Daftar isi

SUATU KELAHIRAN KEMBALI DI DALAM PENGAKUAN

(A REGENERATION IN CONFESSION)

 

Dr. W. A. Criswell

 

04-14-87

 

Roma 10:9-13

 

Sebagaiman telah disampaikan sebelumnya, tema untuk tahun ke tujuh puluh satu  dan Ibadah tahunan pra paskah kita adalah: “Rantai Emas dari Keselamatan.” Kemarin adalah “Berpaling Di Dalam Pertobatan,” hari ini adalah: “Suatu Kelahiran Kembali di Dalam Pengakuan, sebuah pengakuan terhadap keselamatan; besok adalah “Sebuah Baptisan Ke Dalam Keluarga Allah”’ pada hari Kamis, “Sebuah Pertumbuhan Di Dalam Anugerah Tuhan Kita”; dan pada hari Jumat: “Pintu Masuk Kita Ke Dalam Sorga.” Dan hari ini: Suatu Kelahiran Kembali di Dalam Pengakuan, sebuah pengakuan terhadap keselamatan.

Kita akan membaca dua bagian, yang pertama berasal dari Tuhan kita, yang terdapat dalam Matius 10:32-33:

 

Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, aku juga akan mengakuinya di depan BapaKu yang di sorga.

Tetapi barangsiapa yang menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan BapaKu yang di sorga.

 

Dan bagian yang kedua terdapat di dalam Roma pasal 10:9 dan 10: 

 

Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya di dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.

 

Sebuah Pengakuan Ke Dalam Kelahiran Kembali, terhadap keselamatan.

Dalam tahun-tahun yang telah berlalu. Saya telah memimpin sebuah seri ibadah kebangunan rohani di salah satu universitas yang terbesar di Amerika. Seseorang yang telah membuat sebuah pertemuan itu dalam nama Tuhan, membuat sebuah pengaturan bagi bagi saya untuk berbicara kepada seluruh atlet dari universitas itu di dalam asrama para atlet. Dan tujuannya adalah untuk mendapatkan orang-orang di dalam program atlet dari universitas itu untuk datang ke dalam sebuah ibadah pada suatu malam. 

Jadi saya membuat permohonan terbaik saya dan setelah saya melakukannya apa yang dapat saya lakukan untuk mendorong mereka untuk hadir, dan mereka meminta saya untuk pergi. Mereka membuat sebuah diskusi sebuah kemungkinan untuk datang. Dan setelah saya absent selama 10 sampai 15 menit, mereka meminta saya untuk kembali. Dan di dalam kelompok itu ada sebuah bintang olimpiade yang terkenal. Dan dia adalah juru bicara dari atlet yang berada di asrama tersebut. Dan bintang olimpiade itu berkata kepada saya, “Setelah berdiskusi kami setuju untuk datang pada ibadah satu malam dan kami akan datang besama-sama. Tetapi kami ingin anda mengerti, tetapi tidak ada seorangpun dari kami yang akan kepada Yesus dan tidak ada seorangpun yang akan yang akan datang ke depan untuk membuat pengakuan untuk menerima Yesus.’ Lalu dia menambahkan, “Sekalipun api turun dari sorga kami tidak akan datang ke depan untuk membuat pengakuan.” Lalu anda tidak akan dapat diselamatkan.

Lalu, mengapa? Karena itu adalah pengakuan dari iman itu sendiri. Itulah yang seharusnya. Jika anda tidak membuat pengakuan, jika anda tidak menyatakannya, anda tidak akan memilikinya. Maka hal itu tidak nyata. Hal itu adalah sebuah pengakuan dari komitmen, dan merupakan komitmen itu sendiri.

Hal itu seperti sesuatu yang asing. Baik, lihatlah. Di sini ada seseorang yang memiliki iman. Kita berkata, “Orang ini memiliki iman yang besar.” Hal itu sangat membangkitkan minat saya. Saya sangat tertarik. Jadi saya berusaha mencari ke dalam semua kantongnya dan melalui semua kepribadiannya untuk menemukan iman ini. Anda berkata bahwa dia memiliki iman. Saya tidak menemukan iman itu di dalam setiap bagiannya. Tetapi anda berkata bahwa dia memiliki iman, lalu saya mulai melihat bagian anatominya.

Saya berusaha untuk melihat imannya dan saya melihat sebuah otak kecil dan kelenjar bawah otak dan di sana amandelnya dan gigi seri dan di sini ada paru-paru. Di sina ada hatinya, ada empedu, dan di bawahnya ada tulang paha. Di sana ada tulang kering, dan juga ada tulang lunaknya. Dan seluruh komponen-komponennya. Dan saja juga belum menemukan imannya itu.

Jadi, mungkin saya harus melihat kepintarannya. Jadi saya menguji kemampuannya dan di dalam kemampuannya saya tidak menemukan iman di dalam dirinya. Tetapi anda mengatakan bahwa dia memiliki iman, lalu iman merupakan sesuatu yang harus dilakukan oleh orang itu. Hal itu mestinya merupakan sesuatu yang mengkarakteristikkan hidupnya dan jalannya. Iman sama seperti kasih. Iman merupakan ekspresi dari sesuatu dan itu merupakan sesuatu itu sendiri.

Suatu ketika saya mendengar seorang pria yang tidak pernah mencium istrinya selama 20 tahun dan dia menembak seseorang karena melakukan hal itu. Cinta adalah sebuah ekspresi dari sesuatu dan jika anda tidak mengekspresikannya maka anda tidak memilikinya.

Seorang ibu pada suatu ketika datang kepada saya dan berkata, “Apa yang harus saya lakukan dengan anak saya yang jahat ini? Saya bahkan tidak bisa menyuruhnya untuk menyisir rambutnya, saya tidak dapat menyuruhnya untuk memakaiakan dasinya. Saya tidak bisa menyuruhnya untuk menyemir sepatunya. Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan terhadapnya.” Saya berkata”Ibu lupakanlah hal itu. Akan ada seorang gadis pirang, bermata biru, dengan baju renda seperti boneka dan bocah remaja itu akan memakai minyak rambut di atas rambutnya. Dia akan mempelajari banyak cara untuk mengikat dasinya. Dan dia akan menyemir sepatunya.” Dia akan melakukannya. Bagaimana anda tahu bahwa dia akan melakukannya? Dengan cara melihat tindakannya, dengan cara yang dia lakukan, adalah sesuatu yang harus anda lakukan.

Iman tepat seperti itu. Iman adalah sesuatu yang menjadi karakteristik hidup anda. Alkitab akan berkata di dalam Ibrani 11: Dengan iman, Nuh. Apa yang anda ketahui tentang iman Nuh? Karena, ketika Allah akan membinasakan dunia, dia percaya akan hal itu. Dan dia membangun sebuah bahtera. Pasal yang sama berkata, “Dengan iman maka Abraham.” Bagimana anda mengetahuinya dengan iman? Karena, ketika Allah memanggilnya untuk keluar dan menjadi orang asing dan seorang pengembara di bumi, mencari sebuah kota yang meiliki sebuah dasar; dimana Allah yang menjadi pembuatnya. Pasal yang sama berkata, “Dengan iman, maka Musa.” Bagaimana anda tahu dengan iman? Karena dia menolak untuk disebut sebagai anak Putri Firaun dan menolak segala kemewahan yang diberikan oleh Firaun; dia menyerahkan hidupnya dan bergabung dengan umat Allah. Iman adalah sesuatu yang anda lakukan, iman merupakan cara anda untuk bertindak.

Tidak hanya itu, tetapi sebuah pengakuan kedua. Hal itu merupakan komitmen dari hidup anda. Pengakuan di di hadapan umum untuk menerima Kristus, adalah keselamatan itu sendiri. Itulah yang seharusnya di lakukan. Substansi dari hal itu. Keseluruhan defenisi dari hal itu adalah sebuah keterbukaan di hadapan umum bahwa kita tidak malu akan komitmen hidup kita untuk Kristus. Itulah keselamatan. Barangsiapa yang mengakui Aku di depan manusia, aku juga akan mengakuinya di depan BapaKu yang di sorga. Dengan hati, seseorang percaya kepada Allah yang benar dan dengan mulut mengaku, maka kamu akan diselamatkan. Hal itu bukanlah sesuatu yang aneh atau ganjil. Allah tidak pernah menyimpangkan jalan keselamatan itu sepanjang semua millennium dan periode waktu.

Ketika Tuhan Allah berkata kepada anak-anak Israel di Mesir, “Malaikat maut akan lewat, tetapi barangsiapa yang mengoleskan darah secara terbuka, tanpa rasa malu dan dalam bentuk salib di ambang pintu rumah mereka, maka ketika malaikat itu lewat dan melihat darah itu, maka setiap orang yang berada di dalam rumah itu akan selamat.”

Mengapa di depan pintu rumah? Mengapa di ambang pintu? Mengapa seseorang memercikkan darah itu atau menempatkan darah itu di belakang pintu atau di dalam dapur atau suatu tempat di dalam sebuah tempat tertutup? Karena Allah telah menetapkan cara keselamatan itu secara terbuka dan menampilkannya di hadapan umum dan tidak menjadi malu karenanya dan menjadi sebuah bagian darinya yang memberikan sebuah komitmen dari hidupnya untuk Tuhan. Dan tidak ada jalan lain.  

Keselamatan bersifat terbuka, dilihat oleh umum. Sebuah komitmen tanpa rasa malu dan pengakuan dari iman anda dan pemuridan di dalam Tuhan Yesus. Dan jika saya  tidak melakukannya, maka saya belum diselamatkan. Sekali lagi saya katakan, ada sebuah alasan untuk itu dan saya dapat mengerti tentang itu. Untuk tidak malu terhadap Allah dan atas hal itu dan jika tidak mengakui Tuhan maka akan mengecewakan hatiNya.

Simon Petrus mengutuk dan bersumpah, “Saya tidak pernah melihatNya. Saya tidak pernah mengenalNya.” Dan ketika dia mengutuk dan tidak mengakui, memungkiri dan mendiskreditkan, Tuhan berpaling dan melihat ke arah Petrus, dan mematahkan hatinya. Dia akhirnya pergi keluar dan menangis dengan kepahitan.

Salah satu penghargaan terbesar yang terdapat dalam Alkitab, terdapat dalam pasal 1 dari Kitab 2 Timotius, ketika Paulus berbicara tentang Onesiforus yang datang ke Roma. Dan Paulus berkata, “Ia tidak malu menjumpai aku di dalam penjara, ketika di Roma, ia berusaha mencari aku dan sudah juga menemui aku.” Itulah apa artinya diselamatkan. Untuk menjadi seorang Kristen. Tanpa rasa malu, sebuah pengakuan yang terbuka dan komitmen di depan umum, dan sebuah pengakuan, dan saya berkata, Allah tidak berubah.

Musa menangis di tengah-tengah perkemahan “Siapa yang berada di pihak Allah, biarlah dia datang dan berdiri di sebelahku.”

Yosua berkata, “Pilihlah hari ini, kepada siapa kamu akan beribadah; Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan!”

Elia di hadapan bangsa Israel berkata, “Berapa lama lagi kamu berlaku timpang dan bercabang hati? Kalau Tuhan itu Allah, ikutlah Dia, dan kalau Baal, ikutilah Dia.”

Dan Tuhan kita meminta kita di depan umum , tanpa rasa malu, pengakuan yang secara terbuka dan bertanggung jawab. Ketika Tuhan di bawa ke hadapan Sanhedrin. Dia telah dituduh dengan suara keras, dan difitnah. Salah seorang penuduhnya berdiri dan berteriak, “Dia berkata bahwa Dia adalah penjelmaan Allah, Anak Allah, saya mendengar Dia mengatakan itu.” Yang lain berkata, “Saya mendengar Dia berkata, ‘Saya dapat mengampuni dosa.’ Dan siapa yang dapat mengampuni dosa selain Allah?” Yang lainnya juga berkata, “Saya mendengar bahwa Dia adalah Juruselamat dunia, tidak ada jalan lain kepada Allah selain oleh Dia. Saya mendengar Dia mengatakannya.” Dan imam besar berkata, “Apa yang harus kita lakukan terhadapNya?” Dan mereka berkata, “Dia layak dihukum mati.”

Dalam sebuah cara yang menakjubkan, di dalam pengumuman yang penuh khidmat, imam besar pada masa itu, sebelum menghukum mati, imam besar akan pergi kepada setiap anggota Sanhedrin, yang terdiri dari 72 orang. Dan meletakkan tangan kanannya di atas bahu para anggota Sanhedrin. Dan jika anggota Sanhedrin memutuskan bahwa orang itu bersalah dan layak untuk mati maka dia akan tetap duduk. Tetapi ketika imam besar meletakkan tangannya di bahu anggota Sanhedrin, jika dia memutuskan bahwa seseorang itu tidak bersalah, dan memutuskan untuk tetap hidup maka dia akan berdiri.

Dan ketika imam besar pada masa itu meletakkan tangannya di atas bahu setiap anggota dari pengadilan tertinggi itu setiap orang dari mereka tetap duduk. Setiap orang dari mereka. “Dia layak dihukum mati,” dan mereka tetap duduk. Dan Tuhan kita berdiri di hadapan Sanhedrin yang menganggap Dia dengan rendah. Manusia yang mengalami penderitaan dan dipenuhi dengan kesengsaraan, dan kita menyembunyikan wajah kita dari Dia.

Dan sebagaimana Dia berdiri dan dipandang rendah dan dihukum, saya memikirkan tentang keluarga kudus itu yang pergi ke Betlehem. Dan tidak ada tempat bagi mereka untuk menginap di rumah penginapan. Seandainya saya pemilik penginapan, saya akan menyediakan sebuah ruangan bagi Tuhanku atau akankah saya melakukannya? Setelah Dia berpuasa selama 40 hari dan 40 malam, saya akan memberikanNya roti untuk dimakan, atau akankah saya melakukannya? Ketika Dia duduk kelelahan dengan rasa haus, saya akan memberikanNya air untuk diminum atau akankah saya akan melakukannya?  Dan ketika di Nasareth mereka membawa Dia keluar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu, saya tidak akan malu untuk berjalan di sampingNya, atau akankah saya melakukannya? Ketika di Gadara mereka menyuruhNya untuk meninggalkan kota itu, Saya akan mengundangnya untuk teyap tinggal, atau akankah saya melakukannya? Ketika orang banyak dan gerombolan orang banyak pada masa Paskah itu mengangkat suara mereka dan berkata “Salibkan Dia.” Saya akan  memperjuangkan kasusNya. Akankah saya akan melakukannya? Dan ketika imam besar meletakkan tangan kanannya di bahu setiap anggota Sanhedrin, akankah saya akan berdiri?

Saya percaya kepadaNya terhadap semua perkataanNya dan apa yang Dia lakukan serta janji yang akan Dia lakukan. Anak Allah, Juruselamat dunia. Saya akan berdiri. Akankah saya melakukannya?

Itulah maksudnya menjadi seorang Kristen. Itulah maksudnya diselamatkan. Hal itu merupakan sebuah keterbukaan dan pengakuan di depan umum dari iman dan komitmen hidup kita terhadap Yesus. Saya akan berdiri. Mari kita berdiri di hadapan Tuhan kita.

Tuhan kami, jaminilah kami, pada masa kami dan generasi kami yang di depan, akan tetap setia kepada Tuhan Allah yang telah memanggil kami dan untuk keselamatan dan unktuk kasih serta ibadah. Oh Tuhan, di depan seseorang yang tidak percaya, semoga kami menyinarkan cahayaNya, bersaksi tentang kasih dan anugerah dari Juruselamat kami yang penuh berkat, di dalam namanya yang sungguh-sungguh berharga kami berdoa, Amin.

 

Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.