KEBANGKITAN YANG PERTAMA DAN YANG KEDUA

(THE FIRST AND SECOND RESURRECTION)

 

Dr.  W.  A.  Criswell

 

Wahyu 20:4-6

04-28-63

Kami mengucapkan selamat datang bagi anda semua yang sedang mendengarkan ibadah ini melalui siaran radio dan yang menyaksikannya melalui siaran televisi, anda sedang bergabung dalam ibadah dari Gereja First Baptist Dallas. Saya adalah pendeta yang sedang menyampaikan khotbah awal pagi. Sebuah khotbah yang sangat bermakna bagi saya ketika saya mempersiapkannya, lebih dari pada khotbah lain yang pernah saya siapkan selama lebih dari 35 tahun saya menjadi seorang pendeta. Itu adalah sebuah khotbah yang berkaitan dengan setiap orang dari kita. Suatu hari, suatu waktu, kita akan mengalami kuasa Allah ketika Dia membangkitkan kita dari kematian. Sama seperti bahwa kita pasti mati—dan kita adalah orang-orang yang sekarat—demikian juga bahwa kita akan dibangkitkan kembali. Dan sama seperti bahwa kita akan dibangkitkan demikian juga Allah akan menghakimi kita. Kita memiliki tugas di dalam takdir kita. Kita memiliki sebuah pertemuan yang pasti dengan Tuhan.

Di luar sedang turun hujan. Kita tidak memiliki tempat tertentu untuk bepergian, jadi jika saya memulai dan menyampaikan khotbah ini selama satu atau dua jam, anda akan bersukacita terhadap kebenaran Allah yang disampaikan dan melupakan masalah waktu. 

Setelah bertahun-tahun berkhotbah melalui kitab-kitab di dalam Alkitab, kita telah tiba di Kitab Wahyu. Dan di dalam seri khotbah kita melalui Kitab Wahyu, kita akhirnya tiba di pasal 20. Dan di dalam khotbah kita melalui pasal dua puluh, kita akan mulai dari ayat empat hingga ayat enam. Dan Judul khotbah kita adalah: Kebangkitan Yang Pertama dan Yang Kedua.

Ini adalah bacaan dari teks kita, dalam Wahyu 20:4:

Lalu aku melihat takhta-takhta dan orang-orang yang duduk di atasnya; kepada mereka diserahkan kuasa untuk menghakimi. Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yesus dan karena firman Allah; yang tidak menyembah binatang itu dan patungnya dan yang tidak juga menerima tandanya pada dahi dan tangan mereka; dan mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun.

Tetapi orang-orang mati yang lain tidak bangkit sebelum berakhir masa yang seribu tahun itu. Inilah kebangkitan pertama.

he anastasis he prote—ekspresi yang sangat empatik: “Inilah kebangkitan pertama.”

Berbahagia dan kuduslah ia, yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu. Kematian yang kedua tidak berkuasa lagi atas mereka, tetapi mereka akan menjadi imam-imam Allah dan Kristus, dan mereka akan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya.

Kapan saja di dalam Alkitab—dan lebih dari 40 kali kata anastasis digunakan dalam Perjanjian baru—kapan saja di dalam Alkitab kata anastasis digunakan, maka kata itu pasti merujuk kepada kebangkitan dari tubuh yang telah mati. Dan tidak ada pengecualian terhadap penggunaan kata itu di dunia. Kata anastasis, diterjemahkan dengan “kebangkitan,” merujuk kepada bangkitnya tubuh yang telah mati. Yang pertama kita akan melihat ke dalam teks kita. Kemudian kita akan melihat apa yang disampaikan Allah tentang kebangkitan tubuh kita yang telah mati.

Penglihatan itu dimulai dengan kalimat, “Lalu aku melihat takhta-takhta dan orang-orang yang duduk di atasnya; kepada mereka diserahkan kuasa untuk menghakimi.” Ini adalah upah terakhir  yang telah disediakan Allah bagi orang kudusNya dan orang-orang percaya. Saya melihat mereka semua di dalam kemuliaan. Di akhir dari pengikatan Setan, ketika Setan dilemparkan ke dalam jurang maut, ketika Allah memulai millennium yang baru itu, penglihatan pertama yang dilihat oleh Yohanes adalah pemandangan dari seluruh umat Allah, yang telah menerima upah, duduk di atas takhta dan menghakimi seluruh ciptaan Allah. Anda tidak akan memperoleh takhta anda, hingga akhir waktu. Seseorang tidak mati ketika dia mati. Pengaruhnya masih tetap hidup dan terus berlangsung. Dan hanya pada akhir waktu upah itu diberikan kepada manusia. 

Jadi, pada di akhir zaman, Yohanes melihat semua kebangkitan yang mulia ini, anak-anak Allah yang kudus, yang duduk di atas takhta dan telah mendapat upahnya. Ini adalah penggenapan dari janji yang telah dibuat Tuhan bagi murid-muridNya di dalam Lukas pasal sembilan belas, bahwa mereka akan duduk di atas takhta dan menghakimi Israel. Ini adalah penegasan dari perkataan yang mulia, yang disampaikan Paulus dalam 1 Korintus pasal enam ayat dua, ketika dia berkata: “Kita akan menghakimi dunia—orang-orang kudus Allah akan menghakimi dunia.” Kemudian di dalam ayat berikutnya, ayitu ayat 3, dia berkata: “Orang-orang kudus Allah akan menghakimi malaikat-malaikat.”

Dan ini adalah penggenapan dari kemuliaan janji Tuhan kita di dalam Wahyu 3:21 bagi orang-orang yang telah menang. Kita akan berbagi bersama dengan Dia di atas takhtaNya sendiri—di dalam takhta Allah Bapa di sorga. Hal itu akan digenapi—“ Lalu aku melihat takhta-takhta dan orang-orang yang duduk di atasnya; kepada mereka diserahkan kuasa untuk menghakimi.”—kejaayaan dari zaman millennium, dan penobatan serta peninggian serta pemberian upah bagi orang-orang kudus Allah yang dibangkitkan. Kemudian di dalam pemandangan besar dari semua umat Allah yang telah selamat—di dalam pemandangan itu, dia melihat sebuah kelompok yang khusus dan istimewa—dan dia mengkhususkan mereka:

Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yesus…. dan mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun.

Kemudian ada dua alasan bagi Sang Rasul untuk mengkhususkan, untuk menandai, kelompok khusus ini yang telah dibangkitkan dan yang memerintah ini. Yang pertama, sebuah tanda yang telah dipersembahkan sebagai kesetiaan yang tertinggi bagi Yesus. Seseorang tidak dapat menyerahkan hal yang lebih kepada Yesus selain dari pada menyerahkan hidupnya. Ketika hukum mengambil hidup seseorang, dia menempatkan dirinya hukuman tertinggi yang dikenal oleh negara. Dan ketika seseorang mempersembahkan hidupnya kepada Yesus, dan menyerahkan hidupnya bagi kesaksian Injil Anak Allah, dia telah mempersembahkan kepada hidup Tuhan kita, kesaksian yang tertinggi.

Dan para martir ini secara khusus telah ditetapkan. Lalu mereka hanya sebuah bagian, dari kumpulan orang-orang yang telah dibangkitkan Allah dan dari  orang-orang kudus yang telah ditebus. Tanda dari para martir ini adalah sama dengan hal yang ada temukan di dalam Wahyu pasal satu ayat tujuh: Kristus datang “…dan setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia.”

Lalu, mereka yang telah menikam dia bukan sebuah kelompok yang terpisah dari seluruh kelompok yang akan melihat Dia, tetapi hal itu akan menunjuk mereka keluar—di dalam kedatangan Tuhan kita ketika seluruh dunia akan melihat Dia, para pembunuh Tuhan akan secara khusus dan tentu saja yang memiliki konfrontasi dengan Tuhan. Tetapi mereka menjadi bagian kelompok besar yang akan melihat Dia. Jadi para martir yang ada di sini—mereka hanya merupakan sebuah bagian dari kelompok besar umat Allah, yang telah dibangkitkan, ditebus, diberikan upah dan duduk di atas takhta.

Lalu, ada alasan lain mengapa mereka secara khusus ditandai. Yaitu di dalam pembukaan materai yang kelima, di dalam Kitab Wahyu pasal enam ayat sembilan, Yohanes melihat di bawah altar “jiwa-jiwa mereka yang telah dibunuh oleh karena firman Allah…yang berseru dan berkata, berapa lama lagi?” 

Lalu, itu adalah kepentingan dari sebuah jawaban. Apa yang dilakukan Allah dengan para martir ini, yang telah menyerahkan hidup mereka, yang telah dibunuh oleh para pembunuh dan para penghujat? Kepentingan dari sebuah jawaban. Jawabannya ditemukan di kesudahan zaman ini. Allah membangkitkan mereka dari kematian, dan mereka hidup kembali.

Lalu ada beberapa orang yang terganggu dengan merujuk mereka sebagai tas psuchas, yang diterjemahkan dengan “jiwa-jiwa.” Apa maksud anda dengan “jiwa-jiwa” di dalam cara itu, yang berkenaan dengan hal itu? Di dalam Kisah Rasul pasal dua, di sebutkan ada 3000 “jiwa” yang ditambahkan bagi mereka. Di dalam pasal tujuh, ketika Stefanus berbicara tentang Israel yang pergi ke tanah Mesir, dengan undangan Yusuf, ada 75 “jiwa” yang berangkat. Di dalam Kisah rasul pasal dua puluh tujuh, ketika menggambarkan kapal karang yang ditumpangi Paulus dalam perjalanan ke Roma, di situ disebutkan bahwa ada 267 “jiwa” di atas kapal itu. Dan ketika 1 Petrus 3 menggambarkan orang-orang yang selamat di dalam bahtera pada zaman Nuh, merujuk kepada delapan “jiwa.” Dan penggunaan kata “jiwa-jiwa” merupakan penghormatan terhadap orang-orang. Mereka adalah orang-orang yang telah dipenggal. Sebuah jiwa tidak pernah mati.

Di dalam materai kelima, di situ disebutkan dia melihat jiwa-jiwa yang tanpa tubuh. Mereka mati secara tubuh. Tetapi di sini, pada hari kebangkitan, pada saat millennium Tuhan kita, dia melihat jiwa-jiwa yang sama, yang tanpa tubuh, pribadi yang tanpa tubuh, dia melihat mereka dibangkitkan dari kematian. Kata kerja yang digunakan adalah  ezesan—“hidup kembali” dan diterjemahkan di dalam ayat berikutnya “tidak hidup kembali”—jiwa-jiwa ini dibangkitkan bersama dengan tubuh mereka dan mereka hidup bersama dengan Tuhan dalam tubuh mereka di dalam kemuliaan. Kemudian ayat itu juga berbicara tentang “orang-orang mati yang lain,” bahwa mereka tidak akan bangkit sebelum berakhir masa seribu tahun itul. Ini adalah kebangkitan tubuh yang pertama dari kematian.  Kemudian kita memiliki kebangkitan yang kedua. Kapan saja anda memiliki “yang pertama” anda memiliki “yang kedua.” Ada sebuah kebangkitan yang kedua.

Lalu, hal itu menuntun kita kepada sebuah diskusi tentang apa yang disampaikan Allah kepada kita tentang kebangkitan dari tubuh ini yang telah meninggal. Ini adalah sebuah hal yang aneh: Tidak ada tempat di dalam firman Allah di mana seluruh penglihatan tentang kebangkitan orang mati digambarkan. Hal itu terjadi sebagian. Di sini dan di sana serta pada masa lampau, sepanjang Firman Allah. Dan pada pagi hari ini, di dalam waktu yang kita miliki, kita akan meletakkan referensi ini secara bersama-sama terhadap kebangkitan antara orang mati dan melihat apa yang Allah sampaikan kepada kita tentang orang-orang yang hidup kembali ini, yang telah jatuh ke dalam kuburan.

Yang pertama dari semua, kita akan melihat apa yang Allah sampaikan tentang kebangkitan. Di dalam Kitab Matius pasal dua puluh dua, Tuhan kita sedang mendiskusikan hal yang paling mendasar dengan orang Saduki: “Karena orang Saduki berkata bahwa tidak ada kebangkitan.” Tuhan kita di dalam menjawab pertanyaan yang dibawa orang Saduki kepadanya, berkata tentang kebangkitan di dalam kemuliaan, “Kamu tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga.” Berdasarkan Tuhan kita, ada sebuah kebangkitan.

Di dalam Kitab Yohanes pasal sebelas, ketika Yesus sedang berbicara dengan Martha, kata Yesus kepada Marta: "Saudaramu akan bangkit, Lazarus yang telah meninggal.”  Kata Marta kepada-Nya: "Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman." Ada sebuah kebangkitan.

Di dalam Kisah Rasul pasal dua puluh enam, Paulus sedang mengadakan pembelaan terhadap dirinya di hadapan raja Aggripa. Dan dia berkata kepada raja Yahudi itu “Mengapa kamu menganggap mustahil, bahwa Allah membangkitkan orang mati?” Lalu, dari hal itu, di dalam Alkitab, kita memiliki sebuah pengakuan tentang kebangkitan orang mati.

Baiklah. Hal yang kedua di dalam Alkitab: Di dalam kebangkitan ada sebuah seleksi, ada sebuah seleksi kebangkitan. Ada sebuah pilihan dari umat Allah yang percaya kepadaNya. Sebagai contoh, Di dalam Lukas 14 ayat 14, Tuhan memuji orang untuk melakukan sebuah hal tertentu dan berkata: “Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar.” Ada sebuah kebangkitan dari umat Allah, sebuah seleksi, kelompok pilihan: “Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang benar.”

Contoh lainnya, yaitu dalam Kitab Yohanes pasal enam, Tuhan kita sedang berbicara kepada murid-muridNya tentang orang yang bertanya kepadanya, dan Dia berkata,  “Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.”  Kemudian Dia mengulanginya kembali: “Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman.” Kemudian Dia mengulangnya lagi: “Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman.”  Jadi di dalam kebangkitan ada sebuah pilihan. Ada sebuah kelompok yang diseleksi yang akan dibangkitkan Allah: yang orang-orang yang percaya kepadaNya. 

Lalu, hal itu diekspresikan oleh Rasul Paulus  di dalam surat Filipi pasal tiga. Ketika menggambarkan segala sesuatu yang dia serahkan kepada Yesus, dia menyerahkan segala sesuatunya sehingga dia dapat memperoleh Kritus. Kemudian dia berkata:

Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus …

Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya …

Supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.

Dan hal itu yang disampaikan Paulus “Aku mendesak maju”—“Aku ingin memperoleh” dan kata jauh melampaui dari apa yang anda miliki di sini: ten exanastasin ten ek vekron—terjemahan yang sesungguhnya dari itu adalah, “Jika dengan apa saja aku dapat memperoleh hal itu, yang bangkit dari” Itu adalah terjemahan yang tepat dari hal itu; “bagi orang yang dibangkitkan dari antara orang mati.”  

Di dalam kuburan yang luas yang ada di dunia ini. Akan ada sebuah seleksi “dari antara.” Allah akan membangkitkan orang-orang yang percaya di dalam Dia. Dan itu adalah sebuah pilihan, seleksi kebangkitan.

Kemudian kita belajar hal lainnya: Juga ada kebangkitan dari orang-orang yang dihukum, orang-orang yang terhilang. Seseorang tidak mati ketika dia mati. Rohnya tetap hidup, tetapi orang itu akan dibangkitkan. Sebagai contoh, kita dapat melihatnya di dalam Daniel pasal dua belas, “Dan banyak dari antara  orang-orang yang telah tidur di dalam debu tanah, akan  bangun, sebagian untuk mendapat hidup yang kekal, sebagian untuk mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal.”

Lagi, di dalam Kitab Yohanes pasal lima, Tuhan kita berkata:

Jangan kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suaraNya, dan mereka yang berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum.

Dan tidak hanya sebuah kelompok pilihan yang akan dibangkitkan di dalam kebangkitan hidup. tetapi juga bagi orang-orang yang tertinggal, juga ada kebangkitan bagi orang-orang yang dihukum, sebuah kebangkitan ke dalam neraka, sebuah kebangkitan di dalam penghakiman dan hukuman yang mengerikan dari Allah yang Mahatinggi.

Baiklah, hal lain yang disingkapkan Alkitab kepada kita: bahwa ada sebuah waktu, ada sebuah periode waktu antara kebangkitan yang pertama dari umat pilihan Allah dan kebangkitan yang lain, yang merupakan sebuah kebangkitan dari orang-orang yang dihukum. Ada sebuah waktu antara mereka. Mereka tidak dibangkitkan bersama-sama, tetapi mereka dibangkitkan dalam waktu yang berbeda

Sebagai contoh, dalam surat 1 Tesalonika pasal empat ayat 16 disebutkan “maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit.”  Hal itu bermakna berkenaan dengan kita yang masih hidup pada saat kedatangan Tuhan. Tetapi hal itu juga berkenaan dengan orang-orang yang masih tinggal di dalam kuburan mereka.

Kemudian, di dalam Kitab Wahyu pasal dua puluh, saya belajar bahwa ada seribu tahun yang menjadi selang antara kebangkitan, anastasis, dari orang-orang yang tubuhnya masih ada di dalam kuburan, anastasis, kebangkitan dari orang-orang yang percaya kepada Yesus dan orang-orang terhilang yang telah mati, orang-orang yang tidak percaya dan para penghujat.  

Lalu, ketika dia merujuk kepada kebangkitan yang pertama: “Tetapi orang-orang mati yang lain tidak bangkit sebelum berakhir masa yang seribu tahun itu. Inilah kebangkitan pertama.” Jika itu adalah kebangkitan yang pertama dan ini adalah orang-orang yang dibangkitkan, dan kemudian masih ada orang-orang yang berada di dalam kuburan untuk kebangkitan yang kedua yang tidak mendapat bagian di dalam kebangkitan  yang pertama. Mereka sangat berbeda, karena mereka yang dibangkitkan dalam kebangkitan yang pertama adalah orang-orang yang telah selamat, karena di situ disebutkan, “Berbahagialah dan kuduslah ia, yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu.” Tetapi juga ada sebuah kebangkitan bagi orang-orang yang dihukum, sebuah kebangkitan ke dalam neraka dan nyala api. Dan itu adalah kebangkitan yang kedua.  

Sekarang, setelah melihat apa yang Allah sampaikan tentang kebangkitan, mari kita melihat apa yang Allah sampaikan tentang kebangkitan yang pertama dari orang-orang kudusNya. Kita belajar dari Kitab Allah bahwa kebangkitan umat Allah tidak pada saat yang bersamaan, tetapi ada sebuah seri kebangkitan, dalam sebuah suksesi.

Di dalam surat 1 Korintus pasal lima belas, bagian yang telah anda baca bersama-sama, Paulus memberikan garis besar dari suksesi itu, rangkaian, kumpulan, pasukan yang muncul di hadapan Allah di dalam kebangkitan yang mulia. Inilah pasal dari yang telah anda baca itu:

Tetapi sekarang bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. Tetapi tiap-tiap orang—setiap orang, setiap jiwa—di dalam tagma-nya sendiri: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milikNya pada waktu kedatanganNya. Kemudian tiba kesudahannya….

Empat kelompok di dalam tagma itu—setiap orang di tagma tagmanya sendiri.  Tagma adalah sebuah sebuah kata Yunani untuk sebuah seri, untuk sebuah suksesi, atau sebuah pasukan atau sebuah kumpulan, sebagaimana mereka akan datang.  Tagma: setiap orang di dalam suksesinya, di dalam urutannya sendiri, di dalam tipenya sendiri, di dalam pasukannya ssendiri, di dalam kumpulannya sendiri. Kemudian dia menyebutkan kumpulan-kumpulan itu: Kristus, Buah Sulung; mereka berada di dalam Kristus pada saat kedatanganNya; kemudian yang terakhir.

Kemudian, dia mengikuti sebuah gambaran tipologi yang diberikan di dalam Perayaan Buah Sulung, yang merupakan bagian dari perayaan di antara umat Israel. Saya berharap anda semua dapat bergabung dengan kami di dalam Persekutuan Minggu Orang Yahudi. Suatu malam, sebagai contoh, Tom McCall mengutip Kitab Imamat pasal dua puluh tiga. Di sana, Allah menyebutkan tujuh perayaan besar. Dan seluruh perayaan itu memiliki sebuah makna rohani. Mereka memiliki sebuah ramalan yang besar, sebuah nubuatan besar. Mereka melambangkan beberapa peristiwa di dalam kehidupan Tuhan kita. Mereka memiliki sebuah makna yang dalam.

Sebagai contoh, perayaan yang pertama adalah Paskah, dan hal itu merepresentasikan kematian Tuhan kita, Yang kedua adalah Hari Raya Roti Tidak Beragi. Itu adalah penguburan Tuhan kita—mengambil roti yang tidak beragi dan menyembunyikannya, Dan yang ketiga adalah Hari Raya Buah Sulung; itu adalah kebangkitan Tuhan kita. Dan yang berikutnya, yang keempat adalah  Hari Raya Pentakosta, dan itu adalah kedatangan Roh Kudus. Yang kelima adalah Hari Raya Meniup Serunai, dan itu adalah tanda dari kedatangan Tuhan kita. Dan perayaan selanjutnya, adalah Hari Raya Pendamaian, itu adalah kesusahan besar dan ratapan umat Allah ketika mereka kembali kepada Tuhan dan menerima Mesias mereka. Dan yang terakhir ialah Hari Raya Pondok Daun, yang merupakan gambaran dari kemuliaan dan kebahagiaan Allah dan zaman millennium.

Lalu, di dalam perayaan-perayaan itu, Rasul Paulus mengambil Hari Raya Buah Sulung, yang melukiskan tentang kebangkitan Tuhan kita. Dan Hari Raya Buah Sulung dimulai pada hari mingggu. Perayaan itu dimulai pada hari pertama setelah sabat. Dan dimulai pada minggu pertama setelah Paskah. Dan Tuhan kita disalibkan pada saat Paskah. Dia telah mati. Dia telah dikuburkan. Dan pada hari pertama, Dia bangkit dari kematian. Setiap kali kita bertemu pada hari minggu, kita merayakan Hari Raya Buah Sulung. Setiap kali kita bertemu di dalam rumah Tuhan pada hari pertama setiap minggu, kita sedang merayakan sebuah ibadah Paskah.

Kebangkitan Tuhan kita, itulah sebabnya mengapa kita berkumpul. Kita tidak berada di bawah perintah apa pun untuk bertemu pada hari minggu atau hari lainnya. Kita melakukan hal ini karena kasih yang mengalir dari hati kita, dari sukacita yang ada bahwa Yesus telah hidup kembali, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari kematian. Inilah Paskah kita. Inilah minggu kita. Inilah hari pertama kita. Inilah Hari Raya Buah Sulung kita. 

Kemudian, Hari Raya Buah Sulung memiliki tiga bagian. Yang pertama, pada hari itu, hari pertama setelah sabat, pada hari minggu sesudah Paskah, orang Israel pergi ke ladang gandum dan di sana dia mengambil seberkas gandum. Dan dia mengambil hal itu—buah sulung—dia mengambil seberkas buah sulung dari tuaian yang akan datang; dan membawanya kepada imam dan dia mempersembahkannya kepada Tuhan. Dan imam membawanya ke Kemah Suci dan di sana dia melambai-lambaikannya di hadapan Tuhan. Itu adalah sebuah tanda, itu adalah sebuah lambang dari dedikasi seluruh hasil tuaian yang akan diberikan dan didedikasikan kepada Tuhan. 

Jadi, pada hari itu, ketika buah sulung dipersembahkan kepada Tuhan, anda hanya memiliki satu berkas gandum. Dan bagian yang kedua adalah penuaian hasil panen yang dilakukan pada musim panas. Dan di akhir penuaian itu, anda memiliki hasil yang dikumpulkan sedikit demi sedikit. Jadi, di dalam mempersembahkan hasil panen kepada Allah, di sana ada seberkas gandum. Kemudian ada saat penuaian, termasuk tuaian gandum. Dan akhirnya, tuaian yang dikumpulkan sedikit-sedikit, lama sesudah panen selesai, dan mengambil kepada gandum yang telah dihancurkan dan diinjak-injak saat mengumpulkannya.  

Paulus menggunakan bayangan itu dan mengikutinya dengan sangat indah di dalam kebangkitan itu. Di dalam kebangkitan umat Allah, di dalam kebangkitan kita yang telah diselamatkan, yang memiliki sebuah tagma—yang memiliki sebuah suksesi, sebuah rangkaian. Dan kita datang ke hadapan Tuhan dengan pasukan dan dalam kumpulan yang berbeda. Yang pertama adalah Kristus, Dia adalah yang pertama bangkit dari kematian.

Lalu, anda mungkin memiliki contoh dari penyadaran seseorang. Sebagai contoh, orang yang telah mati dan ketika dia menyentuh tulang Elisa, dia menjadi sadar. Anda memiliki kisah tentang anak perempuan Sunem yang dihidupkan kembali oleh Elia. Anda memiliki kisah penyadaran anak seorang janda Nain. Anda memiliki kisah dari penyadaran Lazarus. Anda memiliki kisah dari putri Yairus yang disadarkan kembali. Tetapi semua contoh itu merupakan tubuh yang disadarkan kembali. Tubuh itu akan kembali ke dalam debu tanah, mati, tidak bersifat kekal. Itu bukanlah kebangkitan.

Yang pertama bangkit dari kematian adalah Adam kita yang kedua. Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam pertama, demikian pula semua orang akan dibangkitkan dalam persekutuan Adam kedua. Jadi, yang pertama  bangkit dari kematian adalah Tuhan kita Yesus Kristus. 

Baiklah, Paulus berkata itulah yang pertama. Kemudian dia berkata tentang buah sulung pertama yang berikutnya, sejumah orang, kumpulan kecil yang dibawa ke hadapan Tuhan sebagai sebuah kepentingan, sebuah jaminan dari tuaian besar yang akan didedikasikan, yang akan dibangkitkan. Baiklah, mari kita melihat apakah Paulus benar di dalam menggambarkan suksesi ini. Kita akan melihat sebuah tuaian yang sedikit, buah sulung yang sedikit, berkas gandum yang dilambaikan di hadapan Tuhan.

Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah, dan kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit. Dan sesudah kebangkitan Yesus, merekapun keluar dari kubur, lalu masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang.

Baiklah. Paulus berkata, Kristus yang pertama, kemudian buah sulung pertama. Ketika Tuhan masuk ke dalam sorga, bangkit dari kematian, Dia tidak pergi sendirian. Dia memiliki sebuah kumpulan kecil yang bersama dengan Dia. Dia memiliki pasukan kecil yang bersama dengan Dia. Dia memiliki sekumpulan jiwa yang bersama dengan Dia. Mereka adalah buah sulung pertama yang dibawa ke hadapan Tuhan. Mereka adalah pertanda. Mereka adalah sebuah jaminan, sebuah garansi. Mereka adalah sebuah janji dari tuaian besar yang akan datang.

Kemudian, Paulus akan berbicara tentang hal itu: “Setiap orang berada di dalam tagma-nya.” Kristus yang pertama. Dia adalah yang pertama bangkit dari kematian. Kemudian buah sulung selanjutnya, sejumlah kecil orang kudus yang dibangkitkan setelah Kristus dibangkitkan. Dan mereka pergi ke dalam kemuliaan bersama dengan Tuhan kita yang mulia.

Sekarang, kita telah memiliki tiga kelompok di sini: “Sesudahnya itu mereka yang menjadi milik Kristus pada waktu kedatanganNya.” Dan itu adalah pengangkatan, raptur, pengambilan umat Allah ketika Tuhan datang. “Lihatlah, Dia datang bersama dengan orang-orang kudusNya.”  “Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit.” Itu adalah tuaian besar, ketika Tuhan datang bagi milik kepunyaanNya.

Kristus yang pertama, kemudian sejumlah kecil buah sulung, kemudian kita semua. Jika Tuhan menunda kedatanganNya dan kita menjadi debu tanah, maka kita semua akan dibangkitkan, yang merupakan tubuh utama dari tuaian pada saat kebangkitan.

Kemudian, dia berkata, “kesudahannya.” Alkitab anda menerjemahkannya dengan, “Kemudian tiba kesudahannya.” Lalu, kata “tiba”—beberapa orang menempatkannya karena mereka menginginkannya. Mengapa mereka meletakkan kata itu, saya tidak tahu. Tetapi beberpa orang meletakkannya. Akan tetapi kata itu tidak terdapat dalam bahasa Yunani.

Paulus berkata, “pada akhirnya—di dalam kesudahannya.” Jadi kita juga memiliki tuaian di bagian akhir, sama seperti pada tuaian besar dan buah sulung. Yang pertama adalah buah sulung, kemudian tuaian besar, dan yang terakhir mengumpulkan sisa yang sedikit. Lalu, kita akan memiliki tuaian yang dikumpulkan sedikit demi sedikit “di kesudahgannya.” Dan ketika saya berpaling ke dalam Alkitab ini, di dalam Kitab wahyu pasal tujuh ada beberapa tuaian akhir. Di hadapan takhta Allah, ada dua puluh empat tua-tua. 12 orang mewakili orang-orang kudus Perjanjian Lama, 12 orang dari mereka mewakili orang-orang kudus Perjanjian Baru. Dan ke dua puluh empat orang itu mewakili orang-orang kudus Allah, seluruh umat Tuhan yang dibangkitkan. Mereka duduk di atas takhta, sama seperti yang anda lihat di dalam Wahyu pasal dua puluh, mereka duduk di atas takhta, dimahkotai dan diberikan upah.  

Mereka adalah umat Allah. Tetapi bukan semua. Ada sejumlah orang yang merupakan tuaian akhir, karena di sini, di hadapan tua-tua ini, ada sebuah kumpulan besar. Dan Yohanes berkata, “Dari manakah mereka berasal? Siapakah mereka ini? Aku tidak pernah melihat mereka sebelumnya. Saya tidak mengenal satu pun dari mereka.”

Lalu, seandainya mereka adalah orang-orang yang diselamatkan pada masa Paulus, pada masa Yohanes, dia akan mengenali beberapa dari mereka. Kenapa, karena anda akan mengenali ibu anda. Anda akan mengenali ayah anda, jika mereka telah mendahului anda. Anda akan mengenali beberapa sahabat anda. Tetapi ketika Yohanes melihat kelompok itu, dia tidak mengenali satu orang pun dari mereka. Dia berkata, “Aku tidak pernah melihat mereka sebelumnya. Dari manakah mereka berasal?”

Dan salah satu tua-tua itu berkata, “Mereka ini adalah orang-orang yang telah keluar dari kesusahan besar.” Mereka adalah bagian dari tuaian yang terakhir. Setelah kita semua berada di dalam kemuliaan, setelah kita semua berada di dalam sorga, di dunia ini yang berada dalam masa kesusahan besar yang mengerikan, Allah menyelamatkan beberapa orang dari mereka. Dan mereka adalah tuaian akhir yang dikumpulkan. Setelah sisa tuaian dikumpulkan, masih ada sejumlah tuaian akhir yang dikumpulkan sedikit demi sedikit.

Kemudian, ketika saya berpaling ke dalam Wahyu pasal sebelas ayat sebelas, saya membaca tentang dua orang saksi, dua orang saksi Tuhan Allah di dalam dunia ini. Dan pada masa kesusahan besar yang gelap itu, masa yang penuh tekanan, kedua saksi ini dibunuh oleh orang jahat. Tetapi setelah tiga setengah hari, roh kehidupan masuk ke dalam mereka dan mereka naik ke sorga. Ada beberapa sisa, ini adalah dua tuaian akhir lainnya yang Tuhan bangkitkan dari kematian. 

Kemudian saya berpaling ke dalam Kitab Wahyu pasal empat belas: “Dan aku melihat: sesungguhnya Anak Domba berdiri di bukit Sion.” Dan bersama dengan Dia, ada 144.000 orang yang telah ditebus dari bumi. Mereka adalah tuaian terakhir, 144.000 orang, yang dikumpulkan oleh Tuhan.

Dan kemudian, ketika saya berpaling ke dalam pasal yang telah saya baca untuk anda, ini adalah jiwa-jiwa dari mereka yang telah dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yesus. Dan mereka telah dibangkitkan dari kematian. Mereka hidup kembali. Mereka adalah tuaian akhir yang telah dibangkitkan oleh Allah dan bertakhta bersama dengan seluruh anak-anak kudus Allah. 

Bukankah itu merupakan sebuah hal yang sangat indah? Tidak seorang pun yang akan terhilang, bahkan orang kudus Allah yang terakhir, setiap orang dari mereka di dalam waktu Allah dan di dalam kemapuan Allah serta di dalam kuasa Allah. Setiap orang dari mereka akan dibangkitkan.

Ketika kebangkitan Yesus disampaikan, kita belum diberitahukan semuanya. Tunggu sebentar! Ada beberapa yang lainnya! Ada kisah selanjutnya. Ada kebangkitan dari sejumlah kecil orang-orang. Dan mereka dibangkitkan setelah kebangkitan Kristus dan pergi bersama dengan Dia di dalam kemuliaan. Tetapi tunggu sejenak! Itu bukan semuanya. Lalu ada beberapa orang lainnya. Itu adalah sebuah pertanda, sebuah jaminan, sebuah jaminan dari pengharapan yang besar, tuaian yang utama, yaitu orang-orang yang telah meninggal di dalam Yesus dan mereka akan dibangkitkan pada saat kedatangan Tuhan, pada saat bunyi sangkakala dan penghulu malaikat berseru.

Tetapi tunggu sejenak! Itu itu bukan semuanya. Ada beberapa orang yang masih tertinggal. Ada beberapa orang yang akan melalui kesusahan besar. Mereka adalah orang-orang yang akan dibunuh oleh Binatang dan Nabi Palsu. Mereka tidak dilupakan. Karunia Tuhan akan berlanjut di bumi ini dan mereka ini adalah tuaian yang terakhir dari Tuhan. Dan akhirnya, ketika Tuhan membuka kitab di dalam kemuliaan, setiap orang yang namanya ada di dalam Kitab Kehidupan Anak Domba, setiap orang dari mereka akan berada di sana, tanpa ada satu orang pun yang terhilang. 

Saudara, tidakkah anda menginginkan untuk memiliki sebuah waktu di sini dan berkothan tentang pemeliharaan elektif Allah? Seperti 144.000 orang yang ada di dalam Wahyu pasal tujuh, ketika mereka dimateraikan, dan di dalam Wahyu pasal empat belas ketika mereka berada di Bukit Sion, mereka tidak berjumlah 139.499 orang. Mereka berjumlah 144.000 orang. Setiap orang dari mereka berada di sana. Oh, kemampuan Allah, di mana Allah mengingat kita dan memelihara kita.

Saya telah membaca tentang para pengkhotbah masa lalu, dan beberapa orang telah berkonfrontasi dengan mereka dan seseorang telah berkata kepada salah satu dari mereka, “Pemilihan elektif Allah ini, tujuan Allah ini merupakan sebuah doktrin yang mengerikan! Itu adalah sebuah doktrin yang mengerikan! Yang berarti bahwa beberapa orang tidak dapat diselamatkan.”

Dan pengkhotbah itu menjawab, “Hal itu mungkin benar. Di dalam tujuan elektif Allah, mungkin ada beberapa orang yang akan berkata tidak kepada Yesus, dan tidak kepada Tuhan dan tidak bertobat serta diselamatkan. Tetapi,” dia berkata, “Saya memiliki jaminan, setiap kali saya berdiri dan berkhotbah, dan setiap kali saya menyampaikan firman Allah, tujuan elektif Allah berkata kepada saya bahwa akan ada beberapa orang yang akan selamat.” Dan jaminan itu selalu bersama dengan Tuhan. Tidak seorang pun dari kita yang akan ditinggalkan. Mereka akan dibangkitkan, yaitu mereka yang telah Allah tuliskan di dalam KitabNya. Saya tidak pernah melihat Kitab Allah itu. Saya tidak tahu nama-nama siapakah yang ada di dalamnya. Tetapi setiap orang yang namanya telah ditulis dalam Kitab Kehidupan Anak Domba—setiap orang yang  datang menelusuri lorong bangku ini, dia akan menyerahkan tangannya kepada pendeta, dia akan menerima Yesus sebagai Jurselamatnya dan dia akan berada di dalam pertemuan besar bersama dengan Allah—setiap orang dari mereka, setiap orang dari yang namanya telah tertulis di dalam Kitab Kehidupan Anak Domba.

Dan setiap orang yang tertulis di dalam Kitab Kehidupan Anak Domba, mereka mungkin jatuh ke dalam debu tanah, tetapi Tuhan akan membangkitkan mereka. Tuhan menandai tempat itu. Tuhan melihat debu itu. Dan mereka berharga bagi Allah dan dipisahkan hanya bagi Dia. Dan pada hari Allah, dan di dalam waktu Allah, Tuhan akan membangkitkan mereka, setiap orang di dalam tagma-nya, setiap orang di dalam waktunya, setiap orang di dalam urutannya, setiap orang di dalam rangkaiannya, tetapi kita semua akan diingat di hadapan Tuhan. Oh, itu merupakan sebuah penghiburan, untuk mengetahui tentang hal itu, sama seperti yang ditulis oleh Yohanes, “Berbahagia dan kuduslah ia, yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu…. mereka akan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya.”

Sekarang, kita harus berhenti. Ketika kita menyanyikan himne undangan kita, seseorang dari anda, yang ingin menyerahkan hatinya kepada Tuhan dan percaya kepada Tuhan Yesus atau yang ingin meletakkan hidup anda bersama dengan kami di dalam persekutuan jemaat yang terkasih ini. Ketika kita menyanyikan lagu ini dan membuat seruan, maukah anda berdiri di dekat saya? Katakan, “Pendeta, saya datang segera. Saya meletakkan hidup saya di tangan Allah dan di sini saya berdiri.” Atau, “Pendeta, inilah saya. Ini istri saya dan anak-anak saya. Kami semua datang pada hari ini.” Atau hanya sebuah pasangan dari anda, ketika Roh Tuhan berbicara ke dalam hati anda dan ketika Tuhan akan membuka pintu, dan ketika jemaat ini berdiri dengan sungguh-sungguh, hari ini, jika anda mau menerima Yesus sebagai Juruselamat atau untuk meletakkan hidup anda bersama dengan kami di dalam jemaat yang mulia ini. Maukah anda datang dan berdiri di dekat saya?

Bagi anda yang berada di atas balkon, juga bagi anda yang berada di lantai bawah, pada baris yang pertama dan bait yang pertama, katakan, “Pendeta, inilah kami, dan kami segera datang. Inilah saya dan saya datang segera.”

Buatlah keputusan itu pada hari ini. Lakukanlah sekarang di dalam waktu mulia yang penuh kemenangan ini, pikirkan kuasa Allah di dalam jiwa anda, untuk membebaskan kita ke dalam kemuliaan pada suatu hari. Buatlah keputusan itu sekarang, pada baris yang pertama dan bait yang pertama saat kita menyanyikan lagu ini. Berjalanlah melalui lorong bangku itu dan majulah ke depan. “Saya datang segera, saya datang segera.” Saat kita berdiri dan menyanyikan lagu.

 

Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.