KEBENARAN IMAN
( TRUTH OF THE FAITH)
Dr. W. A. Criswell
07/26/87
Yohanes 6:66-69
Ini adalah Gembala dari Gereja First Baptist Dallas, yang sedang menyampaikan khotbah dari Kitab Yohanes pasal 6 dari ayat 66 hingga ayat 69:
Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.
Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya: "Apakah kamu—humeis—apakah kamu—thelo—memilih, mau, memutuskan untuk pergi juga?"
Jawab Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Jika kami pergi, kepada siapa, kemana, kepada siapa kami akan berpaling? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal;
Dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Kristus Anak Allah yang hidup.
Hal itu datang dari pengalaman yang paling traumatis di dalam kehidupan Tuhan kita. Saya sulit memikirkan bahwa Dia harus memiliki respon atas situasi yang menyedihkan itu. Di dalam pasal enam dari Injil itu, dicatat bahwa di situ ada 5,000 hoi andres—not hoi anthropoi, bukan hoi anthropoi—yaitu orang-orang, umat manusia, pria, wanita dan anak-anak—tetapi hoi andres.
Di sana ada 5.000 orang pria yang mengikut Tuhan kita. Dan jika di sana ada 5.000 pria, dapatkah anda membayangkan ribuan orang tambahan lainnya, ketika anda juga mengitungkan wanita dan anak-anak? Itu adalah sebuah pemandangan yang luar biasa.
Tidak hanya itu, tetapi di dalam pasal yang sama, mereka ingin menjadikan Dia sebagai Raja: “Di sini ada seseorang yang dapat memberi makan orang banyak hanya dengan sedikit makanan. Pikirkan apa yang dapat dilakukan untuk sebuah pasukan. Di sini ada seseorang yang dapat membangkitkan orang mati. Pikirkan apa yang dapat dilakukan oleh hal itu bagi prajurit yang terbunuh.” Tentu saja, menjadi orang Yahudi, mereka dapat bersatu melawan Kaisar dan membangun kembali kerajaan itu sama seperti masa kemuliaan Daud dan Salomo. Mereka memiliki prospek yang sangat cerah yaitu Yesus, menjadikan Yesus sebagai Raja.
Ketika anda membaca ayat selanjutnya dalam pasal itu, ketika Tuhan kita menyelesaikan penjelasanNya, penjabaranNya dan presentasiNya tentang kerajaan Allah yang sesungguhnya—yang bersifat rohani, yang berada di dalam hati, dan sebuah komitmen jiwa kepada Allah—bahwa hal itu tidak bersifat materi dan bukanlah sesuatu yang datang untuk hal-hal materi yang berpengaruh di dalam kehidupan—ketika mereka menyadari hal itu, mereka semua akhirnya pergi.
Saya dapat membayangkan orang-yang mengudurkan diri itu, orang-orang banyak yang berpaling itu, yang membalikkan punggung mereka dari Tuhan Yesus. Dan dari peristiwa itu timbullah pertanyaan—“Kamu, apakah kamu juga memilih untuk pergi”—hanya sedikit orang yang tersisa dan hanya berjumlah dua belas orang dari ribuan orang yang telah mengerumuni Dia dari berbagai sisi.
“Apakah kamu mau pergi juga?” Dan Simon Petrus dengan seluruh kebaikannya berkata: “Tuhan, Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Jika kami meninggalkan Engkau, kepada siapakah kami akan pergi? Jika kami meninggalkan Engkau, apa yang akan kami hadapi?”
Dan itu adalah khotbah kita pada hari ini: Jika kita menolak Tuhan—kita membelakangi Tuhan, kemanakah kita akan berpaling, dan apa yang kita terima—apa yang kita percayai? Jika kita tidak percaya kepadaNya—kita menolak Dia, apa yang kita percayai, apa yang akan kita terima?
Ketika anda membelakangi Tuhan, maka anda memalingkan wajah anda kepada ketidakpercayaan, kepada ateisme, kepada agnotisme, kepada hidup dan kredo serta iman dari orang-orang yang menolak Tuhan, kepada orang-orang kafir. Sekarang, apa yang sedang saya sampaikan dalam khotbah hari ini adalah tentang hal itu, betapa pun besarnya kepercayaan dan penerimaan serta iman yang harus kita miliki di dalam Tuhan Yesus, akan jauh lebih besar untuk memilikinya di dalam kredo dan iman dan sebuah penerimaan untuk percaya di dalam agnostisisme dan ateisme serta kekafiran. Iman untuk percaya kepada ateisme dan agnotisme serta kekafiran jauh lebih besar diperlukan dibandingkan iman kepada Yesus Kristus.
Jadi, mari kita mulai. Kita memalingkan punggung kepada Yesus Kristus. Kita menolak Dia dan memalingkan wajah kita kepada keyakinan dan iman serta kehidupan dan penerimaan seorang yang tidak percaya, seorang ateis dan seorang yang kafir.
Hal pertama yang harus anda percayai adalah hal ini: Ketika anda mengeluarkan Allah dari sebuah kehidupan, dan dari alam semesta, maka anda didorong untuk menemukan sejumlah penjelasan, atau iman atau keyakinan dari apa yang anda lihat.
Ciptaan yang luas ini dan bumi ini, dari manakah mereka berasal? Dengan menolak iman dan kepercayaan bahwa Allah yang telah menjadikannya, maka, anda akan memiliki kepercayaan bahwa hal itu ada karena terjadi secara tiba-tiba saja, bahwa semuanya terjadi dengan sendirinya. Tidak ada yang menciptakannya, mereka muncul dengan sendirinya dan berada di sini.
Suatu saat, saya pernah mendengar seorang guru di dalam sebuah kelas junior di Sekolah Minggu. Dan dalam mengilustrasikan poin ini, dia mengambil jamnya dan meletakkannya di atas meja dan dia berkata, “Teman-teman, apakan kalian melihat jam ini? Tidak ada seorangpun yang membuatnya. Ia ada begitu saja, dengan sendirinya.”
“Pada suatu hari,” katanya, “Ada sebuah kotak yang menggelinding jatuh. Dan pada suatu hari yang lain ada yang menggelinding jatuh yaitu rantai-rantai kecil dan per-per, dan pada suatu hari yang lain ada lapisan yang menggelinding dan jatuh ke atasnya. Dan pada suatu hari yang lain ada jarum yang berjalan dan masuk ke dalamnya. Dan semuanya akhirnya berkumpul bersama-sama dan menjadi sebuah jam. Hal itu terjadi begitu saja. Tidak ada orang yang membuatnya.”
Dan salah seorang dari anak-anak yang masih kecil itu melihatnya dan berkata, “Pak, beritahukanlah kepada saya, tidakkah anda gila?”
Saya merasakan hal yang sama terhadap orang-orang yang menolak Allah. Bagaimana alam semesta ini tercipta? Darimanakah mereka berasal? Dan jika tidak ada Pribadi yang menciptakannya, dan ketika saya membelakangi Allah, saya harus percaya bahwa hal itu terjadi dengan sendirinya.
Dan anda pikirkanlah tentang kecerdasan yang terbentang dibelakang segala sesuatu yang anda lihat. Semua planet-planet ini serta seluruh sistemnya patuh terhadap hukum-hukum yang mengaturnya. Dan pikirkan tentang dunia tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan dan biologi dan antropologi dan kimia serta seluruh dunia ciptaaan. Darimanakah semua itu berasal?
Apakah anda tahu—tentu saja anda tahu—bahwa berdasarkan undang-undang yang dikeluarkan oleh Mahkamah Agung Amerika Serikat (the Supreme Court of the United States of America) beberapa minggu yang lalu, berdasarkan hukum itu, anda tidak dapat lagi mengajarkan anak-anak di sekolah umum bahwa Allah yang menciptakan itu semua? Kreasionisme, atau Penciptaan, tidak sah berdasarkan hukum di Amerika.
Jadi, berhubung karena kita tidak dapat mengajarkannya di sekolah umum, itulah sebabnya mengapa kita memiliki akademi ini. Kita mengajarkan anak-anak itu tentang Allah. Jadi berdasarkan undang-undang, di dalam sekolah umum, kita tidak dapat mengajarkan bahwa Allah yang menciptakan semua itu, anda harus mengajarkan apa yang disampaikan oleh “ilmu pengetahuan.”
Dan, ilmu pengetahuan terakhir yang anda ketahui adalah teori “big bang.” Jadi ledakan besarlah yang telah menciptakan segala sesuatu yang anda lihat di alam semesta ini, itu yang mereka katakan. Ini adalah ilmu pengetahaun yang terkini. Ini adalah pengajaran yang terbaik dari universitas-universitas serta sekolah-sekolah umum kita.
Kembali ke tahun-tahun yang sangat lampau, di suatu tempat dalam kesuraman, berabad-abad yang lalu, ada sebuah ledakan yang besar. Dan dari ledakan itu keluarlah segala sesuatu yang anda lihat di masa sekarang ini, segala sesuatu, keseluruhan tangga nada dan spektrum dari seluruh ciptaan ini.
Hal itu sama persis ketika saya berjalan sepanjang perpustakaan saya, di sana ada Standard Encyclopedia of Religious Knowledge. Dari manakah itu berasal? Mereka ada karena sebuah ledakan di mesin cetak dan tiba-tiba ada di sana.
Hal yang sama juga persis ketika saya berjalan sepanjang perpustakaan saya dan di sana ada The Encyclopedia Britannica. Dari manakah itu berasal? Ledakan dalam sebuah mesin cetak, dan tiba-tiba ada di sana. Dan kemudian, saya berjalan sepanjang perpusatakaan saya dan bang, bang, bang, bang, bang, bang.
Itu merupakan kebodohan. Itu merupakan hal yang menggelikan. Itu adalah penggandaan dari inti kebodohan. Tetapi, berdasarkan hukum, anda mengajarkan hal itu. itu adalah hal yang sangat mengherankan.
Saya berkata bahwa, ketika anda membelakangi Tuhan, dan ketika anda mengarahkan pandangan anda ke arah atheisme dan materialisme, hal itulah yang harus anda percayai. Dibutuhkan iman dan keyakinan yang lebih besar untuk dapat percaya kepada iman atheis dan ketidakpercayaan dari pada iman untuk percaya kepada Tuhan kita. Anda harus percaya bahwa tidak ada sama sekali sebuah makna atau tujuan di dalam hidup ini. Anda adalah seekor anjing. Anda adalah seekor binatang. Anda adalah seekor tikus. Anda adalah seekor kelelawar. Hidup tidak lebih dari apa yang anda lihat di dalam dunia binatang di sekitar anda. Hidup tidak memiliki makna sama sekali.
“Karena itu,” kata Epikurian, dan kita mengulangi hal itu, “Makan, minum dan menikah, sebab besok anda akan mati,” seperti seekor anjing. Hidup tidak memiliki tujuan. Hidup tidak memiliki makna. Itulah yang harus anda percayai ketika anda membelakangi Kristus dan menerima iman orang yang tidak percaya dan orang kafir.
Apa yang harus anda percayai ketika anda membelakangi Kristus? Anda harus percaya bahwa tidak ada dasar yang bersifat mutlak untuk kebaikan atau kebenaran atau moralitas. Semuanya bersifat situasional.
Dari situ anda akan mendapatkan kata “etika situasi.” Segala sesuatu bersifat relatif. Semuanya bergantung kepada waktu dan tempat .
Mereka berkata bahwa anda dapat mempercayai seorang atheis sama seperti anda mempercayai seorang Kristen yang saleh. Saya telah berbicara dengan seorang bankir yang suatu ketika menolak untuk memberi pinjaman bagi seorang muda yang berkata bahwa dia adalah seorang atheis. Dan bankir itu berkata kepada saya, “Saya menolak dia karena, saya berkata kepadanya, ‘kebaikan dan kejujuran bagi anda adalah sebuah hal yang anda pilih dan apa yang anda pikirkan. Dan bagaimana saya tahu bahwa pada suatu hari anda dapat mengubah pikiran anda. Tanda suatu dasar bagi kebaikan atau kebenaran atau kejujuran, anda dapat melakukan apa yang anda inginkan.”’ Itu adalah iman yang harus anda terima ketika anda membelakangi Allah dan membelakangi Tuhan kita.
Apa yang harus anda percayai ketika anda berpaling dari Juruselamat kita dan menghadapi iman seorang yang kafir? Anda harus percaya bahwa anda mampu untuk menciptakan sebuah sistem tingkah laku yang beaik di luar dari skeptikisme. Betapa sebuah keyakinan yang luar biasa!
Ketika realitas kematian datang, apa yang harus disampaikan oleh materialisme? Ketika realitas dosa muncul, apa yang disampaikan oleh agnotisme? Ketika realitas dari berbagai masalah dan kedukaan datang, apa yang dimiliki oleh orang-orang yang tidak percaya di dunia ini untuk disampaikan? Hal itu akan mengesampingkan kita, secara literal, dari pengharapan kita dan kebenaran kita serta Allah kita.
Ketika anda membelakangi Kristus dan memalingkan wajah anda kepada ketidak-percayaan, apa yang anda miliki untuk anda percayai? Anda harus percaya bahwa Alkitab ini adalah sepotong literatur yang antik dan hanya itu. Seseorang telah menulisnya pada masa lampau, bertahun-tahun yang lampu dan tidak memiliki relevansi bagi kita pada masa sekarang ini. Tidak ada perintah di dalamnya. Tidak ada personalitas yang digambarkan di dalamnya untuk mengubah hidup kita dan untuk membawa kita kepada seorang Juruselamat. Itu hanya sepotong literatur yang ditulis pada masa yang lampau.
Dan hal itu adalah sebuah pengakuan yang luar biasa di dalam menghadapi dua kebenaran yang utama. Yang pertama: Alkitab dan agama Kristen merupakan satu-satunya iman di dunia ini yang di dalamnya terdapat sesuatu yang anda sebut sebagai nubuatan. Tetapi, di dalam Alkitab itu, dari awal hingga akhir, ada nubuatan di dalamnya—hal-hal yang disampaikan Allah yang akan terjadi di masa depan.
Biarkan saya memberitahu anda sesuatu. Saya dapat memberikan sebuah formula kecil yang akan membuat anda menjadi seorang milyarder sepanjang malam. Maukah anda menjadi seorang multijutawan? Maukah menjadi seorang milyarder? Maukah anda? Oh, saudara—maukah anda?
“Ya, tentu saja. Saya saya ingin memiliki milyaran dolar.”
Saya dapat memberitahu anda bagaimana anda dapat memiliki milyaran dolar sepanjang malam. Semua hal yang harus anda untuk menjadi multimilyarder—bukan seorang multi-jutawan tetapi seorang multi-milyarder adalah hal ini—anda harus mengetahui apa yang terjadi di masa depan hanya selama tiga menit.
Hal yang harus anda lakukan adalah pergi ke seorang broker, tiga menit sebelum bursa saham di New York naik, belilah saham. Dan satu menit sebelum bursa saham itu ditutup, juallah. Hanya itu yang harus anda lakukan.
Bob, akankah anda mau melakukan hal itu? Pikirkanlah itu. Tiga menit sebelum saham naik, belilah. Dan satu menit sebelum saham itu turun, juallah.
Jadi, mengapa anda tidak melakukan hal itu? Karena tidak seorang pun yang tahu apa yang akan terjadi tiga menit mendatang dan tidak ada orang yang tahu apa yang akan terjadi satu menit mendatang.
Tetapi, Kitab ini, yang saya pegang di dalam tangan saya akan memberitahukan hal-hal yang akan terjadi ratusan tahun bahkan ribuan tahun sesudahnya. Ini adalah nafas Allah—theopneustos, seluruh Kitab Suci; theopneustos—Nafas Allah. Allah berada di dalamnya.
Tidak hanya itu, tetapi ketika saya memalingkan wajah saya dari Kristus dan melihat Kitab ini hanya sebuah potongan dari sebuah literatur yang antik, bagaimana saya dapat menilai kepribadian tentang Yesus, Tuhan? Anda harus memiliki diri Yesus untuk menciptakan Dia.
Apakah anda pernah memikirkan hal itu dalam seluruh literatur yang terdapat di dunia ini? Homer, semua karakter manusia berada di dalam Homer, Dante, semua karakter manusia berada di dalam Dante; Milton, semua karakter ada di dalam Milton; Shakespear, ada banyak karakter yang terdapat di dalam pentas itu.
Apakah seseorang pernah mendekati kepribadian dari Yesus Nasareth? Anda harus menjadi Dia untuk menciptakan Dia. Tidak ada seorang pun yang dapat mendekati Dia, dan Dia ada di dalam Alkitab. Alkitab dan Yesus saling melekat dengan erat, tidak dapat dipisahkan, saling terikat satu sama lain. Ketika saya membelakangi Tuhan, saya memalingkan wajah saya kepada kepercayaan bahwa Kitab Suci ini hanya sebuah potongan dari literatur klasik.
Hal yang terakhir: Ketika saya membelakangi Tuhan dan memalingkan wajah saya kepada ketidakpercayaan, saya harus percaya bahwa ateisme, bahwa ketidakpercayaan, dapat menciptakan sebuah kehidupan yang indah sama seperti kehidupan kekristenan, sama seperti iman Kristen.
Kita telah pernah kedatangan seorang pengunjung di sini pada hari-hari yang lampau, sebelum dia meninggal yaitu Dr. H. A. Ironside, Gembala dari Gereja Moody di Chicago. Ketika saya melihat dia di luar sana, saya mengingat sesuatu yang pernah dia lakukan. Dia berada di San Francisco, di jalanan dan berkhotbah bagi band Bala Keselamatan. Dan ketika dia berkhotbah di jalan San Francisco—kota itu penuh dengan orang-orang kafir—salah satu dari mereka menemui dia dan menyela khotbahnya dan menantang dia dalam sebuah perdebatan.
Dan Dr. Ironside membalas, “Saudaraku, saya sangat senang untuk bertemu dengan anda di sini. Di tempat ini pada jam yang sama. Kita akan berdebat tentang realitas Tuhan Allah dan kasihNya bagi kita. Saya hanya meminta satu syarat, hanya satu syarat.”
Dan Dr. Ironside, pengkhotbah Allah yang luar biasa itu berkata, “Saya sangat senang untuk berdebat dengan anda. Pada tempat yang sama dan jam yang sama. Saya akan bertemu dengan anda.
“Baiklah,” kata orang kafir itu, “Saya akan berdebat dengan anda.”
Dan Ironside berkata, “Saya ingin meminta satu hal yang harus kita lakukan. Pada waktu yang sama di tempat ini, besok saya akan membawa beserta dengan saya, seratus orang yang malang, yang telah diangkat dan diselamatkan serta dibebaskan oleh anugerah dari kasih Allah di dalam Kristus Yesus, yang telah diselamatkan oleh Dia yang telah tersalib. Saya akan berada di sini. Dan saya akan membawa seratus orang yang telah diangkat dari lubang yang gelap dan yang telah berjejak di atas karang. Saya akan berada di sini dengan seratus orang. Dan mereka akan berada di sini, berdiri di samping saya esok hari—di tempat ini, besok pada jam yang sama.
“Dan anda akan berada di sini dengan seratus orang yang telah anda angkat dan selamatkan dengan kuasa dari injil atheisme dan kekafiran. Bawalah mereka. Dan kita akan bertemu di tempat ini pada jam yang sama.”
Di mana anda akan menemukan seratus orang di dunia yang tenggelam di dalam dosa serta rusak total, telah diselamatkan oleh injil kekafiran dan atheisme? Di mana anda akan menemukan hal itu?
Apakah anda pernah mendengar sebuah himne atau sebuah nyanyian pujian dari orang-orang yang tidak percaya? Apakah anda pernah mendengar suatu jenis literatur yang memuji keyakinan orang yang kafir? Tetapi, dengan kata lain, pikirkan tentang literatur dan pikirkan tentang musik yang meninggikan Tuhan kita Yesus.
Ketika saya masih muda, pada masa itu ada sekitar 450.000 nyanyian tentang Yesus. Saya berharap sejak saat itu akan ada 1.000.000 lagu yang memuji Tuhan Yesus.
Jika anda berpaling dari Tuhan dan memalingkan wajah anda di dalam ketidakpercayaan kepada kekafiran dan atheisme, siapa yang akan menyajikannya ke dalam dunia ini sebuah kehidupan yang indah? Doktrin dan kepercayaan ateisme diekspresikan dalam Komunisme. Itu adalah doktrin dari orang-orang yang tidak percaya, yang menolak Allah: Komunisme.
Siapa yang mendirikannya? Salah satu karakter yang paling tercela yang pernah merangkak keluar dari selokan ke dalam sejarah manusia: Karl Marx. Karl Marx memiliki sebuah keluaraga yang besar. Dan dia membiarkan setiap orang dari anak-anaknya kelaparan hingga mati—setiap orang dari mereka.
Dan muridnya yang paling terkemuka adalah Nicolai Lenin. Jika anda pergi ke Moskow pada hari ini, di sana di depan tembok Kremlin adalah makam Lenin. Dan anda dapat menuju makan itu dari berbagi jalan, dan ketika anda berjalan, anda akan melihat jenazah dari Nicolai Lenin. Dia meninggal pada usia 54 tahun karena penyakit yang mengerikan yang disebut dengan sifilis.
Dapatkah anda membayangkan kontras antara seorang Karl Marx, seseorang yang menyaksikan anak-anaknya kelaparan hingga mati dan Nicolai Lenin, yang mati karena sifilis?
Dapatkah anda membandingkan mereka? Semoga Allah memafkan saya atas kata-kata ini. Dapatlkah anda membandingkan—mahluk dari selokan ini—dapatkah anda membandingkan mereka dengan Tuhan Yesus yang penuh kasih dan luar biasa? Dapatkah anda membandingkan mereka dengan rasul-rasul kudus? Membandingkan mereka dengan Yohanes?
Allah Mahabesar, bagaimana seseorang yang memiliki sebuah penilaian—seseorang yang dapat berpikir—bagaimana mungkin seseorang membelakangi Yesus dan memalingkan wajahnya kepada orang-orang kafir?
"Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal;
Dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Kristus Anak Allah yang hidup.
Jadi, saya menerima Tuhan. Seperti Petrus, saya tinggal bersama dengan Dia. Lalu apa?
Ah, kekayaan dari iman kepada Yesus. Dia memberitahukan kepada saya tentang BapaNya, Allah, yang merupakan Bapa kita di sorga, semua kemampuan kemahakuasaan Tuhan juga termasuk di dalam penerimaan kita. Allah adalah Bapa kita, kita adalah anak-anakNya dan Dia peduli terhadap kita
Dan ketika saya menerima iman dari Yesus Tuhan kita, Dia membawa realitas Allah yang Mahabesar kepada kita. “Barangsiapa yang telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa,” kataNya.
Dalam Kolose disebutkan bahwa Dia adalah gambar dari Allah yang tidak kelihatan—Allah di dalam daging. Di dalam Yohanes pasal dua belas, Dia adalah malaikat Mahahadir, Yehova, Yesus yang ada di Alkitab. Di dalam Yohanes pasal pertama, Dia adalah sang logos dari semua kekekalan.
Sukar bagi saya untuk dapat memahami suatu hal seperti itu. Tetapi, Yang Mahakuasa, Allah yang berdaulat atas seluruh ciptaan adalah Kristus. Dan Dia mengasihi saya, Dia mengenal saya, Dia dalah sahabat saya dan Juruselamat saya.
Matahari emas,
Dan bulan perak
Dan semua bintang-bintang yang bersinar
Yang dibuat oleh
TanganNya yang penuh kuasa
Dan Dia adalah sahabatku
Ketika Dia akan datang
Bersama bunyi sangkakala
Untuk memimpin dalam garis kemenangan
Seluruh ciptaan akan bertekuk lutut di bawah kakiNya
Dan Dia adalah sahabatku.
Mungkinkah bahwa mediator yang agung ini, antara Allah dan umat manusia yang telah jatuh—dengan satu tangan menyentuh Allah dan tangan yang lain menyentuh saya, anak yang boros, seekor domba yang hilang, yang tidak kudus, dan penuh dosa—Tetapi, Di dalam kasihNya dan anugerahNya dan kematianNya yang menebus telah membayar hukuman atas kesalahan saya dan memungkinkan saya untuk kembali masuk ke dalam keluarga Allah.
Saudara yang terkasih, itulah maknanya bagi kita, ketika kita membaca Alkitab, kita menemukan bahwa Dia telah dipersembahkan karena dosa-dosa kita—Dia telah dikorbankan atas dosa-dosa kita. Dan Dia telah dibangkitkan untuk pembenaran kita.
“Pendeta, apa maksud anda dengan berkata bahwa Dia telah dibangkitkan untuk pembenaran kita?”
Dia telah mati sehingga kita menjadi selamat. Dia telah bangkit untuk menjaga kita tetap selamat, sehingga kita dapat masuk sorga.
Tuhan, Tuhan, saya telah diselamatkan ketika saya masih seorang anak kecil. Bagaimana saya dapat memiliki sebuah jaminan bahwa antara waktu ketika saya masih kecil dan sekarang saya telah menjadi seorang yang tua, saya tidak akan jatuh dalam jalan saya? Bagaimana saya tahu bahwa saya akan pasti masuk sorga?
Dia telah mati bagi dosa-dosa saya, sehingga saya menjadi selamat. Dia telah bangkit untuk pembenaran kita, sehingga saya selamat, sehingga saya tetap selamat, bahwa saya akan pergi ke sorga pada suatu hari nanti, bahwa saya kan berada di sana.
Itulah sebabnya mengapa Dia hidup. Dia adalah mediator saya dan Perantara dan Imam Besar serta Pemimpin di sorga. Itulah makna dari: “Dia telah dibangkitkan untuk pembenaran kita.”
“Kita tidak memiliki seorang Imam Besar,” seperti yang disampaikan oleh kitab Ibrani,
… yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.
Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.
Dia adalah Tuhan kita yang hidup. Dia hidup dan mendengarkan umatNya ketika mereka berdoa. Dan Dia menolong kita sepanjang pengembaraan kita.
Tidak seorang pun tetapi Dia dapat merasakan hati yang hancur. Tidak seorang pun tetapi Dia dapat menjadi obat bagi hati nurani yang kejam. Tidak ada seorang pun tetapi Dia dapat membawa balsam bagi jiwa yang menderita. Tidak ada seorang pun tetapi Dia dapat menjadi sebuah bantal bagi yang sekarat. Tidak ada seorang pun tetapi Dia dapat menjadi sebuah cahaya bagi kuburan yang gelap.
Dia adalah Yesus. Dan ketika saya mengangkat hati saya kepadaNya, itu adalah jaminan yang Dia bawa kepada saya. Dia hidup untuk membenarkan saya, bahwa saya benar di dalam pandangan Allah, bahwa saya tetap selamat masuk ke dalam sorga pada suatu hari nanti.
O Allah yang luar biasa dan penuh berkat? Dia memberikan kita hidup yang kekal. Kita semua merupakan warga negara dari dua dunia yang berbeda—sebuah dunia yang akan datang dan sebuah dunia yang sekarang kita tinggali. Dan di dalam kedua dunia itu, keduanya dipenuhi dengan berbagai jenis resiko. Hidup ini, setiap hari, setiap waktu, suatu tragedi dapat menimpa setiap orang dari kita.
Kita tinggal dalam jenis dunia yang seperti itu. Anda sangat sensitif. Hal itu belum berlangsung lama tetapi sepuluh hari yang lalu atau kurang dari sepuluh hari yang lalu ketika tragedi itu datang—pikirkan kedukaan dari keluarga gereja Baptis itu: 10 dari anak-anak mereka hanyut seperti itu. Kita tinggal dalam dunia yang seperti itu.
Allah yang agung yang berada di sorga, seperti sapuan badai, masalah-masalah datang sepanjang hidup kita! Disamping itu, usia tua dan rasa sakit serta kematian adalah hal yang tidak dapat dielakkan, tidak hanya di dalam dunia ini tetapi juga di dunia yang akan datang: “Dan sama seperti manusia ditetapkan hanya untuk mati sekali saja, dan sesudah itu dihakimi.”
Allah yang agung, apa yang akan terjadi kepada saya, ketika saya berdiri di depan pengadilan dari Allah yang Mahatinggi? Yesus adalah sahabat saya. Dia berdiri di depan gerbang kehidupan ini. Dan Dia berkata, “Marilah semua yang letih lesu dan yang berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.”
Dan Dia berdiri di depan gerbang kehidupan yang akan datang. Dia berkata, “Akulah alpha dan omega, yang pertama dan yang terkemudian, yang awal dan yang akhir. Dan aku telah memegang semua kunci dari neraka dan dari amut.” Dia adalah sahabatku dan Juruselamatku.
Mungkikan itu terjadi? Mungkinkah itu terjadi? Sorga adalah rumah BapaNya dan kematian berarti pulang ke rumah. Itulah Tuhan kita. Dan ketika saya menerima Dia, semua kekayaan dari anugerahNya akan diberikan kepada saya.
Dia melihat kita melalui itu. Dia berdiri bersama dengan kita. Dia akan menjadi mediator kita yang agung dan Pengantara kita sampai selama-lamanya. Amin.
Dan itu adalah seruan kami bagi hati anda pada jam yang kudus dan khidmat ini: “Pendeta, hari ini saya membuka hati saya bagi Tuhan Yesus dan di sini saya berdiri.” Sebuah keluarga dari anda, datanglah ke dalam persekutuan dari jemaat yang terkasih ini: “Pendeta, Allah telah berbicara kepada kami dan kami datang.”
Jawablah panggilan Roh bagi hari anda, sebagaimana Allah akan membuat sebuah seruan, sebagaimana Roh akan menekannya di dalam jiwa anda dan hidup anda. Jawablah. “Pendeta, hari ini adalah waktu Allah bagi saya, dan ini saya datang.”
Sekarang, bolehkah kita berdoa?
Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.