Daftar isi

MENETAPKAN POKOK-POKOK DOA

(MAKE IT A MATTER OF PRAYER)

 

Oleh Dr. W. A. Criswell

Alih bahasa Filipus Cornelius, S.Th.

Editor: Dr. Eddy Peter Purwanto

 

1 Tesalonika 5:17

09-08-91

 

 Saudara sedang mengikuti pelayanan dari Gereja Baptis Pertama di Dallas. Ini adalah gembala senior kami yang sedang membawakan Firman Tuhan dengan thema MENETAPKAN POKOK DOA. Kita sangat bersyukur kepada Tuhan, karena pemeliharaan-Nya atas gembala kita yangg telah kembali dari perjalanan misi ke India, yang telah meresmikan sebuah rumah sakit yang mengagumkan bagi nama Tuhan, dan telah menjadi berkat bagi orang-orang India. Dan ini adalah sebuah permulaan dari  minggu doa bagi pernyataan misi kita bahwa Tuhan akan memberkati respon dari gereja-gereja kita dalam menciptakan 1500 jemaat lainnya dan membantu membawa berita keselamatan dari Kristus untuk memperluas populasi Lone Star State of Texas kita.

 

Pasal yang baru kita baca tadi adalah dari I Tesalonika 5, yang di dalamnya berisi sebuah teks pendek yang terdiri dari tiga kata, “Berdoa tanpa henti.” BUATLAH SEBUAH POKO DOA. Inilah adalah surat pertama yg telah ditulis oleh Rasul Paulus dalam Kitab Suci kita. Dari Korintus, Paulus mengalamatkan surat ini kepada gereja di Tesalonika. Dan di dalam surat pertama dari rasul yg kudus ini, kita menemukan sebuah pandangan kehidupan spritualnya. Ini adalah sebuah doa. Dalam setiap pasal dan di atas setiap halaman suratnya, anda akan menemukan permohonannya atau doanya kepada Tuhan.

Dalam pasal pertama: “Kami senantiasa mengucap syukur kepada Tuhan atas kamu sekalian…” Kami senantiasa bersyukur karena kamu sekalian; menyebut kamu sekalian dalam doa-doa  kami.

Pasal berikutnya: “Karena hal ini juga yg telah membuat kami senantiasa mengucap syukur kepada Allah tanpa henti-hentinya.” Pasal berikutnya lagi mengatakan, “Berdoa setiap malam dan setiap hari tanpa batas.” Dan kalau kita kembali lagi kehalaman  sebelumnya, ia berkata, “Saudara-saudara berdoalah untuk kami.” Dan lagi, “Berdoa tanpa henti-hentinya.”

Dalam teks kita, apakah yang dimaksudkan oleh rasul Paulus, “Kami selalu?”- Kita seringkali melewatkan berjam-jam setiap hari dan setia malam kita, apakah kita pernah menemukan bahwa lutut kita sedang bertelut dan berdoa tanpa henti-hentinya. Tidak semua! Bahkan dalam Injil Lukas pasal 11 memperlihatkan kepada kita sebuah gambaran kehidupan doa yang mengagumkan dari Tuhan kita: Hal itu mulai dengan: “Ketika Tuhan berhenti Berdoa, Murid-muridNya datang dan bertanya kepadanya, lalu Tuhan mengajar mereka bagaimana berdoa.”

Apakah yang dimaksudkan oleh Rasul Paulus dalam hal ini, dalam setiap kehidupan kita, kita harus membuat sebuah pokok doa.

 

Ketika tubuh dan jiwa kita sedang dalam keadaan lelah

Membatasi banyak perhatian kita

Pada waktu tuntutan pekerjaan kita sedang menumpuk

Buatlah sebuah pokok doa

Dan ketika engkau sedang kecewa, bingung dan takut

Yang sering menenggelamkan kita dalam keputus-asaan

Ingatlah, ada Seorang Pribadi yang akan datang, menolongmu

Jika engkau mau membuat sebuah pokok doa

Dan ketika engkau terhilang

Dalam kekacauan dunia yang  menyesatkan

Ketika kehidupan kita terlihat seperti tanpa pengharapan

Petunjuk akan datang bagi setiap jalan-jalanmu

Jika engkau mau membuat sebuah pokok doa.   

 

Dan saya juga akan mengutip dari Alfred Lord Tennyson- sebuah puisi yg terkenal di Inggris pada abad terakhir ini- sebuah puisi yang sangat indah yang pernah ia tulis:

 

Banyak hal telah diselesaikan melalui doa

Dari impian dunia ini. Oleh sebab itu, dengarlah suaraNya

Bangkitlah seperti sumber air bagi ku setiap hari dan setiap malam

Karena apakah manusia lebih baik dari domba atau kambing

Makanannya berupa sebuah kehidupan yang buta dalam pikirannya

Jika mengenal Allah, mereka tidak mengangkat tangan untuk berdoa

Bagi mereka sendiri dan bagi orang-orang yang memanggil mereka teman?

Karena seluruh dunia yang mengelilingi bumi ini adalah setiap jalan bagi mereka

Terikat dengan rantai emas kepada kaki Tuhan

      ( Dari Passing Of Arthur, Alfred Lord Tennyson)

 

 Para pendengar, Buatlah sebuah pokok doa.

 

Ada kritik-kritik kasar  yang menyatakan bahwa permohonan doa adalah sebuah izin masuk ke dalam ketidak-amanan, ketidak-efektifan, ketidakmampuan dan kelemahan. Kita mengakui hal itu tetapi kita hanya bisa membicarakannya saja. Ada sebuah kelemahan, ketidaksanggupan dan ketidakmampuan dari pembawaan sejak lahir dalam diri kita, yang mana kita tidak dapat mneyangkalinya atau menyembunyikannya.

Apakah engkau ingat tentang Abraham, pada waktu ia datang kepada Tuhan dan Tuhan  berkata, “Lihatlah Aku telah memanggilmu untuk berbicara bagiKu,”-Siapakah aku ini, aku adalah debu dan abu.” Bagaimana kita dapat menghindar dari kenyataan ini? Saya terbuat dari debu tanah.

Dan Tuhan, ada sebuah kelemahan genetika dari pembawaan sejak lahir di dalam diri saya, sehingga saya tidak dapat menyangkalinya- kelemahan, umur yang semakin menua, kematian, bahkan keputus-asaan demi keputus-asaan- Itu semua membawa seseorang untuk bertelut kepadaNya, dan berkata, “ Oh, Tuhan Saya membutuhkan tanganMu yang kuat dan pertolonganMu dari surga !”

Dan lagi, bagaimana kita dapat menghindar dari arus dunia dan nasib hidup kita yang  menguasai kita? Semuanya seperti yang engkau tahu, itu adalah sesuatu yg mengerikan, ketika kita membaca konklusi dari khotbah Tuhan Yesus di atas Bukit dalam Injil Matius pasal ke 7 bagian penutup. Dia berkata bahwa hidup itu seperti seorang yang sedang membangun rumah, yang menghadapi badai dan gelombang air. Tuhan Yesus berkata, orang-orang bodoh akan membangun rumahnya di atas pasir. Tetapi orang yang bijaksana akan membangun rumahnya di atas batu. Dan kita tidak dapat memahinya tetapi hanya dapat memikirkannya, dalam pembacaan penutup dari perumpamaan Tuhan kita, “Mengapa orang bijak membangun rumahnya jauh dari gelombang dan badai?  Jawabannya mudah. Anda tidak akan membangun rumahmu di atas gelombang. Semua kita menghadapi situasi genting seperti ini dan nasib hidup kita, dan itu akan membawa kita untuk bertelut kepada Tuhan, “Tuhan, saya tidak sanggup menghadapi tekanan-tekanan yang menguasai saya. Saya membutuhkan pertolonganMu.”

Dan kita terdorong untuk berdoa, karena  Firman Allah yang hidup. Yeremia 33:3: “Berserulah kepadaKu, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kau ketahui.” Atau nats yang indah dari Tuhan kita, seperti teks yang kita baca di atas.-Injil Lukas, pasal 11, “Mintalah, maka Aku akan memberikannya kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.” Karena setiap orang yang meminta, menerima; dan setiap orang yang mencari, mendapat; dan setiap orang yang mengetuk, baginya pintu akan dibukakan.” Ini adalah janji Tuhan kita dari surga.

Dan jikalau itu masih belum cukup, Ia berkata dalam Yohanes 14:13, “Dan apapun juga yang kamu dalam namaKu, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalan Anak.” Kata, “Minta”- berarti Dia mendorong kita untuk membuat sebuah pokok doa.

Dan lagi saya akan katakan dalam pasal yang terakhir dari Surat Filipi, pasal 4, ayat 6: “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, – janganlah hendaknya kamu tidak waspada – janganlah hendaknya kamu terbakar dalam keputus-asaan yang sia-sia tetapi nyatakanlah dalam segala hal  keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur, biarlah semua permintaanmu diketahui oleh Tuhan.” Biarlah itu mendorong kita untuk berdoa sesuai dengan Alkitab, sesuai degan Kekudusan Allah dan Firman Tuhan yang tanpa salah.

Dan kita juga di dorong untuk berdoa sesuai dengan contoh atau teladan Hamba Tuhan dalam Alkitab. “Abraham bediri di hadapan Allah, “Ketika malaikat mengumumkan kepadanya bahwa ia akan diutus untuk menghancurkan Sodom dan di dalam kota itu ada keponakannya Lot dan keluarga Lot. Dan dalam menghadapi kehancuran itu, Abraham berdiri di hadapan Tuhan , “Jika ada 50 org benar di dalam kota itu, apakah Engkau akan menghancurkannya? 45 orang ?40 orang? 30 orang? 10 orang? Anda tahu, saya piker bahwa bila Abraham berkata, “Jika tidak ada seorang pun yang benar, kecuali Lot dan istrinya?” Tuhan pasti akan menjawabnya dan berkata, “Ya”

    

 Kita di dorong untuk berdoa seperti contoh atau teladan orang-orang kudus Tuhan. Di sungai Yabok, Yakub bergulat dengan malaikat Tuhan sepanjang malam. Dan malaikat itu menjamahnya dan memukul sendi pangkal pahanya. Hal itu adalah sebuah peringatan akan pergumulan doa malam itu. Dan Tuhan mengubah namanya dari Yakub menjadi Israel. Dan Yakub mengubah nama Yabok menjadi Peniel. Kata Yakub, “Karena aku telah melihat Allah berhadapan muka dengan ku.” Sebuah penglaman yang tidak ada bandingnya.

Dan Tuhan Allah berkata kepada Musa, “Berdirilah di samping, biarlah amarahKu menghanguskan orang-orang itu, dan Aku akan menghancurkan/ melenyapkan mereka dari pandanganKu.” Mereka akan diturunkan di dasar gunung dan menari di sekeliling lembu emas. Dan Musa berdiri dihadapan Tuhan dan berseru, lalu katanya, “Oh, Tuhan, jika Engkau mengampuni dosa-dosa mereka.“ Hatinya hancur dan ia tidak dapat berkata apa-apa. “Oh, Tuhan, Jika Engkau mengampuni dosa-dosa mereka-dan jika tidak, hapuslah namaku dari kitab kehidupan yg telah Engkau tulis di surga. Dan karena untuk kepentingan Musa, Dia menahan diri terhadap kejahatan mereka.

Hana: “Oh, Tuhan berilah saya seorang anak---rahimku mandul dan kehidupanku sepi---Oh, Tuhan, berilah saya seorang anak!” dan ini adalah permulaan era nabi dan raja.

Dan nabi Elia berseru di atas Bukit Carmel, “Tuhan, para nabi Baal ini dan ratusan dari mereka, Ya Tuhan Allah, di atas mezbah ini aku akan membangun namaMu dan korban persembahan ini dibuat demi Engkau. Oh, Tuhan kirimlah api! Kirimlah api” dan Tuhan mengirimkan api dari surga dan membakar habis air selokan yang ada di sekitar mezbah itu, membakar habis korban bakaran, kayu-kayu yang ada di atasnya dan batu-batu yang ada di sekitarnya. Inilah jawaban doa dari TUHAN.

Dan Hizkia berkata: “Oh, Tuhan lihatlah! Lihatlah! Dan Hizkia  membawa surat dari Sanherib, raja Asyur, di hadapan Tuhan, di rumah Allah Yehovah,  yang berisi ancaman untuk menghancurkan bangsanya - membawa mereka masuk dalam tawanan Sanherib. Hizkia membawa surat ancaman itu di hadapan Tuhan dan berkata, “Oh, Tuhan lihatlah! Lihatlah! Lihatlah ! kami telah menolak kasih karunia Tuhan atas diri kami! Tolonglah kami, Tuhan yang ada di surga.!

 

Dan Tuhan Allah mengutus Nabi Yesaya kepadanya dan berkata, “Malam ini akan menjadi malam kelepasan bagi umatKu.” Dan malam itu, Malaikat maut menghampiri tentara Asyur yang ada di sekitar kota suci Yerusalem. Dan keesokan paginya mereka mulai menghitung, ada sekitar 185.000 tentara yang mati. Dan raja Asyur kembali  ke Ninewe dalam keadaan kalah dan frustasi. Inilah Tuhan, kita !

Dapatkah aku mengikuti satu dari hal-hal yang baik dari kehidupan raja Hizkia? Yesaya berkata kepadanya: “Engkau akan mati dan bukan hidup. Bangunlah rumahmu” dan sebagaimana Yesaya meninggalkan pesan kematian yang tragis, Hizkia  menghadapkan mukanya ke tembok dan ia menangis di hadapan Tuhan dan berdoa kepada Tuhan.

 Dan Tuhan berkata kepada Yesaya: “Engkau, kelilingilah dan kembalilah, lalu katakanlah kepada Hizkia, Aku telah melihat air matanya, Aku telah mendengar doa-doanya, dan Aku akan menambahkan 15 tahun lagi bagi hidupnya. Buatlah itu sebuah pokok doa.

     

Karena itu, raja berkata kepada Daniel dan kepada semua orang bijak di Babel: “Karena kalian tidak bisa memberitahukan mimpi saya dan berikut artinya, maka kalian semua akan menghadapi kematian. Dan Daniel bersama dengan 3 orang anak Ibrani berdoa; lalu Tuhan memberikan kepada Daniel mimpi raja dan berikut artinya.

Dan waktu jugalah yang membuat saya berhenti untuk berbicara tentang jawaban doa dari Tuhan  di hari-hari yang khusus ini-hari yang penuh berkah- gereja dan para rasul berdoa untuk hal ini di Yerusalem.  

Gereja berkumpul dan berdoa untuk Petrus, sebab pagi berikutnya ia harus menghadapi kematian di tangan Herodes Agripa I; pada waktu itu sekumpulan orang-orang kudus bertemu dengan Paulus di tepi pantai; dan ia, (Saya hanya mengutip dalam Alkitab), “Dia berdoa bersama dengan mereka semua.”

Dan apalagi yang saya akan katakan tentang Tuhan kita di surga? Pasal ke empat dari kitab Ibrani diakhiri degan kalimat berikut ini: “Sebab imam besar yang kita miliki bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya Ia tidak berbuat dosa.” Oleh sebab itu, marilah kita dengan penuh kasih karunia menghampiri tahta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapatkan pertolongan pada waktunya.” (Ibrani 4:15-16). Karena itu, Ia sanggup juga menyelamatkan degan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah, sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka” (Ibrani 7:25). Dia, Tuhan kita di surga berdoa untuk kita.                                  

Jawaban doa dari Tuhan Allah kita di surga tepat pada waktunya, karena itu,  buatlah itu sebuah pokok doa. Ketika saya masih brumur belasan tahun, saya telah dipanggil menjadi gembala Gereja Baptist White Mound di kota Coryell, sebuah gereja perkotaan, gereja yang sangat cantik degan tiang-tiang yang berwana putih di depannya dan halaman gereja itu sangat luas, lalu dikelilingi degan pagar putih dan di samping gereja ada sebuah ruang ibadah besar yang terbuka. Dan sekarang saya sedang berbicara tentang masalah 60 tahun yang lalu. Di Musim panas ini, ketika panen raya tiba, maka peristiwa terbesar dalam tahun itu adalah Kebaktian Kebangunan Rohani musim panas tahunan dan saya harus memimpinnya di ruang ibadah yang terbuka.

Pada waktu  pelayanan di malam harinya dimulai, orang-org di provinsi itu datang berbondong-bondong dalam jumlah yang tidak terhitung. Mereka datang dengan pedati, mereka datang dengan kereta, mereka datang dengan jalan kaki—sebuah kerumuan besar dari mereka. Dan ketika saya melihat kerumunan orang-orang yang sedang berkumpul di ruang ibadah yang besar itu, untuk mengikuti KKR tahunan mereka, maka hati saya pun mulai ciut. Saya takut setengah mati untuk berkhotbah kepada kerumunan orang-orang itu—Oh, Tuhan! 

Pada waktu itu pemimpin pujian adalah saudara Fred Swank. Di manakah gerejanya? Fred Swank tidak pernah memiliki satu pun gereja dalam hidupnya, dan saya berkata kepadanya bahwa saya merasakan baru saja mati dalam hati saya, ketika melihat kerumunan orang-orang yang datang dalam jumlah yang besar dari provinsi itu. Dan pada waktu itu saya baru berumur belasan tahun—Oh, Tuhan !   Fred Swank berkata, “Mari ikut saya.” Di sana ada seorang pastori yang berada di sudut halaman gereja dan saya mengikuti Fred Swank menuju ke pastori itu. Kemudian ia membuka Alkitabnya, di I Petrus 5:6-7: “Karena itu, rendahkanlah dirimu dibawah tangan Tuhan yang kuat supaya kamu ditinggikannya pada waktunya. Serahkanlah segala kekuatiranmu kepadaNya, sebab Ia yang memelihara kamu.”

Lalu ia berkata kepada saya, “Sekarang datang dan bertelutlah di sampingku.”Lalu dia meletakkan tangannya di atas saya dan berdoa untuk saya, agar Tuhan memberkati, menolong saya dan siap melayani KKR tersebut.

 Sorang yang sangat menyenangkan, anda seharusnya berada di sana malam itu. Anda seharusnya mendengarkan saya ketika saya berkhotbah dan turun dari mimbar, baik di luar maupun di dalam ruang ibadah itu. Lalu Tuhan menjamah setiap hati jemaat degan anugrahnya dan kasih karunia Tuhan memenuhi setiap tempat duduk. Tuhan menjawab doa. Jadikanlah itu sebuah pokok doa.  Saya hanya hidup di satu zaman, yakni zaman anugerah, di mana kita hidup—beberapa hari yang lalu ada sekolompok besar pengkhotbah bertanya kepada saya dengan pertanyaan-pertanyaan. Mereka berkata, “Pelayanan terbesar apa yang pernah anda lakukan dalam hidup anda?” Pelayanan terbesar apa yang anda miliki dalam hidup anda? Lalu mereka  berkata saya beberapa hal: “Apakah itu pada waktu The Baptist General Convention Evangelism Conference diadakan di Fort Worth, Stadiun Will Rogers, dan anda berkhotbah tentang Baptisan Roh Kudus, lalu orang itu berdiri pada deretan belakang balkon yang paling atas dan mulai menangis? Lalu ia turun dari balkon dan melangkah melalui kerumunan orang-orang di atas platform            sambil menangis.” Mereka berkata kepada saya. “Kami ada di sana. Dan saya tidak pernah merasakan hal seperti itu dalam hidupku ! Pengalaman terbesar apa yang pernah anda miliki dalam pelayanan anda?” Dan yang lainnya berkata, “Anda tahu bahwa tema yang anda buat di Southern Baptist Convention, yang berjudul, ‘Entah Kita Hidup atau Mati,’ telah mengubah komitmen keyakinan Alkitab kami tentang Allah.” Penglaman terbesar apa yang anda miliki di dalam pelayanan anda? Lalu mereka memberikan beberapa usul atau nasehat kepada saya. Saya berkata, “Tidak ! Mari saya akan menceritakan pengalaman terbesar yang saya miliki dalam hidup saya.”                          George W. Truett adalah pengkhotbah besar. Dia adalah seorang gembala dari gereja ini dan telah melayani selama 40 tahun lamanya. Dr. Truett meninggal pada bulan Juli 1944. Lalu mereka memanggil saya sebagai gembala jemaat di gerejanya pada bulan September tahun yang sama, hanya selang satu bulan saja, setelah Dr. Truett meninggal.

Dan setelah saya dipanggil sebagai gembala di gereja itu. Saya berdiri di sana dan berkhotbah untuk pertama kalinya di sana. Dan tema khotbah saya pada waktu itu adalah BUATLAH ITU SEBUAH POKOK DOA. Ketika saya akan berkhotbah, saya berlutut di samping mimbar ini dan mulai berdoa.

Dr. Truett adalah seorang yang sangat sederhana dan sangat dihormati. Hari itu adalah pertama kalinya jemaat melihat seorang berlutut di mimbar ini untuk berdoa. Dan ketika saya berlutut untuk berdoa—ada 3000 orang memadati tempat suci itu—mereka menetaskan air mata mereka. Pernahkah anda mendengar 3000 orang menangis? Saya tidak pernah mendengar suara seperti itu sepanjang hidup ku—3000 orang menangis tanpa malu di hadapan Tuhan.

Dan ketika pelayanan itu telah usai, Bob Coleman—asisten Dr.Truett yang sudah melayani sebagai asisten Dr. Truett selama 40 tahun—ketika kami berjalan keluar dari pintu bersama-sama, ia meletakkan tangannya di atas bahuku dan berkata, “Anak muda, ini adalah hari momentummu.” Minggu pertama bulan Oktober, sebelum kami ke Dallas: Ia berkata, “Ini adalah hari momentummu” “Karena kami tidak pernah melihat, kami tidap pernah merasakan dan tidak pernah mengalami hal seperti itu dalam hidup kami.                   Buatlah itu sebuah pokok doa. Tuhan akan menyendengkan telingaNya dari surga untuk mendengar umatNya ketika mereka berdoa. Dan ini adalah permohonan kami kami anda yang telah mendengar pelayanan ini di televisi. Buatlah itu sebuah Pokok doa. Mintalah kepada Tuhan untuk hadir dalam rumahmu, hatimu dan keluargamu.                     Kalau anda tidak tahu bagaimana menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatmu, di layar televisi anda ada nomor-nomor telepon yang dapat dihubungi. Di sana ada orang-orang percaya yang akan menuntun anda masuk ke dalam kerajaan Allah. Jikalau anda mau, bukalah hatimu kepada Tuhan, terimalah Dia sebagai Tuhan dan Juruselamatmu. Anda dan saya akan bertemu di surga pada saat sangkakala berbunyi. Dan kerumunan besar orang-orang di tempat kudus itu, di sekitar balkon, di lantai bawah, di samping kiri dan kanan, mereka mulai berjalan maju ke depan mimbar menyerahkan diri kepada Tuhan. Kata salah satu orang yang maju ke depan mimbar berkata, “Pendeta, inilah hari Tuhan bagi saya, dan saya menjawabnya degan sepenuh hati untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat saya.” Pada baris pertama, mereka datang, lalu kami berdiri dan menyanyi memuji Tuhan.  Orang ini berkata, “Saya menyerahkan hati saya kepada Yesus, saya akan masuk dalam persekutuan di gereja yang menyenangkan ini, saya menjawab panggilan Tuhan dalam hati saya. Pada hal waktu itu saya masih terus memberikan tantangan kepada mereka.