YESUS TERANG DUNIA
(THE FEAST OF LIGHTS)
Dr. W. A. Criswell
12-13-87
Yohanes 10:22
Ini adalah Pendeta yang sedang menyampaikan khotbah yang berjudul: Yesus Terang Dunia. Ini adalah sebuah khotbah yang berhubungan dengan Hari raya Terang, hari raya pentahbisan. Di dalam komunitas Yahudi, mereka menyebutnya Hanukkah. Di dalam komunitas Kristen, kita menyebutnya sebagai Natal.
Salah satu hal yang paling tidak biasa yang saya tahu, yang terdapat di dalam sejarah keagamaan. Hanukah tidak disebutkan atau dinamai atau direferensikan ke dalam Perjanjian Lama. Tetapi hal itu di dalam Perjanjian Baru.
Salah satu dari kejadian yang kebetulan di dalam hidup, di dalam khotbah saya melalui Injil Yohanes, yang terdapat di dalam pasal 10. Dan di dalam pasal 10 ayat 22—Yohanes 10: 22: “Tidak lama kenmudian tibalah hari raya Pentahbisan Bait Allah di Yerusalem,” hari raya Hanukah, hari raya terang, hari raya kelepasan—dari pentahbisan. “Dan Yesus berjalan-jalan di Bait Allah,” karena masa itu adalah musim dingin. Yaitu pada bulan Desember.
Pelaksanaan dari “hari raya pentahbisan,” ini, yang disebutkan di sini bersama dengan Tuhan kita di dalam Yohanes 10:22, memiliki sebuah latar belakang yang luar baisa dan salah satu kisah yang paling hidup di dalam sejarah literatur manusia. Aleksander Agung meninggal pada tahun 232 B.C. di kota Babel. Dia telah mengalahkan seluruh peradaban dunia.
Dan hasrat yang sama bergerak di dalam hati Rasul Paulus, untuk menjadi seorang utusan dari iman Kristen yang memiliki hati yang berkobar sama seperti Aleksander yang membuat peradaban Yunani menjadi bahasa dan budaya bangsa-bangsa di seluruh dunia. Dan dia berhasil di dalam hal itu.
Aleksander membuat peradaban dunia Yunani—budaya Yunani, literatur Yunani, arsitektur Yunani, bahasa Yunani. Ketika Paulus menulis suratnya ke jemaat di Roma, dia tidak menulisnya dalam bahasa Latin. Dia menulisnya dalam bahasa Yunani. Sebagaimana di sana ada Pax Romana, sebuah kedamaiana yang universal, jadi di sana ada sebuah lingua franca, sebuah bahasa umum. Dan itu adalah bahasa Yunani.
Keinginan yang bergerak di dalam hati Aleksander untuk menyebarkan kebudayaan Yunani juga bergerak di dalam hati para jenderal penerusnya. Aleksander tidak meninggal seorang pewaris. Dan kerajaannya dibagi menjadi empat bagian dan diberikan kepada empat orang jenderalnya.
Cassander mengusai Yunani, Makedonia. Dia telah menikah dengan saudara perempuan Aleksander yang bernama Thesalonika. Dan dia membangun ibukotanya dan memberinya nama dari saudari Aleksander, putri dari Raja Philip II. Dia memberinya nama Tesalonika.
Lysimachus menguasai Asia kecil. Seleukus menguasai Siria. Dan Ptolemy menguasai Mesir.
Seleucus memiliki seorang ayah yang bernama Antiokhus. Dan Seleukus membangun ibukotanya di lekuk Sungai Orentes yang mengalirkan salju yang turun dari pegunungan Lebanon. Dan tempat sungai itu mengalir ke laut, di sana dia membangun ibukotanya dan memberi nama dengan nama ayahnya, yaitu Antiokhia.
Dia membangun pelabuhan di Siria di mulut sungai Orontes dan memberinya nama Seleukus. Tetapi ibukota itu sendiri dia namai dengan Antiokhia.
Jika anda pernah berada di sana—dan itu adalah salah satu kota yang memiliki pemandangan yang paling indah di dunia. Dan itu merupakan sebuah lembah yang indah dengan pegunungan yang berada di sisinya. Iu merupakan sebuah hal yang luar biasa yang pernah dilakukan oleh Seleukus.
Di dalam Imperium Roma, ibukotanya merupakan kota ketiga yang paling besar di antara kota-kota lainnya. Roma adalah yang pertama, Aleksandria adalah yang kedua dan Antiokhia merupakan kota yang ketiga.
Pada tahun 200 B. C., Antiokhus III datang untuk bertakhta di Siria. Dia dipanggil dengan Antiokhus yang Agung. Dan dia, secara luar biasa memperluas batas dan pengaruh dari bagian dunia Yunani.
Pada tahun 175 B. C., Antiokhus IV menduduki takhta. Dia merupakan seseorang yang memiliki karakter yang luar biasa. Dia sering diasumsikan dengan nama Theos Epiphanes: manifestasi allah.
Dia secara jelas digambarkan dalam nubuatan Daniel pasal delapan dan Daniel pasal sebelas. Di sana dia digambarkan sebagai prototipe dari Antikristus, Antiokhus IV ini, yaitu: Theos Epiphanes.
Pada tahun 168 B. C. Antiokhus IV berperang melawan Ptolemi di Mesir dan mengalahkan dia beserta dengan pasukannya. Dan dia mengepung bagian tentara Ptolemi yang tersisa ke kota Aleksandria, dimana dia kembali mengepung hingga pos yang terdepan.
Tetapi, ketika dia mengalahkan Mesir, dia menyentuh Roma, sebab Mesir merupakan lumbung Roma. Dan Senat Roma mengirim sebuah pasukan ke Mesir untuk menghadapi Antiokhus dan berkata kepadanya, “Kamu harus menarik kepungan ini. Kamu harus menarik diri dari serangan ini. Kamu harus menarik pasukanmu kembali ke Siria atau kamu akan berhadapan dengan legion Roma.”
Sebelum ultimatum itu, Antiokhus keberatan dan ragu-ragu dan meminta waktu untuk mempertimbangkan hal itu. Tetapi pemimpin pasukan Roma menggambar sebuah lingkaran di sekitar dia di atas pasir dan berkata kepadanya, “Sebelum engkau meninggalkan lingkaran itu, kamu akan memberikan sebuah jawaban kepada saya sehingga saya dapat kembali ke Senat Roma.”
Tanpa mampu menghadapi Legium Roma, Antiokhus memutuskan untuk mundur. Kemudian dia memimpin pasukannya keluar dari Mesir. Tetapi, saat dia kembali ke Antiokhia, dia melewati Israel, dia melampiaskan dendamnya dan rasa frustasinya serta kebenciannya atas Israel.
Dia menunggu hari Sabat, ketika orang-orang Yahudi menolak untuk berperang, dia menyuruh tentaranya yang kalah untuk melakukan sebuah pembunuhan yang mengerikan bagi orang-orang Yahudi yang berada di Yerusalem.
Kemudian dia mengambil sebuah patung berhala Yupiter dan menempatkan patung itu di sanctum sanctorum, Ruang Maha Kudus. Dan dia mengorbankan seekor babi betina di atas altar, dia mengotori semua peralatan kudus yang ada di Bait Allah.
Dia memanggil para perempuan sundal. Dan di dalam bait Suci itu mereka melakukan pesta seks. Dia membuat sebuah api yang besar di atas gulungan Kitab suci. Dan Dia mengangkat dirinya sendiri memaksa setiap orang Yahudi—seluruh orang Israel—untuk menyembah berhala Yunani dan budaya Yunani.
Anda dapat membaca hal itu dengan jelas, bagaimana besarnya penganiyaan itu digambarkan dalam 2 kitab yang luar biasa dalam periode itu. Doktor yang baik dalam pikiran saya yang sederhana, akan membuat 1 Makabee menjadi bagian dalam Alkitab. Salah satu potongan terbaik tentang penyingkapan tentang kehadiran Allah yang dapat kita baca.
Hanya sebagai sebuah contoh dari kobaran penganiayaan itu, di sana ada dua orang ibu yang menyunat anaknya. Antiokhus membunuh bayi itu dan meletakkan bayi yang mati itu di leher ibunya, dan mempertontonkan kedua ibu itu di seluruh kota, dimana bayi yang mati itu tergantung di leher mereka.
Dan salah satu contoh tipikal lainnya: ada seorang ibu yang memiliki tujuh orang putra. Dan Antiokhus menggoreng mereka semua, ketujuh bocah itu. dengan panci panas, Dia memotong lidah mereka, jari mereka serta jari kaki mereka dan menggorengnya di depan ibu mereka. Untuk menunjukkan anda tentang kesetiaan orang-orang Yahudi itu, ibu itu mendorong anak-anak itu untuk tetap benar hingga mati.
Kemudian pada tahun 167 B. C., raja mengirim seorang petugas ke sebuah Menara yang terletak di bagian barat laut Yerusalem. Di kota itu hidup seorang imam tua yang bernama Mattatias. Dia memiliki lima orang putra, yang diantaranya adalah John dan Simon dan Yudas dan Yonathan.
Dan petugas itu diperintahkan untuk membuat imam tua itu membuat korban di hadapan sebuah berhala Yunani. Imam tua itu menolak untuk melakukannya. Tetapi di dalam penolakannya, seorang pengkhianat Yahudi datang ke depan untuk membuat sebuah korban persembahan. Ketika dia melakukannya, Mattatias membunuhnya dan juga membunuh petugas Siria itu.
Imam tua beserta dengan kelima anaknya ittu melarikan diri ke pegunungan. Dan Orang-orang Yahudi mulai berkerumun di sekitar dia dan bergabung dengan mereka.
Tidak lama sesudahnya, Mattatias, imam tua itu meninggal. Sebelum dia meninggal dia menyerahkan kepemimpinan revolusi itu ke tangan Yudas, yang mereka sebut dengan Makabe, sang Martil—seperti Charles Martel, Charles the Hammer, yang pada tahun 732 A.D. mengahadapi pasukan Muslim. Seandainya dia tidak melakukan hal itu, maka Eropa akan menjadi Islam.
Kemudian mereka menyebutnya Yudas Makabe, dengan juga dengan pemuda-pemuda lainnya. Dan mereka memimpin revolusi melawan Antiokhus, Theos Epiphanes.
Pada tahun 166 B. C., Antikhus mengirim sebuah pasukan yang besar di bawah pimpinan Apollonius, untuk menghancurkan revolusi Makabe. Tetapi Yudas menumpas pasukan Siria itu dengan sebuah pasukan yang kecil, dan mengambil pedang Apollonius dan sesudahnya membunuhnya dengan pedang itu.
Mereka datang dalam sebuah kegusaran yang luar biasa, mengumumkan kepada seluruh dunia Romawi bahwa mereka membawa emas dan perak serta belenggu ke Israel. Dan kepada pasukan Siria akan di berikan 90 keping perak untuk setiap orang Yahudi yang ditangkap dan untuk dijual ke pasar budak di dunia.
Kemudian pada tahun 165 B.C. Antiokhus memasuki Palestina dengan sebuah pasukan yang besar. Dan diikuti oleh orang-orang yang membawa emas dan perak serta belenggu untuk meangkap orang Yahudi dan menjual mereka untuk menjadi budak di seluruh dunia.
Di Emaus—apakah hal itu tidak membawa sebuah ingatan ke dalam hati anda dari Lukas pasal dua puluh empat? Dua orang yang menuju Emaus, dan ketika Yesus yang tidak mereka kenal berjalan bersama dengan mereka dan menjelaskan tentang penyingkapan Kitab Suci kepada mereka.
Itulah tempatnya. Di Emaus, Yudas Makabe, dengan pasukannya, mengejutkan Antiokhus pada saat malam, dan mengalahkan mereka, dan membuat mereka kembali pulang.
Kemudian pada tahun 165 B.C., raja datang kembali untuk yang terakhir kalinya, dan untuk kali ini, dia tidak akan kembali. Dengan mengumpulkan pasukan yang lain, dia menyerang Israel. Dan dalam sebuah pertempuran di Idumea, bagian selatan dari laut galilea, Yudas Makabe dengan telak mengalahkan Antiokhus, Theos Epiphanes.
Dan raja, tidak hidup pada pertempuran itu. Dan Yehuda, Israel akhirnya menjadi bebas. Kemudian Yudas Makabe dan pasukannya serta rakyatnya kembali ke Yerusalem, untuk membangun kembali dan mentahbiskan Bait Allah.
Dapatkah saya menyebutkan hal lain di sini, untuk menunjukkan betapa dalamnya pengharapan dari orang Yahudi untuk kedatangan seorang nabi, seorang Mesias? Altar yang suci telah dihancurkan. Mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan batu-batu itu. Jadi, dengan hati-hati mereka menyusun kembali hingga seorang nabi akan datang untuk memberitahukan apa yang harus mereka lakukan, membangun sebuah altar yang baru, mentahbiskan kembali seluruh Bait Allah, untuk menyembah Yehova.
Mereka tidak memiliki minyak. Mereka tidak memiliki cahaya! Seseorang menemukan di tempat yang kudus lampu kecil dengan sedikit minyak zaitun. Mereka menyalakan lampu itu. Dan itu adalah minyak untuk satu hari.
Dan mereka merayakan kemenangan yang telah diberikan Allah kepada merka dan mentahbiskan kembali Bait suci, selama panjang dari terang itu, yaitu selama satu hari. Tetapi, secara ajaib, terang itu menyala selama dua hari. Dan mereka merayakannya selama dua hari. Dan secara ajaib, terang itu menyala selama tiga hari. Dan mereka merayakannya selama tiga hari. Dan secara ajaib, terang itu terus menyala selama empat hari, lima hari, enam hari dan delapan hari. Dan mereka merayakan penyucian dan pentahbisan Bait suci itu selama delapan hari—hari raya Terang, hari raya pentahbisan, hari raya kelepasan. Mereka menyebutnya Hanukah. Kita menyebutnya hari Natal.
Hari raya Terang: hal itu berkaitan dengan Tuhan kita Yesus yang mulia. Itu adalah sebuah hal yang luar biasa, cara Matius memulai injilnya dengan Anak Allah: “Meninggalkan Nazareth,” di dalam pasal 4 ayat 13:
Yesus meninggalkan Nazareth dan diam di Kapernaum, di tepi danau, di daerah Zebulon dan naftali, supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya,
Dan dia mengutip Yesaya 9;1 dan 2:
Tetapi tidak selamanya akan ada kesuraman untuk negeri yang terimpit itu. Kalau dahulu TUHAN merendahkan tanah Zebulon dan tanah Naftali, maka di kemudian hari Ia akan memuliakan jalan ke laut, daerah seberang sungai Yordan, wilayah bangsa-bangsa lain.
Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar;
Pikirkanlah tentang orang-orang yang berdiam di kegelapan kematian dan kuburan serta penghukuman!
Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar.
Dan itulah sebabnya mengapa saya telah menyuruh anda untuk membaca Yohanes pasal pertama. Yohanes memulai Injilnya dengan cara yang sama:
Di dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia
Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.
… Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia.
Dan di dalam pasal selanjutnya, pasal 8 dan pasal 9, Yesus berkata, “Akulah terang dunia.”
Hari Raya Terang, mengagungkan dan memuliakan dan memberitakan Tuhan kita yang mulia: Terang dan pengharapan dunia. Sebagaimana anda pernah mendengar saya berulangkali berkata, bahwa orang-orang memiliki sebuah reaksi mendadak menentang komersalisasi Natal. Saya berkata kepada mereka, “Anda tidak mengerti. Anda tidak menilai dengan benar.
Tidak ada cara di dunia ini, dimana anda dapat mengeluarkan Kristus dari Natal. Bahkan nama C‑h‑r‑I‑s‑t-mass (Natal). Setiap terang yang bersinar dan setiap dekorasi yang berada di jalan-jalan dan toko-toko, setiap lagu yang dinyanyikan—semuanya mengagungkan Tuhan Yesus, yaitu terang dunia.
Saya tidak dapat memikirkan Natal tanpa terang. Ketika anda datang untuk melihat pohon ini, mereka akan dipenuhi dengan lampu. Lampu-lampu ini akan berada di sekitar balkon, mereka ada di mana-mana. Mereka merayakan Yesus, terang dunia.
Oh, datanglah kepada terang
Yang bersinar untukmu
Dengan lembut terang itu
Menyingsing ke atasku
Dahulu aku buta,
Tetapi sekarang dapat melihat
Terang dunia adalah Yesus. Ini adalah sebuah hari raya terang. Hal itu memuliakan Dia. Hal itu berhubungan dengan Dia.
Itu juga adalah hari raya kelepasan. Hal itu berhubungan dengan kita—sebuah kekepasan dari kematian, sebuah kelepasan dari kuburan, sebuah kelepasan dari kegelapan yang pokok dan penghukuman yang terakhir. Itu adalah sebuah hari raya dan kelegaan dan sebuah kemuliaan dari kelepasan.
Aku akan mengangkat mataku
Kepada Tuhan
Pertolonganku datang dari Dia,
Yang menjadikan langit dan bumi.
Ia takkan membiarkan
Kakimu goyah,
Dia akan menjaga Engkau
Penjagamu tidak akan terlelap.
Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel.
Tuhanlah Penjagamu,
Tuhanlah naunganmu
Di sebelah tangan kananmu.
Matahari tidak menyakiti engkau
Pada waktu siang, atau bulan pada waktu malam.
Tuhan akan menjaga engkau
Terhadap segala kecelakaan;
Ia akan menjaga nyawamu.
Tuhan akan menjaga keluar masukmu,
Dari sekarang sampai selama-lamanya.
Terpujilah Allah! Kita sedang merayakan sebuah hari raya kelepasan:
Domba-dombaku mendengar suaraKu, dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikuti Aku.
Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka, dan mereka pasti tidak akan binasa…
Bapaku, yang telah memberikan mereka kepadaKu lebih besar dari siapa pun; dan tidak ada seorang pun yang dapat merebut mereka dari tangan BapaKu.
Aku dan Bapa adalah satu.
Kita sedang merayakan sebuah hari raya kelepasan. Allah telah menyelamatkan kita. Tuhan telah memanggil kita dan memilih kita dan menebus kita dan telah memberikannya kepada kita di dalam firmanNya yang tertulis yaitu hidup yang kekal.
Betapa sebuah dasar yang kokoh
Engkau, orang-orang kudus Allah
Yang ditempatkan karena imanmu
Di dalam firmanNya yang sempurna
Apa lagi yang dapat Dia katakan?
Selain untukmu Dia yang telah berfirman?
Engkau bagi Yesus
Yang telah melarikan diri kepadaNya dan berlindung di dalamNya
Jiwa yang berada di dalam Yesus
Telah bersandar untuk berbaring
Aku tidak pernah dan tidak pernah
Melarikan diri kepada musuhnya
Jiwa itu, yang dipikirkan oleh seluruh neraka
Dan akan berusaha keras untuk menggoncangkannya
Tetapi aku tidak akan pernah, dan tidak akan
Tidak dan takkan pernah meninggalkannya
Itu adalah sebuah hari raya keselamatan, sebuah pembebasan bagi kita—hari raya ini, yaitu Natal.
Yang terakhir, ini adalah sebuah hari raya pentahbisan, disebut dengan “hari raya pentahbisan.” Itu adalah Hanukah. Itu adalah Natal. Itu adalah sebuah perayaan, sebuah pentahbisan dari jemaat kita yang terkasih, bait Allah, rumah tangga iman, keluarga Allah. ini adalah pentahbisan diri kita kepadaNya.
Betapa sebuah hal yang indah, ketika saya berjalan di tempat suci ini—lampu-lampu ini diatas ruangan gereja yang indah ini, mengagungkan Tuhan, rumah yang didedikasikan kepada Yesus.
Aku mencintai kerajaanMu ya Tuhan
Rumah yang menjadi tempatMu berdiam
Gereja, yang membawa berkat dari Juruselamat kita
Dengan darahNya yang berharga
Aku mencintai gerejaMu, o, Allah
Dinding-dindingnya yang tegak di depanMu
Kekasih yang tersayang
Dari biji mataMu
Dan patung pahatan yang ada di tanganMu
Yang untuknya air mataku menetes
Yang untuknya doaku dinaikkan
Dan baginya kerja keras
Dan perhatian kuberikan
Hingga usaha dan kepedulianku akan berakhir
Betapa sebuah hal yang mulia, momen yang penuh makna yang luar biasa di dalam hidup, dan di dalam waktu yang luar biasa setiap tahunnya: bagi orang Yahudi, itu adalah Hanukah; bagi orang Kristen itu adalah Natal—hari raya terang, hari raya kelepasan, hari raya pentahbiasan dan penyucian.
Tuhan, kami bersyukur kepadaMu karena telah membiarkan kami menjadi sebuah bagian dari hari yang mulia dan untuk berbagi di dalam musim yang indah!
Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.