PENGHARAPAN ORANG KRISTEN
(THE CHRISTIAN HOPE)
Dr. W. A. Criswell
02-06-55
Romans 15:4, 13
Anda sedang mendengarkan ibadah dari Gereja First Baptist di pusat kota Dallas, Texas. Dan ini adalah pendeta yang sedang membawakan khotbah pagi yang berjudul, Pengharapan Orang Kristen, pengharapan di dalam Allah.
Dan bacaan dari teks kita berasal dari Kitab Roma pasal empat belas ayat empat dan tiga belas:
Sebab segala sesuatu yang ditulis dahulu untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci.
Dan ayat tiga belas: “Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan.”
Dan penekanan khotbah kita akan berada dalam ayat tiga belas dan saya akan mengulanginya: Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan.”
Kepemilikan yang paling berharga dan bernilai di dalam hati manusia atau di dalam hidup manusia adalah hal ini: Bahwa kita memiliki pengharapan. Betapapun gelapnya dan suramnya, betapapun sulitnya dan kerasnya jalan kita, akan ada hari esok, ada suatu hari, ada masa yang lain, yang akan datang. Dan bersamanya akan ada sukacita dan sebuah kesempatan yang baru.
Tetapi semuanya menjadi menjadi binasa dan seluruh bumi dipenuhi dengan kegelapan dan keputusasaan, ketika pengharapan telah lenyap. Tidak ada hari yang lebih baik. Tidak ada kebebasan. Tidak ada kemerdekaan. Tidak ada pertunjukan. Tidak ada cahaya. Tidak ada berkat. Semua tidak berpengharapan. Dan cahaya-cahaya menjadi padam.
Zeno, adalah orang pertama dan pendiri dari filsafat Stoa, yang menjarakan sebuah kebesaran hati dan keuletan moral. Dan filsafatnya dimulai sekitar lebih dari 300 tahun sebelum Kristus, dan merupakan sebuah filsafat yang luar biasa pada hari ini. Sistemnya merupakan sebuah kata sifat di dalam bahasa kita. “Stoa” memiliki makna menghadapi pencobaan dan kekurangan seperti seseorang yang pandai menahan nafsunya, dengan keuletan yang pasti—itulah Stoisme. Tetapi Zeno melalui stoismenya, telah mengakhiri hidupnya dengan melakukan bunuh diri.
Seneka, seorang filsuf moral pada abad pertama, yang sezaman dengan Rasul Paulus, adalah orang pembaca aphormisme dalam semua literatur yang dia kenal. Seneka mengakhiri hidupnya juga dengan melakukan bunuh diri.
Pachonus, adalah orang Roma yang merupakan penulis satir juga sekontemporer dengan Seneka dan Rasul Paulus, yang menolak dan selalu menertawai serta memandang geli terhadap semua kebijaksanaan dari hidup Seneka juga melakukan bunuh diri dalam mengakhiri hidupnya.
Itulah sebabnya mengapa ilmu tidak pernah dapat mengalahkan kepercayaan. Karena di balik semua hal dan dibalik waktu dan di balik filsafat serta dibalik materi, kepercayaan memegang semua hal itu dengan mewajibkan hanya kepada iman dan kepada pengharapan, kepercayaan dan keyakinan. Dan melihat semua hal itu sebagai sesuatu yang tidak kelihatan. Digerakkan oleh kuasa yang tidak dapat disentuh. Menaklukkan hal yang tidak mungkin. Dan meraih keluar dibalik apa yang dapat dan pernah ditangkap oleh seorang manusia.
Itu adalah alasan di dalam Titus 2:13, Rasul Paulus berbicara tentang penyataan dari Tuhan kita Yesus Kristus sebagai “harapan yang penuh berkat.” “Hidup ini bagiamanapun dia, selalu ada sebuah kehidupan yang lebih baik,” kata orang Kristen. “Tubuh ini, walaupun dia dapat binasa oleh penyakit, bertambah pikun dan lemah dan akhirnya binasa,” kata orang Kristen akan ada “sebuah tubuh yang lebih baik.” Dan bagaimanapun kekayaan kita, pengaruh kita, kekayaan kita dan kepemilikan kita di dunia ini, akan ada sebuah keabadian, sebuah kekekalan, karunia dan hadiah dari tangan Allah di sebuah tempat yang tinggi dan dunia baru yang kan datang.
Saya sampaikan kepada anda bahwa tidak ada yang yamg paling mulia di dalam sebuah puisi atau prosa atau karangan atau dalam filsafat atau dalam sebuah buku yang ditulis oleh seseorang yang pernah hidup, yang lebih mulia dari pada kata-kata di bawah ini:
Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal namun tidak putus asa.
Kami dianiaya namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan namun kami tidak binasa.
Itu adalah alasan bagi kita untuk tidak menjadi redup.
Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.
Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.
Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan,
Mereka membuat kita patah hati. Mereka mencemplungkan kita ke dalam keputusasaan, saya tahu.
Melainkan kami memperhatikan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.
Dan kemudian dia melanjutkan, dan saya tidak memiliki banyak waktu untuk hal ini.
Karena kami tahu, bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar.
—dan itu bukan akhir dari kata-kata itu.
Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia.
Dan bukankah hal itu mendorong jiwa kita dari ungkapan rasul yang diinspirasikan oleh Allah: Pengharapan orang Kristen. Kita bukanlah anak-anak yang patah semangat. Kita bukanlah anak-anak yang penuh depresi dan tekanan. Kerohanian kita bukanlah kerohanian yang penuh kecemasan. Kita adalah anak-anak Raja. Kita adalah anak-anak Allah. Dan di dalam hati kita ada sebuah melodi. Dan di dalam jiwa kita ada sebuah nyanyian.
Kita adalah orang-orang Kristen dan ada sebuah pengharapan yang terbaring di dalam jiwa kita. Sebuah nyala api yang berkobar. Dan tidak pernah berhenti di luar sana: di balik kemenangan. Ada kejayaan. Ada kemuliaan, pada hari esok. Dan hal itu membuat hidup menjadi manis, betapa pun beratnya beban yang kita bawa.
Sebuah trem sedang berada pada sebuah jalur untuk menuju sebuah kota besar, ada seseorang yang berada di dalamnya, sedang membaca Koran. Trem itu sedang berada dalam sebuah halte. Dan di luar sana ada seorang anak kecil yang bersuara sopran, berteriak: “Hei Tuan—Tuan Kondektur, tunggu. Tunggulah saya.”
Orang itu meletakkan korannya, melihat ke arah pintu yang sedang dipanjat oleh bocah itu. Oh, kakinya layu. Tidak ada dokter yang dapat menyembuhkannya. Dan anak kecil itu tersenyum lebar dan berkata, “Trimakasih, Tuan Kondektur, karena telah menunggu saya. Anda tahu saya tidak dapat bergerak cepat.”
Kemudian di dudukkan oleh seseorang yang sedang membaca Koran. Pria itu melihat ke arahnya. Anak itu sangat berseri-seri. Pria itu berkata, “Nak engkau kelihatan sangat gembira.”
Dia menjawab, “Iya pak.”
Orang itu penasaran—Dia berkata, “Bagaimana kamu sangat gembira padahal kamu tidak dapat berjalan dan tidak memiliki tongkat penyangga?”
“Oh,” kata bocah kecil kepada orang asing itu—“Oh,” katanya, “Ayah saya berkata kepada saya bahwa Allah selalu melakukan yang terbaik bagi kita.” Ayah saya berkata, “Ayah saya berkata ini adalah yang terbaik bagi saya. Dan bukankah anda pikir, Tuan, bahwa saya harus bergembira untuk yang terbaik?”
Kemudian pria itu menjadi sangat takjub, dia berkata, “Saya pikir kamu benar nak. Saya pikir hal itu benar.”
Dan kemudian bocah itu menambahkan, “Anda tahu, Ayah saya berkata bahwa suatu hari nanti, kaki saya tidak akan seperti ini. Suatu hari nanti, kaki saya akan menjadi kuta, dan Allah akan memberikan kepada saya tubuh yang lain, suatu tubuh yang baru.”
Dia itu pernah mendengar seperti itu sebelumnya. Anda lihat, bocah itu adalah orang Kristen. Ayahnya bagaimanapun dia, dia pastilah seorang Kristen. Dan dia menempatkan di dalam hati bocah itu, pengharapan orang Kristen. Dan dengan hal itu selalu ada lagu yang baru. Itu adalah iman orang Kristen.
Pemazmur, pada waktu dahulu, bernyanyi: “Mengapa engkau tertekan hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku lagi bersyukur kepadanya, penolongku dan Allahku.”
Apapun yang terjadi di luar, apapun masalahnya? Awan badai dapat menghampiri dan wabah merajalela. Dan siang menjadi seperti malam. Dan malam tanpa cahaya. Apapun yang terjadi di dunia dan di dalam kehidupan ini, dengarkan apa kata Pemazmur, sebagaimana dia akan menyanyikan sebuah lagu tentang keyakinan yang kita miliki di dalam Allah.
Orang yang duduk dalam lindungan yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Mahakuasa
Akan berkata kepada Tuhan: “Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai.”
Sungguh, Dialah yang akan melepaskan engkau dari jerat penangkap burung, dari penyakit sampar yang busuk
Dengan kepaknya Ia akan menudungi engkau, di bawah sayapNya engkau akan berlindung
Apakah anda pernah berpikir tentang apa yang dikatakan oleh Alkitab, seperti yang anda baca? Selama beberapa waktu, saya tinggal di peternakan. Dan ibu saya yang terkasih memiliki beberapa ekor ayam. Dan pada saat itu saya masih seorang anak kecil. Dan dari induk ayam meneteskan segerombolan anak-anak ayam.
Dan pada sore hari saya pergi keluar untuk mengamati anak-anak ayam itu. Dan pada sore hari ibunya akan mengembangkan sayapnya serta anak-anak ayam itu akan bersuara :”Peep, peep, peep, peep,” dan masuk ke dalam sayap induknya yang mengembang itu. Dan hal itu kelihatan seperti tempat yang hangat, tempat teraman di dunia menurut saya. Anak-anak ayam yang berada dibawah naungan sayap induknya.
Dan ketika saya membaca ini, saya selalu berpikir tentang hal itu. “Dia akan menaungi engkau di bawah naungan sayapnya.” Dan apapun yang terjadi diluar sana, kita hanya tetap tinggal di bawah naungan sayap Tuhan dan hanya berbunyi, “Peep, peep, peep, peep.” Hanya itu, ya, hanya itu.
Dengan kepaknya Ia akan menudungi engkau, dan dibawah sayapNya engkau akan berlindung, kesetiaanNya ialah perisai dan pagar tembok.
Engkau tidak usah takut terhadap kedahsyatan malam, terhadap panah yang terbang di waktu siang.
Sekalipun ada bom atom. Anda tidak perlu takut—kita tidak takut.
Terhadap penyakit sampar yang berjalan dalam gelap, terhadap penyakit menular yang mengamuk di waktu petang.
Walau seribu orang rebah di sisimu, dan sepuluh ribu orang di sebelah kananmu, tetapi itu tidak akan menimpamu.
Sebab Tuhan ialah tempat perlindunganmu, Yang Mahatinggi telah kau buat tempat perteduhanmu,
Malapetaka tidak akan menimpa kamu, dan tulah tidak akan mendekat pada kemahmu.
Orang-orang Kristena berada dalam tangan Tuhan dan di sanalah dia berlindung. Dan dia berdiam di bawah sayap, di bawah kepak Yang Mahatinggi. Itu adalah pengharapan orang Kristen. .
Baiklah, saya akan kembali kepada teks saya. Sekarang anda lihatlah ke dalam teks ini:
Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan—Sekarang lihat:
Melalui kuasa Roh Kudus.
Kita tidak memiliki sikap optimis yang buta. Kita tidak memiliki sikap sentimentil yang Periang, hanya pergi berkeliling serta berkata: “Segala sesuatu akan menjadi baik. Itu benar. Semuanaya akan menjadi baik. Esok akan menjadi lebih baik. Setiap hari anda tahu, setiapa hari akan menadi sedikit lebih baik.”
Kita tidak seperi itu: Hanya bersifat murahan, mentereng tetapi tidak berharga, kemuliaan yang dangkal—hanya menjadi sedikit manis, baik dan sentimental serta manis sekali. Tidak, kita tidak seperti itu.
Ada sebuah dasar bagi pengharapan orang Kristen dan keyakinan orang Kristen. Dan, Paulus berkata hal itu terletak di dalam kuasa Roh Kudus. Hal-hal yang kita yakini ini, akan datang, dan mereka bukan hanya sekedar perasaan. Dan mereka bukan sebuah hal kecil yang manis dan indah seperti yang kita katakan.
Tetapi Paulus berkata bahwa kita memiliki jaminan. Kita punya dasar untuk pengharapan Kristen kita. Dan hal itu terletak dalam Kuasa Roh Kudus.
Sekarang, ketika anda berpaling dalam Kitab Kejadian pasal pertama: “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.” Dan bagaimanapun Allah pada masa lalu telah membuatnya begitu indah, mulia, luar bisa dan sempurna. Dan sebagaimana hal itu dari kemurahannya dari tanganNya yang tak terbatas, hal itu sangat indah melebihi dari pada apa yang dapat dijelaskan.
Kemudian sesuatu telah terjadi. Saya berpikir hal itu adalah Lucifer, yang membanggakan dirinya sendiri, yang ingin duduk di atas takhta Allah. Malam dan peperangan telah datang. Dan perbudakan datang. Bumi serta seluruh ciptaan menjadi kosong dan tanpa bentuk. Dan kegelapan menutupi seluruh samudera raya.
Dan kemudian apa? Di dalam kekosongan dan tanpa bentuk itu, di dalam keputusasaan yang universal itu, seluruh ciptaan Allah di bawa ke dalam kegerapan yang mengerikan. Kemudian bagaimana selanjutnya? Dan Roh Allah “dan Roh Kudus melayang-layang di atas permukaan air.” Dan Roh Kudus menempa dari kematian kehancuran dan membersihkan seluruh kekosongan dan tanpa bentuk itu. Dan menghasilkan kemuliaan, dunia yang baru yaitu Taman Eden, zaman Eden yang tanpa dosa. Karya dari Roh Kudus Allah yang membentuk semua itu.
Baiklah. Sekali lagi, Roh Kudus, karya kreatif Allah, membuat tubuh yang indah bagi Yesus Kristus, dikandung oleh Roh Kudus, diciptakan oleh Roh Kudus Allah.
Kata Maria kepada malaikat itu: “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?”
Dan Gabriel menjawab:
Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu, anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.
Roh Kudus menempa dan mengadung tubuh Tuhan Yesus. Dan itu sempurna. Mereka tidak berkata bagaimana Dia melakukannya, tetapi tubuhnya ditempa oleh Roh Allah: Indah, kuat, maskulin, Anak manusia yang sempurna dan Anak Allah.
Kemudian dosa menghancurkannya. Kemudian perbuatan ketidakadilan dan kekerasan merusaknya. Yesaya 52:14: “Begitu buruk rupanya, bukan seperti manusia lagi, dan tampaknya bukan seperti anak manusia lagi.” Mereka memukuliNya dan meninjuNya. Dan mereka mengenakan mahkota duri ke atas kepalaNya. Mereka memakukanNya di atas kayu salib. Mereka menombak lambungnya dengan lembing. Dan tubuhnya berdarah dam mati, mereka membungkusnya dengan kafan dan membaringkanNya di atas kuburan batu dan menutupnya dengan batu yang besar dan disegel dengan materai Roma. Perlakuan terhadap tubuh Tuhan Yesus.
Dan kemudian Roh Kudus mengeraminya. Dan kuasa Allah menjangkau melalui batu yang keras itu. dan Roh Kudus datang ke atasNya. Dan pada hari yang ketiga, keluar dari kuburan, diluar kebiasaan, disana Dia telah bangkit—ada tubuh kebangkitan dari tubuh Tuhan Yesus Kristus, penuh dengan kemuliaan yang dibuat berdasarkan kuasanya yang mulia, yang sudah bertransfigurasi, kekal dan sempurna. Karya dari Roh Allah.
Dunia kita telah dirusak oleh masuknya Setan dan kejahatan serta dosa. Dan tubuh kita dirusak, kita semuanya. Tidak ada tubuh dari antara kita yang sempurna. Dan mata kita menjadi redup serta pendengaran kita makin berkurang. Dan tubuh kita akan kehilangan tubuh yang lama, simetri, molek, dan halus, yang dibuat oleh Allah.
Kita semua berada dibawak kutukan dosa, dan kita bertambah tua dan fana dan uzur, dan ketika kita telah hidup dengan cukup—Allah mengijinkan hal itu—pikiran kita seperti sebuah katedral yang runtuh ke dalam, pikiran kita kehilangan kemampuannya dan anda hidup dalam sebuah cangkang. Dan pikiran kita hilang, yang berarti sebuah kematian.
Hal itu akan datang, tetapi akhirnya, kita akan menghampiri kita. Dan menjadi debu tanah dan di dalam perut bumi kita terbaring. Lalu bagaimana selanjutnya?
Ilmuwan berkata: “Itu artinya, kembali ke elemen, kembali ke debu, kembali kepada kematian, kembali ke kuburan, menjadi dingin.”
Apa yang dikatakan oleh iman? Melalui Kuasa Roh Kudus, Roh yang dari Allah. dan itu adalah alasan saya di dalam teks saya yang berkata: “Sebab segala sesuatu yang ditulis dahulu untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci.”
Roh Kudus dari Allah akan mengeraminya atas bumi ini. Di sana ada sebuah harta di dalam lahannya. Dan atas tubuh kita yang tak berdaya, Roh Kudus akan mengeraminya. Dan keluar dari dalam debu dan perut bumi, dan akan dibangkitkan menjadi tubuh yang sempurna, anak-anak Allah, anak-anak Raja.
Dan bersama dengan kita, di dalam kebangkitan itu, di dalam regenerasi itu, kita akan membawa seluruh ciptaan, semuanya. Semuanya akan diperbaharui kembali. Akan ada langit baru dan bumi yang baru. Dan kita akan memiliki sebuah tubuh yang baru dan rumah yang baru serta persekutuan yang baru.
Biarkan saya membacanya. Biarkan Allah berkata dalam kata-kataNya sendiri.
Sebab dengan sangat rindu seluruh mahluk menantikan,
—penyataan, disingkapkan—
Saat-saat anak Allah dinyatakan.
Karena seluruh mahluk telah ditaklukkan kepada kesia-siaan, bukan oleh kehendaknya sendiri, tetapi oleh kehendak Dia yang telah menaklukkannya, tetapi di dalam pengharapan
—Allah memiliki sebuah rencana.
Karena mahluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan dan masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah.
Serangga mati. Binatang-binatang mati. Anjing kita dan kucing kita menjadi tua dan mati. Bunga-bunga di padang menjadi layu. Segala sesuatu di dunia ini mati dan menderita kesakitan. Segala mahluk mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin hingga sekarang, dan bukan hanya mereka saja, tetapi juga kita yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita.
Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi pengharapan yang dilihat bukan pengharapan lagi; sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang dilihatnya?
Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun.
Kemudian dia berbicara tentang kuasa dari Roh Allah, di dalam Kitab Roma pasal delapan—Semua hal dierami oleh Roh Kudus dan akan memasukkan kita ke dalam kemerdekaan dari anak-anak Bapa Surgawi.
Anda lihat, diberikan kuasa menjadi anak-anak Allah. Mazmur 62:12: “Satu kali Allah berfirman, dua hal yang aku dengar: bahwa kuasa dari Allah asalnya.”
Materi tidak memiliki kuasa di dalam dirinya. Batu karang dan gumpalan tanah, tumpul dan tidak hidup, tidak pernah dapat menghasilkan kehidupan. Tetapi Roh Allah yang membangkitkan kuasa di dalam hidup kita. Dan Allah melalui Roh Kudus yang tidak terbatas akan menyentuh waktu ini dan masa ini dan menyentuh tubuh kita dan hidup kita dan akan memasukkan kita kedalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah.
Itu adalah dasar dari pengharapan orang Kristen: pekerjaan dari kuasa Roh Kudus Allah. Yesus berkata: “Sudah selesai.” KaryaNya sudah selesai.
Roh Kudus tidak dapat berkata seperti itu. Karya dari Roh kudus adalah melakukan dan melakukan, dan berkarya serta terus berkarya, hingga pada akhirnya kita akan memiliki hari yang baru, langit yang baru, bumi yang baru, generasi yang baru, tubuh yang baru, keluarga yang baru, rumah yang baru. Dan Roh Kudus terus bekerja. Dan tugasNya tidak pernah berhenti hingga kita akan dibangkitkan, tanpa cacat, tanpa noda atau cela, di dalam keserupaan dari Anak Allah sendiri dan menjadi ahli waris dan di dalam kerajaan dan di dalam kesabaran Tuhan Yesus.
Dan Roh Kudus bekerja dan terus bekerja. Dia tidak pernah berhenti dan terus berkarya. Dia bekerja di dalam anugerah kebijakan-kebijakan Kristen. Dia menyentuh hati yang keras dan mengirimnya kepada Yesus dan kepada kita. Dan Dia membimbing orang-orang kudusNya melewati hari-hari dan tahun-tahun kehidupan.
Dan akhirnya tanpa kehilangan satu orang pun, Dia menghadirkan kita di hadapan Raja yang Agung, di dalam kedatanganNya dan penyataanNya yang mulia. Dan tidak seorang pun dari kita yang terhilang. Akan ada di sana: Setiap orang dari kita, setiap orang dari kita yang percaya di dalam Tuhan Yesus Kristus. Setiap orang dari kita akan berada di sana, yang lemah, dan orang-orang kudus yang berada di antara kita. Kita akan berada di sana:setiap orang dari kita. Kita akan pergi membuatnya.
Tetapi, Pendeta, bagaimana anda mengetahuinya? Kegelapan mungkin meliputi kita dan kejahatan pada akhirnya mungkin menghancurkan kita dan kita mungkin akan masuk ke dalam jurang neraka.
Ha—Oh, tidak, tidak akan. Mengapa? Kuasa Roh Kudus yang dari Allah akan terus memelihara kita, melindungi kita dan menghadirkan kita pada hari yang mulia itu. anda tidak akan terhilang lagi. Roh Kudus akan menjaga anda. Itu adalah pekerjaan Roh Kudus di dalam hati kita dan di dalam hidup kita. Dan kita semua akan mencapainya. Kita semua akan berada di sana. Yang paling kecil dan yang paling akhir dari kita yang telah meletakkan iman di dalam Tuhan Yesus—kita semua akan mencapainya.
Dan itu adalah seperti yang disampaikan oleh teks saya yang tertulis di sini:
….supaya kita berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci.
Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu…, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan
Itu adalah pemeliharaan terhadap orang-orang kudus. Pemeliharaan dari Allah Yang Mahatinggi.
Maukah anda menyanyikannya?Maukah anda? Setiap orang yang bersama dengan saya, maukah anda menyanyikannya?
Betapa sebuah dasar yang kokoh
Engkau, orang-orang kudus Allah
Yang ditempatkan karena imanmu
Di dalam firmanNya yang sempurna
Apa lagi yang dapat Dia katakan?
Selain untukmu Dia yang telah berfirman?
Engkau bagi Yesus
Yang telah melarikan diri kepadaNya dan berlindung di dalamNya
Dan apakah anda mengingat nenek anda? Apakah anda mengingat nyanyian pada stanza yang terakhir dan nyanyian rakyat di dalam gereja:
Jiwa yang berada di dalam Yesus
Telah bersandar untuk berbaring
Aku tidak pernah dan tidak pernah
Melarikan diri kepada musuhnya
Jiwa itu, yang dipikirkan oleh seluruh neraka
Dan akan berusaha keras untuk menggoncangkannya
Tetapi aku tidak akan pernah, dan tidak akan
Tidak dan takkan pernah meninggalkannya
.
Saudara ketika anda percaya kepada Yesus, anda akan datang melakukannya. Dan akan berusaha untuk mendapatkannya.
Jiwa yang berada di dalam Yesus
Telah bersandar untuk berbaring
Aku tidak pernah dan tidak pernah
Melarikan diri kepada musuhnya
Jiwa itu, yang dipikirkan oleh seluruh neraka
Dan akan berusaha keras untuk menggoncangkannya
Tetapi aku tidak akan pernah, dan tidak akan
Tidak dan takkan pernah meninggalkannya
[Rippon’s Selection of Hymns, “Sebuah Dasar yang Kokoh”]
Dan itu adalah alasan bagi orang Kristen abad pertama, ketika mereka dianiaya dan di tempatkan dalam penjara yang gelap, dan mereka telah dipenggal dan hidup mereka diambil, akan melambai kepada yang lain dan berkata: “Selamat malam, aku akan menemuimu pada pagi hari.”
Selalu ada sebuah matahari yang terbit. Selalu ada sebuah fajar. Akan selalu ada sebuah pagi yang akan datang, bagi orang-orang Kristen yang berlimpah-limpah dalam pengharapan kepada Allah.
Baiklah. Mari kita menyanyikan lagu kita. Dan ketika kita menyanyikannya, seseorang dari anda, berikanlah hati anda kepada Tuhan. Anda boleh datang dan berdiri di dekat saya. Masuklah ke dalam persekutuan jemaatNya.
Ketika kita menyanyikan lagu, anda boleh datang dan berdiri di dekat saya: Sebuah keluarga, atau seseorang dari anda.
Dari mana saja, sebagaimana Allah akan membuat seruan kepada hati anda untuk datang, anda boleh datang. Datanglah sementara kita berdiri dan menyanyikan lagu.
Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.