Daftar Isi

MUJIZAT KELAHIRAN KEMBALI

(The Miracle of Regeneration)

 

Oleh Dr. W.A. Criswell

Diadaptasi Dr. Eddy Peter Purwanto

 

Khotbah ini sebelumnya dikhotbahkan di Kebaktian Munggu, 1 Agustus 1982

di First Baptist Church in Dallas, Texas

 

          

“Adalah seorang Farisi yang bernama Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi. Ia datang pada waktu malam kepada Yesus dan berkata: "Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorangpun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya." Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah." Kata Nikodemus kepada-Nya: "Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?" Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh” (Yohanes 3:1-8).

 

            Nikodemus adalah seorang pemimpin agama Yahudi dan ia memiliki garis keturunan yang sungguh membanggakan, ia adalah keturunan Abraham. Sama seperti Paulus menjelaskan tentang dirinya sendiri, “aku adalah orang Ibrani asli.” Berhubungan dengan Taurat, ia adalah orang Farisi yang taat. Ia adalah anggota Sanhedrin yang merupakan dewan pertimbangan tertinggi di Israel. Ia adalah pemimpin dan guru serta rabi bagi orang-orang Yahudi.

 

INI BUKAN KELAHIRAN JASMANIAH

 

            Ia berpikir bahwa ia diselamatkan oleh karena: “Ia adalah anak Abraham, ia adalah orang Yahudi dan oleh sebab itu dia adalah anggota Kerajaan Allah.” Itulah yang dipikirkan oleh Nikodemus dan itu jugalah yang dipikirkan semua orang Israel bahkan orang-orang Israel pada zaman ini.

 

            Dapatkah anda membayangkan ketika Nikodemus pemimpin dan rabi serta anggota pertimbangan tertinggi Yahudi ini ketika mendengar perkataan Tuhan, “Sesungguhnya jika seseorang tidak dilahirkan kembali ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.” Jika seseorang tidak mengalami regenerasi atau kelahiran kembali maka ia tidak dapat diselamatkan. Tak seorangpun dapat diselamatkan tanpa dilahirkan kembali.

 

Semua orang Israel seperti itu. Oleh karena itulah mengapa mereka tidak mengakui atau menolak baptisan Yohanes Pembaptis. Ketika Yohanes Pembaptis berdiri di Padang gurun Yudea dan di pinggir sungai Yordan, Yohanes berkata kepada para pemimpin bangsa itu, “siapakah yang mengatakan kepada kamu bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang? Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan dan janganlah mengira bahwa kamu dapat berkata dalam hatimu Abraham adalah Bapa kami! Karena aku berkata kepadamu Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini!” (Matius 3: 7-9). Itulah yang diserukan oleh pengkotbah Baptis ini, “Sesungguhnya jika seseorang tidak dilahirkan kembali, jika engkau tidak bertobat, Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini, dan engkau tidak akan diselamatkan. Engkau tidak akan masuk dalam kerajaan itu. Engkau harus masuk ke dalam kerajaan itu melalui iman, melalui pertobatan, melalui konversi dan melalui regenerasi atau kelahiran kembali.” Pernyataan Yohanes Pembaptis ini sangat mengejutkan orang-orang Israel.

 

Beberapa tahun kemudian datanglah Nikodemus kepada Tuhan: “Saya telah siap masuk ke dalam Kerajaan Allah oleh karena kelahiran jasmani saya, saya telah diselamatkan.” Namun Tuhan menjawab, “Sesungguhnya jika seseorang tidak dilahirkan kembali ia tidak akan dapat melihat Kerajaan Allah.”

 

 

KEGAGALAN AGAMA MANUSIA

 

Ketika kita melihat itu, kita melihat betapa benarnya perkataan-perkataan Tuhan kita ini. Agama yang datang melalui kelahiran jasmani, melalui bangsa, adat dan hukum serta upacara-upacara tidak pernah dapat menyelamatkan dan membebaskan manusia. Semua itu tidak dapat menyelamatkan manusia. Itu adalah kegagalan agama.

 

Dalam Matius pasal 23 Tuhan menegur para pemimpin Israel katanya:

 

“Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-`orang munafik, sebab kamu menelan rumah janda-janda sedang kamu mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Sebab itu kamu pasti akan menerima hukuman yang lebih berat. Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat dari pada kamu sendiri” (Matius 23:14-15)

 

Legalisme orang Farisi, seremonial atau upacara-upacara keagamaan mereka tidak pernah dapat melahirkan kembali hati dan jiwa manusia. Itulah kegagalan agama.

 

Kita tidak pernah dibebaskan atau diselamatkan oleh pendidikan atau pembaharuan budaya. Kita tidak diselamatkan dan dilahirkan kembali oleh pendidikan. Teologi juga tidak dapat menyelamatkan kita. Usaha-usaha kita sendiri untuk memperoleh kelahiran kembali tidak akan pernah mengubah kita. Di dalam Yesaya pasal 64, nabi besar ini berkata bahwa kebenaran kita atau segala kesalehan kita di hadapan Allah adalah seperti kain kotor (Yesaya 64:6). Ketika seseorang mencoba untuk datang kepada Allah dengan kebenarannya sendiri, di hadapan Allah orang itu tidak lain selain seperti kain kotor yang tidak layak di hadapan-Nya: “Sesungguhnya jika seseorang tidak dilahirkan kembali tidak diubahkan ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.”

 

Tidak akan pernah ada peraturan baru atau kultur baru atau situs baru atau bangsa yang baru tanpa manusia yang baru. Kita tidak akan pernah melihat perubahan terjadi sebelum perubahan pada setiap individu terjadi, entah itu di dalam pemerintahan ataupun di sekolah ataupun di Negara ataupun dalam satu konsili ataupun di dalam keluarga ataupun di dalam jemaat. Entah itu menjadi presiden Amerika atau menjadi gubernur negara bagian atau menjadi hakim di Mahkamah Agung atau hanya menjadi ayah dan ibu rumah tangga. Kita tidak akan pernah bisa mengharapkan suatu perubahan tanpa adanya perubahan dalam setiap individu.

 

Jika kita ingin memiliki keluarga yang baru maka kita harus memiliki ayah dan ibu yang baru. Jika kita ingin memiliki Negara yang baru kita harus memiliki warga Negara yang baru dan jika kita ingin melihat perubahan di dunia ini, kita harus memiliki  atau kita harus mengubah orang-orang yang ada di dunia ini. Itulah sebenarnya apa yang Yesus katakan: “Sesungguhnya jika seseorang tidak dilahirkan kembali atau diubahkan kamu tidak dapat melihat Kerajaan Allah.”

 

Kita semua mengetahui bahwa kita adalah manusia yang telah jatuh ke dalam dosa dan tidak memiliki pengharapan. Rasul Paulus menulis di dalam Efesus pasal 2: “Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.” (Efesus 2:1). Dan di dalam pasal yang sama ia mengulangi lagi di dalam ayat 5: “Kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita.”

 

Bagaimana mungkin kita yang telah mati dapat membangkitkan diri kita sendiri? bagaimanakah kita dapat mengubah diri kita sendiri? Kita telah rusak dan bobrok. Kita telah mati, kita tidak memiliki mata untuk melihat dan kita tidak memiliki telinga untuk mendengar dan kita juga tidak memiliki hati untuk merasakan serta kita tidak memiliki kehendak untuk merespon. Bagaimana mungkin orang mati dapat mengubah dirinya sendiri? Kita telah mati di dalam pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa kita. Semua usaha-usaha manusia tidak dapat melahirkan kembali jiwa kita dan mengubah hidup kita.

 

Hamba Tuhan tidak dapat mengubah jiwa atau melahirkan kembali jiwa di hadapan Allah. Orang tua yang berdoa untuk anak-anaknya, betapapun ia setia dan tak henti-hentinya untuk berdoa, namun itupun tidak dapat mengubah atau melahirkan kembali kehidupan jiwa anak kecil itu. Seorang guru sehebat apapun ia mengajar, namun ia tidak akan dapat memperkenan jiwa di hadapan Allah atau melahirkan kembali jiwa itu. Tidak ada seorangpun yang dapat mengubah dirinya atau mengubah orang lain. Tidak seorangpun yang dapat melahirkan kembali dirinya sendiri atau membangkitkan dirinya sendiri dari kematian.

 

Dan di sini rasul Paulus juga bukan hanya berbicara bahwa kita telah mati dalam pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa kita, tetapi ia juga berkata bahwa kita hidup tanpa Kristus. Sungguh sangat menyedihkan dan mengerikan jikalau kita ada di dalam penderitaan dalam kematian tanpa Juruselamat.

 

Lalu bagaimana seseorang dapat diselamatkan? Bagaimana ia dapat berkenan di hadapan Tuhan? Bagaimana pun juga, jika ia mati tanpa Kristus dan tanpa pengharapan dan tanpa Allah untuk menyelamatkannya, maka Allah harus mengangkatnya, Allah harus mengerjakan pekerjaan mujizat.

 

 

HANYA ALLAH YANG DAPAT MENGERJAKAN

KARYA KELAHIRAN KEMBALI

 

Kita telah diubah jika kita dapat berdiri di hadirat Tuhan Allah yang hidup yang Mahatinggi dengan natur kita yang telah diubahkan oleh Tuhan: “Sesungguhnya jika seseorang tidak dilahirkan kembali ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.” Kita telah diubahkan oleh Tuhan sendiri. Natur kita, jiwa kita, hati kita dan hidup kita telah diubahkan, telah dilahirkan kembali oleh Tuhan. Hanya itulah yang membuat kita dapat diperkenan Tuhan dan dapat melihat wajah Allah.

 

Jadi kita tahu bahwa kita adalah anak-anak yang patut dimurkai oleh Allah yang mati dalam pelanggaran dan dosa-dosa kita dan untuk menghidupkan kita Allah harus melakukan sesuatu. Allah harus mengubah kita, Ia harus melahirkan kembali kita dan Ia harus meregenerasi kita.

 

Nikodemus menjawab dan berkata kepada Yesus: “Bagaimanakah mungkin seseorang dilahirkan kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan kembali?... Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?” Lalu Yesus menjawab: “Engkau adalah pengajar Israel dan engkau tidak mengerti hal-hal itu? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kami berkata-kata tentang apa yang kami ketahui dan bersaksi tentang apa yang kami lihat, tetapi kamu tidak menerima kesaksian kami. Kamu tidak percaya waktu Aku berkata-kata kepadamu tentang hal-hal duniawi bagaimana kamu dapat percaya jika Aku berkata-kata kepadamu tentang hal-hal sorgawi?” Sungguh mengherankan ketika Yesus berbicara tentang hal ini: “Kamu harus dilahirkan kembali, kamu harus diubahkan, kamu harus diregenerasi, dan ini adalah hal-hal duniawi. Hal-hal itu dapat diobservasi, hal-hal itu dapat dilihat di dunia ini sekarang” yaitu kuasa Allah yang membangkitkan, melahirkan kembali dan membuat kita menjadi baru.

 

Yesus berkata bahwa ini adalah fenomena dunia yang dapat kita observasi. Ia berkata, “Apa yang lahir dari daging adalah daging.” Itu adalah mujizat Allah. Ada seseorang dalam jemaat ini bertanya kepada saya, “Pak pendeta, saya tidak mengerti apa yang anda pikirkan ketika anda bersujud di depan jemaat dan saya sudah mendengar anda melakukan itu berkali-kali tatkala anda menggendong bayi dan menyerahkan bayi itu kepada Tuhan dan inilah doa yang selalu anda panjatkan, ‘Oh, Tuhan betapa ini adalah hal yang agung dan ajaib dan merupakan suatu mujizat. Anak kecil ini dengan kedua matanya dan kedua kakinya dan kedua tangannya dan hidungnya, mulut serta kedua telingannya,’ dan anda kemudian mengucap syukur kepada Allah untuk mata, hidung, mulut, kaki dan telinga anak itu.”

 

Kemudian saya menjawab dia dan berkata, “Itulah cara saya merasakan keajaiban Tuhan. Kedua mata anak itu dijadikan dan diciptakan oleh tangan Allah yang Mahakuasa, Allah yang telah melakukan semua itu, dan itu adalah mujizat sorgawi. Itu adalah fenomena dari kemahakuasaan yang maha tinggi yang dapat kita pahami yaitu apa yang dapat Allah lakukan.” Dan Tuhan berkata tentang orang yang dilahirkan dari daging, demikian juga Ia berkata tentang setiap orang yang lahir dari Roh. Kemudian Ia menggunakan ilustrasi ini: “angin bertiup kemana ia mau dan kamu mendengar bunyinya tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau kemana ia pergi. Demikianlah halnya tiap-tiap orang yang lahir dari Roh (Yohanes  3:8)

 

Anda tahu bahwa ini tidaklah seperti biasanya. Di dalam bahasa Yunani kata yang sama: “angin bertiup adalah pneuma.” Dan lagi Tuhan berkata: “demikianlah halnya tiap-tiap orang yang lahir dari Roh, pneuma.” Ini berbicara tentang nafas Allah, apakah Allah dapat melakukan atau menciptakan kita kembali? Seperti apa yang Paulus nasehatkan dalam 2 Korintus 5:17, “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus ia adalah ciptaan baru.” Ini adalah karya Allah yang dapat dimengerti. Ia berbicara tentang fenomena-fenomena yang dapat dimengerti.

 

Seseorang berkata, “Saya telah hidup selama lima puluh tahun dan tak pernah berpikir apapun tentang Kristus, namun sekarang saya tidak menghidupi lima puluh tahun kedua dari hidup saya tanpa berpikir tentang Dia sebagai fakta yang agung dari kehidupan saya.” Kuasa Allah yang melahirkan kembali, menciptakan kembali dan mengubah manusia adalah fenomena yang dapat di fahami dan dapat diobservasi. Itulah yang Yesus katakan tentang hal-hal yang duniawi

 

Saya pernah membaca satu kotbah yang luar biasa dari B.H. Carol yang berjudul “My Ifidelity  and What Became of It.” Dr. Carroll pernah menjadi Ketua Fakultas Teologi dari Baylor University dan ia juga pernah memimpin  Fakultas Teologi untuk Fort Word yang didirikan dan dikelola oleh Southwestern  Baptist Theological Seminary. Dr Carroll ini adalah hamba Tuhan besar yang sama seperti Musa.

 

Ia pernah ikut perang dalam Perang Saudara Amerika, yaitu perang antara Negara Bagian. Dia adalah orang yang tidak percaya Tuhan, namun ia memiliki seorang ibu yang sangat saleh yang selalu berdoa untuk dia dan Tuhan menjawab doa ibu ini sehingga Dr. Carroll mengalami pembaharuan dan pertobatan yang datang dari Tuhan.

 

Suatu kali ketika ia pulang dari acara kebaktian kebangunan rohani yang telah memimpin dia ke dalam pertobatan B. H. Carroll langsung naik ke ruang atas, yaitu kamarnya dan kemudian berbaring di ranjangnya sambil menutup mukanya dengan tangannya. Keponakannya yang masih kecil melihat dia dan kemudian menemui ibu Dr. Carroll ini dan keponakannya ini berkata, “Nenek tahu bahwa paman Carroll sedang melakukan sesuatu yang aneh. Ia menangis dan bernyanyi pada saat yang sama.”

 

Kemudian ibunya naik ke atas dan melihat anaknya yang sedang menangis dan berbaring di tempat tidur itu dengan tangannya menutupi wajahnya, dia menarik tangannya dari wajahnya dan memperhatikan matanya dan kemudian berkata, “Anakku engkau telah diselamatkan, engkau telah menemukan Tuhan.” Perubahan atau regenarasi adalah hak prerogatif Allah, tetapi fenomena itu dapat dilihat dan dapat diobservasi.

 

Seperti Paulus berkata, “Tetapi rupaku tetap tidak dikenal oleh jemaat-jemaat di Yudea, mereka hanya mendengar bahwa ia yang dahulu menganiaya mereka sekarang memberitakan tentang iman yang pernah hendak dibinasakannya.” Perubahan ini, yaitu perubahan menjadi manusia baru, ciptaan baru adalah kuasa Allah.

 

Ijinkanlah saya menutup dengan observasi ini. Sebelumnya kita mungkin terkejut seperti Nikodemus yang berkata kepada Tuhan, “Bagaimanakah seseorang mungkin dilahirkan kembali kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan kemudian dilahirkan kembali?” Bagaimana seseorang dapat menjadi ciptaan baru, jiwa yang baru, hidup yang baru, hati yang baru, dedikasi yang baru? Bagaimana mungkin hal itu dapat terajadi?

 

“Sebab oleh karena kasih karunia kamu diselamatkan karena iman, itu bukan hasil usahamu tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu, jangan ada orang yang memegahkan diri” (Efesus 2:8-9). Kemudian perhatikan kalimat berikutnya “karena kita ini buatan Allah diciptakan dalam Kristus Yesus.”

 

Kita adalah buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus. Jika manusia mencoba untuk memperbaiki dirinya sendiri, ia menghadapi keputusasaan yang tiada batas. Allah lah yang dapat melakukan semuanya itu. Kita harus menghempaskan diri kita sendiri ke atas anugerah dan rahmat-Nya dan biarlah Ia yang mengerjakan pembaharuan dalam diri kita sendiri.

 

Seperti Yesaya berseru, “Berpalinglah kepadaku dan biarkanlah dirimu diselamatkan hai ujung-ujung bumi! Sebab Akulah Allah, tidak ada yang lain.” (Yesaya 45:22) atau Simon Petrus yang sedang berkotbah dalam Kisah Para Rasul 4:12 “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.” Adalah hak prerogatif Allah untuk mencipta. Adalah kemahakuasaan Allah yang dapat melahirkan kembali. Hanya Allahlah yang dapat melakukan pembaharun itu.

 

Serahkanlah hidupmu kepada Dia yang dapat mengubahkan hidupmu menjadi berharga, menjadi berarti dan menjadikan indah di dalam kemuliaan gambaran Tuhan kita yang agung. Ijinkan Ia melakukan itu dalam hidupmu. Ia dapat dan Ia mau melakukannya. Ia telah berjanji dan Dia tidak akan pernah mengingkari dan menipu kita. Percayalah kepada Dia bahwa Ia dapat dan akan memperbaharui dan menjadikan engkau baru.