Daftar isi

PEKERJAAN YANG MENUNGGU KITA

(THE WORK AWAITING US)

 

Dr. W. A. Criswell

 

09-27-87

 

Yohanes 9:4

 

Ini adalah pendeta dari Gereja First Baptist Dallas, yang sedang menyampaikan khotbah yang berjudul: Pekerjaan Yang Menunggu Kita. Di dalam seri khotbah kita melalui Injil Yohanes kita telah berada di pasal 9.

Dan ayat 4 merupakan teks kita. Khotbah hari ini merupakan sebuah khotbah tekstual. Ini merupakan Injil Yohanes pasal sebilan ayat empat.

Alkitab Versi King James anda berbunyi: “Aku harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorang pun yang dapat bekerja.” Apa yang sesungguhnya ditulis Yohanes adalah “Kita harus pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang.”

            “Kita harus bekerja.” Apa yang telah terjadi adalah sebuah masalah penulisan pada masa lalu yang membaca kata itu dengan hemas—“kita harus bekerja” dan dia berpikir bawa secara rohani hal itu tidak benar yang menempatkan kita dalam kategori yang sama dengan Tuhan kita Yesus. Jadi dia mengubah dari kata hemas—“kita”—menjadi eimi—“Aku.”

Pekerjaan Kristus sangat unik, tidak ada keraguan terhadap hal itu. Dia terpisah dan berbeda. Dia di dalam kebenaran, Anak Allah. Manifestasi dari Yang Mahatinggi di dalam daging. Kita mengakui hal itu. Ada sebuah keunikan dan keterpisahan di dalam pribadi Tuhan kita yang melampui keberadaan tubuh kita yang fana.

Tetapi, di dalam pemeliharaan yang baik dari Tuhan dan didalam panggilan pilihan  Allah, dan tujuan Allah, Dia telah menjadikan kita pengikut dan pekerja bersama dengan Dia.

            “Kita,” kata Tuhan kita, “Kita harus mengerjakan Dia, selama masih siang.” Allah tidak menetapkan pesan penebusan dan keselamatanNya kepada para malaikat atau roh yang indah yang ada di dalam sorga atau penghulu malaikat atau seraphim atau kerubim. Tetapi Allah memberikan pemberitaan injil yang luar biasa dan proklamasi iman kepada kita yang dibuat dari debu tanah. 

Allah telah melakukan kemurahan dan kebaikan itu melalui umat manusia yang Dia ciptakan sejak awal. Itu bukan sebuah perkembangan dalam generasi yang kemudian, tetpi Allah telah melakukan hal itu sepanjang abad dalam sejarah manusia.

Allah telah mengirim Nuh. Allah telah membangkitkan Elia. Allah telah mengutus Yeremia. Allah memanggil Yohanes Pembaptis. Allah telah mentahbiskan Paulus dari Tarsus. 

Dan sepanjang abad-abad selanjutnya, utusanNya yang luar biasa adalah manusia: Yohanes Kristosomus—Yohanes yang bermulut emas, Savanorola, reformator yang besar dari Florence; Martin Luther, John Wesley; Roger William; bagi kita di zaman ini.

Kita termasuk di dalam tujuan Allah, di dalam memproklamasikan imanNya. Kita harus mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang telah ditetapkan bagi kita dan yang telah mengutus kita.

            Ini adalah sebuah hal yang luar biasa, bagaimana Allah membatasi diriNya sendiri bagi pelayanan kita. Merupakan tangan dan kaki kita dan kesaksian kita yang membuat injil Kristus dikenal di dalam dunia.

Seperti yang disampaikan oleh penyair, bahkan Allah sendiri tidak dapat membuat biola-biola Stardivarius tanpa Stardivarius. Dan Allah sendiri tidak memilih untuk membuat injil dikenal terpisah dari kita yang memberitakannya, yang bersaksi terhadap injil itu, dan mengundang orang lain untuk berbagi bersama di dalamnya.

            “Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia.” “Kita”—apakah anda melihat kepentingan ilahi? “Kita harus” ada sebuah kepentingan ilahi, sebuah kewajiban sorgawi, sebuah tugas yang mulia.

“Kita harus”—hal itu pasti sebuah hal yang penting, apakah kita memiliki waktu untuk membicarakan “keharusan” dari Tuhan kita. Bahkan ketika dia berumur 12 tahun, Dia berkata, “Tidak tahukah kamu bahwa Aku harus melakukan urusan BapaKu.” Seperti ketika Dia sampai di akhir pelayananNya. Dia mulai mengajar murid-muridNya bahwa Anak manusia harus menderita dan mati. Ketika mereka berusaha untuk membebaskanNya dari penangkapan para prajurit di Getsemani, Dia berkata bahwa Kitab Suci harus digenapi: “Hal itu harus terjadi.”

Injil Yohanes ini dalam pasal tiga: “Kamu harus dilahirkan kembali”—sebuah kepentingan ilahi, yang yang sangat penting. Kemudian lagi: “Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan.”

Ada sebuah kewajiban sorgawi dan amanat dan sesuatu yang penting sekali yang ditetapkan bagi kita: “Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia.”

Saya memikirkan hal itu di dalam pelayanan kita dalam tiga kategori. Yang pertama, membawa penghiburan dan harapan kepada orang-orang dalam menghadapi kematian. Kematian merupakan sesuatu yang universal bagi umat manusia. Ular yang menipu orang tua kita yang pertama dan membawa hukuman kematian ke dalam dunia ini adalah ular yang sama yang membawa ke dalam hidup kita hukuman kematian yang sama itu. Bagaimana kita menghadapainya? Adakah suatu harapan di balik hal itu?

Ini adalah amanat bagi kita. Kita memiliki sebuah firman dari sorga, dari Dia yang berjaya atas kuburan, yang menang atas kematian. Dan kuburan bagi anak-anak Allah tidak lebih dari sekedar pintu yang terbuka ke dalam sorga.

Kita memiliki sebuah hal ilahi yang sangat penting sekali, sebuah amanat, sebuah “keharusan,” untuk membawa kepada umat manusia yang terhilang, bahwa di balik kematian dan di balik kuburan ada keselamatan. Ada sebuah kehidupan bagi kita di dalam sorga bersama dengan Tuhan. Betapa sebuah kekekalan yang indah dan menyenangkan.

Ketika hidup ini selesai dan tugas kita telah berakhir, Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kita. Agar hal itu menjadi sebuah kesaksian yang baik di dalam dunia ini  hal itu menjadi sebuah keharusan, sebuah perintah dan hal yang penting sekali bagi anak-anakNya.

Suatu ketika saya mendengar sebuah kisah tentang seorang senator dari Pennsylvania. Ayahnya adalah seorang pengkhotbah Metodis masa lalu. Dan kemana pun ayahnya yang merupakan pengkhotbah itu pergi, dia berbicara kepada orang-orang tentang Tuhan. Pembicaraannya selalu berpaling kepada Yesus.

Dia tinggal di rumah pada masa tuanya bersama dengan dua anak gadisnya. Dan pada suatu hari, putranya, sang Senator berkata, “Saya akan membawa bersama dengan saya seorang tamu di rumah kita. Saya akan membawa duta besar Swiss.” 

Dan kedua orang gadis yang berada di rumah itu berkata kepada ayahnya, “Sekarang, ketika duta besar itu datang, kami tidak menginginkan engkau berbicara kepadanya tentang jiwanya. Engkau selalu melakukan hal itu. Tetapi, kali ini, dengan tamu yang terkenal ini, yang datang ke rumah kita, jangan berbicara kepadanya tentang jiwanya.”

Ketika duta besar itu datang bersama dengan temannya, senator itu tentunya, pengkhotbah tua itu mulai berbicara kepada duta besar itu tentang jiwanya. Tidak lama sesudahnya, orang tua itu meninggal. Dan ketika dia meninggal, sang duta besar berkata kepada sahabatnya, yaitu sang senator, “Kapan anda meninggalkan Washington dan mengunjungi ibadah pemakaman ayah anda, saya ingin pergi bersama dengan anda.”

Dan sang senator berkata, “Mengapa, saya tidak pernah memikirkan hal itu, perjalanan ke Pennsylvania.”

Dan duta besar itu berkata, “Tuan, saya ingin menghadiri pemakamannya.” Dia berkata, “Saya telah berada di Amerika ini selama tiga tahun, dan hanya dia satu-satunya orang yang pernah berbicara kepada saya tentang kekekalan jiwa saya.”

Suatu hal yang menggugah perasaan saya dan jalan hidup saya! Berapa banyak orang yang berbicara dengan saya dan tidak pernah berbicara sepatah kata tentang Yesus? Dan kemudian, berapa banyak kondisi luar dan area dari hidup yang mana kita bergerak dan bekerja di dalamnya dan tidak pernah menyebutkan tentang Tuhan kita?

Salah satu hal yang menyedihkan yang pernah saya dengar selama hidup saya—saya sedang berbicara dengan salah satu pengusaha di kota ini. Dan pembicaaran akhirnya berpusat kepada seseorang seseorang yang ada di gereja kita. Dan saya berkata kepadanya, “Dia adalah salah satu diaken di gereja kami.”

Dan pengusaha itu berkata, “Dia adalah salah satu diaken di gereja anda?” Dia berkata, “Saya telah berbisnis dengan dia selama 22 tahun. Dan saya tidak tahu bahwa dia adalah anggota gereja anda, bahkan menjadi seorang diaken di dalamnya.” 

Bagiamana mungkin seseorang, yang merupakan seorang anak Allah, yang memandang kepada Yesus untuk pembenaran dan penebusan itu yang telah membuka pintu kemuliaan bagi dia, dan tidak pernah berbicara sebuah kata kasih atau ucapan syukur atau penghargaan untuk apa yang telah Yesus lakukan bagi dia? Sebuah hal ilahi yang sangat penting: “Kita harus.”

Dan bolehkan saya berbicara tentang sesuatu yang lain dari kewajiban dan amanat dari sorga yang telah diberikan kepada kita? Jika kita memiliki suatu pengharapan bagi generasi yang kita kasihi di Amerika, hal itu terletak di dalam pesan injil yang telah diamanatkan oleh Allah kepada kita. 

Tidak ada pengharapan yang lain. Satu dari tiga orang di Amerika memakai obat-obatan atau alkohol. Keuntungan dari kokain di Amerika adalah $25,000,000,000 per-tahun, jauh lebih besar dari perusahaan besar di Amerika. Bunuh diri adalah pembunuh terbesar kedua dari remaja Amerika. Dan, sesuatu seperti 2,000,000 orang Amerika mengidap AIDS.

Saya tidak dapat masuk ke dalam hal itu. Saya sangat kebingungan di depan 2,000,000 orang Amerika itu, dan jumlah mereka meningkat dengan tajam setiap hari. Saya tidak dapat memahaminya.

Ada seorang pria yang duduk di gereja kita ini, di sebelah sana, seseorang yang tinggi, berambut pirang, yang kelihatan baik berusia sekitar 30 tahun. Dia datang untuk menemui saya. Dan dia berkata kepada saya, “Saya seorang homoseksual. Dan saya mengidap AIDS. Saya ingin anda berdoa untuk saya dan bersama saya.”

Dia berkata, “Saya telah bertobat. Saya telah meminta Allah untuk masuk ke dalam hati saya dan Dia telah mengampuni saya. Tetapi saya ingin agar anda berdoa bersama dengan saya.”

Dia hanya menangis dan meratap serta menceritakan hal-hal yang terjadi di dalam hidupnya. Setiap kebaktian dia berada di sini—setiap minggu pagi, minggu malam dan rabu malam. Dan setiap ibadah dia pasti menyapa saya setelah doa ucapan syukur.

Ketika saya pergi ke London sekitar seminggu—sekitar sebulan yang lalu, setelah seminggu kami berpisah, dia telah meninggal.

Saya tidak dapat mengerti. Saya membaca apa yang disampaikan oleh psikolog, apa yang ilmuwan katakan. Apa yang sedang terjadi atas Negara kita dan yang sedang menimpa dunia kita? Apakah ini? Ini adalah tanda dari hari-hari akhir—malam sudah datang?

Saya tidak tahu. Sangat sangat kebingungan di depan hal itu. Saya tidak dapat mempercayainya, bahwa pemuda itu, sangat kuat dan baik—anda tidak akan pernah bisa tahu bahwa dia memiliki suatu penderitaan seperti itu, dan dalam seminggu, dia telah meninggal.

Pengharapan kita tidak terletak pada ilmu pengetahuan dan labotorium. Pengharapan kita terletak di dalam pesan injil Kristus: jemaat kita berbicara, mengasihi, setia yang diikuti oleh pengharapan yang kita miliki di dalam Kristus Yesus. “Kita harus” sebuah perintah ilahi yang sangat penting.

Saya harus mempercepat khotbah ini. “Kita harus melakukan pekerjaan Tuhan kita di sorga, sebab malam segera datang.” Kepentingan dari pesan kita!

Robert Murray McCheyne adalah satu satu pengkhotbah yang paling efektif yang pernah hidup. Di Skotlandia, dia meninggal pada usia 29 tahun, yang telah memberikan dirinya untuk pelayan Tuhan kita.

Dia memiliki sebuah jam. Dan di atas jam itu—di permukaan jam itu—ada gambar dari susunan matahari. Dan di bawah gambar itu ada tulisan yang berbunyi: “Malam segera datang.”

Kita memiliki waktu yang sangat singkat. Saudara yang terkasih, saya tidak membesar-besarkan ketika saya memberitahukan kepada anda, bahwa minggu depan saya telah berada di sini selama 43 tahun—permulaan dari empat puluh empat tahun sebagai gembala di dalam jemaat yang terkasih ini—ada begitu banyak waktu ketika hal itu terlihat bagi saya bahwa saya telah datang kemari seperti baru kemarin.

Kemanakah tahun-tahun ini telah menghilang?

Betapa cepatnya masa muda lewat! Betapa cepatnya usia tua berlipat ganda? Dan betapa cepatnya kita menghabiskan tenaga kita untuk menyelesaikan tugas kita!

Malam datang tanpa dapat ditawar-tawar. Kita dapat menghentikan jarum jam, tetapi kita tidak dapat menghentikan waktu yang berlalu. Sama seperti bintang-bintang ini dalam orbit mereka, demikian juga dengan gerakan waktu yang tidak dapat ditawar dalam hidup kita, dan dengan suatu kenangan yang tidak dapat ditarik kembali: O, Allah, sandainya saya dapat melakukannya dengan lebih baik, seandainya saya dapat berbicara dengan lebih sunguh-sungguh lagi! Tetapi anda tidak dapat menjalankan kincir air dengan air yang sudah berlalu.

 

Dengarkanlah kincir air

Yang bergerak sepanjang hari

Dengarkanlah bunyi yang berdecit dari rantai-rantainya

Air meluncur dengan lemah

Selalu dan selamanya

Tetapi tidak pernah kembali lagi

Ke kincir air

Semua waktu yang telah berlalu

Yang telah mengalir lewat

Semua hal-hal yang yang dapat kita lakukan

Hilang tanpa sebuah desahan

Kasih yang mungkin kita miliki

Hanya untuk sebuah kata

Terkandung dalam pikiran tapi tak pernah dituliskan

Binasa tanpa pernah didengar

Ambillah pelajaran ini bagi dirimu sendiri

Semua sangat benar

Tahun-tahun emas berlalu

Kesehatan, kekuasaan, intelektual

Mungkin tidak abadi

Sebab kincir tidak akan berputar

Dengar air yang telah berlalu

 

Apa yang saya lakukan untuk Yesus, saya harus lakukan sekarang. Jika saya kehilangan waktu yang sekarang, maka waktu itu tidak akan pernah kembali.

Saya harus menutup khotbah ini. “Kita harus mengerjakan pekerjaan-pekerjaan Allah sementara hari masih siang. Malam akan datang sesudah pekerjaan kita selesai.”

Tuhan kami persembahkan kepadaMu—di dalam waktu kami yang berharga dan yang sangat penting, kami persembahkan kepadaMu, dedikasi pekerjaan tangan kami, kasih dari hati kami dan kekudusan hidup kami.

Bolehkah saya berbicara tentang tiga hal di dalam wilayah gereja kita yang kita persembahkan kepada Allah di dalam namaNya, di dalam imanNya, di dalam anugerahNya? Pekerjaan-pekerjaan Tuhan kita—salah satunya adalah pelayanan penginjilan kita.

O Allah, betapa saya mengharapkan bahwa kesempatan itu akan berlipat di dalam jemaat kami! Selama 300 tahun tidak ada gedung gereja. Dan orang-orang Kristen pertama selama tiga ratus tahun itu, sangat efektif dan dinamis dalam sejarah Kristen.

Paulus menulis di dalam Roma 16:3: “Sampaikan salam kepada Priskila”—bukankah itu merupakan sebuah hal yang menkjubkan? Dia menyebutkan nama perempuan terlebih dahulu: “Salam kepada Priskila dan Akwila; salam kepada jemaat di rumah mereka.” Sepanjang seluruh Imperium Roma, kelompok kecil itu bertemu dan mempelajari firman Allah, berbicara tentang pesan Allah, bersaksi tentang anugerah Yesus.

Kita tidak pernah, dan tidak akan pernah membangun sebuah gereja yang cukup besar yang dapat menampung seluruh Metropolex yang besar ini. Tapi tidak ada batasan bagi jumlah orang yang dapat kita jangkau di rumah kita, berkumpul dalam kelompok-kelompok, belajar tentang Firman Allah, bersaksi atas kasih karuniaNya yang membukakan bagi kita sumber berkat.

Ya, Tuhan, tolong kami, ketika kami mempersembahkan kepadaMu, pelayanan penginjilan di dalam jemaat kami yang terkasih.

Yang kedua: “Kita harus mengerjakan pekerjaan dia yang telah mengutus kita.” Semua pelayanan yang harus dihadapi dari gereja kita dalam hari-hari biasa—setiap hari dalam seminggu, akan ada di sana setidaknya 2000 orang yang berada di gereja ini. Mereka ada di sekolah-sekolah kita. Mereka ada di pertemuan-pertemuan jemaat kita. Mereka ada di dalam musim-musim yang kita tetapkan. Mereka ada di dalam program musik kita. Mereka ada di setiap area kehidupan.

Dan ketika saya melihat ke atas hal itu—anak-anak ini, remaja-remaja ini, orang-orang muda ini, orang-orang yang muda yang sudah menikah, pria dan wanita—ketika saya melihat ke atas hal itu, O Allah yang berada di sorga, betapa saya bersyukur kepadaMu atas hal itu! Menarik mereka keluar dari dunia dan membawa mereka ke dalam sebuah hubungan yang indah, persekutuan, persaudaraan di dalam nama Yesus Tuhan kita—O, Allah memberkatinya!

Dan yang terakhir: Yesus Juruselamat dan Tuhan kami, kuduskan dan sucikanlah pertemuan kami—kumpulan dari jemaatMu di dalam ibadah dan pujian dalam kebaktian umum ini.

Allah bertemu dengan kami! Ketika kami berjalan di pintu, Tuhan berjalan bersama dengan kami. Dan ketika kami duduk di ruangan gereja ini, Tuhan duduk di samping kami. Dan Tuhan, ketika kami menyebutkan namaMu dan menyanyikan pujian untukMu, semoga Engkau berkenan dengan persembahan kami ini.

Saya tidak akan pernah dapat melupakan hal itu, di dalam kumpulan jemaat Allah bahwa kita membuat pengakuan iman kita. Di sini kita memberikan hidup kita kepada Tuhan. Di tempat ini, di hadapan jemaat Allah kita bersaksi atas anugerahNya yang menyelamatkan di dalam baptisan air. Di tempat inilah pertemuan kita adakan, yang selalu bergerak di dalam kasih dan kehadiran Tuhan kita Yesus, mengingat apa yang Allah sampaikan, “Jangan mengabaikan pertemuan secara bersama-sama.”

“Kita sedang mengerjakan pekerjaan-pekerjaan Allah,” dan pertemuan dari jemaatMu ini merupakan bagian yang paling bermakna dan yang paling indah dan berharga dari semuanya. Tuhan, semoga saya setia dalam hal itu. Seperti ayah dan ibu saya, mereka selalu berada di sana. Di dalam hati dan hidupku, setiap hari Tuhan, di dalam rumah Tuhan, dan Engkau selalu berkumpul bersama dengan kami, terpujilah Tuhan, dan kasihilah Dia. 

O Allah bertemu dengan kita! Dan semoga ibadah umum ini selalu menggerakkan jiwa kita terhadap kehendak sorga dan kehendak Kristus.

Bolehkah kita berdoa?

 

Alih Bahasa: Wisma Pandia, Th.M.