Daftar Isi

KETERTIBAN JEMAAT

(THE WELL-ORDERED CHURCH)

 

 

Oleh Dr. W. A. Criswell

Diadaptasi Dr. Eddy Peter Purwanto

 

Khotbah ini dikhotbahkan pada kebaktian Minggu Malam, 7 Pebruari 1982

di First Baptist Church in Dallas

 

“Tetapi segala sesuatu harus berlangsung dengan sopan dan teratur” (1 Corinthians 14:40).

 

Jika kita melihat kata-kata terakhir dari ayat ini di dalam bahasa aslinya, kita akan menemukan pengertian yang lebih mendalam dari pada terjemahan bahasa Inggrisnya “decent” dan “order” atau terjemahan dalam bahasa Indonesia “sopan” dan “teratur.” Kata Yunani untuk “sopan” adalah “euschēmonōs” (gabungan dari kata “eu” + “schēmōn”)  “dalam bentuk adverbal yang berarti “seemingly, becomingly manner and way” atau “patut, pantas, selaras.”

 

ETIMOLOGI KATA “SOPAN DAN TERATUR”

 

Bentuk substantive dari kata ini adalah euschēmōn.  Suku kata “e-u” adalah awalan bahasa Yunani yang berarti “baik, menyenangkan, indah atau cantik.”

 

Anda dapat juga menemukan kata “Eucharist,” yang berarti “ucapan syukur yang indah;” “eugenics” yang berarti warisan sifat yang baik yang diturunkan orang tua secara genetika. Ada juga kata “eulogy,” yang berarti “kata yang indah,” “euphonic” yang berarti “a beautiful sound” atau “kata-kata pujian,” “euphemism” yang berarti “a beautiful speaking” atau “ungkapan yang lembut atau indah,” “euphoria” yang berarti “beautiful feeling” atau “perasaan senang dan bahagia rohani dan jasmani,” “euthanasia” yang berarti “beautiful death” atau “tindakan mematikan orang untuk meringankan penderitaan sekarat.” Saya menemukan dalam kamus Bahasa Inggris umum 38 kata dalam bahasa Inggris yang memiliki awalan kata “eu” yang menunjukkan “keindahan, senang dan baik/sehat.”

 

Kata schēmōn adalah kata yang menunjukkan bagaimana anda meresponi kehadiran seseorang, dan bagaimana ia terkesan dengan sambutan yang anda tunjukkan kepadanya, dalam menyambutnya, keramahannya, cara bicaranya yang sopan, dan sikapnya.  Semua kesan yang manusia berikan kepada Anda yang menyentuh lima panca indra anda ketika anda berjumpa atau melihatnya, itu menjelaskan kata schēmōn ini. Jadi euschēmōn akan mengacu kepada sikap yang baik atau ramah, sama seperti yang anda lihat dan rasakan sambutan seseorang atau jemaat, ketika anda berjumpa dengan mereka.

 

Kemudian kata Yunani untuk “teratur” adalah “taxis.” Josphus menggunakan kata itu untuk mendeskripsikan camp angkatan perang Romawi, yang begitu rapi, disiplin dan teratur. Ia juga menggunakan kata ini untuk mendeskripsikan penyembahan atau ibadah yang dilaksanakan oleh kaum Esseni, yaitu suatu sekte dari masyarakat Yahudi yang hidup di gua-gua di sekitar Laut Mati dan yang menulis Gulungan-Gulungan Kitab Laut Mati atau  Dead Sea Scrolls, yang merupakan salah satu penemuan arkeologi terbesar dari segala masa. Joshepus menggunakan kata ini (taxis) untuk mendeskripsikan cara ibadah atau penyembahan mereka. Mereka melakukannya dengan sangat khidmat dan teratur.

 

Dan tentu saja Paulus menggunakan kata ini untuk mendeskripsikan “euschēmōn” atau “kesopanan” jemaat, ketertiban atau keteraturan jemaat yang begitu indah. Dan ia memerintahkan kepada kita sebagai jemaat Tuhan untuk melaksanakan ibadah dengan “sopan” dan “teratur.” Ketika kita melihat itu, dan lima panca indra kita mereponinya, itu hendaknya menjadi sangat teratur, tertib dan indah. Itu harus menimbulkan kesan yang baik dan menyenangkan.

 

Di dalam ibadah atau kebaktian, di dalam organisasi, di dalam pelayanan misi, di dalam pelaksanaan semua program, semua itu hendaknya dilakukan dengan teratur dan  dan indah. Kesan yang diberikan haruslah menjadi kesan yang sangat indah, kesan akan kehadiran Allah dan sorga.

 

 

TUHAN MENEMPATKAN JEMAAT YANG

“SOPAN DAN TERATUR” ITU DI SINI, DI BUMI INI.

 

Di mana anda dapat menemukan jemaat yang seperti itu? Mungkin anda berpikir bahwa anda hanya akan menemukan jemaat seperti itu di sorga. Itu adalah di mana ada jemaat yang bergitu teratur, tertib dan sopan yang memberikan kesan persekutuan yang begitu indah, dan di sana anda akan menemukan kemuliaan Tuhan. Namun tidak ada referensi dalam Alkitab yang menunjukkan adanya gereja di sorga. Ketika anda membaca Alkitab, jemaat-jemaat atau gereja-gereja yang dimaksudkan di sini, semuanya adalah gereja yang ada di sini, di dunia ini. Alkitab menyebutkan bahwa salah satu jemaat atau gereja itu ada di Roma. Alkitab juga menyebut salah satunya ada di Korintus, jemaat di Efesus, jemaat di Antiokhia, jemaat di Filipi, jemaat di Tesalonika. Semua jemaat-jemaat itu ada di dunia ini dan di kota-kota besar Kekaisaran Romawi.

 

Sebagi contoh, dari surat Paulus yang saya pilih sebagai dasar dari pembahasan ini dimulai dengan perkataan, “Dari Paulus, yang oleh kehendak Allah dipanggil menjadi rasul Kristus Yesus,… kepada jemaat Allah di Korintus” (1 Korintus 1:1-2).

 

Selanjutnya katakan kepada saya, pernahkah dalam hidup anda melihat dua kontras yang begitu diametrical, pertentangan antithetical, yang terdapat dalam frase singkat ini, yaitu “jemaat Allah di Korintus”? Jemaat Tuhan ini mengasihi Tuhan, menyembah Allah, hidup di dalam kehendak dan rencana Allah, berkat Allah melimpah atas mereka, jemaat Allah di Korintus ini.

 

Semua kota Yunani kuno adalah kota-kota yang dipenuhi dengan kejahatan dan berbagai kehidupan yang tidak bermoral yang tidak dapat dilukiskan betapa parah dan dahsyatnya. Namun dari semua kota-kota Yunani kuno yang dipenuhi dengan kejahatan dan perbuatan-perbuatan tidak bermoral yang luar biasa itu, tidak ada yang lebih dahsyat dari kehatan dan kehidupan immoral dari kota Korintus.

 

Mereka menciptakan istilah “Corinthian” yang mengacu kepada orang yang tidak bermoral dan bejat. Begitu jahat dan bobroknya kota itu, sehingga istilah “Corinthian” (orang Korintus) berarti orang yang paling bejat. Jadi kalau ada orang yang berkata, “Orang Korintus kamu,” itu sama dengan berkata, “Orang bejat kamu.” Namu Alkitab mencatat bahwa “jemaat Allah,” jemaat Tuhan yang suci ada di kota Korintus ini.

 

Yah, mungkin itulah tempat yang justru jemaat Allah yang kudus seharusnya ada.  Dan mungkin semakin padat atau besar kota itu, di sana lebih lagi diperlukan kehadiran gereja.

 

Saya dengan mudah dapat membayangkan bahwa Allah dapat mengumpulkan umat-Nya yang rasul telah kumpulkan menjadi jemat itu dan mereka dipindahkan untuk hidup terpisah dari dunia dan hidup di suatu pulau yang indah di Yunani. Jika anda pernah ada di Yunani, anda tahu bahwa ada ratusan pulau di Yunani. Ketika Lord Byron, penyair Inggris yang tersohor, mengunjungi Yunani, ia menuliskan ungkapan yang begitu indah dalam salah satu puisi atau syairnya yang terkenal, yang menggambarkan keindahan pulau-pulau di Yunani.

 

Mengapa Tuhan tidak mengangkat jemaat terkasih-Nya dari kota Korintus yang begitu jahat dan memindahkan ke salah satu pulau Yunani yang indah, untuk memisahkan mereka dari dunia? Ia tidak melakukan itu. Ia menempatkan jemaat-Nya justru di jantung-jantung kota besar kuno.

 

Dan gereja hari ini, menurut saya, perlu berada di tengah orang-orang seperti itu, ribuan bahkan jutaan orang dari mereka yang ada di kota besar memerlukan terang sorgawi untuk menyinari mereka. Saya tidak dapat membayangkan tentang New York City dan St. Patrick’s Cathedral yang berada tepat di jantung kota itu, tepat di jantung pulau Manhattan. Saya tidak dapat membayangkan London dan St. Paul’s Cathedral tepat di jantung kota itu, di mana semua surat kabat di Fleetwood Street tepat di depan pintu gereja Tuhan yang besar itu. Saya tidak dapat membayangkan tentang Paris di mana Notre Dame tepat di pusat dan jantung ibu kota Francis itu.

 

Dan saya dapat berharap agar kita juga tidak dapat membayangkan tentang Dallas -- kota metropolis yang terus berkembang pesat – di tengah kota besar ini ada jemaat atau gereja yang tertib atau “sopan dan teratur,” jemaat Allah yang begitu indah yang Ia telah tempatkan di jantung kota ini.

 

Seperti yang anda ketahui, bahwa kita sudah berkali-kali diminta untuk menjual tanah atau properti kita. Dulu kita dapat menjual properti-properti kita ini mencapai $ 50,000,000. First Methodist Church pernah menawarkan lebih dari $ 20,000,000 untuk properti mereka. Dan sekarang saya pikir mereka dapat membeli dengan $ 30,000,000  untuk proporsi kecil bila dibandingkan dengan enam blok properti yang gereja kita miliki di jantung kota Dallas. Saya tidak tahu berapa juta dollar kita dapat menjual semua properti kita ini. Bayangkan betapa cantiknya gereja yang dapat anda bangun di berbagai tempat di kota ini dengan berjuta-juta dollar.

 

Tuhan menempatkan gerejanya yang begitu tertib dan terartur dan indah di pusat-pusat kota besar kuno di seluruh wilayah Romawi. Dan itu adalah tempat di mana gereja seharusnya berada.

 

Saya pernah tertarik dengan seseorang yang saya jumpai di jalan. Ia adalah seorang karyawan yang sangat baik. Ia memiliki kantor di lantai atas salah satu gedung tinggi persis di samping gereja kita dan ia dapat melihat gereja kita dari atas atau dari kantornya, yang mana bayangan gedung itu menutupi gereja kita ketika matahari terbit di Timur.

 

Ia sedang menuju salah satu dari perkantoran itu ketika saya berjumpa dia di jalan. Dan ia berkata kepada saya, “Anda tahu, saya tidak dapat menjelaskan kepada anda bagaimana efeknya itu terhadap saya ketika saya melihat keluar jendela kantor saya dan saya melihat anak-anak sedang bermain di taman bermain di jantung kota ini.”

 

Ia berkata, “Itu seperti sesuatu yang tidak pernah saya lihat di dunia. Anak-anak di taman bermain gereja itu, dikumpulkan di dalam nama Tuhan.”

 

Saya merasakan persis seperti yang dirasakan oleh bisnismen baik ini. Ini sungguh luar biasa dalam gedung pencakar langit yang dipadati dengan perkantoran asuransi jiwa, bank, perdangan dan semua hal yang mengkharakteristik betapa kerasnya kehidupan di Dallas, di tengah-tengahnya kita juga memiliki mercusuar yang bersinar bagi Tuhan, yaitu gereja kami.

 

 

“SOPAN DAN TERATUR” TERLUKIS DALAM KESAKSIAN

DAN PERSEKUTUAN JEMAAT YANG BEGITU INDAH

 

Keindahan dan ketertiban jemaat Allah, di kota Korintus. Bukan hanya Tuhan yang menempatkan gereja ini di jantung kota, namun ini juga suatu persekutuan yang indah, dan menjadi kesaksian yang indah yang menimbulkan kesan kekaguman seakan melihat sorga.

 

Sebagai contoh di dalam 1 Tomotius 5, Paulus berkata bahwa kita harus memperlakukan atau menghormati laki-laki yang lebih tua seperti ayah, dan laki-laki yang lebih muda seperti saudara. Kita harus memperlakukan wanita yang lebih tua seperti ibu dan wanita yang lebih muda seperti saudari.

 

Bukankah itu adalah cara yang begitu mulia – wanita yang lebih tua kita anggap sebagai ibu, dan wanita yang lebih muda kita anggap sebagai saudari, lak-laki yang lebih tua kita anggap sebagai ayah, dan laki-laki yang lebih muda kita anggap sebagai saudara! Betapa mulianya ini, cara memandang yang begitu indah antara satu sama lain – untuk saling mengasihi satu dengan yang lainnya.

 

Kemudian ayat berikutnya, ia berbicara tentang penghormatan kita terhadap para janda. Kemudian ia melanjutkan dengan menjelaskan betapa gereja yang indah dan tertib harus memperhatikan kebutuhan jemaat, khususnya para janda.

 

Kita tidak menyadari apa yang gereja telah lakukan bagi dunia. Suatu kali, saya berada di India, dan di India saya mengunjungi Calcutta. Apa yang mereka lakukan di India, mereka memiliki apa yang mereka sebut “burning ghats,” yaitu tempat pembakaran mayat. Tentu saja kota besar Calcutta ini sangat luas. Dan di sepanjang anak Sungai Gangga yang mengalir melalui Calcutta itu mereka melakukan pembakaran mayat.

 

Saya berdiri di sana untuk beberapa jam dan menyaksikan mereka sedang membawa orang-orang mati dan mereka membakar mayat-mayat itu. Dan sisa-sisa mayat yang tidak terbakar dilemparkan ke sungai itu. Dan di sungai itu ada banyak kura-kura yang sangat besar yang pernah saya lihat dalam hidup saya dan kura-kura itu hidup dari sisa-sisa mayat yang dibakar itu. 

 

Selanjutnya, ketika saya berdiri di sana dan memperhatikan prosesi pembakaran mayat itu sampai akhir, saya jadi ingat bahwa di tempat yang sama William Carey, misionaris Baptis kita yang pertama yang sangat terkenal telah menghabiskan seluruh masa hidupnya di sana.  Dan pada zaman dia ada di sana, mereka membakar istri dari suami yang telah meninggal dalam keadaan hidup-hidup. 

 

Dapatkah anda membayangkan jeritan dan tangis yang menyayat hati dari janda yang dibakar hidup-hidup bersama dengan mayat suaminya? Dan bahkan ketika saya ada di sana mengunjungi beberapa desa, seorang janda, tidak peduli apakah ia masih muda, yang kalau pada zaman William Carey ada di sana, mereka harus dibakar bersama mayat suaminya, namun hari ini dipaksa untuk memakai pakaian khusus dan tidak pernah atau tidak boleh tersenyum.

 

Oh, itulah apa yang pernah gereja tunjukkan dan lakukan bagi dunia! Tindakan orang-orang India pada zaman dulu itu bagi kita sangatlah barbarik. Namun mereka semua pernah melakukan itu atas nama agama atau kepercayaa. Gereja yang indah, gereja yang sopan dan teratur, adalah gereja yang memancarkan kasih Allah dan mengubah peradapan dunia barbarik itu menjadi baik.

 

Adakah orang yang mengalami pergumulan di gereja kita? Apakah kesedihan karena ditinggalkan orang yang terkasih memasuki keluarga anda? Adakah di antara anda yang mengalami kesedihan atau sakit penyakit atau hati yang hancur? Gereja Kristus yang indah ini, kita ada di sini untuk berdoa, menghibur, menguatkan, dan membawa hadirat Tuhan dan berkat Tuhan kepada anda. Gereja Tuhan yang tertib, sopan dan teratur adalah sesuatu yang sangat berharga, dan begitu indah.

Apakah anda memperhatikan ketika Paulus berbicara di sini dalam perikop ini tentang kebutuhan manusia, yang mana  ayat ini benar-benar menyentuh saya. Ia berkata dalam 1 Timotius 5:8, “Tetapi jika ada seorang yang tidak memeliharakan sanak saudaranya, apalagi seisi rumahnya, orang itu murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman.”   

 

Oh, betapa iman itu memiliki ikatan yang kuat dengan kelakuan sebagai anak Allah. Kita mungkin pernah berpikir bahwa ketika kita masuk ke dalam iman dan kehidupan Kristen, bahwa itu tidak ada hubungannya dengan segala yang kita sentuh dalam hidup, misalnya keluarga kita, saudara-saudara kita dan anak-anak kita, bisnis dan pekerjaan kita, Negara, kota, bangsa dan setiap orang.   

 

 

JEMAAT-JEMAAT YANG BERADA DI DUNIA INI PASTI

AKAN MENGHADAPI BERBAGAI PROBLEMATIKA

 

Sungguhlah mengejutkan bila anda belum pernah berpikir seperti itu. Kita lahir di dalam gereja, pada saat yang sama ketika kita lahir ke dunia ini. Kita dibaptis di gereja, pada saat yang sama kita dibaptis oleh Roh Kudus. Itu sangat bersifat pribadi.

 

Namun ketika kita lahir ke dunia, dan ketika kita lahir ke dalam kerajaan Allah, dan ketika kita dibaptis ke dalam persekutuan jemaat, pada saat itu kita langsung berhadapan dengan berbagai persoalan, pengambilan keputusan, pilihan dan interaksi.

 

Salah satu hal yang saya perhatikan dalam Alkitab, setelah jemaat berdiri, kemudian diikuti dengan surat-surat Perjanjian Baru yang ditulis oleh Paulus dan ditujukan kepada jemaat-jemaat, dan salah satunya itu adalah surat Paulus kepada jemaat di Roma. Itu adalah penuntun atau panduan doctrinal.

 

Surat kedua ditujukan kepada jemaat di Korintus, yaitu 1 Korintus. Dan keseluruhan dari surat kepada orang-orang Korintus ini berhubungan dengan berbagai masalah yang dihadapi oleh jemaat-jemaat.

 

Ada perpecahan di dalam jemaat, dan ia berbicara tentang itu. Kemudian ia berbicara tentang hubungan seks atau berzinahan dengan saudaranya sendiri (incest) di dalam jemaat, dan ia berbicara tentang itu. Kemudian ia berbicara tentang pengadilan di dalam jemaat, yaitu membawa masalah ke pengadilan duniawi/pemerintah. Kemudian ia berbicara tentang makanan yang dipersembahkan kepada berhala.

 

Kemudian ia berbicara tentang pernikahan dan bagaimana kita menikah di dalam Tuhan. Kemudian ia berbicara tentang bagaimana cara berpakaian di rumah Tuhan, dan ia berbicara tentang itu. Kemudian ia berbicara tentang penyalahgunaan dalam ibadah, kemudian ia berbicara tentang ordinansi-ordinansi, dan akhirnya ia datang untuk mengumpulkan orang-orang kudus.

 

Alkitab menjelaskan seperti itu. Dan itu merefleksikan pengalaman kita sendiri sekarang ini. Kita masuk ke dalam kerajaan Allah dalam tindakan iman dan komitmen yang agung. Namun kemudian kita langsung menghadapi berbagai masalah. Oh, banyak hal yang menyerang jemaat Allah di Korintus.

 

 

KESATUAN JEMAAT ADALAH KEKUATAN

MENGHADAPI PROBLEMATIKA KEHIDUPAN DI DUNIA

 

Dan sekarang, ketika kita hidup di kota ini, dan ketika kita hidup di dunia kita ini, ada penghiburan dan kekuatan yang diberikan kepada kita. Paulus berbicara tentang itu di dalam surat ensiklik atau surat edaran yang ia tulis dan tujukan kepada semua gereja. Kita menyebut surat ini sebagai Surat Efesus.

 

Pada bagian Surat Efesus, pasal 1 sampai 4, adalah diskusi tentang hal-hal yang di atas atau tema-tema sorgawi. Dan kemudian dalam bagian terakhir dari surat ini akan menjadi suatu diskusi tentang masalah-masalah yang kita hadapi saat ini dalam kehidupan sehari-hari di dunia ini: yaitu hubungan bapa-bapa, ibu-ibu, dan anak-anak, dan para pekerja serta para tuannya, semua itu, penyingkapan wahyu penuh dari Allah berhubungan dengan jemaat Tuhan di Korintus, jemaat Tuhan di Efesus.

 

Dan ketika kita menghadapi masalah-masalah kita, dan ketika kita harus membuat berbagai keputusan, dan ketika kita menghidupi kehidupan kita di kota-kota besar di dunia yang begitu luas ini, rasul Paulus menulis tentang kesatuan kita dan sumber kekuatan kita di dalam kesaksian dan kehidupan kita.

 

Dan ia menulis tentang hal ini seperti berikut ini. Ia berkata,

 

Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera, satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua” (Efesus 4:3-6).

 

Oh, betapa agungnya apa yang Allah telah buat berhubungan dengan kesopanan dan keteraturan jemaat di Korintus, di Efesus, di Dallas yang begitu indah, riil, nampak dan dapat dialami!

 

Pertama Paulus berbicara tentang kesatuan alam Roh. Allah yang suci menempatkan Roh-Nya ke dalam hati anda, pimpinan Roh Allah menyertai dalam pekerjaan anda, rumah anda, keluarga anda. Dan ketika kita berkumpul bersama, anda membawa Roh Allah di dalam hati anda, dan kita semua bersama dalam Roh Allah yang ada dalam hati setiap kita, memikirkan tentang hal-hal yang indah dan kuasa dan kemuliaan dan menunjukkan penyembahan kita di dalam nama Tuhan.

 

Kita dapat mendukakan Roh Kudus. Kita dapat menyakiti-Nya. Dan Ia dapat menarik kembali berkat-Nya dari kita, namun Ia tidak akan pernah meninggalkan kita. Ia adalah milik kita untuk selama-lamanya.

 

Yesus berkata, “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran” (Yohanes 14:16-17a).  Dan Roh Kudus itu ada di dalam kita, memimpin kita, memberkati kita, dan memberikan kita kekuatan. Dan ketika kita berkumpul bersama, kita merasakan kegerakan Roh Kudus di dalam persekutuan jemaat kita. Itulah keindahan dari suatu jemaat!

 

Apakah anda juga memperhatikan ini? Paulus berbicara tentang satu iman yang kita miliki, kesatuan iman. Ada satu prinsip dan satu perintah dan satu sumber perintah dan pengajaran dan doktrin bagi kita semua. Dan saya mempertahankan di tangan saya, Firman Allah yang diinspirasikan, tiada kesalahan (innerant) dan tidak akan pernah dapat gagal (infallible).

 

Sama seperti ada kesatuan kebenaran, kesatuan kebenaran obyektif yang katanya dimiliki oleh para ahli fisika, ahli kimia atau ahli astronomi, demikian juga ada kesatuan kebenaran obyektif di dalam hukum Allah dan doktrin dan iman bagi kita.

 

Dan ini bukan metafisikal. Ini bukan spekulatif. Namun kebenaran ini adalah riil dan aktual. Anda dapat memegangnya dengan tangan anda, seperti halnya saya dapat memegang buku dari para ahli fisika di tangan saya.  Saya dapat memegang buku kimia, atau buku tentang medis, atau buku tentang astronomi di tangan saya. Demikian pula saya dapat memegang kebenaran obyektik dari Allah, wahyu Allah, kebenaran Allah, yaitu Alkitab.

 

Dan saya dapat membacanya, suatu penyataan obyektif, bukan esoteric atau rahasia, bukan bersifat inward, namun bersifat outward, atau obyektif. Saya dapat memegangnya dengan tangan saya.

 

Salah satu ide manusia tentang Allah, atau salah satu ide manusia tentang agama, tidak sebaik ide manusia yang lainnya. Ini bukanlah metafisikal. Ini bukanlah suatu spekulatif. Ini bukanlah sesuatu yang masih diragukan. Namun kebenaran itu telah dituliskan. Kebenaran itu telah diwahyukan. Dan kebenaran itu bersifat obyektif, yang datang dari Allah untuk manusia. Dan itu dengan sangat jelas dan sederhana diajarkan, dikhotbahkan di dalam jemaat Tuhan.

 

Contohnya seperti ini: katanya ide seseorang, atau spekulasi seseorang tentang penyebab dan penyembuhan penyakit cacar tidak sama baiknya dengan ide orang lain. Ketika saya pergi ke bagian tengah Afrika, tinggal di suatu rumah, yang dibangun dari lumpur atau tanah dengan jerami sebagai atapnya, dan di halaman ada sebuah sapu tua. Dan di atap rumah itu, atau gubuk itu, ada sapu tua yang lain lagi. Bagi saya kedua sapu tua itu sama saja.

Namun demikian seorang misionaris berkata kepada saya, “Ada penyakit cacar di rumah itu, dan itu adalah alat untuk penyembuhannya. Cara mereka menyembuhkan penyakit cacar, menurut dukun mereka adalah mereka harus melemparkan sapu tua yang ada di atas atap rumah yang terbuat dari jerami itu dan mereka juga harus melemparkan sapu tua di halaman itu.”

 

Saya tidak heran ketika misionaris itu berkata, “Dan penyakit cacar pada tahun lalu hampir memusnahkan seluruh suku ini.”

 

Ide seseorang tentang penyakit cacar ini tidak sebaik dengan ide Pasteur, yang berkata bahwa penyakit ini disebabkan oleh kuman, dan kita harus menyuntik atau melakukan pencacaran untuk melawannya.

 

Demikian juga halnya dengan kebenaran obyektif Allah. Spekulasi seseorang atau metafisikal, penelitian yang masih perlu diragukan tidak sebaik dengan apa yang Allah telah firmankan. Firman Allah adalah kebenaran obyektif, dan kita dapat membacanya dan mempelajarinya untuk diri kita sendiri.

 

Itu akan menjadi sebuah khotbah. Saya ingin mengetahui kehendak Tuhan. Apa yang harus saya lakukan? Allah berbicara kepada hati kita dan kita akan mendengarkan dan memperhatikannya. Ia berbicara dengan bahasa yang sederhana dan jelas, yaitu bahasa yang anda dapat pahami. Yesaya berkata, “Sendengkanlah telingamu dan datanglah kepada-Ku; dengarkanlah, maka kamu akan hidup!” (Yesaya 55:3).

 

Satu iman, satu kepercayaan, wahyu obyektif, dan satu Tuhan dan Allah bagi kita semua. Satu Tuhan, satu Allah bagi kita semua, Dia yang hidup di dalam kita, melalui kita dan bersama kita. Dialah Tuhan kita yang ajaib.

 

Saudara yang terkasih! Banyak orang heran ketika datang ke gereja kami, karena mereka tidak pernah melihat jemaat Baptis berlutut. Dan seperti yang telah anda dengar saya telah mencoba untuk menjelaskan kepada mereka mengapa saya mengajak jemaat kami untuk berlutut.

 

Ketika berada di hadapan hadirat Allah yang agung, kita yang hanya dari debu dan tanah, tidak layak di hadapan hadirat-Nya sehingga kami membungkuk dan berlutut di hadapan Dia Allah kita yang agung.

 

Dalam tangan kemahakuasaan-Nya, Ia menggenggam seluruh ciptaan. Dan itu adalah Allah yang mencurahkan kasih-Nya bagi jemaat-Nya yang indah, sopan dan teratur. Itu adalah Allah yang telah berinkarnasi di dalam Yesus, Tuhan kita. 

 

Dan ketika saya datang kepada Yesus, saya datang kepada Allah. Ketika saya mengasihi Tuhan Yesus, saya mengasihi Allah. Ketika saya duduk di kaki Tuhan Yesus dan belajar dari Dia, saya belajar dari Allah. Dan ketika saya mengikuti Tuhan Yesus, saya sedang mengikut Allah.

Oh Tuhan! Engkau mengikat hati kami semua dengan rantai emas yang menjulur naik dari dunia ini ke sorga dan dipegang oleh tangan-Nya. Dan tak seorangpun dapat memotong rantai yang mengikatkan kita dengan hati Tuhan kita.

 

Saya berpikir tentang salah satu pasal yang luar biasa dari Roma 8. Paulus dengan terus terang berkata,

 

Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan dating atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” (Roma 8:38-39)