Daftar Isi

 

MELAKUKAN PEKERJAAN SEORANG PENGINJIL

(DO THE WORK OF AN EVANGELIST)

 

Oleh Dr. W.A. Criswell

Diterjemahkan Made Sutomo, M.A.

 

2 Timotius 4:5

1-18-59

 

            Ayat firman Tuhan untuk pelajaran kita hari ini saya ambil dari surat Paulus kepada Timotius.  Dalam suratnya Paulus berkata kepada Timotius, “Kuasailah dirimu dalam segala hal, ... lakukan pekerjaan pemberitaan Injil dan tunaikan tugas pelayanan” (2 Timotius 4:5).  Bila ayat ini diterjemahkan secara literal maka itu akan berbunyi sebagai berikut: “lakukanlah terus pelayanan yang Allah berikan kepadamu.”  Apa yang sudah menjadi panggilan Allah bagimu, lakukanlah itu dan jangan tergoda dengan hal-hal lain di luar itu.  Tetaplah tinggal dan bertahan.  Lakukanlah tugas pemberitaan Injil.  Ini merupakan surat Paulus yang terakhir, yang ia tulis selaku hamba Allah yang telah memberikan tahun-tahun dalam hidupnya untuk memberitakan Injil kepada orang Yunani, dan sekarang tugas tersebut sedang diserahkan kepada penggantinya.  Pengalaman selama bertahun-tahun telah mengajar dia hal-hal yang penting dan hal-hal yang remeh atau tidak penting serta hal-hal yang harus ditekankan dan hal-hal yang merupakan pilihan.  Dalam kata-kata terakhir ini Paulus memberi pesan kepada anak rohaninya:

 

Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi kerajaan-Nya: Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran. (2 Tim. 4:1-2).

 

Hal-hal yang ditekankan oleh Paulus dalam ayat ini namapak dalam kata-kata, “Beritakanlah firman, lakukanlah pekerjaan penginjilan.”

            Bila kita menengok sejarah gereja Baptist, ada banyak penderitaan, masa kegelapan yang melingkupi sebagian besar dari komunitas dan gereja Baptist.  Ketika saya berada di Denmark, saya pergi ke sebuah gereja dan dalam gedung gereja ada lilin-liln dinyalakan, ada salib, dan di bagian podium pada bagian samping ada mimbar yang tinggi.  Melihat itu saya bertanya kepada salah satu pendeta di situ,  “Mengapa Anda membangun  gereja Anda seperti ini?”  Kemudian saya memberi pendapat saya kepadanya dengan berkata, “Untuk saya gereja Baptist adalah satu tempat pertemuan, tempat untuk memberitakan Injil dan tempat untuk memanggil orang-orang yang terhilang.”  Karena melihat mimbar yang membuat pengkhotbah / pengajar firman Tuhan terkurung di satu tempat, dengan lilin menyala dan ada salib terpampang, saya juga berkata kepadanya, “Anda tidak bisa memenangkan orang untuk Yesus Kristus dengan cara itu.  Mengapa Anda menjalankan ibadah ini secara formal?”  Dan jawaban beliau adalah sebagai berikut: “Bila saya tidak melakukan seperti ini, maka tidak ada orang yang akan datang.”  Yang menggelikan buat saya adalah ketika saya bertanya kepada Dr. Peterson, seorang dokter di gereja itu, di mana ia berkta, “Kami tidak mengalami kemajuan selama bertahun-tahun.  Kami tidak melihat orang-orang diselamatkan, tidak ada orang yang mengalami perubahan, tidak ada pertambahan jiwa-jiwa untuk Tuhan.  Pendek kata tidak ada pertambahan jiwa di dalam gereja.  Ibadah kami hanya bersifat formalitas, gereja dibangun atas dasar pola ritual, karena mereka beranggapan bahwa orang-orang tidak akan datang ke gereja jika mereka tidak menyalakan lilin, dan menempatkan mimbar tinggi di depan bagian samping dan pemberitaan firman sebagai yang terakhir.  Bila Allah berkata tentang sesuatu yang menjadi pusat dalam ibadah kepada Tuhan, maka Ia akan berkata bahwa pemberitaan Firman dan pekerjaan penginjilan adalah hal yang utama.  Dengan demikian Anda seharusnya tidak datang kegereja dengan menyalakan lilin, membakar kemenyan, berlutut, membacakan rangkaian doa-doa.  Kita datang ke gereja untuk mendengarkan Firman Tuhan yang hidup, kita harus melakukan pelayanan pemberitaan Injil.  Dr. Rushbrook, presiden dari Baptist World Alliance, telah datang ke sini, ke First Baptist Church di Dallas.  Waktu ia datang saya sudah dua setengah tahun berada di kota ini. Ketika ia datang, saya bertanya kepadanya, “Mengapa Anda mengunjungi kami?”  Beliau menjawab, “Sama sekali tidak ada alasan sama sekali, terkecuali hanya mengetahui keadaanmu.”

            Beliau dan Dr. Truett bersahabat selama satu generasi, dan ia berkata bahwa tidak punya maksud apa-apa.  Ia datang melintasi setengah dari benua hanya untuk mengunjungi gereja di Dallas ini.  Sementara ada di sini saya berkata kepadanya, “Saya pernah pergi ke gereja Anda di Inggris, di situ ada 20 orang anggota jemaat.  Dan saya pergi ke Bedford di mana John Bunyan berkhotbah dan menulis alegori kekalnya.  Kemudian pada jam sepuluh lewat seperempat hingga jam sebelas hanya ada dua orang di sana.  Setelah itu ketika saya pergi ke gereja lain juga hanya ada sedikit orang yang hadir.  Kota yang berpenduduk 35.000 orang hanya ada satu gereja Baptist.  Saya masuk di gereja itu dan selama beberapa menit hingga jam sebelas hanya ada dua orang tua duduk di situ, dan itu saja.”  Saya juga berkata, “Saya pergi ke Metropolitan Tabernacle dari Spurgeon, dan mereka memiliki jumlah yang terbesar, yang jumlahnya ada seratus duapuluh orang.”  Saya berkata kepada Dr. Rushbrook, “Setiap tahun ada beberapa orang Baptist di Inggris dan demikian juga tahun-tahun sebelumnya. Dan hanya sedikit waktu lagi, maka gereja Baptist tidak akan ada sama sekali.”  Saya bertanya, “Apa sebenarnya yang terjadi di Inggris?”  Ia menjawab, “Mereka kehilangan roh / semangat penginjilan.  Mereka sudah merasa puas dengan hanya pergi ke gereja.  Dan gereja dianggap sebagai tempat untuk menghargai orang yang lebih tua.”

            Saya pernah mendengar seorang pria berbicara dalam “Civic Clubs” kami di kota Dallas ini, ia seorang pengusaha dan sama sekali bukan seorang rohaniwan, dan bukan seorang pengkhotbah.  Saya mendengarkan dia berbicara tentang kehidupan rohani di daerah New England di Amerika.  Dalam ceramahnya itu ia berkata sebagai berikut: “Sejak terjadi perubahan abad, lebih dari seribu gereja ditutup di New England.  Banyak sekali jumlah desa-desa di New England, di mana tidak ada seorangpun pergi ke gereja. Ada lebih dari satu juta anak di New Englan tidak memiliki pendidikan agama atau pengajaran tentang Tuhan.”  Ia mempunyai banyak statistik seperti itu.  Dan setelah selesai, saya menemui dia, dan berkata kepadanya, “Apa yang telah membuat Kebangunan Besar, Kebangunan Rohani Besar, dan roh / semangat yang menaklukkan dalam gereja-gereja kita di New England?”  Ia menjawab kepada saya, “Mereka telah kehilangan roh / semangat penginjilan.”

            Saya pernah berbicara kepada seorang gembala sidang. Seorang gembala sidang yang sangat terkenal di Southern Baptist Convention.  Salah satu dari gereja-gereja terbesar yang sedang mencari seorang gembala sidang.  Dan saya agak heran mereka memanggil seseorang sebagai gembala dengan kreteria tertentu. Mereka tidak menginginkan pengkhotbah yang bersifat penginjilan.  Ketika saya bertanya kepada teman saya, yakni gembala sidang gereja tersebut mengapa ia melakukan hal itu, ia menjawab bahwa itu keputusan panitia penerimaan gembala sidang. Mereka menganggap bahwa pengkhotbah yang bersigfat penginjilan bukan kebutuhan terbesar.  Saya juga mendengar seorang anggota awam di gereja tersebut, dan ia berbicara tentang gereja, tentang seorang gembala sidang yang mereka sedang cari.  Ia berkata kepada saya bahwa satu hal yang mereka tidak mau lakukan dalam gereja mereka adalah seorang pengkhotbah yang memberi undangan untuk maju ke depan.  Ini pertama kali saya mendengar ada gereja yang tidak mau pendetanya memberi undangan kepada orang-orang untuk maju ke depan. Yang ia maksudkan adalah bahwa mereka tidak mau seorang pengkhotbah yang mengundang orang-orang untuk menerima Kristus.  Ini membuktikan bahwa mereka telah kehilangan roh / semangat penginjilan.  Betapa keringnya, betapa menyedihkan, betapa matinya kehidupan orang-orang dan gereja-gereja kita roh penginjilan sudah tidak ada.

            Betapa perlunya kita melihat apa yang dikatakan oleh nabi Yesaya ketika ia menyebutkan bapa leluhur, dan berkata, “... Pandanglah gunung batu yang daripadanya kamu terpahat, dan lubang penggalian batu yang daripadanya kamu tergali.   Pandanglah Abraham bapa leluhurmu dan Sara yang melahirkan kamu...”  (Yesaya 51:1,2). Betapa perlunya kita melihat ke belakang, pada hari-hari bapa leluhur kita, untuk melihat asal-usul kita.

            Salah satu Sejarahwan Baptist ternama, mengatakan satu kalimat tentang pengkhotbah perintis sebagai berikut: “Ketika peradaban terdesak makin ke barat, keluar dari Alleghenies, keluar dari padang gurun, ke arah pasifik, kemanapun mereka pergi, mereka akan menemukan pengkhotbah perintis.”  Sejarahwan itu menggambarkan perintis tersebut sebagai seorang yang tidak berpendidikan.  Satu-satunya buku perpustakaan yang ia punya adalah Alkitab dan buku himne.  Tetapi orang tersebut dengan doktrin yang kuat tentang anugerah Allah dan penginjilan, pergi ke setiap komunitas dan memberitakan Injil Yesus Kristus.  Para pengkhotbah perintis tersebut meletakkan dasar bagi semua pekerjaan Gereja Baptist yang sekarang ada di Amerika.  Kita sudah keluar dari kebangunan rohani, dari pekerjaan penginjilan.  Kita telah lahir karena undangan untuk menerima Kristus.  Institusi kita, sekolah-sekolah kita, seminari-seminari kita, gereja-gereja kita semuanya dilahirkan dan diberikan kehidupan oleh semua pengkhotbah pionir yang mengkhotbahkan doktrin yang kuat tentang anugerah, dan memanggil manusia untuk bertobat dan beriman kepada Tuhan Yesus Kristus Anak Allah. 

            Oleh sebab itu kita harus kembali lagi kepada satu hari pada satu saat di mana kita telah meninggalkan kemuliaan kita dan menyangkal kelahiran dan eksistensi kita yang selama ini hampir tidak dapat dipercaya.

            Saya dapat mendengar jeritan Yeremia ketika ia menangis:

 

“Menyeberang sajalah ke tanah pesisir orang Kitim dan lihatlah; seluruh orang ke Kedar ke ujung bumi dan perhatikanlah dengan sungguh-sungguh dan apakah ada yang seperti ini: ... umatku menukarkan kemuliaannya dengan yang tidak berguna.  Tertegunlah atas hal itu, hai langit, menggigillah dan gemetarlah dengan sangat, demikianlah firman Tuhan.  Sebab dua kali umatKu berbuat jahat; mereka meninggalkan Aku, sumber air yang hidup, untuk menggali kolam bagi mereka sendiri, kolam yang bocor, yang tidak dapat menahan air.” (Yeremia 2:10-13).

 

Penginjilan adalah kehidupan kita, milik kita orang Baptist, gereja Baptist.  Penginjilan adalah kehidupan kita, bukan kehidupan komunitas atau denominasi lain.  Di gereja-gereja lain, mereka menerima keanggotaan dalam gereja sejak mereka masih bayi.  Mereka membaptis anak-anak bayi dalam gereja mereka. Bentuk baptisan yang mereka kenal adalah percik.  Oleh sebab itu mereka tidak bergantung kepada penginjilan, tidak bergantung kepada undangan pribadi, tidak bergantung kepada pertobatan.  Mereka bergabung dalam gereja seperti mereka mendaftar untuk menjadi warga negara dalam satu negara.  Mereka bergabung ketika mereka masih bayi, dan mereka mendaftar menjadi anggota ketika mereka masih kanak-kanak yang belum punya kesadaran.  Sebagai orang-orang Baptist kita kebalikan dari itu karena kita menerapkan kebenaran berita Injil Yesus Anak Allah: “Lihat, di situ ada air; apakah halangannya jika aku dibaptist?”  ... Jika tua percaya dengan segenap hati, boleh.”  Jawabnya: “Aku percaya, bahwa Yesus kristus adalah Anak Allah.”  Dan atas dasar pengakuan iman itu, “dan keduanya turun ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu, dan Filipus membaptis dia” (Kis. 8:36-38).

            Itu adalah Injil Perjanjian Baru. Itu adalah khotbah dari anugerah Anak Allah.  Atas dasar iman kita, kita dibaptis di dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus.  Dan selama orang-orang Baptist kita benar dalam ajaran itu, benar dalam wahyu itu, benar dalam pengajaran itu, benar dalam Alkitab ini, kita tidak punya pilihan, tetapi kita harus memanggil manusia untuk bertobat dan beriman kepada Kristus dan atas dasar iman dan pengakuan serta penyerahan hidup maka kita membaptis mereka di dalam nama Allah Tritunggal.  Kita tidak mempunyai sumber lain, kita tidak mempunyai alternatif lain.  Kita sama sekali tidak punya terkecuali mengikuti wahyu Allah yang sudah tertulis.  Untuk kita, berpaling dari undangan penginjilan ini berarti berpaling kepada kehancuran dan kematian.  Untuk kita, penginjilan adalah seperti nafas dalam tubuh kita, darah dalam jantung kita, terang pada matahari, air di bumi, tenaga dalam mesin.  Itu adalah kehidupan kita sehari-hari. Jika kita memiliki kehidupan di luar generasi ini, itu terdapat dalam undangan Injil yang kami tujukan kepada hati dan jiwa-jiwa dari manusia.  Undangan itu kita bisa baca dalam kitab Wahyu, “Roh dan pengantin perempuan itu – dan gereja dan Roh Kudus berkata, Marilah!” Dan barangsiapa yang mendengarnya, hendaklah ia berkata, “Marilah!” Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma!” (Wahyu 22:17).  Undangan itu adalah undangan atau permohonan yang bersifat penginjilan.  Untuk kita, penginjilan adalah raison d’etra kita.  Merupakan alasan kita untuk hidup.

            Saya bisa mengatakan tentang kelemahan dari gereja modern.  Itu terdapat dalam klasifikasinya.  Secara luas, gereja itu mengklasifikasikan dirinya.  Anda bisa mendaftarkan semua lembaga-lembaga sosial dari komunitas, bagaimana mereka memperhatikan orang-orang, berderma, berbicara tentang kehidupan mereka dan menganjurkan mereka untuk berbagi-bagi dengan orang lain, dan Anda akan menemukan satu daftar yang bagus.  Dalam daftar itu Anda mungkin menemukan: Perhimpunan Guru-Guru Orang Tua Murid, dan Anda harus bekerja dengan mereka.  Anda juga menemukan klub-klub pemerintahan, dan Anda harus bekerja dengan orang-orang yang memikirkan kepentingan umum.  Anda akan menemukan lembaga-lembaga yang bekerja untuk hal perbaikan, dan Anda harus bekerja dilembaga-lembaga sosial.  Kemudian Anda akan menemukan lembaga-lembaga yang menangani orang-orang lumpuh, penyakit tuberkolose.  Dan Anda harus melayani dan berbagibagi dengan mereka.  Dan dalam daftar yang panjang itu Anda menemukan gereja.  Dalam banyak lembaga-lembaga sosial di kota, mengapa ada klub pedesaan (Country Club).  Jika Anda beruntung dan punya waktu santai, mengapa Anda mengikuti klub golf di mana anak-anak melihat dari jendela Anda sedang bermain. Anda bisa bergabung dengan lembaga-lembaga lain di kota, dan di antaranya tentu saja Anda akan menemukan gereja. Dan implikasi dari semua itu, seluruh ide sosioligis dari semua itu adalah bahwa gereja adalah salah satu dari sekian lembaga dalam komunitas.  Anda memerlukan klub pedesaan. Anda memerlukan gereja.  Anda memerlukan lembaga  pemerintahan, lembaga kesejahteraan.  Semuanya berada dalam satu kategori.  Memang baik bahwa orang-orang berada dalam satu lembaga, tetapi bila ia tidak mau tidak apa-apa, karena itu pilihan.  Itu merupakan klasifikasi gereja modern. Akan tetapi dalam lmbaga-lembaga seperti itu, Anda tidak akan pernah mendengarkan tentang mimpi atau gagasan tentang pewahyuan Firman Allah.

            Dalam Kitab Allah, gereja merupakan mercu suar di tengah badai lautan.  Merupakan stasiun penyelamat dalam murka penghakiman Allah yang Maha Kuasa. Itu bukan pilihan, melainkan satu mandat dari Allah.  Itu bukan sesuatu yang dikatakan seseorang sebagai perluasan kultur dan penerangan.   Tetapi itu sesuatu yang dipakai untuk menyelamatkan jiwa-jiwa kita dari neraka dan kehidupan kita dari kematian dan melepaskan kita pada hari penghakiman terakhir dari Allah yang Maha Kuasa.  Dan saya ingin berkata kepada Anda, bila gereja ada dalam kategori hanya menjadi salah satu agen atau lembaga sosial, maka Anda akan menemui kesulitan untuk membangunnya, mendukungnya dan mempertahankannya.  Tetapi bila Anda mengeluarkan gereja dari kategori-kategori sosial dan membuatnya sesuai dengan yang dimaksudkan Allah, sebagai stasiun mercu suar untuk menyelamatkan jiwa-jiwa dan orang-orang diyakinkan bahwa itu adalah usaha Anda dan itulah tujuan Anda, maka Anda akan heran bagaimana mereka akan dengan penuh semangat untuk mendukung dan mempertahankannya.

            Saya telah mendengarkan selama bertahun-tahun semua editoral-editoral, para komentator radio, orang-orang yang tidak henti-hentinya mengatakan dan menulisnya, tentang biaya-biaya yang dikeluarkan pemerintah.  Semua agen-agen pemerintah, banyaknya defisit pemerintah federal dan biasa yang dikeluarkan oleh para politisi, saya dapat mendengarkan itu siang dan malam.  Tetapi dari semua yang saya dengar dan yang saya baca, saya tidak pernah mendengar seseorang berdiri dan berkata, “Saya menolak sumbangan-sumbangan dari pemerintah kita Amerika untuk membangun mercu suar yang menuntun kapal-kapal dengan selamat dari amukan badai laut sehingga bisa masuk kepelabuhan.”  Dan saya tidak pernah mengharapkan akan mendengar hal itu.  “Setiap uang yang disumbangkan oleh pemerintah kita untuk menuntun kapal-kapal agar selamat dalam menempuh badai laut dan tiba dengan selamat di pelabuhan adalah satu pengeluaran dan dedikasi yang baik.  Demikian halnya dengan gerja. Begitu Anda meyakinkan orang-orang bahwa kekuatan dan dinamika yang mengendalikan organisasi gereja adalah untuk menyelamatkan jiwa-jiwa, dan untuk menunjukkan manusia kepada Allah, maka Anda akan menemukan bahwa bantuan-bantuan itu akan melebihi dari yang Anda harapkan.  Penginjilan adalah alasan kita untuk ada.  Apakah itu dalam Sekolah Minggu, dalam bidang pelatihan-pelatihan, organisasi-organisasi, kehidupan,  pertemuan-pertemuan gereja, yang merupakan tujuan utama dan tujuan akhirnya.

            Apakah saya boleh memberikan pengakuan terakhir tentang penginjilan?  Menurut saya penginjilan adalah Roh dari Pemimpin kita dan Injil yang kita beritakan. Sekarang, apakah Injil itu?  Dalam 1 Korintus 15:1 dan selanjutnya, Paulus menggambarkan, menggarisbawahinya, berkata: Injil merupakan pemberitaan tentang kehidupan Kristus.  Kabar baik adalah cerita trentang Yesus.  Ia datang ke dalam dunia, Ia mati bagi dosa-dosa kita, Ia dikuburkan, dan bangkit dari kematian untuk membenarkan kita, dan pada suatu hari ia akan datang kembali.  Itu adalah Injil dan itu adalah Yesus.  Bila seseorang mengkhotbahkan Injil, ia mengkhotbahkan Yesus.  Saya bisa mengatakan satu kata kepada Anda yang akan menjelaskan setiap tindakan dan setiap perbuatan, setiap bagian dari hidup dan pelayanan dari Anak Allah.  Dan kata tersebut adalah pokok berita saya malam hari ini: “Penginjilan memenangkan jiwa, permohonan dan undangan.”  Hal itu akan menjelaskan inkarnasiNya:  “Engaku akan menamakan Dia Juruselamat, Yosua, Yesus, karena Ia akan menyelamatkan umatNya dari dosa-dosa mereka” (Mat. 1:21).  Itulah sebabnya Ia lahir di Betlehem, sehingga Ia menjadi Juruselamat kita, melepaskan kita dari hukuman dan kuasa dosa-dosa.  Itu akan menjelaskan pelayananNya.

            Dalam Matius 11:4-5, Yohanes pembaptis mendengar tentang pekerjaan Kristus, lalu menyuruh murid-muridnya bertanya kepadaNya.  Yohanes menyuruh bertanya apakah Yesus memang Kristus yang mereka nanti-natikan itu.  Menjawab pertanyaan itu, Yesus mengirin jawaban kepada Yohanes: “Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat: orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan khabar baik.”  Itu adalah gambaran iklim pelayanan Yesus.  Dalam Injil Lukas dikatakan, “Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang” (Lukas 19:10). Itu semua menggambarkan seluruh pelayanan Tuhan kita.  Pelayanan Tuhan kita mencakup pengorbanan, kematian dan penebusanNya: “Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Markus 10:45; Matius 20:28). Dalam Matius 26:28 Yesus berkata, “Sebab inilah darahKu, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.”   Itu adalah alasan, tujuan dari penebusan dosa-dosa kita.  Kata yang agung tentang  permohonan, tentang undangan, tentang penginjilan, tentang memenangkan jiwa-jiwa, menjelaskan kebangkitanNya.  Dalam Roma 4:25, rasul Paulus berkata: “Ia diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita.”  Itu tentang kita dan tentang pembebasan kita.  Dalam Roma 5:10 Paulus menulis kemabli dan berkata, “Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah, oleh kematian AnakNya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidupnya!  Bahwa Ia hidup di sorga untuk kita orang-orang berdosa yang miskin. Atau sebagai penulis kitab Ibrani, berkata, “Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah.  Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi pengantara mereka” (Ibrani 7:25).  Alasan pelayanan Yesus di sorga adalah untuk menyelamatkan orang-orang berdosa yang ada dalam perjalanan di bumi ini.

 

Kesimpulan: Sekarang saya akan menyimpulkan dengan melihat kebesaran dan kemuliaan di sorga, di mana satu pasukan malaekat yang besar di sorga di tempat Yesus berada, mereka melihat kita dan ibadah kita.  Apakah yang dilihat oleh para malaikat dan yang ditanyakan?  Saya berpikir apakah mereka berkata satu sama lain, “Apakah kamu melihat ibadah-ibadah di First Baptist Church di Dallas? Apakah kamu melihatnya? Malaikat yang ditanyai itu mungkin berkta, “Ya, kami melihat ibadah-ibadah mereka di gereja tersebut.”  Selain itu, saya juga ingin tahu apakah mereka bertanya tentang pengkhotbah yang fasih?  Apakah mereka bertanya tentang ukuran sidang jemaat?  Apakah mereka bertanya tentang hal-hal lain terkecuali orang-orang yang diselamatkan?,  apakah orang-orang telah menemukan Tuhan?  Apakah mereka melihat ada orang-orang di gereja maju ke depan untuk memberikan hidup mereka kepada Yesus?  Saya memikirkan hal itu karena Tuhan kita menggambarkan sorga dalam Injil Lukas sebagai berikut: “Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita kerana sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan” (Lukas 15:7).   Selanjujtnya dalam ayat kesepuluh Ia berkata lagi, “Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat” (Lukas 15:10).  Sorga tertarik kepada kita, tertarik akan kebaktian kita, tertarik dengan permohonan kita, tertarik dengan undangan yang kita ajukan kepada orang-orang yang belum diselamatkan untuk menerima keselamatan di dalam Yesus, tertarik dengan orang-orang yang maju ke depan untuk menyerahkan hidup mereka kepada Yesus.

            Saya mencoba untuk menemukan sebuah lagu dalam sebuah buku nyanyian, dan rupanya nyanyian yang saya cari tidak ada di sana.  Tetapi saya yakin dalam lagu itu ada gema seperti itu:

 

Bunyikan lonceng sorga! Sebarkan perayaan hari ini! 

Para malaikat, dengan hebar bersukacita, menggemakan kemenangan!

Sampaikan berita sukacita, bawalah itu ke tempat yang jauh!

Untuk jiwa yang berharga! Lahir kembali.

Glori! Glori! Demikianlah para malaikat menyanyi;

Glori! Glori! Demikianlah kecapi dengan keras berbunyi!

Inilah adalah bala tentara tebusan, seperti gelombang lautan besar,

Gema lagu orang-orang yang bebas.

(W.O. Cushing, “Ring The Bells of Heaven”)

 

Saya merasa itu adalah gereja kami.  Itu adalah tujuan akhir dari pekerjaan dan pelayanan kita, pengajaran kita, dan kebaktian kita – di mana orang-orang menemukan Tuhan.  Dalam suratnya kepada Timotius, Paulus berkata:  “Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataanNya dan demi kerajaanNya: Beritakanlah firman ... lakukanlah pekerjaan pemberitaan Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!” (2 Tim. 4:1-5).  Kiranya itu menyenangkan hati Allah dan kiranya Ia memberkati berita malam ini, memberkati hati dan hidup gembala sidang, hati dan hidup Anda, dan menghidupkan kembali semangat penjangkauan yang dipadukan dengan kasih, doa syafaat dan usaha-usaha dan bagi kita semua yang ada dalam persekutuan dan kesatuan yang berharga.  Kita mungkin tidak memperolehnya besok.  Allah tidak pernah menjanjikannya.  Kita memiliki malam ini, jam ini dan saat ini juga.

            Sementara jemaat menyanyikan lagu panggilan, dan sementara Tuhan dekat, jika Anda belum pernah memberikan hati Anda dengan kasih, dalam pelayanan, dalam kepercayaan, dalam ketaatan kepada Kristus, apakah Anda mau melakukannya malam ini?  Malam hari ini saya mengundang saudara-saudara yang mau memberikan hati dan hidup saudara kepada Yesus untuk maju ke depan.  Katakan kepadaNya, inilah aku, aku datang kepadamu, aku menyerahkan diri kepadaMu, aku mau hidup untukMu, aku mau mati dalam kepercayaan kepadaNya, dalam anugerahNya, dalam belas kasihanNya, dalam kemampuanNya untuk menjaga.  Katakan kepada Yesus, aku datang menyerahkan jiwaku kepadaMu, aku mengambil Yesus menjadi milikku.  Jika Anda akan memberi hidup Anda di gereja ini, maka Allah memohon kepadamu untuk datang. Allah mau agar Anda menerima baptisan sesudah Anda menerima Dia.   Jika Allah memohon Anda dengan alasan lain, atau dengan maksud lain, mungkin untuk mengkhususkan hidup Anda , untuk datang kembali kepadaNya, untuk menjawab panggilan khusus, ketika Roh Kudus berbicara kepada Anda tentang kehendak Allah dalam hidup Anda, akankah Anda rela mendengarkan suaraNya? Firman Tuhan berkata, “Pada hari ini jika engakau mendengarkan suaraNya janganlah keraskan hatimu.”  Datanglah sekarang dan katakanlah, “Ini saya pak pendeta, aku datang.  Aku memberikan hidupku kepada Yesus.  Aku menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat.  Atau katakan kepada Tuhan, “Aku memberikan hidupku di gereja ini, inilah aku.”  Katakan bahwa engkau datang dengan maksud yang khusus.  Allah akan membuka jalan bagimu, Ia menawarkan jalan itu kepada Anda saat ini, di tempat ini. Apakah Anda mau membuat keputusan sementara Anda berdiri dan menyanyi?