebukadnezer. Dan di dalam Daniel 7:3 dan seterusnya, empat binatang akan menguasai seluruh bumi. Empat adalah angka dunia. Dan di dalam Wahyu 6:1-8, empat penunggang kuda yang terdapat di Wahyu muncul dan memimpin kehancuran dunia dalam peperangan. Dunia yang di dalamnya manusia hidup dan mati serta berusaha disimbolkan dengan angka empat.       Itu juga adalah sebuah perwakilan bagi kita yang tinggal di dunia ini. Bilangan itu dapat dibagi menjadi dua. Itu adalah simbol dari kelemahan makhluk ciptaan yang kontras dengan sang Pencipta. Iu adalah simbol dari kegagalan dan pencobaan kita. Kitab bilangan adalah Kitab yang keempat dalam Pentateukh, dan itu adalah tipe kelepasan kita dan pencobaan kita di padang gurun dunia ini. Dan di mana saja jika angka itu  diperkuat dengan sepuluh, ia akan berlipat menjadi empat puluh. Empat puluh adalah masa di bumi sehubungan dengan pencobaan dan ujian di bumi. Sebagai contoh, pada zaman Nuh, hujan turun selama empat puluh hari dan empat puluh malam. Dan pada zaman Musa, ketika dia berada di Sinai, Israel yang berada di bawah berkumpul di depan patung anak lembu emas. Pada zaman Yunus, dia berkhotbah: “Empat puluh hari lahi , maka Niniwe akan ditunggangbalikkan.” Dan Tuhan kita Yesus dipimpin oleh Roh Kudus ke padang gurun, di sana Dia dicobai iblis selama empat pulih hari. Itu adalah bilangan dunia. Itu adalah bilangan kita.

            Sekarang angka lima dan sepuluh. Saya berharap saya memiliki waktu untuk  menjelaskan bilangan-bilangan ini, bilangan ini tidaklah berubah-ubah, atau dibuat-buat. Tetapi semuanya terletak di dalam kejeniusan Allah sebagaimana Dia telah menciptakan dunia ini. Dia melakukannya dengan rasio dengan bilangan-bilangan yang bermakna, matematika. Sekarang bilangan lima dan sepuluh. Saya belum pernah memikirkan tentang itu, tetapi ketika saya berbicara pagi ini, saya membicarakan angka lima dan sepuluh. Dan saya telah melalui angka lima dan sepuluh di dalam hidup saya. Saya tidak pernah merasa sangat kaya di dalam hidup saya ketika saya pergi ke dalam toko dengan lima dan sepuluh sen. Saya dapat membeli segala sesuatu di dalamnya, dan saya merada Tuhan sama seperti itu setiap hari dalam bilangan lima dan sepuluh. Jadi itu adalah arti yang tepat dari lima dan sepuluh di dalam pikiran Allah. Dia membuatnya dengan cara itu. Dasar dari sistem desimal dihitung dengan jari. Lima dan sepuluh adalah jari tangan. Itu adalah bilangan yang signifikan di dalam seluruh zaman dan dalam seluruh sejarah. Sama seperti waktu Allah, Allah melihat segala sesuatu dalam sepuluh bagian. Persepuluhan adalah sepuluh bagian, sebuah simbol dari kedaulatanNya dan diletakkan atas kita sebagai beban yang menjadi tanggung-jawab kita. Lalu, lima dan sepuluh berasal dari praktek masa lalu, penghitungan dengan jari; lima dan sepuluh. Dan di dalam pentahbisan iman dan di dalam pentahiran orang yang sakit kusta, ketika darah dibubuhkan pada telinganya (lima rasa), dan ketika darah  berada di ibu jarinya (lima jari dan akan melakukan kehendakNya), dan atas ibu jari pada kaki (lima ujung jari kaki, berjalan dalam tujuah Allah yang mulia). Dan pada masa lalu, manusia seringkali terpotong dan lumpuh melalui kecelakaan, wabah dan alasan lainnya, hal itu datang kepada manusia yang utuh yang memiliki jari tangan dan kaki. Yaitu sepuluh. Dan di dalam hukum, tidak seorang pun yang dapat ditahbiskan menjadi imam jika dia puntung. Jadi angka sepuluh dan lima adalah tanda yang melambangkan kelengkapan manusia. keseluruhan tugas manusia dirangkum dalam sepuluh perintah, bukan tiga belas atau sembilan, tetapi sepuluh. Gambaran yang sempurna dari kekuasaan manusia serta pemerintahan manusia akan berupa seekor binatang dengan tanduk sepuluh seperti yang anda temukan dalam Wahyu 13:1. Dan di dalam Dunia, penglihatan Nebukadnezar tentang kerajaan dunia berdiri atas sepuluh jari kaki.  

            Kemudian, pengkalian dengan sepuluh menguatkan makna dasar dari bilangan-bilangan. Empat kali sepuluh masa. Tujuh kali sepuluh, seratus kali sepuluh, seribu, seribu setara dengan kesempurnaan akhir dan penyelesaian yang bangkit untuk sebuah persetujuan. Dan di dalam Wahyu 9:16, “Dan jumlah tentara itu ialah dua puluh ribu laksa pasukan berkuda,” tepat seperti itu, menaikkan sepuluh hingga jutaan dan untuk menunjukkan betapa besar pasukan itu. Bilangan itu adalah dua puluh ribu kali sepuluh ribu, dua ratus juta. Itu adalah sebuah pasukan yang sangat besar, meningkatkan bilangan decimal yang digunakan. Sepuluh, berfungsi untuk meningkatkan suatu bilangan. Di dalam Kejadian 31:7 Yakub keberatan kepada Laban  bahwa dia akan mengganti upahnya sepuluk kali lipat. Dan di dalam Nehemia 4:12, orang-orang Yahudi yang kecewa berbicara kepada Nehemia sebanyak “sepuluh kali.” Di dalam Daniel 1:20 raja mendapati bahwa Daniel dan sahabatnya sepuluh kali lebih baik. Dan di dalam Wahyu 2:10, bahwa roh Smirna akan mengalami masa kesukaran selama sepuluh hari, yaitu tentang peningkatan penganiayaan dan kesukaran, sama seperti sepuluh tulah yang terjadi di tanah Mesir. Angka sepuluh berdiri untuk melambangkan hal-hal yang ada di dunia ini, penyelesaian manusia. Matius 25:1-13, sepuluh gadis mewakili jemaat-jemaat dalam kesiapan mereka. Di dalam pergaulan mereka dan kondisi dunia. Sepuluh gadis, semua orang di dalam jemaat Allah, beberapa dari antaranya tertidur. Lukas 19:13; bangsawan memanggil sepuluh hambanya dan memberi perintah kepada mereka, “Usahakanlah sampai aku datang.” Sepuluh bagian. Lukas 15:8 wanita dalam perumpamaan memiliki sepuluh keeping perak menggambarkan apa yang dia miliki dan kehilangan salah dsatunya. Dan di dalam Kejadian 18:32 sepuluh orang benar akan menyelamatkan Sodom. 

            Sekarang, angka delapan. Delapan adalah angka di dalam Kitab Allah. Dan di dalam simbol Allah, delapan adalah bilangan dari perintah yang baru, sebuah tujuan nyang baru, sebuah permulaan yang baru. Tujuh menyempurnakannya. Tujuh adalah angka yang sempurna, kudus dan suci. Dan delapan adalah permulaan yang baru. . saya telah mencobanya pagi ini, saya tidak cukup baik untuk melakukannya. “Do - re - mi - fa -sol - la - si” di dalam tangga nada ini anda memiliki nada tujuh yang sempurna. Tujuh nada dalam tangga nada adalah dasar dari seluruh musik kita. Tujuh. Keharmonisan Allah yang menyempurnakan dunia. Kemudian delapan, adalah oktaf, permulaan teori yang baru ke nada yang lebih tinggi dan sebuah kunci nada yang berbeda.

            Delapan. Hari ini adalah hari pertama dari minggu yang baru. Tujuh hari dalam seminggu dan delapan adalah permulaan yang baru. Angka itu berbicara tentang sesuatu yang baru, kontras dengan yang lama. Lebih lanjut ia berbicara tentang Kovenan Baru dan ciptaan yang baru. Di dalam Kejadian 17:12: “Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat.” Tujuh hari berakhir, dan permulaan yang baru pada hari kedelapan, itu adalah sunat yang berfungsi sebagai simbol pada masa itu, sebuah ras yang baru, memutuskan hubungan Adam yang lama dan sebuah hubungan yang baru terbentuk antara Allah dan Abraham yang memiliki sebuah kovenan. Kolose 2:11: “Dalam Dia kamu telah disunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia, tetapi dengan sunat Kristus, yang terdiri dari penanggalan tubuh yang berdosa.” Atau seperti yang Paulus katakan, “Barangsiapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan yang baru.” Delapan hari dari kebangkitan Kristus dari kematian. 2 Petrus 2:5: “Nuh, pribadi yang kedelapan, pemberita kebenaran.” 1 Petrus 3:20, “Delapan orang keluarganya diselamatkan.” Di dalam Nuh, mereka memiliki sebuah permulaan yang baru, sebuah ras yang baru, dan sebuah populasi yang baru. Di dalam Keluaran 29:35, tujuh hari merupakan pentahbisan iman dan hari kedelapan mereka melakukan pekerjaan mereka. Imamat 14:10-23: Orang yang sakit kusta ditahirkan pada hari kedelapan, pada hari yang kedelapan, dia adalah manusia baru. Dia adalah ciptaan baru. Dia telah tahir dari sakit kustanya. Di dalam Imamat 23:11: “Imam harus mengunjukkan berkas dari buah sulung pada hari sesudah Sabat.” Sabat adaah hari ketujuh. Jadi, segera setelah Sabat adalah hari kedelapan, hari pertama dalam seminggu. Permulaan yang baru. Di dalam 1 Korintus 15:23, kebangkitan Kristus disebut sebagai “buah sulung.” Berkas dari buah sulung merupakan sebuah tipe dari kebangkitan Tuhan kita. Pada hari kedelapan, hari sesudah Sabat, hari pertama dari seminggu, Dia bangkit dari kematian, sebuah permulaan yang baru, sebuah dispensasi yang baru, sebuah kemuliaan yang baru. Lima puluh hari kemudian, pada hari yang sama adalah Pentakosta. Dispensasi yang baru dari Roh Kudus. Pentakosta terjadi pada hari minggu, hari kedelapan, hari yang baru, ciptaan yang baru. Lukas 9:28, transfigurasi Tuhan kita terjadi pada hari kedelapan. Sebuah bayangan dari zaman yang baru yang merupakan kedatangan dan kemuliaan Juruselamat kita. Yohanes 20:26: “Delapan hari kemudian, Yesus berdiri di tengah-tengah mereka.” Dia telah bangkit dari kematian pada hari kedelapan. Hari pertama dari minggu yang baru. Dan Dia menampakkan diri kepada murid-muridNya pada hari itu. Dan pada hari sama satu minggu berikutnya, pada hari Tuhan, itu adalah permulaan yang baru. Bilangan delapan.  Sekarang, angka dua belas. Dua belas dibuat dari faktor yang sama seperti angka tujuh. Kecuali di dalam angka tujuh, mereka dijumlahkan bersama-sama; empat ditambah tiga, dan dalam angka dua belas kedua faktor itu dijumlahkan, empat kali tiga. Angka dunia adalah empat dan bilangan manifestasi Allah adalah tiga. Jadi ketika kedua faktor itu dijumlahkan, dua belas berbicara tentang manifestasi Allah di dalam dunia ciptaanNya, keaktifanNya yang dibentangkan, tujuan elektifNya di dalamnya. Dua belas adalah tanda dan simbol kedaulatan Allah. Sebagai ncontoh, itu adalah simbol dari keagamaan, karya Allah di dunia. Kesatuan, kesempurnaan, dikuduskan oleh perintah ilahi.

            Ada dua belas bulan dalam setahun. Ada dua belas tanda dari zodiac. Ada dua belas suku dari Israel. Ada dua belas mahkota di atas kepala perempuan yang terdapat di Wahyu. Ada dua belas gerbang di Yerusalem baru. Ada dua belas fondasi. Ada dua belas buah dari Pohon Kehidupan. Dua belas, sebuah simbol dari karya elektif Allah di dunia, sebuah simbol dari agama. Keluaran 24:4: dua belas tiang didirikan oleh Musa. Keluaran 28:21; Dua belas orang Yahudi dan dua belas penutup dada imam. Imamat 24:21 dua belas roti yang disajikan. Bilangan 13:1: dua belas pengintai di Kanaan. Bilangan 17:2: dua belas tongkat diletakkan di hadapan Allah. Yosua 4:9: Dua belas batu ditegakkan di tengah-tengah sungai Yordan, ketika mereka melewatinya. 1 Raja-raja 18:31: Altar Elia terdiri atas dua belas batu.

            Dan di dalam Wahyu 4:4: “Dan sekeliling takhta itu ada dua puluh empat takhta dan di takhta-takhta itu duduk dua puluh empat tua-tua.” Dua puluh empat. Siapakah mereka? Mereka adalah dua belas seluruh yang mewakili orang-orang yang ditebus di Perjanjian Lama. Dan dua belas orang lagi adalah dua belas rasul yang mewakili orang-orang yang ditebus dalam Perjanjian Baru yang duduk di sekeliling takhta Allah. Dua puluh empat takhta dan dua pulih empat tua-tua. Dua kali dua belas. Itu adalah umat tebusan Allah sepanjang masa. Dan mereka menyembah Tuhan. Empat kerubim, empat zoa, empat makhluk hidup yang mewakili ciptaan Allah tersungkur dan menyembah Allah sampai selama-lamanya. Dan ketika mereka memuji Tuhan, kedua puluh empat tua-tua, umat tebusan Allah di Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, bersujud dan menyembah Allah yang hidup sampai selama-lamnya.

            Simbol dari bilangan-bilangan Alkitab. Di dalam Wahyu 7:4: “Dan aku mendengar jumlah mereka yang dimateraikan itu; seratus empat puluh empat ribu.” Itu adalah bilangan dari dua belas kali dua belas ribu. Seratus empat puluh empat ribu yang dimateraikan itu adalah milik Allah. Dan itu tidak berarti bahwa bilangan itu tidak nyata, itu hanya merefleksikan pikiran Allah. Mereka adalah dua belas suku, mereka adalah dua belas rasul, ada seratus empat puluh empat ribu yang dimateraikan. Allah menyukai keindahan dan harmoni serta simbol dari bilangan-bilangan.

            Sekarang, di dalam Kitab Wahyu pasal 21, di Yerusalem Baru, dua belas. Di sana ada dua belas gerbang. Di sana ada dua belas dasar. Di sana ada dua belas bangunan empat persegi. Dan tiga Pohon Kehidupan yang berbuah dua belas kali. Hal itu terdapat dalam Yerusalem Baru. Di sana ada sebuah bilangan dari manifesatsi kedaulatan dan tujuan elektif yang tampak jelas di mana-mana. Ini adalah  berkat, bahwa Allah memimpin seluruhnya. Umat tebusan Allah ada di sana. Ini adalah karya Allah yang paling pokok dan yang akhir, tujuanNya untuk membawa kita ke dalam kota yang kudus dan yang mulia ini. Umat tebusan Allah. Tujuan elektif Tuhan di dunia.

            Sekarang, di dalam waktu yang tersisa ini, kita akan berbicara tentang angka enam. Enam. Tujuh adalah angka suci. Empat adaah bilangan dunia. Tiga adalah bilangan Allah dan meletakkannya secara bersama-sama dan anda memiliki mahkota bumi dengan kemuliaan sorgawi. Tujuh adalah bilangan yang kudus dan suci. Enam adalah bilangan kejatuhan. Enam adalah bilangan kegagalan. Itu adalah bilangan manusia. Tuhan mencipta selama enam hari. Hari penciptaan Tuhan dalam seminggu ditetapkan sebagai hari untuk bekerja, yaitu enam hari. Seorang budak Ibrani melayani selama enam tahun. Sama seperti masa yang gelap tiba-tiba menghadirkan fajar, sama seperti tahun-tahun kegelapan sebelum tahun Sabat, demikian juga bilangan enam tiba-tiba menghadirkan bilangan tujuh. Bilangan itu adalah yang terburuk dari semua. Kegelapan di salib di mulai selama enam jam. Tuhan kita disalib pada hari keenam, itu adalah bilangan iblis. Itu adalah sebuah kegagalan, bilangan manusia yang singkat. Di dalam 1 Samuel 17:4 Goliat tingginya enam hasta sejengkal. Mata tombaknya enam ratus syikal besi beratnya. Dan seorang raksasa dari rasnya. Di dalam Daniel 3:1, Patung Emas Nebukadnezar tingginya enam puluh hasta dan lebarnya enam hasta.

            Sekarang, kita tiba kepada bilangan yang paling terkenal di dalam Alkitab. Wahyu 13:18, “Yang penting di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam.” Enam unit, enam puluh, enam ratus. Tiga enam, kesuksesan yang diraih untuk kekuasaan tertinggi. Enam, enam, enam. Itu adalah iblis dalam aktivitasnya yang penuh. Bilangan dari manusia yang jahat dan berusaha untuk menjadi Allah. Keilahian manusia yang kita saksikan sekarang ini, dan menolak kekuasaan Anak Allah. Dia adalah seorang pemimpin, yang bekerja tanpa doa, yang budayanya tanpa kitab suci, yang lagunya tanpa mazmur, dan memerintah tanpa kemuliaan. Itu adalah dunia tanpa Allah. Enam, enam, enam.

            Kesimpulan total dari prestasi manusia setelah enam ribu tahun di dalam aktivitas yang tanpa henti. Seandainya manusia menjangkau Sabat pada akhirnya, dan mengubahnya menjadi tujuh? Akhirnya dia tidak pernah menjangkaunya, dia tidak pernah melampaui bilangan enamnya.

Atau seperti yang disampaikan oleh Browning,

Oh! Sedikit lagi, dan seberapa banyakkah itu,

Dan sedikit lagi, dan betapa dunia berlalu.

Enam. Enam. Bilangan manusia.

            Itu adalah akhir dari khotbah kita. Saya sangat terkejut betapa cepatnya waktu berlalu. Dan semoga anda diberkati semua, para pendengar yang luar biasa dan penuh perhatian. Tidak ada seorang pun yang dapat berkhotbah dengan lidah perak tanpa memiliki pendengar yang memiliki telinga emas. Kedua hal itulah yang membuat sebuah khotbah: Seseorang berkhotbah tetapi seseorang harus mendengar dan belajar di dalam perhatian yang penuh.  

            Minggu depan kita akan mengutip ayat berikutnya, “Pujian yang Mulia.” Dan minggu selanjutnya: Dia Datang di Atas Awan-Awan.” Dan setiap mata akan melihat Dia. Dan begitu selanjutnya, kemuliaan penyingkapan Kristus di dalam Wahyu yang telah dikaruniakan Allah kepadaNya. Sekarang, semoga Roh Tuhan menguduskan di dalam roh dan meningkatkan kesaksian di dalam Alkitab.

            Pada pukul 8:15, dua keluarga yang terkasih meletakkan hidupnya bersama dengan kita di dalam persekutuan jemaat ini. Jika anda belum pernah memberikan hidup anda kepada Kristus, maukah anda melakukannnya pada pagi ini? Jika anda belum pernah dibaptis sesuai dengan perintah Tuhan, maukah anda melakukannya pada hari ini? Atau apakah ada sebuah keluarga yang mau datang dan berkata, “Pendeta, ini istri saya  dan ini anak-anak saya, kami datang semua untuk bergabung bersama dengan anda dan ke dalam persekutuan jemaat ini pada pagi hari ini. Untuk berdoa bersama-sama, untuk membaca Alkitab bersama-sama, untuk membagi berkat dalam ibadah bersama-sama, untuk berjalan bersama di dalam ziarah dunia ini.” Jika ada, maukah anda datang dan melakukannya sekarang? Jika anda berada di atas balkon, ada sebuah tangga di bagian depan dan belakang. Jika anda berada di lantai bawah, berjalanlah melalui salah satu lorong bangku itu dan majulah ke depan dan katakan, “Pendeta, saya mengulurkan tangan saya kepada anda, saya meletakkan pengharapan saya kepada Allah. Dan saya akan datang segera dan inilah saya.” Lakukanlah sekarang. Ketika kita berdiri dan menyanyikan lagu kita, pada baris yang pertama dan bait yang pertama, datanglah dan majulah ke depan. Semoga Allah memberkati anda dalam jalan yang anda tempuh.  

 

Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.