SIAPAKAH YANG DAPAT MEMBANGKITKAN LAZARUS DARI KEMATIAN?

(WHO CAN RAISE LAZARUS FROM THE DEAD?)

 

Oleh Dr. W. A. Criswell

 

Khotbah ini dikhotbahkan di First Baptist Church of Dallas

Pada tanggal 14 Februari 1988

 

Yohanes 11:14-17

02-14-88

 

Kami mengucapkan selamat datang bagi anda semua yang sedang bergabung dalam ibadah ini bersama dengan kami. Bagi anda semua yang sedang mendengarkannya melalui siaran radio mau pun yang menyaksikannya melalui siaran televisi. Ini adalah  Gereja First Baptist Dallas, dan ini adalah Pendeta First Baptist Church yang akan menyampaikan khotbah yang berjudul: Siapakah Yang Dapat Membangkitkan Lazarus Dari Kematian? Dalam seri khotbah kita menelusuri Kitab Yohanes, kita sudah sampai di pasal sebelas. Dan di dalam pasal sebelas saya akan membaca ayat empat belas dan lima belas dan kemudian ayat dua puluh satu sampai ayat dua puluh lima. Yohanes pasal sebelas ayat 14 dan 15

 

Karena itu Yesus berkata dengan terus terang: "Lazarus sudah mati;

Tetapi syukurlah Aku tidak hadir pada waktu itu, sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu dapat belajar percaya. Marilah kita pergi sekarang kepadanya” (Yohanes 11:14,15).

Maka kata Marta kepada Yesus: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati (Yohanes 11:21).

 

Tidak ada kematian di hadapan Tuhan kita—

 

Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati.

Tetapi sekarangpun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya."

Kata Yesus kepada Marta: "Saudaramu akan bangkit."

Kata Marta kepada-Nya: "Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman."

Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati,

Dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. (Yohanes 11:21-26).

 

Betapa merupakan sebuah pengakuan yang luar biasa. Siapakah yang dapat membangkitkan Lazarus dari kematian? Yang pertama, seseorang yang mengakui kemahakuasaannya dan kemahatahuannya senditi yaitu ilmuwan palsu yang bangga akan dirinya dan seorang pembual besar, dia berkata, “Saya dapat membangkitkannya dari kematian. Saya memiliki semua jawabannya.” Dia datang ke depan dengan penghinaan yang besar dan menolak orang-orang yang percaya Allah. Kemudian dia berkata lagi, “Agama adalah sesuatu yang melebih-lebihkan. Itu adalah sebuah penolong bagi orang-orang lemah, dan orang-orang yang gentar serta orang-orang yang tidak berpengetahuan. Tetapi kami adalah orang-orang yang terpelajar. Dan saya datang dengan sapi suci saya. Dan dengan anak lembu emas yang di hadapannya ribuan orang sujud menyembah. Dan saya dapat membangkitkan Lazarus dari kematian.” Kemudian, ilmuwan yang palsu yang merasa dirinya superior, dan mahakuasa, dan yang sombong serta penuh dengan sikap mencemooh itu datang ke kuburan. Beserta dengan dia, dia membawa daftar anatomi tubuh, formula kimianya, dan fisik cangkokan dan persamaan fisika. Kemudian dia berjalan ke kuburan Lazarus, dan meneliti mayat Lazarus. Di sana ada craniumnya. Dan tulang selangkanya. Dan di sana ada saluran pembuluhnya. Di sana ada tulang belakangnya, tulang rusuknya, tulang dadanya. Di sana ada isi rongga perut, dan organ-oragan serta saraf-sarafnya, tulang paha, tulang kering, tulang betis, tulang pergelangan kaki, tulang kaki, dan bagian lainnya yang semua sempurna di dalam susunannya. Semuanya ada di sana. Kemudian semuanya akan jatuh ke dalam debu tanah. Bagaimana saya dapat menemukan pengharapan atau makna atau kehidupan atau janji atau kebangkitan di dalam seseorang yang hanya tahu sedikit? Yang kemudian mengklaim dirinya sebagi seorang yang mahakuasa, yaitu ilmuwan gadungan.  

Siapa yang dapat membangkitkan Lazarus dari kematian? Lihat, di sini ada dua orang sepupu—filsuf yang sesat. Yang pertama memperkenalkan dirinya sendiri: “Saya adalah seorang eksistensialis modern. Tidak ada sebuah pengalaman, tetapi apa yang menjadi pengalaman bagi anda,” dia mengakui bahwa, “Tidak ada sebuah kebenaran proposional, pernyataan kebenaran, kebenaran umum, dan kebenaran yang disingkapkan.” “Dan bahwa dia telah mati hanya merupakan opini anda. Opini saya adalah bahwa dia hidup. Bangkit dari kematian,” itu yang diakui dan disampaikan oleh eksistensialis. Dan kematian tetap merupakan kematian. Kemudian berbicaralah sepupunya, orang-orang sofis rohani. Bagi dia semua penyakit dan kematian hanyalah khayalan dari pikiran. Mereka hanyalah hal-hal yang terdapat dalam pemikiran manusia. Dan jika kita mengubah pandangan dan pikiran kita, maka kita akan mengubah penyakit dan rasa sakit dan kedukaan serta kematian. Itu merupakan salah satu pandangan filsafat yang sangat aneh—salah satu penyimpangan yang paling aneh dalam sebuah agama yang pernah saya dengar. Di dalam penggembalaan saya di sebuah kabupaten, ada sebuah sekolah yang sangat besar. Dan di dalam sekolah itu ada seorang guru yang sangat berbakat. Dan dia merupakan salah satu penganut filsafat sofis itu. Ibunya adalah seseorang yang memiliki tubuh yang sangat besar dan jatuh ke lantai dasar dan mengalami cedera yang serius. Tetapi dia berkata, “Ibu, ibu engkau tidak terluka.” Tidak ada dokter yang dikirim. Jangan percaya kepada dokter. Jangan percaya kepada pengobatan. Jangan percaya kepada penyembuhan. “Engkau tidak sakit. Itu hanya ada di dalam pikiranmu—hanya sebuah khayalan dari pikiranmu.” Dan saya pergi untuk menemui ibu yang malang itu, yang menderita memar yang parah dan semua tulangnya remuk, dan menderita kesakitan yang sangat parah—tetapi menurut putrinya itu, itu hanya di dalam pikirannnya, hanya di dalam kepalanya. Saya berpikir tentang seorang gadis kecil yang datang dengan berlari ke dalam rumah dan berkata, “Ibu, ibu, mama, engkau tahu wanita sakit parah yang berada di seberang jalan itu?” Dan ibunya berkata, “Nak, dengar, dia hanya berpikir bahwa dia sakit.” Dan gadis itu membalas, “Baiklah ibu, tetapi sekarang  dia berpikir bahwa dia mati.”  

Tidak suatu hal seperti kematian. Lazarus hidup. Tetapi dia mati. Dia telah menjadi mayat. Dia sedang membusuk dan mengalami kerusakan di depan mata kita. Siapakah yang dapat membangkitkan Lazarus? Di dalam pemikiran evolusionis perkembangan. Kita berada di jalan yang semakin meningkat. Kita sedang berkembang ke atas. Kita akan melihat bahwa Lazarus akan bangkit dari kematian—segera akan bangkit. Tidak lama lagi kita akan menjadi malaikat atau mungkin menjadi penghulu malaikat. Dan saya bertanya kepadanya, “Anda berkata kepada saya bahwa tidak ada sebuah penciptaan. Dan ketiadaan itu yang menciptakan sesuatu menjadi sebuah spesimen? Dan spesimen itu jatuh ke dalam lautan? Dan di dalam lautan ia menjadi sebuah kehidupan. Dan menjadi sebuah amuba dan sebuah paramesium dan sebuah karang dan seekor ikan dan seekor unggas dan seekor marsupial dan seekor kera dan seeekor kera besar dan seorang homo sapien—seorang manusia. Dan sekarang, dia akan menjadi seorang malaikat, evolusi perkembangan.” 

“Ya,” katanya. “Ya, berdasarkan riset yang terakhir dan bukti ilmiah yang terbaik. Ya, kita akan berevolusi dari kematian kita, dari kuburan kita, yang akan berkembang menjadi pribadi malaikat yang akan memuliakan diri mereka sendiri.” Luar biasa—sekarang biarkan saya melihat anda membangkitkannya dari kematian. “Tetapi anda harus mengingat, kami harus menunggu selama sepuluh juta tahun.” Tidakkah saya memiliki bukti untuk percaya, bahwa pengajaran saya merupakan sesuatu yang kosong dan sia-sia, hipetesis yang mandul? Jika dia jujur, dia akan berkata, “Ya.” Kita tidak dapat menerapkan sebuah evolusi perkembangan di hadapan sebuah kematian? Siapakah yang dapat membangkitkan Lazarus dari kematian?

Kemudian datanglah kepada kita empat orang teolog yang terpelajar. Seperti sahabat-sahabat Ayub—tiga diantara mereka adalah Elifas, Bildad dan Zofar, dan yang terakhir adalah Elihu. Dan mereka berkata, “Kami akan membangkitkan Lazarus dari kematian.” Dan yang pertama maju ke depan adalah Elifas. Dia adalah lambang dari seorang pemikir ilahi yang ulung yang menyampaikan khotbahnya berdasarkan tanggungjawab sosial. Bagi dia keselamatan adalah sebuah usaha. Yang bersifat politik dan sosial, kemasyarakatan dan pemerintahan. Dan dia maju ke depan dan berkata, “Saya akan membangkitakan dia dari kematian. Saya memiliki mangkuk yang dipenuhi dengan kesadaran sosial. Dan saya akan menggosok dia dan saya akan membuatnya sadar dari tanggungjawab dan tugas sosialnya.” Dan teologi yang dekat ini, yang memberikan dirinya kepada kesadaran sosial, yang mengerjakan persoalan sehari-hari—pemerintahan, politik, kemasyarakatan—dalam sebuah konsep yang besar dan sebuah ide yang besar. Dan dia menggosok Lazarus, serta terus menggosok dia. Dan dia berbicara kepada dia serta berusaha membangunkannya terhadap tugas sosialnya. Tetapi setelah dia terus mengosok dan menggosok serta berbicara tentang tanggung jawab sosial, adakah di sana kehidupan? Apakah dia hidup? Tidak. Dia tidak hidup. Dia mati. Lazarus tetap mati.   

“Keluarlah engkau,” kata yang kedua—yaitu Bildad. “Keluarlah engkau dan biarkan saya masuk. Dan saya akan membangkitkan dia dari kematian.” Dan di dalam jalan teologi yang kedua. Dia adalah seorang professor keagamaan yang dibayar. Dia berpakaian jubah yang megah. Dia memakai sulaman jubahnya. Dan dia datang dengan air suci, parfum dan kemenyan. Dan di mengadakan seluruh ritualnya dan pemujaannya. Dan setelah dia melakukan semua hal itu, Lazarus tetap mati. 

Kemudian datang yang ketiga—Zofar. Dan dia berkata, “Saya pikir ajaran anda tentang kesadaran sosial tidak akan membangkitkan dia dari kematian. Silahkan anda keluar dan biarkan saya masuk.” Dan dia masuk ke dalam. Dia adalah seorang yang pintar memanipulasi. Dia tahu bahwa dia akan mendapat pendengar terhadap hal itu. Dia membawa sebuah band beserta dengan dia. Dia membawa sebuah dansa kuartet. Dia membawa semua jenis dansa dan tamborin dan rebana serta tari-tarian. Dan dia berbicara dengan kata-kata yang dia sendiri tidak mengerti, apalagi lagi jenazah itu, tubuh yang mati itu. Dan dia berkata kepada semua pengikutnya yang membawa perlengkapan dan para penari dengan tarian mereka, katakana, “Mari kita menjangkaunya dengan hal itu. Mari kita meraihnya dengan hal itu.” Dan setelah mereka berusaha dengan hal itu dan  dengan semua kata-kata mereka, dan mantera-mantera mereka, dia tetap mati. Lazarus tetap mati.  

Akhirnya datanglah yang keempat—Elihu. Dia adalah kesimpulan dari apa artinya menjadi seorang teolog jenazah. Dia sama seperti cacing-cacing yang kaliber melalui buku-buku. Dia terlihat mati dan kering dan bosan sendiri. Dia memiliki pendekatan keaagamaan yang intelektual. Dia mendekati iman dengan rasa curiga, dengan otak, dengan penghakiman dan semua jenis kritikan. Dan dia melihat Alkitab di dalam latar belakang yang memiliki sumber-sumber yang tidak dapat dipercaya dan tidak dapat diidentifikasikan. Yang bagi dia, hal itu hanya merupakan kumpulan legenda-legenda dan mitos yang berasal dari orang yang tidak terpelajar dan tidak berpendidikan. Dan dia datang ke depan dengan bahasanya yang terbaik dan pidatonya yang terbaik dan tatanamanya yang terpelajar. Dan dia berdiri di sana sebagai sebuah bentuk kebaikan tetapi menyangkal kuasa yang ada di dalamnya. Dan dia berbicara dalam bahasa kepada kematian. Dan ketika anda mendengar dia, anda akan berkata, “Apa yang dia sampaikan? Apa maksudnya? Apa yang sedang dia bicarakan?” Tidak ada seorang pun yang tahu. Itu adalah pengkhotbah orang mati anda. Dan Lazarus tetap mati. 

Siapakah yang dapat membangkitkan Lazarus dari kematian? Seorang murid Yesus yang sederhana. “Saudari yang terkasih,” katanya kepada orang yang berduka itu—Maria dan Martha. Dia berkata, “Saya akan pergi untuk mengundang Yesus supaya Dia datang.” Dan Yesus datang dan Dia berdiri di depan kuburan itu dan di hadapan mayat yang mati, tubuk yang mulai rusak—yang telah meninggal selama empat hari. Dan Dia berdiri di sana, yaitu Yesus. Dia menyampaikan firman ini ke dalam keberadaan. Dia menciptakan lintasan alam semesta ini. Dia menjadikan dunia ini. Dan Dia telah menciptakan kita. Dia berdiri di sana, yaitu Yesus. Tuhan yang hidup, penakluk kematian, yaitu Yesus berdiri di sana. Saya berpikir tentang Rasul Yohanes yang dibuang ke Pulau Patmos. Dia menulis: 

 

Pada hari Tuhan aku dikuasai oleh Roh dan aku mendengar dari belakangku suatu suara yang nyaring, seperti bunyi sangkakala,

Lalu aku berpaling untuk melihat suara yang berbicara kepadaku. Dan setelah aku berpaling, tampaklah kepadaku tujuh kaki dian dari emas.

Dan di tengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa Anak Manusia, berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki, dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas.

Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan mata-Nya bagaikan nyala api.

Dan kaki-Nya mengkilap bagaikan tembaga membara di dalam perapian; suara-Nya bagaikan desau air bah.

Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajah-Nya bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik.

Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir,

Dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut (Wahyu 1:10-18).

 

Dia berdiri di sana. Dan Tuhan kita mengangkat suaraNya dan berkata, “Lazarus, marilah keluar.” Dan tubuh yang mati itu, tubuh yang rusak itu kemudian hidup. Dan dia datang keluar, kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kafan dan mukanya tertutup dengan kain peluh.

Anda tahu, cerita tertua yang pernah saya dengar di dalam hidup saya ada di sana. Seseorang berkata, “Mengapakah Tuhan berkata, Lazarus, marilah keluar?” Dan jawabannya adalah: Jika Dia tidak berkata “Lazarus,” maka seluruh orang yang berada di dalam kuburan akan bangkit, dan datang menemui Dia. Berdiri di sana dengan hidup—bangkit dari kematian. Semua hal ini adalah sebuah gambaran. Itu adalah sebuah perumpamaan. Itu adalah sebuah tipe. Itu adalah sebuah janji. Itu adalah sebuah tanda. Itu adalah sebuah isyarat dari apa yang akan di lakukan oleh Yesus pada akhir zaman. Anda lihat bahwa Lazarus yang telah dibangkitkan kembali ke dalam debu tanah—kembali ke dalam kematian, kembali ke dalam kuburan. Tetapi itu adalah gambaran, perumpamaan, tipe bagi jaminan kita, keyakinan kita, pengharapan kita, berkat dari apa yang akan dilakukan oleh Tuhan. Sesuatu yang lebih baik, yang telah Dia janjikan kepada kita. Apakah itu? Saya memikirkan hal itu dalam tiga cara.

Yang pertama. Ini adalah demonstrasi dari kuasa Tuhan kita yang membukakan pemandangan dan gerbang sorga bagi kita. Paulus sendiri menulis, “Darah dan daging tidak mendapat bagian di dalam Kerajaan Allah dan bahwa yang binasa tidak mendapat bagian di dalam apa yang tidak binasa” (1 Korintus 15:50). Selama saya masih mendiami tubuh ini, saya tidak dapat melihat Allah dan tetap hidup. Saya tidak dapat berjalan di jalan emas itu. Saya tidak dapat melihat ke dalam wajah Tuhan saya dan tetap hidup. Saya harus melalui lembah kematian untuk menjangkau Dia dan rumah saya ada di dalam sorga. Dan Yesus berada di sana untuk menuntun saya dan menolong saya dan menjadi sahabat saya, untuk menerima roh saya dan membukakan gerbang kemuliaan bagi saya. Dan pintu masuk ke dalam sorga. Inilah yang telah Dia janjikan untuk dilakukan olehNya. “Aku pergi untuk menyediakan tempat bagimu. Dan jika Aku telah pergi ke situ,….Aku akan membawa kamu ke tempatKu, supaya di tempat dimana Aku berada, kamu pun berada” (Yohanes 14:2-3). Dan ini adalah sebuah waktu dan sebuah gambaran dari waktu kemuliaan besar yang penuh kejayaan ketika Yesus membuka gerbang bagi kita untuk masuk ke dalam sorga.

Yag kedua. Itu adalah sebuah tipe dari perumpamaan, sebuah gambaran, sebuah janji dari masa ketika Tuhan kita akan berbicara kepada kita yang ada di dalam kuburan. Kita semua menghadapi musuh yang  pokok, dan yang paling akhir yang disebut kematian. “Musuh terakhir yang akan dihancurkan adalah maut” (1 Korintus 15:26). Dan kita semua menghadapi waktu yang final itu, waktu yang gelap dan mengerikan itu. Tetapi jika saya jatuh ke dalam kuburan, Dia mampu untuk menghidupkan dan membangkitkan tubuh saya—1 Tesalonika empat ayat tiga belas sampai delapan belas menjelaskan:

 

Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan.

Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia.

Ini kami katakan kepadamu dengan firman Tuhan: kita yang hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali tidak akan mendahului mereka yang telah meninggal.

Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit;

Sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan.

Karena itu hiburkanlah seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini. [1 Tesalonika 4:13-18]. 

 

“Sebab Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kita” (Ibrani 11:40). Dan seandainya saya masih hidup ketika Dia datang, “Dalam sekejab mata….saya (kita) akan diubah” (1 Korintus 15:52). Tetapi orang-orang yang telah tertidur dalam Yesus, akan lebih dahulu bangkit. Mereka adalah orang pertama yang akan bertemu dan menyambut Dia. Sekalipun saya mati dan sadar, atau saya masih hidup ketika Dia datang, saya yang fana ini akan diubah—sekalipun kita hidup atau mati, kita akan bersama-sama dengan Tuhan. Dia mampu melakukannya. Dan ini adalah perumpamaan, kisah ini adalah penegasan dari keyakinan itu. Yesus dapat membangkitkan Lazarus dari kematian. Dan Dia akan membangkitkan kita. 

Yang ketiga. Makna dari perumpamaan ini, dari kisah ini. Dia adalah kebangkitan dan hidup. Dan kita yang percaya kepadaNya tidak akan pernah binasa (Yohanes 11:25, 26). Kita telah dibangkitkan ke dalam kehidupan yang baru di dalam Kristus. Ketika kita menerima Dia sebagai Juruselamat kita, ketika kita percaya di dalam Dia sebagai Tuhan kita, ketika kita membuka hati kita kepada Dia, Dia memberikan hidup yang kekal kepada kita—dan atas hal itu kita tidak akan pernah mati. Dan kepemilikan itu bukan pada suatu hari, tetapi kita memilikinya pada saat ini. Bukan berkat yang akan kita peroleh pada suatu hari tetapi berkat yang kita peroleh sekarang. Bukan pengharapan sukacita yang kita peroleh pada suatu hari nanti, tetapi bersukacita di dalam Juruselamat kita pada saat ini. Tidak ada di dalam pengalaman manusia yang lebih manis dan penuh kasih selain dari pada untuk percaya dan untuk yakin serta untuk menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat anda. Tidak ada yang dapat dibandingkan dengan hal itu.   

Dan itu adalah undangan yang kami serukan  bagi hati anda pada hari ini. Mari datanglah ke depan dan katakan, “Pendeta, ini adalah waktu Allah bagi saya. Dan saya segera datang. Saya menerima Tuhan untuk semua hal yang Dia janjikan untuk terjadi dan yang Dia lakukan.” 

 

Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.