Daftar isi

HIDUP YANG BERKELIMPAHAN

(LIFE ABOUNDING)

 

Dr. W. A. Criswell

 

11-08-87

 

Yohanes 10:10

 

Kami mengucapkan selamat datang bagi anda semua yang sedang mendengarkan ibadah ini melalui siaran radio atau yang menyaksikannya melalui siaran televise, bagi anda semua yang sedang bergabung bersama dengan kami di dalam ibadah dari Gereja First Baptist Dallas. Ini adalah Pendeta yang sedang menyampaikan khotbah yang berjudul: Hidup Yang Berkelimpahan.

Di dalam seri khotbah kita melalui Injil Yohanes, kita telah sampai ke dalam pasal sepuluh. Dan khotbah hari ini adalah sebuah khotbah tekstual dan bukan sebuah khotbah ekspositori.

Minggu yang lalu, kita mengambil 18 ayat pertama dari pasal sepuluh kemudian menjelaskannya—itu adalah sebuah khotbah ekspositori. Khotbah hari ini adalah sebuah khotbah tekstual. Yang terdapat di dalam Injil Yohanes pasal sepuluh ayat sepuluh. Tuhan kita berkata:

 

Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan. Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.

 

Jadi, pengakuanNya yang pertama adalah: Orang-orang ini yang bersembunyi dari kita atau musuh yang bermaksud jahat, mereka datang untuk mencuri dan membunuh serta membinasakan. 

Tidak ada hal yang lebih sederhana selain dari pada menghancurkan. Di dalam gereja kita, ketika saya datang untuk menmgembalakan tempat ini, ada seorang diaken yang saleh yang bernama: Diaken Scott. Dia mengepalai YMCA di kota Dallas ini.

Dan dibawah pengawasan dan perintahnya, mereka membangun sebuah gedung YMCA yang indah persis di depan gereja kita. Yang tingginya sekitar 14 tingkat, sebuah fasilatas terbaik yang ada di Amerika.

Dan di dalam susaha untuk membangun Plaza Lincoln yang luar biasa, gedung YMCA itu telah dihancurkan. Saya menyaksikan hal itu. Saya lega bahwa Diaken Scott yang luar biasa itu, yanmg melihat gedung YMCA itu dengan penuh kebanggaan bersama dengan Tuhan, telah meninggal dan tidak menyaksikan hal itu. Apa yang telah menjadi mimpi di hatinya dan prestasi di dalam hidupnya, runtuh menjadi puing hanya dalam beberapa menit.

Itu adalah sebuah hal yang sederhana: Penghancuran. Di dalam Museum Inggris, saya melihat Vas Semen Biru—dibuat oleh tangan, yang dikerjakan sekitar setengah millennium sebelum Kristus lahir. Kita memiliki duplikatnya di ruang pastori; Sebuah ciptaan yang sangat indah.

Seorang yang gila datang ke museum itu dan merampasnya serta melemparkannya menjadi puing-puing. Dan apa yang anda lihat sekarang, itu adalah lem terbaik yang merekatkan vas itu kembali. Apa yang dia lakukan dalam sekejap, menghancurkan apa yang telah dibuat untuk kesenangan dan kebanggaan dari generasi ke generasi selama 2.5000 tahun.

Saya tidak pernah diliputi keheranan oleh sesuatu yang pernah saya baca di dalam hidup saya dari pada ketika saya membaca seorang Australia yang gila yang mengambil sebuah palu dan masuk ke Gereja St. Peter di Roma, dan merusak Karya Michaelangelo, yaitu salah satu lukisan terbaik yang ada di ruangan gereja di dunia ini, sukar untuk dipercayai bahwa orang gila itu, sampah dari umat manusia itu menghancurkan keindahannya dengan sebuah palu. 

Untuk menghancurkan merupakan hal yang sederhana. Seorang binatang liar dapat meremukkan sekuntum bunga yang tumbuh di tanah. Tetapi siapa yang dapat menciptakannya kembali? Atau seseorang dapat mengambil hidupnya, tetapi siapa yang dapat menciptakannya kembali?

Merupakan hal yang sederhana untuk menghancurkan. Lalu, mengapa kita mendengarkan kepada orang yang kata-katanya  bersifat menghancurkan?

Mengapa mendengarkan seorang kafir yang berdiri dengan beberapa inci lebih tinggi dengan suara yang besar, mencela iman? Itu bukan hidup. Itu adalah kematian.

Mengapa mendengarkan seorang humanisme sekuler dengan ilmu pengetahuan bayangannya yang merampas dari hati manusia pengharapan tentang sorga? Itu bukanlah kehidupan. Itu adalah kematian.

Mengapa mendengarkan seorang legalis materialistik, yang dengan hukum, menyangkal hak-hak anak-anak taman sekolah untuk berkata anugerah di atas meja atau dengan Mahkamah Agung melarang pembacaan Firman Allah di sekolah-sekolah umum? Mereka bersifat menghancurkan. 

Dan hal yang paling sederhana yang dapat dilakukan oleh tangan manusia atau yang dapat dihasilkan oleh pikiran manusia adalah, sama seperti pencuri yang datang untuk mencuri, membunuh dan membinasakan.

Tetapi, Tuhan kita bergerak dalam sebuah dunia yang berbeda: “Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.”

Jika saya dapat meringkaskan pelayanan dari Juruselamat kita dalam satu kata, maka kata itu pastilah kata “hidup.” Seringkali hal itu keluar dari mulut Juruselamat kita yang mulia. Berkotbah sama seperti yang saya lakukan melalui Injil Yohanes, saya bahkan tidak memiliki waktu untuk mengutip semua ayat yang di dalamnya Dia berbicara tentang kehidupan yang Dia bawa kepada kita yang berasal dari sorga.

Yohanes 3:14 dan 15: “Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan  beroleh hidup yang kekal.”

Dan kemudian, Yohanes 3:16: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”

Yohanes 5:24:

 

Aku berkata kepadamu: “Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataanKu dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.”

 

Yohanes 6:48: “Akulah roti hidup.” 

Yohanes 6:63: “Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup.”

Yohanes 11:25: “Akulah kebangkitan dan hidup.”

Dan Yohanes 11:26:  “Dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepadaKu, tidak akan mati selama-lamanya.”

Yohanes 14:6: “Akulah jalan, kebenaran dan hidup.”

Yohanes pada masa tuanya, menulis Injil yang Keempat ini—Yohanes meringkaskan hal itu dalam prolognya yang sangat indah dan tiada bandingnya, yaitu di dalam Yohanes 1:4: “Di dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.”

Seandainya saya dapat melanjutkan hal itu di dalam firman Tuhan, hal itu itu juga terdapat dalam pengakuan Paulus, pada usia tuanya, seperti yang dia tulis kepada anaknya, Timotius, dari penjara bawah tanah Roma, yang sedang menunggu hukuman mati, dia berkata di dalam 2 Timotius 1:10: “Dan yang sekarang dinyatakan oleh Juruselamat kita Yesus Kristus, yang oleh injil telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa.” 

Inilah Juruselamat kita: “Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.” 

Apakah misteri hidup yang tidak dapat dilalui? Itu sama seperti kehadiran yang tidak terduga, kemulian yang tidak dapat dijelaskan dari Allah sendiri. Sekalipun hal itu sama seperti tebaran pasir di sepanjang pesisir pantai. Kita menemuinya di dalam setiap cara yang umum dan di dalam setiap hari yang kita jalani.

Para ilmuwan mengakui bahwa ada kehidupan, dalam setiap partikel tanah yang tidak kelihatan, bahwa hal itu merembes di dalam setiap bagian dari udara yang mengelilingi kita, hal itu berada di dalam setiap tetesan air, yang menyelimuti segala sesuatu yang kita lihat. Hidup, tetapi, oh, betapa dia merupakan sebuah hal yang tidak dapat dipecahkan, ciptaan luar biasa yang tidak dapat didekati!

Ketika saya akan memimpin sebuah ibadah pemakaman, sebuah saat kematian, dan, melihat ke dalam jenazah, petugas pemakaman, yang telah berusaha membuat agar jenazah itu tetap kelihatan hidup. Tetapi usahanya sia-sia, itu tetap merupakan sebuah terror dan ketakutan serta kengerian dari kematian

Apa yang telah terjadi? Dia berada di sana, terbaring di sana—setiap bagiannya, semua anatominya, ada di sana. Tetapi dia tidak di sana.

Apakah hidup? Itu adalah sebuah nyala api ilahi. Itu adalah sesuatu yang berada di dalam kemampuan Allah. Dan, kita tidak dapat—tidak sama seperti Prometheus, kita tidak dapat mencurinya. Dan kita tidak dapat menciptakannya. Itu adalah sesuatu yang berasal dari Allah sendiri.

Kita melihatnya begitu universal, melambai diantara rerumputan, menari di dalam sesekor kupu-kupu, melihat kita dari kedalaman mata seorang anak yang tidak berdosa. Tetapi apakah itu? Apakah itu? “Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.” 

Bolehkah saya berbicara tentang karunia mulia yang luar biasa yang dibawa oleh Tuhan kepada kita dari sorga? Itu bukanlah sebuah eksistensi yang dapat kita bagikan bersama dengan semua binatang liar dan hewan yang ada di ladang, dan semua rumput serta tanaman dari lapisan bumi ini. Itu bukanlah sebuah keberadaan yang seperti itu.

Hal itu bergerak di dalam dimensi yang lain. Itu adalah sebuah peninggian ke dalam keserupaan dari Tuhan Allah sendiri.

Saya berkata kepada seorang badan eksekutif di Dallas ini yang memiliki segala-galanya, tetapi gelisah dan tidak bahagia—Saya berkata kepadanya, “Anda tidak akan pernah bahagia hingga anda akan menemukannya di dalam Tuhan Yesus Kristus.”

Ketika kita membaca Perjalanan Seorang Musafir, pembukaan karakter adalah gambaran dari seorang musafir, berpakaian buruk, dengan sebuah beban yang besar di punggungnya, dan pandangannya jauh dari rumahnya sendiri dan berteriak, “Hidup, hidup yang kekal.” Hidup jauh dari Allah, terpisah dari Allah, adalah sama seperti sebuah badai yang bertiup selamanya. Sama seperti sebuah lautan yang tidak pernah tenang, dan sama seperti tangisan Rasul Paulus di dalam Roma 7:24: “Aku manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?—Sebuah eksistensi justru menunggu untuk mati di luar Allah.

Hidup yang dari Kristus, yang Dia bawa kepada kita adalah sebuah penciptaan kembali. Itu adalah sebuah karunia, sebuah nafas, sebuah karya dari sorga, sesuatu yang hanya tangan Allah dan Roh Allah saja yang dapat mampu melakukannya.

Di dalam minggu terakhir ini, saya membaca tentang seorang pemain biola yang terkenal, seorang musisi yang luar biasa, datang ke istana raja untuk bermain di ruang kerajaan, ruangan musik. Entah bagaimana, di dalam sebuah peristiwa yang aneh, saat dia berjalan di jalanan kota untuk ke istana raja, dia melihat sebuah biola di atas sebuah timbunan tanah, tertutup oleh debu, senar-senarnya telah hancur. Dia memungutnya. Dia membersihkan debunya. Dia memasang kembali senarnya. Dia mencocokkan nadanya. Dan dia memainkannya di istana. Itu sangat indah dan sama seperti musik sorgawi.

Ketika saya membaca hal itu dalam minggu belakangan ini, hal itulah persis sama seperti yang dilakukan Allah bagi kita. Keluar dari timbunan tanah dari kemanusiaan kita dan kegagalan kita, kita diciptakan kembali oleh Dia. Dan Dia menjadikan kita sebagai alat dari keindahan dan kemuliaan di tanganNya.

Itu adalah sebuah hal yang luar biasa, hidup yang berkelimpahan yang telah diberikan Allah ke atas kita! Dan kita tidak perlu melakukan apa-apa terhadap hal itu dan hal itu tidak berhubungan, atau terangkai dengan hal-hal yang lain. Hal itu bergerak dalam sebuah dunia yang berbeda.

Salah satu hal yang paling luar biasa yang saja baca dalam kisah kekristenan adalah sukacita dan gairanh para martir yang mengalami penderitaan yang besar untuk Tuhan.

 

Bapa-bapa kita telah mengajarkan

Di dalam penjara yang gelap

Bahwa kita masih bebas di dalam hati

Dan hati nurani yang merdeka

Betapa berharganya

Dapat menjadi anak-anak mereka

Yang siap mati demi Engkau

Betapa sebuah anugerah yang mengherankan—tidak berhubungan dengan hal-hal lain, dengan kondisi luar!

 

Seperti yang Tuhan katakan, “Hidup seseorang tidak berhubungan dengan hal-hal yang dia miliki.” Saya berpikir tentang Tuhan kita. Pintu dunia yang paling memikat terbuka untukNya. Dia telah ditawarkan sebuah kerajaan, tetapi Dia menolaknya. Dia telah ditawarkan sebuah mahkota—tetapi Dia memalingkannya. Setan sendiri—allah dari dunia ini—menawarkan kepadaNya seluruh kerajaan dari planet ini dan kemuliannya, tetapi Dia memalingkannya.  

KeluargaNya sendiri berkata, “Dia lupa akan diriNya sendiri.” Orang-orang Farisi berkata, “Dia adalah seorang iblis.” Orang-orang Saduki berkata, “Dia menipu orang-orang.” Orang-orang banyak berkata, “Dia menghina.” Dan semuanya mereka berkata, “Salibkan Dia.”

Dia tidak pernah bimbang dan Dia tidak pernah ragu-ragu dalam menyampaikan kebangkitan hidup itu, yang mana untuk itu Dia telah datang bagi kita dengan karunia yang berasal dari sorga. “Aku datang supaya mereka memiliki hidup dan memilikinya dalam kelimpahan.” Hidup yang kita miliki pada saat kita dilahirkan bukanlah sebuah kehidupan yang tidak bersifat kekal. Kematian tidak membawanya kepada sebuah perhentian. Hal itu akan berlanjut sampai selama-lamanya.

Itu adalah sebuah kehidupan yang berasal dari Allah. Itu adalah sebuah kebangkitan hidup di dalam sorga. Dan salah satu hal yang paling aneh yang pernah dapat saya pikirkan adalah bahwa hal itu merupakan satu-satunya jenis kehidupan yang dapat kita tolak—kehidupan di dalam sorga, kehidupan yang telah di bawa Kristus kepada kita dari kebangkitan kematian.

Dua orang penjahat yang disalibkan di sebelah Tuhan Yesus, salah satu dari mereka menolak dan mati serta terpisah dari Allah. yang satunya lagi bersama dengan Tuihan di Firdaus pada hari ini. Jenis kehidupan itu—sebuah hidup yang mulia yang tidak pernah pernah mati dan diberikan kepada kita pada saat ini: “Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.” 

Itu merupakan hal yang tidak biasa bahwa seorang muda akan menjawab pendeta dengan berkata, “Ketika saya tua, saya akan menerima Tuhan. Sebelum saya meninggal, saya akan menjadi seorang Kristen. Tetapi sekarang, saya tidak ingin menerima Tuhan. Saya ingin memanfaatkan waktu saat ini. Saya ingin merasakan semua pesona dan daya tarik dunia ini. Dan kemudian saya akan menjadi orang Kristen. Saya tidak ingin menyangkal diri saya sendiri tentang hal-hal yang baik serta hal-hal yang membahagiakan dalam hidup ini.”

Betapa itu merupakan pemikiran yang aneh! Betapa merupakan sebuah penilaian yang tidak biasa! Sesungguhnya kehidupan Kristen itu sangat indah. Kehidupan Kristen sangat luar biasa. Kehidupan Kristen penuh dengan kemenangan. Itu adalah kehidupan Allah yang berada di dalam kita yang sangat mulia.

Seperti yang disampaikan oleh Mazmur 34:6, “Tujukanlah pandanganmu kepadaNya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu.” Hal itu memberikan tujuan dan alasan. Orang Prancis memiliki sebuah frasa untuk hal itu: raison d’etre, sebuah alasan untuk menjadi ada. Betapa mandul dan hampanya hidup itu tanpa sebuah panggilan yang besar dan tanpa sebuah makna yang besar serta tanpa sebuah tujuan yang besar! Tetapi betapa penuhnya dan kayanya sebuah kehidupan yang didedikasikan kepada Allah, setiap hari adalah sebuah hari yang luar biasa, hari memuji Allah, hari melayani Tuhan, hari berjalan bersama Yesus, hari mengasihi Tuhan. Setiap hari adalah sebuah hari yang luar biasa bagi Dia!   

Dapatkah saya menyampaikan hal yang lainnya? Hidup yang dibawakan Tuhan kepada kita, hidup yang berkelimpahan ini—itu adalah salah satu hal yang memenuhi kita dengan sebuah kewaspadaan dari kehadiran Allah di mana pun juga.

Wordsworth, seorang penyair Kristen yang berasal dari Inggris menulis—dan ini adalah sebuah baris kecil yang berasal dari syairnya: “Setangkai bunga mawar di tepi sungai, setangkai bunga mawar adalah milikNya dan tiada yang lain—tiada yang lain.”

Alfred Lord Tennyson dalam salah satu puis kecilnya menulis:  

 

Bunga yang tumbuh di dinding batu besi

Yang aku petik

Dari celah-celah

Aku menggenggamnya di sini

Di dalam tanganku

Bunga yang kecil

Seandainya aku dapat mengerti

Apakah engkau

Akar dan semua dan semua serta semua

Aku akan mengerti

Apakah Allah dan apakah manusia.

 

Di dalam pernyataan yang sederhana dari pekerjaan Allah yang tidak terbatas, kita dapat melihatNya, melihat Dia dalam setangkai bunga, kehadiran Allah; di dalam bayi yang baru lahir ini, Allah hadir; di dalam keseluruhan tangga nada dan spektrum kehidupan manusia, Allah hadir. Allah ada di sini—hal yang sangat sensitif dapat  membangkitkan kesadaran akan kehadiran Tuhan.

Saya kadang-kadang berpikir tentang orang-orang buta. Tetapi mereka sangat  sensitif terhadap sentuhan jari mereka. Hanya dengan merasakan, mereka bahkan dapat membaca sebuah buku dari huruf Braille—membaca hanya dengan jemari mereka, sangat sensitif.

Saya berpikir tentang anak-anak hutan: mata mereka sangat tajam dan telinga mereka sangat sensitif.

Dalam hari-hari yang telah berlalu, seperti yang anda ingat, saya berada dalam sebuah pesawat—sebuah pesawat dengan satu tempat duduk bagi penumpang—beserta dengan pilot yang menerbangkannya, dan kami sedang melintasi dua buah sungai yang mengalir bersama-sama di dalam hutan yang sangat luas. Dan menyebutnya Amazon. Hutan itu, yang memiliki kedalaman 300 kaki, jika anda jatuh ke dalamnya, maka anda jauh dari pandangan. Mereka tidak akan pernah menemukan anda.

Saat melintasi hutan itu, kami terbang dengan ketinggian 6.400 kaki, saya merasakan bahwa pesawat itu seakan-akan meledak—mesinnya meledak--, dan kami terjatuh. Di dalam pemelihraan Allah, tepat di samping kami ada sebuah perkampungan—sebuah perkampungan di tengah hutan, yang luasnya sekitar 100.000 mil kubik. Dan alang-alang yang lebat tumbuh di sekitarnya, membentuk sebuah area yang terbuka—saya berpikir bahwa pilot akan mengembangkan pontoon (alat pengapung) yang panjang dan mendarat di tengah-tengah perkampungan itu. Pesawat itu dilengkapi dengan  ponton yang panjang yang besar, jadi jika sesuatu terjadi, anda dapat mendarat di sungai itu sama seperti seekor nyamuk.

Secara praktis, semua kehidupan yang ada di hutan yang luas itu, yang lebih besar dari daratan Amerika Serikat berada di daerah sungai, secara otomatis pelayanan yang mereka lakukan adalah dengan menelusuri sungai itu. Dan hanya itu satu-satunya tempat perlintasan, mereka menyebutnya demikian, ketika anda masuk ke dalam hutan dan tidak ada sungai di sekitarnya, kemungkinan anda akan terluka dan tersesat. 

Jadi, di tengah-tengah perlintasan itu, mesin pesawat meledak, dan kami terjatuh. Dari pada mendaratkan pesawat di tengah-tengah perkampungan itu, dia mampu melakukan maneuver ke dalam sungai dimana airnya memiliki kedalaman sekitar tiga atau empat inci yang mengalir sepanjang perkampungan itu. Kami kehilangan orang yang mengayuh kano yang melintasi sungai itu. Dan di dalam pemeliharaan Allah yang luar biasa, dia dapat melewati batu-batu dan kayu-kayu itu serta meluncur di atas air dengan pontoon itu dan menabrak tepi sungai yang berpasir.

Dan saya berkata kepadanya, “Mari kita bersyukur kepada Allah atas hal itu’—dengan mencucurkan air mata, saya memuji Tuhan dan bersyukur kepada Allah—yang dalam kondisi itu, kami tidak kehilangan nyawa kami. Dan ketika saya mengangkat wajah saya, orang-orang Amazon itu berada di sana dan mengelilingi pesawat, di sungai kecil itu. Radio masih tetap menyala. Dan tidak hancur. Jadi, pilot kemudian memanggil seorang misionari Presbiterian, yang meneruskan pesan itu ke kemah Wycliff yang ada di hutan. Dan mereka berkata, “Kami akan mengirim sebuah pesawat kecil untuk anda yang dapat mendarat di tempat terbuka.”

Tetapi di sekitar alang-alang yang tebal itu, di tempat yang terbuka itu terdapat lubang-lubang yang mengelilinginya, lubang itu merupakan tempat yang dalam untuk memelihara. Beberapa dari antaranya sangat dalam. Jadi para penduduk kampung itu, mereka semua, bahkan anak-anak kecil dengan sebuah pisau atau sendok dan sebuah tongkat, bekerja untuk menutupi lobang-lobang itu, sehingga pesawat dapat mendarat di tengah-tengah perkampungan yang kecil itu.

Hal ini terjadi saat pagi, kemudian sekitar pukul dua atau tiga siang mereka telah menutupi seluruh lubang itu, semuanya telah siap sehingga pesawat dapat mendarat, pesawat itu dapat turun dan membawa kami pergi.

Kemudian kami berdiri di sana, di tempat yang terbuka, memandang ke arah langit, dan menunggu pesawat itu, ketika saya berdiri di sana, anak-anak kecil itu berdiri mengelilingi saya dan mulai melompat-lompat dengan gembira. Dan saya berpaling ke Flyod, sang pilot dan berkata, “Apa yang dilakukan oleh anak-anak kecil ini, dan apa dari arti kata itu?”

Dia berkata, “Arti dari kata itu adalah ‘dia datang,’ ‘dia datang.”’

Lalu saya berkata, “Floyd, saya tidak melihat apapun di langit. Saya tidak mendengar suara sebuah mesin.”

Dan misionari itu berkata kepada saya, “Tetapi Pendeta, mata mereka lebih tajam dari anda, dan telinga mereka lebih sensitif dari anda. Dan mereka melihat kedatangannya. Mereka mendengar kedatangannya.”

Dan, ketika saya berdiri dan memandang dengan penuh kesabaran, ada sebuah titik, dan kemudian sebuah pesawat yang akhirnya mendarat di atas pasir yang terbuka.

Dia sudah datang. Dia sudah datang. Dan Allah telah membuat kita peka terhadap kedatanganNya.

Saya telah berdiri di samping tempat tidur dari orang yang sedang sekarat dari beberapa orang kudus di gereja ini. Dan mereka akan berkata kepada saya, “Pendeta, saya sudah melihat wajah Yesus, dan saya mendengar para malaikat sedang bernyanyi.”

Saya dapat membalas, “Anda telah kehilangan pikiran anda. Anda telah kehilangan kesadaran anda.”

Tidak. Allah telah membuat mereka sensitif. Dan mereka melihat wajahNya. Dan mereka mendengar wajahNya. Dan Allah telah membukakan bagi mereka pintu kemuliaan. Dia sedang datang. Dia sudah datang.

Dan Roh Kudus membuat kita peka terhadap kedekatan dan kemesraan dari kedatangan Tuhan kita. Sebuah hari yang mulia saat Dia datang. Dan, umat Allah bersiap-siap untuk datang dengan penuh hasrat.

Datanglah Tuhan Yesus yang mulia! Betapa sebuah cara yang luar biasa untuk hidup. Sebuah cara yang mulia untuk meninggal atau jika Dia menunda kedatanganNya maka kita akan bertemu Tuhan di akhir nanti!

Bolehkah kita berdoa bersama-sama?

 

 

 Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.