UNTUK IBU-IBU YANG ADA DI SORGA

(FOR WHOSE MOTHERS ARE IN HEAVEN)

 

Dr. W. A. Criswell

 

05-14-67

Yohanes 14:1-3

 

DR. CRISWELL: Sekarang, saat diaken kita  berlutut dan ketika kita juga ikut berlutut, anda diundang untuk datang dan untuk berlutut bersama dengan kami, anda boleh mengambil tempat di sini, di tangga ini dan di bangku depan. Jika anda senang untuk datang dan meminta Tuhan untuk bersama dengan kita, anda juga boleh mengambil tempat di sini. Dan setelah doa pujian, Diaken Walter Frazier akan memimpin kita di dalam permohonan itu.

DIAKEN FRAZIER: Bapa kami yang di sorga, kami mengganggap sebagai sebuah keistimewaan untuk berada di rumahMu pada pagi hari ini untuk menyembah Engkau. Tolong kami untuk tidak melupakan pernyataan Pemazmur bahwa adalah baik untuk masuk ke dalam rumah Tuhan. Dan kami senang untuk melakukan hal itu pada hari Minggu. 

Tuhan, tolong kami pada pagi hari ini, saat kami berusaha untuk menyembah Engkau, untuk menyingkirkan segala sesuatu agar keluar dari hati dan pikiran kami, hal-hal yang dapat mengganggu kami dalam menyembah Engkau di dalam roh dan kebenaran. Dan jika ada orang yang berada di sini pada pagi hari ini yang tidak mengenal Engkau, kami minta kepadaMu untuk meyakinkan hati mereka, bahwa mereka dapat belajar untuk mengenal Engkau dalam ibadah ini. Berkatilah pendeta kami pada pagi hari ini saat dia menyampaikan khotbah.

Tolong kami untuk menjadi orang yang rendah hati ketika kami mendengarkannya, dan tolong kami untuk selalu berada di dalam kehendakMu. Kami memohon di dalam nama Yesus, Amin.

SPEAKER: Himne 483 merupakan himne kita yang pertama pada hari ini. Kita akan menyanyikan baris 1, 2, 3 dan 4—seluruh bait dari himne 483 yang berjudul,  “Ketika Kita Semua Berada Di Sorga.”

 (Sebuah himne telah dinyanyikan).

SPEAKER: Selamat pagi, dan kami mengucapkan selamat datang bagi anda semua pada ibadah Hari Ibu ini di Gereja First Baptist kita. Kami senang anda semua dapat berada di sini. Dan kami tahu bahwa ada banyak ibu, banyak anggota keluarga yang mengunjungi kami, dan ini juga sangat menyenangkan hati kami. Kita memiliki begitu banyak pengunjung pada ibadah awal ini. Bolehkah saya meminta, jika anda bukan seorang pengunjung tetap, atau bukan anggota gereja ini, tetapi yang berkunjung kemari pada hari ini, maukah anda berdiri untuk sejenak?   

Semua pengunjung kami—permintaan saya! Bolehkah anda tetap berdiri sejenak hingga para penyambut tamu kami memberikan kepada anda kartu ucapan selamat datang yang berisi kata-kata sambutan selamat datang mereka. 

Dan, di belakang auditorium kita, saya tahu bahwa ada sekelompok besar anak muda. Mereka berasal dari Claude, Texas, kelas senior. Dugaan saya, mereka berada di sini untuk sebuah perjalanan. Dan Mr. Bill Brents adalah superintenden mereka. Saya yakin hal itu benar. Kami menyambut anda semua, orang-orang muda.   

Dr. Andrew White, saya melihat anda berada di sini, di suatu tempat. Dimanakah anda? Oh, rupanya anda berada di sana, yang merupakan Elia kita pada malam ini, di dalam perkenalan kita.  Dr. White berasal dari  Baylor University School of Music.  Dan kami sangat senang bahwa anda berada bersama dengan kami pada saat ini.

Sekarang, ketika anda menerima kartu pengunjung, silahkan mengisi di bagian pengunjung dari kartu itu. Letakkan di tempat persembahan, dan pita merah, silahkan kenakan di pakaian anda. Kami ingin menjabat tangan anda secara pribadi ketika ibadah ini selesai. Dan hal ini akan memberi identitas kepada anda jika anda melakukan hal itu. Kami ingin supaya anda tetap datang kembali.

Anda melihat rangkaian bunga-bunga yang manis yang berada di ruangan ini, mereka merupakan tanda penghormatan dan peringatan terhadap seseorang yang dikasihi. Dan anda menemukan catatan itu di dalam bulletin kita. 

Di dalam menghormati  Lutie A. Brown pada ulang tahunnya yang ke sembilan puluh, yang diberikan oleh putri-putrinya dan cucu-cucunya serta cucu buyut—Nyonya Brown berada di depan ini, terberkatilah anda. 

Dan, untuk menghormati, Nyonya J. W. Embry, yang diberikan oleh putrinya,  Myrtle.  Dan kedua orang terkasih ini berada di sebuah rumah sakit: Rumah Sakit Baylor. Nyonya Embry merupakan ibu kita yang paling tua, yang diberikan penghormatan pada tahun lalu, dan dia merupakan seorang pribadi yang sangat menyenangkan.

Untuk menghormati Tuan dan  Nyonya Jimmy Jackson di ulang tahun perkawinan mereka yang ketiga puluh tujuh, diberikan oleh putri mereka serta menantu laki-laki mereka, Tuan dan Nyonya Carl Nixon. 

Saya yakin Jimmy Jacksons berada bersama dengan kita pada hari ini. 

Mereka tidak datang. Mereka tidak berada di sini. Ini merupakan sebuah hari yang istimewa karena tiga puluh tujuh tahun yang lalu, pada hari minggu, Dr. Truett menikahkan mereka di Coleman Hall, dan keluarga berharap mereka berada di sini. 

Untuk menghormati dan mengenang ibu mereka, diberikan oleh anggota Badan Junior.

Dan kemudian, untuk mengenang ibu kita, Nyonya Johnny North, dan diberikan oleh keluarga, seperti yang anda usulkan.

Allah memberkati anda atas bantuan anda dalam mengingatkan kami untuk mengenang dan menghormati orang-orang yang terkasih ini dan semua ibu sebagaimana bunga-bunga ini didedikasikan untuk semua ibu pada hari ini.

Sekolah Minggu kita telah memiliki pengunjung sebanyak 4,201—4,201.  Misi kita memiliki 4,500. Dan di pusat kota Dallas, di Gereja First Baptist, kita memiliki  3,751 di Sekolah Minggu. 

Sekarang, bersama dengan latar belakang yang dibalik saya, seperti yang anda lihat di podium, saya tidak perlu untuk mengingatkan anda bahwa malam ini ada pagelaran drama dari Mendelssohn's oratorio, yang berjudul  “Elia,” dibawah penyutradaraan Leroy Till, Mrs. Jeffers, dan Paduan Suara Gereja. Dan kita tahu bahwa banyak dari anda, atau mungkin anda semua akan berada di sini dengan lebih awal.

Tetapi bolehkah saya ingatkan bahwa besok malam juga, pagelaran drama akan diadakan di auditorium ini pada pukul delapan malam. Pukul delapan besok malam, pagelaran drama “Elia.”

Bagi anda yang sedang mendengarkan melalui siaran radio, banyak dari anda datang dari berbagai negara bagian, dan di sekitar kota ini, untuk menyaksikan pagelaran ini. Dan anda dapat datang kembali pada besok malam jika anda menyukainya. Itu akan menjadi sebuah kesempatan yang bernilai.

Berdoalah untuk Mr. Till, Mrs. Jeffers dan paduan suara sebagaimana mereka mempersiapkannya dalam doa untuk pagelaran ini. Doa mereka adalah agar pesan dari drama itu akan menyentuh hati seseorang untuk datang kepada Yesus pada malam ini. Anda dapat juga berdoa bersama dengan mereka. Dan saya tahu bahwa Allah akan memberkati.

Karena Coleman Hall akan digunakan untuk peralatan rias dan kostum mereka,  maka tidak akan ada pelayanan snack malam di tempat ini. Dan orang dewasa kita sedang dalam pelatihan, kampus seminari kita sedang libur, termasuk studi Alkitab Nyonya White di Kapel Swallow tidak akan mengadakan pertemuan malam ini karena persiapan dari drama “Elia.” Dan saya tahu bahwa anda akan dapat memahami hal itu. 

Saat ini, pendeta telah memberikan keistimewaan yang luar biasa kepada saya untuk menerima ibu-ibu kita yang paling tua yang berada di sini. Di dalam ibadah kita, ini merupakan tradisi kita di hari ibu. Jadi saya akan bertanya kepada para ibu itu, dan dari manakah saya akan memulainya? Para ibu yang berusia 70 tahun keatas, maukah anda berdiri? Dan kita akan mulai beranjak dari sana.

Inilah semua ibu kita yang berusia lebih dari 70 tahun keatas. Bukankah sangat luar biasa? Sekarang, bagi para ibu, maukah anda tetap berdiri untuk sejenak.

Baiklah. Sekarang jika anda berusia lebih dari 80 tahun keatas, anda dipersilahkan untuk tetap berdiri dan yang lainnya boleh tetap duduk, kecuali yang berusia 80 tahun keatas. Anda dapat memperhatikannya untuk sejenak.

Sekarang, bagaimana dengan yang berusia 85 keatas? Anda dipersilahkan tetap berdiri, anda yang berusia 85 tahun keatas.

Baiklah. Bagaimana dengan yang berusia 90 tahun keatas? Anda diminta untuk tetap berdiri. Yang lainnya boleh duduk, kecuali yang berusia 90 tahun keatas.

Baiklah, sekarang yang berusia 91 tahun keatas anda diminta untuk tetap berdiri?

Baiklah Nyonya Ball, sekarang yang berusia 92 tahun keatas?

Sembilan puluh tiga? Baiklah. Anda berada di situ rupanya: 92 tahun. Nyonya Ball, anda berada di sana. Dimanakah Badan Junior penolong?

R. J., baiklah. Jika anda dapat pergi dan menemani Nyonya Ball untuk maju ke depan sini. Sekarang dia telah berada di depan, dan Nyanyo Ball silahkan berdiri kembali. 

Terberkatilah hati anda. Dia telah memiliki sebuah anggrek. Apa yang kita lakukan, melekatkan bunga ini di bagian yang lainnya?

Martha, maukah anda menolong saya untuk melakukannya? Martha Branham untuk menolong saya dalam mempersembahkan anggrek putih yang indah ini kepada Nyonya Ella Ball, ibu kita yang paling tua pada hari ini. Hal itu akan selaras dengan anggrek anda yang berada di sisi yang lainnya. Dia telah memiliki sebuah anggrek sebelumnya, jadi seperti yang anda tahu, dia tidak lagi mendapat ciuman, karena itu hanya dilakukan pada sematan anggrek  yang pertama. 

Terima kasih, Nyonya Ball.  Leroy. 

SPEAKER: Dan kami mengucapkan selamat kepada anda Nyonya Ball, yang telah berusia 92 thn. Kami sangat bersukacita atas anda dan semua ibu pada hari ini. 

Sembilan puluh empat? Dia berusia 94? Benarkah itu? Selamat. Saya tahu bahwa anda telah memiliki sebuah kekayaan, kepenuhan hidup. Dan kami mengucapkan selamat kepada anda pada Hari Ibu ini.

Saya sangat menghargai asisten pendeta kita yang menyebutkan fakta bahwa kita akan mengadakan pagelaran Drama “Elia” pada malam ini. Dan kita sangat serius  untuk meminta doa anda untuk malam ini. Dr. White kita telah mengadakan latihan sekitar enam atau tujuh jam kemarin sore.

Anda tahu, Elia berdoa untuk hujan. Jadi, kita melakukan hal itu kemarin beberapa kali. Hal itu akan sangat efektif, bukankah begitu?

Kami sangat berharap bahwa anda akan mengingat peagelaran itu akan dimulai pada pukul tujuh tiga puluh di auditorium ini. Malam ini pada pukul tujuh tiga puluh dan besok malam, senin malam, kita akan mulai pada pukul delapan. Kami berharap bahwa anda akan hadir di sini dan anda akan mengundang teman anda untuk datang ke mari. 

Sekarang kita menyanyikan pujian kita dari himne 485. Dan saat anda mencari himne itu, yang berjudul, “O That Will Be Glory,” bolehkah saya mengambil sedikit kesempatan untuk memperkenalkan kepada anda pemain harpa kita yaitu : Nyonya Richard Roach?  Kita sangat menghargai permainannya di dalam ibadah ini.

Dan kemudian, di dalam ibadah selanjutnya, Nyonya Hoke Branham akan membawakan musik khusus bagi kita. Dan dia akan ditemani oleh  Nyonya Richard Roach pada harpa dan Dr. William R. Hanson pada organ.  

Sekarang maukah anda bergabung bersama dengan kami untuk menyanyikan dua baris pertama dari Himne 485, “O That Will Be Glory.”  Dan mari kita berdiri bersama-sama saat kita menyanyikan pujian ini.  

 (Himne telah dinyanyikan.)

SPEAKER: Pembacaan Kitab Suci kita pada pagi hari ini diambil dari dua bagian yang terdapat di dalam Kitab Wahyu. Bagian pertama kita ambil dari Wahyu pasal dua puluh satu ayat 1 hingga ayat 6, dan kemudian bagian yang kedua berasal dari Kitab Wahyu pasal dua puluh dua ayat 1 hingga ayat 5.

Jika anda melihat bahwa tetangga anda tidak memiliki Alkitab pagi ini, anda boleh berbagi dengan dia, sehingga kita dapat membacanya bersama-sama. Dan bagi anda semua yang bergabung dalam ibadah ini melalui siaran radio maupun siaran televisi, kami undang anda untuk membuka Alkitab anda dari dua bagian Kitab Wahyu dan membacanya bersama-sama dengan kami.

Bolehkah kita berdiri untuk membacanya? Kitab Wahyu pasal 21 ayat 1 hingga 6, mari kita baca bersama-sama :

Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan lautpun tidak ada lagi.

Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.

Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: "Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka.

Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi ; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu."

Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: "Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!" Dan firman-Nya: "Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar."

Firman-Nya lagi kepadaku: "Semuanya telah terjadi. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir. Orang yang haus akan Kuberi minum dengan cuma-cuma dari mata air kehidupan.

Dan sekarang kita akan membaca di dalam pasal 22, ayat 1 hingga ayat 5, mari kita baca bersama-sama:

Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu.

Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang-menyeberang sungai itu, ada pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali; dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa.

Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya,

Dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka.

Dan malam tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka, dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.

Semoga Allah menambahkan kekayaaanNya di dalam pembacaan FirmanNya. 

Sekarang maukah anda menundukkan kepala anda ketika kita berhenti sejenak dan berdoa untuk persembahan kita?

Bapa kami, pagi ini kami sungguh-sungguh bersyukur atas doa yang istimewa ini. Kami tahu bahwa setiap waktu, uang selalu disebutkan, bahwa kami harus berhati-hati. Ya, Tuhan, tolong kami pada pagi hari ini, untuk datang dengan sebuah kemurnian hati.

Jika Engkau telah memberikan kami uang, untuk memegangnya dengan ringan. Ajar kami pada pagi hari ini untuk memberi dengan sukacita. Dan tolong kami, diatas semuanya, untuk mencari kekayaan yang sebenarnya. Dan itu adalah sebuah hati yang murni dan sebuah hidup yang melayani Yesus Kristus. Di dalam nama Yesus kami berdoa, Amin.

 (Selingan musik.)

DR. CRISWELL: Dan terima kasih Martha. Saya tidak tahu mengapa saya melakukan hal ini. Pengalaman selalu hidup melalui setiap suku kata, setiap saat. Saya berharap itu adalah sebuah bagian dari pengalaman hidup orang Kristen dan pengharapan orang Kristen. Dan jika saya mengasihi Tuhan, ini adalah sebuah bagian dari ketaatan itu.

Sekitar seminggu setelah Hari Ibu yang terakhir, ibu saya meninggal dunia. Saya tidak pernah membicarakan hal itu. Dan setelah ibadah ini, saya tidak akan membicarakannya lagi. Tetapi, saya umumkan kepada anda, dan saya telah menyampaikan hal itu beberapa kali, bahwa pada ibadah Hari Ibu ini, saya akan mengingat kembali pengalaman itu.

Semuanya dimulai ketika saya menjadi pendeta di Muskogee, Oklahoma, sebelum saya menjadi pendeta di gereja Dallas ini. Saya menerima sebuah surat dari ibu saya. Dan dia berkata, “Ayah kamu sudah terlalu tua untuk bekerja lagi. Dan kami telah memutuskan untuk menjual rumah kami. Dan kami akan pensiun dan pindah ke California.”

Saya menerima surat itu pada hari sabtu. Pada keesokan harinya, di hari minggu, di pertemuan departemen Sekolah Minggu, salah satu misionaris Wicliff, dan saat itu  gereja kami sedang dikunjungi oleh sekitar 3000 orang. Mereka merupakan anggota dari Sekolah Linguistik Musim Panas. Setiap musim panas mereka mengadakan pertemuan di Universitas Oklahoma. Tetapi Angkatan Laut Amerika—dan ini terjadi sebelum perang dunia—telah mengosongkan universitas itu. Dan Sekolah Linguistik Musim Panas itu pindah ke Akademi Bacone, sebuah akademi Indian yang terdapat di Muskogee, dan mereka sedang mengunjungi gereja kami.

Pagi itu, di salah satu gedung departemen sekolah Minggu, seorang misionaris Wicliff menggambar sebuah lukisan di papan tulis kapur. Saya telah melihat papan itu sebelumnya, tetapi saya tidak pernah melihat gambar itu sebelumnya. Di bagian kiri lukisan itu terdapat sebuah rumah tua. Dan di depannya, ada sebuah tanda “Dijual.” Kemudian jalan yang berada di samping rumah itu dilukis menuju puncak bukit. Dan di puncak bukit itu berdiri seorang laki-laki tua serta seorang wanita tua dibalik kota Allah yang mulia.

Dan saat seniman melukis lukisan itu, untuk pertama kalinya—dan saya telah mendengar hal itu beberapa kali—tetapi untuk pertama kalinya salah satu misionaris Wicliff itu menyanyikan lagu ini, saat lukisan itu sedang dilukis: 

 

Dan dapat kita warnai dengan tinta yang sepenuh lautan

Dan  langit

Yang menjadi perkamen

Dari sebuah pena yang ada di seluruh bumi

            Dan setiap manusia

Yang berasal dari mana pun

Untuk menulis di atas kasih Allah

Akan mengalir ke samudera yang kering

Bahkan gulungan –gulungan

            Akan tercakup seluruhnya

Yang dibentangkan dari ujung langit ke ujung langit

Oh kasih dari Allah

Betapa kaya dan murni

Betapa penuh nilai dan kekuatan!

Yang akan abadi sampai selama-lamanya

Nyanyian orang suci dan para malaikat

 

Dan setelah menerima surat dari ibu saya sehari sebelumnya, dan saat saya melihat lukisan itu dan mendengar lagu itu, saya tidak pernah berpikir bahwa saya menangis dengan sedalam-dalamnya di hidup saya—dan dibaliknya, kota Allah yang mulia itu, terdapat istana dan menara dan kubah.

Dan tidak lama sesudah itu, ayah saya meninggal di California. Saya telah menjadi pendeta selama 20 tahun. Hal itu terjadi, ketika dia meninggal, saya telah menjadi pendeta di sini.

Saya tidak dapat memberitahu anda seberapa banyak saya telah memimpin ibadah pemakaman. 

Saya telah memulai pelayanan ini semenjak saya berusia 17 tahun. Dan selama 20 tahun lebih, saya telah melayani ibadah penguburan yang tidak terhitung banyaknya. Tetapi ketika saya pergi ke ibadah pemakaman ayah saya, dan ibu saya menggandeng tangan saya, hal itu sepertinya saya tidak pernah berada dalam sebuah ibadah pemakaman sebelumnya.

Hal itu sangat berbeda. Sangat asing. Sesuatu yang baru bagi saya, sepertinya tidak biasa bagi saya, dengan pikiran bahwa itu merupakan sebuah ibadah yang pertama kali saya hadiri di dalam hidup saya.

Saya tidak memahami hal itu. Selama kedukaan dan air mata serta kematian berada di keluarga orang lain atau di dalam anggota keluarga lain, kita dapat bersimpati dan mengerti. 

Tetapi ketika itu datang ke rumah anda dan keluarga anda, hal itu berada di sebuah dunia yang berbeda. 

Kemudian, sebagaimana waktu terus berlalu, ibu saya menderita lumpuh, dan selama bertahun-tahun dia terbaring lemah tak berdaya. Saya tidak dapat menggambarkan betapa hancurnya hati, ketika melihat seseorang yang anda kasihi, tetapi anda tidak tahu apa yang harus anda lakukan untuk menolongnya.

Hari-hari berganti menjadi bulan, dan bulan berganti tahun. Dan mereka berbaring di sana, atau duduk di sana, atau tinggal di sana dan menderita lumpuh total. Kedukaan tidak dapat membantu, tidak ada yang dapat dilakukan oleh dokter, tidak ada yang dapat dilakukan oleh seorang perawat yang baik hati, tidak ada yang dapat dilakukan oleh sahabat-sahabat—itu merupakan sesuatu yang sulit untuk digambarkan.

Dan orang-orang kita hidup di dalam hal itu sepanjang waktu. Ada begitu banyak orang yang berada di sini pada pagi hari ini, yang sedang mendengarkan radio atau yang menyaksikan ibadah ini melalui siaran televisi, yang tinggal di dalam kesedihan itu, dunia yang sedih. Oh, hati yang hancur dan rasa sakit yang sulit untuk dilukiskan.

Ketika saya akan pergi menjenguk ibu saya, dan memandangnya seperti itu, dibutuhkan beberapa minggu bagi saya untuk mengangkat roh saya. Kemudian pada suatu hari dia tertidur di dalam Tuhan. Dan ketika hari itu datang, saya menerima begitu banyak kebaikan dan simpati dari jemaat kita; saya menerima begitu banyak telegram dan surat-surat.

Itu merupakan sesuatu yang keras dan kasar, yang tampak dari luar. Tetapi dibawahnya, ada sebuah kebaikan dan sebuah simpati dari orang-orang yang setinggi sorga dan sedalam hidup itu sendiri.

Telegram pertama yang saya terima berasal dari sebuah gereja yang dialamatkan kepada saya, dan bunyinya adalah “Gereja kami yang terkasih bersukacita di dalam penobatan ibu anda yang kudus dan penuh kasih. Semoga Tuhan memberkati anda.”

Dan dari surat yang begitu banyak itu datanglah sebuah syair:

 

Setiap kenangan dari ibumu,

Pemikirannya yang berarti begitu banyak,

Hal-hal itu akan menjadi hartamu selamanya

Hal-hal yang tidak dapat disentuh oleh waktu,

Dan mungkin beberapa diantaranya menjadi hal yang membuat nyaman saat ini

Untuk engkau ketahui sebaik mungkin

Bahwa kepedulian orang lain dan simpati mereka

Lebih jauh daripada yang dapat diungkapkan kata-kata

Dan lagi,

Itu akan menolong suatu waktu

Sekalipun kehilanganmu terlalu berat untuk ditanggung

Untuk mengetahui bahwa engkau memiliki banyak sahabat

Yang mengerti dan peduli

Hingga kamu dapat menemukan sedikit kelegaan

Di dalam pemikiran orang lain itu juga

Tahu, betapa dalamnya kedukaanmu itu semestinya

Dan bersimpati bersama dengan engkau.

 

Kebaikan dari orang-orang merupakan pengalaman baru yang lain bagi saya. Saya tinggal dalam sebuah dunia kematian, pemakaman. Itu merupakan sesuatu yang asing. Sebagai contoh, bunga-bunga yang dibawa orang-orang, di dalamnya begitu banyak kenangan dan sukacita. Bunga-bunga—saya memandangi mereka. Mereka merupakan pemakaman bagi saya. Saya dapat mencium sekuntum bunga, dan semua suasana pemakaman kembali ke atas saya.

Saya tinggal dalam sebuah dunia yang seperti itu. Saya secara rutin berdoa bersama dengan seseorang, membesarkan hati seseorang, mengunjungi seseorang, berusaha menolong melalui sebuah masa yang sulit.

Tetapi, untuk menolong, untuk bersimpati, untuk dikenang, merupakan sebuah pengalaman baru bagi saya. Dan betapa mulianya hal itu. 

Oh, ambillah waktu untuk beberapa orang lain juga. Lakukanlah hal itu. Oh, kita sibuk, saya tahu. Tetapi itu merupakan sebuah kelemahan umum dari bagian kita bahwa kita tidak mengingat dan mengambil waktu. Lakukanlah hal itu.

Ketika saya menghadiri ibadah pemakaman ibu saya di Forest Lawn, di San Fernando Valley, di California, yang diadakan di sebuah kapel yang kecil, sebuah gereja kecil yang disebut Wee Kirk O' the Heather—the Wee Kirk O' the Heather, berasal dari kehidupan Skotlandia, dimana Anna Lowery beribadah 250 tahun yang lalu. 

Saya sangat terkejut terhadap semua hal yang saya lihat. Saya sangat terkejut terhadap jumlah dari hadiah bunga itu. Saya tidak berharap akan hal itu. Saya sangat terkejut atas orang-orang yang hadir dalam ibadah itu. Saya tidak mengharapkan hal itu sebelumnya.

Salah satu diaken terbaik kita dan anak menantunya mengadakan perjalanan ke California untuk berada di ibadah pemakaman itu. Saya melihat orang-orang yang hadir. Ayah dan Ibu saya merupakan orang-orang yang sederhana. Mereka tidak terkenal. Mereka hidup di dalam tempat yang sederhana dan hidup yang bersahaja. Dan semua hal itu mengejutkan saya.

Dan di dalam ibadah pemakaman itu sendiri: pendeta dari saudara laki-laki saya, seorang pelayan Baptis dari American Baptist Convention, memimpin ibadah itu. Dan dia membaca Kitab Suci, yang saya pikir lembaran-lembarannya membuat saya banyak mengucurkan air mata dibanding lembaran lain di Alkitab: “Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.

Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.

Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada. Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ."

Dan dia juga membaca Mazmur sembilan puluh, doa Musa, manusia Allah. seseorang bertanya, “Mengapa Mazmur itu begitu sedih?”

… Kami menghabiskan tahun-tahun seperti keluh.

Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap. 

Mengapa mazmur itu begitu sedih? Dan alasannya sangat jelas. Selama 40 tahun, Musa melihat prosesi pemakaman 300 kali dalam sehari.

Kemudian teks yang dia kutip selanjutnya adalah Mazmur 116 ayat 15, “Berharga di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihiNya.” Dan dia memiliki tiga poin di dalam khotbahnya.

Poin yang pertama: Berharga di mata Tuhan kehidupan dari orang-orang kudusNya.

Dan kemudian dia berbicara tentang apa artinya menjadi anak-anak Allah yang saleh bagi kita di dunia ini. Berharga di mata Tuhan kehidupan dari orang-orang kudusNya.  

Kemudian di poinnya yang kedua: Berharga di mata Tuhan kematian dari orang-orang yang dikasihiNya. Tuhan melihat atas tempat mereka dan kenangan mereka. Jika semua benih yang jatuh ke tanah atas penentuan Allah, maka betapa berharganya bagi Allah untuk melihat orang-orang yang kita kasihi tertidur di dalam Yesus? Berharga di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihiNya. 

Kemudian, dia memiliki poin ketiga yang sangat mengejutkan saya. Poinnya yang ketiga adalah: Berharga di mata Tuhan kehidupan orang-orang yang percaya yang saleh serta mendorong orang-orang kudus. Dan dia mendesak kita untuk mengingat yang tertinggal, untuk setia, dan di dalam dorongan itu bagi kita, untuk menjadi setia dan benar terhadap warisan yang telah kita terima dari orang tua Kristen kita, dan di dalam dorongan itu, agar kita selanjutnya mengikuti kesalehan dan komitmen Kristen dari orang tua kita.

Dia menutup dengan himne ini… 

Pasir yang telah dibasuh di dalam jejak kaki

Dari orang-orang asing di pantai Galilea

Dan suara yang mengatasi gelombang besar

Tidak akan terdengar lagi di Yudea.

Tetapi jalan setapak dari orang Galilea yang sendirian

Dengan sukacita, akan ku ikuti pada hari ini

Dan jaring-jaring yang keras dari jalan itu akan terlihat tak berarti

Ketika kita tiba di akhir jalan itu

Ada begitu banyak bukit untuk didaki

Aku sering mengeluh untuk beristirahat

Tetapi Dia yang menentukan jalanku tahu

Apa yang dibutuhkan dan yang terbaik

Aku tahu di dalam firmanNya Dia telah berjanji

Bahwa kekuatanku akan tetap bersamaku sepanjang hari-hariku

Dan jaring-jaring yang keras dari jalan itu akan terlihat tak berarti

Ketika kita tiba di akhir jalan itu

Ketika langkah lemah yang terakhir telah dicapai

Dan gerbang kota itu telah terlihat

Dan lagu yang indah dari para malaikat

Hanyut ke dalam telinga pendengaranku

Ketika sekarang semua hal itu kelihatan misterius bagiku

Akan menjadi jelas dan nyata seperti siang hari,

Dan jaring-jaring yang keras dari jalan itu akan terlihat tak berarti

Ketika kita tiba di akhir jalan itu

Dan dengan dorongan bagi kita itu,  yang harusnya itu untuk seterusnya, menjadi benar di dalam warisan orang tua Kristen kita, ibadah itu ditutup. Dan di Forest Lawn yang indah itu, di sisi bukit di mana ayah saya dimakamkan, di sana mereka memakamkan ibu saya.

Dan yang menjadi komitmen. Dia membaca kutipan Alkitab yang berbunyi, “Jawab Yesus: ‘Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya.”’

Dia meletakkan setangkai bunga di atas peti jenazah yang diturunkan ke dalam kuburan, dan diaken saya  memimpin doa ucapan syukur. Peristiwa ini menutup buku.  Ini adalah mata rantai akhir dari keluarga yang membesarkan saya.

Tidak ada apa pun lagi di sisi itu, di dalam rumah itu. Sekarang, merupakan sebuah iman dan sebuah janji dari sebuah pertemuan yang tidak terputuskan, pertemuan dari orang-orang tebusan Allah di dalam sorga. Seperti yang anda tahu, anda yang telah berada di Pemakaman Forest Lawn yang indah itu di California – seperti yang anda tahu, di atas tanah pemakaman yang luas itu ada sebuah bangunan yang sangat besar.

Dan di dalam bangunan itu terdapat lukisan yang terbesar di dunia. Itu adalah lukisan tentang penyaliban. Yang panjangnya sekitar seratus sembilan puluh lima kaki dan tingginya sekitar lima puluh lima kaki, dan dilukis secara mendetail tentang penyaliban Tuhan kita.

Kemudian mereka menambahkan lukisan hebat lainnya. Saya telah melihat penyaliban itu sebelumnya, tetapi mereka telah menambah lukisan lainnya, yang hampir sama besarnya. Itu adalah sebuah lukisan tentang kebangkitan dan tidak sama seperti lukisan lainnya yang pernah saya lihat di dalam hidup saya.

Kami pergi dari sisi pemakaman itu dan melihat lukisan tentang penyaliban itu, kemudian lukisan tentang kebangkitan itu. Disampingnya, agak kekiri sedikit terdapat sebuah lukisan makam yang kosong dan terbuka, dan tulisan, “Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?"

Sebuah kuburan yang kosong dan terbuka. Dan kemudian yang berdiri di atas bukit, di sisi dimana makam telah dipotong, berdirilah Yesus Kristus yang mulia, yang telah bangkit dari kematian.

Ketika dia berdiri disana, Dia menghadapi tahun-tahun dan abad-abad yang akan datang dan tanganNya direntangkan sebagaimana Dia melihat atas orang-orang kudus sepanjang masa, anak-anak yang telah menemukan hidup dan pengampunan serta kekekalan di dalam Dia.

Dan kemudian, sekali lagi, puncak-puncak menara dan menara-menara kecil dan kubah-kubah serta kastil-kastil dari kota Allah. Dan ketika ibadah pemakaman di kapel yang indah itu diakhiri, ibadah itu ditutup dengan lagu karya Handel yang berjudul, "Messiah,"

Dibangkitkan dari kematian,

Berjaya atas dosa dan maut,

Untuk berkuasa selama-lamanya.

Haleluya. Haleluya.

Untuk meratap, untuk menangis, dipenuhi dengan sebuah kesedihan yang tidak terlukiskan saat lingkaran keluarga kita terputus merupakan sisi dari kelemahan kemanusian kita. Tetapi untuk percaya dan untuk yakin teguh dan mengangkat wajah kita kepada kejayaan yang mulia bahwa Allah telah berjanji kepada kita di dalam Kristus yesus merupakan iman orang Kristen.

Itulah makna yang sesungguhnya. Bagi orang yang menemukan kesia-siaan dalam hidup selain dari pada malam dan kegelapan serta ketidakpercayaan dan keputusasaan adalah seorang kafir. Seorang ateis. Seorang sekularis. Seorang materialis.

Tetapi yang menemukan kemuliaan dalam hidup akan janji yang akan datang, yang akan menjangkau tahun-tahun pengembaraan kita dan yang menemukan kesimpulan akhir dalam kemuliaan, di dalam kehadiran Allah, merupakan seorang Kristen yang sejati.

"Jika kita mati dengan Dia, kita pun akan hidup dengan Dia. Jika kita bertekun, kita pun akan memerintah bersama dengan Dia.” Sekalipun kita hidup atau sekalipun kita mati, kita berada di dalam Dia. Inilah iman Kristen. Jadi di dalam Hari Ibu ini, sebuah penghormatan bagi kita bahwa ibu kita telah berada di sorga; bagi kita, ungkapan kasih dan pujian dan ucapan syukur dan kenangan. Allah memberkati kita selamanya atas setiap doa yang mereka panjatkan, setiap air mata yang mereka tumpahkan, setiap pengorbanan yang telah mereka buat, 

Dia selalu bersandar untuk mengawasi kita,

Khawatir jika kita terlambat

Di dalam musim dingin, dia mengawasi melalui jendela

Di musim panas, mengawasi dari gerbang

Dan sekalipun kita mengejek kelembutannya

Yang memiliki kepedulian yang bodoh

Jalan rumah yang panjang tampaknya lebih aman

Karena dia menunggu di sana

Pikirannya dipenuhi tentang kita

Dia tidak akan pernah melupakan

Dan kemudian aku berpikir dimanakah dia,

Dia pasti menunggu kemudian,

Menunggu hingga kita pulang kepadanya

Cemas jika kita terlambat

Mengamati dari jendela sorga

Bersandar dari gerbang sorga

Apakah anda percaya kita akan melihat ayah dan ibu kita yang telah meninggal di dalam Yesus? Apakah anda percaya bahwa kita akan melihat mereka kembali? Apakah anda percaya bahwa Kristus mampu untuk mengembalikan kepada kita orang-orang yang kita kasihi ini dan yang hilang untuk sementara waktu?

Apakah anda percaya kebangkitan dari kematian? Apakah anda percaya akan sorga? Apakah anda percaya bahwa suatu hari kita akan melihat Allah dan hidup? Apakah anda percaya bahwa suatu hari kita akan melihat Yesus? Percayakah anda?

Jika anda percaya, itulah artinya menjadi seorang Kristen " Saudara-saudara, inilah yang hendak kukatakan kepadamu….

Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah,

Dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah.

Karena yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa, dan yang dapat mati ini harus mengenakan yang tidak dapat mati.

Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: "Maut telah ditelan dalam kemenangan.

Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?"

Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat.

Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.

"Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.”

Pengharapan anda tidak sia-sia. Iman anda tidak sia-sia di dalam Tuhan. Dan jaring-jaring yang keras dari jalan itu akan terlihat tak berarti ketika kita tiba di akhir jalan itu.  

Himne permohonan kita adalah, “Di dalam Hal Manis Yang Akan Datang Segera”

Ada sebuah negeri yang lebih terang dari siang

Dan dengan iman kita dapat melihat dari jauh

Sebab Bapa menunggu atas jalan itu

Untuk mempersiapkan sebuah tempat kediaman di sana.

“Di dalam Hal Manis Yang datang Segera”

 

Dan ketika kita menyanyikan himne permohonan ini, sebuah keluarga dari anda, yang mau memberikan hidup anda kepada Yesus, maukah anda datang? Sebuah keluarga dari anda yang mau menggabungkan hidup anda ke dalam persekutuan gereja ini, maukah anda datang?

Pada hari ibu ini, maukah anda datang? Sebuah pasangan dari anda; atau seseorang dari anda; seorang anak kecil, seorang pemuda. Ketika kita menyanyikan himne kekristenan yang manis ini, maukah anda datang dan berdiri di samping saya?

Katakanlah, “Pendeta, saya memberikan tangan saya kepada anda. Saya memberikan hati kepada Allah.” Atau, “Kami akan bergabung ke dalam persekutuan gereja ini.”

Sebagaimana Roh memimpin anda di jalan itu, mari datanglah sekarang. Buatlah sekarang. Lakukanlah  saat kita berdiri dan menyanyikan lagu ini. 

 

Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.