PASKAH BAPTISAN DAN PERJAMUAN TUHAN

(EASTER BAPTISM AND LORD’S SUPPER)

 

Oleh Dr. W. A. Criswell

 

Khotbah ini dikhotbahkan di First Baptist Church of Dallas

Pada tanggal 3 April 1994

 

Yohanes 11:26

04-03-94

 

            Saya menyukai pendeta itu. Oh, dia adalah seseorang yang penuh kasih yang pernah saya kenal di dalam pelayanan dan apa yang akan dia lakukan di sini merupakan sesuatu yang luar biasa, sesuatu yang tidak terukur bahkan sebelum hal itu datang, kita memuji Tuhan atas hal itu.

Anda ingat bahwa di dalam institusi dari perayaan yang mulia ini, setelah lagu yang mereka nyanyikan pada bagian akhir selesai mereka akan pergi. Seringkali hal itu terjadi—dan saya tidak keberatan terhadap hal itu—sebuah undangan akan diberikan pada akhir Perjamuan Tuhan. Kita akan melakukan hal itu pada malam ini, dan kita akan menyanyikan sebuah himne baru boleh keluar. Jadi sebuah undangan akan diberikan terlebih dahulu, bahkan pada saat sekarang.

               Perjamuan Tuhan dilakukan pada saat makan Paskah. Dan ketika murid-murid duduk, mereka berdebat tentang siapakah yang akan menjadi pemimpin di dalam Kerajaan Allah yang akan datang. Kemudian Tuhan menanggalkan jubahNya dan mulai membasuh kaki murid-muridNya, Dia yang merupakan Tuhan dan Guru dari mereka semua. Dan hal itu menjadi sebuah institusi di beberapa gereja dan denominasi. Bahkan di dalam persekutuan Baptis kita, ada sebuah denominasi yang memiliki institusi pembasuhan kaki. Saya telah menghadiri sebuah ibadah seperti itu di dalam gereja Baptis dan tidak mendapat makna apa-apa selain pujian bagi kesederhanaan dari anggota jemaat itu.

            Mengapa kita tidak melihatnya sebagai salah satu perintah yang utama dari Tuhan? Karena kita mengikuti Alkitab. Dan di dalam Alkitab, di dalam penafsiran dari maksud Tuhan kita, kita mengikuti rasul-rasul dan murid-murid Tuhan dan membaca Alkitab. Dan di dalam Alkitab tidak ada sebuah ketetapan bahwa pembasuhan kaki sebagai sebuah ordinansi gereja. Di dalam Alkitab hanya ada dua ordinansi, yaitu baptisan dan Perjamuan Tuhan. Tetapi di sana selalu ada undangan.

            Ketika Simon Petrus menyelesaikan khotbahnya yang luar biasa pada hari Pantekosta, dia menekankan sebuah undangan. Ketika Filipus sang penginjil, telah menyelesaikan kesaksiannya kepada sida-sida Etopia, dia memberikan sebuah undangan. Ketika Paulus telah menyelesaikan pelayanannya di Efesus, dia memberikan sebuah permohonan.

            Dan ketika Yohanes, rasul yang kudus dan mulia, menutup Kitab Wahyu dan Alkitab, dia juga melakukannya dengan sebuah undangan. Apakah anda mengingatnya?

Roh dan pengantin perempuan berkata, Marilah!” Dan barangsiapa yang mendengarnya hendaklah ia berkata: “Marilah!” dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang.

Dan ho thelon—barangsiapa yang mau—datanglah ke dalam kerajaan Allah.” Roh berkata: “Marilah!” Kita semua tahu apa artinya digerakkan oleh Roh Allah. Dan Dia memulai di dalam kehidupan Kristen kita dengan sebuah undangan dan sebuah dorongan untuk memberikan diri kita kepada Yesus. Dan Pengantin Kristus berkata: “Marilah!”

            Jemaat dari Tuhan tidak akan merasa lebih diangkat atau didorong dari pada jika seseorang dari anda memberikan dirinya kepada Yesus. “Dan barangsiapa yang mendengarnya hendaklah ia berkata: “Marilah!” Sekalipun hal ini telah berlalu. Biarkan dia mengulang hal yang membahagiakan itu: Marilah dan datanglah kepada Yesus. “Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang. “ Ya Allah, betapa kosongnya hadiah dari dunia ini! Itulah sebabnya mengapa Bobby Burns yang memberikan hidupnya dalam pemborosan dan meninggal bahkan sebagai seorang yang masih muda yang berkata:

 

Kesenangan sama seperti bunga tumbuh dan berkembang

Engkau memetik bunganya

Kembangnya akan layu kemudian

Atau seperti salju yang jatuh

Di atas sungai

Yang putih untuk sejenak

Lalu lenyap selamanya

Atau seperti lintasan cahaya borealis

Yang menghilang lenyap seketika

Menuju tempat mereka

Atau seperti pelangi

Dalam bentuk yang sangat indah

Yang menghilang di tengah-tengah badai

                                                  [dari “Tam o’ Shanter”]

 

            “Barangsiapa yang haus—(yang menemukan bahwa hadiah yang ditawarkan dunia ini begitu hampa)—biarlah dia datang” dan ho thelon; setiap orang, dari mana saja, setiap waktu, biarlah dia datang, barangsiapa yang mau.

            Di dalam ordinansi yang mulia yang dilaksanakan di dalam Gereja Inggris, Duke Ellington, pahlawan dari Waterloo, datang dan berlutut untuk menerima elemen perjamuan. Dan seseorang yang tidak dikenal dari jalanan kota, berlutut di sampingnya. Dan sang imam meletakkan tangannya ke atas orang yang tidak dikenal itu dan berkata: “Lebih baik anda pindah, anda sedang berlutut di sebelah duke yang agung ini.”

            Dan duke itu berkata kepada sang imam: “Tuan, biarkanlah dia. Kita semua setara di hadapan Allah.” Hal itu sangat benar. Barangsiapa, setiap orang, bahkan anda, dikasihi oleh Tuhan, mari dan datanglah.

            Jadi, anak saya yang terkasih, mari kita menyanyikan sebuah lagu dan Pendeta, dimanakah anda? Saya ingin supaya anda datang dan berdiri di depan meja perjamuan dan ketika kami menyanyikan lagu ini anda tetaplah duduk. Jika malam ini, anda menerima Yesus sebagai Juruselamat anda, atau jika anda suka untuk bergabung ke dalam persekutuan jemaat ini, atau jika anda mau menjawab panggilan Tuhan di dalam hati anda, datanglah dan berikan tangan anda kepada pendeta yang kita kasihi. Lakukanlah sekarang, dan kami menyambut anda ketika kita menyanyikan lagu permohonan ini. Dari mana saja, seseorang dari anda datanglah? Dari mana mana saja? Terberkatilah anda nak.

            Baiklah. Terimakasih pendeta, dan Allah memberkati orang itu, yang meresponnya dengan seluruh hidupnya. Anda memiliki seseorang yang lain yang ingin datang, baiklah sahabat. Mari kita menyanyi kembali. Pastor kita yang terkasih telah memberi jaminan kepada saya bahwa mereka akan di bawa ke belakang ruangan gereja untuk berbagi bersama di dalam ibadah yang suci ini.

Seperti yang telah saya terima dari Tuhan, saya juga akan menyampaikan kepada anda bahwa Tuhan Yesus, pada malam yang sama saat Dia dikhianati. Dia mengambil roti dan dan Dia mengucap syukur

 

(Itulah sebabnya mengapa hal itu disebut sebagai eucharist, kata Yunani untuk mengucap syukur, yaitu, eucharisteo.  Eucharist—banyak denominasi yang menunjuk kepada ordinansi ini sebagai sebuah eucharist, mengucap syukur kepada Allah).

Dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!"

Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!"

Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang (eleusomai).

 

            Hal itu dilaksanakan untuk memandang kebelakang, kepada kematian Tuhan kita dan melihat ke depan kepada kedatangan Juruselamat kita yang mulia. Dia mengambil roti dan memberkatinya. Dan Fred, apakah anda akan menyanyikan sebuah lagu ketika orang-orang akan menempati tempat mereka? Dan kemudian kita akan melanjutkannya dengan ordinansi yang kudus ini.

 

 

Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.