Come Back

KESELAMATAN KEKAL

(ETERNAL SALVATION)

 

Oleh Dr. W.A. Criswell

30 April 1989

 

Diadaptasi oleh Dr. Eddy Peter Purwanto

Dikhotbahkan di Criswell Chapel, STTI Philadelphia

11 Agustus 2005

 

 

 

Ini adalah gembala kita yang akan menyampaikan khotbah dengan tema Keselamatan Kekal. Diselamatkan untuk selama-lamanya. Dalam seri khotbah kita dari Injil Yohanes, saat ini kita sudah sampai di Yohanes pasal sembilan belas. Bagian ini merepresentasikan penderitaan Tuhan kita Yesus di kayu salib.

 

Seperti yang dicatat dalam Yohanes 19:30 Yesus berseru, “Tetelestai. Tetelestai adalah perfect pasif indikatif dari kata teleō, yang berarti “sudah selesai, sudah lengkap.” 

 

“Berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya” (Yohanes 19:30).

 

Apanya yang sudah selesai? Apanya yang tetelestai? -- itu adalah tujuan untuk apa Ia datang ke dalam dunia, yaitu menebus dosa-dosa kita, mati demi membayar penghukuman dosa kita, memelihara kita dalam kasih dan anugerah-Nya dan menjamin kita untuk masuk ke Sorga.

Hidup ini begitu singkat, hanya sebentar saja dan kekekalan itu adalah untuk selama-lamanya dan selama-lamanya. Oleh sebab itu, saya tidak boleh membuat kesalahan. Ini adalah masalah jiwa saya yaitu bahwa saya harus menemukan jaminan lenkap atau pasti atau sempurna bahwa ketika saya mati saya pasti masuk Sorga.

Bagaimana dengan pengajaran yang mengajarkan bahwa saya dapat memberikan hati saya kepada Tuhan, menerima Dia sebagai Juruselamat saya, dan pada hari sebelum kematian saya, saya bisa saja murtad dan masuk ke dalam penghukuman dan Neraka?

Oh Tuhan, betapa mengerikannya jika saya memikirkan itu! Apakah jaminan saya? Tuhan, bagaimana saya dapat mengetahui bahwa saya telah diselamatkan, bahwa saya akan bersama dengan Engkau suatu hari nanti? Bagaimana saya mengetahui itu? Dan inilah jawaban dari Firman Allah yang kudus:

 

 

TUHAN TELAH MENYELESAIKAN

KARYA PENEBUSAN BAGI KITA

 

Pertama, Saya memiliki jaminan keselamatan untuk selama-lamanya, sekarang dan sampai akhir hidup saya dan sampai saya masuk ke dalam kekekalan yang akan datang. Saya memiliki jamainan keselamatan karena Tuhan saya telah menyelesaikan karya penebusan.

Ini adalah jaminan yang berasal dari luar diri saya. Ini adalah seseuatu yang tidak dapat saya kerjakan, tetapi ini adalah sesuatu yang telah  dikerjakan oleh Kristus bagi saya. Sudah selesai – seluruh anugerah penebusan Allah sudah lengkap pada saat kematian Tuhan saya. Darah Yesus Kristus, Anak Allah itu telah menyucikan seluruh dosa saya. Saya tidak dapat menambahkan itu dengan apapun. Saya juga tidak dapat menguranginya. Itu adalah murni sesuatu yang Tuhan sendiri telah kerjakan untuk saya.

Apakah yang Anda pikirkan? Katakan kepada saya, apakah yang Anda pikirkan jika saya minta pahat dan palu dan kemudian saya berdiri di depan salah satu patung hasil karya orang yang begitu jenius, yaitu Phidias Palace Athena, dan kemudian saya berkata, “Bawa kepada saya pahat dan palu. Dan saya akan memperindah karya seni dari Phidias ini.”

Jika saya berkata, “Ambilkan pahat dan palu dan saya akan memperindah patung Musa atau patung Daud karya Michelangelo.” Apakah yang akan Anda pikirkan?

Saya yakin Anda akan berkata, “Pak Pendeta, Anda sudah tidak waras. Anda sudah gila. Patung-patung itu adalah karya seni yang sempurna dan jenius.”

Katakan kepada saya. Apakah yang Anda pikirkan jika saya berdiri di depan Transfiguration karya Raphael dan berkata kepada seorang pelukis, “Bawa ke sini tinta dan kuas Anda. Saya akan menyelesaikan lukisan yang begitu indah dari Transfiguration Raphael itu.” Atau saya berkata kepada seorang pelukis, “Berikan tinta dan kuas Anda. Saya akan menambahkan sentuhan untuk lukisan yang agung dari Rembrandt, The Raising of Lazarus From the Dead.” Apakah yang akan Anda pikirkan?

Anda pasti akan berkata, “Pak Pendeta, Anda sudah gila. Anda sudah tidak waras. Lukisan-lukisan itu merupakan karya artistik yang indah tiada taranya.”

Itu sama persis dengan anugerah penebusan Juruselamat saya. Itu sudah selesai. Itu sudah lengkap dan sempurna. Saya tidak dapat menambahkan apapun untuk itu. Saya juga tidak dapat menguranginya.  Itu telah dikerjakan Tuhan secara sempurna – sesuatu yang datang dari luar diri saya. Sesuatu yang tidak mungkin dapat saya kerjakan.

Ketika saya ada di sorga, dapatkah saya berkata, “Segala puji bagi saya. Lihatlah saya. Saya telah melakukan semua ini. Saya berada di sini karena kepandaian dan kebaikan dan ketaatan saya. Saya bisa ada di sini karena saya telah menyelamatkan diri saya sendiri. Dan say akan memuji diri saya sendiri”?

Apakah itu puji-pujian di Sorga? Katakan kepada saya. Bukankah beginilah bunyi puji-pujian di Sorga seperti yang tertulis dalam Kitab Wahyu pasal pertama: “Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya-- dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya, --bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin.” Bukankah demikianlah pujian itu? Ini adalah oleh karena anugerah-Nya. Ini adalah oleh karena kebaikan-Nya. Ini adalah oleh kasih-Nya. Ini adalah oleh karena kematian-Nya untuk menebus kita. Ia yang telah melakukannya. Itu sudah selesai.

Seseorang datang kepada saya dan berkata, “Pak Pendeta, Anda lihat cincin permata seharga $ 10,000 ini? Saya mau memberikannya kepada Anda.”

Dan saya menjawab kepadanya, “Oh, tidak. Saya tidak mau menerima itu cuma-cuma. Ini saya punya uang 50 cent. Saya akan membeli cincin itu dari Anda dengan uang 50 cent saya ini.” Dan saya memberikan dua uang logam dua puluh limaan cent  kepadanya dan ia memberikan cincin permata seharga $ 10,000 itu kepada saya.

Kemudian saya pergi dan menyombongkan diri dan saya berkata, “Lihat. Lihat. Lihat ini cincin permata seharga $ 10,000 dan saya telah membelinya 50 cent.”

Oh, ini suatu penghinaan kepada Tuhan. Saya pikir bisa membeli anugerah Tuhan dengan perbuatan saya yang memalukan. Tidak. Tidak ada sesuatupun yang dapat saya lakukan. Saya tidak dapat mengerjakan apapun untuk keselamatan saya. Itu semata-mata adalah pemberian Tuhan, pemberian cuma-cuma. Ia datang dan mati untuk saya – memberikan penebusan yang sempurna.

Itu sudah selesai. Saya tidak dapat menambahkan apapun ataupun menguranginya. Saya hanya cukup menerima itu sebagai pemberian dari Tuhan saya. Bukan karena perbuatan saya, saya beroleh selamat, namun oleh karena penyerahan hidup saya sepenuhnya kepada Tuhan yang telah mengerjakan karya keselamatan sempurna untuk saya.

 

 

DIA TELAH MELAHIRBARUKAN KITA

KE DALAM KELUARGA ALLAH

 

Bagaimana saya tahu bahwa ketika saya mati saya pasti akan ke Sorga? Apakah jaminan keselamatan saya? Yang kedua adalah karena sesuatu yang ada di dalam diri saya. Jika yang pertama adalah karena sesuatu yang berasal dari luar diri saya, sesuatu yang dikerjakan oleh Yesus bagi saya yang mana hal itu tidak dapat saya lakukan. Namun yang kedua, itu adalah karena sesuatu yang ada di dalam diri saya. Apakah yang telah Allah lakukan didalam diri saya? Ia telah melahirkan saya ke dalam keluarga Allah.

 

Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya” (Yohanes 1:12)

 

            Sesuatu yang Allah kerjakan di dalam diri saya, dalam natur saya, dan saya dilahirkan kembali. Saya adalah anggota keluarga Allah, anak-anak Allah.          

Dapatkah Anda menolak anak Anda sendiri? Sekalipun dia sangat nakal, mempermalukan Anda, mengecewakan Anda dan melakukan berbagai macam hal yang tidak menyenangkan Anda. Anda akan tetap mengakuinya sebagai anak Anda. Anda tidak dapat menyangkalnya bahwa dia adalah anak Anda. Karena memang dia adalah anak Anda, darah dan daging Anda sendiri, lahir dari rahim anda, di di kelurga Anda, dan di rumah Anda.

Seperti itulah kita. Ketika kita lahir dalam keluarga Allah, kita tidak akan ditolak. Anda tidak dapat menyingkirkan kami. Itu adalah pengalaman yang luar biasa dalam kehidupan manusia: jika seseorang tidak dilahirkan kembali, ia bukan orang Kristen. Ia dapat murtad dan sudah pasti akan murtad.

Yudas contohnya, ia tidak pernah menjadi bagian dari Tuhan kita. Demas lebih mengasihi dunia atau zaman ini dan meninggalkan Paulus. Orang-orang ini tidak pernah dilahirkan kembali, oleh sebab itu mereka murtad.

Namun saudaraku yang terkasih, jika Anda benar-benar telah diselamatkan, jika Anda benar-benar telah mengalami pertobatan sejati, telah menerima kasih dan anugerah serta pengampunan dari Tuhan kita, Anda tidak akan pernah kehilangan keselamatan Anda.

Saya tidak peduli apa yang Anda lakukan. Saya tidak peduli apa yang terjadi. Anda tidak akan pernah kehilangan hak Anda sebagai anak Allah. Anda adalah anggota keluarga Allah. Anda telah lahir di dalamnya. Itu adalah sesuatu yang ada dalam diri Anda. Itu adalah sesuatu yang Allah telah kerjakan, dan itu akan tinggal tetap untuk selama-lamanya. Anda adalah anak Raja.

 

 

YESUS MENJADI IMAM BESAR

SEBAGAI JAMINAN KESELAMATAN KITA

 

Ketiga, bukan hanya karena sesuatu yang berasal dari luar Anda, yaitu apa yang Yesus telah kerjakan untuk saya. Juga bukan hanya karena sesuatu yang ada dalam diri saya, yaitu bahwa saya telah lahir dalam keluarga Allah. Tetapi itu adalah juga karena sesuatu yang ada di atas saya, yaitu apa yang Yesus sedang lakukan untuk saya di sorga.

Marilah kita membaca Kitab Ibrani,

 

Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa. Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.” (Ibrani 2:17-18).

 

Lagi, “Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.

Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.” (Ibrani 4:15-16).

 

Dan sekali lagi, “Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka.” (Ibrani 7:25).

 

Bagaimana saya tahu bahwa saya nanti akan pergi ke sorga? Karena Yesus ada di sebelah kanan Allah Bapa senantiasa menaikan syafaat untuk saya, memanggil saya dengan menyebut nama saya, Ia mengenal saya. Yesus adalah imam besar kita yang bukan hanya turut merasakan apa yang kita rasakan namun Ia selalu berdoa untuk kita di sebelah kanan Allah Bapa.

Kami tidak percaya kepada kredo atau pengakuan iman. Kami tidak memberikan hidup kami untuk doktrin. Namun kami percaya kepada Seseorang. Kami memberikan hati dan hidup kami kepada Seseorang, yaitu Yesus Juruselamat kami. Dan di sana, di Sorga Ia turut merasakan semua yang kita alami dalam hidup kita.

Mengetahui semua yang kita alami dan lakukan dan mengasihi kita dan terus berdoa untuk kita di hadapan tahta anugerah Allah. Ia tidak pernah melupakan kita, namun selalu mengingat kita dan menaikan safaat untuk kita.

 

SEBAGAI GEMBALA YESUS MENGGIRING KITA KE SORGA

 

Keempat, bagaimana saya tahu bahwa saya akan pergi ke Sorga ketika saya mati? Bukan hanya karena apa yang Yesus telah lakukan  dari luar diri saya dan apa yang Yesus telah kerjakan di dalam diri saya dan apa yang sedang Yesus lakukan di atas saya, namun juga apa yang Yesus sedang lalukan di depan saya.

            Perhatikan ini. Ayat Alkitab yang luar biasa,

 

“Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. Aku dan Bapa adalah satu." (Yohanes 10:27-30)

 

Yesus ada di depan kita, memimpin kita dan kita mengikuti Dia dari belakang. Oh Tuhan, ke manakah Yesus akan memimpin kita? Saya akan memberitahu Anda. Ia akan memimpin kita ke Sorga. Ya, Ia akan memimpin kita ke Sorga. Kita akan pergi ke Sorga yang penuh kemuliaan. Kita akan terbang. Kita akan memuji Tuhan. Kita akan bersukacita. Kita akan hidup dalam pemeliharaan-Nya.

Oh Tuhan, betapa agungnya hari ketika Engkau mengangkat orang-orang kudus-Mu untuk berkumpul di Sorga.

Anda tahu lagu lama yang penah kita nyanyikan ini.

 

Dasarnya teguh bagi yang beriman

Yang lari pada-Nya selalu aman!

Janji-Nya tetap, tak perlu kau gentar:

Berlindung pada-Nya, sabda-Nya benar

Karna pada Yesus tetap imanmu,

Tak akan engkau dikalahkan set’ru.

Walaupun neraka siap menelan,

Tak akan, tak akan Aku tinggalkan

      [How Firm a Foundation, 1787/ Dasarnya Teguh. Nyanyian Pujian No. 245].

 

            Betapa agungnya lagu pujian ini dan ini berasal dari kebenaran Firman Tuhan, bahwa Ia ada di depan kita, memimpin kita ke Sorga.

 

 

KEDAULATAN ALLAH ADALAH JAMINAN KITA

 

            Kelima, bagaimana Anda tahu bahwa Anda akan pergi ke Sorga pada saat mati nanti? Bagaimana Anda tahu bahwa Anda tidak mungkin jatuh ke dalam api penghukuman antara sekarang dan hari kematian Anda? Itu oleh karena Allah berdaulat, ia memilih dengan tujuan – dan tujuannya itu sungguh ajaib bagi kita.

Bolehkah saya membayangkan program Allah sebelum dunia dijadikan? Saya pikir mungkin inilah yang terjadi. Tuhan Allah yang Mahakuasa berkata kepada Anak-Nya di Sorga, “Aku mengetahui akan datangnya dosa serta kejatuhan dan disintegrasi dan kematian yang akan menimpa manusia. Aku telah mengetahui itu.

“Maukah Engkau turun ke dunia yang gelap yang penuh dosa itu? Dan maukah Engkau berinkarnasi menjadi manusia? Dan maukah Engkau mati untuk dosa dari orang-orang yang harus diselamatkan?”

Dan Tuhan Allah yang Mahakuasa berkata kepada Anak-Nya, “Jika Engkau mau turun ke dalam dunia yang gelap dan penuh dosa dan mau menjadi manusia serta menderita di kayu salib untuk dosa manusia, jika Engkau mau melakukan itu, Aku akan menyerahkan orang-orang itu kepada Engkau. Aku akan menyerahkan orang-orang itu kepada Engkau dan mereka akan mengasihi dan menyembah serta memuliakan Engkau.”

Itu adalah pemilihan, “Aku akan menyerahkan mereka kepada Engkau  untuk bersujud di bawah kaki Mu dan memuliakan serta memuji Engkau untuk selama-lamanya dan selama-lamanya.”

Begitu banyak orang yang sulit menerima doktrin pemilihan dan predestinasi dan semua hal yang berhubungan dengan kedaulatan Allah.

Saudaraku yang terkasih, Anda harus ingat bahwa ada dua sudut pandang yang harus Anda lihat. Yang pertama sudut pandang surgawi. Ketika Anda berbicara dengan bahasa Tuhan di Sorga, Anda menggunakan kata-kata seperti kedaulatan, pengetahuan ke depan (foreknowledge) dan predestinasi dan pemilihan serta pemeliharaan. Namun kata-kata yang Anda gunakan di bumi adalah kehendak bebas untuk memilih dan pertobatan dan iman dan komitmen.

Jika Anda melihat kata-kata ini dari sudut pandang masing-masing, maka Anda tidak akan menemukan kesulitan dalam memahami ini. Berbicara tentang Allah Anda harus berbicara tentang adanya foreknowledge, Ia telah mengetahui apa yang akan terjadi sebelumnya. Anda harus berbicara tentang kedaulatan, Anda harus berbicara tentang predestinasi, Anda harus berbicara tentang pemilihan dan pemeliharaan.

Kemudian ketika Anda datang di sini di mana kita berada, Anda harus berbicara kepada saya, Anda harus berbicara tentang pertobatan. Anda harus berbicara tentang pengakuan dosa. Anda harus berbicara tentang iman. Anda harus berbicara tentang kebebasan untuk memilih.

Anda melihat bahwa Allah menjelaskan itu dalam Firman-Nya yang suci. Dalam Roma 8, “Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula” –foreknowledge, yang telah Ia ketahui sebelumnya --  “mereka juga ditentukan-Nya (predistinasi) dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Dan mereka yang ditentukan-Nya (predestinasi) dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.” (Roma 8:29-30).

Itulah Allah. Ya, itulah Allah. Dan itu adalah tujuan Allah agar manusia memuliakan Kristus.

Saudaraku yang terkasih, bolehkah saya menggunakan pengalaman diri saya sendiri sebagai contoh tentang apa yang ingin saya bicarakan? Kita sekarang sedang berbicara tentang predestinasi ini. Kita sekarang sedang berbicara tentang pemilihan ini. Kita sekarang sedang berbicara tentang panggilan.

Sejak saya kecil saya terpanggil untuk menjadi hamba Tuhan. Dari masih kanak-kanak saya telah mempersiapkan diri untuk menjadi seorang hamba Tuhan. Saya belajar tekun adalah untuk mempersiapkan diri saya sendiri untuk menjadi seorang hamba Tuhan.

Kakek  saya adalah seorang dokter. Ia adalah seorang dokter di angkatan perang tentara sekutu. Dan ibu saya ingin saya menjadi seorang dokter seperti ayahnya atau kakek saya.

Sehingga pada waktu saya masih kecil ia sering mengajar saya dan berkata, “Jika ada orang yang bertanya kepada kamu ingin menjadi apakah kamu nanti, jawab saja saya ingin menjadi seorang dokter seperti kakek saya.”

Dan setelah tahun-tahun berlalu dan selama itu juga ia memasukkan ke dalam hati saya bahwa saya harus menjadi seorang dokter, kemudian setelah tamat SMU, ia mendaftarkan saya ke Baylor University dan menempatkan saya di asrama Baylor dan ia tinggal di sana selama setahun bersama saya, dan saya mengambil mata kuliah pra-medis di Baylor. Ibu saya ingin saya menjadi seorang dokter.

Namun saya tidak pernah bimbang dengan hati saya, tidak pernah bimbang akan pemilihan dan panggilan Tuhan. Saya akan menjadi seorang hamba Tuhan. Dan ketika saya mengikuti kuliah pra-medis saya selalu mendapat nilai A+, karena saya memiliki daya ingat yang baik – saya dapat menghafal pelajaran dengan mudah, sehingga memperoleh nila 100 untuk setiap pelajaran. Ketika saya masih mengambil kuliah kedokteran di Baylor, saya sering pergi ke jalan-jalan untuk memberitakan Injil. Saya sering pergi ke penjara untuk memberitakan Injil. Saya sering pergi ke perumahan kumuh untuk memberitakan Injil.

Dan ketika saya berumur 17 tahun, saya dipanggil untuk menjadi gembala di gereja kecil di desa terpencil. Ibu saya mula-mula begitu hancur hatinya, tidak mendukung dan sangat kecewa. Namun kemudian ia berubah ketika Anda memanggil saya untuk menggembalakan gereja ini. Puji Tuhan. Puji Tuhan.

Namun itulah pemilihan Allah, itulah panggilan dan pemilihan Allah. Dan Anda harus mantapkan hati Anda. Allah telah memanggil Anda untuk percaya di dalam Dia dan memberikan hidup Anda kepada Dia.

Itulah Tuhan. Tanpa effective calling, kita  semua pasti terhilang. Namun di dalam kasih dan anugerah Kristus, kita menjadi piala dari kepedulian dan kasih-Nya, kita dibawa kepada Tuhan Yesus.

Dan oh, betapa agungnya mengetahui bahwa Ia memasukkan saya, memperhitungkan saya…