Kematian Mesias
(THE DEATH OF MESSIAH)
Oleh Dr. W. A. Criswell
Diterjemahkan Christina Witte, MA
5 Maret 1972
Daniel 9:26
Ini adalah visi (penglihatan) yang diberikan Allah kepada Daniel atas jawaban doa-doanya. Dan inilah kata-katanya: „Maka ketahuilah dan pahamilah: dari saat firman itu keluar, yakni bahwa Yerusalem akan dipulihkan dan dibangun kembali, sampai pada kedatangan seorang yang diurapi, seorang raja, ada tujuh kali tujuh masa; dan enam puluh dua kali tujuh masa lamanya kota itu akan dibangun kembali dengan tanah lapang dan paritnya, tetapi di tengah-tengah kesulitan. Sesudah ke enam puluh dua kali tujuh masa itu akan disingkirkan seorang yang telah diurapi, padahal tidak ada salahnya apa-apa. Maka datanglah rakyat seorang raja memusnahkan kota dan tempat kudus itu, tetapi raja itu akan menemui ajalnya dalam air bah; dan sampai pada akhir zaman akan ada peperangan dan pemusnahan, seperti yang telah ditetapkan. Raja itu akan membuat perjanjian itu menjadi berat bagi banyak orang selama satu kali tujuh masa. Pada pertengahan tujuh masa itu ia akan menghentikan korban sembelihan dan korban santapan; dan di atas sayap kekejian akan datang yang membinasakan, sampai pemusnahan yang telah ditetapkan menimpa yang membinasakan itu.“
Tidak ada nubuatan dalam Alkitab yang penuh dengan pengertian-pengertian yang mencengangkan seperti yang baru saja saya bacakan. Dan acara kebaktian pada pagi hari ini akan membicarakan tentang kematian Mesias. Dan kebaktian pagi pada minggu depan akan membicarakan tentang Tujuhpuluh minggu.
Dalam visi atau penglihatan ini dan yang juga menjawab doa-doa Daniel yang disampaikan oleh Gabriel, utusan dari surga, 70 minggu dibagi 1, dibagi 62, 70 minggu dibagi 7, dibagi 62 dan dibagi 1. Hal yang luar biasa tentang visi disini tentang kritikan-kritikan yang menyatakan bahwa kitab Daniel adalah sebuah pemalsuan, yang mana katanya kitab ini ditulis semasa pemberontakan Maccabean disekitar tahun 165 sebelum Kristus. Mereka katakan bahwa kitab Daniel adalah bukan nubuatan, melainkan adalah sejarah yang merupakan penyingkapan dari wahyu, seakan-akan itu adalah nubuatan. Tetapi sebetulnya, apapun kejadian yang terjadi adalah sebuah bagian dari sejarah. Dan mereka hanya mengambil sejarah itu dan membuatnya muncul menjadi akademi Teologi di dalam dunia tetapi mempercayai bahwa Daniel hanyalah pemalsuan. Sekarang, hal yang mencengangkan tentang Wahyu di sini adalah tentang 70 minggu. Yang mencengangkan saya adalah hal ini: Ada 2 macam prediksi di sini. Yang pertama, ada sebuah prediksi bahwa rumah Allah dan kota Yerusalam akan dihancurkan. Sekarang, apa yang Anda pikirkan, dukungan model wahyu seperti itu dikeluarkan pada saat orang-orang sedang berjuang untuk mendapatkan kehidupan mereka dari Antiochus Epiphanes pada masa pemberontakan Maccaben? Dan orang-orang yang tidak bertanggung-jawab mengatakan bahwa Kitab Daniel ditulis untuk mendukung atau memberi semangat kepada orang-orang Yahudi yang mati-matian berjuang untuk menentang raja Siria. Dukungan model apa itu, untuk memprediksi keruntuhan rumah Allah mereka dan kota mereka? Hal ini adalah sungguh mengerikan, pikiran seperti itu adalah sungguh tidak masuk akal bagi orang-orang Yahudi yang mengagung-agungkan kekudusan tempat dan perlindungan mereka yaitu rumah Allah mereka di Jerusalem melebihi hal-hal lainnya yang dapat kita bayangkan.
Hal yang kedua tentang Wahyu: Kata-kata yang sungguh mentakjubkan dari Gabriel kepada Daniel. Prediksinya adalah bahwa Mesias akan mati. Hal ini juga sungguh tidak bisa terbayangkan bagi pikiran orang-orang Yahudi. Mesias itu datang untuk mati. Malah setelah murid-murid Yesus telah bersama-sama dengan Dia untuk beberapa tahun dalam pelayananNya, sewaktu Tuhan memprediksikan dan mengumumkan tentang penyiksaan-Nya dan Kematian-Nya, Simon Petrus berkata, „Tuhan, kiranya hal ini dijauhkan dariMu.“ Hal seperti ini diluar dari pikiran kita. Hal itu terjadi sewaktu Tuhan berpaling dan berkata kepada Simon Petrus: „Enyahlah iblis. Engkau suatu batu sandungan bagiKu, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.“
Akan tetapi prediksi ini, yang seharusnya adalah yang memberi semangat selama masa pemberontakan Maccabean menurut para kritisi, tetapi malah memprediksi kematian Mesias tersebut.
Nah, hal lain yang mencengangkan pada pewahyuan ini. Di sini, di dalam wahyu, disebutkan dengan tepat kapan dan tahunnya akan perkiraan tentang kematian Mesias ini. Semuanya, 70 minggu dikatakan di sini bahwa ada 590 tahun dimana Tuhan akan menyelesaikan PenghakimanNya atas bangsa Israel. Dan tahunnya dibagi. Pertama, ada 7 heptads, saudara bisa menterjemahkannya disini menjadi “minggu”. Ada 7 heptads, di kitab Ibrani 7 ayat 7, dikatakan, 7 tahun. Setiap heptad mewakili 7 tahun. Ada 7 heptads untuk membangun tembok dan jalan-jalan di kota. Itulah 7 minggu yang pertama, 7 heptads. Jadi prediksinya adalah bahwa dari firman untuk membangun Jerusalem yang diberikan oleh Artaxerxes Leguminous, Artaxerxes I, dan dihitung kembali pada bab kedua di kitab Nehemiah, dan firman itu seterusnya sampai ke 445 Sesudah Masehi. Jadi dari tahun 445 Sebelum Masehi, 7 Heptads yang berikutnya, tahun yang ke 49 dari 445 Ssebelum Masehi ke 396 Sesudah Masehi, kota, tembok dan jalan-jalan di kota dibangun. Lalu, heptads 62 yang berikutnya adalah dari tahun 396 Sebelum Masehi ke tahun 30 Sesudah Masehi.
Dan firman seterusnya di bulan Nisan, melewati waktunya. Jadi prediksi dibuat pada tahun 30 Sesudah Masehi di bulan Nisan yang mengatakan bahwa Mesias akan di bunuh. Prediksi ini ditentukan dengan persis/tepat, waktu, hari dan tahunnya, kapan Mesias akan mati.
Tidak hanya itu, tetapi nubuat juga dibuat yang mengatakan bahwa Mesias akan dibunuh, Dia akan mati, tetapi bukan untuk diriNya sendiri. Itulah dia, Dia tidak akan mati seperti orang biasa. Untuk seorang Mesias, tidak hanya sekedar orang biasa saja. Tetapi kematianNya adalah untuk menebus. Kematiannya untuk dinikmati orang lain. Kematiannya untuk orang lain. “Dia akan dibunuh, bukan untuk demi kepentinganNya sendiri.“ Dalam kematiannya ada pengampunan dosa yang luar biasa, pemulihan jiwa dan perbaikan diri kita dengan Allah kita. Dia akan mati, Mesias akan mati, tetapi bukan untuk diriNya sendiri. Dia mati untuk kepentingan orang lain. Dia mati untuk kita. Adalah suatu kenyataan bahwa Mesias akan menjadi seorang manusia. Dia tidak mati untuk diriNya sendiri. Dia mati bukan karena cacat dan celaNya. Melainkan dalam kemuliaanNya, Dia mati untuk kita. Dalam nubuat yang luar biasa ini, kita diberitahu bahwa Mesias akan mati. Kita juga diberitahu bahwa kematianNya adalah bukan kematian orang biasa saja, melainkan adalah kematian yang dilakukan untuk orang lain, untuk sebuah penebusan, yaitu penebusan kita. Dia akan dibunuh, “bukan karena untuk diriNya”. Dan di dalam Dia, kita mendapat penebusan, pelepasan/pembebasan dan pengampunan.
Karena itu, kita bisa melihat kematian Mesias. KematianNya diwakili dalam nubuat yang terpisah, jelas dan unik. Dia tidak mati seperti orang lain, melainkan Dia mati untuk kepentingan kita. Dibunuh tetapi “bukan untuk diriNya sendiri”. Sekarang, kematian Kristus yang unik ini dapat dilihat dari beberapa hal.
Pertama, Dia mati untuk pembebasan sesuai dengan pengetahuan sebelumnya dan yang difirmankan Tuhan. Dalam khotbah di Pantekosta, Simon Petrus mengatakan, bagi orang-orang yang diselamatkan sesuai dengan yang telah ditentukan dan telah difirmankan oleh Allah. Dan dalam pembelaannya di depan Mahkamah Agama, ia berkata, „Sebab sesungguhnya telah berkumpul di dalam kota ini Herodes dan Pontius Pilatus beserta bangsa-bangsa dann suku-suku bangsa Israel melawan Yesus, HambaMu yang kudus, yang Engkau urapi, untuk melaksanakan segala sesuatu yang telah Engkau tentukan dari semula oleh kuasa dan kehendakMu.“ Kematian Kristus, penderitaanNya untuk penebusanNya untuk banyak orang menurut yang telah ditentukan oleh Tuhan sejak sebelum dunia dijadikan.
Kematiannya sangat unik, sekali lagi, dalam hal ini Dia melakukannya dengan sukarela. Kita semua akan mati. Di suatu tempat, pada suatu saat, kita semua, jika sekalipun Tuhan menghendaki agar kita tinggal agak lama di bumi, kita semua akan mati. Kematian Tuhan kita unik dimana kematianNya tidak dikarenakan oleh Dia maupun tidak dilakukanNya sebagai suatu kejutan. Dia berkata, “ Aku menyerahkan nyawaKu untuk domba-dombaKu. Aku menyerahkannya dan Aku mempunyai kuasa untuk mengambilnya kembali.” Dalam pasal 10 kitab Ibrani dijelaskan tentang peristiwa kemuliaanNya sebelum dunia dijadikan. “Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendakMu, ya AllahKu.” Kematian Kristus adalah unik dimana sebetulnya Dia tidak perlu mati. Tidak ada dosa dalam diriNya. Dan hukuman mati tidak dapat mengalahkan Tuhan kita. Tetapi, Dia melakukannya dengan sukarela.
Keunikan yang ketiga, ciri khas kematian Kristus dapat ditemukan di dalam pengorbananNya, sebagai korban, dibunuh, walaupun diriNya sendiri sama sekali tidak bersalah. Tidak ada dosa dalam diriNya. Pontius Pilatus, yang bertugas sebagai penuntut dan hakim Romawi mengatakan, “Aku tidak mendapati kesalahan apapun pada orang ini.” Judas yang mengkhianatiNya berkata sewaktu melemparkan 30 keping uang perak ke lantai Bait Allah, “Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah.” Allah Bapa kita di surga berkata, “Inilah AnakKu yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan.“ Mahkamah Agama sewaktu Dia diperhadapkan ke Mahkamah Agama sebelum pengadilan, tidak dapat menemukan sesuatu kesaksian apapun yang dapat menyatakan kesalahanNya. Dan akhirnya Dia dibunuh karena Dia mengatakan bahwa Dia adalah anak Allah. Kematian Kristus adalah kematian seorang korban yang tidak bersalah. Tidak ada kesalahan apapun ditemukan dalam diriNya.
Hal yang unik lain dari kematian Mesias dapat dilihat dalam penyertaan yang sangat mengagumkan sewaktu penyalibanNya. Ada sebuah misteri dari penderitaan yang nyeri sekali sewaktu Dia di taman Getsemani. Ada sebuah misteri yang dalam sekali, sewaktu Dia berseru di kayu salib, „AllahKu, AllahKu, mengapa Engkau meninggalkan Aku?“ Tidak ada satu orang Kristen martirpun yang mati seperti itu. Padahal Tuhan berkata, „Aku tidak akan pernah membiarkanmu dan meninggalkanmu.“ Tetapi Kristus dibiarkan oleh Allah Bapa untuk mati di kayu salib. Dia mati sebagai orang yang tidak bersalah, Dia menahan penderitaan penyaliban yang tak terperikan yang tidak pernah dirasakan orang sebelumnya.
Ada sebuah keunikan dalam kematian Kristus yang yang telah dibuat dengan tersendiri oleh suatu keajaiban yang sangat mengagumkan yang terjadi bersamaan dengan hal itu. Kegelapan sewaktu jam 12 siang sampai jam 3 sore. Gempa bumi yang menggoyangkan perut bumi itu sendiri. Dan munculnya orang-orang kudus di kota setelah kebangkitanNya. Dan kesaksian dari serdadu Romawi yang bertugas sebagai pengeksekusi di ketentaraan Romawi, yang mengatakan bahwa dia belum pernah menyaksikan kematian seperti itu, dan dia berkata demikian, „Sungguh, orang ini adalah Anak Allah!“
Mesias bisa dibunuh. Kematian Mesias. Apakah artinya ini, apakah interpretasinya? Tafsirannya dapat ditemukan di nubuatan. Mesias akan mati, tetapi kematianNya bukan untuk diriNya sendiri. Dia mati untuk orang lain. Alkitab dan kesaksian dengan sederhana menjelaskan dengan bahasa yang gamblang untuk memutuskan dan menafsirkan arti dari kematianNya. Dia mati huper, „untuk“, Dia mati hanti, „sebagai pengganti“, Dia mati heray, „mewakili“. Selalu di Alkitab dituliskan bahwa Dia mati untuk kita. Dan bahasa yang digunakan di dalam Alkitab, kematianNya disebut penebusan dosa, yang mungkin berlaku bagi orang-orang yang bertobat. KematianNya dilukiskan sebagai pengorbanan untuk orang lain; yang tujuannya adalah untuk mengangkat dosa dari orang tersebut. Anak domba Allah yang telah mengangkat dosa dari dunia. KematianNya disebut perdamaian, yaitu tindakan pendamaian dengan Allah melalui pengorbanan. Tebusan yang mewakili kita semua. Dan sewaktu murid-murid Tuhan Yesus datang untuk melihat arti kematian Kristus, mereka menemukan dalam kitab Injil, dan mereka menulis sebagai berita sukacita, dan hal itulah yang menjadi penginjilan yang kita temukan di seluruh dunia.
Sebagai murid-murid Tuhan Yesus, mereka merenungkan tentang arti kematian dari Tuhan kita, tentang kematianNya bukan diriNya sendiri, melainkan mati untuk orang lain, mereka mencari melalui Perjanjian Lama, dan hal ini menjadi buku panduan untuk pemberitaan Injil. Kematian Kristus adalah tenunan yang menjadi pabrik dari perjanjian di kitab perjanjian lama. Ada tertulis di kitab Mazmur pasal 22 yang menjelaskan mengenai hal ini secara rinci. Di kitab Yesaya pasal 23, penginjil, nabi Yesaya menulis dengan jelas sepertinya dia berdiri di depan salib dan memandang Yesus mati. Dan seluruh ritual mosaik berbicara tentang Dia. Tentang pemberontakan yang pertama, dan tentang orang-orang berdosa. Lalu ia berbicara tentang seekor korban. Dan di atas kepala binatang tersebut, dia meletakkan tangannya dan mengaku dosa-dosanya. Dan imam mengorbankan binatang itu dan mencucurkan darahnya. „Tanpa curahan darah, tidak ada pengampunan dosa. Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darahNya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu.“
Kitab Perjanjian Lama adalah sebuah uraian dan penjelasan yang terperinci seperti yang tertulis di dalam Daniel 9:26. Mesias akan mati, tetapi bukan untuk diriNya sendiri. Dia akan mati bagi orang lain. Dan inilah inti dari pesan penginjilan.
Seluruh kisah tentang Yesus Kristus di dalam ke empat Injil adalah peristiwa-peristiwa yang memimpin kepada keinginanNya yang besar, penyalibanNya dan pengorbananNya untuk menggantikan kita. Dan inilah berita sukacita yang diberitakan oleh para rasul. “Semoga Tuhan” demikian yang dikatakan rasul Paulus, “bahwa saya harus memuliakan kemenangan di dalam Tuhan kita Yesus Kristus.” Bukan berarti saya harus memuliakan di dalam palungan, atau bunda Maria. Bukan berarti saya harus memuliakan mahkota dan kemenangan yang akan datang, bukan memuliakan di dalam mujizat-mujizat yang diperbuatNya atau bahkan pengajaran-pengajaranNya, tetapi Tuhan menginginkan bahwa saya harus memuliakan akan kemenangan melalui kematianTuhan Yesus Kristus. Dan rasul paulus menulis surat kepada jemaat di Korintus, “Agar kita memberitakan akan berita penyaliban Tuhan Yesus. Itulah pesan kita dan itulah penginjilan kita.
Inilah pengorbanan Mesias. Inilah Perjamuan Kudus Tuhan yang dirayakan di setiap gereja untuk memperingati pengorbanan Yesus di dunia, dan sampai akhir zaman. “Inilah peringatan akan Aku.” Apa peringatan akan Tuhan? Mijizat-mujizatNya? Kata-kataNya? KehidupanNya yang mengagumkan? Contoh-contohNya? Tidak!! “Inilah tubuhKu yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku.”
Dan inilah yang menjadi nyanyian wahyu yang dinyanyikan di surga. Karena begitu besar kasihNya kepada kita dan menyerahkan dirinya untuk kita, karena Dia yang begitu mengasihi kita dan menyerahkan diriNya bagi kita, membersihkan kita dari dosa-dosa kita dengan darahNya sendiri,” hanya bagi Dia dan kemulianNya kekal dan selamanya, amin.” “Dan mereka menyayikan sebuah lagu baru yang berkata, ‘Kemuliaan bagi Anak Domba yang menerima kuasa dan hormat dan kemuliaan dan kekuasaan. Tuhan telah menebus kita dengan darahNya.. Bagi seluruh bangsa dan keluarga dan suku, dan kita semua akan bangkit selama-lamanya.“ Penekanan dari Kitab Injil dan inti dari pesan penginjilan adalah selalu tentang hal ini, yaitu bahwa Mesias telah mati. Dia mati, tetapi bukan untuk diriNya sendiri. Dia mati bagi kita.
Sekarang, saya mau menerapkan hal ini sebelum saya melanjutkannya dengan undangan bagi saudara. Apa artinya hal ini bagi kita? Pertama, ini adalah campur tangan Tuhan di dalam kehidupan manusia dimana kita akan diselamatkan dari hukuman dan penghakiman atas dosa-dosa kita. Karena dosa adalah sebuah kekekalan iblis. Dan hal ini berlaku selama-lamanya di dalam kematian yang abadi. Kita tahu bahwa kita tidak mampu untuk memutuskan rantai dari dosa kematian tersebut. Dan kita adalah orang-orang terdakwa dan hukumannya adalah maut. Hal yang memalukan dibebankan kepada Dia untuk kemuliaan kita. Dia ambil beban ini agar kita diselamatkan sehingga suatu saat nanti kita akan dapat bertemu muka dengan Tuhan dan hidup.
Kedua, arti yang besar bagi kita, hadiah terbesar Tuhan bagi kita adalah kehidupan yang kekal. Pengampunan atas dosa di dalam kematian dan pengorbanan Kristus. Kita tidak dapat membeli jasa atau pengampunan dengan kekerasan, atau perusakan atau tuntutan kedagingan, atau dengan berpuasa, atau dengan cambukan. Seluruh air mata yang dapat kita tumpahkan, dan semua hari dan tahun dari penyesalan kita yang dalam dengan menundukkan kepala di hadapan Tuhan tidak akan pernah cukup untuk membersihkan dosa-dosa kita. Kita tidak manaiki tangga penyesalan untuk mencapai surga. Surga adalah anugerah dari Tuhan. Pengampunan adalah anugerah dari Tuhan. Keselamatan adalah anugerah dari Tuhan. Kita tidak membelinya. Kita tidak berjasa untuk itu. Kita tidak menangis untuk itu. Tidak ada sama sekali hal yang berharga dari diri kita untuk dapat mencapai surga. Melainkan, memang ada sesuatu yang Tuhan berkati atas kita. Mesias telah mati. Dia mati, bukan untuk diriNya sendiri, melainkan mati untuk kita. Dan anugerah yang diberikanNya secara gratis di dalam Yesus Kristus adalah keselamatan kita. Tuhan sangat mengasihi kita sehingga Dia memberikan kehidupan yang kekal bagi orang yang percaya kepadaNya. Oleh karena anugerah kita selamat melalui iman. Dan itu bukan karena jasa kita, melainkan karena anugerah Allah. Hal itu yang kita ambil dari tangan Tuhan kita yang pengasih.
Dan yang terakhir, makna hal ini bagi kita: Kita dipulihkan. Dan kita menerima. Dan kita diterima, dengan kasih penebusan Tuhan kita di dalam Yesus Kristus. Mesiah telah mati, bukan untuk diriNya sendiri. Tetapi mati untuk kita. Apakah Saudara tahu adalah memungkinkan bagi kita untuk diijinkan masuk ke dalam hadirat Tuhan sebagai seorang kriminal? Disana Dia berdiri, dan semua jari menuding ke arah Dia. Kalau saya, saya lebih baik mati. Setiap saat jika kita datang ke hadirat raja yang agung, mungkin sebagai seorang penjahat kriminal dan sebagai seorang narapidana. Disana dia berdiri. Dia di surga dengan segala keagunganNya. Tetapi coba lihatlah Dia, seorang pendosa yang hina, dihakimi, dipandang sebagai seorang pelanggar yang berdosa. Adalah memungkinkan bagi kita untuk hadir di hadapan Tuhan seperti itu. Tetapi bagaimana kita diterima di dalam hadirat Tuhan? Dalam darah Kristus, kita diterima dan diampuni oleh karena Dia, kita diterima seperti layaknya putra dan putriNya.
Saudara tidak mempunyai sebuah ilustrasi yang memadai untuk menggambarkan kasih Tuhan selain cerita tentang anak yang hilang. „Ini adalah anakKu.“ Apakah Saudara lihat kata-kataNya? „Ini adalah anakKu.“ Tidak sebagai anakku yang hilang. „Tidak sebagai anakku yang kriminal. Tidak sebagai seorang narapidana. “Ini adalah anakKu, yang telah mati tetapi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria.” Itulah yang terjadi terhadap kita di dalam kematian Kristus. Dia mengampil hukuman atas dosa-dosa kita, dan dilakukanNya untuk kita agar kita seolah-olah tidak pernah berdosa di hadapan Tuhan. Kita menjadi murni, sempurna, diterima dan menyenangkan di mata Tuhan seperti anak Tuhan sendiri. Dia menjadi seperti abang kita yang sulung dan kita menjadi pewaris kerajaan Allah. Inilah makna dari anugerah penebusan dan kasih Allah di dalam Mesias yang mati bukan untuk diriNya sendiri, melainkan mati bagi kita.
Sungguh, pewahyuan yang mengagumkan. Dan sungguh berita sukacita yang luar biasa. Dan sungguh pembelaan yang tidak ada bandingnya. Untuk menerima hal ini tidak dengan cara datang kemari dan membelinya. Tidak dengan cara datang kemari dan berjasa, seperti kita layak menerimanya. Tetapi, datang kemari dan berkata, “Pastor, menurut perkataan dan janji Tuhan, saya mau dan menerimanya. Pengampunan di dalam Kristus. Di angkat menjadi keluarga Allah di dalam Kristus. Di terima di hadiratNya di dalam Kristus. Segala puji syukur hanya bagi Allah. Yesus telah membayar semuanya. Hanya kepada Dia aku berhutang. Dan sewaktu kita berdiri di hadapan tahtaNya, kita tidak akan bernyanyi, „Apakah saudara melihat apa yang saya perbuat? Apakah saudara melihat bagaimana berharganya saya? Saya berada disini karena saya mencapai kemuliaan kemenangan surgawi.” Tidak, kita akan berdiri di hadapan Tuhan dan bernyanyi selama-lamanya bagi Dia yang mengasihi kita, dan telah membersihkan kita dari dosa-dosa kita dengan darahNya sendiri, ”Bagi Dia segala kemuliaan dan pujian selama-lamanya. Amin. Amin.”
Dalam beberapa saat kita akan berdiri dan bernyanyi seruan kita dan sewaktu kita menyanyi, seseorang dari saudara akan menerima Yesus sebagai juruselamat pribadinya, menjadi anggota keluarga di dalam gereja, sebuah pasangan silahkan datang kemari dari barisan tempat duduk dan katakana kepada pastor, inilah aku. Hari ini, kita akan membuat keputusan untuk Kristus. Atau hari ini, kita akan datang ke perkumpulan gereja. Sewaktu kita menyanyikan lagu ini. Sewaktu Roh Kudus hadir dan berseru ke dalam hati saudara, jawablah dengan hidupmu. Di atas balkon sekeliling saudara, kelompok orang-orang yang di lantai dasar. Bagi saudara-saudara yang mendengar di salah satu ruangan melalui pesawat televisi, datanglah kemari ke dalam ruangan auditorium. Hari ini, saya akan membuat sebuah keputusan untuk Tuhan dan inilah saya datang, inilah saya. Lakukanlah sekarang. Buatlah keputusan sekarang juga. Dan sewaktu saudara bangkit berdiri saat ini, marilah kemari. „Inilah aku, Pastor, saya menjawabnya dengan hidup saya. Saya datang sekarang.” Sewaktu kita berdiri dan sewaktu kita bernyanyi.