KEMENANGAN ORANG KRISTEN

(THE CHRISTIAN TRIUMPH)

 

Dr. W. A. Criswell

 

09-11-88

 

Yohanes 14:17

 

Anda sekarang menjadi bagian dari Gereja First Baptist Dallas. Dan ini adalah pendeta yang sedang menyampaikan khotbah yang berjudul : Kemenangan Orang Kristen—keluar dari tragedi adalah kemenangan.

Di dalam seri khotbah kita melalui Injil Yohanes, kita telah sampai ke bagian Yang Mahakudus. Tidak ada bagian, tidak ada pasal, tidak ada presentasi di dalam seluruh Kitab Suci yang memiliki makna yang lebih dalam selain dari pusat di Injil Keempat, yaitu dalam pasal 14, 15, 16 dan ditutup dengan doa Imam Besar kita di dalam pasal 17.

Di dalam pasal enam belas, ayat enam, Tuhan kita menjelaskan orang-orang yang akan menghadapi keadaan darurat yang tidak dielakkan dari dunia ini: “Tetapi karena Aku mengatakan hal itu kepadamu, sebab itu hatimu berdukacita.” Itu adalah ekspresi yang hidup dari keputusasaan dunia, menghadapi peristiwa hidup dan kematian yang terpisah dari Allah. 

Tidak ada hal lain bagi setiap hati untuk dialami di dalam hidup ini kecuali hanya keputusasaan ketika kita berpaling dari Allah. Saya ingat sebuah ungkapan saat saya membaca sejarah tentang Benjamin Disraeli, perdana menteri Inggris yang berbakat, di bawah Ratu Viktoria—Benjamin Disraeli berkata, “Masa Muda adalah kesalahan. Masa Dewasa adalah sebuah perjuangan. Dan masa tua adalah sebuah penyesalan”—sebuah kehidupan yang putus asa.

Tetapi di tengah-tengah peristiwa pengalaman hidup di dalam pengembaraan ini, Tuhan kita memulai pasal yang luar biasa ini tentang jaminan yang terdapat dalam kata-kata ini, di dalam Yohanes 14: 

 

“Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.

Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.

Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada.”

 

Dan bagian yang luar biasa ini di tutup oleh kata-kata yang tidak ada bandingnya dari Tuhan kita di dalam Yohanes 16 : 33 :

 

“Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.”

 

Dan, seluruh pasal yang hebat itu sama seperti itu: “ditengah-tengah dari hal itu.”

Dan di dalam Yohanes 14 : 27, Tuhan kita berkata :

 

“Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.”

 

Ini merupakan kata-kata pengakuan dari Tuhan kita saat dia menghadapi malam itu, malam saat penangkapanNya dan jam sembilan pagi berikutnya adalah saat penyalibanNya setelah sebuah pencobaan yang sangat pahit dan hukuman yang berat. Di dalam menghadapi  bencana dan keputusasaan dan kematian ada sebuah kemenangan yang mulia. 

Itu merupakan sebuah hal yang luar biasa bahwa di dalam Kitab Ibrani pasal sebelas, setelah menjelaskan tentang penderitaan dan pencobaan yang dialami orang-orang kudus Allah, Dia menutupnya dengan sebuah kalimat yang luar biasa. Dia berkata, orang-orang ini, anak-anak Allah ini, umat Allah ini:   

Mereka dilempari, digergaji, dibunuh dengan pedang; mereka mengembara dengan berpakaian kulit domba dan kulit kambing sambil menderita kekurangan, kesesakan dan siksaan:

Dunia ini tidak layak bagi mereka…. 

Kemudian, kalimat kemenangan: “Sebab Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kita.”

Dari tragedy dan pencobaan serta penganiayaan, adalah kemenangan dan kejayaan orang Kristen. Hal itu terdapat di sepanjang Firman Tuhan: dari awal, di pertengahan hingga akhir, bahkan hingga kesudahan zaman—dari keputusasaan dan penderitaan serta kematian, Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kita.

Alkitab dimulai dari Kejadian 1 : 1 : “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi,” Saya duga, jika Allah melakukannya, maka hal itu dilakukan dengan sangat indah dan sempurna. 

Tetapi ayat kedua melanjutkan: “Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.” Sesuatu telah terjadi terhadap ciptaan Allah yang indah.

Di dalam kitab Yesaya pasal empat belas, dan di dalam Kitab Yehezkiel pasal dua puluh delapan, kita diberitahukan tentang pemberontakan Lucifer. Dosa ditemukan diantara malaikat. Dan seluruh ciptaan jatuh ke bawah hukuman yang mengerikan.

Kemudian, pasal selanjutnya di Kejadian dimulai dengan sebuah penciptaan kembali. Allah menciptakan kembali planet ini dan menjadikan Adam dan Hawa sebagai penghuni dari kebesaran dan anugerah serta kebaikan Allah.

Dan sekali lagi, tragedi itu, kisah dari kedukaan dan keputusasaan: diluar dari gerbang Eden yang indah itu ada sebuah keberadaan ancaman yang sama: Lucifer, Setan, sekarang berada dalam rupa seekor ular. Dan sekali lagi, kita memiliki kisah dari kejatuhan ciptaan Allah dan kematian segala sesuatu yang hidup.

Dan Tuhan Allah mengambil pohon kehidupan yang ada di tengah-tengah Taman Eden dan menempatkannya jauh di dalam sorga supaya manusia tidak memakannya dan tetap tinggal selama-lamanya dalam rumah kematian dan keputusasaan. Kemudian dari penderitaan dan hukuman kematian itu, Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kita.

Akan ada sebuah kebangkitan yang mulia dari orang-orang kudus Allah yang diurapi. Dan di dalam Ibrani 1 ayat 14, itu merupakan sebuah pengakuan bahwa kita akan dibangkitkan dengan status melebihi para malaikat: “Bukankah mereka semua adalah roh-roh yang melayani, yang diutus untuk melayani mereka yang harus memperoleh keselamatan?” Dari tragedi yang mengerikan dari kematian dan kehancuran dan keputusaasaan serta kuburan, Allah akan membangkitkan kita.    

Di dalam Kitab Roma, Dia berkata bahwa kita akan menjadi “ahli waris bersama dengan Kristus,” dari Tuhan Allah. Kita akan bersama dengan Dia dan duduk di atas takhta, menghakimi umat Allah. Hal lebih baik yang disediakan Allah bagi kita: Kemenangan orang Kristen dari tragedi. 

Ketika kita berpaling ke dalam bagian tengah dari kisah yang penuh berkat ini, kita membaca kelahiran Juruselamat kita, inkarnasi Allah yang datang ke dalam dunia, di dalam sebuah palungan, di kandang ternak—sungguh merupakan kisah yang paling manis yang dapat pernah dibayangkan oleh dunia. Allah seluruh alam semesta, yang dalam rupa seorang bayi dalam sebuah palungan, di sebuah kandang ternak, begitu manis dan mulia, rendah hati dan penuh kasih.

Setiap orang mendapati rumah dalam sebuah suasana yang dikelilingi oleh kesederhanaan seperti itu. Yang paling miskin, dan yang tidak terpelajar serta yang terbuang dapat berlutut di depan sebuah palungan. Sebuah pemandangan yang mulia: para malaikat bernyanyi dan bintang Allah bersinar di atasnya. 

Kemudian di tengah-tengah kisah yang indah itu, dari kunjungan kasih anugerah Allah dan kasih dari sorga, muncullah Herodes yang haus darah. Yeremia 31 : 15             : “Dengar! Di Rama terdengar ratapan, tangisan yang pahit pedih: Rahel menangisi anak-anaknya, ia tidak mau dihibur karena anak-anaknya, sebab mereka tidak ada lagi.” Pedang Herodes yang berdarah membunuh bayi-bayi kecil di Betlehem: Kedukaan dan targedi dan kesukaran serta penganiayaan.

Kemudian di dalam kehidupan yang indah dari Tuhan kita yang mulia, ada kedukaan dan kesukaran serta tragedi. Apakah ada kehidupan lain yang indah selain dari kehidupan Yesus? Melakukan kebaikan, menyembuhkan orang sakit, mencelikkan orang buta, mentahirkan orang kusta, memberitakan Injil pengharapan bagi orang-orang miskin. Kelembutan Yesus : Begitu indah di dalam hidup, begitu mulia di dalam pelayanan.

Dan bagaimanakah keindahan dari akhir pelayanan itu: Di dalam tragedi, kepahitan, penolakan dan kebencian? Mereka menangkap Dia, mereka menempatkan mahkota duri dan menekannya ke atas keningNya. Dan mereka menemukan jubah yang usang di suatu tempat dan memakaikannya ke atasNya dan meletakkan sebuah buluh sebagai tongkat kekuasaan di tanganNya dan berlutut di hadapanNya sambil mengejaek dan berkata: “Hidup raja Yahudi!”

Kemudian, salah satu dari mereka meninjuNya dan berkata kepadaNya, “Jika Engkau seorang nabi. Beritahukanlah siapa yang memukul Engkau. Siapakah namaku?”

Dan yang lainnya dari mereka meludahiNya. Dan Dia berdiri di sana, yang dipenuhi oleh ludah. Dan beberapa dari mereka  menarik jenggotNya. Dan akhirnya, mereka memaku Dia ke atas kayu salib dan Dia mati di sana, di dalam penyaliban yang penuh rasa sakit yang dalam. 

Dapatkah kita membayangkan hal yang lebih menderita atau yang lebih mengerikan dari pada kisah akhir dari kehidupan Juruselamat kita? Akan tetapi dari tragedi itu, menghasilkan kemenangan bagi orang Kristen: Allah membangkitkan Dia dari kematian.

Dan salibNya menjadi miliki kita—dibawah pengajaran dari Tuhan Allah di sorga, salib adalah untuk kita, merupakan kasih yang menebus dan anugerah dari Juruselamat kita. Di dalam darahNya, dosa-dosa kita disucikan. Di dalam air mataNya, pemberontakan kita diampuni selamanya. Dan didalam kebangkitanNya yang mulia, kita memiliki keyakinan bahwa di dalam keserupaanNya, Allah akan membangkitkan kita dari antara orang mati. 

Kita akan tinggal di hadapanNya. Dan salib itu serta pengorbanan Tuhan kita telah menjadi tanda dan signal dari kemenangan kita atas kematian dan kuburan.

Count von Zinzendorf dari Moravia, berdiri  di galeri  Dusseldorf, di Jerman Barat, perhatiannya terpaku kepada sebuah lukisan dari “Lihatlah Manusia Itu,” penderitaan Tuhan kita. Dan ketika dia sedang berdiri di sana, melihat ke dalam lukisan penderitaan Tuhan kita, merupakan titik balik dari pertobatannya. Dia memberikan seluruh hidupnya kepada Tuhan dan mendirikan gerakan misi Moravia yang menjangkau ke seluruh dunia.

Saya pikir setiap orang akan seperti itu. Hanya melihat Juruselamat kita di dalam penderitaanNya dan kematianNya akan menggerakkan jiwa kita yang paling dalam. “Inilah yang telah Kulakukan untukmu. Apa yang telah kau lakukan untukKu?”

Dan, akhirnya, kita sampai kepada kesimpulan dari semua ini. Berdasarkan firman Allah, hal itu berakhir di dalam kesukaran, Masa Kesukaran Besar. Akhir dari kisah yang tidak dapat dielakkan ini terbentang di dalam darah dan air mata serta kesukaran. Itu merupakan hal yang luar biasa bahwa di dalam Kitab ini, yaitu kitab Wahyu dari pasal 6 hingga pasal 19, digambarkan kepada kita tentang hukuman Allah yang mengerikan yang akan menjadi akhir dari kisah manusia.

Dan, kita sedang bergerak melalui momen yang tragis itu. Ketika saya masih anak-anak, beberapa tahun yang lampau, setiap pengkhotbah yang saya dengar merupakan seorang postmillenialis. Hampir keseluruhan dari mereka.

Saya tidak pernah mendengar orang yang bukan postmillenilais. Mereka memiliki keyakinan bahwa mereka akan memberitakan injil di dalam Kerajaan Allah. Dengan kemampuan manusia mereka dan dengan sokongan dari mimbar, mereka memberitakan Injil akan keluar dari sejarah, gigi dan cakar akan disingkirkan dari harimau.  

Seorang postmillenialis—pendahulu saya di dalam mimbar ini adalah seorang postmillenialis. Pendiri yang terpelajar dan yang terkemuka dari Seminari kita di Forth Worth adalah seorang pendukung utama postmillenialis. Mereka semua adalah postmillenialis. Dengan usaha kita dan dengan pemberitaan injil, kita akan menyelamatkan yang terhilang dan menyelamatkan dunia dan membawa kedamaian serta kemakmuran universal.

Saudara yang terkasih, tidak ada lagi seorang postmillenialis yang hidup di dunia pada masa ini, tidak ada satu pun.

Jika ada seseorang, dari mana saja yang berdiri dan berkata, dengan kemapuan manusia kita, dengan pemberitaan kita, dengan program kita, kita akan membawa ke dalam Kerajaan Allah, maka anda akan berpikir bahwa orang itu telah kehilangan keseimbangannya. Dia tidak akan waspada akan dunia ini.

Apa yang telah terjadi? Di dalam masa hidup saya, terjadi Perang Dunia I. Dan yang sama hebatnya perang itu, kemudian terjadi Perang Dunia II, dimana 18.000.000 orang kehilangan nyawa mereka.

Dan tidak hanya di dalam masa yang telah berlalu itu—lautan api dunia yang mengerikan itu, bagaimana dengan Timur Tengah? Tidak ada sebuah tanda, tidak ada sebuah janji, tidak ada sebuah sinar harapan perdamaian di antara bangsa-bangsa yang terdapat di Timur Tengah. Tempat itu secara konstan dipenuhi dengan kisah kebencian antara satu dengan yang lain yang berada dibawah perang.   

Dan kita semua menyadari bahwa bangsa-bangsa sedang menimbun benda-benda mengerikan yang dapat menyebabkan kehacuran dan pemusnahan masal : Bom atom dan bom hydrogen. Dan kita sedang menjelajahi angkasa untuk mampu menjatuhkan kematian dan api dari langit mereka sendiri.

Dan bukankah anda berpikir sebaliknya. Tidak ada pernah sebuah masa di dunia bahwa instrument kematian dan kehancuran ditemukan untuk kedamaian tetapi hal itu telah digunakan untuk pemusnahan umat manusia.

Itulah sebabnya mengapa anda memiliki Hadiah Nobel, seperti yang anda tahu bahwa saya telah menjelaskan hal itu. Alfred Nobel, ketika dia menemukan TNT, dinamit, Nobel berkata kepada dunia, “Kemampuannya dalam menghancurkan sangat mengerikan, manusia tidak akan pernah menggunakannya untuk melawan satu sama lain dan kita akan memiliki kedamaian yang universal.” Kemudian dia mendirikan badan yang memberikan Hadiah Nobel Perdamaian.

Pertama kali TNT dan dinamit digunakan dalam perang, untuk saling menghancurkan satu sama lain. Dan kejadian itu akan sama dengan bom-bom yang mengerikan ini.

Pertama kali saya mendengar kengerian bom itu adalah ketika kisah sejarah datang dari Hirosima Jepang, dimana bom itu dijatuhkan di atasnya. Tidak lama setelah itu, saya berdiri di sana, di pusat kota itu, dimana bom itu tepat dijatuhkan, dan saya melihat kehancuran yang sangat luas sejauh yang saya pandang. Dan saya mengunjungi rumah sakit-rumah sakit, dan melihat korban yang terbakar, orang-orang yang bertahan hidup di dalam bencana besar itu. Dan bom itu hanyalah sebuah petasan jika dibandingkan dengan  senjata penghancur yang telah dihasilkan pada misil-misil sekarang ini.   

Allah berfirman bahwa akhir zaman ini akan berada dalam sebuah Masa Kesusahan Besar. Dan kita melihat untuk pertama kalinya dalam sejarah manusia penyebaran dari Komunis yang ateistik. Di dalam masa hidup anda ini adalah pertama kalinya dimana sebuah pemerintahan menetapkan secara terbuka bahwa mereka adalah anti Allah.

Tidak ada seorang Roma yang akan pergi berperang sebelum dia mengambil hati dewa-dewa. Dan tidak ada seorang Yunani yang akan pergi berperang sebelum dia berlutut di hadapan Oracle di Delphi. Tetapi orang-orang ini tidak mengenal dewa dan tidak menyebutkan nama tuhan mana pun. Mereka secara resmi adalah orang-orang yang  anti-Tuhan, anti-Kristus, anti-orang Kristen, anti-Alkitab, anti segala hal yang kita yakini di dalam iman dan di dalam Tuhan.

Seandainya di sana ada sebuah hari keselamatan, maka Allahlah yang campur tangan. Allah yang telah melakukannya.

Kita tidak berdaya di hadapan orang banyak yang berbaris melawan iman dan melawan Tuhan kita. Allah yang campur tangan.

Minggu yang lalu, saya membaca sebuah buku yang berjudul The Persecutor.  Ini adalah sebuah kisah dari seorang anak muda yang bernama Sergei Kourdakov. 

Dia merupakan kepala dari Perserikatan Pemuda Komunis di propinsinya. Dia adalah seorang kader di Akademi Angkatan laut Rusia. Dia merupakan seorang komunis yang sangat semangat, dinamis dan berbakat.

Dan polisi Rusia menyuruh dia keluar dan meminta dia untuk memilih 12 orang pemuda seperti dia. Dan mereka diberi tugas untuk mencari dan menemukan gerakan bawah tanah dari orang-orang percaya kepada Kristus dan menghancurkan mereka di Rusia.

Dan orang muda itu menerima. Dia kemudian menjadi sebuah bagian dari polisi rahasia. Dan memilih selusin orang lain yang sama brutalnya seperti dia. Mereka akan menguber-uber dan menemukan orang-orang percaya itu dan memanggil mereka. Orang-orang percaya yang secara rahasia berkumpul dan berdoa dan membaca Kitab Allah serta bernyanyi.

Mereka memiliki klub, pentungan besi yang berat dan ditutupi dengan karet yang keras. Dan ketika mereka masuk ke dalam sebuah rumah yang sederhana di mana orang yang percaya, yang berseru kepada nama Yesus, mereka akan memasukkannya ke dalam sebuah ruangan kecil yang berdarah dimana tidak ada suara seorangpun selain dari  tangisan dan air mata serta isakan dari orang-orang yang sekarat . 

Pemuda itu memimpin lebih dari 150 penggebrekan seperti itu di Rusia, menyembelih, memukuli hingga mati orang-orang yang percaya yang berseru kepada nama Tuhan. Dan salah satu dari antara mereka adalah seorang wanita tua yang menghadap dinding dari pondok yang sederhana, dan sedang berlutut dalam doa. Dan dia meraih pentungannya untuk membelah tengkorak perempuan itu menjadi dua bagian. Tetapi dari rasa penasarannya, dia mendengarkan, untuk melihat apa yang sedang dia doakan.

Wanita itu tidak berdoa untuk dirinya sendiri. Wanita itu berdoa untuknya. Hal itu menarik perhatiannya. Kemudian marah dengan hebatnya. Inilah dia, kepala dari Perserikatan Pemuda Komunis di propinsinya dan pemimpin dari kadet di Angkatan laut Rusia. Dan hal itu membuatnya geram.  

Dan dia meraih pentungannya dan diarahkan  untuk membunuh wanita tua yang malang itu. Dan ketika dia melakukannya, sebuah tangan menangkap pergelangan tangannya dan melekatkannya pada besi itu.

Dia berpikir bahwa ada seorang Kristen yang berada dibelakangnya dan menyerang dia. Dan dia berpaling untuk menggunakan pentung lain bagi penyerangnya. Tetapi ketika dia berpaling, tidak ada seorang pun di sana.

Tidak ada seorang pun yang di sana, dan kemudian tangannya tetap melekat pada besi itu, dan sejauh itu sangat menyakitkan baginya. Maka dia menurunkan tangannya.

Dan untuk pertama kalinya, airmata membanjiri wajahnya. Dia selalu membanggakan dirinya sendiri. Dia tidak pernah menangis. Itu adalah kelemahan. Dan dia mendapati dirinya banjir dengan air mata.

Dia pergi ke atas sebuah perahu, berenang untuk mencapai pantai Kanada, dan dengan mengelilingi Kanada dan Amerika, dia mulai berbicara tentang orang-orang percaya di Rusia.

Saya bersyukur kepada Allah karena saya mengetahui hal itu. Saya telah mengundangnya ke mimbar ini, ke tempat ini. Saya bersyukur kepada Allah, karena saya mengetahui hal itu.

Sebuah peluru pembunuh dari polisi rahasia Rusia telah membunuh dia di jalanan salah kota Amerika, pemuda yang berusia 21 tahun. Tetapi campur tangan Allah di sorga adalah sebuah tanda dan sebuah figur dari janji dan sebuah simbol dari apa yang akan dilakukan oleh Allah di akhir zaman.   

Di tengah-tengah pencobaan yang mengerikan itu, yang akan dihadapai oleh dunia, Allah akan campur tangan. Umatnya akan diangkat ke angkasa untuk bertemu dengan Yesus, yang datang kembali. Dari tragedi akan menjadi kemenangan, dari keputusasaan dan kematian akan ada pembebasan.

Yesus akan datang. Kita akan diangkat untuk bertemu dengan Yesus di angkasa. Kita akan duduk bersama dengan Juruselamat kita di perjamuan kawin Anak Domba. Dan akhirnya, kita akan melihat kota yang suci, rumah kita, yang turun dari Allah, dari sorga, di mana Yesus sekarang sedang menyiapkan sebuah tempat bagi kita.

 

Di kota yang cemerlang itu,

Kota mutiara yang putih,

Aku memiliki sebuah rumah besar

Dan harpa serta sebuah mahkota.

Sekarang aku sedang menunggu,

Dengan penuh rindu dan melihat,

Atas kota yang cemerlang itu

Yang akan segera turun

Yang akan penuh nilai

Ketika kita bertemu Yesus.

Semua kesukaran hidup

Akan terlihat sangat kecil

Ketika kita bertemu Yesus

Seseorang yang melihat wajahnya yang mulia

Semua duka akan dihapus

Mari kita menjalani perlombaan ini

Hingga kita bertemu Yesus.

Dari tragedi, perselisihan kita

Dan dari kematian dan keputusasaan

Bayangan dari Tuhan kita yang hidup.

 

Oh, betapa merupakan iman yan luar biasa dan injil yang luar biasa serta pesan yang sungguh mulia!

Sekarang, bolehkan kita berdoa bersama-sama?

 

 

Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.