PENEBUSAN
(REDEMPTION)
Dr. W. A. Criswell
09/27/92
Roma 3:26
Ini adalah pendeta senior, W.A. Criswell, yang sedang membawakan khotbah yang berjudul: Penebusan. Dan saya berkhotbah melalui seri khotbah Kitab Roma.
Kita berada pada pasal 3 dan membaca teks yang dimulai dari ayat 24:
Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya. Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus.
Kata “penebusan” dalam bahasa Yunani adalah, apolutrosis, yang berarti “pembebasan/dilepaskan,” dari kata, apoluo, “bebas dari pembayaran uang tebusan,” berasal dari kata apo, preposisi dalam bahasa Yunani yang berarti “dari, jauh dari,” dan kata luo, “mengendurkan, untuk melepaskan, untuk membuka, untuk tidak dapat disentuh, untuk dibebaskan, untuk bebas.”
Anda semua telah memiliki pengenalan bahasa Yunani mengetahui bahwa anda memulai dari kata sambung itu, kerangka pikir dari luo. Itu merupakan cara anda memulai. Dan itu merupakan kata ini, kata dasar untuk “penebusan.” Kata itu dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin redemiri, yang berarti “untuk membeli kembali.” Dan juga dalam bahas Inggris, “penebusan”: “untuk mendapatkan kembali, dengan membayar suatu harga, untuk dibebaskan dengan membayar uang tebusan,” dan secara teologi, “untuk dilepaskan dari dosa dan pertobatannya dengan sebuah pengorbanan yang dibuat bagi orang-orang berdosa.” Itu merupakan arti dari kata “penebusan
Penebusan menunjukkan keadilan dan kemurahan serta kasih Allah. Dia menyatakan hal itu dalam teks ini. Allah memberikan Tuhan kita Yesus sebagai sebuah tebusan untuk endeiksis—“untuk menunjukkan, untuk membuktikan, sebuah tanda, sebuah pembuktian,” yang diterjemahkan di sini dengan kata “untuk menunjukkan”—dan untuk menunjukkan, keadilan dan kasih dan kemurahan Allah.
Bagaimana Allah dapat adil dan membenarkan orang-orang jahat, para pendosa? Bagaimana Allah dapat benar dengan menyatakan orang berdosa benar? Bagaimana Allah dapat menghantarkan kedalam kebebasan, pemerkosa, pembunuh, orang-orang berdosa? Bagaimana setiap pengadilan menjadi sebuah pengadilan yang baik dan membiarkan penjahat bebas? Bagaimana anda melakukan hal itu?
Allah dihadapkan dengan tiga dilema. Yang pertama: Dia dapat menjadi adil saja, tanpa kasih dan kemurahan, dan menahan semua orang berdosa ke dalam penghukuman dan neraka. Itu merupakan kemungkinan yang pertama.
Dilema yang kedua adalah: Dia dapat mengasihi dan bermurah hati saja. Maka tidak ada hukum moral. Tidak ada pengadilan, tidak ada penghukuman atau yang sejenisnya. Semua orang berdosa dan semua penjahat bebsa saja—tidak ada hukum sama sekali.
Tetapi ada kemungkinan yang ketiga. Dan itu adalah bahwa ada seseorang yang dapat membayar hutang-hutang kita. Disana ada seseorang yang mungkin dapat berkorban untuk penghukuman kita.
Dan itu adalah bagian dari tiga dilemma yang Allah pilih: seseorang berkorban untuk kita. Seseorang membayar hutang kita. Seseorang digantikan bagi kita untuk menerima hukuman dari Allah. Dan itu adalah Injil.
Doktrin penebusan merupakan salah satu pemberian yang luar biasa dalam Firman Allah. sebagai contoh, dalam Imamat—ingat apa arti penebusan: “membeli kembali”—dalam Imamat 25:25, apabila seorang saudara jatuh miskin dan kehilangan kepemilikan maka kaum terdekatnya harus dapat menebusnya kembali. Dia dapat membeli mereka kembali. Dalam Imamat 25:47 dan 49, seorang saudara yang jatuh miskin menjual dirinya sendiri ke dalam perbudakan maka kaum terdekatnya dapat menebusnya, dapat membeli dia kembali.
Salah satu hal yang paling luar biasa dari semua hal yang pernah saya baca dalam Alkitab adalah penebusan yang digambarkan dalam Keluaran 12, dalam Keluaran 22, dan dalam Bilangan 3. Dalam Paskah, malaikat maut lewat. Dan siapapun yang mengoleskan darah dengan bentuk salib pada ambang batas pintunya, maka malaikat maut akan melewatinya dan anak sulungnya tidak akan dibunuh. Tetapi tanpa darah maka anak sulung akan dibunuh.
Jadi dalam Keluaran dan Bilangan, Allah berkata bahwa anak sulung menjadi milikNya. Dan jika seseorang mempertahankan anak sulungnya, anak anda—jika seseorang mempertahankan anak sulung itu, seseorang itu harus ditebus oleh seorang Lewi.
Jadi orang Lewi tidak memiliki kediaman di tanah itu. Mereka menjadi milik Allah. mereka telah menjadi harga tebusan dari anak sulung yang telah diambil dari tangan Allah.
Jadi ide dari penebusan merupakan sebuah pembayaran yang nyata terhadap hutang. Ini merupakan harga sebuah tebusan untuk kebebasan. Ini merupakan sebuah pertukaran yang sebanding, seperti seorang kapten bagi beberapa prajurit, atau sebuah permata untuk beberapa dolar dari harganya, atau seorang kaya yang membeli beberapa orang miskin.
Lalu hal yang sama anda temukan dalam Alkitab, dalam Matius 20:28: “Anak manusia datang untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang.”
Kisah Rasul 20:28: “Jemaat Allah yang Dia peroleh dengan darahNya sendiri”—Dia membayar harga bagi kita.
Dalam 1 Korintus 6:20: “Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar.”
Dalam 1 Timotius 2:5 dan 6: “Manusia Kristus Yesus yang telah menyerahkan diriNya sebagai tebusan bagi semua manusia.”
Titus 2:13 dan 14: “Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang telah menyerahkan diriNya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan.”
Ibrani 9:12: “Bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darahNya sendiri, Kristus menghasilkan penebusan kekal bagi kita.”
Dalam 1 Petrus 1:18 dan 19: “Kita tidak ditebus dengan barang fana seperti emas dan perak, tetapi oleh darah Kristus yang mahal.”
Dan dalam Wahyu 1:5: “Bagi Dia yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darahNya, bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya.”
Demikianlah bahwa Alkitab menyajikan penggantian yang nyata oleh Kristus bagi kita dalam kedudukan kita. Dalam Galatia 2:20: “Kristus mengasihiku dan memberikan nyawaNya sendiri bagiku.
Dalam Ibrani 10:10: “Kita telah dikuduskan sekali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus.”
Dalam 1 Petrus 2:24: “Yesus Kristus, oleh diriNya sendiri telah memikul dosa-dosa kita dalam tubuhNya di kayu salib, supaya kita yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran, dan oleh bilur-bilurNya kamu telah sembuh.”
Dalam 1 Yohanes 4:10: “Allah telah mengutus AnakNya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.”
Dan tentu saja dalam nubuatan Yesaya yang sangat luar biasa dalam pasal 53: “Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita. Dia diremukkan oleh karena kejahatan kita dan ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.” Ini merupakan doktrin penebusan dan ini adalah Injil Yesus Kristus.
Sekarang, ketika kita berbicara tentang seseorang yang menggantikan kita dan membayar tebusan dan hutang kita, orang-orang yang mencerca Injil Tuhan kita berkata dengan sangat blak-blakan. Sebagai contoh, seorang kafir, Bob Ingersol—yang tidak memiliki ide tentang anugerah penebusan dari Yesus yang menggantikan kita, berkata, “Mereka membunuh orang yang salah.”
Dan Thomas Paine, seorang kafir Amerika, di dalam tulisannya Age of Reason berkata, “Pengadilan moral tidak mungkin mengambil orang yang tidak bersalah bagi kesalahan orang lain sekalipun orang yang bersalah itu menawarkan dirinya sendiri. Untuk mengharapkan keadilan melakkan hal ini adalah menghancurkan eksistensi dari prinsip itu sendiri, yang berarti hal itu sendiri. Maka hal itu bukan lagi keadilan, itu adalah pembalasan yang tidak pandang bulu.”
Lalu dia melanjutkan, berbicara tentang khotbah kita, “mengkhotbahkan salib, pengkhotbah berkata bahwa hukuman Kristus adalah sebuah objek untuk mengucap syukur. Pengkhotbah memulas diri mereka sendiri dengan darah seperti sebuah tentara pembunuh dan menganggap dirinya cerdas dengan memberikan pujian bagi mereka.”
Dengan kata lain dalam pengakuan saya yang sederhana, saya tidak tahu dari sebuah kebajikan hidup Kristen yang lebih manis dan lebih berharga dari pada memberikan diri anda bagi orang lain, membayar hutang orang lain, berkorban untuk orang lain—anda bagi mereka.
Seperti yang anda tahu, ketika saya memulai pengembalaan pada usia 17 tahun, selama sepuluh tahun saya seorang lajang. Dan saya tinggal diantara jemaat, dan tentu saja tinggal dalam rumah mereka, makan di meja mereka. Pada hari itu—dan hal ini sudah sangat lama sekali, tetapi saya masih dapat menyebutkan nama mereka sampai sekarang—pada hari itu saya seringkali berada di rumah J.R. Marthin, Judge Martin. Dan mereka memiliki seorang anak yang bernama Weldon, seorang remaja yang tertua. Dan pemuda tanggung itu selalu berada dalam masalah secara berulang-ulang, sudah pernah diadili di pengadilan dan dihukum, “Engkau membayar jaminan yang sangat besar atau engkau pergi ke dalam kurungan.” Dan selalu saja jika ia berulah, ibunya yang di rumah selalu membayar dendanya.
Mereka merupakan petani yang berpengaruh. Dan dalam kunjungan yang saya lakukan bersama pada suatu hari, saya berkata, “Ibu Martin, mengapa anda tidak membiarkannya saja masuk penjara? Mengapa anda selalu dan membayar untuk kebebasannya—membayar denda itu?
Dan dia menjawab saya, “Setiap kali saya mengatakan bahwa saya akan membiarkannya masuk penjara. Tetapi ketika waktunya datang dan hukuman sudah dijatuhkan, saya tidak bisa, di dalam hati saya, melihat anak saya masuk penjara. Dan selalu,” katanya, “ketika waktu itu datang, saya membayar hutangnya.”
Apapun yang mungkin kita pikirkan tentang hal yang dilakukan ibu itu, anda tidak dapat menolong tetapi dapat merasakan keharuan di dalam hati anda sendiri. Dia merasakannya terhadap anak itu.
Dan hal itu yang secara tepat terhadap apa yang telah Tuhan lakukan bagi kita. Kita dihukum oleh dosa-dosa kita, dihukum oleh pemberontakan kita, menghadapi keterpisahan yang kekal dengan Tuhan. Dan Allah dalam belas kasihanNya, membayar hutang kita, dan membeli kebebasan kita, berkorban untuk hukuman kita, serta keselamatan kita.
Hal ini sudah diekspresikan secara luar biasa oleh pengkotbah yang terkenal sepanjang jaman. Sebagai contoh adalah Chales Spurgeon, yang berbicara tentang pertobatannya, Spurgeon berkata, “Saya melihat itu, jika Yesus menderita sebagai penggantiku, maka saya tidak perlu menderita juga. Dan jika Dia menanggung semua dosa saya, maka saya tidak memiliki dosa untuk dipikul. Semua kesalahanku harus terhapus, jika Yesus menanggungnya sebagai penggantiku dan menderita untuk hal yang menjadi ganjaranku.”
Dia melanjutkan, “Setiap orang percaya dapat mengklaim bahwa pengorbanan itu secara nyata telah dibuat baginya, dan selanjutnya, dia dapat memperoleh jaminan bahwa dia tidak akan pernah binasa. Allah tidak dapat menerima persembahan ini dalam kepentingan kita dan menghukum kita untuk binasa. Hukum dari Allah lebih memuaskan dengan kematian Kristus daripada hal itu dilakukan bagi kita para pemberontak dengan mengirim kita semua ke neraka. Anak Allah menderita bagi dosa-dosa kita merupakan hal yang lebih mulia dalam membangun pemerintahan Allah, hukum Allah, daripada seluruh ras manusia dihukum.
Bolehkah saya mengambil satu contoh lagi? Dr. James Denny, salah satu pengkotbah Skotlandia yang luar biasa dan seorang professor Perjanjian Baru di Universitas Glagow, dia menulis, “Ini adalah InjilNya: bahwa Seorang yang Benar, sekali untuk semua, menghadapi dan mengambil kematian untuk menyeselaikan tanggung-jawab dari orang yang tidak benar, jadi mereka tidak lagi berdiri amtara mereka dan Allah. Kristus mati sekali untuk dosa kita semua dan manusia yang menerima Kristus dalam kematianNya, dia telah memiliki hubungan dengan Allah sekali untuk semua ketentuan, bukan dengan dosanya, tetapi dengan kasih yang menebus dan anugerah dari Tuhan Yesus. Hubungan kita dengan Allah bukan bersifat, “saya orang berdosa dan Dia yang menjatuhkan penghukuman atas saya,’ tetapi hubungan kita dengan Allah sekarang adalah, ‘Saya kudus dan diampuni dalam Kristus. Dan saya telah memiliki keberanian untuk masuk ke dalam hadiratNya.”’
Jadi saya menyimpulkan, bahwa hal itu membawa kepada kita sesuatu yang tidak ternilai, pujian yang tidak ada habisnya dan ucapan syukur dengan mengasihi dan melayani Tuhan kita Yesus. Dia mengatakan hal itu dalam teks saya: “Jadi apakah dasarnya bagi kita untuk bermegah? Tidak ada!”
Saya tidak dapat melakukannya dalam kebenaran saya sendiri serta berkata, “Lihat kearah saya. Saya melakukan hal itu. Saya telah membersihkan diri saya dari kecacatan dalam dosa, dan saya murni dan suci dan tanpa dosa. Saya dapat berdiri di hadapan Allah dan dalam kekuatan saya sendiri.”
Oh, Tuhan, inilah kebenarannya. Saya seorang pendosa. Saya telah berdosa. Saya telah kehilangan kemuliaan Allah dan saya harus menghadapinya dan tidak dapat menghindar dari konsekuensi pemberontakan saya. Tetapi seseorang telah campur tangan buat saya. Seseorang telah menyelamatkan saya. Seseorang telah melepaskan saya.
Dan dapatkah saya membaca dari nyanyian pujian dari pujian dan kemuliaan terhadap apa yang telah Yesus lakukan bagi kita. Di sini dalam Wahyu, pasal 5, mereka “Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa. Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi." Maka aku melihat dan mendengar suara banyak malaikat sekeliling takhta, makhluk-makhluk dan tua-tua itu; jumlah mereka berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa, katanya dengan suara nyaring: "Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!" Dan aku mendengar semua makhluk yang di sorga dan yang di bumi dan yang di bawah bumi dan yang di laut dan semua yang ada di dalamnya, berkata: "Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, adalah puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!"
Itu merupakan nyanyian pujian dari kita atas apa yang sudah Yesus lakukan buat kita. Dan merupakan sebuah hak yang sangat berharga untuk mengasihi Tuhan kita dan untuk menunduk dihadapanNya.
Saya akan melihat kembali, tentang hal yang terjadi dengan para leluhur saya di Inggris. Orang-orang saya, leluhur saya datang ke Virginia dari Inggris. Dan hal itu terjadi sudah sangat lama sekali, sekitar tahun 1660-an, dan di London sedang mewabah dengan apa yang mereka sebut sebagai “Kematian Gelap (Black Death)” atau penyakit pes.
Saya telah membaca hal itu berulangkali: yaitu suatu pemandangan tentang kematian yang mengerikan. Ada begitu banyak mayat yang tidak dapat dikuburkan. Ribuan dan ribuan orang, dan mereka mati karena penyakit pes, kematian yang gelap itu.
Dan seperti yang saya sampaikan bahwa tidak hanya hal itu, setelah wabah pes yang mengakibatkan kematian yang luar biasa itu, tahun itu diikuti oleh terjadinya kebakaran yang sangat besar di kota London—dan segera saja seluruh kota hampir terbakar. Ada 87 gereja yang terbakar habis selain kapel-kapel lainnya. Ada sekitar 100 lebih gereja dan kapel yang terbakar pada peristiwa kebakaran yang hebat itu, yang diikuti dengan tiupan angin yang keras selama empat hari, yang membakar habis kota London.
Dan di kota itu, dari pelayan yang tersisa ada dua orang pengkotbah Baptis. Nama mereka adalah Stenneck. Ayahnya bernama Joshua Stenneck dan putranya bernama Samuel Stenneck. Dan keduanya merupakan pendeta dari gereja Devonshire Square Baptist.
Ayahnya, dalam seluruh hidupnya merupakan pendeta gereja itu, sedangkan anaknya merupakan rekan sejawatnya. Dan ketika ayahnya meninggal, dia menjadi penerusnya untuk menjadi pendeta di gereja itu seumur hidupnya, dan kedua pendeta itu melayani di kota London, kepada orang-orang yang tetap hidup dari kematian yang mengerikan itu serta kebakaran yang sangat hebat itu.
Mereka merupakan orang yang berpendidikan, memiliki karunia dan penyair yang hebat, keduanya adalah penyair yang terkemuka. Dan saya ingin memberitahu anda tentang dua dari syair yang mereka tulis.
Salah satunya berjudul: “Di Pinggir Yorda yang Fana Aku Berdiri.” Apakah anda mengingatnya?
Tiada gulungan api yang menyala ataupun asap yang beracun
Dapat menjangkau daratan yang beriklim sehat
Penyakit dan kedukaan serta kesakitan dan kematian
Telah hilang dan tak lagi dirasakan
Oh, kapankah kudapat menjangkau tempat yang bahagia itu
Dan terberkati selamanya
Kapankah kumelihat wajah Juruselamatku
Dan beristirahat dalam dadaNya?
Itu merupakan salah satu puisi yang ditulis oleh kedua pengkhotbah Baptis itu. Dan puisi itu telah dibuat menjadi lagu rakyat Amerika dan kita nyanyikan hari ini.
Salah satu puisi lainnya dari banyak puisi yang mereka tulis berjudul, “Betapa Agung dan Mulia.” Dan syairnya adalah seperti ini:
Dia melihatku terjerumus dalam kesusahan yang dalam
Dan datang tuk melegakanku
Bagiku Dia memikul salib yang memalukan itu
Dan menanggung semua dukacitaku
Bagi Dia kuberhutang atas seluruh hidupku dan nafasku
Dan semua sukacita yang kumiliki
Dia membuatku menang atas kematian
Dan menyelamatkanku dari kuburan
Seorang Amerika menyusun puisi itu kedalam musik, yang ditulis oleh Thomas Hasting.
Saya tidak tahu bagaimana untuk mengekspresikan rasa syukur yang saya rasakan di hati saya terhadap apa yang telah Yesus lakukan bagi saya dan apa yang sudah Dia lakukan untuk anda. Dan bagaimana puisi itu bisa tercetus dari kematian yang mengerikan itu serta kebakaran yang tragis itu, bagaimana Juruselamat telah memberi kenyamanan, kekuatan dan berkat kepada orang-orang itu yang beranjak melalui pengalaman yang mengerikan itu.
Saudara yang terkasih, tidak ada cara lain di dunia ini dimana kita dapat mengasihi Tuhan kita dengan cukup atau memuji Dia terlalu banyak terhadap apa yang sudah Dia lakukan bagi kita. Terpujilah namaNya. Amin.
Alih bahasa: Wisma Pandia