Daftar isi

MENGAPA SAYA HARUS MENGUMUMKAN TELAH MENERIMA  KRISTUS?

(WHY MUST I PUBLICLY ACCEPT CHRIST?)

 

10-24-82

 

Roma10:9-10

 

Khotbah kita berjudul : Mengapa Saya Harus mengumumkan Untuk Menerima Kristus? Bagi anda yang sedang mendengarkan siaran radio dan yang berada di dalam gereja ini, mari kita berpaling ke dalam Roma pasal sepuluh dari seri khotbah kita melalui Kitab Roma. Roma pasal 10 dan kita akan membaca dari ayat delapan hingga ayat tiga belas.

Roma pasal 10, kemudian, Matius, Markus, Lukas, Yohanes, Kisah Rasul, dan Roma pasal 10. dan mari kita mulai membaca dari  dari ayat 8 hingga 13 dengan suara nyaring.

Apakah kita semua sudah menemukannya? Jika demikian mari kita membacanya dengan suara nyaring dari Roma Pasal 10 dimulai dari ayat delapan hingga tiga belas. Sekarang kita baca bersama-sama:

 

Tetapi apakah katanya? Ini: "Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu." Itulah firman iman, yang kami beritakan.

Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.

Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.

Karena Kitab Suci berkata: "Barangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan."

Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani. Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan dari semua orang, kaya bagi semua orang yang berseru kepada-Nya.

 

Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan.

Dan ini yang disampaikan oleh Yesus dalam Matius 10:32-33:

 

Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan BapaKu yang di sorga.

Tetapi barangsiapa yang menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan BapaKu yang di sorga.

 

Dan Tuhan menutup pasal delapan Kitab Markus dengan kata-kata ini:

 

Sebab barangsiapa malu karena Aku dan perkataanKu di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusiapun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan BapaNya, diiringi malaikat-malaikat kudus.

 

Mengapa saya harus mengumumkan untuk menenerima Kristus?

 

Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya di dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.

 Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.

 

Mengapa saya harus mengumumumkan bahwa saya menerima Kristus? Karena saya tidak dapat diselamatkan dengan cara yang lain—tidak jika apa yang dikatakan oleh Tuhan adalah benar dan tidak jika apa yang ditulis oleh rasul-rasul benar.

Saya tidak dapat diselamatkan kecuali jika saya secara terbuka dan mengumumkan dan tanpa rasa malu mengakui iman saya, penerimaan saya kepada Kristus sebagai Juruselamat saya.

Pada masa, ketika segala sesuatu adalah mungkin, beberapa tahun yang lampau, saya memimpin sebuah kebangunan rohani di salah satu universitas terkemuka di daerah Selatan. Pada hari kamis malam dari kebangunan itu, di sana ada pencurahan Roh Kudus, sesuatu yang jarang saya lihat di dalam hidup saya.

Satu hari sebelumnya, salah satu bintang atletik di universitas itu, dia adalah bintang olimpiade, bertemu dengan saya di asrama para atlet. Dan saya makan malam bersama dengan para pria, para atlet yang berada di asrama atlet.

Dan dia mengajak saya ke sana untuk mengundang kelompok itu untuk datang kepada sebuah kebangunan rohani di malam hari dalam sebuah kelompok, seperti sebuah tubuh. Jadi setelah kami selesai berdiskusi, mengapa, kapten dari tim football meminta saya pergi sementara mereka berdiskusi.

Setelah beberapa saat, mereka mengundang saya kembali. Dan mereka berkata kepada saya—kapten dari tim football, juru bicara mereka, dia berkata, “kami telah memutuskan untuk pergi ke kebaktian kebangunan rohani seperti sebuah tubuh pada besok malam. Kami akan pergi ke sana bersama-sama. Tetapi kami ingin anda mengerti sebelum kami hadir bahwa tidak seorangpun dari kami yang akan ke depan untuk mewakili kami. Tidak akan ada penerimaan terhadap Yesus sebagai Juruselamat kami. Kami akan pergi ke pertemuan itu. Tetapi tidak akan ada hal seperti datang ke depan untuk menerima Yesus.” Kemudian dia menambahkan, “Sekalipun ada api yang turun dari langit, kami tidak akan menelusuri lorong-lorong bangku itu.”

Malam berikutnya datang. Dan itu adalah malam yang telah saya gambarkan. Itu merupakan sebuah malam yang sangat menggerakkan saya sepanjang hidup saya. Saya tidak tahu berapa banyak dari pemuda dan pemudi yang diselamatkan pada malam itu.

Dan Roh pertobatan jatuh ke atas kelompok yang terbesar yang berasal dari asrama atlet. Saya mengamati mereka sepanjang undangan yang diberikan. Mereka digerakkan dengan sangat mendalam. Beberapa dari mereka memimpin untuk kembali ke kursi-kursi mereka.

Tetapi mereka berlaku sama seperti apa yang telah mereka ucapkan: “Tidak akan ada yang akan datang ke depan dari antara kami.” Tidak ada seorangpun dari mereka yang memberikan respon. “Sekalipun api turun dari langit,” kata mereka, “kami tidak akan menelusuri lorong itu.”

Lalu, anda tidak dapat diselamatkan. Hal itu sangat jelas. Hal itu sangat sederhana. Jika saya menolak untuk mengaku secara terbuka dan mengumumkannnya dan tanpa rasa malu iman saya di dalam Tuhan Yesus Kristus, Dia juga akan malu terhadap saya. Saya tidak dapat diselamatkan.

“Dengan hati seseorang percaya kepada Allah yang benar, dan dengan mulut mengaku dan diselamatkan.” Anda lihat, itu merupakan ekspresi atas iman yang merupakan iman itu sendiri. Itu merupakan sebuah keharusan. Dan jika saya tidak mengekspresikannya maka saya tidak memilikinya.

Hal itu sama seperti cinta. Itu merupakan ekspresi dari sesuatu dan hal itu adalah sesuatu itu sendiri. Dan jika anda tidak mengekspresikannya, maka anda tidak memilikinya. Itu merupakan ekspresi dari hal itu yang merupakan sesuatu itu sendiri.

Suatu ketika saya mendengar seorang pria yang tidak pernah mencium istrinya selama 20 tahun dan dia menembak seseorang karena melakukan hal itu. Cinta adalah sebuah ekspresi dari sesuatu dan jika anda tidak mengekspresikannya maka anda tidak memilikinya.

Seorang ibu pada suatu ketika datang kepada saya dan berkata, “Apa yang harus saya lakukan dengan anak saya yang jahat ini? Saya bahkan tidak bisa menyuruhnya untuk menyisir rambutnya, saya tidak dapat menyuruhnya untuk memakaiakan dasinya. Saya tidak bisa menyuruhnya untuk menyemir sepatunya. Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan terhadapnya.”

Saya berkata”Ibu lupakanlah hal itu. Akan ada seorang gadis pirang, bermata biru, dengan baju renda seperi boneka dan bocah remaja itu akan memakai minyak rambut di atas rambutnya. Dia akan mempelajari banyak cara untuk mengikat dasinya. Dan dia akan menyemir sepatunya seperti kaca.”

Apa yang telah terjadi dengan dia? Dia sedang jatuh cinta. Itu merupakan ekspresi dari sesuatu. Yang merupakan sesuatu itu sendiri. Jika anda tidak mengekspresikannya maka anda tidak memilikinya.

Hal itu sama dengan iman. Iman bukanlah sesuatu yang dimiliki oleh seseorang di dalam kantongnya. Iman bukan merupakan sesuatu yang menjadi bagiannya, seperti tangan dan kakinya. Iman adalah cara yang dilakukan oleh seseorang itu. Itu adalah cara untuk pergi. Cara untuk bekerja. Cara untuk berbicara. Cara untuk berjalan. Cara untuk menjadi. 

Iman adalah ekspresi dari sesuatu yang berada di dalam hati anda. Sebagai contoh, pasal yang luar biasa  yang berbicara tentang iman, terdapat dalam Kitab Ibrani pasal sebelas. Kitab Ibrani berkata: “Karena iman, maka Nuh.”

Bagaiaman anda mengetahui karena iman, Nuh?’ Karena dengan iman, maka Nuh, menjadi takut terhadap apa yang telah Allah sampaikan, membangun sebuah bahtera untuk menyelamatkan seisi rumahnya, dan itu dilakukan karena iman. Saya tahu, “karena iman” sebab, ketika dia mendengar wahyu dari Allah, bahwa Allah akan memusnahkan dunia, dan selama 120 tahun, dia membangun sebuah bahtera. Itu adalah iman.

Hal ini sangat menarik bagi saya, ketika saya berpikir tentang Nuh, ketika Kristus kita masih berupa seorang bocah kecil, seperti anak-anak sekolah minggu di sini, dia memiliki sebuah pelajaran sekolah minggu tentang Nuh. Jadi saya tebak, untuk seorang-anak-anak, saya sama seperti seorang bapa leluhur.

Jadi, dia melihat ke arah saya, di sebelah meja makan di hari Minggu, setelah kami berada di rumah. Dan dengan sebuah ketulusan dan perhatian yang dalam, dia melihat saya dan berkata, “Kakek apakah engkau mengenal Nuh?”

Saya berkata, “Tidak nak.”

Dan saya berpikir tentang bocah kecil yang bertanya kepada kakeknya, “Apakah engkau berada di bahtera bersama dengan Nuh?”

Dan kakeknya menjawab, “Tidak.”

Kemudian, bocah kecil itu berkata, “Jadi, mengapa engkau tidak tenggelam kemudian?”

“Karena iman, Nuh telah diperingatkan oleh Allah hal yang belum terlihat, digerakkan oleh rasa takut, membangun sebuah bahtera untuk menyelamatkan seisi rumahnya.” Itulah iman.

Keseluruhan pasal yang terkemuka dalam Alkitab sama seperti itu. “Karena iman Abraham.”

Bagaimana anda tahu “karena iman?” Karena, ketika Allah memanggil dia untuk meninggalkan rumah dan keluarganya, “ Dia pergi ke luar tanpa mengetahui tempat yang dia tuju.” Itulah iman. Iman yang menggerakkan.

“Karena iman Musa”

Bagaimana anda mengetahui “Karena iman Musa?” Karena dia menolak kedudukan di Mesir, “Karena ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah” dari pada menikmati semua kesenangan dari mahkota kerajaan di dalam hidupnya.

Dengan iman, Iman adalah sesuatu yang harus anda lakukan. Sesuatu yang harus anda ekspresikan. Dan jika anda tidak mengekspresikannya, jika anda tidak melakukannya maka anda tidak memilikinya. Hal itu adalah ekspresi dari sesuatu itu sendiri.

Lalu, di dalam keselamatan kita. Itu merupakan penerimaan Kristus di depan umum, pengakuan di depan umum umum dari iman kita di dalam Dia, dan itu adalah keselamatan itu sendiri. Itu yang seharusnya dilakukan

 

Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya di dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.

 

Sebab dengan hati seseorang percaya

--di dalam jiwa saya, saya menerima Tuhan

Dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.

Saya telah diselamatkan ketika saya secara terbuka dan di hadapan umum mengakui iman saya di dalam Kristus Yesus. Hal itu yang seharusnya dilakukan.

Hal itu bukan sesuatu yang berbeda dan unik. Hal itu merupakan cara yang selalu Allah lakukan dalam menyelamatkan umatNya.

Dalam Kitab Keluaran pasal dua belas, Allah berfirman kepada orang Israel: “Malam ini , malaikat maut akan lewat. Dan pada seisi rumah itu harus ada darah anak domba Paskah di ambang batas dan pada kedua tiang pintu, maka ketika malaikat maut melihat darah itu maka dia akan melewatinya.”

Mengapa darah itu di dipercikkan di belakang pintu atau di dalam di belakang pintu yang tertutup? Tidak. Allah berfirman bahwa darah itu harus dapat dilihat secara terbuka dan dapat dilihat oleh orang banyak. Hal itu untk menunjukkan bahwa orang ini adalah sebuah keluarga yang percaya kepada Allah.

Itu merupakan cara Allah menyelamatkan kita. Dan dia tidak melakukannya dalam cara yang lain. harus selalu terbuka di depan umum, komitmen dari hidup kita terhadap berkat dari Tuhan Yesus.

Ketika anda memperoleh pengertian tentang itu, mengapa Allah melakukan hal itu? Hal itu menjadi sangat jelas. Dan sangat logis. Tuhan berkata dalam ayat dua puluh delapan, yang menutup pasal delapan dari Kitab Markus: “Sebab barangsiapa malu karena Aku dan perkataanKu di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusiapun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan BapaNya, diiringi malaikat-malaikat kudus.” Menyangkal Tuhan akana sangat melukai hatinya.

Adakah sebuah kisah di dalam Alkitab yang paling menggerakkan hati dari pada saat Tuhan kita dicobai dalam hidupNya, pada malam sebelum Dia disalibkan? Dan seorang hamba wanita datang kepada Simon Petrus dan berkata: “Engkau merupakan salah satu dari orangNya.”

Dia berkata: “Aku tidak tahu apa yang kamu maksudkan.”

Dan seorang hamba yang lain datang dan berkata: Sungguh engkau adalah pengikutNya.”

Dia menyangkal: “Aku bahkan tidak mengenalNya.”

Dan untuk ketiga kali, seorang hamba muda datang kepada dia dan berkata: “Engkau sungguh-sungguh pengikutNya. Dialekmu membuktikannya. Engkau seorang Galilea.”

Dan kepala rasul itu berkata: “Engkau berpikir saya berbicara seperti Dia—dialekku seperti ini? Baiklah dengarkanlah hal ini.” Dan dia mulai mengutuk dan bersumpah serta berkata: “Aku tidak mengenalNya. Aku tidak pernah mengenalNya.”

Dan ketika dia mengutuk, bersumpah dan menyangkal, Alkitab berkata: “Lalu berpalinglah Tuhan memandang Petrus.”

Saudara yang terkasih, dan ayat selanjutnya berkata: “Lalu Petrus pergi keluar dan menangis dengan sedihnya.” Akan menghancurkan hati Tuhan kita karena menyangkal Tuhan. Saya berpikir kita juga akan seperti itu. Itu merupakan cara Allah untuk membentuk kita.

Anda tahu dalam minggu terakhir ini, saya membaca bagaimana mereka menetapkan sebuah keputusan dalam sidang Sanhedrin. Dan sebagaimana yang anda ketahui, di dalam pemeriksaan pengadilan itu, Dia dihadapkan  dalam dua pengadilan. Juruselamat kita, pada malam itu di hadapkan di hadapan Sanhedrin, sidang pengadilan tertinggi bangsa Yahudi. Dan kemudian di juga diserahkan ke pengadilan Roma, dihadapan procurator Roma yaitu Pontius Pilatus. Dan dalam minggu terakhir ini saya telah membaca bagaimana imam besar, mengambil sebuah keputusan dalam sidang para anggota Sanhedrin.

Dan saya membacanya, saya mengenang sidang pengadilan dari Tuhan kita. Semua anggota Sanhedrin yang berjumlah 72 orang berada dalam sebuah setengah lingkaran di sekeliling imam besar, yang memimpin sidang tersebut. Dan setelah kasus dijelaskan, imam besar menghampiri setiap anggota Sanhedrin, dimulai dari anggota termuda, dia menghampiri tiap anggota Sanhedrin, dan meletakkan tangannya di atas bahu dari anggota sidang pengadilan tertinggi itu.

Dan jika seseorang memutuskan bahwa terdakwa itu bersalah, maka dia akan tetap duduk. Dan jika dia percaya bahwa seseorang itu tidak bersalah dan memutuskan untuk membebaskannya, maka dia akan berdiri.

Jadi, imam besar berkeliling di setengah lingkatran itu untuk menghampiri ke 72 anggota Sanhedrin, dan meletakkan tangan kanannya di atas bahu setiap anggota dari pengadilan tertinggi itu. Dan jika seseorang merasa Yesus bersalah dan pantas untuk mati, maka dia akan tetap duduk. Dan jika dia percaya bahwa Yesus tidak bersalah, maka orang itu akan berdiri.

Dan ketika imam besar berkeliling di sekitar anggota Sanhedrin dan meletakkan tangannya di bahu setiap anggota pengadilan yang tertinggi itu, tidak ada seorangpun yang berdiri, seorang pun tidak.

Dan saya berpikir tentang diri saya sendiri, seandainya saya adalah salah seorang dari anggota Sanhedrin, akankah saya berdiri untuk Yesus? Akankah saya melakukannya? Akankah anda melakukannya?

Akahkah kita, akankah kita melakukannya pada saat ini? Sekalipun tidak ada panggilan untuk melakukan sebuah pengakuan, akankah saya berdiri untuk Juruselamat saya?

Anda tahu, itu merupakan sebuah hal yang aneh, bagaimana Allah memberkati ekspresi dari iman itu sendiri, Allah selalu tidak pernah membuat pengecualian tentangnya, bahkan di dalam Alkitab ataupun di dalam hidup kita sendiri. Hal itu harus diekspresikan. Harus selalu berdiri untuk hal itu. Harus  diketahui oleh orang banyak tentang hal itu sendiri. Allah memberkati hal itu.

Apakah anda mengingat tentang perempauan malang yang sakit pendarahan dan tidak ada seorang tabib yang dapat menyembuhkannya? Dan dia berkata: “Jika saya dapat menyentuh jubahnya maka saya akan selamat? Dan di dalam kumpulan orang banyak itu, perempuan itu datang dalam kesederhanaan,  dengan sembunyi-sembunyi, dengan mencuri-curi, secara rahasia dari belakangNya dan meraihnya serta menyentuh ujung jubahNya.

Dan Yesus berhenti serta berkata: Siapa yang telah menyentuhKu?”

Dan Simon Petrus dalam keherannya, melihat ke arah Tuhan dan berkata: “Tuhan mereka mendesak engkau dari berbagai sisi dan engkau berkata, Siapa yang telah menyentuhKu?” 

Dan Tuhan berkata, “Tetapi seseorang telah menyentuhKu.”

Dan perempuan itu, menunduk di hadapan Tuhan dan berkata: “Aku berkata dalam hatiku, asal kujamah saja jubahNya, aku akan sembuh.”

Dan Tuhan berkata kepadanya: “AnakKu, imanmu telah menyelamatkan engkau.” Apakah iman? Iman yang menjamah dan menyentuh Tuhan. Itu adalah ekspresi dari iman yang merupakan iman itu sendiri. Itu adalah  iman yang seharusnya.

Anda telah mengetahui kisah yang sama dalam kehidupan seorang penyamun yang disalibkan bersama dengan Tuhan Yesus. Di paku di atas kayu salib, hal yang hanya dapat dia lakukan adalah memalingkan kepalanya. Tetapi dia memalingkan kepalanya dan berkata: “Tuhan ingatlah aku, apabila Engkau datang sebagai raja.”

Dan Tuhan berkata: “Hari ini—semeron—hari ini engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam firdaus.”

Imannya adalah memalingkan kepalanya, sebab hanya itu yang dapat dia lakukan. Iman datang dengan menelusuri lorong ini dan maju ke depan, serta menerima Tuhan Yesus di hadapan umum dan dengan terbuka. Iman adalah dengan mengikuti Juruselamat di dalam ordinansi baptisan. Iman menggerakkan dan melayani Tuhan kita di gereja. iman membuat orang membaca Alkitab. Iman adalah dengan berdoa. Iman adalah mengasihi Yesus Kristus. Iman berjalan di dalam cahaya kemuliaan Allah. Iman adalah berjalan ke arah sorga. Itulah iman. Iman adalah ekspresi dari iman itu sendiri. 

Karena banyak anak-anak yang berada di sini pada malam ini, saya telah memberitahukan kepada anda, banyak contoh tentang anak anda. Pada pagi hari ini, Charles Bristow membawa saya ke rumah yatim piatu dan menghantar saya ke gereja untuk ibadah pertama. Dan di luar sana di Ros Avenue, ada dua orang anak kecil, dekil, kusut, kotor dan sedang menyusuri jalanan. Bocah laki-laki dan bocah perempuan.

Dan Charles melihat ke arah mereka dan berkata kepada saya, “Apakah anda tidak khawatir tentang anak-anak yang berada di jalanan itu? Darimanakah mereka berasal? Di mana mereka tinggal? Apa yang mereka makan? Apakah anda tidak khawatir terhadap mereka?” 

Ya. Anak siapakah yang berada di jalanan itu, yang terlihat kotor dekil, dan kumuh dan tidak dipedulikan? Di manakah mereka akan menghabiskan malam mereka? Siapakah mereka?

Saya mengingat tentang seorang artis yang luar biasa yaitu Murilio, lahir pada tahun 1616, salah satu pelukis termasyur sepanjang zaman dan salah satu orang kudus dari para orang kudus, seorang yang mulia, manusia Allah yang luar biasa. Dia melukis dengan dua cara. Yang pertama: Dia melukis Yesus dan keluarga yang kudus dan semua tentang hal-hal yang indah, karakter yang indah dan kepribadian di dalam pelayanan dari Juruselamat kita. 

Di Museum Del Prado, di Madrid, anda akan melihat sekitar 65 dari karyanya yang luar biasa. Dia telah hidup dengan keindahan dan kekudusan. Dan dia melukis para malaikat dan Maria dan Juruselamat serta keluarga kudus. Dia hidup di dalam hadirat Allah. 

Lalu, kemudian, yang sangat mengherankan bagi saya adalaha dia melukis tentang anak-anak jalanan. Bukankah itu merupakan suatu hal yang tidak dapat dipercayai? Orang yang sama, di dalam kekudusannya, kehidupan yang indah dan luar biasa, melahirkan karya tentang para malaikat dan Maria serta Yesus dan keluargaNya yang kudus dan para rasul, dan orang yang sama itu juga melukis tentang anak-anak jalanan.

Ketika kami melihat ke arah Pedro Gomez, kepada siapa kami telah diperkenalkan, seseorang yang telah melihat salinan maha karya yang agung itu di Toledo, mengundang kami ke rumahnya, kami melihat salinan dari karya Murillo tentang anak-anak jalanan. Dan  kami membawanya dan menempatkannya di rumah yatim piatu. Dan saya telah melihatnya secara berulang-ulang setiap hari: anak-anak jalanan.

Ada sesuatu tentang anak-anak, bagaimanapun dan kapanpun akan menggerakkan hati anda. Dan seberapa banyak dari anda  ketika anda melihat ke arah mereka: anak-anak jalanan, anak-anak yatim piatu, tidak ada seorangpun yang merawat mereka, tidak ada seorangpun yang mengasihi mereka, tidak ada yang berbuat kebaikan kepada mereka, anak-anak jalanan.

Di London, Inggris, ada dua orang anak jalanan, yang berada di dalam perawatan rumah sakit, berbaring di tempat tidur yang bersebelahan, tempat tidur mereka bersebelahan. Dan salah satu dari mereka bernama Willie, memiliki sebuah demam yang membuatnya merana. Dan seorang lagi adalah anak yang telah di tabrak oleh sebuah kereta gerbong yang berat.

Dan kedua anak jalanan itu, bocah yang masih muda, berada dalam ruang perawatan, sedang berbicara satu dengan yang lain. Dan bocah yang terluka karena di tabarak oleh kereta berbicara kepada bocah yang berada di sebelahnya. Dia berkata, “Willie, tidak tahukan kamu bahwa saya pergi ke sebuah misi Sekolah Minggu? Dan mereka berkata di sana bahwa jika saya meminta kepada Yesus untuk menolong saya, maka Dia akan menolong saya. Jadi Willie, mintalah kepada Yesus untuk menolongmu dan membuat engkau sembuh.”   

Kemudian Willie kecil menjawab, “Bagaimana saya tahu bahwa Dia akan datang? Dan bagaimana saya tahu bahwa Dia akan menolong saya?”

Kedua bocah jalanan itu bukanlah orang-orang teologi. Dan mereka tidak mengetahui serta mengerti. Secara tiba-tiba, Willie kecil berpikir bahwa Yesus adalah seorang dokter yang luar biasa di atas langit.

Kemudian bocah yang terluka itu berkata, “Willie kecil, ketika Dia datang, angkatlah tanganmu. Lalu dia akan melihatmu dan Dia akan datang. Dan kamu dapat memberitahukan kepadaNya untuk membuat kamu menjadi sembuh dan menolong kamu.” Jadi itu adalah sebuah kesepakatan.

Kemudian, sebagaimana hari berlalu, malam hari datang, Willie kecil berkata kepada bocah yang terluka oleh kereta itu. Dia berkata, “Seandainya Dia datang pada malam hari dan saya sedang tertidur. Bagaimana Dia mengetahui bahwa saya menginginkanNya untuk menolong saya?”

Dan bocah yang terluka itu berkata, “Baiklah Willie kecil, engkau hanya perlu mengangkat tanganmu. Dan tetap biarkan tanganmu terangkat dengan tinggi.”

Dan Willie kecil berkata, “ Tetapi saya tidak dapat mengangkat tangan saya dengan tinggi ketika saya mau tidur.”

Kemudian bocah yang terluka itu memiliki pemecahan untuk hal itu. Dia mengambil bantal miliknya. Dan dia menaruhnya di atas lengan Willie kecil sehingga tangannya tetap terangkat.

Dan kemudian dia berkata kepada Willie kecil, “Jika Dia datang pada malam hari dan kamu sedang tidur, dia akan melihat tanganmu yang terangkat. Dan Dia akan datang serta Dia akan menyembuhkan kamu.”

Pada keesokan hari, pagi-pagi sekali, perawat datang dan melihat Willie kecil. Dan kadang-kadang saat malam hari, Allah mengirimkan malaikatNya dan menjemput bocah kecil itu untuk pergi ke sorga. Dan perawat itu sangat heran karena bocah kecil itu telah meninggal dengan tangan yang terangkat kepada Allah, ke arah surga: “Tuhan tolonglah aku. Ingatlah akan aku.”

Ekspresi dari iman adalah iman itu sendiri. Hal itu dapat seperti menyentuh ujung jubahNya. Hal itu dapat berupa memalingkan kepala anda. Hal itu dapat berupa  mengangkat tangan ke arah Tabib Agung yang berada di sorga. Dan itulah iman.

Kita diselamatkan dalam sebuah keterbukaan, mengaku di depan umum tanpa rasa malu, untuk menerima Yesus masuk ke dalam hati kita, ke dalam jiwa kita, ke dalam hidup kita. Itulah hal yang harus kita lakukan.

Dan jika saya tidak mengangkat tangan saya, dan jika saya tidak memalingkan wajah saya dan jika saya tidak menelusuri lorong ini dan maju ke depan, dan jika saya tidak mengumumkan bahwa saya menerima Tuhan, maka saya tidak pernah diselamatkan.

 

Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya di dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.

 Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.

 

Itulah cara bagaimana kita diselamatkan. Itu adalah cara Allah untuk meraih kita kepadaNya. Dialah yang meraih kita.

Terberkatilah anda. Terberkatilah namaNya yang kudus. Dan memberkati kita, yang mengakuiNya secara terbuka, tanpa sebuah rasa malu dan di depan oramg banyak. Kita mengakuinya sebagai Juruselamat kita.

Mari kita berdiri bersama-sama.

 

Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.