WAHYU YESUS KRISTUS

(THE REVELATION OF JESUS CHRIST)


Dr. W. A. Criswell
Wahyu 1:1
01-08-61

 

Setelah lima belas tahun berkhotbah sepanjang Alkitab, dimulai dari ayat pertama dari pasal pertama Kitab Kejadian, sekarang kita tiba pada bagian klimaks dari Kitab terakhir dari Alkitab, yaitu Wahyu Yesus Kristus. 

Ini adalah penyingkapan, membuka selubung, membuka tutup, manisfestasi, presentasi tentang Yesus Kristus. Kita akan berkhotbah dalam waktu yang lama dari kitab ini; setidaknya dua tahun atau lebih. Semua hal-hal yang ada di Alkitab, menemukan sebuah gema, sebuah gaung di dalam volume akhir dan bagian yang klimaks ini. Hal itu berhubungan dengan kesudahan zaman. Itu adalah tujuan utama dari semua rencana dan tujuan Allah di dalam sejarah untuk digenapi. Menyentuh hal-hal yang ada di dalam sorga dan hal-hal yang ada di bumi serta hal-hal yang berada di bawah bumi. Volume ini berbicara tentang Kristus dan Setan, para malikat dan iblis, peperangan di sorga dan Armageddon di bumi; penghakiman Allah, percurahan cawan murka; tiupan sangkakala; dan pembukaan materai. Kitab ini juga berbicara tentang langit baru dan bumi yang baru setelah kekalahan kematian, maut, neraka dan semua musuh-musuh Kristus.

Tidak ada kitab di dalam Alkitab yang memiliki lingkaran dan ketinggian serta kedalaman dari Wahyu Yesus Kristus selain di dalam Kitab Wahyu. Ini merupakan gambaran yang luar biasa dari akhir zaman. Dan kita berada di dalam rencana dan program yang terbentang sekarang ini. Kita terjaring dan terbelit di dalamnya. Itu merupakan bagian hidup kita dan tujuan pokok dari takdir kita. Ketika kita membaca kitab itu, kita sedang membaca tentang diri kita. Ketika kita  meneliti tentang gambaran akhir zaman di dalam kitab ini, kita sedang melihat takdir dari jiwa kita sendiri. Itu bukanlah merupakan sesuatu yang jauh. Waktunya sudah dekat. Dan hal itu berkenaan dengan kita.

Sekarang, khotbah pada pagi hari ini diambil dari tiga kata pertama dari kitab itu.  Apokalupsis Iesou Christou.  “Inilah wahyu Yesus Kristus, yang dikaruniakan Allah kepada-Nya, supaya ditunjukkan-Nya kepada hamba-hamba-Nya apa yang harus segera terjadi. Dan oleh malaikat-Nya yang diutus-Nya, Ia telah menyatakannya kepada hamba-Nya Yohanes. Yohanes telah bersaksi tentang firman Allah dan tentang kesaksian yang diberikan oleh Yesus Kristus, yaitu segala sesuatu yang telah dilihatnya. Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat.”

Apokalupsis Iesuo Christou, Penyingkapan, Wahyu, membuka tudung, pernyataan dari Yesus Kristus. Itu adalah kata apokalupsis yang merupakan gabungan dari sebuah bentuk kata kerja sambung dan kata yang lain.  Apo berarti “membuka, menyingkirkan,: Kalupto berarti “menutupi, menyembunyikan.” Apokalupto adalah sebuah kata Yunani yang berarti membuka tutup, membuka tudung, menyingkapkan. Kata itu digunakan dalam bahasa Yunani klasik. Herodotus sering menggunakannya yang dihubungkan dengan seseorang yang membuka tutup kepala. Plato menggunakannya dalam sebuah permintaan: “Singkapkanlah kepada saya Apokalupto, “singkapkanlah kepada saya kekuatan dari retorika.” Plutarch menggunakannya sehubungan dengan membuka kesalahan. Satu-satunya kata itu digunakan berkenaan dengan masalah rohani adalah di dalam Alkitab. Dan itu memiliki makna khusus.  Apokalupsis, apokalupto adalah menyingkapkan, membuka tudung, pernyataan dari Tuhan kita Yesus Kristus, di dalam keagungan dan kemuliaan.

Itu adalah sebuah objektif genetif: apokalupsis, Wahyu Yesus Kristus. Ada dua jenis genetif, sebuah subjek genitif dan sebuah objek genitif. Ini adalah sebuah subjek genetif yang merujuk kepada perkataan Yesus Kristus. FirmanNya, Dia membicarakannya dan menjadi milikNya. Firman Yesus Kristus, sebuah subjek genetif.

Ini adalah sebuah objek genetif. Ketika seseorang merujuk kepada kematian Yesus Kristus—Tuhan kita yang mengalami kematian, Dia adalah objek dari kematian—ketika kita berkata “kematian Yesus,” tanpa dapat dihindarkan, bahasa dan kata-kata membawa makna bahwa Yesus adalah objek, penerima, Dia mengalamai kefanaan, kematian. Ini adalah sebuah objek genetif. Adalah Kristus yang mengalami penyingkapan, manifestasi. Tuhan kitalah yang disingkapkan dan digambarkan dalam seluruh kemuliaan dan keagunganNya. 

Apokalupsis dari Tuhan kita, yang kita baca di dalam Alkitab adalah penampakan atau manifestasi Juruselamat kita. Sebagai contoh, di dalam 1 Korintus 1 ayat 7 disebutkan, “Menantikan apokalupsis Iesou Christou—kalimat yang memiliki stuktur yang tepat dan merupakan kata yang tepat, “Menantikan penyataan Tuhan kita Yesus Kristus.” Tida ada orang yang dapat salah memahami kata-kata itu. Apokalupsis dari Tuhan kita adalah penyingkapan Juruselamat kita; “menanti apokalupsis,” penyataan, penampakan, kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus. Contoh lain dari kata yang sama, sekalipun dalam bahasa Inggris hal itu tidak terlihat, tetapi itu adalah kata identik yang digunakan dalam 2 Tesalonika 1:7: “Dan untuk memberi kelegaan kepada kamu yang ditindas, dan juga kepada kami, pada waktu Tuhan Yesus dari dalam sorga menyatakan diriNya bersama-sama dengan malaikat-malaikatNya…apabila Ia datang pada hari itu untuk dimuliakan di antara orang kudusNya dan untuk dikagumi oleh semua orang percaya.” Itu merupakan sebuah kata yang sama, apokalupsis Iesou Christou.  “Pada waktu Tuhan Yesus dari dalam sorga”—di sini diterjemahkan “menyatakan diriNya—“bersama-sama dengan malaikat-malaikatNya.” Apokalupsis adalah penyataan Yesus Kristus di dalam kedatangan dan penampakanNya yang mulia. Contoh lain ditemukan dalam 1 Petrus 1:7. Bukankah agak aneh bahwa semua bagian yang menjelaskan hal itu adalah pasal satu ayat tujuh? “Maksud semua itu adalah untuk membuktikan kemurnian imanmu – yang jauh lebih tinggi  nilainya dari emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api – sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diriNya.” Itu merupakan kata yang sama lagi, “pada hari apokalupsis Iesuo Christou,” “pada hari Yesus Kristus menyatakan diriNya.” Tidak seorang pun yang meragukan makna dari kata-kata itu. Mereka dihubungkan  kepada penyataan dan penampakan Tuhan kita dalam kemuliaan. Bolehkah saya mengambil satu contoh lagi? Di dalam Galatia 1:12, Paulus menulis: “Karena aku bukan menerimanya dari manusia dan bukan manusia yang mengajarkannya kepadaku, tetapi aku menerimanya—dan itu adalah kata yang sama lagi—apokalupsis Iesuo Christou, “oleh penyataan Yesus Kristus.’ Pada penampakan yang pertama itu mungkin jelas bahwa itu adalah sebuah penyataan yang berhubungan dengan Tuhan kita, sebuah komunikasi tentang Tuhan kita, tetapi di dalam ayat selanjutnya, Paulus menyebutkan apa yang dia maksudkan. Dia menjelaskan tentang penampakan Yesus kepadanya di jalan Damsyik dan dia menyebut penampakan itu sebagai sebuah apokalupsis Iesuo Christou, penyataan, penyingkapan Yesus Kristus, bahwa Paulus melihat Tuhan sendiri di dalam kemuliaan yang melampaui cahaya mentari saat siang hari, ketika Paulus bertemu dengan Dia dan melihatNya muka dengan muka di jalan Damsyik.

Jadi ketika kita tiba ke dalam  judul dari Kitab ini, kita tiba kepada kunci dari seluruh konteksnya. “Wahyu Yesus Kristus” itu bukan sebuah pesan yang berhubungan tentang Dia, berkenaan dengan Dia tetapi ini adalah sebuah gambaran  yang nyata dari Tuhan kita itu sendiri. Ini adalah sebuah penyingkapan, penyataan, manifestasi yang penuh kemuliaan dari Anak Allah sendiri. Dan ketika kita membaca Wahyu, Penyingkapan, kita melihat di sana sebelum masa dari tema yang utama itu dan penghakiman serta penampakan Tuhan pada suatu hari, yang mana kita akan melihatnya dengan mata kita sendiri. 

Judul dari kitab itu, Wahyu Yesus Kritus, adalah sajian terakhir dari isi kitab itu sendiri dan itu merupakan hal yang sama sebagaimana teks dan tema itu ditemukan dalam ayat ketujuh pasal pertama dari kitab ini, “Lihat, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia.” Wahyu, penyataan, manisfestasi Anak Allah yang datang di atas awan-awan, di dalam kekuasaan dan kemuliaan.

Untuk anda ketahui, pertama kalinya Tuhan datang ke dalam dunia ini, Dia datang dengan selubung kedagingan kita. Keilahiannya ditutupi oleh kemanusiaanNya. KemanusiaanNya menyembunyikan pandangan ilahiNya. Hanya sesekali waktu hal itu bersinar  terutama ketika Dia berada di atas gunung dan mengalami transfigurasi atau ketika Dia melakukan karya Ilahi yang ajaib. Akan tetapi, kebanyakan waktu, seringkali kemuliaan dan keagungan dan keilahian dan keajaiban serta kehebatan Anak Allah, pribadi kedua dari Allah Tritunggal diselubungi. Semuanya diselubungi di dalam daging, di dalam kemanusiaan kita. Dia lahir di sebuah kadang. Dia bertumbuh dalam sebuah kemiskinan. Dia tahu apa artinya haus dan lapar. Dia telah dipukuli dan ditinju serta disesah. Dia telah disalibkan dan ditinggikan di atas kayu sebagai seorang penjahat dan dipertontonkan di hadapan seluruh dunia. Dan untuk terakhir kalinya dunia ini melihat Yesus ialah di dalam kehinaan dan kesengsaraan dan penderitaan yang dalam di atas kayu salib. Selanjutnya Dia menampakkan diri kepada beberapa orang muridNya, tetapi terakhir kali dunia ini melihatNya saat Ia sekarat seperti seorang pemberontak, seorang penjahat di atas salib Roma. Akan tetapi itu adalah sebagai bagian dari rencana Allah. Itu adalah sebuah penyataan yang tidak dapat diukur, kasih karunia dan anugerah yang tidak terbatas dari Tuhan kita. “Oleh bilur-bilurNya kita menjadi sembuh.”

Tetapi apakah hanya pada saat itu seluruh dunia melihat Juruselamat kita—sekarat dengan memalukan di atas kayu salib? Tidak. Allah juga memiliki sebuah rencana bahwa seluruh dunia yang tidak percaya ini, akan melihat Anak Allah dalam karakter yang sesungguhnya, di dalam kemuliaan, di dalam keagungan, di dalam keajaiban dan di dalam kepenuhan keAllahanNya. Mereka akan memandang Dia ketika Dia menyatakan diriNya, dan di dalam tanganNya Dia memegang otoritas atas seluruh ciptaan di alam semesta yang berada di atas kita, dan alam semesta yang berada di sekitar kita dan di bawah kita, memegang takdir dunia ini di dalam tanganNya yang memiliki bekas paku yang penuh kasih.

Inilah yang Allah miliki di dalam kovenan perjanjian untuk dilakukan bagi Tuhan kita. Karena tugasNya sebagai pengantara, karena pengosongan diriNya, karena Dia taat sampai mati, karena Dia telah datang dalam daging dan darah serta menderita bagi dosa-dosa dunia, Allah telah memberikan upah yang besar bagi Dia. Lihatlah ke dalam teks itu, saya hanya menyampaikannya sesuai dengan Alkitab. “Inilah Wahyu Yesus Kristus, yang dikaruniakan Allah kepadaNya.” Karena Tuhan telah merendahkan diriNya dan menderita bagi dosa-dosa kita, maka Allah di dalam perjanjian yang telah dinyatakan bahwa Dia akan ditinggikan sebagai Juruselamat di atas semua kerajaan dan kuasa dan otoritas. Dan di dalam tanganNya yang telah tertikam itu, Allah akan meletakkan takdir dunia, baik sekarang, dan sepanjang zaman hingga masa yang akan datang. Penyataan ini, penyingkapan ini merupakan sesuatu yang telah diberikan Allah kepada Yesus Kristus dengan memberikan sebuah upah yang sangat mulia dan luar biasa. Sebuah bagian dari upah itu, dari hadiah itu, sebuah kepentingan dari kemuliaan itu, kita dapat melihatnya ketika Allah membangkitkan Dia dari antara orang mati, ketika Allah menerimaNya dalam kemuliaan. Tetapi itu adalah sebuah bagian, sebuah kepentingan. Pemenuhan dari upah dan kemuliaan itu akan terlihat di dalam lembaran-lembaran kitab Wahyu. Inilah yang diberikan Allah kepada AnakNya, Juruselamat kita, Yesus Kristus, penampakan yang mulia di dalam kebesaran, keagungan dan kemuliaan.

Itu merupakan sebuah hal yang dilakukan oleh Senat Roma untuk menetapkan sebuah pemimpin militer yang hebat, seorang Pompey, atau seorang Julius Kaisar atau seorang Titus. Ketika mereka telah menyelesaikan tugas besar mereka dan telah kembali ke kota abadi, dimana mereka ditampilkan di dalam kemuliaan dan di dalam kemuliaan atas kejayaan Roma. Itu adalah sebuah upah bagi militer yang jenius untuk apa yang telah dia perjuangkan bagi Imperium Roma. Itu merupakan bagian kecil yang sama dari satu hal yang ada di dalam perjanjian Tuhan Allah, untuk hal yang akan Dia lakukan bagi Yesus Kristus. Karena Dia telah melakukan hal ini, menderita bagi dosa-dosa kita, merendahkan diriNya, dan menunduk serta mati bagi kesalahan kita, Allah telah berjanji bahwa Dia akan ditinggikan dan diangkat. Itu adalah alasan yang saya miliki ketika anda membaca pasal yang berasal dari Surat Filipi pada pagi hari ini.  “Kristus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.”  Turun, turun dan turun sampai pada akhir ketika Dia dikuburkan di pusat bumi.  “Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, Supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, Dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!”  Dan waktu dari pengakuan dan peninggian itu anda temukan di dalam lembaran-lembaran dari “Apokalupsis Iesou Christou,” Wahyu, penyingkapan, penyataan Yesus Kristus pada hari kemuliaanNya dan keagunganNya. Betapa hal itu merupakan sebuah subjek yang luar biasa. Dan hal ini terbentang di hadapan kita di dalam keindahan dan kehebatannya. Penyingkapan, penyataan dari Yesus Kristus, pada hari penobatan kemuliaanNya. Mari kita melihat dan membicarakan hal tersebut dalam ibadah pagi hari ini. Kita akan mengikutinya melalui sebuah rantai, dan jaringan yang ada di dalam rantai ilahi yang terdapat di dalam Wahyu ini. Kita bisa melihatnya dari pasal satu ayat satu sampai tiga.  “Inilah wahyu Yesus Kristus, yang dikaruniakan Allah kepada-Nya, supaya ditunjukkan-Nya kepada hamba-hamba-Nya apa yang harus segera terjadi. Dan oleh malaikat-Nya yang diutus-Nya, Ia telah menyatakannya kepada hamba-Nya Yohanes. Yohanes telah bersaksi tentang firman Allah dan tentang kesaksian yang diberikan oleh Yesus Kristus, yaitu segala sesuatu yang telah dilihatnya. Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat.”

Lihatlah ke dalam hubungan ilahi yang ada di dalam volume ini. Yang pertama, di sana ada Allah, Allah yang memberikannya kepada Yesus Kritus, semua kuasa akan diletakkan di dalam tanganNya. Yesus berkata, “KepadaKu telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.” Di dalam pasal lima disebutkan bahwa Anak Domba menerima gulungan kitab itu dari Dia yang duduk di atas takhta. Dan Dia melaksanakan dan menggenapi seluruh rencana akhir dari penebusan. Memberikannya kepada Yesus Kristus.

Dan Tuhan kita memerintahkan seorang malaikatNya untuk menyampaikan hal itu kepada hambaNya Yohanes. Kita tidak tahu siapakah malaikat itu. Satu-satunya penjelasan tentang dia terdapat dalam bagian akhir dari Kitab Wahyu ini. “Dan aku, Yohanes, akulah yang telah mendengar dan melihat semuanya itu. Dan setelah aku mendengar dan melihatnya, aku tersungkur di depan kaki malaikat, yang telah menunjukkan semuanya itu kepadaku, untuk menyembahnya. Tetapi ia berkata kepadaku: "Jangan berbuat demikian! Aku adalah hamba, sama seperti engkau dan saudara-saudaramu, para nabi dan semua mereka yang menuruti segala perkataan kitab ini. Sembahlah Allah!" Kita tidak tahu siapakah malaikat ini, tetapi dia telah diutus Tuhan kepada Yohanes untuk menjelaskan hal-hal ini. Dan malaikat itu melakukannya ketika dia membawa Yohanes untuk melihat hal-hal masa lalu yang akan digenapi pada masa yang akan datang.  

Dalam pasal pertama ayat sepuluh dari kitab Wahyu, malaikat itu membawa Yohanes yang sedang berada di Pulau Patmos dan menunjukkan kepadanya penglihatan tentang kemuliaan Tuhan Yesus. Kemudian di dalam pasal empat ayat pertama, dia membawa Yohanes ke sorga dan menunjukkan kepadanya hal-hal yang berasal dari sorga. Kemudian di dalam pasal tujuh belas ayat ketiga, dia membawa Yohanes  ke padang gurun dan menunjukkan kepada Yohanes penglihatan-penglihatan yang ada di padang gurun. Dan di dalam pasal dua puluh satu ayat sepuluh, dia membawa Yohanes ke atas sebuah gunung yang besar dan menunjukkan kepada Yohanes kota Allah yang kudus. Ketika malaikat ini membawa Yohanes dari sini ke sana ke masa yang lalu dan pengenapannya, tentang hal-hal yang luar biasa ini, kitab Wahyu berkata, “Dan oleh malaikat-Nya yang diutus-Nya, Ia telah menyatakannya kepada hamba-Nya Yohanes, apa yang harus terjadi segera.”

Rasul tua ini menerima dari Allah, melalui tangan Juruselamat kita yang mulia, dengan memerintahkan malaikat untuk menunjukkan wahyu yang luar biasa ini. Dan Yohanes tidak memeteraikannya, tetapi dia menuliskannya di dalam firman Allah dan kesaksian Yesus Kristus dan segala sesuatu yag dia lihat. “Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat.” Pada masa itu, kitab-kitab sangat mahal. Mereka harus menyalinnya dengan tangan. Mereka hanya memiliki sedikit kitab. Jadi ketika jemaat bertemu, mereka menetapkan seorang pengajar yang berdiri di hadapan jemaat untuk membacakan kepada mereka firman Allah yang hidup. Dan Yohanes mengucapkan berkat atas pengajar yang berdiri untuk membacakannya dengan sebuah hati yang penuh keyakinan, mungkin dengan air mata yang mengalir di wajahnya, mungkin dengan teriakan “Haleluya” saat dia membacakannya. Satu-satunya tempat di dalam Perjanjian Baru di mana kata itu digunakan, “haleluya,’ yaitu di dalam klimaks  kitab Wahyu di Alkitab. “Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat.” Yaitu kumpulan jemaat ketika mereka duduk di hadapan pengajar untuk mendengarkan visi Anak Allah tentang kesudahan zaman. “Berbahagialah mereka yang mendengarkan perkataan kitab nubuat ini. Dan berbahagialah mereka yang menuruti perkataan fiman ini, sebab waktunya sudah dekat.” Ada sebuah peninggian, ada sebuah getaran, ada sebuah semangat, ada sebuah harapan, ada sebuah kemenangan, ada sebuah kejayaan di dalam kitab ini melampaui segala sesuatu yang dapat dibayangkan oleh hati atau yang dapat digambarkan oleh lidah.

Sekarang, biarkan saya melanjutkan selama beberapa menit yang tersisa sebelum saya harus mengakhiri khotbah ini. Biarkan saya menjelaskan sejenak tentang kata, “pemberitahuan/penandaan,” bagaimana wahyu itu datang. Wahyu Yesus Kristus yang dikaruniakan Allah kepada-Nya, supaya ditunjukkan-Nya kepada hamba-hamba-Nya apa yang harus segera terjadi.” Dan Dia mengutus malaikatNya yang menjadi pengantara dari apa yang dirasakan Yohanes dan wahyu yang luar biasa itu, yang menjelaskan hal-hal yang tidak kita ketahui. Dan malaikat itu mampu untuk memperlihatkan hal-hal masa lalu dan masa depan dan menyajikannya di hadapan Yohanes. Hal-hal ini diberitahukan dengan tanda-tanda dan simbol. Bagaiman dia melakukannya, saya tidak dapat memahami sepenuhnya. Ini merupakan hal yang sama seperti ketika Iblis mencobai Yesus di padang gurun. Malaikat itu membentangkannya di hadapan mata Yohanes sehingga Yohanes dapat melihatnya, segala hal yang akan terjadi di masa depan, dalam generasi yang selanjutnya.  “Dan oleh malaikat-Nya yang diutus-Nya, Ia telah menyatakannya kepada hamba-Nya Yohanes.”   

Sekarang, simbol-simbol ini, menyajikan banyak variasi hal-hal yang berbeda. Sebagai contoh, hal itu menyimbolkan dan menggambarkan hal-hal yang terlihat dan hal-hal yang tidak terlihat, hal-hal yang ada di dunia ini dan hal-hal yang ada di dunia yang akan datang. Simbol itu akan melambangkan malaikat dan iblis dan kuasa dan kerajaan-kerajaan. Hal itu juga melambangkan bangsa-bangsa dan ras serta raja-raja di dunia ini. Kadang-kadang itu merupakan simbol seorang pribadi, seperti yang ada di kitab Wahyu pasal pertama. Anda melihat Yesus sebagai seorang hakim. Dari mulutnya keluar sembilah pedang bermata dua. Tidak ada seorang pun yang dari mulutnya keluar sebilah pedang. Tetapi itu adalah simbol dari sesuatu. Dan antikristus disimbolkan dengan seekor binatang buas. Kadang-kadang hal itu merupakan simbol tentang hal-hal tertentu, seperti makna dari babel, kota Babel. Kadang-kadang itu adalah simbol dari gerakan, seperti wanita yang merah padam di pasal tujuh belas, menyimbolkan perkembangan dan kemunculan agama Roma. Dan semua simbol ini memiliki sebuah makna yang besar. Seringkali mereka dijelaskan tentang artinya. Sebagai contoh di dalam pasal pertama ayat yang terakhir, “ketujuh bintang itu adalah malaikat ketujuh jemaat” dan “ketujuh kaki dian itu adalah ketujuh jemaat.”

Serigkali simbol itu dijelaskan. Akan tetapi ketika simbol itu tidak dijelaskan, kita dapat menemukan maknanya di dalam penglihatan dan nubuatan yang terdapat di Perjanjian Lama. Sekalipun Yohanes, yang menuliskan kitab ini, tidak pernah mengutip Perjanjian Lama secara langsung, akan tetapi dia merefleksikan bahasa profetik dan penglihatan yang terdapat dalam kitab-kitab Perjanjian Lama. Dan ketika kita melihat simbol-simbol ini, tanda dan gambar yang ada di dalam Kitab Wahyu, kita dapat kembali ke Perjanjian Lama dan menemukan maknanya. Sebagai contoh Di dalam Wahyu pasal lima ayat keenam, dia berkata, “Maka aku melihat di tengah-tengah takta dan keempat mahluk itu dan ditengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah sphizo.  Sphizo adalah kata yang berhubungan dengan penggunaan pisau pengorbanan. Dan ketika saya kembali ke Perjanjian Lama, saya melihat di sana anak domba korban. Dia berbicara tentang Anak Domba Allah. Dan tanda serta simbol itu adalah pengorbanan Anak Domba.

Atau di dalam bagian sebelumnya, “Dia yang duduk di atas takhta itu nampaknya bagaikan permata yaspis” – kita dapat menerjemahkannya dengan sebuah permata—“dan permata sardis’—kita dapat menerjemahkannya dengan sebuah ruby. “dan suatu pelangi melingkupi takta itu gilang gemilang bagikan zamrud rupanya.” Permata dengan kesuciannya dan kemurniannya dan kristal yang jernih, dan ruby yang berwarna merah darah, dan pelangi, kovenan Allah kita, yang bagaikan zamrud, warna dari hal-hal yang hidup, pengharapan yang hidup. Dan di sana juga ada kata yang diterjemahkan dengan “keempat mahluk,” itu adalah empat kerubim seperti yang dilihat oleh Yehezkiel. Dan ketika kita membaca seluruh Kitab Wahyu, kita akan menemukan makna dari simbol itu di dalam Alkitab, dan jika kita tidak mengetahuinya kita akan menunggu masa itu, di akhir zaman ketika Allah akan membuatnya sangat jelas.

Jadi, kita akan mulai membahas kitab ini dan semoga Allah memberkati kita dan membuat kita paham di dalam jalan Allah. 

Sekarang, Saudara Hill, mari kita menyanyikan lagu undangan kita, dan ketika kita menyanyikannnya, seseorang dari anda  yang ingin menyerahkan hatinya kepada Yesus, yang ingin meletakkan hidupnya di dalam jemaat ini, mari datanglah. Ketika kita menyanyikan lagu ini pada bait yang pertama dan baris yang pertama, maukah anda datang dan berdiri di samping saya? Berikanlah hati anda dengan iman kepada Yesus atau letakkanlah hidup anda di dalam persekutuan jemaat ini. Maukah melakukannya sekarang, saat kita berdiri dan menyanyikan lagu ini? 

 

Alih Bahasa: Wisma Pandia, Th.M.