Daftar Isi

 

LADANG TUAIAN DI TANAH AIR SENDIRI

(THE HARVEST FIELDS AT HOME)

 

Oleh Dr. W. A. Criswell

Diterjemahkan Made Sutomo, MA.

Editor Dr. Eddy Peter Purwanto

 

Khotbah ini dikhotbahkan pada kebaktian Minggu Malam, 1 Maret 1992

di First Baptist Church in Dallas

 

 

“Yesus tidak memperkenankannya, tetapi Ia berkata kepada orang itu: "Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!" Orang itupun pergilah dan mulai memberitakan di daerah Dekapolis segala apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya dan mereka semua menjadi heran” (Markus 5:19-20)

 

 

Bagian ini merupakan satu eksposisi Injil Markus 5. Cerita yang terdapat di sini sangat menarik karena ada satu perjumpaan antara kuasa Tuhan Yesus dengan kuasa roh-roh jahat.  Kejadian tersebut terjadi di seberang danau Galilea, dan  pada masa itu orang-orang Romawi mendirikan satu distrik di daerah itu.   Daerah itu dinamakan Garasa karena merupakan kota orang-orang Garasa.  Namun, kadang-kadang, mereka menghubungkannya dengan Dekapolis.  Dekapolis adalah kata Yunani untuk sepuluh kota, dan Garasa termasuk ke dalam sepuluh kota tersebut

 

Ketika Yesus tiba di daerah Garasa, ada seorang kerasukan roh jahat berjumpa dengan Dia.  Ia menyebut namanya Legion karena begitu banyaknya roh-roh najis yang menguasai dirinya dan yang membuat dia menjadi gila.  Kekuatan yang diterima dari roh-roh najis itu sangat luar biasa sehingga sulit untuk dilukiskan kekuatan yang ia miliki.  Karena begitu dahsyatnya, orang ini membuat malam hari menjadi seram dengan jeritan-jeritannya, dan membuat jalan-jalan tidak dapat dilalui karena orang-orang takut akan keganasannya.  Cerita dalam teks kita menyebutkan bahwa orang ini tidak dapat dijinakkan sama sekali, dan walaupun orang-orang di sana telah mencoba membelenggu dan merantai dia, tetapi itu semua sia-sia karena rantai yang dipakai untuk mengikat diputuskan dan belenggu untuk membelenggu juga dihancurkan. 

 

Namun demikian, ketika Tuhan Yesus berjumpa dengan orang tersebut, roh-roh jahat itu langsung takluk kepada-Nya dan Tuhan pun dengan mudah mengusir roh-roh itu serta menyembuhkan dia sehingga ia menjadi ciptaan baru.  Itu merupakan satu mujizat yang sangat dahsyat dan mulia.   Dalam pasal 4 Tuhan Yesus juga mengadakan mujizat, di mana Ia meredakan angin ribut yang secara dahsyat tiba-tiba menghantam perahu yang Yesus dan murid-muridNya sedang naiki.  Pada saat itu Tuhan Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam.  Karena ketakutan, murid-muridNya datang membangunkan Dia, dan berseru, dengan berkata, “Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?”   Tuhan pun bangun dan menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: “Diam! Tenanglah!” Lalu angin itu sama sekali reda dan danau itu menjadi teduh sekali.  Dan mereka berkata satu sama lain, “Orang apakah Dia ini, sehingga angin dan danaupun taat kepadaNya?”

 

Menenangkan angin dan danau memang satu mujisat besar, tapi bagi saya mujizat yang lebih besar adalah hak istimewa Tuhan untuk menjadi Penguasa bagi seluruh kehidupan rohani kita.  Lihatlah bagaimana Tuhan mencampakkan roh-roh legion yang membelenggu orang garasa itu dan memulihkan kehidupannya. 

 

Sekarang, baiklah kita melihat respon orang-orang Garasa.  Saya ingin mengetahui apa pendapat Anda tentang hal tersebut.  Apakah Anda berpikir bahwa orang-orang yang berbondong-bondong dan kumpulan orang-orang banyak yang melihat orang yang tadinya begitu ganas dan yang sekarang sembuh, diam dan waras di hadirat Tuhan, mereka memulikan Allah?  Mujizat itu begitu mengagumkan dan betapa mulianya kejadian itu! Seandainya mereka mempunyai Doxology pada saat itu, tidakkah Anda berpikir mereka akan menyanyikannya? :

 

Terpujilah Allah,

Yang dari padaNya seluruh berkat mengalir,

Terpujilah Dia,

Seluruh ciptaan yang ada di bawah sini.

Pujilah Dia yang ada di atas

Engkau mahluk-mahluk sorgawi.

Terpujilah Bapa, Putra dan Roh Kudus.  (Thomas Ken, 1674)

 

            Tidakkah saudara berpikir bahwa orang-orang banyak itu akan berkata, “Lihatlah orang ini!  Lihatlah orang ini! Dia yang begitu ganas dan begitu tertekan,  sekarang telah sembuh.”  Tidakah seharusnya mereka berpikir demikian?  Tetapi, perhatikan apa yang mereka lakukan.  Firman Tuhan berkata bahwa seluruh kota datang mendapatkan Tuhan Yesus dan mendesak Dia supaya Ia meninggalkan daerah mereka.  “Kami mau Engkau keluar! Kami mau Engakau keluar!”  Dapatkah saudara membayangkan itu?  Memang, mereka mempunyai alasan untuk bertindak demikian karena mereka telah kehilangan babi-babi mereka.  Dan hanya karena alasan itu, mereka mau agar Tuhan meninggalkan mereka, untuk keluar dari daerah mereka. 

 

Akan tetapi bila Anda melihat dengan saksama, sikap seperti itu terjadi pada masa ini dan hal itu sangat tidak aneh.  Anda dapat melihat bahwa hal seperti itu terjadi di mana-mana.  Di dunia tanpa hentinya, manusia mengenyahkan Tuhan untuk keluar, mendorong Dia keluar karena mereka menganggap Yesus mencampuri urusan mereka di mana-mana.

 

            Coba Anda pikirkan tentang para pedagang obat bius, mereka selalu merasa Tuhan mencampuri urusan mereka.  Coba pikirkan tentang para penjual gambar-gambar atau bacaan-bacaan cabul/porno, para pemilik germo yang memelihara dan mempunyai usaha pelacuran. Dan coba pikirkan tentang toko-toko minuman keras dan seluruh usaha-usaha minuman keras.  Bagi mereka Yesus adalah satu kutuk, dan itulah sebabnya mereka mengusir Dia keluar.  Mereka akan berkata “Silahkan keluar!”  “Silahkan keluar!”  Bukankah hal itu adalah sesuatu yang tragis? Di sini, Tuhan yang membawa kehidupan, pengharapan, keselamatan dan kesehatan kepada manusia, tetapi mereka menolak Dia keluar, menyuruh Dia pergi.  Itu persis yang mereka lakukan pada masa ini, dan itulah yang kita lakukan dewasa ini.  Betapa menyedihkan dan tragisnya!

 

 

I. PANGGILAN MISI

 

            Namun, mari kita perhatikan sikap orang yang telah dilepaskan dari roh-roh jahat itu. Ketika ia melihat Tuhan Yesus pergi, ia memohon dengan sangat kepada Yesus supaya ia diperkenan menyertai Dia.  Tetapi kita melihat bahwa Yesus tidak memenuhi permintaannya.  Sebaliknya Tuhan berkata kepada orang itu, “Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!”

 

            Tanpa membantah, “Orang itu pun pergilah dan mulai memberitakan di daerah Dekapolis segala apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya dan mereka semua menjadi heran.”  Jadi, kita melihat di sini bahwa Tuhan Yesus mengutus orang tersebut kepada orang-orangnya, kepada keluarganya, kepada bangsanya, kepada teman-temannya, kepada kenalannya agar ia bisa bersaksi kepada mereka tentang kebesaran dan kebaikan Tuhan atas dirinya.   Bukankah hal seperti ini sangat kita butuhkan di negara kita, di tanah air kita sendiri?  Kita membutuhkan orang-orang yang rela di utus Tuhan, kita membutuhkan Firman Tuhan dan penghiburan serta keselamatan dari Tuhan kita.

 

            Pada suatu ketika, yakni pada akhir malam jumat, ketika saya membawa acara penutupan di satu konperensi penginjilan di St. Louis, Missouri, dan sebagaimana biasanya, ketika saya selesai berkhotbah ada orang-orang berbaris untuk meminta saya menandatangani program, Alkitab mereka, dan mau berbicara dengan saya.  Kemudian,  di tengah-tengah barisan yang panjang itu, ada seorang pendeta dengan istrinya sedang menanti untuk bersalaman dengan saya.  Namun, sementara mereka berdiri di sana, persis di depan saya, seorang utusan datang dan berkata, “Anakmu laki-laki baru meninggal karena kecelakaan kendaraan mobil.”

 

            Ketika saya mendengar pesan itu, saya berkata, “Allah Maha besar di sorga!” Dan ketika mereka datang kepada saya, maka tangisan dari seorang ibu dan keluh kesah dari seorang ayah meledak.  Saya berseru kepada Tuhan dengan berkata, “Ya Allah, betapa kami semua memerlukan Tuhan!  Dan tentu saja, dalam keadaan seperti itu saya berusaha melakukan yang terbaik untuk menghibur dan memberikan kekuatan dan merangkul mereka serta berdoa untuk mereka.  

 

            Saya mengakui bahwa bukan hanya di sana mereka memerlukan Tuhan; kita juga membutuhkan Dia di sini.  Rintangan-rintangan Injil bukan saja ada di seberang lautan tapi juga ada di mana-mana.  Penghalang-penghalang itu memasuki setiap desa, setiap hati dan setiap rumah tangga.  Itulah sebabnya kita semua memerlukan Tuhan.  Janganlah mencela permohonan misi luar negeri kita.  Saya menyadari bahwa sementara kita menghadapi ladang-ladang misi dan bangsa-bangsa di seberang lautan, pada waktu yang sama, tepat di tempat kita, di tanah air kita dan di negara kita, juga dikotori oleh berbagai falsafah dan ajaran-ajaran yang sumbang, seperti liberalisme, humanisme, sekularisme.

 

 

Coba Anda perhatikan fakta-fakta berikut ini: Sementara kita berdiri di sini, di mana kita sekarang berada, dan coba Anda menengok keluar kepada orang-orang yang menyembah berhala di Afrika, dan Anda akan melihat juga bahwa di sini, di negara kita sendiri juga terjadi hal yang sama. Bila kita melihat keluar tentang kekafiran di Rangoon, di Kalkuta, dan Hong Kong, kemudian bila Anda berpaling dan menengok ke sekeliling Anda maka Anda akan melihatnya bahwa itu ada di New York, dan Los Angeles serta di Dallas.  Dan sementara kita meratapi atheisme di Moscow dan di negara-negara resim materialis lainnya, dan kemudian coba Anda melihat di sekeliling Anda tentang sekularime dan atheisme di Amerika, Anda akan menjumpai hal yang sama.  Saudaraku, betapa kita memerlukan Tuhan, saksi-saksi Tuhan di negara kita sendiri.  Kita harus berseru kepada Allah dan berkata, “Tuhan, betapa kami memerlukan Engkau di negara kami!”

 

II. METODE MISI

 

Sekarang mari kita kembali melihat pada teks firman Tuhan.  Kita sudah melihat bahwa orang yang dirasuk oleh roh-roh jahat itu telah dilepaskan oleh Tuhan Yesus dan telah mengalami kesembuhan.  Kita juga telah membaca bahwa Tuhan Yesus berkata kepadanya, “Pergilah dan sampaikan kepada orang-orangmu dan keluargamu  serta sahabat-sahabatmu segala sesuatu yang telah dilakukan Yesus kepadamu.”   Dari sini kita belajar tentang metode kerajaan Allah.  Anda mungkin bertanya, bagaimana caranya saya melakukan pekerjaan Allah?  Apakah Anda harus duduk di sini di altar gereja dengan tenang melakukan meditasi, tunduk berdoa di rumah, membaca Kitab Suci, dan berdiam diri di hadapan Tuhan.  Itu semua memang cara yang indah untuk melayani Yesus.  Tetapi ada sesuatu yang lain yang lebih penting lagi.  Sebagaimana halnya dengan orang yang telah dilepaskan dari ikatan roh-roh jahat dan yang telah dipulihkan oleh Tuhan di utus untuk memberitakan kabar baik ke seluruh orang-orang di daerahnya, maka Allah juga mau mengutus kita ke luar, bangkit dari lutut kita, ke luar dari pintu-pintu, berbicara tentang firman yang indah dari Tuhan Yesus.

Saya teringat akan cerita dalam Injil Matius pasal tujuh belas.  Pada saat itu  Simon Petrus berada di suatu bukit ketika Yesus di muliakan, dan di sana juga ada nabi Elia dan nabi Musa menampakkan diri mereka, dan tepat ditengah-tengah mereka ada Tuhan Yesus yang ditinggikan dan dimuliakan. Melihat peristiwa itu, Simon Petrus berkata, “Baiklah kita tinggal di sini. Mari kita membangun satu tabernakel.  Mari kita membangun tempat tinggal untuk Anda bertiga dan tinggal di sini.”

 

Tetapi perhatikan jawaban Tuhan Yesus kepada Simon.  Tuhan nampaknya berkata, “Di lembah sana ada seorang anak laki-laki muda yang sakit ayan.  Kita harus turun ke sana dan melayani mereka yang berharga itu.”

 

Kalau kita seperti Petrus, kita mungkin berkata, itu urusan Tuhan!  Untuk  tinggal tenang dan berdiam diri di hadapanNya merupakan sesuatu yang manis dan berharga.   Tetapi kita keliru karena di seberang sana ada orang-orang yang memerlukan kesaksian Juruselamat kita.  Dan itu adalah metode kerajaan: membawa kepada Tuhan Yesus, mereka yang sungguh-sungguh memerlukan Dia.

 

Tahukah Anda bahwa sesuatu yang luarbiasa bisa terjadi di mana kadang-kadang satu kata yang tidak diucapkan tentang Tuhan atau satu kesaksian singkat akan mengubah seluruh kehidupan.  Apakah Anda mengingat cerita dalam 2 Raja-Raja?  Di sana diceritakan tentang seorang budak gadis kecil, ditangkap di Israel, dia hanya seorang anak kecil, dan ia melayani istri Naaman.  Dan pada saat itu Naaman seorang figur militer yang gagah perkasa kena penyakit kusta.  Melihat kondisi Naaman yang tidak berdaya itu, anak gadis kecil itu berkata kepadanya, “Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu, maka tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya.”

 

Ingatkah Anda bahwa kesaksian yang sederhana itu memungkinkan satu peristiwa agung tentang kesembuhan Naaman terjadi.  Naaman di suruh mencelupkan diri sebanyak tujuh kali di Sungai Yordan, dan akhirnya dia sembuh.  Dan Anda perhatikan bawah peristiwa itu terjadi karena ada seorang budak, seorang gadis kecil mau bersaksi.  Sekarang, seperti anak gadis kecil itu, Allah pun mau memakai kesaksian dari umatNya.  Kita cukup dengan rendah hati berkata-kata tentang siapakah Tuhan Yesus itu, dan kita harus melakukannya dengan rasa syukur di dalam hati kita dan memuliakan Allah atas apa yang telah Ia lakukan atas kita. Bila seseorang memandang Anda, apakah ia akan berkata, “Aku ingin menjadi seperti pria itu.  Aku ingin menjadi seperti wanita itu.”  Betapa bahagianya berada di dalam Tuhan. Mengasihi Yesus dan menyampaikan kepada orang lain siapakah Dia dan apa yang Ia telah perbuat dalam hidup kita.

 

Saya berdoa agar pelayanan di gereja ini berkembang, dan orang-orang yang hadir akan penuh semangat dan hidup berkemenangan.   Buat saya, saya lebih baik pergi ke gereja daripada pergi ke gedung bioskop, simfoni, pertunjukan dramatis, atau pertandingan atletik lainnya. Saya merasa gembira dan diberkati bila saya datang ke rumah Tuhan.  Bukakah hal itu luar biasa?  Saya berdoa kiranya terang dan kemuliaan Allah memberkati kita semua ketika kita berkumpul bersama untuk memuji dan menyembah Dia.

 

III. HASILNYA

 

Sekarang saya ingin menunjukkan kepada Anda satu hal lagi.  Ingat saya telah mengatakan bahwa ketika Tuhan datang ke kota Dekapolis, ke tanah orang Garasa dan banyak orang melihat orang yang dirasuk roh jahat itu disembuhkan.  Tetapi kita juga sudah membaca bahwa karena kehilangan babi-babi, mereka mendesak Tuhan Yesus untuk meninggalkan daerah mereka.  Dan Tuhan pun pergi lalu mengutus orang yang sudah disembuhkan itu: “Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihi engkau!”

 

Ingat kita sudah membaca itu.  Dan saya akan kembali lagi ke pasal tersebut.  Dan ketika saya sampai pada pasal delapan dari Injil Markus, di situ kita dapat  membaca: “Pada waktu itu ada pula orang banyak di situ yang besar jumlahnya, dan karena mereka tidak mempunyai makanan ... Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku.” Kemudian kita juga membaca di sini cerita tentang Yesus memberi makan empat ribu orang.  Ini terjadi di tempat yang sama, di Dekapolis, yakni di tanah orang Garasa.  Ingat bahwa orang laki-laki yang telah disembuhkan dan diselamatkan itu sudah bersaksi diseluruh daerah itu.  Itulah sebabnya ketika Tuhan Yesus datang kemabali, mereka mengerumuni Dia dan tinggal dengan mereka selama tiga hari tiga malam, mendengarkan berita anugerah dan keselamatan.  Itu merupakan sesuatu yang mulia dan indah dan bukan sesuatu yang aneh.

 

Ketika saya sampai kepada kitab Kisah Para Rasul pasal 3, saya membaca di situ bahwa Petrus dan Yohanes melihat seorang lumpuh di depan pintu gerbang ketika mereka sedang naik ke Bait Allah untuk berdoa.  Lukas mencatat bahwa mereka menyembuhkan orang lumpuh itu dalam nama Tuhan Yesus.  Orang yang disembuhkan itu  melonjak berdiri lalu berjalan kian ke mari dan mengikut mereka ke dalam Bait Allah, berjalan dan melompat-lompat serta memuji Allah.” (dan ini merupakan ayat yang menggetarkan yang pernah Anda baca).  Dapatkah Anda membayangkan hal itu?  Pria yang lumpuh itu, berjalan dan melompat-lompat dan memuji Allah dan memegang Petrus dan Yohanes.  Tidak heran kalau orang-orang secara berbondong-bondong datang ke situ untuk menyaksikan peristiwa itu.               

 

Perhatikan orang-orang yang menyaksikan peristiwa itu. “Banyak orang yang telah mendengar Firman percaya, dan jumlah dari anthropoi, orang laki-laki di samping wanita kira-kira lima ribu orang.”  Betapa mulianya! Pria yang disembuhkan dari kelumpuhan itu memuji Allah atas segala sesuatu yang Ia telah lakukan baginya.  Saya dapat berkata bahwa kejadian itu sesuatu yang menular. Anda tidak dapat menghentikan atau menghambat mereka yang jumlahnya kira-kira lima ribu orang laki-laki untuk memuliakan Allah.  Saya percaya hal itu pasti menggerakkan hati Anda.  Memang luar biasa bagaimana Allah dapat memamakai kita untuk memuliakan namaNya dan memenangkan orang-orang lain bagi Tuhan Yesus.

 

Saya harus mengakhiri bagian ini, namun sebelumnya izinkan saya mengatakan kepada Anda bahwa ketika mujizat kesembuhan itu terjadi, selain ada banyak orang memuliakan Allah, tapi di sana juga ada para pengeritik (para imam dan kepala Pengawal Bait Allah), dan Anda tahu bahwa mereka adalah para sarjana yang mulia yang berpendidikan.  Kemudian mereka datang untuk bertanya kepada pria yang disembuhkan itu, seorang yang tidak berpendidikan, sebagai pekerja buruh, orang yang tidak punya ketrampilan, tidak pernah pergi ke sekolah, namun orang yang setia dan rendah hati, seorang Kristen yang mengasihi Yesus.  Mereka mungkin berkata kepadanya, “Engkau bermaksud untuk mengatakan kepadaku bahwa engkau percaya kepada hal-hal yang bodoh tentang Yesus yang mengubah air menjadi anggur dan semua mujizat-mujizat tersebut?  Engkau percaya kepada hal-hal yang bodoh itu?”

 

Pria itu mungkin saja menjawab, “Tuan, aku tidak tahu bagaimana harus menjawab, saya bukan seorang yang berpendidikan dan saya tidak bisa menjawab.  Yang saya tahu adalah bahwa Yesus telah merubah bir, anggur dan minuman keras menjadi makanan buat anak-anakku, dan peralatan rumah tangga bagi keluargaku, dan kebahagiaan untuk keluargaku.”  Lalu kemudian ia menambahkan, “Dan hal itu cukup baik bagiku.”

 

Sudara-saudara, itu adalah kebenaran Allah.  Tidak ada sesuatu yang luar biasa dalam hidup manusia selain dari kehadiran Yesus dalam hati kita, dalam rumah kita, dan dalam keluarga kita.  Ia akan mengubah segala sesuatu.  Dan bagi kita untuk bersaksi tentang kasih dan anugerah Juruselamat kita merupakan satu kehormatan yang berharga dalam kehidupan manusia.  Allah mengasihi kita dan Tuhan kiranya memberkati Anda dalam perjalanan hidup Anda.