MEMBASUH KAKI DAN MEMBASUH BILUR-BILUR

(WASHING FEET AND WASHING STRIPES)

 

Dr. W. A. Criswell

 

11-11-79

 

Yohanes 13:1-17

 

Ini adalah Pendeta dari Gereja First Baptist yang sedang menyampaikan sebuah khotbah yang berjudul: Membasuh Kaki dan Membasuh Bilur-Bilur. Ini adalah sebuah khotbah yang didasarkan atas dua pasal yang terdapat di dalam Alkitab; yang pertama terdapat dalam Injil Yohanes pasal tiga belas, dan yang kedua terdapat di dalam Kisah Rasul pasal enam belas. Dan sekarang kita akan melihat ke dalam Yohanes pasal tiga belas. Dan kita akan membaca dari ayat 4 hingga ayat 14. Yohanes pasal 13, ayat 4-14.

Di dalam studi Alkitab kita, bagian itu berada di halaman 1.265—masanya akan datang ketika kita hanya memberitahukan halamannya dan kita telah melakukannya. Ketika hari natal datang, kita berikan setiap orang sebuah studi Alkitab. Yohanes 13 ayat 4-14. Sekarang mari kita baca bersama-sama dengan nyaring:

 

Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya,

Kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah baskom, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu.

Maka sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata Petrus kepada-Nya: "Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?"

Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak."

Kata Petrus kepada-Nya: "Engkau tidak akan membasuh kakiku sampai selama-lamanya." Jawab Yesus: "Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku."

Kata Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!"

Kata Yesus kepadanya: "Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Juga kamu sudah bersih, hanya tidak semua."

Sebab Ia tahu, siapa yang akan menyerahkan Dia. Karena itu Ia berkata: "Tidak semua kamu bersih."

Sesudah Ia membasuh kaki mereka, Ia mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu?

Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan.

Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu;

 

Alasan bagi kita untuk tidak menerima hal itu sebagai ordinansi yang sangat jelas. Tuhan telah berkata kepada rasul-rasulNya: “Setelah Aku pergi, Roh Kudus akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.”

Jadi, kita melihat ke dalam jemaat itu sendiri setelah hari Pentakosta, untuk menemukan kehendak Allah bagi kita yang merupakan milik dari tubuh Kristus. Dan di dalam contoh yang diberikan oleh rasul-rasul, hanya ada dua ordinansi yaitu Baptisan dan Perjamuan Tuhan. Jadi, dengan penafsiran dan pemahaman rasul-rasul, kita mempelajari bahwa ketika Tuhan kita berkata:

 

Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu;

Sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.

 

Kesempatan bagi terjadinya peristiwa ini, atau tindakan yang merendahkan diri dari Tuhan kita sangat jelas. Ketika anda membaca keempat injil dalam sebuah harmonisasi, maka keselurahan kisah yang berurutan dari keempat Injil itu akan memberitahukan anda. Peristiwa itu muncul karena adanya perselisihan yang terjadi di antara rasul-rasul tentang siapakah yang akan terbesar di dalam kerajaan sorga. Dan kesempatan itu terjadi, dan tentu saja, hal itu terjadi saat mereka mengatur tempat duduk mereka di Meja Tuhan. Siapakah yang akan berada di dekat Tuhan? Dan bagaimanakah susunan itu seharusnya? 

Jadi, murid-murid jatuh ke dalam sebuah perselisihan, saat mereka masuk ke dalam ruangan Jamuan Makan Malam dan saat mereka duduk. Hal itu sangat manusiawi dan sangat terpancar dari sesuatu yang terdapat di dalam kita semua: kita senang dihormati, dan disukai, dan dipilih dan ditinggikan dan dibicarakan dan dihargai. Kita semua sama seperti itu. Ada sesuatu di dalam diri kita yang seperti kedudukan yang lebih tinggi, dan diberi perhatian serta sambutan.

Murid-murid juga mengalami hal yang sama. Ketika mereka masuk ke dalam Ruangan Jamuan Makan Malam untuk duduk di meja Tuhan, mereka mulai berselisih satu sama lain, tentang siapakah yang akan menjadi yang pertama dan yang akan menjadi yang terbesar. 

Dan di atas semangat perselisihan murid-murid itu, Tuhan kita menanggalkan jubahNya. Dan tidak ada sesuatu yang lain dari pada ketika seseorang tidak berpakaian. Dia secara nyata kehilangan kedudukanNya, dan medali dan kehormatan. Dia sama seperti tanah liat secara umum.

Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya, Kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu. Hal itu merupakan sebuah tugas yang sangat rendahan. Itu merupakan tugas seorang pelayan, seorang budak dan tentu saja di dalam budaya anda ingin menyenangkan tamu anda, maka anda akan membasuh kaki tamu itu.  

Mereka tidak memiliki kebiasaan seperti kita. Orang-orang berjalan dan lelah karena kaki mereka berdebu. Itulah sebabnya ketika anda masuk ke rumah, pelayan akan membasuh kaki tamunya. Itu merupakan sebuah tugas yang rendahan.

Jadi, ketika murid-murid berada di Ruangan Perjamuan, di tempat itu tidak ada pelayan untuk menyambut dan membasuh kaki mereka, lalu Tuhan melakukan hal itu. Tuhan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya, Kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah baskom dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu.

Membasuh kaki! Kita percaya bahwa Tuhan adalah Allah yang telah menyatakan diriNya di dalam daging: “Firman itu itu telah menjadi manusia, dan diam diantara kita .” Sekarang saya ingin bertanya kepada anda: Apa yang anda pikirkan tentang hal itu? Apakah anda berpikir bahwa Allah seperti itu? Apakah itu merupakan cara Allah? Apakah Alllah melakukan hal itu? Allah membasuh kaki! Apakah itu merupakan pernyataan Tuhan? 

Ketika saya membaca Alkitab, dan melihat Juruselamat kita yang mulia, dan melihat ke dalam gereja yang Dia tinggalkan di dunia, dan contoh yang indah dari Juruselamat itu sendiri, dan kehidupan yang indah dari orang-orang yang sama seperti Dia—saya tidak tahu tentang seperti apakah Allah kecuali dari pada hal ini: Allah membasuh kaki—membasuh kaki para malaikat dan membasuh kaki dari seluruh semestaNya. Seperti itulah Allah! Itulah sifat ilahi!

Sangat bertentangan dengan manusia; sifat daging yang mencari hal-hal untuk dirinya sendiri, membesarkan dirinya sendiri: selalu mendambakan tempat yang utama dan selalu mencari kehormatan untuk dirinya sendiri. Itulah manusia! Dan Allah tidak seperti itu! Inilah sifat daging; seperti inilah manusia: menjadi lekas marah, dan kritis, dan tidak bahagia, jika anda melihat menurut dugaan, tidak menghargai dan bukan dengan penyelidikan yang seksama. 

Luar biasa, Allah memiliki sifat yang sebaliknya. Tugas yang rendahan merupakan sebuah tugas yang besar jika dilakukan atas kehendak Yesus. Tidak ada “hal besar” atau “hal kecil” ketika kita melakukannya untuk Yesus. Semuanya akan menjadi berkat jika kita lakukan di dalam namaNya. Untuk menyalakan sebuah lampu, untuk membuka jendela, untuk berdiri di pintu, untuk menyapu lantai, untuk menjadi baik terhadap anak-anak, untuk mengetuk sebuah pintu: tidak ada hal yang tidak hebat jika dilakukan untuk kehendak Yesus.   

Itulah yang diajarkan Tuhan kepada kita. Dia yang terbesar di dalam Kerajaan Allah adalah orang yang paling sederhana dan melupakan kebanggaanNya dan melihat dengan lebih dalam terhadap orang-orang yang telah dipilih di hadapannya serta menjadi pelayan mereka. Dan, itu sangat berat, sangat sulit.

Saya tidak tahu tentang sesuatu yang berbicara lebih tentang kepenuhan anugerah di dalam hidup dan hati seseorang dari pada melihat orang lain menanggung kehormatan yang seharusnya dia harapkan untuk dirinya sendiri; untuk melihat orang lain berdiri di tempat yang dirindukan olehnya; untuk melihat orang lain masuk ke dalam pilihan dan kehormatan yang dia harapkan datang kepadanya. Dan bagi manusia yang mengasihi Allah dan melayani Allah dalam kerendahan hati merupakan sesuatu yang manis dan mulia.

Salah satu hal yang saya tahu sepanjang bertahun-tahun; dan salah satu hal yang tetap berusaha saya singkirkan hingga sekarang dalam seorang pemimpin tertentu atau hal tertentu—salah satu hal yang saya ketahui dan saya lihat hingga sekarang: ada begitu banyak manusia, yang memiliki ambisi secara pribadi. Dan dalam mengusahakan apa yang ada dalam pikiran mereka—kita ingin dipanggil ke dalam mimbar yang besar; kita ingin  menjadi terkemuka di dalam persekutuan dan denominasi kita; dan kita ingin diterima oleh orang-orang yang memiliki kekuasaan politik di dalam mesin denominasi. Dan mereka mencari ambisi pribadi di dalam denominasi dan gereja-gereja.

Jadi mereka berusaha untuk tidak menyampaikan sesuatu yang mungkin menyakitkan hati, dan tidak melakukan sesuatu yang mungkin menyekutukan mereka sebagai orang-orang yang mereka pikir tidak berjalan dengan perintah yang sama dengan mereka, berdasarkan irama yang sama. Dan melakukan hal yang sebaliknya yaitu berdiri dengan semangat, dan mendorong orang-orang terhadap kebenaran. Mereka tidak memiliki suara, dan mereka berdiri dengan kompromi, dan mereka menempatkan pujian kepada manusia lebih tinggi dari pada pujian kepada Allah. Saya melihat hal itu sepanjang waktu.

Dan saat saya melihat hal itu, saya berpikir tentang puisi dari Robert Browning, berkaitan dengan William Wordsworth, yang berjudul: “Pemimpin Yang Tersesat”:     

 

Hanya untuk segenggam perak dia telah meninggalkan kita,

Hanya untuk sebuah pita untuk melekat di jasnya—

Menemukan sebuah hadiah dengan keberuntungan yang meninggalkan kita

Meninggalkan semuanya, dia membiarkan kita bertekun

Mereka, dengan emas yang diberikan, menyogok dia dengan perak

Begitu banyak milik mereka yang membagikannnya dengan sangat sedikit

Bagaimanakah hingga semua tembaga kita telah hilang untuk pelayanan ini!

Kain buruk—dimanakah  warna ungunya, hatinya telah berbangga!

Kita yang telah mencintai dia begitu rupa, mengikuti dia, menghormati dia

Tinggal di dalam kesejukannya dan mata yang cemerlang

Belajar bahasanya yang hebat, menangkap aksennya yang jelas

Menjadikan dia sebagai pola hidup dan matinya kita!

Shakespeare bagian dari kita, Milton adalah untuk kita

Burn, Shelly bersama dengan kita—mereka melihat dari makam mereka!

Dia sendiri berpisah dari barisan depan dan orang-orang bebas

Dia menenggelamkan dirinya sendiri ke dalam barisan perbudakan

Kita harus berbaris dalam kemakmuran—bukan melalui kehadirannya,

Lagu-lagu mungkin menginsipirasikan kita—bukan dari liriknya

Perbuatan mungkin akan selesai—sementara dia membualkan keterdiamannya

Masih tetap tawar menawar dengan orang yang bercita-cita

Menghapuskan namanya kemudian merekam salah satu jiwa lainnya yang terhilang

Satu tugas yang lebih mundur, salah satu jalan setapak yang telah ditempuh,

Salah satu lagi kejayaan bagi para iblis dan kedukaan bagi para malaikat

Satu kesalahan lagi bagi manusia, satu lagi penghinaan bagi Allah!

 

Saya lebih baik mati dari pada mengkompromikan kebenaran Allah. Tuhan, tolong kami untuk melupakan kedudukan kami, bayaran kami, hadiah kami, kemegahan kami, pemilihan kami dan kehormatan kami. Ya, Allah tolong kami untuk melupakan hal itu. Dan semoga kami menenggelamkan diri kami dan menghilangkan diri kami di dalam kebaikan yang luar biasa dan anugerah, dan kasih serta kebenaran dari Tuhan Yesus Kristus yang mulia. Saya tidak dapat menyampaikan hal itu dengan lebih baik: “Tuhan semoga kami semakin berkurang dan Engkau semakin bertambah, hingga tidak ada yang tersisa tentang aku dan segala sesuatu adalah Engkau.” 

Membasuh kaki: Tugas yang rendahan dari seorang pelayan yang rendah—hanya karena kasih kepada Tuhan; melakukan segala sesuatu untuk memuji namaNya dan untuk memperluas kerajaanNya. Membasuh bilur-bilur—salah satu hal yang paling tidak biasa yang terjadi di dalam kehidupan orang Filipi yang bertobat ini, ketika Paulus berkata: “Percayalah kepada Tuhan.” Dan dia menjawab: “Aku percaya.”

 

Pada jam itu juga kepala penjara itu membawa mereka dan membasuh bilur mereka. Seketika itu juga ia dan keluarganya memberi diri dibaptis.

Lalu ia membawa mereka ke rumahnya dan menghidangkan makanan kepada mereka. Dan ia sangat bergembira, bahwa ia dan seisi rumahnya telah menjadi percaya kepada Allah.

 

Apakah anda memperhatikan hal itu, di dalam kisah pertobatan kepala penjara Filipi itu, hal pertama yang dia lakukan adalah dia membasuh bilur-bilur pengikut Tuhan, pengkhotbah Yesus yaitu Paulus dan Silas. Itu merupakan sesuatu yang hebat di dalam hidup orang itu, ketika anda melihat apa yang dia lakukan. 

Orang ini adalah orang yang keras dan kejam. Dan dia memasukkan kedua pengkhotbah ini ke dalam penjara bawah tanah setelah mendera mereka dan membelenggu mereka dalam pasungan yang kuat. Tidak ada hukum Roma yang mengijinkan kekerasan dan kekejaman seperti itu. Hal itu berasal dari inisiatifnya sendiri. Dan setelah mereka didera, kemudian dia dimasukkan ke dalam penjara bawah tanah; membelenggu tangan dan kaki mereka dalam pasungan yang sangat kuat—dan semua hal itu melampaui hukum dan tugas yang semestinya. Orang ini keras dan kejam melampaui syarat hukum. 

Sekarang, lihatlah ke arah dia—di dalam sebuah kesempatan—setelah dia menerima Yesus sebagai Juruselamatnya—dia menjadi orang yang sangat peka terhadap rasa sakit dan kebutuhan orang lain! Dan ketika dia melihat kedua pengkhotbah Yesus itu, yaitu Paulus dan Silas, hal pertama yang dia lakukan adalah membasuh bilur-bilur mereka. 

Membasuh kaki dan membasuh bilur-bilur: hal itu akan selalu menjadi respon dari petobat yang benar dari Yesus Kristus. Dia akan selalu menjadi peka terhadap kebutuhan orang-orang yang berada di sekitarnya.   

Allah melakukan hal itu di dalam hati orang yang telah bertobat. Anda tidak dapat menjadi seorang Kristen dan tidak peduli terhadap orang lain. Dan tentu saja, mengenali mereka, anda akan menjadi sensitif terhadap beban mereka, kedukaan, air mata, sakit hati, dan rasa frustasi dalam kehidupan manusia. 

Saya berharap, saya dapat memiliki seribu kehidupan untuk diberikan kepada Tuhan. Dengan beberapa kehidupan itu, saya akan senang untuk pergi ke rumah orang-orang dan mengetuk pintu serta berkata kepada mereka: “Dapatkah saya membaca Alkitab untuk anda, dan dapatkah saya berlutut dan berdoa bersama dengan anda?”

Memang sulit untuk sebuah keluarga—tidak pernah ada di dalam pengalaman saya—saya mendengar beberapa orang menjelaskan bagaimana mereka dianiaya oleh banyak hal ketika mereka berusaha bersaksi kepada Tuhan—saya sendiri tidak pernah dihina di dalam hidup saya atau ditolak, atau dianiaya atau diperlakukan dengan kejam. Hal itu tidak pernah terjadi di dalam hidup saya! Kadang-kadang di dalam seluruh hidup saya, saya berusaha melakukan pendekatan terhadap seseorang atau beberapa orang tentang Tuhan, saya selalu memiliki sebuah hati yang terbuka. Tidak berarti bahwa mereka akan selalu percaya seperti yang saya percayai atau berpaling atau diselamatkan, tetapi selalu ada sebuah respon. Dan saya pikir itu sangat jelas: hal itu karena di dalam setiap hati dan di dalam setiap kehidupan yang paling mendasar, di dalam setiap rumah, ada sebuah beban, sebuah kebutuhan. Dan kita semua merasakannya, khususnya dalam tahun-tahun yang bertambah hal itu justru semakin meningkat.            

Jadi, ketika anda diselamatkan, ketika anda menjadi seorang Kristen, segera saja anda akan menjadi peka terhadap kebutuhan orang-orang. Dan anda akan menjadi tertarik akan hal-hal rohani, menjadi orang yang selalu berdoa, dan anda akan menjadi seorang perantara (seperti pertemuan kita malam ini dengan orang-orang yang berdoa di hari gereja kita—dan saya berharap kita semua dapat bergabung di dalamnya). Kita menjadi sensitif terhadap orang lain dan kita meminta kepada Allah untuk menolong dan memberkati.

Sekarang saya ingin menunjukkan kepada anda: Di dalam seluruh Imperium Roma, tidak ada sebuah rumah sakit; tidak ada satu pun rumah yatim piatu; tidak ada satu pun rumah sakit jiwa untuk orang yang sakit jiwa, dan tidak ada satu pun rumah jompo; dan tidak ada satu pun institusi yang menyediakan kebutuhan orang-orang.

Dan di sisi yang lain, ada sebuah penelantaran yang luas bagi anak-anak. Jika seseorang tidak menginginkan seorang anak, berdasarkan hukum, dapat mengambil anak itu dan menempatkannya di tempat yang terbuka di mana binatang liar atau anjing-anjing dapat memakannya.

Dan kaum wanita berada di bawah perbudakan. Hal itu terjadi sebelum Kristus datang.

Saya ingin anda melihat kembali: dunia tidak pernah memiliki sebuah peradaban yang tinggi sama seperti pada masa kekuasaan Yunani-Roma. Tidak ada sebuah arsitektur yang dihasilkan atau sehebat arsitektur Roma dan Yunani. Jika anda membangun sebuah bangunan yang megah pada hari ini, itu merupakan bangunan yang sangat indah yang didasarkan oleh arsitektur Yunani.

Tidak pernah ada patung, hasil karya yang tidak pernah dilukis melebihi masa Yunani dan Roma. Tidak ada sebuah filsafat besar yang tidak dibuat berdasarkan pendekatan filsafat Yunani. Tidak pernah ada sebuah puisi atau drama yang melebihi Homer, Euripides, Sophocles, Aeschylus. Tidak pernah ada sebuah prestasi di dalam peradaban, di dalam drama atau puisi, atau arsitektur melebihi orang-orang Yunani-Roma.

Dan kemudian, di dalam peradaban yang luar biasa itu, apa yang saya katakana? Tidak ada sebuah rumah sakit di dalam Imperium Roma; tidak ada rumah yatim piatu, tidak ada sebuah rumah sakit jiwa bagi orang yang sakit jiwa; tidak ada sebuah pelayanan terhadap orang-orang tua.

Apa yang dilakukan Yesus terhadap dunia ini, anda tidak akan menyadarinya. Dan ketika anda pergi ke seluruh dunia ini dan melihat di setiap tempat di mana injil diberitakan, oh, apakah yang dibawa Yesus kepada orang-orang? Gereja: sekolah umum berasal dari gereja. Gereja, sekolah, dan semua pelayanan lainnya. Kepekaaan, membasuh bilur-bilur merupakan simbol dari iman Kristen dan pelayanan orang Kristen.

Dan itulah yang dilakukan oleh Yesus, ketika Dia masuk ke dalam hati kita. Dia membuka hati kita terhadap kehendak sorga, kehendak Allah dan kehendak Kristus.   

Dan Dia membuka hati kita terhadap keinginan manusia di bumi ini: membuat mitra doa yang berasal dari kita, membuat persahabatan yang berasal dari kita. Jika saya mengasihi Yesus, saya tidak dapat membenci anda. Berjalan bersama dengan Tuhan, dan saya adalah rekan anda dan penolong anda. Dan semoga Allah memberkati kita atas hal itu, di dalam nama Yesus, ketika kita melakukan pengembaraan kita di dunia ini di dalam namaNya yang mulia.

 

Alih basaha: Wisma Pandia, Th.M.