Daftar isi

SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT ROMA

(PAUL TO THE CHURCH AT ROME)

 

Oleh Dr. W. A. Criswell

 

Khotbah ini dikhotbahkan di First Baptist Church in Dalas

17 Mei 1992

 

Alih  bahasa: Wisma Pandia, Th.M.

Editor: Dr. Eddy Purwanto, MM, PhD.

 

"Dari Paulus, hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah" (Roma 1:1)

 

I. Latar Belakang Kitab Roma

 

Ketika saya membuka Alkitab saya, saya diingatkan bahwa surat kepada jemaat Roma merupakan kitab nomor satu.  Apakah karena ia ditulis paling awal? Tidak. Karena dalam seri surat-surat rasul Paulus yang kita miliki dalam Kitab Suci ini, yang pertama kali ditulis adalah Surat kepada Jemaat Tesalonika 1 dan 2, yang ditulis sekitar tahun 50 hingga 52 A.D. Lalu diikuti oleh 1 dan 2 Korintus, Galatia, dan Roma yang ditulis sekitar tahun 55 hingga 57. Disusul oleh surat-surat penjara pada waktu pemenjaraan pertamanya di Roma yaitu Efesus, Filipi, Kolose dan Filemon yang ditulis sekitar tahun 60-62 A.D.   Dan yang terakhir adalah, tulisan Paulus yang paling pokok yang ditulis sekitar tahun 65 hingga 67 A.D., yaitu 1 Timotius dan 2 Timotius serta Titus.

Lalu mengapa kitab Roma menempati bagian yang paling awal dalam Alkitab saya? Hal itu disebabkan karena kitab Roma merupakan kitab yang paling penting. Ditulis sekitar tahun 55 A.D.. Dtulis di Korintus ketika Paulus menjadi tamu di rumah Gayus, orang yang telah dia baptiskan. Surat ini dibawa kepada jemaat Roma oleh Phebe, yang merupakan seorang pelayan di jemaat Kengkrea, suatu kota pelabuhan yang terletak di sebelah selatan kota Korintus. Dan surat ini merupakan salah satu dokumen yang paling penting yang ditemukan dalam seluruh literatur. Saya menyampaikan hal ini bukan berdasarkan penilaian saya sendiri, tetapi saya mengutipnya dari beberapa sarjana yang terkenal sepanjang masa.

 

II. Keistimewaan Kitab Roma

 

Rasul Paulus dikenal sebagai seorang misionari dan pengkotbah yang paling efektif. Kemanapun dia pergi, banyak orang yang bertobat. Dan dalam kitab ini dia dikenal sebagai penulis yang tiada ada bandingnya. Sebagai contoh, Frederic Godet, yang hidup di akhir abad ke-19, salah satu teolog yang terkenal dari antara Teolog Swiss berkata, “Ini merupakan Katedral dari Iman Kristen.” Dan Samuel Taylor Coleridge, salah satu penyair Inggris yang tersohor dan juga seorang teolog berkata, “Kitab Roma merupakan literatur terbesar.”

Jadi jika kita membuka surat yang luar biasa ini, dan kata pertama dari kitab ini adalah “Dari Paulus.”  Dan saya sangat heran sekali, tentang kata “dari Paulus” ini. Karena saya telah diberitahu sebelumnya bahwa menurut salah satu denominasi yang terkemuka yaitu Roma Katolik dengan berdasarkan pada hasil  rekayasa manusia menyatakan bahwa Petrus merupakan gembala jemaat Roma dan pendiri dari gereja Roma.    

Sesungguhnya Petrus tidak pernah berada di Roma, ataupun pernah memiliki kontak dengan orang-orang Kristen di Roma. Sebagaimana dijelaskan oleh Paulus dalam Sidang Yerusalem, dia berkata dan hal itu sudah disepakati—dan dia berbicara panjang lebar tentang hal ini—bahwa Petrus pergi kepada orang-orang Yahudi, dan Paulus pergi kepada orang-orang non Yahudi. Anda juga bisa melihat bahwa dalam dua tulisan yang ditulis Petrus  dalam Perjanjian Baru, dia mengalamatkan kedua suratnya kepada orang Yahudi Diaspora yang tersebar di Asia Kecil. Dan Paulus mengekspresikan perkataaannya dalam bagian awal suratnya kepada jemaat Roma, sebagai jemaat non Yahudi.

Hal lainnya, dalam surat ini, pada pasal 16,  Paulus menyebutkan 27 orang anggota jemaat Roma, dan dari 27 orang itu dia tidak pernah menyebutkan Petrus. Meskipun demikian, Gereja Roma Katolik menyatakan bahwa Petrus merupakan Gembala dari jemaat Roma pada masa itu. Hal itu merupakan suatu hal yang tidak masuk akal dan tidak mungkin.

Tidak hanya itu, Alkitab juga mencatat bahwa rasul Paulus menolak untuk memberitakan Injil di tempat yang sudah didirikan oleh rasul lain. Dalam pasal kedua Kisah Rasul dikatakan bahwa, “Di sana hadir orang-orang banyak pada hari Pantekosta.” Dan itu dikatakan pada saat pencurahan Roh Kudus. Dan Alkitab King James menerjemahkannya dengan, “Orang-orang asing dari Roma.” Beliver’s Bible menerjemahkannya dengan, “para pengunjung dari Roma.” Dan Paulus menjelaskan dalam Roma pasal 16 bahwa mereka merupakan orang-orang Kristen yang ada di sana dan Paulus belum pernah hadir di antara jemaat Roma.

Oleh sebab itu, ketika dia berkesempatan menulis surat ini, Paulus berkata bahwa dia selalu mengingat mereka dalam hatinya, dan berhasrat untuk datang ke Roma serta menyampaikan Injil di sana, tetapi dia belum memiliki kesempatan—“tetapi hingga kini aku terhalang” sebagaimana yang diterjemahkan oleh Alkitab versi King James berkata, “sampai sekarang ini”masih terhalang.

Jadi sebelum kedatangannya ke Roma, dia terlebih dahulu menulis surat, yaitu Surat Roma ini. Dan kesempatan itu datang ketika dia mengalami konfrontasi dengan pengikut agama Yahudi. Kemanapun Paulus pergi dan mendirikan jemaat, para pengikut Yudaisme mengikuti dia dan berkata kepada orang-orang Kristen, “Kamu tidak dapat diselamatkan hanya dengan mempercayai Kristus. Kamu juga harus tetap mempertahankan hukum Musa dan harus disunat.”

Dalam kegeramannya, Paulus menulis suratnya ke jemaat Galatia. Para pengikut Yudaisme telah mengambil keuntungan dari orang-orang Kristen baru di Galatia dan seluruh wilayah Asia Kecil serta membujuk mereka untuk meninggalkan iman mereka dengan mengikuti kredo-kredo dan peraturan-peraturan serta hukum-hukum Yudaisme. Dan Paulus dalam kegeramannya menulis surat kepada jemaat-jemaat di Galatia. Dan beberapa waktu kemudian dalam ketenangan rohani dan perenungannya dia menulis kitab ini, yang kita kenal sebagai Kitab Roma.

Ketika orang melihat ke dalam kitab ini, mereka banyak memberi komentar tentangnya. Sebagai contoh, beberapa orang membacanya dan berkata, “surat ini merupakan hasil dari pemikiran yang cemerlang, dan pemikiran yang penuh logika.” Yang lain melihat kedalamnya dan berkata, “Surat ini merupakan fondasi yang dalam dari teologi Paulus. Ini adalah tesis dari sistematik teologi.” Yang lain lagi mengambil surat ini dan membacanya serta berkata, “Ini merupakan sebuah deskripsi dari pergumulan mental Paulus yang sangat dalam ketika dia meninggalkan ke-Yahudiannya dan masuk ke dalam iman Kristen.”

 

III.  Pewahyuan Kitab Roma

 

Tetapi bukan hanya itu. Karena Paulus menulis dalam Kitab Galatia, ”Sebab aku menegaskan kepada kamu saudara-saudaraku bahwa Injil yang kuberitakan itu bukanlah injil manusia. Karena aku bukan menerimanya dari manusia, dan bukan manusia yang mengajarkannya kepadaku, tetapi aku menerimanya dari pernyataan Yesus Kristus” (Gal.1:11).

  Dia berkata, “Aku menerimanya dari pernyataan Yesus Kristus sendiri.”  Lalu dia menjelaskan tentang pertobatannya, pengalamannya sehubungan dengan konfrontasinya terhadap Tuhan yang telah bangkit, dan dia pergi ke tanah Arab serta menghabiskan waktu selama tiga Tahun di sana. Dan pada waktu yang sama dia berkata bahwa Yesus telah menyingkapkan kepadanya tentang substansi dari Injil Anak Allah.

Ini bukan hasil dari logika seorang manusia dan pemikiran yang brilian. Ini bukan sebuah risalat dari sistematika teologi. Hal-hal lain mungkin diterima oleh Paulus dari semua itu. Tetapi Kitab Roma merupakan pernyataan dari Yesus Kristus sendiri. Dan ketika kita membacanya, kita sedang membaca keseluruhan pesan tentang keselamatan kita dalam kasih dan anugerah dan kemurahan penebusan dari Tuhan kita yang hidup. Dan semuanya itu dijelaskan dalam Kitab Roma. Bahkan saya pun dapat berbicara panjang lebar tentang hal-hal yang memiliki kedalaman yang hebat dari kitab yang luar biasa ini.

Martin Luther, sebelum menyadari kebenaran kitab Roma ini, mendaki Scala Santa di Roma dengan lututnya, langkah demi langkah, dan dia berharap mengikuti jejak Yesus yang berjalan menghampiri Pontius Pilatus. Dia berusaha untuk menaiki tangga itu langkah demi langkah sama seperti ribuan orang lainnya yang tidak terhitung jumlahnya yang juga melakukan hal yang sama agar dosa mereka dapat dihapus. Dan dalam pertengahan langkahnya, tiba-tiba seperti sebuah halilintar yang berasal dari Tuhan, di dalam hatinya terdengar kata-kata yang berasal dari Kitab Roma, “Hidup hanya oleh iman.” Dan seketika itu dia bangkit dari tempatnya berlutut, menuruni kembali tangga itu, lalu kembali ke Jerman. Dan reformasi besar telah dimulai. Dan Thomas Carlisle, seorang pengkritik sastra yang terkenal berkata, bahwa momen ketika Luther bangkit dari tempatnya berlutut, ketika dia mendengar bunyi yang ada di dalam hatinya, merupakan momen terbesar dalam sejarah modern.

Ini adalah tulisan Luther yang dia tuliskan dalam perenungannya, “Ini adalah maha karya yang agung dalam Perjanjian Baru dan Injil yang paling murni yang memiliki nilai yang luar biasa dan disajikan dengan baik, bahwa orang Kristen tidak hanya mempelajarinya dengan hatinya, kata demi kata, tetapi juga harus memiliki kesepakatan didalamnya setiap hari sebagai sebuah makanan bagi jiwa manusia, dan hal itu tidak akan pernah menjadi sesuatu yang berlebihan untuk dibaca dan dipelajari. Ketika ia semakin direnungkan maka hal-hal yang berharga dari dalamnya akan timbul keluar.”

  Dan John Wesley ketika sedang membacanya di kapel Aldersgate, berkata bahwa hatinya saat itu dipenuhi oleh rasa nyaman yang aneh. Dan John Welsey bertobat. Dia beserta dengan  George Whitefield memulai Kebangunan Besar, sebuah kebangkitan rohani tersebar di dunia yang pernah ada. Dan itu adalah berkat dari surat kepada jemaat Roma ini.

 

IV. Garis Besar Kitab Roma

 

Garis besar dari surat kepada Jemaat Roma ini sangat sederhana. Dia dapat dibagi ke dalam tiga bagian utama:

Pertama, pasal 1-8. Dalam pasal-pasal ini berisi tentang pembahasan hal-hal doktrinal. Yang pertama dalam  pasal-pasal ini Paulus menjelaskan manusia yang berdosa di hadapan Allah. Kita semua telah berdosa. Tidak ada yang benar, seorangpun tidak. Kemudian dalam bagian kedua dari pasal-pasal doktrinal tersebut dia menjelaskan kasih dan kemurahan Allah yang telah menyediakan suatu penebusan untuk menutupi dan menghapus semua dosa-dosa kita. Dan kemudian bagian ketiga dari bagian pasal-pasal doktrinal itu, dia berkata bahwa kita hanya dapat hidup oleh iman. Kita telah diselamatkan oleh anugrah dan penebusan Yesus Kristus. Dan itu merupakan hal yang utama.

Kedua, pasal 9-11. Dalam pasal-pasal Paulus berbicara tentang masalah dispensasi. Dia menggambarkan ketidakpercayaan orang Israel dan berkata bahwa pada hari kedatangan Kristus, orang-orang Israel akan bertobat dan diselamatkan. Dapatkah anda membayangkan hal itu, bahwa suatu hari nanti Negara Israel akan menjadi fondasi kekristenan dan orang-orang Yahudi di seluruh dunia akan menjadi duta-duta yang luar biasa, pengkotbah-pengkotbah serta misionaris-misionaris ke seluruh bumi. Bukankah ini adalah suatu hal yang belum pernah terlihat sebelumnya? Dan itulah yang Paulus sampaikan dan katakan dalam bagian kedua ini. Ini merupakan pesan bagi kita hari ini.  Jika anda menginterpretasikan kepercayaan anda dalam berbagai terminologi kredo-kredo, aturan-aturan, kebaikan manusia dan usaha kita untuk menjadi baik dan benar maka kitab Roma akan menjadi sebuah kutukan bagi anda.

            Ketiga, pasal 12-16 menekankan bagaimana menghidupi kehidupan yang telah dilahirbarukan, diselamatkan oleh iman di dalam Kristus.

 

V. Tesis Utama Kitab Roma

 

Tesis dari Paulus menyebutkan tentang usaha kita untuk melakukan kebaikan dan hidup benar, dan bahwa bagaimanapun kita berusaha, hal itu tidak akan pernah cukup. Semua yang bisa kita lakukan tetap kurang di hadapan Allah. Tesisnya tentang Alah menjelaskan bahwa hanya kebenaran Allah saja yang akan diterima dan diimputasikan, ditanamkan, dan diberikan kepada kita melalui iman dan kasih dari Yesus Kristus. Manusia dengan kekuatannya sendiri tidak akan dapat menjadi cukup baik untuk dapat layak masuk ke dalam sorga.

Apa yang saya tegaskan di sini bukan berarti saya ingin mengatakan bahwa manusia tidak tahu bagaimana melakukan apa yang benar di dalam dunia yang penuh dengan dosa ini. Ratusan tahun sebelum Kristus, ada banyak agama hebat yang didirikan atas dasar kebenaran manusia. Sebagai contoh, 2000 tahun sebelum kedatangan Kristus dan 3.000.000.000 orang dari mereka hari ini,[1] mendengar bagaimana Hinduisme mengajarkan, “Biarlah mereka bersabar dalam menanggung beban yang berat. Biarlah dia tidak mencerca orang lain. Dalam menghadapi orang-orang yang pemarah, biarlah mereka tidak menunjukkan kemarahannya. Diberkatilah mereka ketika mereka dikutuk.”  Itulah Hinduisme       

Dan Jainisme, kepercayaan yang telah ada sekitar 595 tahun sebelum kelahiran Kristus – dan saat ini Jainisme berjumlah sekitar 50.000.000[2] – dan mereka mengajarkan, “Belajarlah dariku hukum yang mulia dari Jain. Sebagaimana adanya, kamu melihat ketamakan, kemarahan dan kesombongan. Orang bijaksana seharusnya tidak menjauhkan diri dari hal-hal itu. Jika dia digigit seharusnya dia tidak menjadi marah. Jika dia dicaci maki, seharusnya dia tidak mendendam. Dengan sebuah ketenangan pikiran dia seharusnya menanggung segala sesuatu.” 

Budha hidup 560 tahun sebelum Kristus. Ada sekitar 200.000.000 pengikut Budha saat ini.[3] Budha berkata, “Manusia yang pemarah, dan membawa kebencian, seseorang yang berbicara dusta, yang memegahkan dirinya sendiri dan memandang rendah orang lain, biarlah orang mengenalnya sebagai seorang buangan.”

Budha juga berkata, “Jika seorang murid berhasrat untuk diselamatkan, untuk memperoleh keselamatan yang final, biarlah dia memenuhi dirinya dengan kebenaran. Biarlah dia bertekun dalam ketenangan hati yang mengalir bersamanya.”

  Konfusius hidup sekitar tahun 551 S.M. Ada sekitar 300.000.000 pengikut konfusius.[4] Ajaran utamanya berbunyi, “Apa yang kamu tidak ingin orang lain lakukan terhadap dirimu, jangan perbuat hal itu kepada orang lain.” Dan ini merupakan suatu golden rule. Dan lagi, “Balaslah penghinaan dengan keadilan, dan balaslah kebaikan dengan kebaikan.” Jadi apa yang anda ingin Yesus lakukan? Lao Tse hidup 604 tahun sebelum Kristus. Ada sekitar 43.000.000 pengikut Taoisme hari ini.[5]   Konfusius  berkata, “Kepada setiap orang yang berbuat baik kepadaku, saya akan baik. Dan kepada mereka yang tidak baik kepada saya, saya tetap baik. Dan biarlah semuanya beroleh kebaikan.” Konfusius  juga berkata “Kepada mereka yang tulus hatinya, hati saya tulus. Kepada mereka yang tidak tulus hatinya, saya tetap tulus. Dan biarlah kita semua memiliki hati yang tulus.”

Lihat juga ke dalam agama Shinto, yang didirikan pada tahun 660 S.M. Ada sekitar 150.000.000 pengikut agama Shinto.[6] Mereka mengajarkan, “Berhentilah dari kerakusan dan tinggalkanlah ketamakan. Menghukum hal-hal yang jahat dan menganjurkan supaya melakukan hal-hal yang baik. Merana, bangkit dari kemurkaan dan menahan diri dari kemarahan. Jangan menjadi iri hati.”

Yang berikutnya adalah Zoroaster yang hidup sekitar tahun 660 S.M., dan didirikan sebagai agama Persia. Ayat pertama dari Avesta, yang merupakan buku utama dari Persia berbunyi, “Ahura-Mazda, sang pencipta, yang bercahaya, yang mulia, yang utama, yang terbaik, yang paling indah, keyakinan utama, bijaksana, yang paling sempurna, dan roh yang paling agung. Apakah dia adalah salah satu tuan dari yang sedikit atau yang lebih banyak, dia menunjukkan kasih kepada orang yang benar.” Buku ini juga berkata, “Buatlah dirimu murni, wahai orang yang benar. Setiap orang di dalam dunia ini dapat memperoleh kemurnian bagi dirinya sendiri, yaitu ketika dia membersihkan dirinya dengan pemikiran yang baik, perkataan yang baik dan perbuatan yang baik.”

Semua agama-agama besar ini mengajarkan kita untuk menjadi benar dan kudus dan menjadi orang yang baik. Semuanya mengajarkan hal itu. Tetapi mengapa kita membutuhkan Yesus? Alasannya adalah karena kita membutuhkan seseorang untuk menutupi dosa-dosa kita. Kita membutuhkan seseorang untuk menggantikan kedudukan kita pada hari penghakiman dan kematian. Kita membutuhkan seseorang untuk membela perkara kita pada hari Penghakiman Besar dari  Allah yang Mahabesar.

 Dan kekristenan bukanlah doktrin. Dan juga bukan ordinansi-ordinansi, bukan aturan-aturan dan juga bukan semua jenis kredo. Kekristenan adalah Kristus dan hanya Kristus itu sendiri. Ia merupakan pribadi Tuhan Yesus Kristus. Itulah iman.

Saya telah menyimpulkannya. Apa itu artinya  bagi kita? Yang pertama, hal itu menyingkapkan kepada kita—Kitab Roma ini dan pengakuan Paulus—yang memiliki arti bagi kita sebagai jalan keselamatan, injil penebusan. Dan seluruh dunia secara praktikal mengabaikan hal itu.

  Anda berkata kepada saya, “Pak Pendeta, anda bermaksud untuk menyatakan kepada saya bahwa semua yang saya butuhkan untuk menjadi selamat adalah hanya percaya di dalam Yesus, hanya menerima Tuhan Yesus dan kemudian saya dapat melakukan apa yang saya inginkan. Bukankah kepercayaan kekristenan yang sesungguhnya bukan kredo-kredo, aturan-aturan dan kebenaran serta usaha manusia? Apakah Anda bermaksud untuk memberitahu saya bahwa jika saya percaya kepada Tuhan Yesus, saya bisa pergi dari sini dan saya dapat melakukan semua dosa yang saya inginkan? Saya dapat membunuh dan saya dapat merampok? Dan saya dapat mencuri, berbohong dan berselingkuh dengan siapa saja dan masih tetap selamat?”

Jawaban saya adalah “Saya telah lahir baru. Saya menjadi baru. Saya menjadi ciptaan baru dan saya tidak mengingini hal-hal yang buruk. Saya tidak ingin melakukansemua itu. Saya tidak ingin mengutuk. Saya tidak ingin merampok. Saya tidak ingin mencuri. Saya tidak ingin menyakiti. Saya tidak ingin terjerumus dalam pergaulan bebas. Karena saya telah lahir baru ketika saya percaya kepada Kristus melalui iman.”

Saya telah memperoleh hati yang baru. Saya mencintai Tuhan Yesus. Merupakan hal yang luar biasa ketika anda jatuh cinta. Ketika anda jatuh cinta, anda akan berusaha melakukan segala sesuatu yang sebisa mungkin Anda dapat lakukan untuk menyenangkan seseorang yang anda cintai. Anda pasti akan melakukannya. Dan seperti itulah cara kita diselamatkan di dalam Tuhan Yesus Kristus. Kita telah diselamatkan dengan memandang kepada Yesus dan mengasihi Tuhan Yesus—serta tidak tertarik maupun dapat digerakkan ataupun disentuh oleh semua hal-hal duniawi. Itu adalah suatu kehidupan yang baru. Kita telah menjadi manusia baru. Kita telah dilahirkan kembali.

Begitu banyak orang yang masih ragu apakah mereka diselamatkan atau belum.  Mereka berkata, “Oh Tuhan, apakah saya cukup baik? Apakah saya sungguh-sungguh dapat masuk surga ketika saya meninggal nanti? Oh Tuhan, apa yang akan terjadi pada diri saya pada hari Penghakiman Allah yang Mahabesar?” Dan mereka sangat gelisah serta prihatin. Mereka tidak mengetahui secara pasti apakah mereka sungguh-sungguh diselamatkan atau tidak. Dan mereka tidak mengetahui apakah ada jaminan dari surga sementara mereka hidup dalam kondisi seperti itu.

Yang teramat luar biasa dan indahnya adalah bahwa melalui anugerah yang diberikan oleh Tuhan kita Yesus Kristus yang menjadi jaminan keselamatan kita. Keselamatan saya tidak bergantung kepada saya. Hal itu bergantung kepadaNya. Namun mungkin ada orang yang bertanya, “Apakah Dia akan memegang teguh janjiNya? Jika saya mempercayai Dia dan memberikan seluruh hati saya, apakah dia akan melihat hal itu? Apakah Dia akan membukakan pintu sorga?” Dan Anda mungkin juga ingin bertanya, “Bagaimana caranya untuk benar-benar percaya?”

Lihatlah dalam pengalaman kehidupan anda. Pernahkah anda naik pesawat terbang? Hanya duduk saja di dalamnya, percaya kepada pilotnya dengan seluruh hidup anda dan percaya kepada perusahaan yang membuat pesawat tersebut—dan hanya percaya saja. Saya tidak dapat menerbangkan pesawat. Bahkan saya tidak mengetahui semua instrumen yang ada di pesawat itu. Tetapi saya tidak peduli dengan semua hal itu. Saya hanya duduk di sana, dan mempercayai pilot yang menerbangkannya.

  Pergilah ke bank, dan simpan uang anda di dalamnya. Jangan khawatir tentang semuanya. Hanya percaya saja kepada banknya, kejujurannya, keterpercayaannya,  kepeduliannya. Dan uang Anda aman di sana.

Apakah anda pernah mencoba untuk membaca sebuah resep yang ditulis oleh seorang dokter? Apakah anda pernah berusaha untuk mengetahui salah satu dari antaranya? Mereka menulisnya dalam tulisan Yunani, Ibrani, dan India dan lain sebagainya! Hanya Allah yang mengetahuinya secara tepat! Jangan pernah berpikir tentang itu semua. Hanya ambil saja sesuai dengan yang disebutkan dalam resep itu.

Pergilah ke bangunan bertingkat 70 di Dallas ini. Anda pasti tidak pernah berpikir untuk menguji elevatornya terlebih dahulu. Hanya naik ke puncaknya dengan ketinggian 70 kaki, hanya dengan percaya saja.

 Ketika mengemudi dalam sebuah jalan raya, saya tidak pernah keluar dan mengetes lebih dahulu sebuah jembatan. Saya hanya melintasinya saja. Hanya melintasinya. Duduklah dalam sebuah restoran yang belum pernah dilihat sebelumnya dan makan di sana. Kita tidak pernah mengkajinya lebih dahulu. Tetapi kita percaya tidak ada racun dalam makanan itu. Bagaimana saya tahu bahwa mereka akan menaruh racun tumbuhan di dalamnya?  Hal itu tidak pernah terpikir oleh saya. Kita tinggal di dalam dunia iman dan kepercayaan. Jadi mengapa saya tidak dapat mempercayai Tuhan Yesus.

Dia berkata bahwa jika saya memandang kepada Dia dan jika saya berkomitmen dalam hati saya dan hidup bagiNya, Dia juga berkata, “Aku akan tetap menyertaimu baik di dalam kehidupan dan kematian.”  Saya ingin menutup bagian yang berharga ini dengan membacakan pasal lima dari Kitab Roma,

 

“Sebab kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita Yesus Kristus. Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah…. Allah menunjukkan kasihNya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita ketika kita masih berdosa. Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darahNya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah” (Roma 5:1-2, 8-9)

 

VI. Penutup

 

Hanya dengan mengasihi Allah, hanya dengan mempercayai Juruselamat dan hidup di dalam iman yang indah itu dan mati di dalam kebaikan dan anugrah Kristus, Anda dapat diselamatkan.Tidak ada hal di dalam dunia ini yang dapat disamakan dengan bila kita mengasihi Yesus dan mengikuti jalannya yang pernuh berkat.

 

 


 

[1] Ini dikatakan oleh Dr. W. A. Criswell pada tanggal 17 Mei 1992 di Amerika.

[2] Ibid.

[3] Ibid.

[4] Ibid.

[5] Ibid. 

[6] Ibid.