CIPTAAN BARU

(THE NEW CREATION)

 

Dr. W. A. Criswell

 

Wahyu 21:1

16-09-84

 

Judul dari khotbah ini adalah: Ciptaan Baru. Kita telah sampai ke dalam khotbah terakhir di dalam doktrin utama dari Firman Allah. Dan hal ini serta dua hal lainnya membawa kita ke dalam klimaks dari seluruh wahyu Tuhan di dalam Kitab Suci.

Dan merupakan sebuah sukacita bagi kami untuk menyambut anda semua yang sedang bergabung bersama dengan kami dalam ibadah ini, bagi anda yang mendengarkannya melalui siaran radio dan yang menyaksikannya melalui siaran televisi. Ini adalah Gereja First Baptist Dallas. Dan ini adalah pendeta yang sedang menyampaikan khotbah, seperti yang telah saya sampaikan, berjudul Ciptaan Baru.

Pembacaan Alkitab kita berasal dari Kitab Wahyu pasal 21:

Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi.

Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.

Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: “Lihatlah, kemah (skene) Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan (skenosei) diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka.

Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu.”

Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: “Lihat Aku menjadikan segala sesuatu baru!”

 

Ciptaan Baru: Alkitab dimulai dalam Kejadian 1:1 dengan sebuah kemungkinan yang merupakan perkataan terbesar yang dapat ditemukan di dalam bahasa manusia:

Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.

 

Dan jika Allah yang melakukannya, maka Allah melakukannya dengan indah, sempurna, gilang gemilang, hebat dan mulia. Segala sesuatu yang Allah lakukan, Dia melakukannya seperti itu, yang merefleksikan kedaulatan, kemuliaan dan anugerahNya.

Pada mulanya Allah menciptakan seluruh alam semesta, seluruh atom, seluruh ion dan electron dan proton dan netron, dan seluruh bintang-bintang dan planet-planet di dalam orbit mereka. Allah menciptakan segala sesuatu di dalam permulaan. Semuanya memiliki sebuah permulaan. Di suatu tempat, segala sesuatu yang kita lihat memiliki permulaan dan Allah yang melakukannya. Itu berarti Allah melakukannya dengan sempurna, dan gilang gemilang. 

Kemudian sebuah bencana besar melanda alam semesta ciptaan Allah. “Dan bumi  menjadi tohu wa bohu.”  Tohu, (“tanpa bentuk”), sebuah kerusakan yang sangat luas dari kegelapan dan mandul, dan bohu, wa bohu, menjadi tandus dan steril serta tidak menghasilkan. Yesaya berkata di dalam pasal 48, ayat 15: “Allah menciptakan dunia yang tohu”—itu adalah kata yang tepat. Allah tidak menciptakannya dalam kehancuran dan kosong dan hampa dan tanpa bentuk.

Sesuatu telah terjadi: Kita diberitahukan dalam Yesaya pasal 14 bahwa Setan yang membuat bumi ini menjadi porak poranda, menjadi sebuah padang gurun. Karena itu kita tahu bahwa Allah menciptakan dunia ini dan segala sesuatu di dalamnya, diciptakan dengan indah dan senpurna seperti yang disebutkan Yesaya, Allah menciptakannya untuk didiami: kemudian terjadilah tragedi kejatuhan Setan. Dan di mana saja dosa masuk ke dalam hidup manusia atau di dalam alam semesta Allah, ia akan membawa kekacauan dan kehancuran dan penderitaan serta kegelapan. Dan itulah yang telah terjadi di bumi.

ketika Setan jatuh dan dosa masuk ke dalam alam semesta Allah, seluruh ciptaan menjadi jatuh. Semuanya! Bintang-bintang yang terbakar habis dan matahari-matahari yang gelap dan bumi ini sendiri menjadi tanpa bentuk dan kosong. Oleh karena itu, Allah menciptakan kembali dunia ini. Dan dia melakukannya dalam enam hari berturut-turut, di dalam dua puluh empat jam. Petang dan pagi dari hari yang pertama, dan petang dan pagi, hari yang kedua. Dan Allah menciptakan dunia yang indah ini. Dia membentuknya kembali. Dia menatanya kembali. Dia menciptakan kembali planet yang telah jatuh ini. Kemudian hal yang sama dan identik terjadi lagi. 

Sama seperti pada mulanya, ciptaan Allah yang indah dihancurkan oleh dosa melalui Setan, demikian juga dengan ciptaan Allah yang kedua dihancurkan oleh Setan melalui dosa—melalui ular, melalui orang tua kita yang pertama. Dan bumi menjadi jatuh. Dan tanah kemudian dikutuk. Kapan saja kita melihat seseorang keluar dari ladang, membajak, merobek-robek tanah, gigi besi dari penggaru itu menghancurkan bumi. Semak-semak tumbuh. Tumbuhan berduri tumbuh. Rumput-rumput liar tumbuh. Bumi dikutuk. Seluruh planet jatuh ke dalam dosa. Dan sejak saat itu kisah selanjutnya dipenuhi dengan penderitaan dan rasa sakit dan kematian umat manusia. Bumi ini tidak lain dari pada sebuah kuburan yang luas, sebuah pemakaman di mana anda menempatkan orang-orang mati anda.

Kemudian, di dalam surat 2 Petrus pasal tiga, kita diberitahukan, sama seperti  di tempat yang lain, bahwa pada suatu hari Allah akan memurnikan bumi ini dan alam semesta ini yang telah jatuh dalam dosa-dosanya dan kejahatan dan kegelapannya serta kematian. Akan dihancurkan dalam unsur-unsur panas. Elemen-elemen akan dikembalikan ke dalam bentuk asal mereka. Dan seluruh ciptaan akan dibakar dalam api. Akan dibersihkan. Akan dimurnikan. Segala sesuatu yang salah dan segala kejahatan dan dosa akan dikeluarkan darinya.

Kemudian tibalah wahyu terakhir yang digambarkan kepada kita di dalam Wahyu pasal dua puluh satu. Dari pemurnian karya Allah ini, Dia akan membentuknnya kembali, Dia akan menatany kembali, Dia akan menciptakan kembali langit baru dan bumi baru. Tidak akan ada lagi kehancuran di dalam apa yang telah diciptakan Allah. Ini adalah sebuah pembaharuan. Ini adalah sebuah kelahiran kembali. Ini adalah sebuah regenerasi. Ini adalah sebuah penciptaan kembali.

Saya melihat hal itu di dalam kata-kata yang digunakan. Ada dua kata untuk menggambarkan kata baru:  Neos (Neos baru yang berkenaan dengan waktu). Seorang pemuda adalah neos, neos.  Lalu, ada kata yang lain, yaitu, kainos.  Dan kainos adalah baru dalam jenisnya, baru di dalam kualitas, baru di dalam kesempurnaan. Dan itulah kata yang digunakan di sini. Biarkan saya memberikan sebuah contoh dari kata  kainos.  Di dalam  2 Korintus 5:17 Rasul Paulus menulis: “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan kaino, baru.” 

Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang kainos (baru) sudah datang.

 

            Itu tidak berarti bahwa seseorang akan dibinasakan ketika dia menjadi seorang Kristen. Itu berarti bahwa dia telah diregenerasikan, dia telah dibaharui, dia dibentuk kembali, dia dilahirkan kembali. Dia adalah seseorang yang baru. Manusia lama telah berlalu.

Jadi, itu adalah kata, kainos, sebuah langit yang baru, sebuah langit yang dibentuk kembali, sorga baru dan bumi baru yang diregenerasikan. Langit yang lama di atas kita dan bumi di bawah kita, semuanya akan dibentuk kembali dan dibaharui kembali. Tidak dipadamkan. Tidak dihancurkan tetapi Allah akan membentuknya kembali. Tidak pernah ada bukti bahwa segala sesuatu yang yang telah diciptakan Allah akan berhenti untuk eksis. Tidak ada atom yang telah dibuat Allah akan dimusnahkan. Ia tidak akan dilenyapkan. Akan tetap ada. Tidak ada sebuah kecendrungan untuk menghacurkan bagian yang telah ada. Apa yang telah diciptakan Allah akan abadi.

Sebagai contoh, ketika Allah menciptakan seorang anak kecil, Dia menciptakan jiwa dan roh di dalam anak itu sampai selamanya. Di dalam Pengkhotbah 12:7, disebutkan, disebutkan bahwa ketika kita mati tubuh kita akan kembali ke dalam debu. Tidak dilenyapkan. “Dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya.”

Tidak akan menjadi padam. Tidak akan pernah dibinasakan. Akan tetapi diremajakan kembali, dibentuk kembali. Diregenerasikan di dalam kuasa Allah. Ada sebuah kata di dalam Perjanjian Baru yang menggambarkan hal itu, yaitu—“palingenesia.”  Yang artinya adalah pembaharuan, lahir kembali, diciptakan kembali. Palingenesia adalah penciptaan kembali oleh Allah.  

Kitab Matius pasal sembilan belas mengukip perkataan Tuhan kita yang berkata bahwa akan datang sebuah waktu ketika Allah akan palingenesia, akan ada penciptaan yang baru dari seluruh dunia, sebuah kelahiran kembali. Paulus menggunakan kata itu di dalam  Titus 3:5 ketika dia berkata, “Pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus,” di dalam sebuah palingenesia, di dalam sebuah kelahiran kembali.

Itulah yang akan dilakukan Allah terhadap dunia yang telah jatuh ini. Bintang-bintang akan menjadi indah kembali seperti bentuk mereka yang semula, bentuk asalnya. Dan bumi ini akan kembali sama seperti Taman Eden. Seluruh alam semesta akan diciptakan kembali:

Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama, parerchomai, telah berlalu.

 

Sekarang kata, parerchomai.  Para berarti “sepanjang, pararel,” para, paralel.  Erchomai memiliki arti “datang dan pergi.”  Sekarang kita akan menggunakan kata sehubungan dengan seseorang yang melalui sebuah pintu. Parerchomai, dia datang dari tempat ini kepada tempat itu, dari kondisi ini ke kondisi itu. Atau sebuah kapal,  parerchomai, akan berlayar melalui laut dari kondisi ini ke kondisi itu, dari tempat ini ke tempat itu. Itulah kata yang digunakan di sini. Langit dan bumi akan berlalu; parerchomai, kondisinya yang berubah. Ia akan berubah menjadi contoh yang indah dari kuasa kreatif Allah ketika Dia menciptakan kembali langit dan bumi—sebauh langit baru dan bumi yang baru, dan kembali ke dalam kemurnian awalnya di dalam keindahan dan kemuliaan dan kuasa.  

Kemudian, dia menyampaikan hal yang lainnya:

Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.

 

Yerusalem Baru: Itu akan menjadi ibukota kita. Itu akan menjadi alamat kita di dalam kemuliaan. Dan itu akan menjadi pusat dari langit baru dan bumi baru yang telah diciptakan Allah; Yerusalem Baru yang mulia ini: Itu adalah lokasi utama kita: Alamat utama kita. Tetapi seluruh alam semesta akan berada di bawah pengaturan kita. Dan jutaan dan milyaran keluarga yang telah ditebus Allah. Dan kita akan tinggal dan mendiami seluruh ciptaan Allah. 

Di dalam Kitab Lukas pasal sembilan belas, Tuhan berkata kepada hamba yang setia ini: “Engkau telah setia, karena itu terimalah kekuasaan atas sepuluh kota.” Dan kepada yang lainnya, “Engkau telah setia, karena itu terimalah kekuasaan atas lima kota. Ada pengelolaan di dalam kerajaan Allah. Selalu ada. Di dalam Perjanjian Lama, di dalam Hukum Musa hal itu diatur. Semuanya! Di dalam Perjanjian Baru, di dalam jemaat, hal itu diatur. Kedua belas rasul ini ditahbiskan dan ada gembala-gembala dan guru-guru dan penatua-penatua dan diaken-diaken. Allah mengelola kerajaanNya. Itu akan menjadi cara yang ada di dalam kemuliaan. Akan ada sebuah pengaturan yang luas, planet-planet, kota-kota dan kerja yang padat bagi Allah.

Biarkan saya menyampaikannya kepada anda, tidak ada hal yang paling menggelikan selain dari pada karikatur tentang apa yang akan kita lakukan di dalam sorga, seperti seorang kartunis ini yang menggambar sebuah lukisan tentang seseorang yang telah meninggal dan dia duduk di atas awan dengan memegang kecapi dan lingkaran di atas kepalanya dan sayapnya yang lucu. Itu gila! Itu menggelikan. Tidak ada gambaran di Alkitab tentang keyakinan yang seperti itu.

Kita memiliki pekerjaan yang harus dilakukan selamanya. Bahkan di Taman Eden, orang tua kita yang pertama ditempatkan di sana untuk mengolah dan mengusahakan taman itu. Pekerjaan adalah sesuatu yang diperuntukkan Allah bagi kita. Tuhan bekerja. Kita bekerja dan kita akan bekerja. Satu-satunya hal tentang pekerjaan baru adalah bahwa pekerjaan itu tanpa kebosanan dan kelelahan dan tanpa peluh yang mengucur dari kening. Itu adalah sebuah pekerjaan yang penuh sukacita. Kita akan senang melakukan tugas yang diberikan Allah di dalam langit baru dan bumi yang baru ini dan di dalam Yerusalem Baru ini. 

Lalu, saya memiliki hal yang lain dan saya pikir itu benar. Bagaimana kita akan bepergian di dalam alam semesta Allah yang tidak terbatas itu? Ada jutaan tahun cahaya di dalam alam semesta yang diciptakan Allah. Lalu, perjalanan cahaya adalah 186.000 per-detik. Dan kita akan membutuhkan jutaan dan jutaan tahun cahaya di dalam pengelolaan kita di dalam ciptaam baru Allah ini. Saudara, hal itu akan menjadi sangat lambat, sangat lambat sekali, 186.000 per-detik.

Kita akan bepergian dari satu tempat ke tempat lain  dari planet-planet kita yang luas ini dan melakukan tugas-tugas kita ke bagian luar dari alam semesta ini persis seperti itu. Hal itu akan seperti ini: Ketika saya berpikir di dalam pikiran saya, saya berada di Hongkong sekarang. Saya berpikir di dalam pikiran saya, saya berada di London sekarang. Saya berpikir di dalam pikiran saya, saya di Rio sekarang. Saya berpikir di dalam pikiran saya, saya berada di Bangkok sekarang. Sekarang saya berada di Tokyo. lalu saya berada di Korea. Secepat itulah saya dapat pergi. Persis seperti itu. Itulah yang akan menjadi cara kita di dalam  palingenesia ini. Ketika kita akan mendiami dunia yang baru ini, kita akan pergi dari satu tempat ke tempat lain di dalam tugas pengelolaan kita. Secepat saya dapat pergi dari Hongkong ke London di dalam pikiran saya, persis seperti itu.  

Dan itu akan menjadi sebuah kota yang mulia. ibu kota kita, Yerusalem Baru. Pertama kali kita menemukan Yerusalem yaitu di dalam Tablet-Tablet Tell El Amarna. Tell El Amarna—El Amarna adalah sebuah ibikota dari kerajaan kuno Mesir. Dan di sana mereka menemukan tiga ratus delapan puluh tablet-tablet kuineform. Dan setelah mereka menemukan Batu Rosetta mereka mampu untuk menerjemahkan tablet-tablet kuineform itu. Dan itu merupakan surat-surat yang berasal dari Palestina. Dan di situ disebutkan tentang Yerusalem “kota damai.”

Yerusalem, “kota damai.” Seperti itulah seharusnya kota itu, tetapi tidak ada titik, tidak ada tempat di dunia ini yang dibanjiri oleh darah kebencian dan perang seperti yang dimiliki oleh Yerusalem. Kota itu telah dihancurkan lebih dari tiga puluh kali. Kota itu telah direbut oleh orang Yebus empat ratus tahun dsebelum Roma didirikan. Sekitar tahun 1.000 B.C., kota itu ditaklukkan oleh Daud dan membuatnya menjadi ibukota kerajaannya. Kota itu kemudian ditaklukkan dan dihancurkan secara berulang-ulang oleh Asyur, Persia, Babel, Yunani, dan oleh Roma.  

Pada tahun  70 A.D., Roma menghancurkan seluruh kota itu. Pada tahun 132, mereka menabur garam di atasnya hingga hancur dan melarang orang Yahudi untuk masuk ke dalamnya. Kota itu telah menjadi hadiah bagi Saracen, Arab, Turki, pengikut Perang Salib dan Inggris.

Saya telah pergi mengunjungi Yerusalem sekitar tiga puluh empat tahun yang lalu. Dan sepanjang malam, saya mendengar letusan senapan. Ketika anda melihat dari jendela, maka anda akan melihat kawat duri yang mengerikan dan gigi-gigi naga untuk melarang dan menghalangi gerakan dari sergapan tank. Di di seberang yang lain terdapat banyak tentara, demikian juga di sisi yang lainnya, mereka saling berhadapan. Kota itu telah menjadi lahan perang, sebuah kota perang, sejak kota itu didirikan. Dan hingga hari ini. Ketegangan yang ada di sana sukar untuk dilukiskan dan terus berlangsung hingga sekarang.

Tetapi semuanya itu akan berlalu. Kota itu akan menjadi kota damai. Namanya memiliki arti “kota damai.” Shalom—Yeru-shalom (Kota Damai). Dan itu akan menjadi markas utama kita. Alamat kita mungkin akan berada di suatu jalan emas melintasi beberapa kubus yang sangat luar biasa. Kota itu akan menjadi ibukota kita—sebuah langit batu dan bumi yang baru dan Yerusalem baru. Sebuah kota yang baru!

Dan kita akanmemiliki sebuah hidup baru yang penuh berkat. Hal itu dilukiskan di sini dengan sebuah cara yang luar biasa. Kita akan tinggal di kota itu dan di dalam alam semesta yang akan diciptakan kembali. Kita akan berada di sana. Anda dan saya akan tinggal di sana.  

Perbedaan terbesar di dalam doktrin Kristen dengan agama lain adalah anda: Kebangkitan dari kematian. Saudara, setiap jenis agama, penyembahan berhala, dan agama-agama lainnya memiliki doktrin tentang keabadian. Mitologi Yunani seluruhnya memiliki hal itu. Di seberang lain dari Sungai Styx ada seluruh figur bayangan itu, tinggal di dalam keabadian.

Perbedaan utama di dalam iman Kristen adalah kebangkitan. Mati, tetapi anda akan hidup kembali. Anda akan dibangkitkan kembali dari dalam debu tanah dan pusat bumi. Itulah sebabnya di dalam Kisah Rasul pasal tujuh belas, ketika Paulus berdiri di hadapan sidang Aeropagus, pengadilan tertinggi di Yunani, dan ketika dia mulai berbicara tentang keangkitan, kaum Epikurian tertawa dengan nyaring; “Dengarkanlah orang sinting itu, orang gila itu. Dia sedang mengkhotbahkan kebangitan dari kematian.” Dan kaum Stoik memberikan sikap yang lebih hormat, mereka menunduk dan berkata, “Lain kali saja kami mendengar engkau berbicara tentang hal itu.”  Dan mereka pergi. Seluruh dunia percaya tentang kekekalan. Tetapi kebangkitan adalah sesuatu yang mustahil bagi mereka.

Itulah sebabnya mengapa anda menemukan katakombe di bawah kota Roma. Para penyembah berhala membakar tubuh orang mati. Tetapi orang-orang Kristen, karena doktrin tentang kebangkitan dari kematian—Tuhan kita telah bangkit dari antara orang mati, kita akan dibangkitkan dari kematian—mereka lebih suka untuk membaringkan orang-orang yang telah meninggal. Dan itulah sebabnya mengapa mereka memiliki katakombe. Berdasarkan hukum, anda harus membakar orang-orang yang telah meninggal. Tetapi orang-orang Kristen Roma yang pertama menguburkan mereka untuk hari kebangkitan Tuhan. Dan mereka membangun, mereka menggali, katakombe-katakombe itu di bahwa kota Roma, di mana mereka menguburkan orang-orang yang mereka kasihi yang telah meninggal.

Jantung utama dari iman Kristen adalah kebangkitan dari kematian. Itulah Paskah. Itulah Hari Tuhan. Itulah pengharapan orang Kristen di dalam Kristus. Kita akan hidup kembali dan kita akan menjadi diri kita sendiri. Di dalam kedatangan yang pertama, Tuhan kita datang untuk membangkitkan roh kita, untuk melharikan kembali roh kita. Di dalam kedatangan yang kedua, Tuhan datang kembali untuk membangkitkan tubuh kita, untuk memperbaharui tubuh kita. Dan seluruhnya berharga di mata Tuhan, roh kita dan tubuh kita. Itulah iman Kristen. Dan jika seseorang mengkhotbahkan iman Kristen, itulah yang akan dia khotbahkan. Bahwa Yesus datang ke dunia ini untuk mati bagi dosa-dosa kita sehingga kita dapat dilahirkan kembali di dalam roh kita. Dan dia akan datang kembali untuk kedua kalinya untuk membuat dan membangkitkan serta meregenerasikan tubuh kita. Itu adalah iman yang hebat. Itu adalah sebuah doktrin yang hebat!

Dan Tuhan menyampaikan di sini, di dalam kehidupan yang indah itu yang akan kita hidupi, dia berkata bahwa di sana tidak akan ada lagi dukacita. Dia akan menghapus seluru air mata kita. Kedukaan mengikuti langkah-langkah kita sama seperti bayangan kita yang mengikuti kita. Di sana, tidak akan ada lagi dukacita dan kematian.

Dapatkah anda membayangkan hal itu? Tidak akan ada lagi gereja yang berlokasi di dalam sebuah pemakaman. Tidak akan ada lagi kuburan yang berada di sisi bukit kemuliaan. Tidak akan ada lagi prosesi pemakamkan sepanjang jalan emas. 

Pukul sebelas tiga puluh pagi ini, di Embry hall kita telah mengadakan ibadah pemakaman. Dan setelah ibadah pemakaman, sepanjang kota Dallas anda akan menemukan kita melewati labirin ini di dalam sebuah prosesi pemakaman. Anda tidak akan melihat hal itu di Yerusalem Baru. Tidak akan ada lagi prosesi pemakaman di jalan emas itu. Dan tidak akan ada miliki sebuah rangkaian bunga yang melingkar, yang digantung di depan pintu rumah kita yang besar di dalam kemuliaan. Dan di sana tidak akan ada lagi ukiran yang akan digoreskan di atas batu pualam:

Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu.

 

Ah, apa yang telah disediakan Allah bagi orang yang mengasihi Dia!

Dan satu hal yang lainnya: Kita akan memiliki sebuah persekutuan yang baru yang penuh berkat dan abadi.

Dan aku melihat kota yang kudus….Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: “Lihatlah, idou, lihat, kemah (skene) Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan (skenosei) diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka.

 

Dapatkah anda membayangkan hal itu? Dapatkah anda membayangkan hal itu? Dapatkah anda membayangkan tinggal di dalam sebuah kota Allah yang indah? Lalu, seperti apakah Allah? Alkitab sangat jelas tentang hal itu dan dengarkanlah saya. Ada sebuah kebodohan dalam hal ini dibandingkan dengan hal lain yang saya tahu di dalam sejarah doktrinal. Anda dengarkanlah saya. Pikiran kita hanya mengetahui kebenaran tentang satu Allah. Satu Allah. Hanya ada satu Allah. Dan kita hanya akan mengenal satu Allah. Jika pikiran dapat mengadung pikiran tentang dua allah, tiga allah, atau banyak allah merupakan sesuatu yang sukar untuk dipikirkan bagi pikiran yang jernih. Pikiran anda mengetahui satu Allah. Hanya satu. Satu-satunya Allah yang anda kenal adalah Allah.

Pengakuan kedua: Satu-satunya Allah yang anda lihat adalah Yesus Kristus, Tuhan Allah Yehova. Di dalam Yohanes 1:1 dimulai dengan kalimat ini: “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.”  “Dan Firman itu adalah Allah.” 

Yohanes 1:14: “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.”  “Dan Firman itu telah menjadi manusia.” “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.  Firman itu telah menjadi manusia.” 

Di dalam Injil Yohanes pasal empat belas disebutkan: “Barangsiapa yang telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa.” Dia dan Bapa adalah satu. Ketika saya melihat Yesus, saya melihat Allah yang sejati di sana. Hanya ada satu Allah. Saya hanya melihat Tuhan Yesus Yehova Allah. Itu adalah satu-satunya Allah yang saya lihat.

Dan satu-satunya Allah yang saya rasakan adalah Roh Kudus. “Aku akan mengutus Dia supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya.” Disebut dengan paraclete, Penghibur, pemberi dorongan. Satu-satunya Allah yang saya kenal adalah Allah. Satu-satunya Allah yang saya lihat adalah Yesus Allah. Satu-satunya Allah yang saya rasakan adalah Roh Kudus di dalam hati saya.

Dan di dalam kota Yerusalem yang indah itu, kita akan tinggal bersama Allah. Kita akan tinggal bersama dengan Tuhan Yesus. Bayangkanlah hal itu! Tidak heran Paulus member pengakuan: 

Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.

 

Dan kita melihat Tuhan Allah dimana kita tinggal bersama dengan Dia. Kita melihat Dia berjalan dan berbicara serta memberkati. Dan kita dapat menyentuhNya dan berbicara kepadaNya. Dan saudara, ada banyak hal yang ingin saya tanyakan kepadaNya! Akan ada emansipasi; kita bebas. Akan ada wahyu; kita mengerti. Dan akan ada inspirasi; kita akan melihat Yesus. Kita akan memandang wajahNya.

Kitab Suci berkata di sini, “…dan hidup. Dan laut tidak ada lagi.” Lalu, mengapa Allah di dalam ciptaan yang baru membicarakan hal itu? “Dan laut tidak ada lagi.” Ada dua alasan untuk hal itu. Yang pertama, laut bagi orang-orang kuno adalah sesuatu yang menakutkan dan monster yang menakutkan. Mereka tidak memiliki ujung. Dan ketika badai datang, ia akan menyembunyikan bintang-bintang, dan pelaut tidak akan memiliki ide di mana mereka berada dan kemana mereka akan ditiup. Laut adalah ciptaan yang menakutkan dalam pandangan dan hari-hari orang-orang di masa lampau.

Dan laut memisahkan Yohanes dengan jemaat yang dikasihinya di balik Pulau Patmos. Dia berada dalam sebuah pulau pengasingan, dia menyampaikan hal itu di dalam Wahyu pasal satu. Dan orang-orang yang dia kasihi dan jemaatnya dan orang-orang yang dekat di hatinya berada di seberang lain dari laut itu. Dan Yohanes berkata, bahwa di dalam kemuliaan kota yang baru itu yang merupakan rumah kita, tidak akan ada lagi pemisah. Kita tidak akan terpisah. Kita akan bersama Tuhan kita dan bersama-sama sampai selama-lamanya.

Hal itu sama seperti ini. Pada suatu hari, saya berlutut di samping prajurit Kristus yang sudah tua itu untuk berdoa. Dan saya berdoa seperti ini, “Allah yang terkasih, orang kudus ini, berikanlah kekuatan kepadanya dan sembuhkan dia serta bangkitkanlah dia dan berikan kepadanya kekuatan untuk menghadapi tahun-tahun selanjutnya, yang akan datang.”

Saya berdoa seperti itu. Dan orang tua yang kudus itu mengangkat tangannya dan menyentuh saya dan menginterupsi doa saya dan berkata kepada saya, “Pendeta, jangan berdoa seperti itu. Jangan minta hal yang seperti itu kepada Allah.” Dia berkata kepada saya, “Pendeta, seluruh keluarga saya telah pergi. Ayah saya dan ibu saya dan semua saudara laki-laki saya dan saudara perempuan saya, semuanya telah pergi. Mereka berada di sisi yang lain. Seluruh keluarga saya juga telah pergi. Istri saya dan anak-anak saya, mereka semuanya telah pergi. Setiap sahabat yang saya kenal selama tahun-tahun hidup saya, semuanya telah pergi. Mereka berada di sisi yang lain. Dan aku sendirian. Aku tinggal sendiri. Pendeta, berdoalah agar Allah melepaskan saya dan membiarkan saya pergi bersamaNya beserta dengan orang-orang yang saya kasihi yang telah terhilang untuk sementara waktu dalam beberapa tahun belakangan ini.”

Lalu, saya mengulang kembali, “Tuhan, lihatlah ke dalam pengembaraan dari anakMu dalam iman, dalam kasih dan anugerahMu, yang kini tinggal sendiri di dunia ini. Dia adalah seorang asing di sini. Tuhan, sekarang, bukalah pintu kemuliaan dan lepaskanlah dia agar dapat masuk melalui gerbang itu.” Dan sesaat kemudian, dia menutup matanya dan Allah menyambut dia dalam kemuliaan.

Itulah maksud dari hal itu. “Dan laut pun tidak ada lagi.” Tidak ada lagi pemisah. Ada air yang dingin dan gelap yang bergulung antara kita dan Tuhan kita; air yang dingin, hitam yang bergulung antara kita dan kekekalan; air yang dingin dan gelap yang bergulung antara kita dan sorga.

Tetapi di dalam kemuliaan; tidak ada lagi laut; tidak ada lagi air yang gelap dan bergulung antara kita dan Tuhan kita dan orang-orang yang kita kasihi yang untuk sementara ini terhilang. Itulah iman Kristen. Allah berkata bahwa warisan kita tidak di sini, tetapi di sana; rumah kita tidak di sini tetapi di sana; kediaman kekal kita, skene kita, tidak di sini tetapi di sana. Kita adalah orang asing dan pengembara di dunia ini dengan wajah kita yang terarah kepada tanah perjanjian Allah.  

 

Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.