MENANTI DAN BERJAGA-JAGA MENYAMBUT KEDATANGAN YESUS KEMBALI

(WAITING AND WATCHING FOR JESUS’ RETURN)

 

Dr. W. A. Criswell

 

07-15-84

 

Yohanes 14:3

 

Khotbah pada hari ini merupakan bagian akhir dari seri khotbah yang membahas tentang Kedatangan Kristus yang kedua kalinya. Ada dua bagian besar dan seruan yang ada di dalam khotbah. Yang pertama : Agar kita siap sedia ketika Dia datang; dan yang kedua : pekerjaan tetap berlangsung sementara kita mengamati dan menunggu kedatanganNya.

Saya berpikir bahwa lebih banyak air mata yang jatuh di dalam Injil Yohanes pasal empat belas dibandingkan dengan lembaran-lembaran lain yang terdapat di literatur manusia. Tuhan kita berkata kepada murid-muridNya yang sedang berduka—ketika Dia mengumumkan bahwa Dia akan pergi, Dia berkata,  

Janganlah gelisah hatimu … 

… Aku pergi untuk menyediakan tempat bagimu.

Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada

Apabila aku pergi, Aku akan datang kembali.

Dan di dalam 1 Tesalonika 4 : 16 : 

“Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit.”

 

Kemudian kita yang hidup yang masih tinggal akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan. 

 

Kemenangan akan datang

Pada pagi hari.

Kemenangan akan datang

Dari atas

Kemenangan kekal yang gilang gemilang

Yesus akan datang di angkasa

Awan-awan orang percaya

Akan berkumpul

Seseorang yang kukasihi yang kukenal

Akan berada di sana

Meninggalkan penderitaan hidup

Dibalik mereka

Bertemu dengan Tuhan

Di angkasa

Orang-orang berdosa seperti aku

Akan hadir

Telah diselamatkan dari dosa

Kegelapan dan malam

Sekarang dipenuhi dengan ibadah yang sorak sorai

Bermandikan cahaya Allah yang bersinar-sinar.

Sinar yang cemerlang

Dari matahari yang terbit itu.

Mengalir deras dari Yesus’

Wajah yang mulia

Memenuhi angkasa

Dengan keindahannya

Berbicara tentang kasih dan anugerah

Matahari yang terbit itu akan datang

Pada pagi hari,

Oh, hari itu akan ada

Yesus datang dalam kemuliaan

Yesus datang untukku.

 

Saya sering membayangkan : Jika Tuhan Allah di sorga akan mengumumkan bahwa besok adalah kedatangan Tuhan, respon apakah yang akan ditemukan di dunia? Di dalam Matius 24 : 36, Yesus berkata, “Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga pun tidak, hanya Bapa sendiri.” Akan tetapi, jika di dalam tujuan dan pilihan elektif Allah, Allah akan mengumumkan bahwa Yesus akan datang besok, seperti seorang pencuri, dengan senyap, secara sembunyi-sembunyi. Bagaimana, jika seandainya hal itu menjadi berita utama di setiap surat kabar? Bagaimana jika hal itu menjadi menghiasi setiap pengumuman di radio? Bagaimana seandainya menjadi perbincangan di setiap program televisi: “Yesus akan datang besok?” Sebuah respon apakah yang akan terjadi di dunia?  

Ketika saya berpikir tentang hal itu, saya dapat membayangkan seorang miskin, seorang ibu yang tidak memiliki apa-apa yang tinggal di sebuah gubuk di pinggir kota. Dan ketika dia mendengar berita—“Yesus akan datang besok,” dia mengangkat tangannya dengan mengucap syukur dan menyembah dan menaikkan pujian serta berharap : “Tuhan Yesus datang, Dia datang.”

Saya dapat membayangkan tentang seporang gadis yang kesepian di dalam sebuah ruangan yang sunyi, dikhianati, dimanfaatkan dan dibuang, seperti sebuah kain yang usang, sebuah potongan dari sampah dan rongsokan. Dan dia mendengar pengumuman yang luar biasa itu. Dan dia mengangkat tangannya di dalam pujian dan harapan, “Oh, Tuhan Yesus datang.” 

Saya membayangkan seseorang yang menderita stroke yang terbaring di atas tempat tidur, yang mangalami kesakitan dan lumpuh. Dan hari-harinya sangat membosankan. Dan malam sangat panjang dan menjadi beban yang berat. Dan dia mendengar pengumuman yang luar biasa: “Besok Yesus akan datang.” Dan saya dapat melihat dia mengangkat kepalanya yang lunglai  dan tangannya yang lemah dan melihat ke atas, dan berseru: “Datanglah segera, Tuhan Yesus yang mulia.”

Saya dapat membayangkan tentang seseorang yang buta atau seseorang yang timpang—Dan tidak ada orang buta di sorga. Dan tidak ada orang timpang di dalam kemuliaan—dan mereka mendengar tentang pengumuman yang luar biasa: “Besok Yesus datang.” Dan mereka mengangkat tangan mereka di dalam harapan dan kemenangan: “Besok aku akan dapat melihat. Dan besok aku akan dapat berjalan. Terpujilah nama Tuhan. Yesus akan datang besok.”   

Saya dapat membayangkan dari seorang keluarga yang saleh. Dan ketika mereka mendengar ulangan yang melegakan itu, sang ayah mengumpulkan anak-anaknya. Dan bersama dengan ibu, mereka memandang, mengangkat hati mereka dan mata mereka. Yesus akan datang besok. “Dan kami berada di sini untuk menyambut Engkau. Juruselamat yang mulia.”

Saya dapat membayangkan para lajang, yang tidak memiliki rumah dan keluarga. Dan saya dapat membayangkan dengan baik, mereka berkumpul di ruangan ini dan di dalam gereja. Dan ketika pengumuman itu dibuat—“Dia berada di jalan, Dia datang,” mereka mengangkat hati dan tangan mereka untuk menyambut Yesus, yang akan datang kembali.

Disisi lain, tragedi dari penyambutan dari pengumuman itu di dalam hati orang-orang yang tidak bersiap sedia—saya dapat membayangkan seorang pemimpin perusahaan besar, di salah satu bangunan tertinggi di Dallas ini. Dan dia mendengar pengumuman itu melalui radio dan dia melihatnya melalui televisi: “Besok, Yesus akan datang.”

Dan ketika sedang duduk di meja mahoganinya, pria besar itu melihat persediaannya dan perbuatannya serta tanggungannya. Dan dia berpikir tentang kekayaannya. Bagi dia, dia telah kehilangan segala sesuatu yang untuk itu hidupnya telah diberikan. Besok Yesus akan datang.

Atau saya membayangkan sebuah bar yang gelap, lesu, yang dinikmati orang-orang sakit, dimana mereka minum dan melakukan perzinahan. Dan pengumuman disiarkan melalui layar televisi dan siaran radio” “Yesus akan datang besok.” Betapa itu menjadi sebuah ketakutan, sebuah hal yang mengerikan, sebuah ketidakberuntungan! 

Atau, saya dapat membayangkan orang-orang yang memberikan hidup mereka kepada hal-hal duniawi, yang meletakkan pengharapan mereka, dan waktu mereka terhadap hal itu. Betapa tidak bahagianya, untuk menerima sebuah pengumuman dari sorga: “Yesus akan datang besok.”

 

Jika Yesus akan datang

Di dalam kebangkitan pagi hari

Ketika seluruh dunia

Terpikat di dalam kepeduliannya,

Berapa banyak dari engkau,

Tuanmu melihat dengan tajam

Dapatkah kamu berpaling ke dalam hitunganmu

Dan menyambut Dia di sini?

Atau, jika Dia akan datang

Pada waktu yang cerah

Saat siang hari

Yang jauh lebih mulia

Dari pada matahari

Berapa banyak mata

Yang dapat memandang

Atas kemuliaanNya

Dan hati dapat berkata

Demikianlah,

Biarkan Dia datang.

Jika di dalam kegelapan malam

Ketika orang yang ketiga,

Bersiap-siap untuk mengumandangkan

Sebuah teriakan pendahuluan

Pengantin pria ada di sini.

Diangkat naik dalam pengangkatan.

Pengantin wanita telah berangkat

Dapatkah engkau bertemu

Dengan Tuhanmu di angkasa

Tanpa rasa takut?

 

Yesus akan datang kembali.  

Selalu saja, di dalam latar belakang Alkitab, kedatangan dari Tuhan kita selalu ditekankan dengan sungguh-sungguh. Sangat universal. Ketika Petrus menyampaikan khotbahnya di Kisah Para Rasul pasal 3, dia berbicara tentang kedatangan Tuhan :

“Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan,

Agar Tuhan mendatangkan waktu kelegaan, dan mengutus Yesus, yang dari semula diuntukkan bagimu sebagai Kristus.

Kristus itu harus tinggal di sorga sampai waktu pemulihan segala sesuatu, seperti yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi-nabi-Nya yang kudus di zaman dahulu.”

  

Di dalam latar belakang setiap pesan injil, khotbah yang disampaikan selalu menekankan tentang kedatangan Tuhan kita. Di dalam khotbahnya Paulus berkata: “Hal ini kusampaikan kepadamu saudara-saudara, waktunya telah dekat.”

Kemudian dia menutup dengan kata: “Maranatha—Yesus, Tuhan, akan datang” Sebuah kata Aram, maranatha

Apollos, yang saya pikir merupakan penulis dari Kitab Ibrani—Ibrani 9 : 27 : 

“Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi, demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia.”

 

Selalu saja, di dalam latar belakang khotbah dari manusia Allah, yang selalu menjadi tema adalah: Yesus akan datang kembali. Di dalam khotbah Yakobus, dalam pasal lima, dia berkata: “Kamu juga harus bersabar dan harus meneguhkan hatimu karena kedatangan Tuhan sudah dekat!”

Hal yang sama juga terdapat dalam khotbah Yudas—Yudas ayat 14 : “Sesungguhnya Tuhan datang dengan beribu-ribu orang kudusNya.”

Dan itu merupakan tema dan teks dari Kitab Wahyu, kitab penutup di Alkitab. Teks dari pewahyuan itu adalah Wahyu 1 : 7 :

“Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia. Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia. Ya, amin.”

Tema dari Perjanjian Lama adalah “Seseorang akan datang.” Tema dari empat injil adalah: “Seseorang ada di sini.” Dan tema dari surat-surat dan Wahyu adalah : “Seseorang akan datang kembali.”          

Yesus akan datang kembali. Dengarkanlah firman Tuhan kita, yang dituangkan dalam sebuah puisi, yang berbunyi:           

 

Mungkin saat malam

Ketika pekerjaan telah berakhir,

Dan aku duduk dalam senjakala

Dan melihat matahari terbenam

Sementara aku mendengar anak-anak kota

Sepanjang jalanan,

Diantara jejak-jejak kaki orang banyak itu

Mungkin jejak dari Juruselamatku

Mungkin saat pagi

Ketika mentari bersinar dengan terang benderang

Dan embun berangsur hilang

Dalam kemurnian, di atas potongan rumput

Dengan hari panjang yang sulit di depanku

Aku bangkit bersama matahari

Dan tetangga datang untuk berbicara sejenak

Semuanya itu harus selesai

Saya ingat bahwa Dia mungkin esok

Untuk datang di depan pintu

Untuk memanggilku dari kerjaku yang sibuk

Untuk lebih lagi

Jadi, aku mengamati

Dengan tenang setiap hari,

Sekalipun mentari bersinar dengan cerah

Aku bangkit dan berkata,

“Sesungguhnya ini adalah cahaya dari wajahNya.”

Dan aku melihat

Ke dalam gerbang

Dari tempatNya yang mahatinggi

Dibalik samudera,

Sebab aku tahu Dia akan datang

Dengan singkat untuk memanggilku

Dan ketika sebuah bayangan jatuh melintasi

Jendela dari ruanganku

Tempat aku mengerjakan tugasku

Aku akan mengangkat kepalaku

Untuk melihat pintu dan berkata,

“Apakah Dia telah datang?”

Dan malaikat menjawab dengan lembut di dalam rumahku,

“Hanya sedikit bayangan lagi

Dan Dia akan datang.”

 

Selalu saja dan selamanya, peringatan dari Kitab Suci adalah supaya kita siap sedia, mengamati dan menunggu.

Tuhan berkata, yang tercatat di dalam penyingkapan yang terdapat dalam Kitab Markus pasal 13—Dia berkata:

“Dan halnya sama seperti seorang yang bepergian, yang meninggalkan rumahnya dan menyerahkan tanggung jawab kepada hamba-hambanya, masing-masing dengan tugasnya, dan memerintahkan penunggu pintu supaya berjaga-jaga.

Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu bilamanakah tuan rumah itu pulang, menjelang malam, atau tengah malam, atau larut malam, atau pagi-pagi buta,

Supaya kalau ia tiba-tiba datang jangan kamu didapatinya sedang tidur.

Apa yang Kukatakan kepada kamu, Kukatakan kepada semua orang: berjaga-jagalah!"

 

Lihat dan lihat.

Ketika Yesus datang, seperti yang ditulis oleh Fanny Crosby yang buta:

 

Ketika Yesus datang

Untuk memberikan hadiah kepada para pelayanNya

Sekalipun itu

Siang atau malam

Setia kepadaNya

Dia akan menemukan kita sedang mengamati

Dengan lampu-lampu kita

Yang berhias dan bersinar terang

Semua yang dapat kita katakan

Kita telah siap sedia saudara

Siap sedia bagi cahaya rumah jiwa

Yang berkata, apakah Dia akan menemukanmu

Dan aku masih sedang mengamati?

Menunggu dan melihat

Ketika Yesus akan datang.

 

Sekarang, bagian kedua dari khotbah. Kita harus siap sedia, menunggu dan menantikan Tuhan kita. Kita harus mengerjakan tugas sorgawi kita sementara kita melihat dan menantikan kedatanganNya.

Di dalam Lukas 19, Tuhan kita berkata—Dia berbicara dengan sebuah perumpamaan karena mereka berpikir bahwa Kerajaan Allah akan segera muncul :

“Untuk mereka yang mendengarkan Dia disitu, Yesus melanjutkan perkataan-Nya dengan suatu perumpamaan, sebab Ia sudah dekat Yerusalem dan mereka menyangka, bahwa Kerajaan Allah akan segera kelihatan.

Maka Ia berkata: Ada seorang bangsawan berangkat ke sebuah negeri yang jauh untuk dinobatkan menjadi raja di situ dan setelah itu baru kembali.

Ia memanggil sepuluh orang hambanya dan memberikan sepuluh mina kepada mereka, katanya: Pakailah ini untuk berdagang sampai aku datang kembali.”

—“ Pakailah ini untuk berdagang sampai aku datang kembali.”

Sekarang, mengapa di dalam dunia mereka ingin menerjemahkannya dengan “mempergunakan,” saya tidak tahu.

PragmateiaPragmateia berarti “bisnis, sebuah pekerjaan, apa yang dilakukan seseorang untuk hidup.” Dan kata kerja dari kata itu adalah pragmateuomai: “untuk transaksi bisnis, untuk berdagang, untuk memberikan diri anda kepada pekerjaan anda.” Kata pragmatis, berasal dari kata itu, melakukan pekerjaan kita di sini, di dalam dunia ini.

Dia pergi dan Dia akan datang kembali. Dan sementara dia pergi, dia memberikan karunia-karunia ini, talenta-talenta ini, kemampuan-kemampuan ini, tugas-tugas ini bagi umatNya. 

Dan, Dia berkata, “Pragmateuomai, lakukanlah urusan ini. Kerjakanlah hingga Aku datang.”

Yang menjadi pendorong besar bagi kita, berdasarkan firman Allah, adalah pekerjaan kita di dalam namaNya dan di dalam kehadiranNya, karena Dia akan datang kembali. Itu merupakan sebuah hal yang luar biasa yang saya temukan di dalam Alkitab. Dan saya tidak pernah melihatnya hingga saya secara sungguh-sungguh mempersiapkan khotbah ini. Dibelakang dari segala sesuatu yang kita lakukan, dorongan, tenaga penggerak, bagi pekerjaan kita adalah, karena Tuhan akan datang. Di dalam             Wahyu 22 : 7, Dia berkata, “Sesungguhnya Aku datang segera. Berbahagialah orang yang menuruti perkataan-perkataan nubuat kitab ini!”

Dan di dalam terang dari kedatangan Tuhan kita—Dia akan datang kembali—di dalam terang dari kedatangan Tuhan kita, kita didesak dalam Matius 24 : 42 “untuk berjaga-jaga, untuk menunggu, untuk siap sedia.” Di dalam Yohanes 14 : 1 - 3, kita di desak untuk mengangkat hati kita. Kita akan menang—tidak masalah betapa gelapnya waktu dan betapa mustahilnya tugas kita atau betapa gagalnya kita di dalam pekerjaan kita, angkatlah hatimu.” Kita akan menang. Kita tidak akan gagal. 

Di dalam 1 Korintus 1 : 7 dan 10, kita didesak untuk bersatu di dalam iman dan tidak ada perpecahan di antara kita karena Yesus akan datang. Di dalam 1 Korintus 4 : 5, kita didesak untuk tidak saling menghakimi, karena Yesus akan datang kembali. Di dalam 1 Korintus 4 : 5, kita diberitahukan untuk melakukan Perjamuan Tuhan karena Yesus akan datang kembali. Kita harus melakukannya karena Ia akan kembali. 

Di dalam Filipi 4 : 5, kita di dorong untuk moderat, untuk menjadi baik, karena Yesus akan datang kembali. Itu merupakan sebuah hal yang tidak biasa. Biarlah engkau epieikes, diterjemahkan di dalam Alkitab versi King James dengan “Sikap yang tidak berlebihan.” Arti sesungguhnya dari kata itu adalah “Kelembutan, kebaikan, tulus ikhlas, kemurahan”—Biarlah kebaikan hatimu diketahui semua orang karena Tuhan sudah dekat.”

Di dalam Filipi 3 : 20 dan 21, kita diberitahukan untuk melihat ke depan, ke tubuh kita yang baru, karena Yesus akan datang kembali:

Karena politeuma kita, kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat,

Yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia….

Kita akan memiliki sebuah tubuh yang baru, yang didalamnya kita tidak akan bertambah tua. Yesus akan datang kembali. 

Di dalam 1 Tesalonika 2 : 19, kita bersukacita satu sama lain, karena Yesus akan datang kembali. Itu merupakan hal yang aneh: “Sebab siapakah pengharapan kami atau sukacita kami atau mahkota kemegahan kami di hadapan Yesus Tuhan kita, pada waktu kedatanganNya, kalau bukan kamu?” Kita bersukacita satu sama lain karena kedatangan Yesus.

Di dalam 1 Tesalonika 3 : 12 dan 13, kita harus mengasihi satu sama lain karena kedatangan Yesus. Di dalam 1 Tesalonika 4 : 13 dan 18, kita mengalami kelegaan di dalam duka kematian karena Yesus akan datang.

Di dalam 2 Timotius 4 : 1 dan 2, kita harus setia di dalam pemberitaan Firman, karena Yesus akan datang. Apakah anda mengingat bagian ini? “Aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu”—dia berbicara kepada Timotius muda, Paulus menulis, “di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataanNya dan demi kerajaanNya; beritakanlah firman.” Yesus akan datang. Di dalam 2 Timotius 4 : 8, kita diberitahukan untuk merindukan kedatanganNya.  

Dan di dalam Titus 2 : 12 dan 13, kita harus hidup saleh karena Yesus akan datang. Di dalam Ibrani 10 : 25, kita harus pergi ke gereja. Itu adalah hal yang paling memukul yang dapat anda baca: Kita harus pergi ke gereja karena Yesus akan datang. 

Biarkan saya membacanya:  

“Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang semakin mendekat.”—Ketika Yesus datang, kita harus pergi ke gereja.. 

Yakobus 5 : 7 : Kita harus bersabar karena Yesus akan datang. Di dalam Yohanes 2 : 28, kita harus tinggal di dalam Kristus, karena Dia akan datang. Di dalam 1 Yohanes 3 : 3, kita harus kudus di dalam hidup kita, karena Yesus akan datang. Dan di dalam Wahyu 22 : 7, kita harus setia, untuk melakukan perkataan Tuhan kita, karena Dia akan datang segera.

Keseluruhan serat moral utama dari Firman Allah adalah untuk mengangkat kita karena Yesus akan datang. Jadi, sementara kita menunggu dan mengamati, kita harus bekerja untuk Tuhan kita yang mulia.

 

Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.