Daftar Isi

 

MENGAPA KEBANGUNAN ROHANI BERLAMBAT-LAMBAT

(WHY REVIVAL TARRIES)

 

Oleh Dr. W.A. Criswell

Diterjemahkan Made Sutomo, M.A.

 

Wahyu 2:4-5

11-25-84

 

Saya adalah gembala sidang dari First Baptist Church di Dallas, dan saya akan membawakan berita yang berjudul: Mengapa Kebangunan Rohani Berlambat-lambat?  Sebagai dasar berita yang saya akan sampaikan, saya akan mengambil ayat firman Tuhan dalam Wahyu pasal dua dan kita akan membaca dari ayat satu: 

 

Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Efesus:  Inilah firman dari Dia, yang memegang ketujuh bintang itu di tangan kananNya dan berjalan di antara ketujuh kaki dian emas itu.  Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu.  Aku tahu engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta.  Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena namaKu; dan engkau tidak mengenal lelah.  Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.  Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh!  Bertobatlah (metanoieo) dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan.  Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat (metanoieo). (Wahyu 2:1-5)

 

 

Mengapa kebangunan rohani terlambat?  Sebagaimana banyak dari Anda mengetahui bahwa kira-kira sepuluh tahun lebih saya bekerja di Perhimpunan Baptist Dunia / Baptist World Alliance. Saya sebagai anggota dari panitia eksekutif.  Dan sebagaimana Anda ketahui, kira-kira selama 38 tahun saya telah mengadakan perjalanan keliling dunia untuk melayani Tuhan, naik turun dari pesawat.  Kesan saya terhadap iman Kristiani di dunia Barat merupakan salah satu kesaksian yang sangat menyedihkan karena kondisinya pada dasarnya sedang mengalami kemunduran dan sedang mengarah kepada kematian.  Dibandingkan dengan jutaan orang-orang yang menempati kota-kota di dunia Barat, hanya sedikit yang meninggikan panji-panji Tuhan kita Yesus Kristus.  Di kota London, Inggris, saya mengunjungi sebuah gereja yang digembalakan oleh Presiden dari Perhimpunan Baptis Dunia.  Jemaat yang hadir termasuk kami sebagai tamu, hanya ada delapan belas orang, dan itu di satu kota London.  Saya juga beberapa kali menghadiri kebaktian di gereja “Spurgeon’s Tabernacle”, dan jumlah paling banyak yang pernah saya hitung adalah seratus dua puluh lima orang.  Dulu, itu adalah tempat di mana Spurgeon berkhotbah di hadapan enam ribu setiap kali kebaktian.  Ketika saya di Edinburgh, saya menghadiri Catedral dari Saint Giles, gereja tempat John Knox berkhotbah, merupakan tempat kelahiran Gereja Presbyterian.  Namun, kebaktian diadakan di satu pojok dari bagian Catedral yang begitu besar dan mengagumkan itu.

Saya telah pergi ke satu kebaktian gereja Baptist kita di Olso, Norwegia, yang hadir juga sangat sedikit sekali.  Saya menghadiri beberapa kebaktian dan berkhotbah di beberapa tempat di Swedia, di Stockholm.  Dibandingkan dengan beberapa tahun lalu, sekarang hanya ada separoh orang-orang Baptist di Swedia.  Bila kita mengundang orang-orang untuk datang ke gereja sekarang ini, mereka sudah mempunyai jawaban yang tersimpan, “Saya tidak tertarik.”  Saya pernah sebagai pembicara tamu di First Baptist Church di Helsinki, ibu kota Finlandia, dan dalam satu tahun mereka hanya membaptis satu orang. Di Rusia, di mana terdapat orang-orang kita yang paling taat di bumi, hanya ada satu gereja Baptist di Moscow, di kota yang berpenduduk lebih dari tujuh juta orang.  Di Leningrad, di kota yang berpenduduk sekitar lima juta orang, hanya ada satu gereja Baptist.  Hal yang paling mengherankan saya dari semuanya itu adalah ketika saya berkhotbah keliling di kota-kota besar di Rusia.  Di sana saya menemukan bahwa kebanyakan gedung-gedung gereja mereka telah terkunci atau telah menjadi gudang.  Dan juga hal yang membuat saya tambah heran adalah bahwa mereka tidak peduli, dan mereka sama sekali tidak ada rasa kehilangan. Mereka hanya mengabaikannya.  Catedral St. Basil mereka yang begitu mengagumkan, yang Anda bisa lihat gambar bakung di atas menara-menaranya pada bagian akhir dari Red Squar, tempat itu sudah tidak menjadi tempat ibadah selama bertahun-tahun.  Gedung itu tinggal dalam keadaan kosong dan terkunci begitu saja.

Ketika saya kembali ke Amerika, setelah perjalanan dari luar negeri, saya melihat kesurutan, kemerosotan dan kerapuhan respon yang sama terhadap iman kristiani di Amerika.  Sekarang hari Minggu sudah tidak menjadi hari yang kudus lagi, tapi menjadi hari liburan.  Bila Anda pergi ke danau, jika Anda memiliki perahu atau skoci, jika Anda pergi ke tempat pertandingan, ke tempat-tempat hiburan, ke kota, naik mobil, berkunjung, atau pergi jalan-jalan, Anda akan lakukan itu pada hari Minggu.  Mengapa?  Karena hari Minggu sudah menjadi hari liburan dan bukan hari yang khusus untuk beribadah. Dan jika Anda membuat satu program untuk keluarga, Anda akan lakukan itu pada hari Minggu.  Mereka telah melupakan bahwa itu adalah hari Tuhan.  Mereka telah menaruh gereja di luar kehidupan mereka.  Itulah Amerika.

Ada satu penelitian dibuat tentang gereja-gereja New England di tempat asal  saudara kita yang sebagai tamu kita hari ini.  Survei itu melaporkan bahwa jika Anda mengambil seperempat dari kursi-kursi gereja di New England, mereka tidak akan pernah merasa kehilangan.  Tahukan saudara bahwa ini adalah daerah tanah tempat bapa-bapa leluhur kita pertama kali datang.  Ini adalah tanah tempat para bapa leluhur Puritan kita, nenek moyang kita.  Ini merupakan tanah tempat dari Ibu Increase dan Ibu Cotton.  Ini adalah tanah tempat Roger Williams, yang mendirikan Gereja Baptist Pertama di Amerika.  Ini merupakan tanah tempat Kebangunan Rohani Besar di bawah George Whifield dan Jonathan Edwards.  Tidak meragukan lagi bahwa nilai-nilai dari keluarga orang-orang Amerika dan nilai-nilai kehidupan orang-orang Amerika sekarang secara drastis telah berubah.

Saya tidak dapat melupakan tentang kepedihan dari kehidupan seorang anak muda tentara Nazi.  Ketika ia masih muda, ia diundang untuk menerima Kristus sebagai Juruselamatnya. Roh Kristus yang menggugahkan dan menggerakkan hatinya untuk menerima undangan menerima Kristus, disambut dengan baik.  Namun demikian, pada waktu yang sama, ia di undang untuk bergabung dengan Bund Anak Muda Hitler.  Ketika mengambil keputusan, ia memilih untuk mengikuti bund anak muda Hitler. Ketika peperangan selesai, anak muda itu berdiri di tengah-tengah kehancuran reruntuhan dari Third Reich dari Hitler, dan ketika ia ditanyai tentang keputusannya, ia menjawab, “Kembali ke peristiwa itu, ketika saya mengambil keputusan itu, kelihatannya bahwa Hitler begitu perkasa dan Yesus Kristus begitu kecil.” Kata-kata itu sebenarnya menggambarkan kultur, ekonomi, domestik, respon rohani dari Amerika Modern.  Materialisme begitu besar, uang begitu besar.  Kemasyuran, keberuntungan dan sukses begitu besar.  Tempat hiburan begitu besar.  Dan Yesus kelihatan begitu kecil.

Sekarang ada satu akibat dari sikap baru orang-orang Amerika terhadap Tuhan kita yang tidak dapat dielakkan.  Saya hanya akan memakai satu ilustrasi karena kita tidak mempunyai waktu untuk membicarakan semuanya.  Kira-kira dua hari lalu, di bagian halaman depan dari Berita Pagi Dallas / Dallas Morning News muncul pokok berita ini, dan Anda mungkin sudah membacanya.  Judul berita itu berbunyi: “Populasi Penjara di United States Melompat 41 % Dalam Lima Tahun, Hampir dua Kali Lipat Dalam Lima Tahun.”  Kemudian dalam artikel tersebut dibicarakan tentang negara-negara bagian di mana populasi penjara dikatakan berkembang. Yang pertama adalah California, kedua New York, dan yang ketiga adalah Texas.  Jika Anda tinggal di Texas, ada satu pokok berita yang secara terus menerus Anda akan baca adalah bahwa mereka tidak memiliki dana untuk bisa membangun penjara yang cukup besar guna menanmpung populasi para nara pidana dan para kriminal.  Jadi, seluruh sistim tentang penjara di Texas kacau balau karena mereka tidak mempunyai cukup uang untuk membangun penjara yang cukup besar guna menampung orang-orang yang melakukan tindakan kekejaman, para kriminal yang melanggar hukum.

Saya menggunakan itu hanya sebagai salah satu dari sekian contoh kerusakan dalam hal rohani, moral, kehidupan domestik dari negara kita Amerika.  Yang kita perlukan di negara ini adalah satu pertobatan yang besar / a great metanoieo, satu kebangunan rohani besar, karena tanpa itu tidak akan terjadi perubahan.

Sekarang, apakah saya melihat masa depan Amerika?  Terus terang saya tidak bisa melihatnya. Saya tidak melihat indikasi-indikasi di manapun di Amerika tentang satu gerakan besar, pencurahan Roh Roh Allah.  Saya sungguh-sungguh tidak melihat sama sekali di manapun, kapan saja.  Saya tidak dapat berpikir tentang hal itu dalam arti sesuatu yang lebih menyedihkan yang saya lihat dalam sebuah buku cerita kartun yang ditaruh di tangan saya, sebasar telapak tangan saya, yang berjudul, “Mengapa Tidak Ada Kebangunan Rohani.”  Hal itu menarik perhatian saya.  Sebuah buku yang di dalamnya terdapat banyak gambar-gambar kartun di mana di dalamnya seseorang telah menggambarkan kehidupan orang-orang Amerika.  Ketika saya membuka lembaran pertama, di sana ada gambar kartun tentang orang yang berdoa, altar keluarga, yang berjudul “Altar Keluarga.”  Dan merupakan satu gambar keluarga di sekitar Televisi.    Itu adalah gambaran altar keluarga Amerika Modern.  Kemudian saya membuka halaman kedua, yang berjudul: “Orang Kudus Modern yang bergumul dengan Kuasa Kegelapan.”  Dan gambar tersebut adalah tentang seseorang yang sedang berlutut sebelum ia pergi ke tempat tidur, berkata, “Sekarang saya membaring aku tidur.”  Kartun ketiga adalah gambaran tentang seorang yang berada di depan sembilan puluh persen gereja-gereja yang kosong, rupayang itu pada hari Rabu malam, dan berjudul:  “Kesaksian-kesaksian Terang dari Juruselamat kita yang Mengagumkan.”  Dan orang itu berkata, Tolong apakah tidak ada seorang yang bersaksi?  Saya membuka halaman berikut dari buku kartun itu dan di situ saya menemukan seorang laki-laki yang tidak puas, rupanya berada di bawah pengawasan dan sedang memohon istrinya melawan kehendaknya, dan ia sedang mengendarai mobil menuju ke gereja. Jadi ia berpaling kepada istrinya dan berkata, “Saya tahu bahwa tetangga saya tersesat, tetapi itu tidak memberi efek kepada saya.  Saya tidak akan memaksa mereka ke gereja. Itu tugas pengkhotbah.”    Halaman berikutnya adalah tentang pengkhotbah.  Ia sedang berada di atas mimbar, berdiri di hadapan sembilan puluh persen dari gereja-gereja yang kosong.  Dan inilah yang ia katakan, “Kami baru saja mendengarkan apa yang dikatakan oleh H. G. Wells dan kami telah mengutip apa yang dikatakan Charles Darwin.  Dan kami baru saja menyampaikan apa yang dikatakan oleh H.L. Menkin.  Sekarang, mari kita mendengarkan apa yang dikatakan dalam Majalah Tempo / Time Magazine.”  Bila Allah berkata, “Aku tidak mengenal yang lainya tetapi Yesus Kristus dan Dia yang disalibkan.”  Selanjutnya saya membuka halaman terakhir dari buku kartun itu dan berakhir dengan cara yang mengagumkan. Hal itu diakhiri dengan gambar kartun dari umat Allah, sedang berlutut dengan wajah tertunduk, sedang menangis dan berdoa kepada Allah, “Tuhan, ampunilah kami, ampunilah kami.”  Setelah itu ditutup dengan gambar-gambar kartun dalam surat kabar dengan beberapa adegan: Yang pertama berjudul, “Kebangunan Rohani Besar Menyebar ke Seluruh Amerika.” Pokok kedua adalah, “Ribuan orang berpaling kepada Allah.”  Pokok ketika, “Gereja-gereja dibakar oleh Roh Kristus.”  Pokok keempat, “Kejahatan dan orang-orang mabuk telah berhenti.”  Pokok keenam, “Korupsi dan kebingungan telah lenyap dari usaha-usaha dan pemerintah.”  Poko terakhir, “Allah telah menyembuhkan tanah kami.”  Ya, hal seperti itu pasti akan pernah terjadi, mulai di sini di dalam gereja kita.

Ketika saya membaca sejarah Kekristenan (dan saya selalu membaca, dan senantiasa mempelajari).  Sekarang ini saya sedang mempersiapkan satu seri khotbah dari Kitab Yehezkiel yang hidup pada masa kritis dari kehidupan umat Allah.  Saya belajar begitu lama dan dengan keras, sampai mata saya terasa tidak melihat lagi.  Saya perlu berdoa agar Tuhan menguatkan mata saya, sehingga saya bisa belajar dan belajar.  Khotbah-khotbah ini saya persiapkan untuk saya bisa sampaikan tahun depan.  Ketika saya membaca dan mempelajari, saya menemukan bahawa di mana-mana, setiap waktu ada kebangunan rohani di antara umat Allah.  Seluruh cerita dari gereja Kristen adalah bahwa kebangunan rohani dialami oleh umat Allah.  Roh Allah dicurahkan dan berkarya dengan dahsyat, sehingga Allah dengan AnugerahNya senantiasa telah menyelamatkan manusia.

Ketika gereja di Yerusalem jatuh ke dalam legalisme, akhirnya ada satu kebangunan rohani besar dalam gereja-gereja di Antiokia dan Efesus.  Ketika gereja Antiokia menjadi berantakan dan kacau, Roh Kudus dicurahkan dalam gereja-gereja di Carthage dan seluruh Afrika Utara. Ketika semangat kesetiaan gereja-gereja di Carthage kepada Kristus mundur dan hilang, Allah mencurahkan anugerah keselamatanNya kepada orang-orang di Gaul, yang sekarang kita sebut Perancis.  Mohammad telah menghancurkan semua saksi-saksi Kristen di Levant, para biarawan dan para sarjana Iona telah menyeberangi laut Irlandia menuju Inggirs dan menobatkan nenek moyang kita, orang-orang Anglo-Saxons, dari daerah Northumbria di Inggris. Ketika Papacy jatuh dalam kejahatan di Roma, Allah mencurahkan Roh-Nya yang menyelamatkan di Bohemia.  Ketika gereja-gereja di negara bagian Eropah Barat menjadi alat-alat politik kekerasan dan penekanan, maka di sana muncul bintang fajar Reformasi.  Ketika aliran sesat menghancurkan gereja-gereja New England, pengkhotbah pionir barat menyelimuti bagian bumi kita dengan pemberitaan Injil, menyelimuti manusia di ujung peradaban barat, membangun gereja-gereja, membuat institusi-institusi, dan meletakkan dasar dari iman yang kita nikmati dan yang telah memberkati kita hingga kini.  Ketika Jepang melihat dengan kejijikan dan keacuhan akan pemberitaan Injil, maka di Korea, yang letaknya hanya diseberang lautan, sekarang mengalami kebangunan rohani besar.  Jadi kebangunan rohani selalu ada di mana saja di bumi ini, karena gerakan yang dahsyat dari kuasa Roh Kudus sendiri. Itu merupakan doa dan permohonan saya, kiranya itu terjadi di sini di tempat kita, di negara kita, bahwa Allah akan melakukannya untuk kita.       Sebagaimana saya telah berbicara minggu lalu, ketika eksekutif dari denominasi kita datang kepada saya dan berkata, “Jika Anda akan memimpin jemaat Anda ke dalam usaha yang besar untuk memenangkan jiwa-jiwa, hal itu akan ditiru oleh ribuan gereja-gereja dalam denominasi kita, dalam Kesatuan Southern Baptist.”  Jika Allah melakukan itu di sini, maka sesuatu yang mengagumkan akan terjadi di sini!  Jika terjadi pencurahan anugerah yang menyelamatkan di sini, maka akan terjadi kebangunan rohani besar di sini!  Tetapi, bagaimana hal itu akan terjadi?  Ketika saya membaca Firman Tuhan, Allah mengungkapkan dengan jelas.  Hal itu bukan sesuatu yang tersembunyi di tempat yang jauh.  Itu bukan sesuatu yang aneh, bukan sesuatu yang bersifat mistik atau sesuatu yang sulit dimasuki.  Hal itu adalah sesuatu yang pasti, sesuatu yang bersifat praktis, sesuatu yang dinyatakan, sesuatu di mana semua kita dapat masuk, dan bahkan anak-anak pun akan mengertinya.

Sekarang, pada akhir dari berita yang saya sampaikan, mari kita melihat apa yang dilakukan Allah ketika Ia mengirim kebangunan rohani.  Mari kita membuka kitab Kisah Para Rasul pasal satu.  Dan kita akan melihat empat perkara dalam dua pasal pertama dari Kisah Para Rasul yang sering berhubungan dengan kebangunan rohani.

 

1. Mereka berdoa dengan sehati (Kis. 1:14)

Pokok pertama yang kita lihat dalam Kisah Para Rasul 1:14 adalah bahwa mereka, para murid sehati berdoa.  Setelah disebutkan nama-nama mereka yang ada di ruangan atas, kemudian Lukas berkata, “Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan.”    Bukankah hal sesuatu yang luar biasa, bahwa Dr. Lukas mengesampingkan dalam menulis cerita untuk menyebutkan perempuan tersebut?  Beberapa perempuan ini “Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama dengan beberapa perempuan.”  Kemudian ia menyebutkan nama-nama perempuan yang lainnya, yakni, Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus.  Sebelumnya, saudara-saudara Yesus tidak percaya akan Dia, tetapi sekarang dalam persekutuan ini mereka sudah menjadi percaya.  Yakobus, Yusuf, dan Simon dan Yudas, mereka semua sudah berpaling kepada iman yang menyelamatkan dari Tuhan.  Pertama-tama yang mereka lakukan adalah bertekun dengan sehati dalam doa dengan beberapa perempuan. Mereka semua berdoa syafaat dan mereka semua mengetuk pintu sorga anugerah Allah.  Sekarang saya ingin mengatakan sesuatu tentang Tuhan.  Allah melakukan sesuatu dengan cara tertentu.  Saya tidak mau memasuki hikmat Allah yang tidak tentu.  Saya melihatnya, itu adalah hal yang setiap dari kita lakukan.  Kita hanya meliatnya dan  hanya menyelidikinya.  Allah melakukan sesuatu dengan cara tertentu.  Sebagai contoh, saya harus bernafas.  Saya tidak bisa hidup tanpa bernafas.  Saya akan mati dalam beberapa menit jika saya tidak bernafas.  Allah membuatnya seperti itu.  Saya harus makan.  Saya tidak dapat hidup tanpa makan.  Saya harus tidur.  Saya tidak dapat hidup kalau saya tidak tidur.  Saya bisa selama-lamanya berargumentasi dengan Allah.  Mengapa Allah membuat saya bernafas, atau mengapa Ia membuat saya makan, atau mengapa Ia membuat saya tidur?  Saya bisa berbantah-bantah dengan Allah, tetapi dengan cara itulah Ia memberikan saya hidup, energi dan pengertian.  Itu adalah Allah.  Allah melakukan itu dalam setiap bidang hidup manusia dan setiap bidang dari ciptaanNya.  Ada hal-hal tertentu yang Ia lakukan.  Dan Ia melakukannya dengan cara demikian. Demikian juga halnya dengan kebangunan rohani.  Ia melakukan hal itu melalui doa, doa syafaat, suatu permohonan yang sungguh-sungguh dari umatNya. 

Mengapa Allah tidak melakukan dengan cara lain?  Nanti kita bisa menanyakan itu ketika kita berada di sorga.  Tetapi di bumi ini, di tempat kita sekarang hidup, itulah cara Allah melakukan kebangunan rohani.  Dan tidak akan ada pencurahan Roh Allah, tidak akan ada kebangunan rohani, tidak akan ada gerakan yang dahsyat dari Roh Allah, selain dari doa, doa syafaat dan permohonan yang sungguh-sungguh dari umat Allah.  Kita berdoa di tempat ini untuk memohon kebangunan rohani kepada Allah yang ada di atas di sorga, di tempat Ia bersemayam, dan sebagai perantaranya adalah doa. Itulah sebabnya saya telah mengumumkan kepada Anda bahwa pada permulaan tahun depan kita akan mengadakan doa dan puasa.  Kita akan berpuasa sepanjang hari, dan tidak akan makan apa-apa hari itu, dan kita akan berkumpul di gereja ini, dan kita akan berdoa dan berpuasa.  Pertama, anggota staf kita dan keluarga mereka.  Kemudian, para diakon kita dengan keluarga mereka.  Setelah itu para pemimpin Sekolah Minggu dan keluarga mereka. Juga para anggota jemaat dengan keluarga mereka.  Kita akan berdoa bersama-sama dan mengetok pintu sorga.  Kita akan mohon Allah menduduki dan campur tanganNya atas kehidupan dari kota kita, kehidupan dari keluarga kita, hati kita dan untuk bangsa dan negara-negara di dunia.

 

2. Semua orang percaya berkumpul di satu tempat (Kis. 2:1)

Coba perhatikan Kisah Para Rasul pasal dua ayat satu, “Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat.”  Jadi, hal kedua yang dilakukan gereja mula-mula adalah bahwa semua orang percaya berada di satu tempat.  Jadi itulah hal yang kita akan lakukan di sini.  Bila ini terjadi, semua televisi Amerika, semua jaringan, semua radio penginjilan Amerika, setiap majalah, setiap surat kabar di seluruh dunia akan ada di sini untuk mencatat dan merekam kejadian tersebut dan berusaha menggambarkan bagaimana hal itu bisa terjadi.  Anda mungkin bertanya, pak Pendeta, peristiwa kegentaran apa yang bapak katakan yang akan menjadi pusat perhatian dunia?   Sesuatu yang sangat sederhana dan mudah untuk mengatakannya.  Ada dua puluh lima ribu lima ratus jumlah anggota dari gereja ini.  Itu sudah termasuk dua puluh dua misionaris kita.  Katakan kita semua datang hadir di gereja ini.  Atau katakan jumlah anggota kita dua puluh ribu, dan bila semua datang, itu berarti ada tiga ribu anggota jemaat akan berada di dalam gedung gereja, sedangkan yang lainnya akan berada di luar hingga di jalan-jalan.  Dapatkah Anda bayangkan apa yang akan terjadi dengan Sekolah Minggu, apa yang mereka akan lakukan dengan program mereka?  Coba pikirkan tentang panitia bangunan dan program mereka.  Coba pikirkan tentang persekutuan dari diakon kita dengan perencanaa mereka.  Coba pikirkan tentang apa yang akan dilakukan oleh gereja untuk bersaksi.  Anda berbicara tentang hal yang kecil yakni hanya dengan kehadiran jemaat saja. Dapatkah Anda melihat perbedaan dari anggota jemaat kita bila semuanya datang berkumpul di tempat ini? 

 

3. Kelompok yang bersaksi (Kis. 2:8)

Dalam Kisah Para Rasul 2:8 kita membaca, “Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita.”  Di sini kita melihat ada satu kelompok yang bersaksi.  Saya teringat bahwa kami pernah mengadakan satu kebaktian di sini di gereja kita, dan saya lupa kapan tepatnya.  Tetapi, rekan kita, Dr. Wallace Basset, seorang gembala sidang di Cliff Temple Baptist Church yang menggemablakan jemaat tersebut selama empat puluh tahun, waktu itu beliau ada di sini.  Ia berbicara dalam pertemuan tahunan jemaat kita.  Dan ia mengatakan sesuatu yang saya tidak bisa lupakan. Ia berkata, “Pertama kali saya mengundang Tuhan, saya menerima Tuhan.  Pertama kali saya diminta menjadi orang Kristen, saya menjadi orang Kristen.  Pertama kali saya diundang untuk percaya kepada Juruselamat, saya beriman kepadaNya; saya percaya kepadaNya.”  Kebanyakan orang seperti itu.  Mereka tidak sulit, mereka tidak sulit berubah, mereka tidak ganas atau memaki-maki dengan kata-kata kasar, ketika Anda berbicara tentang Tuhan kepada mereka.  Saya telah menjadi gembala sidang selama lima puluh tujuh tahun, dan selama tahun-tahun itu saya telah mengetok pintu rumah dari bermacam rumah.  Saya telah berbicara kepada berbagai macam jenis orang yang Anda bisa bayangkan. Dan tidak sekalipun selama lima puluh tujuh tahun itu saya pernah ditolak dengan kasar.  Setiap rumah yang saya kunjungi mereka senantiasa menyambut saya dengan ramah dan manis.  Orang-orang pada dasarnya tidak keras.  Persoalannya adalah bahwa kita kurang memperhatikan mereka.  Kita sering hanya melewati mereka.  Hampir semua orang akan meresponi kasih, kebaikan, kemurahan, pertolongan dan ketertarikan.  Dan secara khusus bila mereka masih muda.  Kesalahan yang terselubung bukanlah kerana mereka keras tetapi karena kita kurang peduli.  Itu adalah persoalan kita.  Dan beban jiwa-jiwa tidak ada pada kita.

 

4. Dari rumah ke rumah (Kis. 2:46).

Dalam Kisah Para Rasul 2:46 kita membaca, “mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah.”  Itulah jemaat Allah dalam rumah Tuhan, dalam Bait Allah, - “di rumah masing-masing.”  Dari rumah ke rumah adalah program penginjilan kita.  Sebagai jemaat Tuhan kita datang ke sini pada hari Tuhan untuk memuji dan menyembah Dia, dan mengundang orang-orang untuk mengambil keputusan menerima Tuhan Yesus.  Kita datang ke sini untuk menyanyikan pujian, untuk membaca Alkitab, mendengar eksposisi dari Firman Tuhan, untuk berdoa agar gembala sidang sehingga ia dipenuhi dengan hikmat dan pengertian yang diberikan oleh Roh Kudus, ketika ia mempelajari, mengadakan penelitian, ketika ia berdoa, dan menyampaikan firman Tuhan.  Tetapi pelayani terbesar dari jemaat adalah di luar sana di mana kita hidup, di rumah di mana kita mengumpulkan orang-orang, para tentangga, keluarga, untuk mempelajari Firmn Tuhan, mendengarkan kata-kata Roh Kudus, bersaksi, berdoa, menunjuk kepada Yesus, memenangkan jiwa untuk memberkati Juruselamat.

Tuhan telah membuka pintu di hadapan kita.  Ia telah memberi petunjuk bagaimana kita bisa melawat kita dengan kuasaNya yang dahsyat untuk membuat kebangunan rohani yang akan menyelamatkan jiwa-jiwa.  Tidak ada alasan bagi kita untuk tidak percaya. Para staf gereja mari kita mencobanya, dan mari kita melihat apa yang akan dilakukan Allah.  Saudara-saudara diakon, dan seluruh anggota dari pengurus sekolah Minggu, setiap panitia, dengan para wanita, berdoa, memohon kepada Allah, menatap sorga, mengharapkan jawabanNya.  Jika Allah mau melakukan di sini, maka Ia mungkin akan melakukan melalui kita, Ia kan melawat bangsa kita dengan kebangunan rohani.  Kiranya saya diperkenankan untuk melihatnya, melihat orang-orang menangis dengan penuh sukacita atau menangis dengan satu pengakuan di hadapan Tuhan.  Kiranya kita bisa melihat ribuan orang dimenangkan bagi Kristus.  Keluarga demi keluarga datang kepada Yesus.  Itu akan merupakan sesuatu yang paling luar biasa seperti suasana sorga hadir, yang Allah dapat lakukan untuk kita.