MUNGKINKAH ALLAH MEMBANGKITKANKU DARI KEMATIAN?

(HOW CAN GOD RAISE ME FROM THE DEAD?)

 

Oleh Dr. W. A. Criswell

 

Khotbah ini dikhotbahkan di First Baptist Church of Dallas

Pada tanggal  22 April 1984

 

04-22-84

 

Yohanes 11:25

 

Kita telah mengadakan ibadah Pra-Paskah pada saat siang hari, dan saat ini merupakan tahun ke empat puluh satu dimana saya telah berbagi di dalamnya. Dan karena kita telah membagikan ribuan Injil Yohanes kepada rumah-rumah di kota ini, maka pada tahun ini saya memilih tema yang diambil dari Kitab Yohanes, yaitu dari pernyataan Thomas yang berkata, “Ya Tuhanku dan Allahku.” 

Dan kemudian, melalui Injil itu, pada hari Senin, saya telah mengkhotbahkan: “Mungkinkah Allah Menjadi Manusia?” dan pada hari Selasa: “Mungkinkah Allah Dapat Meregenerasikan Saya?’ dan pada hari Rabu, “Bagaimanakah Allah Dapat Memelihara Saya dan Menyelamatkan Saya Sampai Selama-lamanya?” dan pada hari Kamis, “Mungkinkah Allah Bersimpati Kepada Saya?” dan pada hari Jumat: “Mungkinkah Allah Mati Bagi Saya?” Dan, pada hari ini, pada hari Paskah, hari kebangkitan, judul dari khotbah kita adalah: Mungkinkah Allah Membangkitkan Saya Dari Kematian?

Bagian teks khotbah kita diambil dari Injil Yohanes pasal sebelas. Yohanes pasal 11 dimulai dari ayat 21, ini adalah kisah dari kebangkitan Lazarus—Yohanes 11:21.

Dan kami menyambut anda semua yang sedang bergabung bersama dengan kami di Gereja First Baptist Dallas, bagi anda semua yang sedang mendengarkannya melalui siaran radio, maupun bagi anda semua yang menyaksikannya melalui siaran televisi. Dan jika anda memiliki Alkitab, anda boleh membacanya bersama dengan kami semua, dan hal itu akan menjadi sebuah berkat yang luar biasa. Yohanes 11:21:

Ketika Marta mendengar, bahwa Yesus datang, ia pergi mendapatkan-Nya. Tetapi Maria tinggal di rumah.

Maka kata Marta kepada Yesus: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati.

Tetapi sekarangpun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya."

Kata Yesus kepada Marta: "Saudaramu akan bangkit."

Kata Marta kepada-Nya: "Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman."

Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya.

 

Guru Yunani saya yang lama berkata, “Ketika kita membaca kalimat itu di dalam bahasa Yunani,” katanya, “Itu adalah pernyataan yang sangat dalam, kalimat yang sangat dalam yang pernah keluar dari mulut seseorang.”

Ketika Tuhan Yesus datang dari sorga, akan ada dua kelompok, dua ruas, yang akan bangkit untuk menemui Dia saat Dia datang bersama dengan awan-awan, dengn Shekinah kemuliaan Allah, di udara. Kelompok pertama dan yang lebih dahulu, adalah orang-orang yang dibangkitkan dari kematian. Mereka yang akan lebih dahulu bertemu dengan Dia. Dan kelompok kedua yang akan bertemu dengan dia adalah kita yang masih tetap tinggal dan yang masih hidup pada saat kedatangan Tuhan. 

Dan, kita akan diubah, ditransfigurasikan, dan bersifat kekal, dan dalam sekejab mata. Dan bersama-sama dengan orang yang telah tertidur dalam Kristus Yesus dan yang sekarang telah dibangkitkan, kita akan dibangkitkan bersama dengan mereka untuk menyambut dan bertemu dengan Dia di angkasa.

Keseluruhan dari penyingkapan itu secara jelas dan sering kali ditemukan dalam Firman Allah. Termasuk yang di sini. Yesus berkata, “Akulah kebangkitan.” Mereka yaitu orang-orang yang akan dibangkitkan dari kematian akan menyambut kedatangan Tuhan dari sorga.

“Aku tidak hanya kebangkitan, Akulah hidup.” Mereka yang tetap hidup, yang menjadi generasi terakhir, ketika mereka ditransfigurasikan, akan menjadi kekal pada saat itu juga, dan mereka juga akan bangkit untuk menyambut Tuhan kita di angkasa.

Saya katakan bahwa anda akan seringkali menemukan hal ini dalam Firman Allah. Anda melihat hal itu di dalam Kitab Lukas pasal sembilan, dimulai dari ayat 38, ketika Tuhan mengalami transfigurasi, di puncak gunung dan di situ juga dihadapan Dia, Musa dan Elia hadir dan berbicara dengan Dia—anda dapat melihat hal itu dalam Alkitab versi King James—mereka sedang berbicara dengan Dia tentang “kematianNya yang harus digenapi di Yerusalem.”

Kata Yunani dari hal itu adalah: Mereka sedang berbicara dengan Dia tentang “exodosNya, yang harus digenapi di Yerusalem.” Musa tertidur di dalam Tuhan dan –dia telah meninggal dan dikuburkan. Musa memimpin Pembebasan anak-anak Allah keluar dari Mesir, dibangkitkan dari kematian dan akan memimpin “pembebasan” orang-orang kudus Allah yang dibangkitkan dari kematian ketika mereka bertemu dengan Tuhan di angkasa.

Elia tidak pernah mati. Elia mengalami transfigurasi. Dia memiliki tubuh yang kekal dalam sekejab mata. Dia diangkat dan dibangkitkan ke dalam kemuliaan. Dan Elia akan memimpin “pembebasan” orang-orang kudus Allah yang masih tetap hidup pada saat kedatangan Tuhan dan dalam transfigurasi mereka, akan menyambut Tuhan saat Dia datang di atas awan-awan.

Anda dapat melihatnya kembali—dan saya tidak ingin untuk menekankan poin itu secara berulang-ulang—anda dapat melihatnya di dalam 1 Korintus 15:55, bagian yang menjelaskan kebangkitan yang luar biasa itu, yang mana Dr Merrill berkata bahwa itu merupakan pernyataan yang paling tinggi dari seluruh pernyataan Allah. Di dalam 1 Korintus 15:55: “Hai maut dimanakah kemenanganmu? Hai maut dimanakah sengatmu?”

Di situ terlihat kembali bahwa orang-orang yang diangkat, yang diubah dalam sekejab mata, ketika mereka bangkit untuk bertemu dengan Tuhan, mereka berteriak dan berkata, “Hai maut dimanakah sengatmu? Dan orang-orang yang telah tertidur dalam Yesus, yang akan dibangkitkan dari dalam kuburan, mereka bangkit dan berkata, “Hai, kuburan, dimanakah kemenanganmu?”

Dan baik keduanya, secara bersama-sama, ketika mereka diangkat untuk bertemu dengan Tuhan di angkasa, akan berteriak, “Terima kasih Allah yang telah memberikan kami kemenangan melalui Tuhan kami Yesus Kristus.”

Tanpa ragu Paulus menyebut hal itu sebagai pengharapan yang penuh berkat. Tidak ada sejarahwan yang sadar terhadap perkembangan sejarah manusia akan menyangkal alasan bagi penaklukan iman Kristen yang ditemukan dalam janjinya tentang sebuah kehidupan di balik kuburan. Kebangkitan dari Yesus Kristus, itu adalah kunci dari pesan Injil dari Tuhan kita. Dia bangkit dengan jaya atas kematian. Dia menang terhadap kuburan, dan Dia menjanjikan hidup dan kekekalan bagi kita yang meletakkan kepercayaan kita di dalam Dia.  

Hasrat terhadap kehidupan di balik kematian merupakan sesuatu yang universal. Hal itu tidak hanya terdapat dalam sebuah kelompok, atau sebuah suku atau sebuah bangsa. Tetapi hal itu merupakan hal yang bersifat umat di antara umat manusia. Selama berabad-abad, manusia melihat ke dalam hieroglif, tulisan yang terdapat dalam mumi di Mesir, dan berpikir tentang maksud dari tulisan gambar itu.

Pada tahun 1799, di sana ditemukan Batu Rosetta, yang ditemukan di muara Sungai Nil, dekat Aleksandria. Dan tulisan dari Batu Rosetta itu sekarang berada di Museum Inggris, dan menyingkapkan makna dari tulisan Hieroglif itu.

Dan ketika mereka menguraikannya, mereka menemukan bahwa papyrus itu merupakan milik dari Buku Kematian, dan menjelaskan pengharapan dari orang Mesir bahwa dia akan hidup dibalik kuburan.

Kisah yang sama juga terdapat dalam tablet-tablet kuineform dan inskripsi-inskripsi. Itu adalah tulisan baji dari orang Sumeria dan Asyur kuno. Mereka melihat inskripsi itu bertebaran di mana-mana, mereka menggali tablet kuineform itu di banyak tempat, tetapi mereka tidak dapat menguraikannya.

Dan pada tahun 1846, seorang sarjana menguraikan inskripsi kuineform itu di Batu Behistus di Iran selatan, Persia kuno. Dan keseluruhan pandangan dari kebudayaan Asyur kuno itu terbuka untuk pandangan modern.

Dan, apakah itu? Itu merupakan pengharapan dari orang-orang kuno itu untuk sebuah kehidupan di balik kuburan.

Ketika kita membaca literatur Yunani dan Romawi kuno, dan melihat patung-patung mereka, itu adalah sebuah uraian dari sebuah kehidupan di balik kuburan. Prajurit Gelic akan dikuburkan bersama dengan baju baja mereka. Dia akan membutuhkankannya di negeri dan kehidupan yang akan datang. Orang Indian Amerika yang dicat dibaringkan bersama dengan mangkuknya beserta dengan panahnya. Dia akan membutuhkan itu di perburuan dalam dunia yang akan datang. Tidak ada sebuah suku atau keluarga, sekalipun yang terdapat di pedalaman Afrika atau di kerajaan Patagonian yang tidak menunjukkan pengharapan yang sama, yaitu bahwa ada kehidupan di balik kuburan. 

Hal itu tidak hanya berlaku bagi orang-orang kuno, tetapi juga berlaku bagi ilmuwan modern. Di tempat pelayanan saya yang pertama setelah lulus dari seminari, ada sebuah sekolah yang terbaik di kota itu, dan dekan dari sekolah itu merupakan diaken di gereja kami.

Dan, pada suatu hari, dia membawakan sebuah buku kepada saya yang ditulis oleh seorang ilmuwan yang terkemuka. Dan ilmuwan itu telah membanggakan dirinya sendiri atas posisi sekularismenya, atas  keyakinan materialismenya. “Tidak ada sebuah bukti,” demikanlah pengakuannya, “bahwa ada kehidupan setelah kematian. Kita akan kembali menjadi debu tanah.”

Dan selanjutnya diaken itu membawa kepada saya buku terakhir yang ditulis oleh ilmuwan itu. Dan ilmuwan itu menulis sebuah bagian akhir dari bukunya. Dalam epilog itu, dia berkata, di bagian terakhir bukunya itu: “Saya telah menjadi seorang materialis, dan sebagai seorang filsuf materialistik dan ilmuwan, yang menolak setiap pemikiran yang menyebutkan bahwa ada kehidupan setelah kematian. Tetapi,” dia berkata, “Ketika saya menulis buku ini, ibu saya telah meninggal dan demikian juga dengan ayah saya.” Dan dia menulis, “bagaimanapun juga saya tidak dapat membuktikan hal itu—entah bagaimana saya percaya bahwa ibu saya dan ayah saya hidup di tempat yang lain dan di sebuah negeri yang lain.”

Kita semua dihadapakan oleh pengalaman akan kematian, kapan saja dan di mana saja. Apakah anda mengingat saat pertama kali anda melihat wajah yang pucat dari penunggang kuda?

Saya dapat mengingatnya dengan baik. Di sebuah kota kecil tempat saya tinggal, seorang gadis kecil yang satu kelas dengan kami meninggal dunia, dan mereka meliburkan sekolah agar kami dapat menghadiri pemakamannya. Dan saya melihat ke arah wajah dari gadis kecil yang sekelas dengan kami itu, yang merupakan teman bermain kami dan berpikir apa yang telah terjadi.

Dapatkah saya melupakan kunjungan saya yang pertama kali ke tenpat orang yang meninggal? Sebagai seorang pelayan muda di gereja pedesaan, sebuah pasangan muda yang malang, gadis kecil mereka meninggal dunia;. Dan di dalam mobil yang yang memiliki tempat satu tempat duduk, saya bersama-sama dengan ayah dan ibu saya. Dan peti mati, tempat gadis kecil dibaringkan berada di atas sebuah truk. Dan kami mengikuti truk itu, dan melihat pasangan muda itu menangis dengan pedihnya—itu adalah kunjungan saya yang pertama ke ibadah pemakaman.

Dan kemudian, ketika kematian mengunjungi keluarga saya, rumah saya, mereka berkata kepada saya, “Sebelum engkau lahir, engkau memiliki seorang saudara perempuan yang kecil, dan dia telah meninggal”—seorang saudari perempuan yang masih kecil.

Dan saya seringkali berpikir: “Apakah dia tetap menjadi seorang bayi di sorga, atau apakah dia bertumbuh di dalam sorga? Apakah dia menjadi seorang wanita muda di dalam kemuliaan dan seperti apakah dia?”

Kemudian ayah saya meninggal, demikian juga dengan ibu saya. Kematian pada akhirnya merupakan sebuah pengalaman yang umum dalam setiap keluarga. Dan kita hanya berharap dan melihat dengan pandangan yang jauh, Dimanakah mereka dan bagaimanakah dengan perjalanan mereka?”

Kita semua berbagi di dalam tangisan Plato itu. Setelah dia menulis filsafatnya yang besar itu, Plato menjerit dan berkata, “Oh, apakah di sana ada sebuah kalimat tertentu sehingga kita dapat mengajukan pengharapan kita saat kita melintasai lautan kematian yang luas ini.”

Pengharapan itu dan kata-kata itu terdapat di dalam Yesus Kristus, Tuhan kita yang telah bangkit yang berkata, “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya.” Di dalam 2 Timotius 1:10, Rasul Paulus menulis: “Yesus Kristus, yang oleh injil telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa.”  

Ada sebuah kemuliaan, transformasi yang luar biasa yang telah dibawa oleh Tuhan kepada hati manusia. zaman yang lama, bayangan yang lama tentang kematian, seringkali digunakan dengan gambaran bayangan dari Sheol atau Sungai Styx. Bayangan  yang lama dari kematian selalu digambarkan dengan tengkorak dan tulang yang bersilang atau sebuah kolom yang terbelah. Bayangan yang lama tentang kematian selalu digambarkan dengan jendela yang gelap atau mayat yang hitam. Bayangan yang lama dari kematian selalu digambarkan di dalam keputusasaan atau pakaian hitam atau jubah yang lapuk dengan bulu-bulu yang ditarik dari sayap malam dan kegelapan.

Tetapi ada sebuah injil yang baru. Ada sebuah zaman yang baru. Ada sebuah gambaran yang baru dari kematian. Gambaran kematian bagi kita yang ada di dalam Kristus, yang pertama adalah sebuah kuburan yang kosong. Malaikat Tuhan berkata kepada perempuan yang berkabung, “Mari dan lihatlah tempat Dia berbaring. Dia tidak ada di sana. Dia telah bangkit dari kematian”—sebuah kuburan yang terbuka.

Gambaran Kristen yang kedua tentang kematian adalah  matahari yang terbit dari Paskah, pemberitaan injil, yang mengangkat hati kita di dalam pujian, doa, kemuliaan dan nyanyian tentang kemuliaan ini, lagu-lagu yang sunggguh mulia, 

 

Dari atas kuburan, Dia telah bangkit

Dengan kemenangan yang jaya atas musuh-musuhNya

Dia bangkit menjadi seorang Raja atas wilayah yang luas

Dan Dia hidup selamanya dengan para kudusNya untuk berkuasa

Dia telah bangkit, Dia telah bangkit

Haleluya, Kristus telah bangkit.

 

Gambaran kematian pada hari ini adalah matahari yang terbit dari Paskah.

Gambaran kematian pada hari ini adalah sebuah rumah di dalam sorga. Suatu ketika, saya menggembalakan sebuah kelompok yang di dalamnya ada seorang seniman yang luar biasa. Dan di depan gereja kami, dia menggambar sebuah lukisan. Di sebelahnya terdapat sebuah pondok dan sebuah tanda besar di atasnya: “Untuk Dijual.” Dan sebuah jalan dilukis menuju pundak bukit, dan di atas pundak bukit itu terdapat pasangan orang tua. Dan pemandangan yang sedih membebani hati anda saat dia menggambar lukisan itu.

Tetapi, ada sesuatu yang lain dibaliknya dan di atas langit, tempat pasangan itu mengarahkan wajah mereka, dia menggambarkan sebuah kota sorga yang indah, kota yang kekal dari umat Allah.

 

Matahariku yang terakhir,

Terbenam dengan cepat

Lintasanku telah hampir dekat

Kekuatan pencobaku sekarang telah berlalu

Kejayaanku telah dimulai

O, datanglah, barisan malaikat

Datanglah dan berdirilah disekelilingku

O, bawalah aku pergi

Di atas sayap saljumu

Ke rumahku yang kekal

O, bawalah aku pergi

Di atas sayap saljumu

Ke rumahku yang kekal

Bayangan kematian pada hari ini adalah rumah kita di atas langit

 

Gambaran kematian pada hari ini adalah sambutan dari Tuhan Yesus sebagaimana Dia menyambut orang kudusNya, untuk berkumpul di dalam rumah. Di dalam 2 Korintus 5:8: “Beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan.”

Ketika saya datang untuk menggembalakan gereja ini, saya berkata, “Di dalam Kenangan kita, jangan letakkan di sana ‘Berita Dukacita’ atau ‘Telah Meninggal Dunia.’ Tulislah: “Beralih Dari Tubuh Ini, Untuk Menetap Pada Tuhan.”

Dan Tuhan, menerima mereka. Dia melakukannya ketika mereka memasuki halaman kemuliaan.

“Apa yang membuat anda berpikir seperti itu Pendeta? Apa yang membuat anda berpikir bahwa Yesus melakukan hal itu?

Saya memberikan anda sebuah contoh. Ketika mereka merajam Stefanus, dan dia berlutut serta berseru, dan berkata, “Tuhan, terimalah rohku.”

Apakah anda tahu makna dari hal itu? Untuk pertamakalinya di dalam Alkitab, anda melihat perkataan bahwa Yesus berdiri di sebelah kanan Allah.

Mengapa Dia berdiri di sebelah kanan Allah ketika Stefanus meninggal? Dia berdiri untuk menerima roh para martirNya. Itulah Tuhan kita. Dia menerima kita.

Ketika kita membaringkan hidup kita dan pergi ke sorga, apakah tanda dan makna dari kematian pada hari ini? Itu adalah sebuah kejayaan. Di dalam Efesus 4 dan 8, ada sebuah gambaran dari kejayaan Roma.

Bukankah aneh bagaimana Paulus mengambil budaya Roma itu dan mengadopsi mereka kepada wahyu yang luar biasa di dalam Kristus? Dia adalah pemimpin dari semua taklukan, dan yang diikat oleh rantaiNya adalah kematian. Dia berjaya atas kuburan.

Dan hal lainnya: Apakah tanda dan makna dari kematian pada hari ini? Itu adalah sebuah pintu yang terbuka untuk masuk ke dalam sorga—sebuah pintu yang terbuka. Di dalam Kitab Wahyu pasal 4 ayat 1 disebutkan: “Kemudian dari pada itu aku melihat: Sesungguhnya, sebuah pintu terbuka di sorga dan suara yang dahulu telah kudengar, berkata kepadaku seperti bunyi sangkakala: Naiklah kemari.”

Dan Yohanes mendapati dirinya berada dalam kemuliaan. Dan ketika dia melihat keajaiban dari semua hal-hal yang luar biasa yang akan kita lihat pada suatu hari di Yerusalem baru itu, dia mendengar sebuah suara dari kumpulan orang banyak itu berkata, “Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru”—segala sesuatu baru.

Hal-hal yang lama ini akan berlalu, semuanya akan berlalu. Penyakit dan rasa sakit, keputusasaan, kedukaan, air mata, tangisan, ratapan dan akhirnya kematian: “Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu.”  

Di sini kita menderita demam dan akhirnya jatuh ke dalam kematian yang dingin dan kehancuran serta kerusakan. Ada sebuah Negri Musim Panas dari jiwa hingga selama-lamanya, dan di sana tidak akan ada lagi kematian.

Di sini kita tinggal dalam sebuah kemah yang rapuh, sebuah tubuh yang rusak. Tetapi di sana, kita akan memiliki sebuah rumah, sebuah tubuh yang tidak terbuat dari tangan, yang bersifat kekal di dalam sorga.

Di sini, kita tinggal dalam sebuah gubuk atau rumah yang bersifat sementara. Tetapi di sana, kita akan memiliki sebuah rumah yang besar, yang telah disiapkan oleh Yesus bagi orang-orang yang mengasihi Dia.

Di sini kita hidup tinggal sebuah kota yang rusak. Di sana kita akan tinggal di Yerusalem Baru, yang jalannya terbuat dari emas, dan gerbang permata, yang diperbaharui sepanjang millennium hingga selama-lamanya.

Di sini, kita melihat melalui cermin yang samar-samar, tetapi di sana kita akan melihat muka dengan muka. Di sini alasan dan pemahaman adalah sebuah percikan. Di sana kita akan mendapat pengenalan yang penuh: “Tetapi nanti akau akan mengenal dengan sempurna, seperti Allah mengenal aku.” Kita akan memahami dengan sempurna.

Di sini lagu kita merupakan sebuah catatan. Di sana kita akan masuk ke dalam sebuah simponi yang mulia.

Di sini kita makan di atas sebuah kulit. Di sana kita akan duduk di atas meja Perjamuan Tuhan. Seperti dalam sayir lagu yang lama, “Kristus sendiri yang akan menyiapkannya untuk kita dan memberi kita makan dengan manna di sekeliling kita.”

Di sini, pohon-pohon menghasilkan buah setahun sekali. Di sana pohon-pohon akan menghasilkan buah setiap bulannya, yang penuh dengan kelimpahan.

Di sini kita minum dalam sebuah wadah yang retak. Di sana kita akan minum dari sungai air kehidupan dan hidup selama-lamanya.

Seperti lagu yang sering kita nyanyikan itu.

 

Aku hidup di atas sebuah pegunungan

Di bawah sebuah awan di langit

Aku minum dari sumber mata air

Yang tidak akan pernah kering

Oh, ya, aku sedang berpesta besar

Atas manna

Betapa merupakan sebuah persedian yang berkelimpahan

Sebab aku tinggal di Negeri Beulah

 

Apa yang telah dilakukan Allah bagi kita yang mengasihi Dia: “Akulah kebangkitan dan hidup.”

Saya ingin menutup, jika saya bisa, dengan kata-kata bagaimana kami menjadi orang-orang Kristen. Hal itu berhubungan dengan injil kebangkitan dari kematian dan saya sedang berbicara tentang Inggris dan para pendahulu kita.

Ayah saya dan ibu saya adalah orang-orang Kristen yang saleh. Dan kakek saya adalah seorang pengkhotbah Baptis yang datang ke Texas dari Mississippi, yang mendirikan Gereja First Baptist di San Antonio. Dan orang tuanya adalah orang-orang Kristen, dan kita akan kembali ke generasi-generasi di Inggris.

Dan bagaimanakah mereka menjadi orang Kristen? Kata Latin untuk Inggris adalah Anglia. Dan orang-orang Anglo dari Northtumbria merupakan bagian terbesar dari orang-orang Inggris.

Dan salah satu kisah yang paling hidup dan paling dramatis dalam literatur manusia adalah karangan Venerable Bede, di dalam kisahnya yang menceritakan kunjungan dari misionari Paulinus, yang datang pada tahun 620 ke Norththumbria, ke istana Raja Edwin, untuk memberitakan injil Anak Allah kepadanya. Dan bagian yang luar biasa ini diinspirasikan oleh Venerable Bede, sejarahwan kita yang pertama dalam bahasa Inggris, dia menjelaskan tentang misionaris Paulinus ketika dia berdiri di hadapan Raja Edwin dan para panglima serta pahlawannya, menyampaikan tentang Kristus Tuhan kita. 

Dan setelah Paulinus memberitakan Injil dan menjelaskan tentang Kristus, dia duduk dan sang raja duduk dalam Meja Pertemuan dalam keheningan.

Akhirnya, salah satu pahlawan perangnya yang sudah tua bangkit dan berkata: “Di sekitar kita berkumpul ksatria kegelapan.” Kemudian dia melanjutkan:

 

Ruangan yang melintang

Sebuah burung pipit meluncur

Dari pintu yang terbuka

Bersama kebahagiaan

Sebuah kilatan dari cahaya hati

Dan kemudian tidak ada lagi

Kita melihatnya datang

Dari kegelapan

Dan pergi ke dalam kegelapan

Demikan juga seperti cahaya kita

Raja Edwin

Setidaknya demikian

Tetapi, seandainya Paulinus yang muda ini

Memiliki sesuatu yang lebih

Untuk disampaikan

Beberapa kabar yang yang dari atas

Dimana jiwa

Akan berdiam

Seandainya di atas hal itu

Kegelapan akan lenyap

Anak pengharapan

Akan bersinar

Dia membawa

Janji dari sorga

Dan aku akan mengambil

Allahnya bagiku.

 

Dan itu mengapa kita menjadi orang Kristen. Setelah pengakuan dan pertobatan pahlawan perang yang tua itu, Edwin menerima Tuhan. Dan anggota sidang yang disekelilingnya, para pahlawannya menerima Tuhan. Dan seluruh Northumbria menerima Tuhan dan seluruh Anglo menerima Tuhan dan demikian juga dengan orang-orang Inggris, menerima Yesus.

Dan leluhur saya menerima Yesus. Dan mereka datang kemari, ke Amerika dan memberitakan injil kepada kita. Dari situlah kita berasal: Dari sebuah pertobatan yang seperti itu, di balik kegelapan dan penderitaan dan keputusasaan dan kematian, ada sebuah pengharapan di dalam Kristus, dan sebuah hidup yang lebih mulia disediakan bagi kita di dalam kebangkitan kita dan kebangkitan Tuhan kita.

Dan bagi kita, untuk mengikuti jejak para pendahulu kita, untuk hidup di dalam pengharapan itu dan untuk memberikan hidup kita ke dalam hal itu merupakan sebuah keistimewaan sehingga Allah membuka pintu bagi kita atau untuk mengunjungi kita pada hari ini. Dan itu adalah undangan kami bagi anda: Pada hari Paskah ini, pada hari yang mulia ini, ini adalah sebuah hari, dimana pintu terbuka dan sebuah undangan yang terbuka diberikan kepada anda, untuk menyerahkan hati anda di dalam iman kepada Juruselamat, untuk membawa keluarga anda ke dalam lingkaran kasih dan anugerah Juruselamat kita. 

Mari datanglah: Untuk memberikan hidup anda menjadi baru di dalam Dia, untuk membawa keluarga anda ke dalam persekutuan dari gereja yang terkasih ini, untuk berdoa bersama dengan kami, untuk mengembara bersama dengan kami, untuk memandang ke sorga bersama dengan kami, untuk menyongsong Yesus pada suatu hari bersama dengan kami. Kami menyambut anda dan malaikat mengundang anda ketika anda datang.

Mari kita berdoa?

 

 

Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.